Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Bule-bule ganteng di kos cewek

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Ijin ninggalin jejak dan menyimak dgn seksama
 
bule nya dua co 1 ce...tour guide 2 ce satu co....wah pas tuh....yg hot sex scene ny...semangat
 
Episode 4: Love at the first touch


POV Brenda

“Eh mana si Romeo? Cepat sekali dia menghilang?” Aku dan Shaun masih sibuk mengepak bagasi. Mana harus lewat custom lagi.

“Dickhead, do you hear me?” Shaun masing memonyong-monyongkan bibirnya, kayaknya aku harus teriak deh. Anak ini kalo gak tidur pasti dengerin musik di iphone nya.

Sekilas ku lihat bayangan Brian di pintu keluar. Tumben anak itu cepat-cepat, pasti mo cari-cari jemputan. Aku lupa suruh telpon jemputan di Singapore. “Dickhead, sudah siap? Tuh Romeo sudah di luar!”

Begitu pintu otomatis terbuka sebuah pemandangan romantis langsung terpampang di depan kami. Si Romeo sementara memegang, setengah memeluk seorang gadis manis dan ayu.

Jreng... Gadis itu sangat cantik... cantik dan manis, benar-benar tipe Brian banget. Mata mereka masih saling bertatapan... Pasti si Romeo lagi terpesona... siapa sih cowok yang mampu bertahan dengan senyum semanis itu, dan mulut yang begitu menggairahkan.

Ini pasti ‘de ja vu’! Sudah lama Brian panggil kita untuk jalan-jalan ke kota Manado, kota yang disebutnya ‘last paradise on earth’. Pasti itu adalah panggilan hatinya... panggilan jodohnya! Aku yakin dalam hitungan lima mereka sudah akan berciuman...

Aku bingung harus bahagia atau sedih. Hatiku hanya bisa berucap... Brian you’ve found her! Sebagai teman yang baik aku bahagia kalau Brian mendapatkan cintanya. Dan itu artinya aku harus melepaskan Brian dari tempat yang paling dalam di dasar hatiku.

“Romeo, mana jemputan kita?”
kembali si Dickhead mengacaukan suasana mengembalikan kita semua ke dunia nyata. Padahal sudah hitungan ke empat.

Brian langsung sadar... gadis itupun langsung bergegas keluar dari pelukan Brian. Wajahnya yang merah merona itu tampak sangat natural. She’s really a beauty. I’m happy for you Romeo.

“Hello beautiful! I am Shaun and you are?”

Aku merasa geli... Shaun lagi tebar pesona kepada seorang gadis yang tak kalah cantiknya yang datang mendekat. Wah kalo begini si Dickhead dapat mangsa baru kayaknya... pasti rame ini. Shaun tidak pernah melepaskan mangsa sebelum dinikmati... Si Dickhead gitu! Belum 30 menit di Manado kedua temanku sudah dapat gebetan. Dan kayaknya cewek itu mau-mau aja melayani omongan bercampur rayuan dari Shaun. Dickhead is in the house, babe.

Ternyata kedua gadis belia tadi adalah host kami. Dua orang gadis cantik, sama-sama menarik dan sama-sama lincah... pasti seru.

“Hello hello... and what do we have here, who’s there?” Tiba-tiba muncul seorang cowok ganteng... wajah tirus khas Indonesia dan kelihatannya boleh juga, gak kalah-kalah amat pesonanya sama Brian atau Shaun. Mataku langsung berbinar-binar! Tanpa diminta saya langsung berkenalan dengan Edo. Orangnya ternyata gaul dan enak diajak bicara. Awas kamu Edo! Jangan berani bilang kalo kontolmu kecil.

“Nerd –ho! Hahahaha...”
Brian dan Shoun menatapku tertawa... mereka pasti tauh seleraku.

“Shut up Dickhead... you too Romeo. Emangnya hanya kalian yang boleh bersenang-senang.”

Segera kami bersama membawa bagasi ke mobil Pregio yang sudah disiapkan.

“Romeo! Kok barang kamu banyak sekali? Sampe 4 valis besar? Tuh mobilnya hampir gak muat?” Edo kelihatan sudah keringetan menaruh barang barang. Bahkan ada berapa yang harus ditaruh di bagasi kap mobil.

“Sorry Nerd-ho... valis-valis itu adalah kebutuhan utamaku selama sebulan lebih di sini! Tebak apa yang ku bawa?”

“Jangan bilang kau bawa alat-alat musik aneh mu itu!”

“You know me, dear. Cukup biola, gitar dan saxofon!” Hadeh! Liburan begini masih sempat!

“Emangnya ada alat musik lain yang kelupaan?” tanya ku penasaran!

“Iya... kelupaan satu!”

“Apaan?”

“Piano... hahaha!” Si Romeo menertawakanku.

“Huh.... Sampe segitunya sih!”

Brian ini memang memiliki jiwa musik yang tinggi. Anggota kehormatan philharmonic, jago dalam semua instrumen musik klasik, sempat buat beberapa konser musik. Bahkan sempat menggubah beberapa album. Musik dan seni adalah jiwanya. Pantesan orangnya sangat romantis. Cocok jadi pujangga... eh seperti Romeo.

“Nyesal aku gak bawa laptop dan semua hard disk ku. Kalo tauh pasti ku bawa.”

“Eh aku juga bawa kok semua peralatanku!” Shaun juga tidak kalah. Aku jadi penasaran.

“Ada X-box 360 dan Playstation serta semua aksesoris!” lanjutnya.

“Terus, koper yang satu isi apa?”

“Yah sudah pasti semua CD gamesnya!” katanya dengan wajah tak bersalah.

“Trus kamu gak bawa pakaian?”

“Tenang Nerd-ho... kalo bersamamu aku pasti telanjang terus!” hahaha... kacau menang. Tapi, betul juga yah pikirku.


POV Titien

Rasanya nanti 30 menit baru aku dapat bercakap-cakap dengan ketiga tamu bule itu. Masih terngiang terus peristiwa akbar yang sangat memalukan di bandara. Kok bisa yah aku seperti terkena hipnotis... Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama?

Brian itu sungguh-sungguh tipeku. Tatapannya hangat.., dan kegantengannya tidak ada duanya... Eh ada, tapi saingan berat... idolaku, pemusik klasik muda terbaik dunia... tapi ia kan public figure. Pemusik idolaku yang hanya ada di channel you tube.

Ok... ok... Titien... tarik nafas dalam-dalam. Ingat baik-baik, ia hanya seorang client. Ia hanya berada di Indonesia sekitar sebulan, lalu balik ke negara paman sam... eh sekarang paman trump. Ingat masih banyak yang harus kamu kerjakan... paketnya banyak yang harus revisi, karena salah perhitungan... eh bukan salah perhitungan, tapi salah profile.

Siapa yang bisa sangka client kami masih muda sekali, masih sebaya... tepatnya baru selesai kuliah... jadi aktivitinya harus dirubah, dicocokkan dengan orang muda. Aktivity yang cocok dengan kesukaanku. Enak juga sih dapat private client yang masih muda... dan ganteng ... dan mempesona ... eh, kelihatannya ia menyukaiku.

Dan ... dan aku harus menciumnya! Ih kok aku jadi mesum, yah. Tapi, aku kalo bisa berciuman dengan dia... bisa pingsan kesenangan deh diriku. Eh koreksi... hanya bertatapan saja aku bisa pingsan kesenangan, kayak di bandara tadi! Ihhh.

“Tien... kok wajahnya merah lagi? Pasti ingat peristiwa romantis tadi, kan” Edo lagi bawa mobil, eh masih sempat perhatikan wajahku lewat cermin depan. Sudah ada cewek cantik bernama Brenda di sampingnya, masih sempat lihat kebelakang.

“Ih, kunyuk...deh, lihat jalan di depan.” Sukses sebuah tepukan mendarat di kepala Edo ... huh apa itu? Tangannya Edo kelihatan sudah diatas paha Brenda mengelus, sampai ke pangkalnya.

Si cewek hanya diam saja, bahkan tutup mata menikmati. Desahan kecil Brenda terdengar sangat lirih... Tangan Edo semakin bergerilya! Astaga... kok aku jadi horni sendiri. Dada ku semakin mengeras... pura-pura kedepan mencari tempat yang tepat untuk mengintip.

Posisiku memang memungkinkan... saking banyaknya barang, maka tempat duduk baris ke tiga dan keempat harus ditempati koper. Jadi kami berempat berdesakan di kursi baris ke dua. Di paling kiri Brian, trus aku, trus si centil Naya, dan paling ujung Shaun. Kedua cowok tersebut masih menikmati pemandangan dari jendela mobil.

Naya sudah tertidur (mungkin pura-pura) dengan kepala bersandar di bahu Shaun. Eh... tangan Shaun sudah melingkar di pundaknya. Sedangkan aku dan Brian masih malu-malu, orang bule bilang ‘still too ashame to make a move’.

Seiring dengan pergerakan Edo, aku pun semakin memajukan pantatku sampai di ujung kursi. Mencari pemandangan yang indah... eh mesum sih! Gairahku semakin terbakar... dan tiba-tiba...

“Bug....”

Edo banting stir ke menghindari lubang di sebelah kiri. Tubuhku langsung oleng dan hilang keseimbangan. Aku sempat mencari pegangan sebelum jatuh ke sebelah kiri... Ini gara-gara Edo.

“Ahhhh” teriakanku mengiringi kejatuhanku...

“Kak Titien.....Hahahahahaha... ngapain di situ?” Naya langsung membuka camera hpnya kali ini sudah siap.

Ku coba mengumpulkan kesadaran. Aku jatuh tepat di atas tubuh Brian. Aduh, malu sekali deh! Tercium suatu keharuman dari dadanya yang bidang. Tangan kiriku memeluk pinggangnya... dan tangan kananku meremas sesuatu... huh apa ini? Benda itu semakin membesar... baru terasa bentuknya yang familiar.

Astaga kok terjadi lagi. Aku malu sekali... tak sadar aku masih terus menggengam kontol dari Brian. Celana pendeknya sangat tipis... bentuknya sangat terasa.

“Are you okay?” terdengar suara bariton di telinga kiriku. Aku terdiam... terdengar ia mulai mendesah. Eh... apa ini? Tangan kanan Brian membuat gerakan kecil... eh bukan gerakan tapi remasan.

Kok remasannya terasa sampai di dadaku... aku baru sadar tangannya pas menggenggam penuh toked kiriku... aku malu sekali... bukan cuma malu, tapi horni, tangannya terus bergerak lembut memanfaatkan situasi... Uh! Ternyata tangannya nakal yah... pegang-pegang, terus meremas. Mungkin senakal tanganku yang juga masih menggenggam.

Eh... kuangkat badanku perlahan-lahan... tangannya masih disitu... tiba-tiba Brian meremas agak kencang,

“Ahhh” teriakanku bersamaan dengan Brian. Karena tangan kananku juga meremas kencang batangnya yang sudah berdiri sempurna.

“Jret.. jret” persis ketika kami berteriak terdengar suara kamera hp. Sayang aku dan Brian kurang memperhatikannya.

“Ck ck ck, wah Kak Titien. Hebat, gak pake tunggu lama. Malu dong, masak baru ketemu langsung cek onderdil?”

Senyumnya melebar... ia meledekku habis-habisan. Ini sudah kedua kalinya, dan ini mesti dibalas.

“Eh... tolong... ampun... ampun! Kak Titin, Ahhhh!!!”

Naya mulai memohon-mohon lagi tapi aku tidak perduli. Rasakan pembalasanku! Kedua tanganku sukses mengenggam kedua toketnya... dan meremas tanpa ampun. Terus masuk dari lobang atas tanktopnya, dan nyaris mengeluarkan isinya semua.

Shaun sampe melongo! Toket impiannya tampak dengan jelas diremas-remas dan dipilin-pilin. Saya yakin dari sudut pandangnya ia bisa menelurusi seantero toket.

“Ahhh...” aku tidak bisa pastikan, ini teriakan atau desahan.

Kak Titien... jangan begitu, malu dong dilihat Shaun” Aku terhenyak... “hehehehe...” aku hanya tertawa tanpa kata-kata... tapi pipi si Centil jadi merah seperti kepiting. Puas rasanya ngerjain dia sampe si centil itu jadi pasrah dan malu.

“Rasain” kataku...

“Kok kak Titien gitu sih... Naya kan malu” dia berkata pelan. Aku jadi sadar...

“Sorry Nay, Kak Titien sendiri bingung kenapa! Tiba-tiba kayak gairahku naik.”

“Kak Titien lagi terangsang yah! Hayo ngaku!”

“Ih... jangan bilang-bilang yah, gini toh....tadi payudara Kak Titien sempat diremas-remas Brian dan... eh rahasia yah! Kak Titien sempat merasakan tegangnya kontol Brian...”

“huh ... apa?” sebelum ia berteriak sudah kututup mulutnya. Cukup sekali!

“Jadi aku pelampiasannya?” Naya hanya tertawa...

“Kakak mujur sekali yah dapat 2 kontol hari ini... gede gak?” Aku pun langsung merah... sangat merah.

“Bukan cuma gede... gede dan panjang! Hehehehe!” kami berdua tertawa terbahak-bahak...

Naya.. Naya! Tiap kali ketemu kamu pasti ada kehebohan.

“Kak Titien, dengar baik-baik! Akan Naya balas perbuatan Kak Titien.... dan Kakak gak boleh melawan”
 
Awesome story nampaknyaa
Kalo bisa ditambah mulustrasi gadis2nyaa suhu

Eh dapet pertamax n massih di pejwan


Mulustrasinya sebenarnya sudah siap, tapi dari kemarin bingung gimana uploadnya. Ada yg bisa bantu? Maklum Nubie...
 
Wanjiiirr emang bakalan rame ini.. Titin g sadar.. Eh belum sadar kalo dia emang ketemu idolanya

Kalo bisa agak dipanjangin Hu anunyaaa.. Anu.. Itu... Duhh maksud saya anu.. Updatenya
 
Mulustrasi cerita, tokoh utama:

Titien Mokoginta, gadis Manado umur 21 thn




Naya Tan, gadis Manado/keturunan Chinese umur 19 thn



Edo Putra, cowok Manado umur 23 thn




Brian Solomon, cowok California berdarah British/Irlandia umur 24 thn



Brenda Marciano, gadis California berdarah Itali umur 23 thn




Shaun Garcia, Cowok California berdarah Rumania, umur 25 thn

 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Waaah telat gue, udah halaman kedua aja nih....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd