Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

PART XV



Malam Indah di langit Marros


“Halo…”

“ya Halo

“assalamualaikum sayang….”

“walaikumsalam….”

“ udah makan siang?”

“udah sih…..”

“ngga yakin ah….”

“udah beneran…..”

“oke….”

Lalu

“jam berapa nanti jalan?”

“hmmmm…. Jam 6an lah…”

“ya sudah…. Acaranya sih selesai maghrib….”

“oke….”

“jumpa disana yah….”

“oke….”

“bawa mobil kan?”

“iya….”

“pulang aku bareng yah….”

“oke boleh….”

Rani mengingatkan Aslan bahwa nanti malam acara di rumah orangtuanya di Marros. Alamat dan lokasinya pun sudah dishare oleh Rani.

Pukul 17.05

Aslan masih duduk di kursinya, dan whatsapp dari Rani sudah mengingatkan dia untuk jalan tepat waktu.

Dia memilih untuk pulang dulu, dan mandi serta bersiap untuk jalan ke Maros nanti selepas maghrib.

Selesai menjalankan sholat maghrib, Aslan sempat masuk ke ruang kerjanya yang terletak di sebelah kamarnya. Dia membuka laci besar di bawah mejanya. Sebuah foto besar ukuran 10 R, yang selama ini dia simpan di dalam laci itu.

Matanya nanar melihat foto indah dengan latar belakang Jembatan Teluk Kendari. Foto Fia yang sedang bersandar di bahunya, berdiri dan menatap ke arah kamera. Foto yang usianya sudah mau 4 tahun usianya

Bunda…….

Tanpa terasa air matanya menetes di sudut matanya

Maafin aku Bunda

Aku sudah gagal selama ini jaga cinta kita…….

Hening sejenak dan diam sambil menyandarkan badannya di kursi kerjanya, tangannya mendekat foto istrinya kedalam dadanya.

Meski sudah berpulang 3 tahun lalu, dia masih sulit melupakan semua kenangan tentang Fia. Semua impian dan harapannya selama ini, bahkan selalu isi blognya masih sering dikunjungi oleh Aslan dan membaca semua tulisannya, yang banyak bercerita keagungan cinta Aslan buat dirinya.

Aslan merasa sangat berdosa atas semua itu

Abang harus melanjutkan hidup, Nak…… pesan Mamanya

Kamu harus move on, Bang….. pesan Umi Anissah

Tapi bagaimana?? Dengan siapa??

Dia tahu bagaimana pun dia pria normal yang banyak dosa dan salah. Celahnya juga dengan mudah disusupi oleh nafsu duniawi, sampai akibatnya tidak mampunya dia memanage perasaan dan keinginannya hingga dia harus kebablasan meniduri calon istri orang.

Ini bukan aku sebenarnya…. Hatinya sibuk berperang dengan diri sendiri ……

Lalu

Ponselnya bergetar

Udah dirumah?

Adiba mengirimkan whatsapp

Iya Ka, maaf tadi lupa bilang kalau sudah mau pulang

It’s OK. Share kamu mau ditransfer kemana?


Aslan diingatkan bahwa setiap 3 bulan sekali semua share atau pembagian keuntungan dan juga fee marketing untuk setiap orderan masuk, dia suka menerimanya juga.

Ke rekening biasa saja Ka

OK

SPP anak-anak nanti biar aku yang transfer


Kebiasaan yang aneh sebetulnya. Bukan papinya atau maminya, tapi Aslan yang membayarkan SPP anak-anak. Ini terjadi semenjak Arvind masuk kelas 1 tahun lalu. Arvind dan Ravi akhirnya semua mendaftarkan nama Aslan sebagai wali mereka. Sehingga semua informasi dan tagihan masuk ke nomor Aslan.

Kerana merasa sudah jadi bagian keluarga besar, Adiba pun mendiamkan semuanya itu. Toh Aslan juga punya share di perusahaan mereka, dan dia juga sudah bagian dari keluarga Jafar, sehingga meski di mata orang lain aneh, di mata keluarga malah itu biasa saja.



***************************

Selesai maghrib, Aslan pun bergegas untuk segera jalan ke Marros.

Jeep Compass miliknya yang di take over dari Yahya, melaju dengan lancarnya di jalan raya. Barusan dia membalas whatsapp Rani bahwa di sudah dalam perjalanan. Dia juga sempat menelepon Adiba yang masih dikantor barusan.

Pikirannya kini entah mengembara kemana lantunannya……

Kepergian Nafia memang membuat dia jadi sosok pria yang berbeda kini. Dulunya hidup dia hanya untuk Fia, semua hanya buat Fia dan Fia selalu ada dalam dirinya. Namun kini semua berubah setelah sekian lama dia mencoba bertahan dengan kenangannya yang indah bersama Nafia.

Sebuah kehormatan bagiku untuk bisa mencintaimu, Bunda

Sebuah kedahsyatan cinta bagiku untuk bisa bersamamu

Dan sebuah impian terindah yang jadi nyata saat aku menikahimu

Namun semua itu kini pudar dengan bertambahnya jalan yang harus dia tempuh dan jalani. Jalan terjal, penuh nuansa baru yang membuat dia harus memaklumi akan adanya kodrat dia sebagai pria yang harus dia jalani, yang akhirnya harus mulai dia kikis sebuah keabadian hidup hanya untuk seorang Nafia.

Dia sadar bagaimana keluarga mendiang yang mencoba menjodoh jodohkan dirinya dengan Adiba. Dia juga tahu bagaimana anak-anak itu demikian lengket dengannya, dan dia juga sulit untuk tidak bisa tidak harus bersama dengan kedua anak Adiba, yang dia sendiri pun sangat cintai kedua anak itu.

Rasanya sehari tidak mendengar suara Arvind, hidupnya bagai ada yang kurang. Atau belum ada whatsapp dari Ravi, dia bagaikan seorang ayah yang bingung dan wajib tahu dimana anaknya dan sedang apa mereka. Tanpa dia sadari bahwa bangunan hubungan seperti ini membuat dia terikat dengan mereka, dan membawanya ke situasi yang sulit saat dia nanti hendak menghadirkan sosok yang lain untuk dirinya, karena harus bisa berkompromi dengan anak-anak itu, jika tidak maka pasti akan banyak perasaan yang dia korbankan, dan mengorbankan hati anak-anak seperti Arvind dan Ravi, rasanya sulit bagi Aslan.

Namun tentu bukan itu yang jadi alasan kemudian semua candaan dan ledekan setengah gurauan tapi terlihat serius harus dia tanggapi juga. Dia tidak ingin hanya karena anak, lalu dia harus mengorbankan sesuatu yang namanya perasaan cinta untuk dibangun di tengah sebuah kesungkanan.

Ah sudahlah…… shit…. itu tidak akan terjadi

Tapi, Hei Boss… lihatlah sedikit mungkin…. bisik hatinya

Adiba memang seorang janda. Tapi dia bukan janda sembarangan.

Aslan tersenyum dalam hatinya

Kecantikannnya yang terlihat tegas, sering mengintimidasi orang dengan ucapannya dan cara dia menggiring orang lain untuk setuju dengan dirinya, menjadi ciri khas Adiba yang jauh berbeda dengan Nafia yang lemah lembut dan selalu punya senyum kepada setiap orang.

Dia juga selalu punya planning dan sangat terukur, cepat belajarnya, dan sangat ambisius dalam bekerja.

Namun belakangan semenjak mereka sering bersama dengan anak-anak, Aslan bisa melihat ada sinar keibuannya, rasa lembut wanitanya yang sering timbul disaat tertentu dimana dia seperti menyandarkan itu ke Aslan untuk bergerak dan menuntunnya, termasuk masalah anak.

Shit…. it’s not gonna happen…..

Pesona Adiba yang cantik, seksi dan punya fisik yang bagaikan Aphrodite yang usianya menua, tapi fisiknya bagaikan wanita yang belum pernah melahirkan anak. Dada indahnya yang di gym bergoyang, kulit indahnya, dan wajahnya yang selalu terawat, sulit dibantah jika Adiba memang wanita yang menawan.

Tapi sulit juga dia menafikan bahwa dia seperti menganggap jika Adiba bagaikan kakak buat dia. Meski sering dia suka terbayang ada sosok wajah Fia yang suka muncul saat dia menatap wajah Adiba, karena memang ada banyak kemiripan diantara kedua akak beradik itu.

How about Lingga Maharani??

Aslan makin puyeng dibuatnya. Dia seperti masih sulit jika ditanyakan bagaimana perasaannya dengan wanita ini. Entah apa yang dia rasakan hingga dia akhirnya saat ini malah menginjak gas dan mengarahkan mobilnya ke rumah Rani, yang tentu akan membuat banyak pertanyaan timbul kelak.

Cantik? Banget……

Pintar? She’s great ones

Seksi? Dia kelas model pun masuk

Available? Hari ini dilamar sepertinya dia siap

Namun entah kenapa Aslan amsih ragu dengan perasaannya ke Rani. Meski Rani sangat baik dan selalu ada untuk dirinya, bahkan sering permissible sekali untuk wanita secantik dan sehebat dirinya, untuk memaklumi sebuah aras ayang masih belum jelas dari Aslan

Yang, udah nyampe mana?

Whatsapp dari Rani

2 mnt lagi

OK


Gerbang besar dan terlihat ada beberapa pria berpakaian hansip nampak diperbantukan untuk menjaga acara tersebut. Aslan lalu masuk ke dalam rumah yang mirip sebuah villa tepatnya, dengan halaman parkir yang luas.

Ayahnya seorang Kadis, dan ibunya adalah anak dari seorang tuan tanah di Marros dan punya usaha sebagai supplier beras di kawasan Sulsel, rasanya wajar saja jika punya rumah sebesar ini.

Setelah diarahkan untuk parkir paralel, Aslan lalu turun dari mobilnya. Sebuah bunga besar yang dipesan atas nama Delta Serasi nampak berbaris di depan bersamaan dengan karangan bunga dari pejabat teras provinsi dan banyak pengusaha lain.

“sayang…..” suara renyah menyapanya

Balutan brokat terusan warna abu-abu muda, dengan kerudung warna senada membalutnya, emmbuat senyuman wanita itu terlihat makin menawan

“hi…..”

“ kok bengong gitu?” sapa Rani

“ngga….”

“kenapa? Ada salah baju aku…”

“ngga nga…. cantik kok….” sinar kagum di mata Aslan

“beneran?” girang sekali dia

“yup….”

Rani senang bukan main, dia memang spesial hari ini ingin tampil berbeda di mata Aslan, dan mendengar pujian itu dia bangga sekali.

“yuk……”

Dia lalu merangkul Aslan, dan mencium pipi kiri dan kanan

“udah ditunggu….”

“ama siapa?”

“keluarga lah….”

Asalan kaget

“malu ah….”

“udah pada balik sebagian sih…. yuk….”

Rani menggandeng tangan Aslan, dan mereka berjalan masuk ke dalam rumah dimana acara utama berlansung.

“pah…..” panggil Rani ke ayahnya yangs edang berbincang dengan beberapa orang tamu

“ kenalin ini Aslan….”

Aslan lalu menjabat tangannya ayahnya Rani, dia mencium tangan orangtua itu

“aslan, Pak….”

“oh oke….. baru datang?”

“iya Pak, dari kantor tadi pulang dulu…..”

“oke… makan lah…”

Dia lalu menyalami beberapa tamu dari ayahnya Rani sebelum ditarik Rani ke dalam

“mama di dalam….” ajaknya lagi

“ rame banget…”

“relasi ayah, sayang…”

Lalu

“Mama…..”

“hey……” langsung pada heboh di belakang karena selain mamanya, banyak saudara-saudara Rani juga pada ngumpul di belakang

“Aslan, Bu…..”

“oh iya… apa kabar nak..?”

Ibunya lebih modern dibanding bapaknya. Selesai Aslan mencium tangannya, dia mencium pipi Aslan.

“makan Nak…..”

“oh ini…..”

Suara langsung ribut di belakang menggoda Rani

“ganteng nya…. macam cowo korea…..”

“foto dong……” sepupunya pada ribut melihat Aslan datang

Rani hanya tersenyum geli melihat tingkah para sepupu dan tante-tantenya

Lalu

“udah udah, kasian nak Aslan baru datang sudah kalian kerubungin…..” lerai Mamanya Rani “makan dulu Nak….”

“Iya Bu…”

Rani langsung mengajak Aslan makan

“heboh mereka…”

Aslan tertawa kecil

“jangan kapok yah….”

Rani mengambil piring untuk Aslan

“biar aku aja….”

“ngga apa-apa…. masa ngga boleh aku melayani kamu?” tanya Rani

Aslan hanya tersenyum

Sementara itu

“ih, gantengnya itu cowo nya Rani….” ujar salah satu tantenya dengan logat makasar yang kental

“ sudah tampan, direktur juga itu….”

Neneknya Rani menghampiri ibunya

“itumi pacarnya Rani?”

Ibunya tersenyum

“lagi dekat saja…..”

“ gantengnya…..”

Rani menghampiri Aslan yang sedang duduk makan

“belum makan juga?” tanya Aslan melihat Rani ikut makan meski hanya sedikit

“iya…. kan menunggu dirimu….”

Sambil makan mereka berbincang kecil, dan adegan mereka menjadi tontonan keluarga dan hadirin yang masih ada di acara tersebut. Maklum Rani adalah anak pejabat yang cantik, punya karir bagus, sehingga menjadi primadona di keluarganya, dan hari ini ada pria yang datang tentu saja menjadi pusat perhatian keluarga.

“bagaimana bisnis, Nak?” tanya ayahnya setelah sebagian tamu sudah pada pulang

“alhamdulillah baik, Pak….. berjalan seperti biasanya…..”

“Fitri jadi apa disana? Komisaris?”

Aslan kaget

“oh iya, Bu…. beliau dan Pak Yahya, dan Pak Husein jadi komisari kita….”

“husein mana?” tanya ibunya

“Husein ex Pangdam Patimurra?”tanya ayahnya

“iya Pak…”

“oh……”

Terdengar lalu ibunya bicara dengan saudara-saudara dengan bahasa Makasar yang Aslan tidak mengerti

“tinggal dimana nak Aslan?” tanya ibunya

“di Biringkanaya, Bu….”

“dimananya?”

“mama…..” tegur Rani

“ih ngga apa-apa nanya, kali aja mama ke sana kan bisa mampir….”

Semua tertawa mendengar kata-kata mamanya Rani

“di Summarecon Bu….”

“oh…. si Yunus sodara disana juga…. cluster apa?”

“saya di Blue Crystal…..”

“oh, Yunus di Jade….”

Mendengar dimana sang calon tinggal, tentu saja gengsi Aslan dimata keluarga Rani semakin meningkat nilainya

Perbincangan antara Aslan dengan kedua orangtua Rani pun berlanjut. Sedikit banyak mereka sudah dengar tentang Aslan dari Rani, sehingga secara umum mereka bisa bilang bahwa kualitas calon menantu mereka ini memang layak, meski posisinya sebagai duda yang ditinggal mati oleh mantan istrinya.

Sebuah foto berdua dan juga foto bersama ayah dan ibunya Rani, kemudian dimintakan ijin ke Aslan untuk diposting

“eh….. boleh aja…..”

“oke…..” Rani dengan senangnya saat dibolehin oleh Aslan

Dan segera saja foto mereka muncul di IG rani yang ikut mentag akun milik Aslan. Foto mereka berdua yang terlihat mesra karena Rani sedikit bersandar di bahu Aslan, membuat dalam sebentar saja follower yang kebanyakan teman dan saudara Rani langsung ikut berkomentar.

Rani ikut pulang bersama Aslan, saat waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 malam

“makasih yah…”

“sama-sama…”

“aku senang banget….”

Aslan tersenyum, matanya masih berkonsentrasi kedepan jalan

“ papa rencana kemana setelah pensiun?”

“oh, palingan urus bisnis sama mama…..”

“oh…”

“ditawarin ajdi caleg sih…. tapi ngga tahu deh….”

Sepertinya sudah jamak banyak pejabat yang pensiun lalu menjadi caleg partai politik tertentu. Mungkin saja ini terjadi bagi ayahnya Rani

“besok kemana?”

Aslan diam berpikir

“ngga tau… belum ada acara”

“nonton yuk…..”

“hmmmmmm……”

“apa mau ngegym bareng?”

“iya…. lihat besok lah….”

Rani tersenyum kecil

“ada planning lain?”

“ngga….”

“ya sudah…. nanti kabarin lah yah…”

“oke…..”

“ngga ke Jakarta kan?”

Aslan tertawa

“ngga lah…..”

Rani tersenyum sambil melirik ke arah Aslan

Lalu

“Makasih kata Mama…. makasih juga kata papa atas bunganya…..”Rani membaca whatsapp di ponselnya

“iya … sama-sama….”

Mobil lalu masuk ke kompleks perumahan Rani

“mau mampir?”tanya Rani sambil membereskan tasnya yang ditaruh di kursi belakang

“udah malam, nanti aja….”

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.20

“oke…..” nada agak kecewa diwajah Rani

“kalo agak sorean aku pasti mampir….”

“iya…..”

Kerudungnya sudah dibuka, sehingga rambutnya yang panjang dan hitam legam terurai indah

“makasih yah….”

“iya sama-sama…”

Rani membuka seatbelt nya

“aku ngga dipeluk?” rajuknya dikit

Aslan tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya

Dia membuka seatbeltnya, lalu berpaling ke sebelah-nya, dan tangannya segera merangkul tubuh Rani yang bersandar di kursi penumpang depan

“makasih yah….” bisik Rani di kuping Aslan

“sama-sama…..”

Kini wajah mereka bertatapan

Rani menggigit bibirnya, tangannya naik memegang wajah Aslan

Bibirnya membuka sedikit… pasrah menunggu….

Aslan terbuai sesaat dengan hembusan nafas wangi dari mulut Rani, dan pelan lalu dia merapatkan wajahnya ke wajah Rani, yang matanya terpejam, lalu dia merasakan bibir jantan itu menempel di bibirnya..

Aslan dengan lembut menyentuh bibir Rani dengan bibirnya, sejenak mereka saling berciuman

Tatapan Rani pasrah, sesaat setelah lepas ciuman mereka

Kini dengan sedikit ganas kembali bibir bereka saling bertautan. Ciuaman Aslan dengan hangat bibirnya melumat bibir mungil Rani, lidh=ah mereka saling bertukaran dan saling emndorong, lumatan dan sedikit gigitan membuat ciuman pertama mereka ini sangat indah dan membuat nafas mereka sedikit terengah engah

“sayang….” rintih Rani

Lengannya kini melingkar di leher Aslan

Aslan memeluk wanita itu sekali lagi

“makasih yah…..”

Aslan tersenyum

Kembali dia mencium bibir wanita cantik itu dengan lembut, dan badan Aslan kini setengah menindih badan Rani yang masih bersandar di kursi mobil.

Untung Aslan bisa segera tersadar bahwa mereka masih di mobil. Dengan pelan dia melepas ciuman mereka. Dia lalu mencium dahi Rani sebelum kembali duduk di jok pengemudi

“ayang ngga mau mampir?”

“ngga…. next time aja…” aslan masih bisa menguasai dirinya

“oke deh….”agak sedikit kecewa nada suara Rani

Rani kembali memeluk Aslan

“aku turun yah….”

“oke….”

“ayang hati-hati dijalan….. wa aku kalo udah nyampe rumah…”

“oke….”

“bye….”

“Bye….”

Rani masuk ke rumah setelah mobil Aslan melaju meninggalkan dia. Da sangat bahagia malam ini, meski Aslan masih belum terlihat sepenuh hati, dan belum mau mampir ke rumahnya, namun dia sangat senang sekali, karena bisa mengenalkan Aslan ke orangtuanya, dan barusan mereka baru saja mengadakan sesuatu ritual indah yaitu first kiss.

Dada Rani masih berdebar debar.

Dia hampir lupa diri barusan.

Sungguh indah ciuman dengan pria yang benar-benar dicintainya

Untung tadi di mobil. Bagaimana jika di kamar dan hanya mereka berdua? Rani tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Meski bagi dirinya jika itu terjadi pun dia sudah sangat siap dengan Aslan, karena memang pria ini yang membuat dia mabuk kepayang dan susah tidur.
 
Terakhir diubah:
Bingung kan lan mau pilih siapa?? embat aja dua2nya.. yg satu gadis sexy, yg satu Milf hot.

Tapi kalo ente pilih 1, 1 nya buat ane aja yaa??
Ayo pikirkan lan.. bingung2 dah ente lan.:pandaketawa:



Makasih updatenya suhu,, tetap semangat dan sehat selalu.:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd