Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bidadari Diskotik [Full Pic Mulustrasi]

Tintaputih

Kakak Semprot
Daftar
20 Aug 2017
Post
168
Like diterima
278
Bimabet
2 - Bidadari Diskotik

zCover-2.jpg


Daftar isi :

#1 - Jodoh Nggak Akan Kemana
#2 - Asal Muasal Keluarga Thompson
#3 - Diskotik VW
#4 - Akibat Pinky Fun
#5 - Kakek Vans
#6 - Obat Ereksi
#7 - Penyelamatan Tommy

PDF - Link
Pass : tintaputih

Cerita Sebelumnya,

1. Cinta Di Atas Persahabatan

Cerita Berikutnya,
3. Buronan

Mega Thread - Dinasti
 
Terakhir diubah:
#1 - Jodoh Nggak Akan Kemana



Tommy sedang berdiri di depan taman yang terletak di dalam sebuah rumah sakit. Sudah dua hari ini dirinya kurang tidur. Saat ini dirinya sedang mengawasi sebuah ruang rawat inap yang berada di seberang taman. Disana, sahabatnya Eddy masih terbaring lemah akibat keracunan sebuah tanaman yang mematikan.



Tommy merasa bersalah. Dia merasa bahwa dirinya lah yang telah meracuni sahabatnya itu, meskipun secara tidak langsung. Seharusnya dia menyadarinya, tingkah laku aneh Bu Rita dan Nita yang sengaja menanam Veratrum, sebuah tanaman yang sangat beracun.



"Aku yakin, Bu Rita atau Nita lah pelakunya. Nita telah mengetahui kalau aku akan mengadakan ospek kecil dengan meminjam sapinya. Tetapi masih ada yang janggal. Bagaimana cara Nita meracuni Eddy dengan Veratrum? Racun itu kan harus di telan ke dalam mulutnya. Sepertinya Nita tidak mempunyai kesempatan itu, soalnya aku dan Nita kan waktu itu menghabiskan waktu dengan berhubungan seks. Jadi, satu-satunya orang yang mungkin melakukan itu hanyalah Bu Rita. Iya.., benar. Kalau dipikir-pikir lagi, saat itu Eddy kan berada di rumah Bu Rita, sebelum aku jemput dia ke kandang sapi. Disana pasti Eddy telah diberi minum air yang telah dicampur biji Veratrum. Tidak salah lagi, dia lah pelakunya." Pikir Tommy.



Dan disaat pikiran Tommy tengah tertuju ke Bu Rita, tiba-tiba saja orang itu datang. Bu Rita datang menjenguk keponakannya. Wajah Tommy menjadi tegang.

Namun hatinya masih menguatkannya. "Tenang saja, di sana ada kedua orangtuanya. Sudah beberapa hari ini mereka berada disana. Aku yakin mereka akan melindungi anaknya." Pikir Tommy.


Memang benar, kedua orang tua Eddy, yaitu Ardo dan Selina bergantian menjaga putra mereka satu-satunya di ruang rawat inap. Mereka berdua sepertinya tahu bahwa putranya itu sedang dalam bahaya.


Yang menjadi bahan pemikiran Tommy adalah jarak umur diantara kedua orangtua Eddy. Ayahnya, Ardo adalah lelaki yang sudah sangat tua, rambutnya hampir putih semua. Sedangkan Ibunya, Selina, bisa dibilang jauh lebih muda, cukup cantik meskipun tubuhnya tampak agak kurus.



"Kalau orang kaya sih bebas-bebas aja. Sepertinya ayah Eddy lah yang kaya raya, bisa mendapatkan istri yang jauh lebih muda seperti itu." Pikir Tommy.



Namun tiba-tiba saja sebuah kegemparan terjadi di ruang rawat Eddy. Kedua orangtuanya bertengkar dengan Bu Rita dengan suara yang agak keras, sampai terdengar oleh Tommy, padahal Tommy berdiri lumayan jauh dari ruang rawat.



"APA MAUMU DATANG KESINI HEH? INI PERBUATANMU KAN?" bentak ayah Eddy.



"Kenapa Kak Ardo selalu memiliki pikiran jahat kepadaku? Aku kan keluargamu juga..?!!" Jawab Rita dengan suara yang tidak kalah lantangnya.



"Aku sudah tidak lagi menganggapmu sebagai keluargaku. Kamu ingat itu? Semenjak kamu menikah dengan orang itu, aku sudah tidak pernah lagi menganggapmu sebagai keluarga." Jawab Ardo.



Namun Rita tersenyum sinis, "Hehehehe.., tetapi ingat ya. Aku disini juga membantumu lari dari jeratan hukum. Aku lah yang menyediakan tempat untukmu di Orchid City ini." Sahut Rita sambil berjalan pergi meninggalkan mereka, dia mengalah.



Tommy mengerutkan keningnya, "Sebenarnya apa sih yang terjadi di keluarga Eddy? Semuanya membingungkan. Dan? Apakah Ayah Eddy sedang terkena masalah hukum sehingga harus pindah kesini? Hmm.., sepertinya memang ada sebuah kejanggalan yang besar di dalam keluarga Eddy." Pikir Tommy.



Tommy melihat jam tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dirinya harus pergi ke kampus. Tommy berjalan keluar rumah sakit dan di depan halaman tiba-tiba saja dirinya bertemu dengan Jenny dan Nikita.



Nikita adalah gadis muda, imut yang pada waktu lalu sempat main karate lidah dengan Tommy dan ketahuan oleh kekasihnya Linda. Nikita termasuk salah satu korban rayuan Tommy.



"Loh? Niki? Jen? Kok kalian ada disini?" Tanya Tommy dengan heran.



"Aku mau memberitahu kamu kalau kelas Ilmu Komunikasi Bisnis dibatalkan. Katanya sih Bu Rita sakit." Sahut Jenny.



Tommy mengerutkan keningnya. Padahal tadi dia baru saja melihat Bu Rita yang datang menjenguk Eddy, namun akhirnya bertengkar hebat dengan kedua orangtua Eddy.



"Dan kamu Niki? Kok datang kesini? Apa kamu kangen sama aku ya? Hehehe..!!" Sahut Tommy dengan santai.



"Ah sudah deh Kak Tommy. Nanti Kak Linda marah lho. Aku kesini karena diajak sama Kak Jenny. Soal hubungan kita itu, sudah berakhir. Soalnya kamu playboy kelas cabe rawit. Ternyata kamu sudah punya Kak Linda, dan masih saja membohongiku. Sudah lupakan saja ya, hehehehe..," sahut Nikita dengan santai.

a-Michelle-can-1.jpg




"Waduh? Berat Nit." Jawab Tommy.



"Lho? Berat kenapa Kak?" Tanya Nikita dengan heran.



"Berat kalau disuruh untuk melupakanmu, soalnya aku kan harus pergi ke kelurahan dulu." Celetuk Tommy.



"Eh? Kok ke kelurahan segala sih?" Sahut Nikita semakin heran.



"Kan aku harus minta surat keterangan tidak mampu dulu, hehehehe," jawab Tommy sambil tertawa terbahak-bahak.



"Sialan." Sahut Nikita dengan muka masam.



"Sudahlah. Biarkan saja Tommy Nik. Ayo sekarang kita lihat keadaan Eddy." Sahut Jenny.



Mereka bertiga akhirnya pergi mengunjungi sahabat baru mereka. Mereka disambut oleh kedua orang-tuanya dengan gembira sementara Eddy masih tertidur.



"Maaf ya, Eddy tidak bisa bangun. Tubuhnya masih lemah kata dokter." Sahut Selina, Ibu Eddy.

ab-saidat-1.jpg




"Ah, tidak apa-apa kok Bu. Kami hanya sekedar berkunjung saja." Jawab Tommy sambil tersenyum penuh birahi. Sepertinya Tommy mulai tertarik dengan Selina yang memiliki tubuh tinggi semampai, walaupun agak kurus.



Jenny menyadari tatapan sahabatnya itu dan mencubit perutnya. "Jadi? Apakah keadaan Eddy sudah membaik Bu?" Tanya Jenny sambil tersenyum.



"Sudah kok." Ayah Eddy lah yang menjawab lalu dia melihat ke arah jam tangannya.



"Oh iya, maaf nih adik-adik semuanya. Saya mau pamit pulang dulu. Saya mau istirahat dulu. Soalnya, hehehehe.., saya sudah tidak lagi muda." Sahut ayah Eddy sambil tersenyum sopan.



Sepeninggal ayah Eddy, kini hanya tinggal lima orang saja disana. Ada Eddy yang masih tertidur dan tiga orang wanita yang cantik dan seksi. Otak mesum Tommy mulai melambung ke alam dunia hasrat, membayangkan mengentot dengan Nikita dan Jenny yang memiliki wajah super imut, beserta Ibu Eddy, Selina yang sudah sangat dewasa dengan tubuh tingginya. Tommy pun tersenyum-senyum sendiri.



Kemudian tiba-tiba saja perutnya terasa sakit kembali. Jenny mencubitnya kembali lalu memutarnya 180 derajat.



"Hei, Tom. Mungkin kamu bisa membelikan minuman untuk Ibunya Tommy." Sahut Jenny.



"Ah kalian tidak usah repot-repot. Panggil saja aku Bu Lina." Sahut Selina.



"Nggak apa-apa kok Bu." Jawab Tommy sambil tersenyum kesakitan. "Sebentar Kak. Aku ikut denganmu." Sahut Nikita kemudian.



Sementara Jenny sedang asyik mengobrol dengan Selina, Tommy telah turun pergi untuk membeli minuman bersama dengan Nikita.



Kemudian tiba-tiba saja Nikita mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Itu adalah undangan pernikahan.



"Eh? Apa ini Niki?" Tanya Tommy bingung.



"Itu undangan pernikahanku Kak." Jawab Nikita sambil tersenyum.



"Lho? Kamu serius Niki?" Tanya Tommy tidak percaya.



"Iya Kak. Aku akan menikah dengan pria yang dipilih oleh Papaku." Sahut Nikita.



Tommy mengerutkan keningnya, "Apakah ini memang adat dari negaranya?" Pikir Tommy. Nikita memang berasal dari sebuah negara di Asia, dan sepertinya adat perjodohan masih berlaku disana.



"Kamu tidak sayang Nik? Bukankah kamu masih sangat muda? Berapa umurmu? 19 tahun?" - "18 tahun Kak. Tapi, kalau Papa sudah menentukan, ya aku harus mau Kak." Jawab Nikita sambil tersenyum.



Tommy menjadi semakin heran, biasanya seorang gadis tidak akan suka kalau dijodohkan. Rumus ini sepertinya tidak berlaku terhadap Nikita. Kecuali..,



"Hmm..., Apakah kamu sudah bertemu dengan jodohmu itu ya? Kamu suka ya?" Goda Tommy.



"Belum Kak. Aku belum pernah melihat wajahnya sih. Tetapi, kalau pilihan Papa, aku tidak akan ragu lagi kak, hehehehe..," jawab Nikita dengan riang.



"Whatt? Kamu aneh Niki." - "Apanya yang aneh Kak?" Tanya Nikita dengan heran.



"Ya, seharusnya kamu bertemu dulu dengan calon suamimu itu dan menanyakannya sesuatu." - "Tanya apa Kak?" Sahut Nikita.



"Kamu tanya.., 'hari ini mau kemana?' gitu. Nah kalau jawabannya nggak kemana-mana, itu artinya dia benar jodoh kamu Nik. Soalnya kalau jodoh kan nggak akan kemana-mana." Sahut Tommy sambil tersenyum jenaka.



Hasilnya, Nikita tertawa terpingkal-pingkal.



Dalam hatinya, Nikita sebenarnya sangat menyukai Tommy yang jenaka. Namun Papanya telah menentukan jodohnya dan dia yakin dan percaya akan keputusan Papanya. Meskipun kalau misalkan Papanya menunjuk Tommy sebagai jodohnya, Nikita akan dengan sangat senang hati menerimanya.



*****​
 
Terakhir diubah:
Bagus ceritanya. Konflik sudah dimulai sejak paragraf pertama. Semoga updatenya cepat dan konsisten. Thanks
 
Bimabet
selina mau diexe juga...wah...wah...teman makanin pagar nih...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd