Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Istri Pelaut

Wah, kalo ending nya ibu direktur dicerai Alex & malah jadi istri ke 2 nya Kuswan sih bener2 plot twist nih 😂
 
BAB XIX



SANG PENGEMUDI HANDAL




“ada?” Ina menanyakan body care lotionnya

“ada Bu....”

“oke....”

“tadi penuh lift 2 kali pas mau naik....” alasan Kuswan takut ditanya kenapa lama

“iya ngga apa-apa....”

Lalu

“Di Kasur bawah aja....”

“boleh Bu....”

Kasurnya Kuswan memang belum ditiduri jadi masih rapi dan bersih. Ina lalu bersiap dan mengibaskan kasur itu dengan kain yang dia selalu bawa kalau jalan. Ada dua kain bali dan kain biasa yang dia suka bawah, sekalian jadi selimut di mobil kalau dia kedinginan saat jalan jauh.

Kain biasa itu diletakan diatas kasur, dan kemudian Ina lalu berbaring telungkup.

“maaf yah Bu.....” Kuswan meinta ijin

“iya, silahkan Pak....”

Ina masih memakai daster tidurnya, dia lalu telungkup dan Kuswan mulai memijit bagian betisnya

“cukup Bu?”

“enak Pak....”

Ina mulai merasa agak rileks

“ini baunya enak dan ngga licin kayak minyak zaitun..” Ina menyodorkan lotion yang tadi diambil oleh Pak Kuswan di mobil.

Pijitan tangan Kuswan rasanya pas dengan badan Ina. Ina yang sering dipijit memang kalau tenaga wanita kadang suka tidak berasa, makanya mendapat pijitan dengan tenaga mantan personel militer ala Kuswan, pas rasanya.

“belajar mijit dimana Pak?”

“dulu suka mijitin senior....”

“pantas, istri juga suka dipijit?”

“suka Bu.....” ujar Kuswan tertawa

“senanglah yang dirumah, ngga perlu cari tukang pijit....”

“gitu deh Bu....”

Ternyata Kuswan lumayan enak untuk diajak bicara. Memang selama ini setiap di mobil Ina sibuk jika tidak tidur, maka dia sibuk dengan gadget atau menelepon kiri kanan, sehingga dia tidak memperhatikan atau jarang bicara dengan sopirnya. Kuswan juga enggan bahas apa-apa yang kurang penting dia rasa dengan majikannya, dia tahu diri dan tahu tempat.

Peredaran darah Ina serasa lega dan urat-urat betisnya juga terasa nyaman sekali setelah dipijit oleh Kuswan, dia merasakan agak enteng.

“badan juga yah Pak.....” ujar Ina

Kuswan kaget mendengarnya

“oh, oke-oke Bu....”

Badan artinya dasternya harus dibuka. Dada Kuswan berdebar debar. Memijit betis mulus saja dia sudah mulai naik isi celananya, karena melihat bongkahan pantat Ina, dan mulusnya kulit betisnya sudah buat mengencang kembali, apalagi ini?

Ina lalu bangun dan membuka dasternya keatas, lalu dia mengambil kain balinya yang satu lagi untuk menutup badanya. Kini dibalik kain itu, wanita yang bertubuh mulus dan licin ini hanya menggunakan bra dan celana dalamnya saja.

Kuswan nafasnya seketika tercekat dan bingung harus berbuat apa

“lanjut Pak....” ujar Ina dengan santainya

Tangan Kuswan agak gemetaran saat menyentuh paha Ina bagian belakangnya

“maaf Bu yah....”

“iya santai aja.....”

Ina tertawa. Dia sadar sekali kalau Kuswan agak gemetaran tangannya. Dia tahu bahwa mungkin baru kali ini Kuswan memijit wanita seperti dia

“ditekan aja Pak....” ujar Ina melihat Kuswan agak hati-hati

“oh iya iya Bu.....”

“kan udah biasa memijit.....” ledek Ina mencairkan suasana sambil tertawa kecil

“ini beda Bu....”

“bedanya? Kan biasa sama yang dirumah....”

“ini mah lain..... licin Bu....” ujar Kuswan sambal malu-malu

Ina tertawa mendengar kejujuran Kuswan

“emang yang dirumah?”

“yah, Namanya di kampung Bu... beda jauh Bu... kayak langit dan bumi....”

Ina tertawa kecil, dia menikmati pujian tulus dari Kuswan

“ ah, saya juga sudah tua....”

“tapi ini benar Bu, kulit ibu mah kayak kulit remaja....”

Ina kembali tersenyum

“beda ama yang dirumah yah....”

“jauh Bu....”

Ina tertawa, lalu

“cukup segini Bu?”

“iya, pas banget.....”

Memijit paha mulus tanpa ada selulit membuat Kuswan bagai tidak percaya. Meski dia harus keluar tenaga, namun memijit majikannya, sekaligus wanita yang secantik Ina, rasanya bagai mimpi bagi Kuswan

“bapak keluar dari angkatan kenapa?”

“yah itu Bu, ribu sama kesatuan polisi....”

“trus?”

“saya dihukum demosi, penurunan pangkat, trus dikirim ke Numfor Papua.....”

“oh gitu?”

“iya Bu, padahal saya baru balik dari Marore, dekat Pilipina, sekarang mau disuruh lagi kesana.....”

Ina tersenyum

“makanya bapak kabur?”

“iya.....”

“kerja dimana sebelum ke saya?”

“tadinya jadi tenaga keamanan Bu.... lalu diajak kawan katanya Ibu lagi cari sopir....”

“iya, yang lama berhenti ngga kuat pulang malam terus....”

Kali ini Kuswan yang tertawa

“tapi betah kan bapak kerja sama saya?”

“betah Bu... ibu baik... bapak juga baik.... “

“gaji oke kan?”

“cukup Bu..... sering ibu kasih lemburan juga... cukup lah..”

“oke....”

Lalu

“sekarang tambah lagi tugasnya nih...”

“apa tuh Bu?”

“jadi tukang pijit pribadi...” sambil tertawa Ina

“siap Bu....” jawab Kuswan

Celana dalam berwarna putih itu terlihat saat kain bali yang menutupi bagian punggung hingga ke pantat Ina sedikit tersibak. Bentuknya yang mini jelas berbeda dengan milik istrinya Kuswan yang sampai ke pusar dan menutupi sebagian perutnya.

“bapak usianya berapa sekarang?”

“saya 48 tahun Bu....”

“waduh, kalau masih dinas masih lama yah pensiunnya?”

“masih bisa 5 tahun lagi Bu, buat bintara....”

“oh gitu yah....”

Lalu

“punggungnya Pak.....”

Kuswan makin tercekat nafasnya

“enak tadi pahanya dipijat....”

Kuswan agak bingung, apalagi saat Ina menyibakkan kainnya ke samping. Punggungnya yang putih mulus dan kini terpampang di depan matanya.

Tangan Kuswan kini mulai sedikit beradaptasi dengan kulit mulus Ina. Perlahan tangannya dengan lincahnya memijit punggungnya, dan saat menuangkan body lotion, dia lalu meminta maaf karena jari tersangkut dengan tali bra nya Ina

“oh oke....” Ina lalu mengulurkan jarinya kebelakang, lalu membuka kaitan branya, yang berwarna putih senada dengan celana dalamnya. Dia bahkan meletakkan bra yang sudah copot dari bahunya itu ke kasur diatasnya.

Kini hanya celana dalam putih dan bahannya agak transparan yang tersisa. Pantatnya yang agak menungging terlihat gempal terbungkus rapi dengan celana dalamnya. Kuswan merasa bagaikan sedang menikmati durian runtuh, bisa melihat dan menyentuh badan majikannya dengan langsung, bahkan bisa memijitnya secara langsung.

Sentuhan tangan Kuswan membuat Ina merasa sangat rileks, beberapa kali dia cegukan seperti membuang anginnya

“enak Pak.....”

Kuswan tersenyum

Dia masih berkonsentrasi untuk merilekskan urat-urat dan bagian punggung Ina, dan saat tangannya agak melebar ke bagian samping, dia seperti sedikit menyenggol lembutnya dada depan Ina yang dagingnya agak menyamping akibat tertindih badannya.

Jempol Kuswan bekerja dengan telaten, telapak tangannya juga dipadukan agar Ina semakin rileks dan nyaman, hingga area pinggangnya juga diurut dan ditekan, sampai Ina cegukan berkali kali dibuatnya

“pantatnya mau Pak....” pinta Ina

Kuswan kaget mendengarnya

Dia lalu mulai meremas dan memijat bagian pantat yang terbungkus dari bahan nilon itu.

“pake lotion juga Bu?”

“iya....”

Kuswan langsung gemetar mendengarnya

“buka aja celana aku....” ujar Ina

Sambil menahan getaran, lalu Kuswan minta ijin

“ijin yah Bu....”

Ina mengangkat pantatnya agar memudahkan Kuswan membuka celananya. Kini celananya dipetakan diatas tempat tidur, dan tubuh indah itu kini terbaring telungkup telanjang bulat. Kuswan semakin berdebar dadanya melihat bulatan pantat yang indah, berbeda dengan pantat di rumahnya dia yang agak hitam dan kusam.

Tangan Kuswan yang berkulit gelap dan berbulu di lengannya itu bagaikan kontras dengan kulit putih Ina. Pemandangan yang membuat Kuswan semakin tidak karuan isi kepalanya, dan isi celananya pun kini semakin kencang dan tegang, meski dia masih menjaga sedemikian rupa agar tidak tersenggol, namun bagaimana-pun dia sulit untuk menahan agar isi celananya tidak mengacung

Pantat lembut dan gempal itu pun jadi sasaran empuk remasan jari-jari ampuh Kuswan. Ina sampai berkali kali cegukan. Dan dari atas itu saat Kuswan memijat bagian tengahnya, dengan mudah terlihat bagian bawah ujung vaginanya Ina dan juga lubang pantatnya, dan ini yang membuat batang kemaluan Kuswan semakin kencang.

“depannya Pak,,,, “ perintah Ina kini

Kuswan semakin galau dan bingung

Ina lalu mengangkat badannya, menggapai kain balinya, menutup bagian depannya lalu dia berbalik dan kini dia telentang diatas kasur, matanya terpejam dan tangannya terlentang keatas memperlihatkan ketiak indahnya yang mulus tanpa bulu.

Pijatan lembut dan kadang keras membuatnya rileks. Apalagi sepanjang memijat, Kuswan sangat sopan sekali dan benar-benar konsentrasi memijatnya. Sepintas dia melirik ke tangannya Kuswan yang kekar. Meski sering bertemu setiap hari, namun baru kali ini dia memperhatikan sosok Kuswan ini. Tangan yang kekar dan berbulu, dan jambangnya juga terlihat menghiasi dagunya, serta otot-ototnya masih terpelihara dengan baik, apalagi tadi sentuhannya memang pas sekali di sekujur tubuhnya.

Dan saat Kuswan bersimpuh memijit kakinya kembali dari bagian depan, mata Ina sempat tertuju ke bagian selangkangannya. Tonjolan yang sudah mengencang itu tidak bisa disembunyikan lagi, terlihat menggelembung dan membuat Ina jadi liar dan kemana mana isi kepalanya. Pasti isinya juga ukurannya jumbo. Bekas militer dan badannya masih terlihat enerjik, beda dengan polisi yang pernah dengan dirinya, Kuswan terlihat masih kuat dan kokoh.

Ini membuat Ina jadi resah sendiri, dan putingnya pun mulai mengeras saat betisnya hingga lututnya mendapat sentuhan tangan yang kekar itu. Apalagi dengan kondisi mereka hanya berdua di dalam kamar ini, membuat Ina semakin naik tensinya.

Kini sentuhan tangan Kuswan naik ke bagian paha, hanyalah kain bali yang ditarik sedikit pastilah semua selangkangan Ina terlihat bebas. Namun Kuswan masih menjaga dengan baik amanah majikannya, karena dia hanya diminta untuk memijat saja, meski isi celananya sudah mengelembung keras.

Desahan dan cegukan pertanda angin keluar sesekali terdengar dari mulut Ina. Kulit paha yang mulus itu seakan memancing Kuswan untuk semakin naik gairahnya, dia bagaikan gerah dan panas badannya melihat keindahan paha itu. Kain bali itu pun seakan tidak mampu menahan tonjolan dada Ina dan putingnya, terlihat mencuat dibalik kain tipis itu.

“tangannya Bu....”

“pak Kus dari atas aja....”

Kuswan lalu merubah posisinya, kini dia diatas kepalanya Ina, dan kini tangan tangan Ina yang dipijit duluan, dari ujung jarinya, lengannya, hingga ketiak indahnya Ina pun tersentuh oleh pijatannya Kuswan. Begitu juga saat tangan kirinya yang dipijat.

Keindahan ketiak yang mulus tanpa bulu itu membuat Kuswan semakin galau melihatnya. Ina pun menyadari bahwa celana pendek Kuswan sudah sesak, namun dia masih menunggu dan sedikit menggoda. Dia tahu sopirnya ini sudah ngaceng berat,

Bagi Ina yang sudah punya pengalaman panjang, dia dengan mudah mengetahui dan menggiring pria untuk ikut dengan scenario yang dia mainkan. Dia pun awalnya hanya ingin menyuruh Kuswan memijit, namun tekanan dan cara Kuswan memijitnya, ditambah dengan gelantungan di celana Kuswan, membuat dia jadi ingin tahu isinya.

Kuswan kini memijit lehernya sejenak, lalu sedikit turun ke bagian dadanya, dan menyentuh sedikit tepian atas payudara Ina, meski tidak sampai ke area yang vitalnya, namun sentuhan ini cukup membuat Ina semakin basah selangkangannya.

Lalu

“pegel ngga Pak?”

“ngga bu....” jawab Kuswan cepat

“tenaganya mantap....”

Kuswan kini bersimpuh disamping Ina

“perut saya dong Pak.....”

Kuswan agak ragu

“ngga bisa saya pijit kencang yah Bu... soalnya urat di perut ini beda dengan di punggung....”

Ina tersenyum

“iya ngga apa-apa....”

Kuswan bingung

“buka aja Pak kainnya....” perintah Ina lirih

Kuswan kaget bukan kepalang mendengarnya.

“ba baik Bu.....”

“kan sama dengan dirumah bentuknya....” goda Ina

“beda Bu...”

Ina tertawa

“beda dimana?”

“ini mah kualitas premium.....”

Ina tertawa

“ngaco bapak ih.... pintar ngomongnya sekarang.....”

Lalu

“ijin yah Bu....”

Ina hanya tersenyum mempersilahkan

Dan saat kain itu dilepas, buah dada yang indah dengan putting coklat muda mencuat menyapa mata Kuswan, perut yang rata, dan sejumput rambut tipis diatas permukaan bukit tembem di selangkangannya Ina terlihat menggodanya

“kok bengong.....”

“bagus banget Bu....” ujar Kuswan malu-malu

Ina tersenyum

“saya ijin Bu....”

“ih, sudah dikasih ijin nanya mulu....”

Kali ini Kuswan yang tersenyum malu

“habisnya kaget....”

“kaget kenapa?”

“iya...kaget aja Bu....”

Ina agak bingung

“kehormatan bagi saya.... dikasih kesempatan mijitin Ibu.....” ujar Kuswan malu dan menunduk

Ina tersentuh mendengarnya. Pasti si sopir ini baru kali ini melihat pemandangan seindah ini

“emang ngga pernah lihat yang begini?”

“di film sering, aslinya belum pernah....”

“istri?”

“khan jauh lebih indah ini Bu.....”

Ina tersenyum mendengar pengakuan jujur Kuswan

“rahasia kita yah.....”

Kuswan dengan cepat mengangguk

“siap Bu..... pasti Bu....”

Tangan Kuswan lalu bermain di perut Ina. Kini dia duduk bersimpuh di depan Inda yang agak mengangkang, vagiannya terpampang jelas di depan Kuswan kini. Buah dadanya juga demikian.

“dadanya Pak....”

“ii iya Bu.....”

Dengan lembut kini Kuswan pindah dan bermain di are dada Ina. Dia meremas dan sesekali memilih ujungnya, dan pilinan ini membuat Ina sedikit merintih penuh kenikmatan

“buka bajunya Pak.....”

Kuswan kaget mendengarnya

Namun dia segera menurutinya, dan lalu membuka kaosnya, dan dadanya yang berbulu di tengahnya pun terlihat muncul

“wow....” puji Ina.....

“suka ngga dada Ina?”

“suka banget Bu....”

“bener?”

“bener Bu... kayak punya gadis....”

Ina seketika ingin meledak tawanya mendengar pengakuan tulus Kuswan. Dia dari tadi disentuh tangan jantan milik sopirnya itu seakan menagih dan meminta agar lebih dalam lagi sentuhan itu

“cium Pak....” dia menyodorkan dadanya.

Kuswan kaget mendengar permintaan itu, namun tatapan Ina seperti memintanya untuk melakukan hal itu.

Lalu Kuswan pun turun kepalanya dan mulai mencium dada Ina.

Ina merengek manja saat mulut Kuswan membuka dan melumat ujung putingnya. Jambang dan kumis Kuswan bagaikan menjadi nuansa yang berbeda saat mulutnya menyedot buah dadanya, dan kumis serta jenggot itu juga tersapu di kulit halus dadanya

Ina berteriak lirih menahan nikmatnya sedotan Kuswan

Sang sopir kini mulai melumat dan menjilat pentil Ina yang sudah menegang, tangan Ina dengan lembut menekan kepala Kuswan agar tetap di dadanya, dan tangan Kuswan kini turun dan mulai bermain di selangkangan Ina yang terbuka lebar dan basah.

“enak Pak......”

Kuswan tidak menjawab tapi masih sibuk dengan berganti gantian melumat buah dada indah, yang bahkan tadinya tidak terpikir olehnya akan mendapat sajian istimewa malam hari ini bagi dirinya.

Keindahan tubuh Ina membuat Kuswan semakin liar melumat buah dadanya, dengan ganas kini dia menggigit lembut dan memainkan putingnya, dan Ina semakin menggelinjang liar saat ciuman dan sapuan kumis Kuswan menyapu dadanya.

Kuswan lalu membuka lebar pahanya Ina.

Vagina indah yang terbuka lebar itu menantang Kuswan untuk menciumnya. Ina menatapnya dengan sendu dan tersenyum seperti mempersiapkan Kuswan untuk bereksplorasi di area itu.

Dan bibir serta lidah Kuswan pun turun ke belaahan basah itu. Ina menjerit lirih menahan gairahnya, jilatan Kuswan yang sepertinya berpengalaman dengan baik mengolah kebun kecil itu, membuat dia bagaikan wanita yang kesetanan disapu birahi.

Kumis yang agak kasar dan jambang itu pun sering tersentuh di bibir vagiannya, membuat Ina berteriak. Jilatan Kuswan yang memainkan lidahnya di kelentit Ina, membuat pantat Ina bergerak liar tidak menentu, tangannnya memegang kepala Kuswan agar tidak beranjak.

Pijitan yang lembut, sentuhan jantan dari sang sopir pribadi, perpaduan kulit mereka satu putih bersih dan satu kulit hitam legam ala pekerja lapangan, membuat Ina semakin liar melihat eksotisme itu. Jilatan Kuswan yang tepat di itilnya membuat dia sulit menahan diri

“gila Pak.... jebol Ina kalo gini....”

Jilatan itu main liar dan getarannya makin cepat menyapu daging kecil itu

Kini jarinya Kuswan ikut masuk dan menggoda lubang basah itu

Dan akhirnya pertahanan Ina pun jebol

“gilllllaaaaaaaaaaaaaaaa....... ough........”

Ina berteriak sambal membenamkan kepalanya Kuswan

‘”ough..... oughrghhh.....” giginya gemeretak dan wajahnya tegang serta matanya terpejam

Orgasmenya bagaikan sampai terulang lagi karena lidah dan kumis liar Kuswan masih menempel diseputaran vaginan basahnya itu.

“ampun ampun.....” dia mendorong Kuswan sambal kemudian meringkuk melipat kakinya

Badannya terasa lemas dan tidak bisa bergerak.

Akhirnya bisa juga dia orgasme dengan lidah, setelah beberapa kali dia gagal orgasme dengan beberapa pria, sehingga harus menggunakan alat bantu terkadang dirumah saat dia pulang. Namun kali ini lewat lidah sopir pribadinya, dia justru dibawa terbang.

Tubuh telanjangnya kini terengah engah dan terlentang pasrah di kasur bawah yang berukuran kecil. Dia lalu kembali memposisikan diri untuk menelentangg, mengambil kain bali nya, lalu mengelap vaginanya yang basah kuyup akibat oregasmenya dan campuran ludah Kuswan

“buka Pak.....” pintanya ke Kuswan untuk membuka celananya

Kuswan malu malu

“udah Bu.... yang penting ibu sudah keluar.....” rasa sungkan Kuswan masih tinggi meski daging sudah tersedia didepan matanya

“ih gimana sih.... ngga mau?”

“mau Bu.... tapi....”

“tapi apa?”

Kuswan akhirnya membuka celananya dan celana dalamnya

Inda terbelalak melihat batang kemaluan Kuswan, ukurannya hampir sama dengan ukuran milik Carlos, bahkan lebih besar dan hitam gelap, dengan rambut kemaluan yang tebal disekelilingnya.

“gede banget sih......”

Kuswan tersenyum

Ina meski suka yang bening dan bersih, namun ukuran dan kencangnya batang kemaluan Kuswan, menggodanya juga untuk dicobain

Dia lalu membuka vaginanya lebar-lebar

“masukin Pak.......”

Kuswan kini telanjang bulat, sama dengan Ina, dia lalu mulai menempatkan kepala kontolnya di depan permukaan vagina Ina.

Vaginanya yang barusan diseka dengan kering itu agak sulit untuk dimasuki batang yang topi bajanya berukuran besar. Kuswan akhirnya memutuskan untuk kembali menjilatinya, agar basah kembali. Jilatan Kuswan ini membuat Ina kembali sulit menahan, karena dia tahu Kuswan sangat berpengalaman, dan tahu titik dimana saat dia melakukan acara ismek atau isep memek yang tepat itu.

Ina terlena seketika, namun dia ingat bahwa dia ingin batang besar itu masuk

“masukin, Pak.....” bisiknya Manja

Lalu Kuswan bangkit, dan kini batangnya pun mulai dimaskuin perlahan.

Akhirnya semua batang besar itu masuk dan tenggelam setelah secara perlahan dan telaten diurut masuknya dengan perlahan.

“Ough.... gede banget.....” bisik Ina pelan

Lalu mulai Kuswan menggoyang pinggulnya

Sungguh rejeki yang luar bisa dirasakan oleh Kuswan. Bisa merasakan nikmatnya vagina indah milik Ina, yang bahkan setiap hari untuk menegur atau menatapnya lama saja dia sungkan, kini boss nya itu dibawah tubuhnya, dan vaginanya yang menjadi bagian terindah itu kini sedang menjepit batang kemaluannya.

Kuswan kini konsentrasi namun tetap menjaga ritme goyangannya agar majikannya itu bisa keluar bersamaan atau duluan lagi sebelum dia tiba. Sambil dia meremas lembut buah dada indah yang bergoyang seiring dengan sodokannya dia, menjaga agar alur persetubuhan itu tetap berjalan lancar juga dia pertahankan dengan secara konstan.

Dia bisa saja kalah tampang dan kalah duit dengan banyak pria yang dekat dengan majikannya ini, namun masalah daya tahan di tempat tidur, sebagai prajurit yang sudah lama di lapangan, dia tidak ingin kalah.

Ina yang memeknya terasa menjepit erat, stimulis di bagian kelentitnya dengan batang besar dan kekar itu, membuat dia sulit untuk menahan lagi untuk tidak orgamse.

“ough..... Ina ngga kuat lagi Pak.....”

Mendengar Itu, Kuswan tetap dengan tenang menggoyang pinggulnya

“mau keluar lagi Ina......”

Kini bibirnya turun menjepit buah dadanya Ina dengan ganas dilumatnya

“ough........”

“ourghh.... argh..... keluar lagi khan.....”

Ina bagaikan berbicara sendiri dengan dirinya, dan sambil memeluk erat pantat sopirnya itu, Ina kembali dilontarkan ke langit orgasme untuk yang kedua kalinya.

Kukunya dengan tajamnya bagai tertancap di kulit pinggang Kuswan, dia kembali orgasme untuk yang kedua kalinya

“gila enak banget......”

Kuswan kini tetap menggoyang

”keluarin Pak......”

Dengusan dan nafasnya juga semakin kencang.

Otot-ototnya terlihat keras dan terlatih, dadanya yang berbulu juga terlihat seksi bercampur keringat

Dan tidak lama kemudian Kuswan pun mendengus keras.

Dia lalu mencabut batang kemaluannya dari dalam memek Ina, yang kaget karena batang besar itu tiba-tiba keluar, memeknya jadi seperti plong, dan kemudian dia menumpahkan semua cairan itu ke perut Ina, sambil memejamkan matanya menahan kenikmatan

Tangannya masih mengurut batang kontolnya, dia kini bersimpuh di depan Ina yang terbaring pasrah dan masih dalam posisi mengangkang.

Ina tersenyum melihatnya

“enak.…??.” tanyanya manja

“luarbiasa Bu..... terbaik banget.....”

Suasana jadi agak aneh diantara mereka. Ina yang sudah keluar dua kali hanya tersenyum, dan Kuswan yang sudah muncrat juga bagaikan disadarkan siapa dirinya, yang cuma kebetulan diajak bercinta sesaat dengan majikannya. Ingin rasanya dia memeluk wanita cantik itu, yang sudah dia puaskan dan juga sudah memuaskan dirinya.

“makasih yah Bu....”

“iya..sama-sama....” bisiknya sambil bangun dari kasur

“gila, kayak mau robek memek gue...” sambil agak terpincang dia bangun dan ke kamar mandi

“maaf Bu....”

“ngga apa-apa, enak kok....” dia lalu menepuk lengan Kuswan.

“cuci yah.....”

“iya Bu....”

Kuswan terdiam dan hanya terduduk memandangi kasurnya yang tadi dipakai untuk bertempur. Dia bagaikan tidak percaya baru saja dia menggumuli bossnya. Wanita majikannya yang sangat dia hormati, namun tadi ditidurinya malahan. Dia bagaikan tidak percaya, dia memandang batang kontolnya yang masih berkilap akibat cairan peju yang menempel disitu

Dia mendengar Ina sepertinya mandi, dia memilih diam dan mengambil handuknya untuk membalut badannya, dan begitu Ina keluar, dia masuk dan gantian mandi untuk membersihkan diri.

Saat dia keluar, dia melihat Ina sudah di atas tempat tidurnya dan berselimutkan selimut tebal yang disediakan di hotel.

“istirahat Pak, besok kita harus jalan ke Jakarta...”

“makasih Bu...”

Dia agak aneh melihat Ina dengan tenangnya menyuruh dia tidur setelah barusan mereka bergumul dengan liarnya. Dan tidak berapa lama, dia kemudian mendengar suara dengkuran halus dari Ina, sepertinya perjalanan panjang hari ini, perdebatan dengan Dadang, lalu dipijit dan kemudian percintaan dahsyat tadi membuat wanita itu kecapean.

Kuswan hanya terdiam dan masih memikirkan kejadian yang tadi. Dia memang bukan pria yang suci, selama dinas dan jauh dari istri, bercinta dengan wanita lain sudah hal yang biasa bagi dirinya. Namun dengan wanita sekaliber dan secantik Ina, baru kali ini dia rasakan.

Dia sampai mencubit lengannya sendiri.

Memastikan bahwa dia sedang tidak bermimpi.

Lalu kemudian menarik bantalnya dan berusaha untuk tidur. Ina tadi memesan extra bed, tapi lupa memesan selimut, sehingga Kuswan harus tidur tanpa selimut jadinya. Dia hanya terdiam dan tersenyum dalam hatinya, membayangkan keberuntungannya yang baru saja dia terima.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd