Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bidadari Diskotik [Full Pic Mulustrasi]

#1 - Jodoh Nggak Akan Kemana



Tommy sedang berdiri di depan taman yang terletak di dalam sebuah rumah sakit. Sudah dua hari ini dirinya kurang tidur. Saat ini dirinya sedang mengawasi sebuah ruang rawat inap yang berada di seberang taman. Disana, sahabatnya Eddy masih terbaring lemah akibat keracunan sebuah tanaman yang mematikan.



Tommy merasa bersalah. Dia merasa bahwa dirinya lah yang telah meracuni sahabatnya itu, meskipun secara tidak langsung. Seharusnya dia menyadarinya, tingkah laku aneh Bu Rita dan Nita yang sengaja menanam Veratrum, sebuah tanaman yang sangat beracun.



"Aku yakin, Bu Rita atau Nita lah pelakunya. Nita telah mengetahui kalau aku akan mengadakan ospek kecil dengan meminjam sapinya. Tetapi masih ada yang janggal. Bagaimana cara Nita meracuni Eddy dengan Veratrum? Racun itu kan harus di telan ke dalam mulutnya. Sepertinya Nita tidak mempunyai kesempatan itu, soalnya aku dan Nita kan waktu itu menghabiskan waktu dengan berhubungan seks. Jadi, satu-satunya orang yang mungkin melakukan itu hanyalah Bu Rita. Iya.., benar. Kalau dipikir-pikir lagi, saat itu Eddy kan berada di rumah Bu Rita, sebelum aku jemput dia ke kandang sapi. Disana pasti Eddy telah diberi minum air yang telah dicampur biji Veratrum. Tidak salah lagi, dia lah pelakunya." Pikir Tommy.



Dan disaat pikiran Tommy tengah tertuju ke Bu Rita, tiba-tiba saja orang itu datang. Bu Rita datang menjenguk keponakannya. Wajah Tommy menjadi tegang.

Namun hatinya masih menguatkannya. "Tenang saja, di sana ada kedua orangtuanya. Sudah beberapa hari ini mereka berada disana. Aku yakin mereka akan melindungi anaknya." Pikir Tommy.


Memang benar, kedua orang tua Eddy, yaitu Ardo dan Selina bergantian menjaga putra mereka satu-satunya di ruang rawat inap. Mereka berdua sepertinya tahu bahwa putranya itu sedang dalam bahaya.


Yang menjadi bahan pemikiran Tommy adalah jarak umur diantara kedua orangtua Eddy. Ayahnya, Ardo adalah lelaki yang sudah sangat tua, rambutnya hampir putih semua. Sedangkan Ibunya, Selina, bisa dibilang jauh lebih muda, cukup cantik meskipun tubuhnya tampak agak kurus.



"Kalau orang kaya sih bebas-bebas aja. Sepertinya ayah Eddy lah yang kaya raya, bisa mendapatkan istri yang jauh lebih muda seperti itu." Pikir Tommy.



Namun tiba-tiba saja sebuah kegemparan terjadi di ruang rawat Eddy. Kedua orangtuanya bertengkar dengan Bu Rita dengan suara yang agak keras, sampai terdengar oleh Tommy, padahal Tommy berdiri lumayan jauh dari ruang rawat.



"APA MAUMU DATANG KESINI HEH? INI PERBUATANMU KAN?" bentak ayah Eddy.



"Kenapa Kak Ardo selalu memiliki pikiran jahat kepadaku? Aku kan keluargamu juga..?!!" Jawab Rita dengan suara yang tidak kalah lantangnya.



"Aku sudah tidak lagi menganggapmu sebagai keluargaku. Kamu ingat itu? Semenjak kamu menikah dengan orang itu, aku sudah tidak pernah lagi menganggapmu sebagai keluarga." Jawab Ardo.



Namun Rita tersenyum sinis, "Hehehehe.., tetapi ingat ya. Aku disini juga membantumu lari dari jeratan hukum. Aku lah yang menyediakan tempat untukmu di Orchid City ini." Sahut Rita sambil berjalan pergi meninggalkan mereka, dia mengalah.



Tommy mengerutkan keningnya, "Sebenarnya apa sih yang terjadi di keluarga Eddy? Semuanya membingungkan. Dan? Apakah Ayah Eddy sedang terkena masalah hukum sehingga harus pindah kesini? Hmm.., sepertinya memang ada sebuah kejanggalan yang besar di dalam keluarga Eddy." Pikir Tommy.



Tommy melihat jam tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dirinya harus pergi ke kampus. Tommy berjalan keluar rumah sakit dan di depan halaman tiba-tiba saja dirinya bertemu dengan Jenny dan Nikita.



Nikita adalah gadis muda, imut yang pada waktu lalu sempat main karate lidah dengan Tommy dan ketahuan oleh kekasihnya Linda. Nikita termasuk salah satu korban rayuan Tommy.



"Loh? Niki? Jen? Kok kalian ada disini?" Tanya Tommy dengan heran.



"Aku mau memberitahu kamu kalau kelas Ilmu Komunikasi Bisnis dibatalkan. Katanya sih Bu Rita sakit." Sahut Jenny.



Tommy mengerutkan keningnya. Padahal tadi dia baru saja melihat Bu Rita yang datang menjenguk Eddy, namun akhirnya bertengkar hebat dengan kedua orangtua Eddy.



"Dan kamu Niki? Kok datang kesini? Apa kamu kangen sama aku ya? Hehehe..!!" Sahut Tommy dengan santai.



"Ah sudah deh Kak Tommy. Nanti Kak Linda marah lho. Aku kesini karena diajak sama Kak Jenny. Soal hubungan kita itu, sudah berakhir. Soalnya kamu playboy kelas cabe rawit. Ternyata kamu sudah punya Kak Linda, dan masih saja membohongiku. Sudah lupakan saja ya, hehehehe..," sahut Nikita dengan santai.

a-Michelle-can-1.jpg




"Waduh? Berat Nit." Jawab Tommy.



"Lho? Berat kenapa Kak?" Tanya Nikita dengan heran.



"Berat kalau disuruh untuk melupakanmu, soalnya aku kan harus pergi ke kelurahan dulu." Celetuk Tommy.



"Eh? Kok ke kelurahan segala sih?" Sahut Nikita semakin heran.



"Kan aku harus minta surat keterangan tidak mampu dulu, hehehehe," jawab Tommy sambil tertawa terbahak-bahak.



"Sialan." Sahut Nikita dengan muka masam.



"Sudahlah. Biarkan saja Tommy Nik. Ayo sekarang kita lihat keadaan Eddy." Sahut Jenny.



Mereka bertiga akhirnya pergi mengunjungi sahabat baru mereka. Mereka disambut oleh kedua orang-tuanya dengan gembira sementara Eddy masih tertidur.



"Maaf ya, Eddy tidak bisa bangun. Tubuhnya masih lemah kata dokter." Sahut Selina, Ibu Eddy.

ab-saidat-1.jpg




"Ah, tidak apa-apa kok Bu. Kami hanya sekedar berkunjung saja." Jawab Tommy sambil tersenyum penuh birahi. Sepertinya Tommy mulai tertarik dengan Selina yang memiliki tubuh tinggi semampai, walaupun agak kurus.



Jenny menyadari tatapan sahabatnya itu dan mencubit perutnya. "Jadi? Apakah keadaan Eddy sudah membaik Bu?" Tanya Jenny sambil tersenyum.



"Sudah kok." Ayah Eddy lah yang menjawab lalu dia melihat ke arah jam tangannya.



"Oh iya, maaf nih adik-adik semuanya. Saya mau pamit pulang dulu. Saya mau istirahat dulu. Soalnya, hehehehe.., saya sudah tidak lagi muda." Sahut ayah Eddy sambil tersenyum sopan.



Sepeninggal ayah Eddy, kini hanya tinggal lima orang saja disana. Ada Eddy yang masih tertidur dan tiga orang wanita yang cantik dan seksi. Otak mesum Tommy mulai melambung ke alam dunia hasrat, membayangkan mengentot dengan Nikita dan Jenny yang memiliki wajah super imut, beserta Ibu Eddy, Selina yang sudah sangat dewasa dengan tubuh tingginya. Tommy pun tersenyum-senyum sendiri.



Kemudian tiba-tiba saja perutnya terasa sakit kembali. Jenny mencubitnya kembali lalu memutarnya 180 derajat.



"Hei, Tom. Mungkin kamu bisa membelikan minuman untuk Ibunya Tommy." Sahut Jenny.



"Ah kalian tidak usah repot-repot. Panggil saja aku Bu Lina." Sahut Selina.



"Nggak apa-apa kok Bu." Jawab Tommy sambil tersenyum kesakitan. "Sebentar Kak. Aku ikut denganmu." Sahut Nikita kemudian.



Sementara Jenny sedang asyik mengobrol dengan Selina, Tommy telah turun pergi untuk membeli minuman bersama dengan Nikita.



Kemudian tiba-tiba saja Nikita mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Itu adalah undangan pernikahan.



"Eh? Apa ini Niki?" Tanya Tommy bingung.



"Itu undangan pernikahanku Kak." Jawab Nikita sambil tersenyum.



"Lho? Kamu serius Niki?" Tanya Tommy tidak percaya.



"Iya Kak. Aku akan menikah dengan pria yang dipilih oleh Papaku." Sahut Nikita.



Tommy mengerutkan keningnya, "Apakah ini memang adat dari negaranya?" Pikir Tommy. Nikita memang berasal dari sebuah negara di Asia, dan sepertinya adat perjodohan masih berlaku disana.



"Kamu tidak sayang Nik? Bukankah kamu masih sangat muda? Berapa umurmu? 19 tahun?" - "18 tahun Kak. Tapi, kalau Papa sudah menentukan, ya aku harus mau Kak." Jawab Nikita sambil tersenyum.



Tommy menjadi semakin heran, biasanya seorang gadis tidak akan suka kalau dijodohkan. Rumus ini sepertinya tidak berlaku terhadap Nikita. Kecuali..,



"Hmm..., Apakah kamu sudah bertemu dengan jodohmu itu ya? Kamu suka ya?" Goda Tommy.



"Belum Kak. Aku belum pernah melihat wajahnya sih. Tetapi, kalau pilihan Papa, aku tidak akan ragu lagi kak, hehehehe..," jawab Nikita dengan riang.



"Whatt? Kamu aneh Niki." - "Apanya yang aneh Kak?" Tanya Nikita dengan heran.



"Ya, seharusnya kamu bertemu dulu dengan calon suamimu itu dan menanyakannya sesuatu." - "Tanya apa Kak?" Sahut Nikita.



"Kamu tanya.., 'hari ini mau kemana?' gitu. Nah kalau jawabannya nggak kemana-mana, itu artinya dia benar jodoh kamu Nik. Soalnya kalau jodoh kan nggak akan kemana-mana." Sahut Tommy sambil tersenyum jenaka.



Hasilnya, Nikita tertawa terpingkal-pingkal.



Dalam hatinya, Nikita sebenarnya sangat menyukai Tommy yang jenaka. Namun Papanya telah menentukan jodohnya dan dia yakin dan percaya akan keputusan Papanya. Meskipun kalau misalkan Papanya menunjuk Tommy sebagai jodohnya, Nikita akan dengan sangat senang hati menerimanya.



*****​
Sepertinya cerita ini bersambungan dengan tread suhu yg lagi satu ya. Yg Cinta di atas persahabatan? Saya mcm confius sedikit.... maaf jika saya salah...
 
Wow suhu Tintaputih sdh kembali lagi... selamat datang kembali suhu. Karya2 Suhu emang luar biasa.
 
#2 – Asal Muasal Keluarga Thompson



Satu minggu kemudian, hari itu adalah hari senin pagi. Di kampus Redstone rupanya tengah gempar. Karena salah satu mahasiswinya yang bernama Nita Allison Taylor, salah seorang mahasiswi fakultas kedokteran hewan Redstone di tangkap oleh polisi karena memiliki satu hektar ladang Veratrum.

Banyak para mahasiswa dan mahasiswi yang membicarakannya. Mereka semua mengaitkan peristiwa tersebut dengan kejadian di kandang sapi yang menyebabkan Eddy, seorang mahasiswa baru semaput.

Sementara itu, Jenny sedang mengabsen teman-temannya di kampus. Jenny sama sekali tidak terpengaruh dengan kabar berita tersebut. Jenny sudah mengetahui akan kejadian yang sebenarnya, karena dirinya pada saat kejadian juga berada di sana, di kandang sapi.

Hari itu ada pelajaran ilmu komunikasi bisnis. Bu Rita lah yang akan menjadi dosennya. Jenny adalah tipe orang yang kelewat rajin. Meskipun absen sekarang sudah berdasarkan tanda tangan dan sidik jari, namun Jenny masih saja senang untuk menghitung jumlah mahasiswa yang berada disana.

Selang beberapa menit kemudian, Eddy memasuki ruangan. Sepertinya Eddy sudah mulai terlihat agak sehat.

"Hai Ed. Kamu sudah sehat ya?" Sahut Jenny dengan senang.

"Iya Jen. Tommy dimana?" Tanya Eddy.

"Entahlah. Paling dia datang terlambat. Sudah menjadi tabiatnya untuk selalu telat. Dia itu siput." Jawab Jenny dengan sedikit sewot.


"Sudah jam delapan. Hari ini pelajarannya Tante eh Bu Rita kan?" Tanya Eddy kembali.

"Iya sih. Sepertinya Bu Rita terlambat datang. Oh iya, apakah kamu sudah benar-benar sehat Ed?" - "Sebenarnya sih belum. Tetapi aku bosan dirumah terus Jen. Mending pergi ke kampus aja." Jawab Eddy.

Sementara itu dari arah belakang, tiba-tiba saja datang seorang gadis berambut pirang putih. Gadis itu adalah Linda, kekasih Tommy yang sekarang.

"Dimana Tommy Jen?" Tanya Linda dengan angkuh sambil bertolak pinggang.

ac-2.jpg



"Kenapa kamu tanya aku? Memangnya aku ngantongin Tommy apa?" Jawab Jenny dengan pedas. Jenny memang tidak menyukai Linda yang terkenal sombong.

"Ah sudahlah, berbicara denganmu sama saja berbicara dengan tembok. Nanti Tommy juga akan mencariku." Sahut Linda dengan pede-nya.



Jenny mengerucutkan bibirnya, "Apa kamu pikir Tommy akan mencarimu? Kamu kan cuma salah satu dari sekian banyaknya kekasih Tommy." Pikir Jenny.

"Oh iya? Kamu anak baru itu ya? Yang kemarin bikin heboh di kandang sapi?" Tanya Linda.

Eddy menganggukkan kepalanya dengan malu.

"Nanti kakakku mau berbicara kepadamu. Eh? Itu dia datang." Sahut Linda kembali sambil tersenyum senang dan Eddy beserta Jenny langung mengarahkan pandangannya ke depan pintu masuk kelas.



Saat itu datang seorang pria bertubuh tegap, memakai kemeja berwarna pink dengan sebuah lencana kepolisian di pinggangnya. Sebenarnya pria itu cukup tampan dan maskulin, namun kemejanya yang berwarna pink itu telah membuat Jenny terkikik geli. Pria yang disebut Linda sebagai kakaknya itu sepertinya tidak mahir dalam soal berpakaian.

"Selamat pagi." Sahut Pria itu sambil tersenyum ramah.

"Pagi..," jawab Jane dan Eddy berbarengan.

"Ah? Kamu pasti Eddy ya? Dimana temanmu Tommy? Oh iya, maaf. Perkenalkan dulu, saya Alex, saya seorang polisi di bagian narkotika dan obat-obatan, dan juga, kakak dari adik saya yang paling manis disana, Linda." Sahut Alex dengan ramah.

Linda mencibirkan bibirnya lalu pergi menghilang.

"Ada apa Pak? Kenapa mencari Tommy?" Tanya Eddy dengan jantung yang berdebar-debar. Karena Pak Polisi ini pasti ingin mencari tahu tentang penyebabnya pingsan di kandang sapi tempo hari.

"Ah, sebetulnya saya mencari kamu Ed. Kalau Tommy sih , aku sudah sering bertemu dengannya. Kebetulan dia adalah kekasih adikku." Jawab Alex ramah.

"Eh? Mencari aku? Memangnya ada apa Pak?" Tanya Eddy.

"Sebenarnya sih hanya untuk formalitas saja. Sebab, Tommy sudah menjelaskan semua kejadiannya secara detail. Aku hanya ingin bertanya kepadamu tentang beberapa hal yang masih sedikit mengganggu." Sahut Alex.

"Boleh kan?" Tanya Alex kembali.

"Iya, Boleh Pak." Jawab Eddy dengan gugup.

"Oke. Yang pertama, mengenai keluargamu. Apakah kamu anak pertama? Tidak mempunyai adik?" Tanya Alex.

"Eh? Iya Pak. Betul." Jawab Eddy.

"Kamu masuk di kampus Redstone ini, karena ada Bibimu disini ya?" Tanya Alex kembali.

"Iya. Bu Rita adalah Bibiku Pak. Bahkan saat ini adalah mata pelajarannya. Bapak bisa tanyakan langsung kepadanya saja nanti kalau Bu Rita sudah datang." Jawab Edy.

Alex mengangguk-anggukan kepalanya,

"Maaf jika sebelumnya aku bertanya tentang hal yang sangat pribadi. Apakah Bibimu itu, adalah adik kandung dari ayahmu Vans Ardo Thompson?" - "iya Pak." Jawab Eddy.

"Apakah Ayahmu itu memiliki masalah khusus dengan Bibimu?" Tanya Alex kembali.

"Setahuku sih tidak Pak. Mereka berdua akur-akur saja. Malah, Tante Rita yang mengajak keluarga kami pindah ke kota Orchid." Sahut Eddy.

"Hmm.., begitu ya. Tinggal satu hal lagi. Emm, aku tidak dapat menemukan catatan tentang sejarah keluarga kalian di kantor catatan sipil. Aku sudah bertanya kepada ayahmu, tetapi dia bilang catatan itu telah terbakar. Dan ketika aku tanya ayahmu dulu tinggal dimana, dia menjadi seperti orang pikun. Lalu ketika kutanya Ibumu, dia menjawabnya kalau keluarga kalian berasal dari sebuah kota kecil dan Ibumu juga tidak dapat mengingat nama kota tersebut. Apakah kamu ingat dimana kamu tinggal ketika waktu kecil?" Tanya Alex.

Eddy mengerutkan keningnya, aneh rasanya kalau Mamanya tidak mengingat kota asal mereka. "Apakah Mama sudah benar-benar menjadi pikun?" Pikir Eddy.

"Bagaimana Ed? Apakah kamu mengingatnya?" Sahut Alex kembali.

"Oh? Iya Pak. Dulu aku tinggal di kota Vinca." Sahut Eddy.

Alex tersenyum lebar, "Baiklah kalau begitu, terimakasih." Sahutnya sambil berjalan pergi.

"Sepertinya memang ada orang yang sengaja menutup asal muasal keluarga itu. Hmm.., tidak usah dipikirkan lagi deh. Yang terpenting tugasku sekarang sudah selesai. Aku sudah menangkap Nita." Pikir Alex.

"Keluarga Thompson memang keluarga yang aneh. Sepertinya keluarga mereka termasuk ke dalam keluarga bangsawan, soalnya mereka benar-benar memiliki banyak uang. Rumahnya saja seperti istana. Sebenarnya, keluarganya itu kerjanya apa sih? Hmm..," pikir Alex sambil berjalan pergi meninggalkan kampus Redstone.

"Kamu tidak apa-apa Ed?" Tanya Jenny yang kini mendekatinya setelah selesai di interogasi oleh Alex.

"Nggak apa-apa kok Jen. Aku hanya memikirkan Mamaku. Sepertinya Mamaku mulai menjadi pikun sekarang. Aku harus lebih memperhatikannya mulai dari sekarang." Sahut Eddy.

Jenny tiba-tiba saja tersenyum. Dirinya mulai menyukai Eddy yang sangat perhatian terhadap Mamanya. Berbeda dengan Tommy yang kerjaannya setiap hari hanya menggoda dan mempermainkan hati wanita.

"Sudah hampir setengah jam nih Ed. Sepertinya Bu Rita tidak akan datang. Kita main ke rumahku yuk Ed? Rumahku ada di dekat sini kok. Nanti aku akan memberikanmu pelajaran-pelajaran yang tertinggal ketika kamu sakit." Sahut Jenny.

Eddy tersenyum senang, "Baiklah. Ayo kita kesana.".

*****
 
#3 – Diskotik VW



Sementara itu, Tommy yang tidak jelas dimana rimbanya, ternyata saat ini sedang berada di sebuah panti pijat. Beberapa hari yang lalu Tommy bertemu dengan seorang wanita cantik yang ternyata bekerja sebagai terapis pijat di sebuah diskotik.



Dan bisa ditebak kelanjutannya, wanita itu dengan sukses terjun bebas ke dalam rayuan maut Tommy yang memang sangat menggoda. Apalagi pekerjaan wanita itu adalah seorang terapis pijat di sebuah diskotik, pastinya dia juga bisa melayani lebih dari sekedar pijat saja.


Nama wanita itu adalah Sofia Rianna. Seorang wanita yang berumur 24 tahun, cukup cantik, tinggi dan memiliki rambut lurus pirang keputihan. Wanita seperti ini termasuk ke dalam kategori wanita idaman Tommy. Sebenarnya, asalkan wanita itu cantik dan seksi, Tommy akan langsung menyergapnya.

Dan malam itu, Tommy berhasil mendapatkannya. Skala berhasil bagi Tommy adalah berhasil untuk menyetubuhinya, gratis tis..!! Hal itu sebenarnya karena Sofia memang sudah menyukai Tommy. Padahal, Sofia termasuk salah satu wanita yang memasang harga yang cukup tinggi untuk hanya sekedar memijat saja. Apalagi kalau sampai harus berhubungan intim, harus orang yang benar-benar berduit kalau mau mengentot dengannya. Selain itu, Sofia juga termasuk ke dalam lima bidadari Diskotik VW.



Diskotik yang bernama 'VW' itu sebenarnya adalah sebuah tempat khusus untuk orang-orang yang super kaya. Gadis-gadis disana sangat cantik-cantik, bahkan pemiliknya, Vera Willow masih bisa dibilang lumayan hot dan seksi.



Tommy berhasil masuk ke dalam diskotik VW hanya berkat kecerdikan dan ketampanannya. Dan Tommy langsung terperangah ketika dirinya menginjak lantai diskotik VW untuk yang pertama kalinya. Menurutnya, diskotik VW adalah surganya dunia, penuh dengan bidadari-bidadari cantik. Tommy saja sampai bingung kalau disuruh untuk memilih.



Namun sialnya, Tommy tidak bisa memilih karena dirinya memang tidak mempunyai uang. Selain itu, Tommy sudah terikat dengan Sofia. Akhirnya, Tommy menjadi seperti burung yang di potong sayapnya, tidak bebas bergerak.



Namun bukan Tommy namanya kalau otak mesumnya nggak jalan. Diam-diam Tommy membawa lima buah kamera kecil. Benda itu mirip seperti sebuah alat penyadap. Tommy memang mesum, targetnya adalah kelima orang bidadari diskotik VW, yaitu Mia, Maya, Layla, Tammy dan tentu saja, kekasihnya yang baru yaitu Sofia.



Mereka berlima adalah para wanita yang paling cantik di diskotik VW. Semuanya memiliki rambut pirang dan tubuh seksi bagaikan seorang model. Tarif merekapun sangat mahal, dan yang paling mahal adalah Layla dan Maya.



"Kalau Layla sih memang sangat cantik. Tetapi kalau Maya? Hmm.., kupikir masih lebih cantik kamu kok. Kenapa ya harganya mahal?" Tanya Tommy kepada Sofia. Saat itu mereka berdua sedang duduk di sebuah mini bar.



"Itu karena Maya adalah adik dari Bu Vera, pemilik diskotik ini." Jawab Sofia.



"Eh? Yang benar nih? Kenapa Bu Vera membiarkannya? Maksudku, memiliki diskotik sebesar ini, pasti Bu Vera sudah memiliki banyak uang kan? Kenapa Maya tidak mencari pekerjaan yang lain saja?" Sahut Tommy.



"Maya memang orangnya seperti itu Tom. Dia memang suka bekerja disini. Dia itu wanita yang nakal. Selain itu, dia juga pilih-pilih kalau soal pelanggan. Jangankan Maya, Bu Vera saja terkadang masih suka melayani pelanggan, tentunya harganya jauh lebih mahal daripada semua wanita yang bekerja dengannya." Sahut Sofie.



Tommy mengangguk-anggukan kepalanya.



"Kita ke kamar aja yuk Tom." Ajak Sofie sambil tersenyum penuh arti. "Daripada disini, nanti kamu malah tergoda dengan yang lain, hehehehe..," sambungnya kembali.



Jelas saja Tommy tidak akan menolak ajakan itu, "Baiklah, ayo." Jawab Tommy dengan gegap gempita.



Kemudian mereka berdua pergi ke bawah. Letak kamar Sofie berada di paling ujung, lantai dasar. Disini ada enam buah kamar. Yang paling depan adalah kamar milik Vera, sementara kelima lainnya milik Layla, Mia, Maya, Tammy, dan Sofia.



"Ini adalah kamar khusus tamu VIP Tom." Sahut Sofia.



Tommy mengangguk-anggukkan kepalanya dengan senang.



"Eh? Pil Pinky Fun ku sudah habis. Aku ke atas dulu ya sebentar. Kamu ke kamarku saja. Kamarku ada di paling ujung." Sahut Sofia.



- Pinky Fun adalah obat terlarang, termasuk ke dalam kategori narkoba, dapat memberikan efek menyenangkan sekaligus horny. Selain itu, pil tersebut dapat membuat penggunanya ketagihan. -



Sementara Sofia pergi, Tommy langsung beraksi.



Kamar-kamar itu tidak ada penghuninya. Mereka semua masih berada di atas. Ini adalah kesempatan emas buat Tommy.



Lalu dirinya memasuki kamar-kamar itu satu-persatu dan meletakkan sebuah kamera kecil yang terhubung wireless ke handphonenya. Tommy menaruh kamera itu di sudut-sudut yang tersembunyi.

Dan setelah selesai, Tommy akhirnya tersenyum mesum. Besok pagi di handphonenya akan penuh dengan video seks mereka.



"Hahahaha.., walaupun aku tidak berkesempatan untuk mengentot mereka semua, setidaknya aku bisa melihat video seks mereka. Lumayan buat bahan coli." Pikir Tommy.



Sementara itu, di lantai atas, Sofia telah menaburkan pil Pinky Fun ke dalam minuman. Dirinya ingin memberikannya kepada Tommy tanpa sepengetahuannya.



"Setidaknya, ini akan dapat membuatnya menjadi lebih ganas, hehehehe..," pikir Sofia.






*****



 
Wawwww lanjutt suhuu.. ane lebih tertarik vera owner jg di sikat tomy nih
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd