#2 – Putri Peramu Obat
Sementara itu Linda yang tengah menyusul Tommy rupanya menjadi semakin kesal kepadanya. Ternyata saat itu Tommy sudah tidak ada di depan rumahnya.
"Dia benar-benar meninggalkanku. Sialan. Awas saja nanti." Pikir Linda.
Sementara itu Tommy sedang mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri, bukannya melihat ke depan. Itu adalah gaya bermotor yang sangat berbahaya, tidak pantas untuk ditiru.
Kalau Tommy sedang mengendarai motornya sendirian, matanya itu memang suka jelalatan, suka untuk melihat yang bening-bening. Kemudian tiba-tiba saja pandangan matanya tertuju ke arah seorang gadis manis yang berwajah bulat.
Gadis itu sangat bening, montok dan seksi. Rambutnya berwarna pirang putih. Sampai-sampai membuat pandangan Tommy terpaku ke arahnya dan akhirnya menabrak tong sampah.
"Kedubrak..!!"
Gadis itu langsung memandangi Tommy yang kini berlumuran sampah. Bukan hanya gadis itu saja, semua orang juga memandanginya sambil tersenyum-senyum sendiri.
Wajah Tommy memerah karena malu. Hari itu Tommy sukses menjadi pusat perhatian. Namun bukan Tommy namanya kalau dirinya menjadi patah arang dan minder.
Kemudian Tommy bangun, mengendarai motornya kembali dan menghampiri gadis yang telah menarik hatinya tersebut.
Tiba-tiba saja tanpa ada angin dan tanpa ada hujan Tommy langsung menyapanya, "Hey, maaf. Kamu Nina Octavia ya?" Sahut Tommy.
"Eh? Nina siapa?" Tanya gadis itu dengan kerut merut di dahihya.
"Nia Octavia Steel. Artis terkenal itu lho. Dia yang main di film Cinta Biru, Sekolah Setan, Jatuh Miskin dan masih banyak lainnya." Sahut Tommy.
"Oh? Bukan kok. Aku bukan dia Mas. Mas salah orang, hehehehe..," sahut gadis itu.
"Wah? Kalau begitu kamu mirip banget deh sama dia. Rambutnya saja hampir sama. Kalau begitu, kita kenalan saja boleh? Hehehehe..," sahut Tommy.
"Boleh Mas. Saya Sofia." Sahut gadis itu sambil tersenyum ramah.
"Oh Sofia ya. Nama yang indah. Kalau aku Tommy, panggil saja sayang." Jawab Tommy.
"Eh? Kamu lucu Mas, hehehe.., masa baru kenal sudah minta di panggil sayang." Sahut Sofia sambil tertawa renyah.
"Memangnya kenapa? Apa kamu sudah mempunyai pacar?" Tanya Tommy.
"Belum Mas, hehehe.., sebenarnya saya ini seorang janda Mas." Sahut Sofia.
"Memangnya kenapa? Aku malah suka dengan seorang janda. Soalnya janda kan sudah sangat berpengalaman soal bercinta." Sahut Tommy.
"Ah kamu ini Mas, merayu saja." - "Jangan panggil aku Mas dong Sof. Panggil namaku saja atau lebih bagus sayang." Jawab Tommy.
Gadis itu terkikik geli melihat tingkah kelakuan Tommy. Meskipun begitu, dirinya juga mulai tertarik kepadanya, apalagi Tommy memang gantengnya nggak ketulungan.
Laki-laki itu tampak muda. Lebih muda dari umurnya. Seharusnya dia sekolah atau kuliah sekarang.
"Hmm.., apakah kamu nggak sekolah Tom?" - "Udah enggak." Jawab Tommy singkat.
"Lho? Kenapa Tom? Jangan berhenti sekolah dong. Kan sayang ilmunya." Sahut Sofia.
"Soalnya sudah telat. Kelasnya pasti sudah dimulai sejak tadi." Sahut Tommy.
"Eh??" Wajah Sofia tampak seperti baru saja menelan makanan basi.
Kemudian tiba-tiba saja punggung Tommy ditepuk dari arah belakang. "Ngapain Kak?" Sahut Nikita.
"Eh? Kamu Niki? Sedang apa disini? Dan anak itu siapa?" Tanya Tommy sambil memandangi anak perempuan yang baru berusia sekitar 6 tahun.
"Ini Tarra. Putri Bu Sofia." Sahut Nikita.
"Ini anakku Tom, hehehe..," sambung Sofia sambil tersenyum geli melihat wajah Tommy yang tampak kaget.
Kemudian mereka semua berbincang-bincang di kedai kopi yang berada di dekatnya.
Dari obrolan itu, Tommy mengetahui bahwa Sofia adalah benar seorang janda dan telah memiliki seorang putri. Rupanya dulu Sofia menikah muda dan pada umur 18 tahun dirinya hamil Tarra.
Sementara itu Nikita adalah pengasuh putrinya. Nikita dan Sofia sudah kenal dekat. Dulu Sofia pernah berobat kepada ayahnya yang merupakan seorang ahli obat tradisional.
"Apa kamu tahu pekerjaan Bu Sofia itu Kak?" Sahut Nikita. Saat itu Sofia telah pergi pulang bersama dengan putrinya.
"Tidak. Memangnya dia kerja apa Nik?" Tanya Tommy.
"Dia itu adalah seorang hostes Kak." - "Serius Nik? Hostes dimana?" Tanya Tommy.
"Di diskotik VW. Tetapi, dia bukan hostes sembarangan lho Kak. Dia itu termasuk ke dalam lima bidadari diskotik VW yang memiliki tarif lumayan mahal." Sahut Nikita.
"Owh.., pantas saja penampilannya sangat cantik Nik." Sahut Tommy.
"Oh iya Kak, kamu ada kelas lagi nggak siang ini?" - "Kenapa Nik?" Tanya Tommy.
"Hueekkk..!! Hueekk..!!" Tiba-tiba saja Nikita tampak mual dan ingin muntah.
"Kamu kenapa Nik? Apa kamu sakit?" Tanya Tommy.
"Enggak kok Kak. Apa kakak mau mengantarkan aku mencari gaun pernikahan?" Sahut Nikita.
Tommy tersenyum penuh arti, "Aku lupa kalau kamu sudah mau menikah Nik, hehehe.., baiklah. Ayo, aku akan mengantarkanmu." Jawab Tommy.
Tommy menghabiskan waktu siang itu bersama dengan Nikita. Mereka berdua muter-muter mencari gaun yang pas.
Tommy memang seseorang yang baik hati dan setia kawan. Padahal siang itu Tommy ada kuliah. Namun karena yang meminta bantuan adalah Nikita yang notabene dulu pernah menjadi kekasih gelapnya walau cuma beberapa hari sebelum ketahuan Linda, Tommy rela untuk berbuat apapun kepadanya. Lagipula, Nikita adalah seorang gadis yang sangat manis. Tommy tidak akan sanggup untuk menolak permintaannya.
Sementara itu, ternyata Nikita masih mempunyai perasaan kepada Tommy. Dulu mereka memang pernah berpacaran. Namun setelah dirinya tahu kalau Tommy sudah memiliki pacar, Nikita mulai menganggapnya sebagai playboy cap kadal.
Namun sekarang tiba-tiba saja perasaan sukanya kini mulai timbul kembali. Hal ini karena kesetiaan Tommy yang dengan sabar menunggunya berbelanja pakaian. Padahal mereka sudah menghabiskan waktu hampir dua jam lebih.
Kemudian akhirnya Nikita mendapatkan gaun pengantin yang sesuai keinginannya. Gaun itu memiliki dua lapis. Yang pertama adalah lapisan dalam, terlihat transparan dan menurutnya cukup seksi.
"Ini sepertinya cocok untuk dipakai pada malam pertamaku." Pikir Nikita sambil tersenyum senang.
Kemudian Nikita melihat lapisan kedua gaun pengantin tersebut. Nikita sangat menyukainya, terlihat sangat elegan, berwarna putih panjang, menjuntai hingga ke lantai.
Dan setelah Nikita mendapatkan gaun pengantin yang cocok untuknya, mereka berdua langsung pergi pulang ke rumahnya.
Nikita memegang erat pinggang Tommy. Rasanya sangat nyaman.
"Hmm.., alangkah senangnya kalau Kak Tommy yang akan menjadi suamiku." Pikir Nikita.
Kemudian tiba-tiba saja Nikita mempunyai sebuah ide yang membuat jantungnya berdebar-debar.
"Hari ini Papa tidak ada di rumah. Bagaimana kalau aku ajak Tommy untuk berhubungan seks denganku? Hmm.., sepertinya itu akan sangat menyenangkan. Sudah lama aku menginginkan Tommy, namun belum kesampaian juga. Mudah-mudahan Tommy mau, hehehe.., ah? dia pasti mau. Soalnya kan dia playboy cap kadal, hehehe..," Pikir Nikita sambil tersenyum penuh arti.
Akhirnya mereka berdua sampai di rumah Nikita. Nikita langsung berjalan ke arah kamarnya dan ingin langsung mencoba gaun pengantinnya. Sementara itu Tommy duduk manis di ruang tamu sambil melihat-lihat beberapa piagam mengenai berbagai jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan obat.
Kemudian Tommy tertarik kepada sebuah piagam yang berada di tengah-tengah dinding. Piagam itu adalah sertifikat khusus bagi para peramu obat-obatan. Itu artinya Ayah Nikita merupakan seorang ahli farmasi yang profesional.
Kemudian dia berjalan ke ruang tengah. Disana ada berbagai macam tanaman obat-obatan. Ada jahe, ginseng, daun sirih, dan masih banyak lainnya. Tertata rapi di tiap sudut ruangan tersebut.
Namun tiba-tiba saja jantung Tommy berdetak kencang. Dirinya melihat tanaman Veratrum ada di sudut sebelah kiri. Tommy mengerutkan keningnya.
"Bukankah tanaman itu beracun? Kenapa ayah Nikita menaruhnya bersama dengan tanaman obat-obatan yang lainnya?" Pikir Tommy.
"Hmm.., apakah veratrum ini bisa juga diracik untuk menjadi obat yang menyembuhkan?" Pikir Tommy kembali.
Kemudian pandangan Tommy tertuju ke arah sebuah ruangan. "Sepertinya itu kantor milik ayah Niki. Hmm.., pasti ada sesuatu yang menarik disana." Pikir Tommy sambil mengikuti insting detektif-detekifannya.
Tommy memasuki ruangan itu. Ternyata ruangan itu bersih dari berbagai macam tanaman. Hanya ada sebuah tanaman hias di meja.
"Kupikir, ruang kantor seorang tabib akan penuh dengan tanaman-tanaman obat dan racikannya. Ternyata dugaanku salah, ruangan ini seperti ruangan kantor biasa." Pikir Tommy.
Lalu Tommy melihat di atas meja ada setumpuk kertas yang berisikan nama-nama dan di sampingnya ada tulisan berbagai macam tanaman obat.
Mata Tommy melebar. Tommy langsung mengecek lembaran kertas itu satu-persatu. Dan akhirnya wajah Tommy langsung gembira. Tommy menemukan satu nama di sana, yaitu Nita Allison Taylor dan di samping tulisan namanya itu ada tumbuhan Veratrum.
"Ini pasti daftar-daftar pembelian yang dimiliki oleh ayah Nikita. Dan Nita membeli bibit Veratrum itu disini. Ini akan menjadi bukti yang sangat kuat." Pikir Tommy.
Kemudian Tommy mengambil lembaran kertas tersebut dan melipatnya lalu memasukkannya ke dalam kantong celananya.
Sementara itu di dalam kamar jantung Nikita mulai berdetak kencang. Saat itu dirinya sedang mengenakan pakaian dalam dari gaun pengantin yang baru saja dibelinya.
Gaun itu tampak seksi apalagi ditambah Nita yang tidak memakai bra ataupun celana dalam.
"Sepertinya ini akan berhasil. Aku hanya tinggal memancingnya saja." Pikir Nikita.
"Kakak..?! Kak Tommy..?!" Sahut Nikita dari dalam kamarnya.
Tommy tiba-tiba saja tersentak kaget dan lalu melesat keluar kantor milik ayahnya.
"Kak Tommy bisa kesini nggak?" Sahut Nikita lagi dari dalam kamarnya.
Tommy langsung memasuki kamar Nikita.
Saat itu Nikita tengah bertolak pinggang sambil mengenakan sebuah pakaian yang berwarna putih.
"Bagaimana Kak? Bagus nggak?" Sahut Nikita sambil tersenyum senang.
"Eh? Apa cuma itu gaun pengantinmu Nik? Kupikir gaun pengantin itu harus panjang sampai menjadi kain lap untuk lantai." Sahut Tommy.
"Ini cuma dalamannya aja Kak, hehehe. Bukan gaun pengantinnya. Pakaian ini kupakai khusus untuk malam pertamaku saja kok, hehehe.., bagaimana? Bagus tidak?" Sahut Nikita sambil memamerkan kembali pakaiannya.
"Eh bagus Nik." Jawab Tommy singkat sambil memicingkan matanya.
"Apakah Nikita telanjang di balik pakaian itu? Atau memang mataku saja yang selalu mesum?" Pikir Tommy sambil berusaha untuk melihat Nikita lebih jelas lagi.
"Bagaimana Kak? Apakah aku cocok dengan pakaian ini?" Sahut Nikita yang kini duduk di sofa empuk yang berada di depannya.
"Cocok sekali Nik." Jawab Tommy singkat. Birahinya perlahan-lahan mulai menanjak naik.
"Aku tidak berhalusinasi. Ternyata Nikita memang benar-benar telanjang di balik pakaian tersebut. Teteknya saja terlihat jelas sekali." Pikir Tommy.
Kemudian Nikita bangkit dan berjalan mendekati Tommy.
Tiba-tiba saja Nikita menarik tangan Tommy dan mendorongnya untuk duduk di sofa kecil yang berada di belakangnya.
Nikita langsung duduk di atas pangkuannya sambil memegangi tangannya.
"Eh? Ada apa Nik?" Tanya Tommy.
"Emmhh..? pernikahanku kan sudah dekat Kak. Aku bisa meminta bantuanmu nggak?." Sahut Nikita sambil memegang tangannya.
"Apa Nik? Bilang saja. Aku pasti akan membantumu walaupun hatiku sakit, hehehe.., soalnya, aku masih sangat menyukaimu Niki." Sahut Tommy sambil tersenyum renyah.
Nikita ikut tersenyum pula. Menurutnya Tommy ini benar-benar seorang playboy sejati. Padahal Tommy sudah memiliki seorang kekasih. Namun Nikita tidak perduli.
"Sepertinya aku bakal gugup deh kalau nanti aku menjalani malam pertama Kak. Bisakah kamu mengajariku sekarang?" Sahut Nikita.
Jantung Tommy langsung mendadak berdetak kencang. Dirinya seakan-akan mendapatkan durian jatuh. Tentu saja Tommy tidak akan melewatkan kesempatan itu.
Tommy menatap Nikita dengan senang lalu menganggukkan kepalanya.
Mereka berdua langsung berciuman dengan mesranya. Perlahan-lahan dengan kedua mulut yang saling melumat.
Tommy memang sudah sangat menyukai Nikita yang memiliki wajah yang super manis. Bahkan Tommy sempat berpacaran dengannya meskipun hanya beberapa hari saja.
Kemudian Nikita berdiri dan mengajak Tommy untuk pergi ke ranjang bersamanya. Tommy mengikutinya dan naik ke atas ranjang bersamanya.
"Kamu sudah yakin ingin melakukannya sekarang Nik?" Sahut Tommy sambil menyentuh pundaknya dari belakang.
"Iya Kak. Aku mau melepaskan keperawanan ku kepadamu." Jawab Nikita.
Hati Tommy langsung berbunga-bunga. Ternyata Nikita masih perawan..!! Tommy benar-benar merasa sangat beruntung.
Kemudian Tommy mulai melepaskan gaun pakaian dalam pengantin Nikita. Teteknya yang mungil namun bulat padat itu langsung menyembul keluar. Membuat birahi Tommy menjadi semakin memanas.
Kemudian Tommy mengecup pundak dan leher Nikita yang sangat mulus. Nikita pun ikut mendesah tertahan ketika merasakan tangan Tommy mulai mengangkat gaunnya dan mengelus-elus paha dan pantatnya.
Tangan Tommy langsung beralih ke kemaluannya dan mengusap-usapnya. Nikita tergetar karenanya dan kini menciumi mulut Tommy dengan nafsu yang mulai mendidih.
Tommy melepaskan gaun Nikita. Nikita kini sudah telanjang bulat di hadapannya. Tommy benar-benar kagum akan keindahan tubuh Nikita, benar-benar tanpa cacat dan sangat menggairahkan.
Mereka berdua pun kembali berciuman dengan mesranya dengan diringi oleh nafsu birahi yang semakin berkobar.
Tiba-tiba saja tangan Nikita mulai bergerak. Tangannya menarik ke atas pakaian Tommy sambil tersenyum senang.
Tommy juga ikut tersenyum lalu memciumi mulut Nikita semakin bernafsu sambil melepaskan bajunya.
Lalu Tommy menyentuh payudaranya yang mungil dan bulat kemudian mulai meremas-remasnya. Nikita kaget namun tersenyum girang.
Mereka berdua kembali lagi saling memagutkan mulut dan lidah mereka.
Sementara itu, tangan Nikita perlahan-lahan mulai bergerak turun. Dirinya merasakan batang kontol Tommy yang sudah mengeras dari balik celananya sementara Tommy mulai meremas pantat Nikita dengan gemas.
"Aku boleh membuka celanamu Kak?" Tanya Nikita.
"Boleh, tapi nanti kamu jangan kaget ya?" - "kenapa Kak?" - "soalnya kontolku itu memiliki ukuran yang sangat besar. Jauh di atas rata-rata." - "Memangnya kenapa Kak kalau besar? Hehehehe..?!" Sahut Nikita sambil tertawa.
"Kalau besar, biasanya nanti akan sedikit menyakitkan untuk seorang perawan seperti kamu." - "Tidak apa-apa Kak. Ini untuk pelajaran pertamaku." Sahut Nikita sambil melepaskan celana Tommy.
Kemudian mata Nikita membesar tatkala melihat batang kontol Tommy yang sudah mengeras dan mengacung di hadapannya.
Ternyata Tommy tidak berkata bohong mengenai ukuran batang kontolnya. Ukurannya memang cukup besar. Namun hal itu malah membuat birahi Nikita semakin menjadi-jadi.
Kemudian Nikita mulai menggenggam batang kontol Tommy dan mulai menjilatinya. Tommy pun ikut mendesah tertahan karenanya.
Setelah itu Nikita memasukkan batang kontol Tommy ke dalam mulutnya. Nikita mulai mengulum dan menghisap-hisapnya dengan gemas. Kontol Tommy menjadi semakin mengeras akibat nikmatnya hisapan Nikita.
Nikita pun merasakan batang kontol Tommy yang semakin membesar dan kini menjilatinya kembali dengan birahi yang semakin membara.
Kemudian Nikita melakukan hal yang lain. Dirinya menegakkan batang kontol Tommy dan mulai mengemut biji kontolnya. Tommy tersentak kaget karena dirinya tiba-tiba saja tersengat oleh kenikmatan yang hebat dan unik.
Rasa geli sekaligus nikmat mulai hinggap pada batang kontolnya. Rasanya benar-benar sangat menyenangkan. Ternyata Nikita memiliki bakat alami dalam hal seks. Dia tahu dimana letak-letak kesukaan seorang pria, termasuk biji kontolnya.
Perbuatan Nikita terhadap biji kontolnya itu telah membuat birahi Tommy semakin menjadi-jadi. Tommy sudah tidak sabar lagi ingin segera merasakan liang memeknya yang masih perawan.
Tommy langsung mengajak Nikita untuk berbaring terlentang.
"Sekarang kita lakukan ya Nik?" - "iya Kak." Jawab Nikita dengan jantung yang berdetak kencang.
Tommy mulai mengarahkan batang kontolnya ke depan liang memek Nikita. Tommy mulai mendorongnya dengan kekuatan penuh.
"Sreett..!! OWWHH..!! Sressseeett..!! OWWWHH..!! Slessseeeebbb..!! OWWWHH…!!"
Kontol Tommy langsung menembus pertahanan liang memek Nikita untuk yang pertama kalinya. Kontol itu berhasil masuk seluruhnya, menimbulkan kenikmatan yang tiada taranya. Kontol Tommy sampai berdenyut-denyut karena saking rapatnya liang memek Nikita.
Sementara itu Nikita pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat dahsyat. Batang kontol Tommy yang besar itu benar-benar sangat terasa di dalam memeknya. Memeknya pun berkedut-kedut dan terasa agak sakit.
Namun Tommy tidak berhenti di situ saja. Tommy mulai menggerakkan batang kontolnya keluar masuk dengan perlahan-lahan.
Nikita pun mendesah-desah dengan suara yang kuat. Sodokan batang kontol Tommy benar-benar telah membuatnya melayang ke alam surga dunia.
"Sakit Nik?" - "Nggak apa-apa Kak. Teruskan saja." Sahut Nikita.
Kemudian Tommy mempercepat sodokannya sambil menciumi mulut Nikita dengan brutal. Nikita menjadi agak kewalahan karenanya.
"Emmphh..!! Emmmppphh..!! Eeemmmmpphh..!! OWWWHH..!! enak Kaakk..!! Teruskan..!! Eemmpphhhh..!!"
Liang memek Nikita benar-benar sangat nikmat. Memek seorang perawan memang tidak ada bandingannya. Tommy pun langsung merasakan sebuah kenikmatan yang sudah memuncak.
"Oghh..?!! Niki..??" - "OWWHH..?!! Kenapa Kak..??" Tanya Nikita sambil terus mendesah-desah keenakan.
"Boleh kah kalau aku keluar di dalam?" - "Tentu saja boleh Kak.., keluarkan saja air pejumu Kak..!! OWWHH..!!"
"Croott..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!"
Air peju Tommy langsung menyemprot keluar di dalam liang memek Nikita dan melesat ke dalam rahimnya. Hanya sedikit air pejunya yang merembes keluar karena Tommy masih saja menggenjot Nikita karena kontolnya masih sangat keras dan liang memeknya telah membuat Tommy menjadi sangat ketagihan. Tommy benar-benar sangat menyukai liang memek perawan Nikita.
Beberapa saat kemudian giliran Nikita lah yang mendapatkan sengatan kenikmatan yang sangat dahsyat. Tubuhnya pun ikut bergetar karena saking nikmatnya,
"OWWWHH..!! OWWWWHH..!!! Creett..!! Creett..!! Creett..!! Creett..!!"
Tommy tahu kalau Nikita baru saja mendapatkan puncak orgasmenya dan itu akan membuat liang memeknya menjadi semakin licin. Padahal Tommy masih sangat bernafsu untuk mengentot Nikita.
Tommy mencabut batang kontolnya dan bergerak dengan cepat mencari sebuah tissue.
Tommy menemukannya. Tissue itu tergeletak di atas meja kecil. Tommy lalu mengambilnya dan langsung kembali ke Nikita yang saat itu sedang berbaring terlentang dengan nafas yang terengah-engah. Dirinya masih berada di dalam pengaruh kenikmatan puncak orgasmenya yang sangat nikmat.
Tommy membersihkan batang kontolnya dan juga liang memek Nikita yang kini penuh dengan air peju.
"Kamu nungging Nik." Sahut Tommy kembali setelah selesai menyeka kedua alat kelamin mereka. Rupanya Tommy masih sangat bernafsu untuk mengentot karena Tommy benar-benar sangat menyukai Nikita apalagi liang memeknya yang sangat rapat.
Namun herannya, Nikita dengan senang hati menuruti permintaannya. Rupanya Nikita juga tampak sangat menyukai hal ini.
Tommy pun langsung menyodokkan batang kontolnya kembali ke dalam liang memek Nikita yang sedang menungging.
"Sreeett..!! Sreeseeett..!!" - "OWWWH..!!" - "Sleeebb..!!" - "OWWHH…!!"
Tommy langsung menggenjot Nikita dengan gerakan yang cepat dan kuat. Kenikmatan yang dirasakannya juga semakin memuncak dengan cepat sementara Nikita telah mulai mendesah-desah kembali dengan wajah yang nampak puas dan senang.
Namun liang memek Nikita benar-benar menakjubkan. Tommy pun dengan cepat sudah merasakan kembali air pejunya yang berkumpul di ujung kontolnya beserta kenikmatan yang semakin memuncak.
"OGHH..?! Niki..?? Kalau aku menghamilimu bagaimana? OGHH..!!" - "OWWHH..!! Nggak apa-apa Kak.., hehehehe.., malah.., OWHH..?!! Aku senang karena calon suamiku itu akan mendapatkan bonus, hehehehe..," jawab Nikita.
Tommy mengerutkan keningnya, "gadis ini memang aneh.".
Namun saat itu Tommy sudah tidak lagi mampu untuk memikirkan hal yang lain. Sebuah gelombang dahsyat kenikmatan telah menyengat dirinya dan kontolnya berdenyut-denyut semakin kuat.
"OGGHH..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!"
Tommy mencabut batang kontolnya dan langsung berbaring terlentang di atas ranjang. Wajahnya tampak sangat puas dan bahagia. Akhirnya, dirinya berhasil juga mengentot dengan gadis manis yang dulu sempat terlepas dari pelukannya.
Namun saat itu Nikita tidak melepaskan Tommy. Nikita masih sangat bernafsu, apalagi kontol Tommy masih terlihat tegang.
Setelah menyeka liang memeknya dengan tissue, Nikita langsung menaiki tubuh Tommy.
"Kamu belum puas Niki?" Tanya Tommy
"Belum Kak, hehehe..," jawabnya sambil tersenyum senang.
Tommy menjadi kagum dengannya. Untung saja Tommy masih mempunyai sedikit stamina untuk mengimbangi Nikita yang ternyata sangat haus akan seks.
Tommy mengarahkan kembali batang kontolnya yang masih keras ke dalam liang memek Nikita yang sudah berada di atas tubuhnya.
Kini Nikita lah yang memegang kendali permainan. Nikita menggerakkan pantatnya naik turun untuk mengocok batang kontol Tommy sambil mendesah-desah keenakan.
"Kamu itu luar biasa Nik. Andaikan saja aku yang akan menjadi suamimu..," - "Kamu juga sangat hebat Kak. Kontolmu sangat besar dan nikmat sekali..!! OWWHH..!!" Jawab Nikita sambil terus menggenjot batang kontolnya.
Beberapa saat kemudian mereka berdua merasakan kembali kenikmatan dahsyat yang sudah memuncak.
"OOWWHH..!! KAAAKK..?!! Creett..!! Creett..!! OWWHH..!! Creett..!! Creett..!!" - "OGHH..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!! Croott..!!"
Mereka berdua akhirnya selesai juga menuntaskan hasrat nafsu birahi mereka.
"Ngomong-ngomong? Ayahmu kemana Nik?" Tanya Tommy sambil berbaring terlentang dengan Nikita yang berada disampingnya sambil memeluknya.
"Papa sedang mengurus surat-surat kepindahan calon suamiku Kak. Dia sekarang ada di kota Vinca." Sahut Nikita.
"Hmm.., apakah Papamu juga menjual berbagai macam tanaman obat ya Nik? Soalnya aku lihat di depan tadi banyak tanaman obat." Sahut Tommy.
"Iya Kak. Dia adalah satu-satunya distributor tanaman obat yang resmi di kota kita. Memangnya kenapa Kak?" Tanya Nikita.
"Tidak apa-apa kok. Oh iya? Tadi kalau nggak salah aku melihat ada tanaman Veratrum disana. Bukankah tanaman itu beracun Nik?" Tanya Tommy.
"Yang beracun itu biji bunganya Kak. Tetapi daunnya itu sangat berkhasiat lho. Bisa membantu orang yang sesak nafas." Jawab Nikita.
"Oh begitu ya. Hmm.., pantas saja kalau begitu." Pikir Tommy.
Sementara itu, disaat tadi mereka berdua sedang berhubungan seks, ternyata di rumah itu kedatangan seorang wanita tanpa sepengetahuan mereka. Wanita itu adalah Ann.
Ann datang ke rumah Nikita dengan sembunyi-sembunyi. Ternyata Ann juga mendengar suara-suara desahan Nikita yang lumayan keras. Bahkan saat itu Ann sempat mengintipnya melalui sebuah lubang kunci.
Saat itu Ann terkejut karena dirinya mengenal pria yang sedang berhubungan intim dengan putri Wang Can, yaitu Nikita Can. Pria itu adalah Tommy, pemuda yang baru saja ditemuinya dan merupakan kekasih dari adik Alex.
Ann tersenyum sinis, "Ternyata, dibalik sifatnya yang lugu, ternyata dia juga adalah seorang playboy sejati." Pikirnya.
Namun Ann tidak melanjutkan kegiatannya mengintip Tommy dan Nikita. Dirinya mempunyai hal yang lebih penting daripada itu.
Ann langsung memasuki ruang kantor Wang Can Dan mencari-cari daftar nama pembeli tanaman obat yang berada di atas meja.
Ann menemukannya. Disana ada nama Rita Victoria Thompson. "Bodoh sekali kakakku memesan tanaman seperti ini lewat jalur umum. Ini akan dapat membuatnya tertangkap." Pikir Ann sambil menyelipkan kertas tersebut ke dalam sakunya lalu pergi keluar dari rumah Nikita.
*****