Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cerita Kita

Ni crita gokil juga..delima ga dapet feel SS nya, adanya malah ngakak,berasa kayak liat stand up comedy, anyway..kompor gaz buat om:beer:..
 
Bimabet

Duapuluh Lima

Dia Benar Lagi​

Ola-

Apa yang aku lakukan, kenapa aku merasa cowok itu tau segalanya di banding kak Edward.. Padahal kak hernest bilang walau di mantan sahabatku, tetapi dia tak layak dekatin aku lagi.

“hi ola, yuk pulang” suara kak Edward membubarkan lamunanku tentang cowok itu, beberapa hari ini aku terus memikirkan dia, aku terus penasaran.

Sebenarnya aku harusnya berterima kasih ke dia soal bantuin saat di lorong kampus, soalnya kepala aku sakit bukan karena dia sebenarnya, tetapi ada sesuatu di kepala aku yang entah aku tau apa.

Sebuah benda lonjong, dan berbentuk kupu-kupu, itu ingatan yang aku ingat saat di berbicara vibrator. Semakin aku ingat kepala aku semakin sakit saat gambaran tentang kata vibrator.

Kak Edward bilang aku tidak boleh berpikir terlalu keras, apa lagi tentang cowok itu. Kak Edward juga bilang dia sudah daftarin aku ke tempat gym yang berada di apartement nya.

Ya aku suka, entah kenapa aku suka dengar kata gym, seperti aku udah lama ingin melakukan olahraga di tempat gym. Dan mulai besok aku sudah melakukannya bersama kak Edward.

Dia sendiri mempunyai waktu satu minggu libur, rasanya senang dia punya waktu untuk aku sekarang, tak seperti sebelumnya.

Kak Edward langsung menuju keluar balkon kamar sambil menutup rapat, seolah aku tak mau melihatnya.

Aku penasaran langsung mengintip, dan di lihat kak Edward sedang video call dengan anak kecil. Lucu banget.. rasanya pengen punya satu.

Aku langsung lari saat seperti kak Edward sadar keberedaan ku, dan langsung aku pura-pura bersihin lantai. Aku hanya senyum saat dia senyum dari luar balkon.

Rasanya ada yang janggal dan ada yang di sembunyiin dari kak Edward, aku yakin itu. Dia mulai bukan orang terbuka kayak dulu, aku merasa gitu. Semoga aja aku salah.

***

Siang ini aku janjian sama Nadine di kampus, aku sengaja panggil dia. Soalnya takut kakak kelas yang kemarin dan juga masih agak takut liat si hernest, aku inget namanya sekarang

“lo seriusan mau ketemu hernest?” kata Nadine, aku cuman angguk aja. Soalnya jujur aku penasaran sama hernest, gue lakuin ini tanpa bilang ke kak Edward, dan janjian di taman kampus.

Aku terus sembunyi di belakang Nadine pas liat hernest dia bangku taman, aku bukannya malu. Tetapi agak takut. Sumpah wajahnya bikin takut walau ganteng. Auranya kayak aku lewatin kuburan.

“gue tinggal ya, kalau hernest macem-macem telepon” kata Nadine kasih cap jempol sebelum melangkah pergi tinggalin aku berdua sama hernest.

Rasanya gemetaran kayak uji nyali, tapi demi rasa penasran gue beraniin diri duduk berjauhan di depannya.

“gue seneng ola, lo mau kasih kesempatan gue buat ngobrol sama lo” kata hernest ternseyum, senyumnya aneh, kayak orang lagi suka sesuatu, tetapi gak mungkin suka sama aku.

“aku mau tanya sesuatu ke kamu,” kata ku pengen rasanya gak mau lama-lama, tetapi penasaran.

“kalau kamu benar tak sejahat kata kak Edward, kamu tebak, kesukaan aku?, “ kata aku,

“gampang banget, makanan pedes!”

“salah!,” jawab aku,

“ha?? Terus apa?”

“makanan manis!” jawabku, kata kak Edward itu juga. Dia cuman tawa sambil menghela nafas.

“kita taruhan, kalau lo suka makanan pedes, izinin gue kasih tau apa yang gue tau lebih tentang lo, bukan dari mulutnya cowok lo ” tantangnya. Aku langsung melotot.

“okeh, aku gak suka makanan pedes, aku yakin” jawab aku terima tantangan, rasanya aku gak terima dia bikin aku lemah di matanya.

Aku langsung panggil Nadine agar ikut sama aku ke warung bebek penyet gak jauh dari kampus. Aku gak tau kemana dia pergi, dan dia langsung bawa bebek goreng dengan taburan cabai hijau.

Baunya tercium sangat pedes, anehnya aku suka baunya. Tapi aku takut cicipin cabainya karena aku gak suka.

“coba dulu, satu suap tanpa nasi,” kata hernest, nandine juga kasih kode agar aku makan, dan aku pun cicipin sambil terpejam. Pasti rasanya sangat pedas.

Benar pedas, tetapi enak, lidah aku seperti suka makanan pedas seperti ini. Dan aku pensaran kembali satu suapan lagi.

Semakin pedas di mulut, dan justru aku suka makanan seperti ini, “awhh” sebuah gambaran sedikit, dan aku merasa pernah makan makanan seperti ini. Aku coba tak memikirkannya dan terus melahapnya.

“huuuuu mantabbb” desis ku keluar dari mulutku tanpa sadar, dan juga sudah habis. Nadine tersenyum pelan, begitu pun hernest tersenyum,

Aku sadar ucapannya hernest benar, apa kak Edward berbohong tentang kesukaan aku?, kalau ia kenapa harus berbohong. Tetapi aku merasa ini sebuah kebetulan.

“aku mau tanya, saat kamu makan kelapa, apa kamu keremian, alias pantat kamu gatel-gatel?” tanya hernest buat aku pengen teriak dan nendang mukanya, entah kenapa aku ingin melakukannya melihat tampangnya seperti itu.

“ia “ jawab ku agak risih, tetapi memang ucapannya benar. Nadine juga begitu dia hampir ketawa mendenganrnya. Rasanya malu.

“dan gue kasih tau lagi, itu bukan pakaian yang biasa ola yang gue kenal dulu, ini pakaian lo ada di kos lo yang lama” kata hernest kasih koper besar, sejak kapan dia bawa koper ke tempat ini. Dia langsung buka kopernya berisi pakaian.

“cobain, dan rasain sendiri dari diri lo sendiri, cocok pakai pakaian seperti itu apa yang ini”

“gue pamit, kalau gitu” katanya sok kegantengan, itu yang aku ucapin dalam hati.

“ini benar baju lo yang sering di pakai pas ke kampus” kata Nadine tunjukin baju putih dengan corak polos, baju yang terlihat sangat sederhana di banding yang aku pakai.

Dan di tambah celana isinya celana pendek dan celana panjang, rok pun jarang. Benar-benar beda dari yang aku punya sekarang.

Rasanya pusing siapa yang berbohong, kak Edward apa hernest, itu membuat kepalaku sakit, dan memilih langsung ke mampir ke kos Nadine,

Di apartement percuma kak Edward pun pulang malam hari ini, dan gagal untuk aku gym, agak kecewa sih. Tetapi gak masalah demi masa depannya.

Di tambah sekarang kak Edward sudah duduki jabatan yang cukup tinggi. Aku bisa ngerasain kesibukannya, termasuk malam itu.

“ola ini punya siapa?” tanya Nadine menunjukan benda lonjong berbentuk kupu-kupu, benar aku ingat benda ini di pikiranku saat sebelum aku jatuh pingsan Karena mengingatnya

“itu namanya vibrator kah?” tanya aku, Nadine cuman tersenyum pelan, yang bearti ia. Dan lagi hernest tak berbohong.

Aku semakin pusing memikirkannya


***

Hari ini tak ada mata kuliah, aku memilih ke tampat gym yang berada di lantai paling 4, tak ada siapapun disini, hanya penjaga tempat gym.

“siang mbak” kata seorang mbak-mbak. Gue senyum, pas di kasih gue kunci loker sama handuk kecil.

“dimana ruang gantinya mbak?” kata ku, dia tunjukin pojok ruangan yang ternyata satu ruangan dengan wc.

Luas, satu kata buat temapt gym nya, aku langsung ganti pakaian dengan pakaian khusu gym yang udah di beliin kak Edward, yaitu celana panjang khusus olahraga dan baju olaharga lebih mirip tangtop yang cukup ketat,tetapi tak bikin sesak.

Sekarang tinggal aku harus di mulai darimana, dan memilih untuk lari aja, karena aku kesini mendadak tanpa persiapan untuk bermain apa.

“haaa” jeritku saat ada seseorang yang peluk, aku kaget kak Edward ternyata yang peluk aku dari belakang.

“ternyata kamu disini” katanya sambil cubit pipi aku dengan gemas. Aku suka sikapnya seperti ini, romantic;

“kak Edward baru sampai ya?”

“yup, makanya aku langsung sini, mau olahraga sama kamu.” Jawabnya peluk lagi, dan benar kak Edward juga udah lengkap pakai pakaian olahraga.

Dan anehnya ruangan gym kali ini sangat sepi, mbak-mbaknya pun gak ada, seolah hanya aku dan kak edaward yang ada di sini.

“ah kak” desis ku saat kak Edward remas buah dada aku dari belakang.

“nanti di liat orang” bisikku gak bisa tolak remasannya yang sangat lembut.

“hari ini khusus kita berdua sayang” katanya terus remas.

“maksud kakak?” aku terus tahan desah, karena gak pakai bra, dan celana dalam. Kak Edward bilang enakan gak pakai bra sama celana dalam kalau lagi olahraga.

“aahh” agak kasar kak Edward balik tubuh aku dan pepet ke alat gym, dia narik alat gym sebelah kanan langsung ikat ketangan kiri dan kanan ku bergantian, aku sepertinya tak asing dengan benda itu, seperti borgol.

“kakkk aH” jerit ku kaget pas tangannya lepas tangan aku, dan tubuhku ke angkat sampai aku jingke.

Sebel rasanya kalau kak Edward gini, suka banget liat aku kayak gini, tetapi aku suka, tapi apa yakin kak edaward mau lakuin disini?

Sepertinya benar, dia berlutut sambil taruh kaki aku di pundaknya, “ breettttttt” bunyi sesuatu yang robek, aku merasa kak Edward robek selangkanganku. Dan benar dia robek celananya, karena terasa lidahnya langsung bermain di vagina ku.

“ohhhhhh kak” desis ku, saat lidah kak Edward terus bermain-main, kali ini kak Edward terlalu agresif dari biasanya sambil di gigitnya belahan vaginaku,

Setelah puas, dia langsung singkap celana olahraganya mengeluarkan penisnya dan langsung di masukan begitu kasar. Di banding kemarin.

“auhhhhhh” aku mendongak sambil mendesah saat kak Edward menghentakannya berkali-kali, kaki ku melingkar di pingganngya,

Rasanya tak berdaya seperti ini. Di tambah wajah kak Edward begitu sangat bernafsu seperti bukan seperti dirinya yang biasa.

“ahhh kakkkk” jeritku saat merasakan klimaks, tetapi kak Edward tak memperdulikannya dan malah mengubah posisi membelakangi ku sambil mengangkat tubuh ku.

Kaki aku lemas, kak Edward langsung berbicara telepon entah dengan siapa, dia tak pernah kasih tau aku, dan lepas ikatan di tanganku sambil menerima telepon,

Aku memilih langsung ke kamar mandi buat bersih-bersih, karena seperti biasa kak Edward menunda demi mengangkat telepon, dan itu pun sampai selesai aku bersih-bersih.

“ola” katanya pas aku kembali ke kamar,

“ya”

“maaf ya, liburan semester aku gak bisa temanin kamu” aku langsung noleh, dia gak noleh ke aku,

“kenapa?”

“aku harus ke Australia, ada client penting disana dan aku bakal stay di sana satu bulanan sayang” katanya senyum sambil elus pipi aku. Itu waktu yang cukup lama. Hampir satu bulan penuh aku liburan sendiri,

“ini demi kamu juga, buat kita nikah oke” lanjutnya, aku langsung senyum saat kak Edward bilang nikah, dengan ini kak Edward benar-benar serius dengan aku.

“terus berangkat kapan?”

“dua minggu lagi, hari ini aku juga ada meeting di luar kota selama satu minggu, gak apa-apa kan?” senyum aku pudar dan hanya senyum kecil, rasanya aneh tetapi aku pasrah karena demi karirnya.

“hari ini juga? Kakak kan baru aja sampai?”

“maka dari itu, aku sengaja sempatin waktu buat kamu, “ senyumnya langsung merapihkan pakaiannya di koper.

“aku pergi ya ola, love you” kak Edward langsung mencium bibirku dan langsung melangkah pergi sambil menerima telepon.

Aku menghempaskan tubuhku karena terasa kosong walaupun punya banyak barang mewah yang di kasih kak Edward. Itu rasanya tak ada artinya.

Aku juga langsung rapihin baju juga, lebih baik nginep di rumah Nadine, di banding tinggal disini sendirian, sumpah gak nyaman kalau sendirian disini.

***

Ini hampir ke 6 kali aku ke rumah Nadine, dia gak keberatan kalau aku nginap berhari-hari, dan malah seneng.

“kak Edward serius pergi lagi?” tanya Nadine saat aku cerita hal sedikit tentangnya tadi, aku hanya mengangguk pelan, sedih sih rasanya, tapi mau gimana lagi.

“gue bisa tebak ola, kayaknya dia mau pergi ke Australia paling cuman kayak tadi ketemu sebentar terus balik lagi” ucapan Nadine yang paling aku takutin, aku takut aku ketemu kak Edward seperti tadi hanya satu jam pun tidak.

“jadi liburan kemana?” tanya Nadine

“pulang ke rumah hehe, kangen rumah jadinya”

“sendirian, ?”

“Iah, “

“kalau gak lo ketemu sama si hernest, buat bantu ingat tempat-tempat yang lu suka di sana, daripada gak ada kerjaan, lagian kalian berdua sahabat dari kecil, masa mau berantem terus.”

“siapa tau ingatan lo bisa agak lebih membaik” saran Nadine buat aku ragu, di sisi lain aku mau. Karena satu-satu orang yang tau aku cuman hernest.

“tapi kamu ikut yah?”

“yah ola, gue juga mau pergi, gue jamin si hernest gak bakal macem-macemin,” aku masih ragu, bagaimana orang tua ku ketemu dia, bisa-bisa seperti hal kemarin. Yang ada aku gak bisa ketemu dan tanya-tanya ke dia.

“jangan di paksa kok ola, cuman saran kok” Nadine senyum kecil seolah gak enak hati, tetapi aku pensaran juga dari saran Nadine, tetapi masih ragu, tetapi aku mau, ahhh!,

“isshhh, kok jadi bego gini gue” desis ku kesal,

“lo ngomong apa ola?” Nadine yang tiduran langsung tatapan mat ague dalam-dalam.

“apa?”

“yang tadi” tanya nya.

“yang issh, yang bego, apa yang apa?” tanyaku benar-benar lupa yang aku ucapin tadi.

“lo ngomong pakai kata GUE” jelasnya, aku sendiri gak sadar ucapin itu, walau aku tau Nadine bilang aku sering biasa ngomong pakai kata LO dan GUE,

“ ya udah lah lupain, tidur, besok ada pelajaran dosen killer” lanjut Nadine, aku angguk pelan. Dan tak bisa pejamin mata karena terus kepikiran ide Nadine untuk ketemu hernest,

Tetapi aneh rasanya seneng banget, seolah si hernest punya banyak rahasia tentang ku, bahkan lebih, karena dia sahabat kecil ku.

Aku berharapa yang terbaik.



Bersambung..

#Note, update dikit ya hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd