Lanjut tipis-tipis
Suara nyanyian seorang wanita sayup-sayup terdengar, membuat Nugi terpaksa membuka matanya pagi itu. Pertempuran semalam dengan Risma istrinya benar-benar menguras staminanya. Dilihatnya seorang wanita berhijab modis dengan pakaian seragam mengajar tengah merias diri didepan cermin dalam kamarnya.
"Selamat pagi bu... wangi amat, udah mau berangkat ke sekolah ya?". Ucap Nugi sambil memeluk istrinya dari belakang dan mencium pipi sebelah kiri sang istri.
"Eh... ayah udah bangun, ih ke air dulu sana, main cium-cium aja!". Balas Risma yang kaget tahu-tahu sang suami sudah mencium pipi dan memeluk pinggangnya dari belakang.
Selang beberapa saat, nampak Nugi dan Risma beserta dua orang anaknya sudah berkumpul dimeja makan untuk menikmati sarapan diiringi obrolan-obrolan kecil khas suasana pagi.
"Ayah berangkat kerja jam berapa? Nanti kalau pulang cepet bisa kan jemput anak-anak dirumah mamah? Soalnya ibu agak telat pulang dari sekolah yah!". Risma bertanya pada suaminya yang hari itu berniat menitipkan anak-anaknya dirumah mertuanya.
"Ya kalau bisa pulang cepet ayah jemput bu, tapi kalau enggak bisa ya biar anak-anak nginep dirumah mamah aja...lagian kan besok juga hari minggu, kakak gak sekolah juga!". Nugi menjawab sambil mengunyah makanannya.
Keluarga yang terbilang cukup harmonis. Usia pernikahan mereka sudah hampir satu dekade dan sudah dikaruniai dua orang anak, yang pertama perempuan berusia 8 tahun, dan yang kedua laki-laki berusia 5 tahun.
Namun di usia pernikahannya yang hampir satu dekade itu, kehidupan ranjang mereka malah semakin panas. Apalagi kebiasaan aneh Nugi sang suami untuk mengajak istrinya berfantasi saat behubungan badan, kini mulai dituruti Risma sang istri. Walaupun awal Nugi mengungkapkan keinginannya berfantasi saat berhubungan badan sempat ditolak, bahkan membuat marah Risma istrinya. Namun kesabaran dan keteguhan hati sang suami ditambah dengan intensnya komunikasi dengan sang istri, lambat laun bisa meluluhkan hati istrinya. Bahkan akhir-akhir ini si istripun ikut menikmatinya.
Tak terasa hari sudah siang. Biasanya jam segini Risma sudah bisa pulang dari tempatnya mengajar, namun hari itu berbeda. Program pelatihan untuk para pengajar tengah diadakan yang mengharuskan semua guru disekolah tempat Risma mengajar harus mengikutinya.
"Eh...Bu Nuri, bakalan sampai jam berapa ini? Pematerinya bikin ngantuk gini ya?". Tanya Risma kepada rekan sesama pengajarnya yang seumuran dengannya dan terlihat suntuk mengikuti kegiatan itu sama seperti dirinya.
"Huft...iya nih bu Risma, padahal gak penting-penting amat pelatihan kayak gini...hihi... saya sama bu Usy sampe bolak-balik ke toilet dari tadi biar gak ngantuk!". Balas Bu Nuri yang akhirnya malah jadi berlanjut tiga guru muda itu ngerumpi.
"Hmmm... ngantuknya hilang lemesnya datang kalau bu Nuri, soalnya ke toilet kan janjian sama...hufttt...!". Ucapan Bu Usy tak sampai selesai karena Bu Nuri membekap mulut cerewet rekan mengajarnya tersebut yang membuat Risma tertawa pelan melihat kelakuan teman-teman seprofesi dengannya.
"Oh... jadi beneran ya rumor tentang bu Nuri yang beredar selama ini?". Risma kembali menimpali obrolan itu dengan raut wajah penasaran.
"Ah... bu Usy nyebar gosip aja itu mah bu, tapi kalau emang beneran bu Risma minat gak buat ikutan? Bu Usy aja ketagihan...hihihi...!". Bu Nuri membalas pertanyaan Risma yang membuat jantungnya dagdigdug tak karuan, dan kali ini benar-benar membuat merah wajah kalemnya bu Usy.
"iiihhh...kalian ya, jadi guru ko pada gatel, ngajak-ngajak lagi sama aku...hihihi..!". Kali ini Risma menimpali obrolan itu dengan candaannya, walau ia pun mengakui desiran nafsu birahinya mulai terpantik saat itu.) Apalagi mengingat hubungan intim semalam dengan suaminya yang begitu dahsyat ketika dibumbui fantasi dari suaminya yang menghendaki dirinya menjadi wanita yang nakal dan binal, bahkan sampai membayangkan dirinya berhubungan badan dengan laki-laki lain selain suaminya, walaupun sangat berbanding terbalik dengan profesi pekerjaannya.
"Jangan-jangan suami mereka pun sama seperti Nugi suamiku yang mennginginkan aku jadi wanita nakal...!". Kata-kata itu terlintas di benak Risma yang membuatnya membayangkan bagaimana nakal dan binalnya kedua rekan kerjanya itu ketika melakukan hubungan sex selain dengan suami-suaminya.
Sambil nungguin Risma yang melamun, kayaknya ane sambung ke real life dulu...