Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Cinta Terlarang di Negeri Seberang

Sebuah telepon
Kejadian di awal januari menyisakan kenangan yang tidak terlupakan, pertama kali ngerasain memek bekas orang lain itu rasanya unik. Secara nggak sadar gw mulai tertarik dengan genre ini, genre yang banyak orang yang membencinya karena mengoyak harga diri dan harkat martabat seorang laki-laki yaitu membagi pasangannya dengan orang lain dengan dalih apapun. Genre ini dikenal sebagai cuckold. Ada yang bahkan sanggup agar si pasangannya sampai direlakan agar dipuaskan oleh orang lain baik itu sendirian maupun bergantian, apapun alasannya baik itu dengan dalih sang laki-laki tak mampu memberikan kepuasan atau hanya sekedar selingan dengan bumbu kecemburuan. Gw nggak menampik bahwa hal kejadian ini membuat kehidupan kami menjadi lebih hidup, bahkan jauh lebih hidup daripada sebelumnya.

Selama tiga minggu pasca kejadian konfrontasi itu atau sebulan setelah kedatangan gw, kehidupan seks kami menjadi jauh lebih bergairah. Apa mungkin itu hanya perasaan gw aja? Entahlah. Yang pasti bahkan gw pernah minta kami gak pakai baju selama seharian di apartemen. Benar-benar telanjang bulat, kamar mandi gak boleh ditutup. Kalau dulu gw gak berani ambil foto atau merekam video ketika ngentot. Semenjak itu gw habis-habisan untuk ambil foto, rekam video kapanpun. Gw bahkan sambil iseng nemenin dia pipis, boker, untuk sekedar ngegodain dia untuk di foto sampai dia jengkel. Mungkin perasaan bahwa kebersamaan ini akan berakhir dan gw setidaknya pengen memiliki bukti kebersaman dengan dia sebagai pengingat masa lalu.

Selama itu pulalah kami menjadi semakin sering jalan-jalan dan eksplor keindahan kota M berdua kemudian jauh lebih sering makan di restoran yang mungkin disebabkan karena kami sudah bekerja sehingga pengaturan keuangan menjadi lebih fleksibel dan luwes.

Hingga sampai suatu hari, Zhi mendapatkan sebuah telpon dari orangtuanya….

Saat itu gw sedang membuka laptop sekedar browsing-browsing sepeda bekas situs lokal yang sangat terkenal. Dering telpon berbunyi, Zhi pun mengangkatnya dan mulai berbicara. Tak lama ia pun keluar dari kamar menandakan ada hal serius yang sedang dibicarakan, cukup lama dia menerima telpon tersebut. Sekembalinya dia langsung duduk di sofa lalu mengambil sikap bahwa ada hal serius yang akan disampaikan.

“Joe, ada sesuatu yg ingin aku sampaikan”, dia memulai dengan nada serius. Aku pun memutuskan untuk memutar kursi menghadapnya.

“Tunanganku akan datang ke sini sekitar seminggu lagi. Dia datang karena ada acara dari kantornya selama seminggu.” Nadanya datar. Di sini gw sadar bahwa ada hal-hal yang memang menjadi prioritas dalam hidupnya dan gw bukanlah prioritas itu. Dia menutup pernyataannya dengan “Orang tuaku minta agar aku 'menemani' dia selama dia berada di sini” tambahnya.

Muka gw kemudian memerah, gw gak bisa menutupi rasa cemburu yang muncul di sini. Namun demikian, gw mencoba untuk berpikir logis. Waktu berjalan lambat, gw berpikir keras tentang respons apa yang perlu gw berikan. Kalau gw berikan respons yang cenderung memperbolehkan atau biasa aja, maka sudah pasti dia akan menganggap kalau gw hanya membutuhkan tubuhnya saja dan ini bahaya dong. Kalau gw bersikap possessif, justru bisa berbahaya buat kehidupan gw nantinya, karena ketika seorang cewek kalap bisa-bisa dia kirim foto gw ketika lagi ngenyot toketnya dia. Sedangkan gw masih memilih istri gw dong dibandingkan dengan dia. Opsi apalagi yang bisa gw berikan, asli gw bingung dan cenderung diam.

Hampir sekitar 3 menit gw diam, lalu gw putuskan untuk memeluknya. Karena gw bingung mau jawab apa coba… Kalau loe ada di posisi gw apa yang musti dilakukan? Sebenarnya opsi 1 lah yang gw ingin lakukan yaitu memperbolehkan dia begitu saja, meskipun rasa cemburu pastilah ada.

Dengan lirih gw berbisik, “lakukan apa yang menurutmu terbaik. Aku tidak punya hak untuk marah kepadamu”.

“Joe, bagaimana kalau aku untuk sementara tinggal di luar dulu. Setidaknya sampai dia di sini” katanya. “Baiklah, tapi aku punya satu syarat” kataku. “Apa itu?” tanyanya. “Nanti kita bicarakan lagi setelah kamu sudah siap” kata gw.

Akhirnya, Zhi memutuskan untuk sementara tinggal di luar apartemen gw selama tunangannya di sini, dengan menghubungi teman-temannya apakah ada kamar kosong yang sedang ditinggal penghuninya karena ini masa liburan. Dia berpikir mungkin ini pilihan terbaik untuk kami.


Perpisahan itu tidak menyenangkan
Kepindahannya ke shared house pun tiba, sebagai cowok yang setengah bertanggung jawab pun gw mengantarnya sampai ke tujuan dengan menggunakan taksi van berwarna kuning. Kurang lebih sekitar 30 menit dari apartemen gw (kalau naik mobil) tentunya jauh kalau jalan dong. Sebelum kami berpisah di rumah temannya itu, gw mengingatkan atas pembicaraan kami malamnya. Begini ceritanya.

Malam sebelumnya, kami bercinta seperti biasa. Namun kali ini gw ingin meninggalkan kenangan manis di pikirannya sehingga ketika dia ngentot dengan tunangannya yang diingat adalah momen kebersamaan dengan gw. Gw mulai dengan pijatan yang lembut di punggung, sampai dengan kaki. Dilanjutkan dengan pijatan lembut di payudara sampai dengan ke bibir vaginanya. Gw kemudian mengulum dan memainkan putingnya dengan lidah gw sambil tangan kanan mengorek-ngorek sekaligus memijat kelentitnya. Selang 5 menit bergantian, gw pun mulai menjilat memeknya. Gw mulai mencium lembut dari perut hingga ke bibir vaginanya, kemudian gw jilat kelentitnya. Gw meminta dia membuka lebar-lebar pahanya sehinga bebas gw jilat memek bagian dalamnya. Gw berusaha tidak memainkan memek bagian dalamnya dengan jari gw, khawatir justru melukai memeknya. Tak lama, gw posisikan tubuhnya sehingga dia setengah nungging karena gw mau jilat sunhole nya. Yak, gak lama lagi sunhole ini bakalan di-“ludahin” sama sperma orang lain. Tapi gw lah yang menjilatinya dengan seksama. Gak ada rasa jijik di saat itu, dan yang gw dengar hanya lenguhan merdu dan erangan mesra dari Zhi.

Main course pun tiba, gw mulai posisikan batang kontol gw dan gw masukkan perlahan tapi pasti ke memeknya. Ceplak.. ceplak.. ceplak … bunyi suara hentakan paha gw bertemu dengan pantatnya bergema ke ruangan sempit ini. Tak lama berselang, kemudian gw putar dia dan gw angkat dalam posisi duduk sambil berpelukan. Dengan batang kontol yang masuk di memeknya, dia kemudian mengambil alih kendali. Goyangan demi goyangan diiringi dengan ciuman dan cengkraman ke toketnya. 10 menit berselang, kemudian kami pun keluar bersama-sama diiringi dengan pelukan kencang. Sperma gw meleleh keluar dari memeknya setelah kontol gw keluar dari sarangnya karena lemas setelah “muntah” air kenikmatan.

Setelah itu, gw angkat dia dengan posisi yang sama kami pindah ke atas sofa. Di sinilah biasanya “talk after sex” itu dilakukan selain di atas tempat tidur. Sambil memeluk dan menciumnya. Gw memulai pembicaraan itu.

“Zhi, ingat gak aku pernah bilang ada satu syarat” gw memulai pembicaraan.
“Ya aku ingat, apa itu?” tanyanya.
“Maaf aku tidak bermaksud untuk membuka rahasia kamu atau melecehkanmu” kataku. “Aku harap kamu tidak marah.”
“Kamu ngomong apa sih (What are you talking about?)” katanya.
“Kalau kamu disakiti dia, kamu pulang… kembali padaku… dan…” kata gw.
“Apa lagi?” katanya.
“Aku cemburu…. Aku tahu kamu pasti akan nge-sex dengan tunanganmu. Aku gak tau kapan tapi aku yakin itu terjadi…” kata gw. Seperti biasanya dia cuma diam.
“Kalau itu terjadi, aku minta kamu setelahnya kembali ke apartemenku secepatnya … gunakan alasan apapun” kata gw. “Aku ingin yang terakhir berada di sini… dan bukan dia…” sambil gw tunjukkan ke arah mulut, putting susu dan perut (rahimnya).
Dia hanya menjawab, “Jika itu yang kamu inginkan, baiklah aku penuhi keinginanmu (if that’s what you want, I’ll do it)”. Setelah itu kami berpelukan, tapi dibalik pelukan itu gw tersenyum lebar.

Gw pun pergi dengan langkah gontay, tidak ada langkah tegap dan cepat yang biasa gw lakukan. Seakan kehilangan tenaga dalam melangkah. Suara deruan kereta listrik metro pun seakan menemani kesedihan gw saat itu. Dari kejauhan gw hanya melihat ke arah rumah-rumah yang berderet rapi dari dalam gerbong KRL. Melankolis… Cengeng…. Biarlah, sebutan itu tidak ada artinya buat menggambarkan perasaan gw saat ini.

Notes:
Inget gak, semenjak sensasi terakhir. Gw benar-benar tergila-gila dengan cukcold. Bahkan gak jarang gw browsing situs you-know-lah untuk sekedar membayangkan enaknya kali ya kalau begini.
 
Menunggu
Malam harinya gw gak tenang dan ga bisa tidur, kali pertama gw tidur sendirian di kota ini semenjak beberapa bulan lamanya. Ada yang hilang, ada yang aneh, ga ada orang yang tidur di samping gw lagi. Gw meyakinkan diri bahwa gw harus ready kehilangannya. Kami memang sepakat untuk tidak menghubungi satu sama lain kecuali emergency. Itupun harus dimulai dari Zhi, dan bukan gw. Makanan yang gw siapkan pun berasa hambar, mungkin ini rasanya patah hati.. ah sudahlah… bukankah ini memang yang gw inginkan. Manusia memang makhluk yang serakah, tak pernah puas. Bahkan hanya mau menang sendiri. Gw pun mulai meyakinkan ke diri sendiri bahwa ini hanya sementara… tidak lama. Gw anggap memek dan anus Zhi hanyalah anggota tubuh lainnya, seperti tangan atau kaki biasa. Tidak lebih. Kalaupun memang sedang digunakan, itu hanyalah bagian dari penggunaan. Karena hatinya tetap milik gw seorang. Gw pun mulai mencoba mengisi kesibukan dengan ke kampus meskipun belum masuk kuliah, ya sekedar mengunjungi perpustakaan atau ke lab sekaligus bekerja seperti biasa menjadi penjaga kios sushi di sebuah mall.
4 hari berlalu tanpa ada kabar dari Zhi. Gw pun mulai khawatir, apakah dia baik-baik saja. Pagi harinya baru bangun tidur, gw beranikan diri untuk kirim email ke Zhi, dengan satu subjek tanpa ada isi di dalamnya.

Re: R u OK?
J

Malam harinya sekitar pukul 10 malam, gw sedang memanaskan makanan di microwave yang gw beli di restoran Indonesia tak jauh dari stasiun kereta central, terdengar ada seseorang memasukkan kunci ke pintu dan membukanya. Gw berpikir mungkin si gay couple karena mereka tinggal persis di seberang apartemen gw. Tapi anehnya, kok suaranya terdengar sangat dekat apalagi ketika suara pintu mulai dibuka. Pikiran gw cuma terpikir satu hal… Zhi !
Gw pun langsung segera menghampirinya yang sedang membuka sepatu dan memeluknya erat, gw peluk dan angkat sambil mengecup bibirnya. Kami berciuman sangat hot sambil gw senderkan dia ke dinding apartemen yang tidak terlalu tebal itu.
“How are you beib? I miss you so much..” gw bertanya.
“I’m sorry, aku gak berani kontak kamu. Kamu tau kan..” dia menjawabnya.
“Aku datang ke sini untuk menepati janjiku…” dia berbisik sambil mengigit kuping gw.
Di sinilah, si otong yang tadinya melempem pun bangung sekuat-kuatnya. Sarapan pagi pun langsung ambyar mendengar berita itu. Gw angkat Zhi dengan posisi menggendongnya dari depan dan gw jatuhkan di kasur. Saat itu Zhi mengenakan sports bra pink denga ditutupi sweater abu-abu, dengan rok mini dan oversized boots. Dengan mudah gw turunkan rok mininya dahulu dan dia melepaskan sweater beserta sportsbra nya dalam sekali gerakan. Tinggal lah, celana dalam mini berrenda warna hitam. Gw pun berhenti sejenak, jantung gw berdegup kencang bahkan gw bisa mendengar jantung gw berdetak saking kencangnya.
Dimulai dengan ciuman hangat dari bibir kemudian merambat ke payudara tocilnya, tangan kanan gw mulai menggerayangi celana dalam itu. Dan… OMG … it’s wet !!! Basah !!!
Yup, kawan it’s wet… really wet ! Dan itu bukan air, karena itu peju alias sperma… perasaan gw campur aduk dong, cemburu, panas, sekaligus horny luar biasa. Tanpa pikir panjang gw kemudian langsung memasukkan jari gw yang basah tadi ke mulut gw. WTF ! (Gw gak tau apa yg gw lakukan sumpah ! Mungkin karena nafsu aja).

Tanpa pikir panjang, gw langsung turun menghadapnya dan gw turunkan celana dalam hitam basah itu. Pada awalnya gw coba untuk sekedar cium memeknya, tapi gw urungkan niat itu karena bau memek habis ngentot sangat berasa. Gw pun mulai memainkan batang kontol gw dengan menempelkan dan memukulkannya ke bibir memeknya Zhi. Mulailah, gw masukkan perlahan demi perlahan sambil gw masukkan dan gw keluarkan sepenuhnya. Persisi kayak orang yang baru pertama kali ngentot. Kemudian gw genjot langsung dengan RPM tinggi.
“How is it beib?” gw tanya dia. “Ah… uh… papa….” Dia mengerang.
Gimana rasanya? Licin bro… asli licin… hampir kayak ga berasa sebenarnya. Tapi perasaan menjadi seorang cuckold itu ga ada duanya. Saking gw bernafsunya, gak sampai 5 menit gw pun keluar di dalam memeknya. Sesuatu yang terbilang jarang sebenarnya, kecuali lagi benar-benar lelah.
Gw pun seolah enggan untuk mencabut kontol gw dari memeknya, ciuman perlahan dan pelukan pun bertubi-tubi gw lancarkan. Namun, setelah nafsu hilang dari pandangan gw. Muncullah, raut lelah terpancar dari mukanya. Di sini gw sadar, mungkin Zhi sangat lelah meladeni cowok itu.

Gw gak mau egois, gak boleh egois !
“Beib, kalau kamu lelah dan mau aku pijitin?” kata gw.
Dari balik selimut, dia hanya menggeleng sambil terlihat tersenyum.
“Peluk aku aja” dia bilang sambil berpaling, suatu tanda bahwa dia ingin dipeluk dari belakang sampai pagi menjelang.
Pagi harinya gw bangun sekitar pukul 06:30, Zhi sudah tidak ada di tempat. Dia sudah pergi, dan meninggalkan omelet dan roti panggang di kitchen set. Dan ada sebuah notes di sebelahnya bertuliskan.
“I’m sorry, but I need to go now.

Love you.

Z”

Sakit itu merah
Hari-hari selanjutnya gw jalani dengan relatif lebih tenang dari sebelumnya. Mungkin karena “jatah” sudah diberikan atau karena Zhi bakalan pulang 2 hari lagi. Atau entahlah…. Yang pasti perasaan gw sudah tidak lagi karuan jauh berbeda dari sebelumnya.
Hari sabtu pagi atau hari ke-7 gw mendapat telpon dari Zhi, sesuatu yang gw gak harapkan. Ada apa ini?

“Joe, come pick me up (Joe, jemput aku) di apartemen XXX di daerah Southb….” dia pun menutup telpon itu.
Bergegas gw langsung hubungi kawan satu kios mengatakan bahwa hari itu gw ijin gak masuk, sambil gw memesan Uber karena khawatir kalau taksi justru harus menunggu lama. Tidak sampai 15 menit gw sampai di depan apartemen itu, sebelum gw masuk ke dalam. Rupanya Zhi sedang duduk di sebuah kursi (bench) tak jauh dari apartemen itu. Gw pun setengah berlari menghampirinya. Dia duduk dengan mengapitkan pahanya sambil menahan berat tubuhnya di kursi tersebut. Terlihat dia menahan rasa sakit. Ketika kami saling bertatapan, dia pun kemudian mencoba berdiri namun gw tahan.
“What’s wrong beib?” gw bertanya.
“I’ll tell you later, please get me home (Nanti aku ceritakan, bawa aku pulang dulu)” katanya.
Tidak sampai 5 menit Uber membawa kami ke apartemen. Dan gw pun harus sedikit memapahnya untuk masuk ke apartemen. Setibanya di apartemen. Dia menangis seolah marah kepada gw dan memukul-mukul perlahan, di sini gw bingung. Apa salah gw? Yang gw lakukan hanyalah memeluknya secara perlahan sambil raungan kemarahan dan kesedihannya berhenti.
Secara perlahan dia bercerita bahwa semalam ia dipaksa untuk melayani anal tunangannya. Pada awalnya (2 hari sebelumnya pas mereka ngentot itu) Zhi masih berhasil menolaknya, bahkan si cowo dibiarkan untuk creampie di dalam. Namun semalam, tunangannya memaksanya untuk meng-anal-nya dengan paksaan. Sehingga yang Zhi rasakan adalah rasa perih di anusnya dan tidak ada rasa kenikmatan sama sekali.
Sebagai cowok sejati (brengsek sebenarnya) gw mulai mencoba menjadi pahlawan kesiangan. Dengan berpura-pura ingin “memberikan pelajaran ke dia” namun Zhi mencegahnya.
“Ayo aku obati dulu” gw berkata dengan pelan, namun dia hanya diam.
Kemudian, gw coba lucuti celana panjangnya dan celana dalamnya. Zhi pun hanya pasrah. Mungkin dia ingin tahu cowok seperti apa gw ini sebenarnya.
Gw minta dia untuk nungging sambil gw ambil salep Paw-paw (googling aja) dan sedikit dettol untuk mengobati lubang pantatnya. Omg, ternyata benar kawan… it’s bleeding. Ada darahnya sedikit keluar dari lubang pantatnya. Kelihatan bahwa si cowok brengsek itu memang “memperkosa” pantatnya.
Setelah gw kasih salep dan gw obati sedikit.

Gw ke kamar mandi untuk ambil baskom dan mengisinya dengan air hangat dicampur dettol, gw dudukkan Zhi di dalam baskom kecil itu dengan harapan air dettol dapat mengurangi infeksi dan peradangan di anusnya. Sambil sesunggukkan, dia duduk di situ dan gw berusaha untuk menenangkannya….

Hari itu gw merawat wanita yang tidak memiliki status apapun dengan gw, bahkan sudah setengah menjadi milik orang lain. Gila memang….Tapi entahlah.. Cinta itu memang Gila… atau ini bukan Cinta?
Sampai kapan kehidupan ini bakal berjalan terus? Ah entahlah… Gw gak mau mikir itu sekarang.


Notes:
Kenapa tidak menulis dengan sudut pandang Zhi? Gw gak tau apa yang ada di kepalanya dia. Bahkan dia cenderung tidak mau terbuka atas kejadian itu. Gw gak pernah dan gak mau memaksa dia untuk bercerita. Hal ini yang membuat gw gak mau berasumsi apa yang terjadi di minggu-minggu itu.
Terus kok kenapa bisa sampe luka, padahal waktu itu gak luka? Jangankan anus bro, vagina saja bisa luka kok kalau kita paksa untuk masuk. Sebenarnya anal waktu itu tidak bisa dikatakan sempurna, karena posisi kontol yang sudah masuk sebenarnya hanya setengah dan tidak lama. Karena feeling gw merasa bahwa Zhi kesakitan. Makanya langsung gw hentikan kegiatan itu.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gw pernah studi di kota M. Jadi kebayang suasana dan apartemen di sana. Good story, bro...
 
Bimabet
Kasian banget dia dapet tunangan modelnya kayak gitu... Kalo dijadiin sinetron, mungkin judulnya : Zhi-ku sayang, Zhi-ku malang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd