Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Bimabet
Saya adalah pembaca setia karya suhu elkintong. Bahkan kalo diterbitkan jadi novel pun, saya adalah orang pertama yg beli.
Sedikit uneg2 dari saya, karakter Aslan, JEF, Eka, dan Ken sedikit memiliki kesamaan, yaitu ganteng, kaya, from zero to hero, pemimpin perusahaan, baik, digilai byk wanita. Kira2 apakah suhu akan menunjukkan tambahan sifat yg berbeda terhadap karakter Aslan ini?
#TimRani
Hamba suka banget dengan suhu punya amatan.....

it's true.... tapi tidak semuanya juga demikian.... heheheh

dari Jaman Sin Tiauw Hap Lu, To Liong To hingga ke meteor garden....
dari jaman Winter Sonata hingga World of Married.....
hampir semua punya tokoh utama yang nyaris-nyaris mirip..... Ganteng, jago silat (mumpuni secara finansial di jaman modern) dan digilai banyak wanita.... karena banyak wanita suka dengan pria yang demikian, di dunia nyata pun demikian.... hehehehe.....
itu yang hamba sebut SELLING POINT.......

Karena memang dunia menyukai Kemenangan.... bukan Kegagalan....

Back ke point karya2 Hamba.....

Mostly memang tokoh yang disebut punya kemiripan...YES banget....
namun ada banyak hal juga yang berbeda.....

say it..... Aslan misalnya.... dia berhasil dalam perjuangannya, jadi Orang lah... tapi dia hanya punya satu cinta.... yang harus dia kubur karena dia harus menghadang dunia yang datang menghampirinya dengan berjalannya waktu..... dan dia hanya manusia biasa..... karakternya serius dalam semua hal, penyayang keluarga, tapi nol pengalaman dalam memanage sebuah hubungan......

Ken misalnya.... dia sosok peragu... plin plan, cenderung takut dengan wanita.... tapi punya tekad untuk maju dalam hidup... so he got lucky menikah dengan Hana, yang memang bisa tuntun dia dan dorong dia untuk maju.... jika tidak mungkin dia akan unknown nasibnya jika dengan Mira.....

atau Eka yang cenderung bandel dan playboy.... meski ingat dengan cinta sejatinya..... itupun karena dia sadar bahwa ada anak diantara mereka... sesuatu yang secara manusiawi mungkin dia tidak akan ingat dengan Renata jika tidak ada putri diantara mereka....

so.... most likely semua memang mirip... tapi ada beberapa karakter yang unik didiri masing-masing tokoh......

last but no least.... hamba hanya penulis sambilan yang hobi menulis lah... banyak sekali kekurangan di semua karya hamba.... tentu amatan, dukungan dan kritik selalu jadi vitamin buat hamba....

memonetize karya?? belum terpikir..... heheheheh.... butuh uang jelas.... tapi belum terpikir, karena belum percaya diri dengan karya hamba yang ada....

yang jelas, syukur dan terimakasih untuk Pemilik Hidup, karena bisa berkarya, dan suhu-suhu semua suka dengan karya hamba......

dalam setiap tokoh dan alur cerita keseluruhan, hamba selalu selipkan pesan moral baik secara global di cerita itu, maupun secaar tersirat dalam setiap tulisan... hamba percaya, itu yang bisa hamba buat untuk para suhu sekalian dan forum tercinta ini.... memotivasi diir sendiri, dan memotivasi orang lain.....

Trust me.... semua nilai2 yanga ada dalam cerita, bukan hanya ntuk para pembaca saja....tapi buat Hamba selaku penulis pun jadi bahan acuan untuk refleksi diri....

this all stories all about at the end.....


thanks Suhu @raffi88


salam hormat


El Kintong
 
Saya adalah pembaca setia karya suhu elkintong. Bahkan kalo diterbitkan jadi novel pun, saya adalah orang pertama yg beli.
Sedikit uneg2 dari saya, karakter Aslan, JEF, Eka, dan Ken sedikit memiliki kesamaan, yaitu ganteng, kaya, from zero to hero, pemimpin perusahaan, baik, digilai byk wanita. Kira2 apakah suhu akan menunjukkan tambahan sifat yg berbeda terhadap karakter Aslan ini?
#TimRani
Hanya Ale sang pipa paralon, the one and only yg jadi anomali dari setiap karya cerbung suhu El ✍️
 
Ada asik juga kalo update per episode..
Nungguin nya gemetaran.. tiap jam refresh terus forum ini..
Sampe pingin nimpuk suhu @Elkintong saking gemes nya..
 
PART VIII



Mulai dari Nol lagi


3 hari kemudian

Restoran The Eatery yang terletak di Hotel Four Points Makasar


Lingga Maharani

Makanan dan beverages disini memang bisa dibilang termasuk enak dan punya kelas tersendiri. Sehingga banyak yang meski bukan pengunjung hotel pun sering ikut menikmati hidangan di restoran ini, termasuk dua orang pasangan yang sedang duduk bersama menyantap makan malam di restoran ini.

“senang deh…..” ujar sang wanita

“karena?”

“diajakin kamu ketemu…..”

Senyuman dingin seperti biasa tersungging

“bukannya kamu yang ajakin….??”

“ih…. Perasaan tadi kamu yang wa ajak dinner…” senyum agak heran muncul di bibir wanita itu

“ya kan karena kamu minta waktu mau traktir….”

“ih.. suka curang yah… ngga mau ngaku….”

Tawa pun terdengar diantara mereka berdua.

Rani patutlah senang dan bahagia malam ini, karena untuk pertama kalinya dia diajak makan malan secara khusus oleh Aslan. Selama ini mereka janjian itu lebih ke arah berdua yang ingin janjian, atau Rani yang mengajak dan meminta waktu Aslan, namun kali ini mereka berdua disini karena Aslan yang mengajak tepatnya, 2 hari setelah dia kembali dari Bali.

Ikan masak woku dan classic caesar salad menjadi menu santapan mereka malam ini

“diet?”

“keep them in place actually….. jangan sampe lewat….” Kilah Rani untuk membela apa yang dia pesan malam ini.

Dia memang sangat menjaga pola makan dan jenis makanan sehat yang masuk ke badannya. Dia juga sebagaimana sebagian besar orang yang sering bertemu orang banyak di dunia marketing, selalu mencoba menjaga agar penampilan tetap terjaga, dan fit.

“gimana penjualan?”

“basa basi?” tanya Rani balik

Aslan tersenyum

“ serius nanya…..”

“oh…. Kirain…..” dia membetulkan posisi duduknya sejenak

“bagus….” jawabnya

“oke….”

Rani merasa gemas dengan pertanyaan Aslan

“kamu standar banget yah kalo nanya?”

“masa sih?” agak tercenung Aslan mednengarnya

“iya… jualan gimana? Bisnis gimana??” mimik lucu Rani terlihat membuat Aslan tertawa

“ya trus apa yang harus aku tanya….??” Tatapan Aslan agak lama singgah ke wajah Rani

“yang lain kek…. Hatiku gimana sekarang?” Mau ajak liburan kemana kek…..”

Aslan tersenyum

“Mau ajak liburan kemana kek…..” suaranya agak pelan kini

“hahahah…..” tawa kecil muncul di bibir Aslan

Dia lalu menghela nafasnya dengan agak berat, sambil menengguk equil yang datang duluan sebelum main menu mereka terhidang di meja itu

“berat dan bingung kan?” tebak Rani lagi

Aslan tersenyum kembali

“ngga lah…. “

“ngga ada ide emang…..” agak kesal Rani

Pria itu hanya tersenyum melihat gerundelan wanita cantik itu. Dia mengerti memang Rani agak kesal dengan dirinya, yang terkesan cuek dan tidak mau tahu dengan kondisi Rani. Dia bahkan jika tidak ada WA dari Rani, hampir tidak pernah mau wa duluan, kecuali hari ini.

“trus hari ini tumben ajak aku dinner….” Kejar Rani lagi

“hmmmmmmm…..”

“tuh, bingung lagi….”

“mau ajak adu argument atau mau makan?”

Rani terdiam kali ini, sambil menyungingkan senyum kesal campur senang melihat wajah tampan didepannya.

“iya…. Mau makan….”

“nah gitu dong….”

“sebel…..”

Tertawa Aslan

“selamat makan…..”

Rani menatap agak tajam

“selamat makan siapa?”

“selamat makan, Rani…..”

“iya sayangku, Aslan…..”

Pria itu tersedak sedikit, sebelum kemudian tertawa

“ada yang marah ??”

“ngga ada……”

“apa kakak ipar marah??”

“tuh kan mulai……”

Rani sedikit banyak tahu kondisi Aslan dan keluarganya. Seringnya dia ke Jakarta atau anak-anak datang ke Makasar memang sering menyita waktu weekend Aslan, yang itupun diketahui oleh Rani. Karena merasa tidak ada beban sama sekali, maka Aslan pun cuek jika ditanya Rani terkait masalah itu, termasuk keheranan Rani dengan kedekatan dengan keponakannya, bahkan pertanyaan terkait dia dengan Adiba, yang notabene duda dan janda.

“habis aneh sih…..”

“yang aneh itu kamu mau makan tapi tetap ajak aku berargumen…..”

“iya – iya……”

Menu pesanan pun datang lengkap, dan mereka mulai makan

“I’m so happy…..”

Aslan diam sambil menganggukan kepalanya.

Pria itu mungkin tidak tahu betapa repotnya tadi Rani mematut penampilan dan nengganti beberapa baju di depan kacanya, karena ajakan malam hari ini. Dia ingin tampil berbeda dan membuat Aslan terpesona dengan dirinya malam ini.

“karena yang super sibuk bisa punya waktu…..” cetusnya lagi

Rani sendiri heran dengan dirinya, entah karena Aslan memang misterius dan tidak gampang ditangkap, atau karena pesonanya yang luarbiasa sehingga hatinya sulit untuk mengelak dari rasa suka? Atau kedua duanya? Sehingga dia jadi penasaran dan selalu berharap momen seperti ini selalu hadir dalam kesehariannya.

“ papa dan mama akan ada acara nanti…. Ulang tahun pernikahan yang ke 35 tahun, sekaligus acara perpisahan papa memasuki masa pensiun……”

“oke…. Dimana?”

“di rumah papa dan mama lah……”

“ di Marros?”

“yup…”

“ ngga terasa yah….”

Signal dari Rani sepertinya belum ditangkap oleh Aslan

“ aku bilang dari jauh hari…. Supaya jadwal bapak Aslan yang super sibuk itu, bisa dikosongkan di hari tersebut…..”

Aslan kaget. Dia seperti melihat ada yang berbeda dengan informasi yang disampaikan barusan oleh Rani. Sesuatu yang lebih dari sekedar mengundangnya

“aku diundang?”

“diwajibkan tepatnya untuk hadir…..” tandas Rani

“oleh siapa?”

“oleh anaknya…..”

Senyuman Rani jadi tertawaan Aslan

“I am serious, Aslan….”

Aslan seketika terdiam dan terpekur sambil menatap makanan di mejanya yang sudah setengah pindah ke dalam perut

“ aku akan pikirkan yah…. Sambil lihat waktu nanti….”

Rani agak sedikit pudar senyumannya

“sepertinya Mas Aslan bilang No…..”

Aslan tertawa

“jangan suka ambil kesimpulan sendiri

“ kalo gitu aku minta ketegasan…. Bukan kesimpulan…..”

Diam sesaat

“susah kan?”

Akhirnya

“iya…. Aku akan datang…..”

Rani kini tersenyum manis

“senangnya……”

Tangannya dia menepuk nepuk tangan Aslan.

“papa dan mamah pasti senang kalau kamu datang…..”

Aslan kaget

“kok bisa nebak begitu?”

Rani tersenyum

“rekaman berita di youtube dan majalah Minning kan dilihat ama Mama dan Papa…..” sambil mengaduk saladnya yang sudah mau habis “ mereka makanya pengen ketemu…..”

Gumanan dan rasa sedikit mengganjal di hati Aslan mendengarnya

“ aku suka malu kadang dengan penilaian orang yang kalau aku bilang suka berlebihan….”

“ngga dong….”

Rani kembali menatapnya dengan mesra

“suka ngga sadar kan kalo kamu itu hebat….”

Aslan tertawa kecil

“ kamu sebenarnya banyak menginspirasi orang…..” kali ini serius kata-kata Rani

“ ngga banyak orang seperti kamu….. dari bawah, dan kemudian bisa naik sampe on top seperti ini…. Diganjar banyak penghargaan… semua kan kerja keras kamu….”

“ngga lah… itu kerja tim…” kilah Aslan merendah

“pastinya…. Tapi kamu pemicunya… itu yang selalu kamu ngga sadari… tapi dampak ke banyak orang….”

Aslan tersenyum

“termasuk aku…. Aku termotivasi sekali dengan apa yang kamu capai saat ini……”

Meski senang dalam hatinya mendengar itu, namun Aslan bukan pria yang gampang terlena dengan pujian orang. Dia sosok yang suka menyendiri, apalagi semenjak kepergian mendiang, rasa sunyi dan kerja dalam senyap jadi salah satu hal yang di akrabi selama ini.

“most of my achievement recently…. Karena aku banyak melihat dari kamu….”

Aslan meski sering mendengar celotehan itu dari Rani, namum malam ini agak sedikit berbeda dari nada bicara Rani.

“aku ngga bawa mobil lho……” ujar Rani sambil mereka berkemas untuk keluar dari restoran.

“it’s ok… aku antarin balik nanti….” Ujar Aslan

“asyik…..”

Rani sangat bahagia mendengarnya.

Kini sambil jalan, Rani tanpa sungkan meminta Aslan menggandeng tangannya. Dan sambil berjalan ke lobby hotel, lalu ke arah parkiran dua insan itu saling bergandengan tangan. Bagi Aslan momen ini sedikit aneh, karena dia sungguh tidak enak menolak saat tangan Rani meraih tangannya.

“makasih traktirannya yah…. Harusnya kan aku yang traktir….” Senyum lebar Rani terbentang sambil mereka berjalan berdua.

“it’s Oke… next time kamu yang traktir….” Ujar Aslan sambil membuka pintu mobilnya.

Sepanjang jalan di mobil pun Rani sangat senang sekali, sesekali dia menengok ke arah Aslan, atau sekedar menepuk pundak pria tampan itu, bagi dia kemesraan ini merupakan pintu masuk untuk ke ruangan yang lebih intim lagi diantara mereka.

Perjalanan membelah kota Makasar ditempuh hampir 10 km yang dicapai dalam waktu 35 menit, akhirnya mobil Aslan masuk ke dalam perumahan cluster yang ditempati oleh Rani.

“mau mampir?”

Rani menawarkan ke Aslan, saat tiba di kediamannya yang juga belum lama dia tempati, di Kawasan Bukit Baruga.

“next time yah…..” elak Aslan dengan sopan

Rani hanya terdiam

“oke……”

Aslan sempat keluar dari mobil, menghormati Rani yang akan masuk ke dalam rumahnya.

“makasih yah untuk dinnernya…..”

“aku yang makasih…. Harusnya aku yang traktir malah kebalik….”

Aslan tersenyum

“ aku pamit yah….”

Rani diam, lalu meraih tangan Aslan dan mencium pipi kiri dan kanan Aslan, sebelum akhirnya dia memeluk pria tampan itu dalam pelukannya.

“ makasih untuk malam ini…..”

Aslan kaget mendapat pelukan erat dari wanita ini. Dia lalu menepuk lembut punggungnya Rani, meski perumahan ini mewah dan terkesan cuek para tetangganya, namun tetap saja Aslan menjaga agar tidak ada timbul gossip yang aneh-aneh melihat mereka berpelukan di pinggir jalan meski didepan rumah Rani.



*************************************



Airmata Aslan meleleh di pipinya.

Selesai sholat isya di rumahnya, setelah mengantar Rani, dia kembali ke rumahnya dan menunaikan sholat isya di ruangan belakang yang disulapnya menjadi mushola. Pembantunya yang pulang pergi setiap hari, sudah balik dari jam 3 sore sehingga malam hari hingga pagi dia berangkat, selalu saja dia sendirian di rumah yang termasuk mewah ini.

Maafin aku, Bunda…..

Aku gagal menjaganya….

Aku sudah melakukan kesalahan fatal……

Entah kenapa dia merasa sangat bersalah karena sudah melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan selama hidupnya dia, yaitu meniduri wanita lain selain mendiang istrinya. 3 tahun lebih dia mampu menjaga semua itu, namun kali ini dia harus tersandung oleh sebuah keputusan yang menurutnya konyol, tapi efeknya kemana mana.

Selain merasa bersalah ke istrinya, Aslan pun merasa menjadi aneh dengan dirinya sendiri yang tidak mampu menjaga kesetiaannya kepada istrinya. Dia merasa berdosa sekali karena sudah meniduri Endah, yang sebentar lagi jadi milik orang.

Setelah berdiam sedikit lama, Aslan pun bangkit dan berjalan balkon kamarnya yang menghadap ke taman belakang. Sambil memegang sebotol air mineral yang dia suka konsumsi, dia melihat ke arah taman belakangnya yang asri karena banyak tumbuhan yang terpelihara dan terjaga keasriannya.

kali ini dia pasrahkan ke gardener untuk dirapihkan, dan dia hanya meminta penataan yang lebih lebih indah dan instaramable saja dibanding sebelumnya. Tempat dimana dia sering menghabiskan waktu selesai sholat isya setiba dirumah sekedar diam dan berefleksi sesaat untuk beberapa menit.

Mungkin jika Fia masih ada, dia tidak akan seperti ini

Mungkin kita akan bahagia, dan sudah punya setidaknya 2 anak saat ini….

Mungkin kita akan sholat berjamaah seperti imam dan makmum

Ah…. Semua impian yang dulu dia rintis harus dia kubur bersama mendiang Nafia….

Harusnya Bunda Fia ada disini saat ini, melihat keberhasilan dan capaian yang dia gapai selama ini.

Ah, entah apa yang membuat dia harus merasakan betapa mengganjalnya rasa seperti ini

Aslan kuatir dengan Endah sebetulnya. Dia merasa sudah jadi pria yang jahat, karena mengambil sesuatu yang bukan haknya dia. Sesuatu yang harusnya Enda serahkan untuk suaminya di malam pernikahan mereka.

Dia masih terbayang bagaiman mereka berlumur birahi beberapa hari lalu di Bali. Aslan menghitung selama mereka di Bali, ada 5 kali mereka bercinta. Sore harinya, malam hari setelah isya, dan menjelang mereka tidur. Lalu keesokan harinya setelah sarapan pagi dan selesai mandi bersama, hingga kemudian mereka kembali bercinta menjelang cek out, saat Endah sudah berpakaian lengkap, yang harus dibuka kembali hanya untuk menuntaskan keinginan bercinta mereka.

Apa yang terjadi jika kepeleset waktu itu??

Apa yang terjadi kalau sampai Endah hamil, dan suaminya yang harus menanggung resiko itu??

Lalu dimana tangung jawabnya sebagai laki-laki, bukannya melindungi wanita malah menikmati wanita yang menyukainya.

It was not you, Aslan…..

Laki-laki yang bertanggungjawab, menantu idaman, anak mama yang luar biasa…. Sederet pujian yang dialamatkan kepadanya bagaikan tertiup angin seketika dirasakan oleh Aslan, saat dia sadar bahwa perbuatannya meniduri Endah, sudah terlewat batas kewajaran.

“I Love you, abang……” bisik Endah saat dia memeluk Aslan di bandara, yang mereka harus berpisah Endah ke Jakarta dan dia ke Makasar.

“ aku akan selalu ingat kenangan indah kita ini……”

Bisikan, airmata dan tatapan wanita itu, bagaikan masih terngiang di pelupuk mata Aslan. Tatapan mata yang penuh harap, penuh cinta dan juga menyimpan banyak rahasia antara dirinya dan Aslan, yang mungkin tidak akan terulang kembali nanti.

Rasa bersalah yang sama juga saat dia merasa seperti membohongi wanita lain seperti Rani.

Lingga Maharani…… bisiknya untuk sebuah nama….

Wanita itu bisa dirasakan betapa bahagianya saat tadi jalan bersamanya, ada riak senang dan nuansa bahagia yang tdiak bisa dia sembunyikan, bahkan terang-terangan dia sangat menikmati kebersamaan mereka berdua, dengan berjalan di loby hotel hingga parkiran, dan selama dalam perjalanan, dia seperti memperlakukan Aslan sebagai kekasihnya, yang semburat wajahnya terlihat sekali aura bahagianya dengan tanda awal ajakan dari Aslan.

Perjalanan berdua kemana mana sebenarnya sudah sering etrjadi. Namun ajakan pribadi dari Aslan ini yang sedikit berbeda, karena secara langsung dia mengajak Rani bertemu, dan ini ditangkap berbeda oleh Rani, karena selama ini Rani yang sering mengajak Aslan, atau tanpa disengaja mereka lalu bertemu, dan baru kali ini Aslan yang memintanya.



**************************************

Ponselnya yang ditinggalkan selama kurang lebih 2 jam ditinggal sholat dan menikmati waktunya sendiri, kemudian dicek olehnya. Ada beberapa whatsapp dari Rani, adiknya Linda, dan juga dari anak-anak di Bekasi.

Whatsapp grup dari kerjaan jangan ditanya lagi.

Aku baru saja selesai sholat. Thanks for today juga

Balasan WA nya ke Rani

Ada WA juga dari Endah, yang melaporkan bahwa dia baru tiba di rumah karena seharian diajak jalan untuk persiapan pernikahan oleh calon suaminya.

Lalu terakhir ada 2 miss call video call dari Adiba

Karena melihat ada telpon sampai dua kali, Aslan lalu berinisiatif menelpon balik karena meski sudah jam 10 malam lewat, dia melihat masih online whatsapp nya Adiba

Berbunyi beberapa kali, dan akhirnya diangkat

“Hai….”

“halo Ka…..”

Sepertinya dia sedang di mobil

“masih dijalan….”

“oh oke….”

“nanti aja di rumah kalo gitu…”

“it’s OK…..”

Terdengar suara asing disampingnya

“aslan…..” suara Adiba seperti menerangkan nama Aslan ke orang yang disampingnya

“ dari mana Ka?”

“ini mau balik rumah, tadi dari kantor mampir makan dulu…..”

“oh oke…”

“tadi anak-anak nanya, karena di wa ngga dibalas dari sore…. Maklum ayah mereka kalo sudah di Makasar sudah hilang…. Makanya aku video call tadi ”

Aslan tersenyum mendengar alasan Adiba

Tiba-tiba kamera diarahkan ke pria disampingnya

“hai Bro…..”

Aslan kaget, dia baru kali ini lihat pria itu

“iya Bang…. ..”

“aslan… ini Hardian…. Hardian, ini Aslan….” Adiba meperkenalkan mereka masing-masing yang disambut oleh Aslan dengan lambaian tangan.

Finally Adiba mulai membuka hati juga.

Perbincangan lalu berlangsung tidak begitu lama, karena Aslan kurang begitu nyaman berbicara dengan Adiba dan ada yang mendengar disana, apalagi Aslan yakin sosok ini pasti dekat dengan Adiba, karena sampai dikenalin dan jalan bareng, ini baru Aslan lihat, meski dia juga cuek dengan kehidupan Adiba, kecuali terkait masalah anak-anak.

“besok pagi aku telp mereka…”

“oke Lan…..”

“ Bye Ka…”

“bye Aslan….”

Dia sempat mengucapkan salam juga untuk Hardian, sebelum menutup wahtsapp call nya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd