Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Masih proses nulis


Oh gitu ya, walau terakhirnya ML jadi nggak tergolong eksib ?
Ya kembali ke makna harfiah asalnya sih sis...

Eksib itu kan berarti mempertontonkan. Seperti kaum nudis gitu deh... Ngelakuin apa aja dgn tanpa busana.
Selain kegiatan itu sebaiknya tipis-tipis ajalah
 
Ya kembali ke makna harfiah asalnya sih sis...

Eksib itu kan berarti mempertontonkan. Seperti kaum nudis gitu deh... Ngelakuin apa aja dgn tanpa busana.
Selain kegiatan itu sebaiknya tipis-tipis ajalah
Siyap, ML dan masturb itu pelampiasan setelah eksib buat kita
 
Siyap, ML dan masturb itu pelampiasan setelah eksib buat kita
Mantap.

Aku menikmati cerita tentang sistha yang banyak telanjang di kosan itu sih...
Misal yg cuci baju di rooftop sambil naked.

Ketimbang yg mampir beli seauatu di ind*maret. Keseringan soalnya, jadi mudah ketebak
 
Mantap.

Aku menikmati cerita tentang sistha yang banyak telanjang di kosan itu sih...
Misal yg cuci baju di rooftop sambil naked.

Ketimbang yg mampir beli seauatu di ind*maret. Keseringan soalnya, jadi mudah ketebak
Maacie suhu... mini mart itu favourite spot kita karena faktor safety. Kalo cuci baju di balkon atau rooftop, masih jalan meski beberapa kali hampir ketahuan.
 
Kurang cocok kalo trit genre eksib pake kaya ginian.
Genre eksib tuh cocoknya ngelakuin kegiatan normal tapi tanpa pakaian, tanpa ML
Lah aku kan cuma. Ngebayangin sis monic nulis update sambil pake. Vibrator... Bukan utk. Exib.. 😑😌😅
 
P.O.V. Monika

Hari ini kampus kita (aku dan Mitha) mengadakan event besar bakti sosial, alhasil seluruh kegiatan perkuliahan diliburkan. Bukan berarti just a day or two days off, tapi mendekati akhir semester, tugas mata kuliah sampai proyek pengganti UAS datang bertubi-tubi, di WAG kelas sedang ribut berdiskusi tentang tugas dan proyek ini, aku malas membaca-nya karena memang sedang malas berurusan dengan tugas-tugas ini. Mitha masuk ke kamarku, masih dalam kondisi bugil, aku pun juga sama, sedang bugil. Pokoknya kalau ada kesempatan bugil, kita pasti bugil, karena hal ini yang bikin kita berdua enjoy banget.

Sebentar leyeh-leyeh di ranjangku, Mitha mengajak untuk cuci pakaian barengan di atas. Kost kita berdua mirip seperti kost kita waktu di SMA yang berada di pulau seberang, di lantai 3,5 ada areal penjemuran pakaian yang cukup luas, kemudian ada 8 mesin cuci yang terbagi 2 masing-masing saling berhadapan dengan dibatasi tembok yang tingginya dimana aku dan Mitha berdiri pas di leher kita. Kost-an ini campur antara mahasiswa dan pekerja, sehingga ketika di pagi hari cenderung sepi karena semua pada melakukan aktivitas masing-masing. Cukup banyak mahasiswa/i sekampus dengan aku dan Mitha yang kost disini.

Aku bertanya ke Mitha, situasi di luar gimana, Mitha menjawab, mostly sudah pada pergi, ada yang kerja, ada yang pergi garap tugas, ada yang entah kemana karena kampus sedang off. Sekitar Pk. 08.30, kita berdua membawa pakaian kotor yang jumlahnya juga ndak terlalu banyak, naik ke lantai 3,5 untuk mencuci, tentu saja kita lakukan dengan berbugil ria, kita menggunakan mesin cuci yang menghadap ke areal penjemuran. Ketika kita sedang tengah-tengah mencuci, ada temen kost cowok yang naik keatas juga mau mencuci. Ketika dia membuka pintu kayu, masih ada pintu kasa yang harus dibuka supaya bisa keluar ke areal ini. Seketika, aku dan Mitha langsung mencari pakaian seadanya dan ketemulah singlet yang agak molor, belahannya cukup rendah dan panjangnya se-pantat, aku pakai, lalu Mitha menemukan terusan tank top kuning yang belahannya lumayan rendah, panjangnya sepantat, dan bagian samping longgar yang langsung kita pakai dengan tergesa-gesa.

Dia memakai mesin cuci yang berhadapan dengan kita, setelah saling menyapa sebentar, dia mencuci pakaiannya, Pakaian yang kita pakai secara mendadak ini masih basah dan baru selesai dari pengering. Tatapan mata dia seperti orang heran, sembari mencuci, kita sempat ngobrol sebentar, lalu mempersilahkan kita untuk menjemur. Ketika kita mengambil pakaian dari pengering, susuku dan susu Mitha terlihat jelas olehnya, aku melirik, dia begitu memperhatikan susu kita berdua. Kita lalu menjemur satu per satu pakaian kita, aku melihat dia semakin memperhatikan kita, apalagi untuk menjemur, kadang kita perlu berjinjit, dengan kondisi jinjit, pakaian yang kita gunakan tertarik keatas dimana pantat kita berdua jadi lebih terlihat. Aku melirik, dia sedang menunggu pakaian yang dicucinya di mesin pengering sambil memperhatikan kita. Putting kita ngecap di pakaian kita, dan seyakin-yakinnya, dia pasti sempat melihat vagina kita berdua. Ketika menjemur seprei yang cukup lebar, Mitha membantu dengan melipat seperei tersebut jadi 2 bagian, hal ini membuat kita agak menunduk, dia pasti bisa melihat susu Mitha dan vaginaku karena posisi Mitha menghadap ke dia dan posisiku membelakangi dia. Setelah selesai menjemur, kita pamit ke dia untuk kembali ke kamar kita.

Sesampainya di kamar, vagina kita berdua basah karena peristiwa barusan, lalu kita mandi di kamar mandi masing-masing untuk membersihkan diri. Seusai mandi, aku mendapati WA dari temen sekampus yang nerd, dia menanyakan kelanjutan tugas yang sudah diserahkan kemarin, untunglah aku sudah menyelesaikan dan hanya kurang mencetak, menjilid dan mengumpulkan di pos satpam kampus. Setelah kuberi penjelasan seperti itu, dia memintaku untuk mengirimkan email agar bisa dicetak, karena horny gegara kejadian cuci mencuci diatas tadi, timbul keisenganku, alih-alih mengirimkan email, aku pun mengajak dia untuk mencetak di percetakan dan menjilid sekalian, dia pun setuju dan meluncur ke kost-anku.

Aku mengajak Mitha ikut serta menemani, Mitha tidak keberatan dengan rencanaku, aku memakai terusan tank top yang pendek sekali, belahan dada rendah, serta longgar, kemudian Mitha memakai hem pendek tanpa lengan yang kuikat di pusar, hanya 1 kancing yang kupasang sehingga belahan dadaku begitu terlihat, sedangkan bawahannya aku memakai rok mini sekali. Ketika dia sampai dan mengabarkan via WA, kita berdua pun turun. Aku duduk di depan, Mitha di belakang. Dia terlihat kaget dengan kehadiran kita, aku jelaskan kalo Mitha mau sekalian ke percetakan, terlebih lagi ketika aku duduk, tanpa disadari vaginaku langsung terlihat namun karena dia di sampingku, dia tidak bisa langsung melihat. Dia begitu tegang, Mitha yang duduk di belakangnya mengirimkan WA ke aku kalau dari samping susuku bisa terlihat dengan jelas, dia sering melirik ke arahku untuk mengintip susuku.

Sambil berbincang, aku pun menyadari hal tersebut, tatapan matanya mengarah ke susuku, akhirnya kuberanikan diri untuk nanya…

Aku : kamu kenapa kok lirik-lirik aku terus, naksir ya
Dia : eh.. enggak…

Aku : oh jadi ndak naksir aku
Dia : eh gimana ya…

Aku : oh aku tau kamu ngintipin susuku ya, keliatan ya
Dia : eh iya keliatan, eh… maaf

Aku : oh gitu aja grogi, nggak apa-apa
Dia : hah ? iya ta ? kamu ndak make daleman

Aku : iya aku ndak suka make daleman, aku ndak pernah make BH dan CD kecuali mens
Dia : hah ? eh… trus keliatan

Aku : iya, kamu belum pernah liat langsung punya cewek ya
Dia : eh sudah kemarin

Aku : kapan ?
Dia : eh maaf pas di kamarmu

Aku : oh liat punyaku juga ?
Dia : iya eh maaf… maaf

Aku : sebelumnya ndak pernah liat ya ?
Dia : iya

Aku : oh gitu, nih aku lihatin yang lebih jelas ya
Dia : hah ? maksudnya…

Aku lalu menurunkan tali tank top seketika susu kanan terlihat dengan jelas, lalu gantian sebelah kiri, dia jadi ndak konsen mengemudi, sambil sesekali melihat ke arahku.

Aku : nih.. liat aja ya, jangan bilang siapa-siapa, ndak bole pegang
Dia : eh.. iya

Lalu aku duduk menyamping menghadap dia sambil ngangkang dan menarik bagian bawah terusan ini, dia langsung melihat ke arah vaginaku.

Aku : nih, daripada kepo, lihat aja

Dia langsung menatap susu dan vaginaku, Mitha bergeser ke belakang kursiku, lalu mengatakan hal yang sama ke dia

Mitha : mau cuman lihat punya Monika aja, nggak mau lihat punyaku
Dia : eh mau.. eh…

Waktu itu pas berhenti di traffic light yang padat, Mitha melepas hem-nya menjadi topless, melihat hal ini, aku menarik keatas terusanku ini menjadi bugil.

Aku : sekalian ya bugil, nanggung…
Mitha : aku juga

Lalu Mitha melepas rok mini-nya dan ngangkang, dia melihat tanpa kedip, apalagi aku mencubit bibir vaginaku agar klitorisku makin muncul. Aku melihat tititnya ngaceng.

Aku : -sambil meraba tititnya- kalo yang ini pernah dipegang cewek ndak
Dia : belum eh…

Aku : hhmmm… udah keras nih, terangsang ya
Dia : eh iya…

Aku lalu membuka resletingnya, mengeluarkan tititnya, lalu mengocoknya perlahan-lahan sambil dia mengemudi.

Aku : enak ndak…

Dia : enak… eh…
Aku : sering ngocok ndak ?

Dia : endak…
Aku : makanya punya cewek donk…

Nggak sampek 5 menit, tititnya sudah mengeluarkan sperma, cukup banyak, mengenai tititnya, cdnya, celana jeans-nya dan tanganku. Aku melap tititnya dengan tissue, sesampainya di tempat percetakan, dia membersihkan sisa sperma di celana, habis banyak tissue yang digunakan, lalu aku menyuruhnya turun untuk mencetak, sementara aku dan Mitha bugil di mobil. Kondisi siang, kaca mobil tidak terlalu gelap, rasanya kaca film 60% dan kita bugil di dalamnya. Selesai mencetak dan menjilid, di tempat yang sama, kita kembali ke kost-an, memakai kembali pakaian kita, lalu dia pamit pulang. Aku sedikit mengancam, tidak memperbolehkan untuk menceritakan hal ini kepada siapapun, kalo diceritakan, aku akan menceritakan bentuk dan panjang tititnya dan hanya sebentar dikocok sudah muncrat spermanya. Dengan ketakutan, dia setuju dengan apa yang kusampaikan ini.

Ketika di kost-an, kita berdua kembali bugil, sambil melap vagina kita yang basah, Mitha datang ke kamar, ngajak ngambil pakaian yang dicuci dan dijemur, aku pun setuju, kita naik keatas sambil bugil, mengambil pakaian, tidak disangka, kita kembali ketemu dengan cowok yang bersama mencuci tadi pagi, kita kaget, menutupkan pakaian yang kita ambil ke tubuh kita, dia pun memperhatikan sambil keheranan, lalu kita cepat-cepat pamit dan turun kembali ke kamar, dia pasti melihat pantat kita berdua dari belakang. Tambah basah vagina kita karena hal ini, tetapi kita puas melakukan hal ini, ada sensasi tersendiri ketika melakukan.

Sore menjelang malam, Ko Henry datang ke kost-an bersama dengan Felicia yang memakai terusan kemben warna putih yang mini sekali. Mereka mengajak kita ke mall untuk sekedar makan, aku memakai hem panjang tanpa lengan, 2 kancing atas tidak terpasang, belahan samping cukup tinggi sampai mendekati perut, sehingga pahaku terekspose maksimal. Mitha memakai kaos you can see dengan bagian samping yang lebar sekali. Di mall kecil tersebut, kita hanya makan di sisi outdoor café yang menjual makanan berjenis steak, waiter mencuri pandang melihat ke arah susuku yang memang terlihat ketika dia berdiri dan susu Mitha yang dari samping terlihat jelas. Lalu lanjut di sebuah coffee shop kekinian yang terletak di pinggir jalan raya besar. Kita berempat duduk di bagian outdoor langsung menghadap ke jalan raya, Mitha dan Felicia di samping kiri dan kanan, belakangku adalah kaca yang berbatasan dengan kasir, lalu di depanku adalah Ko Henry.

Dari dalam kasir kalo melihat ke arah kita, bisa melihat susu Mitha secara langsung, dari sisi samping kanan, pengunjung bisa melihat ke arah susuku kalo memang aware. Suasana masih lumayan rame, jalanan juga masih banyak mobil melintas. Ko Henry menyuruhku melepas semua kancing satu per satu, perlahan-lahan supaya tidak mencolok. Aku pun mengikuti keinginannya, ditambah horny sedari pagi tadi, membuatku semakin nekat. Mitha dan Felicia duduk langsung dengan pantat di kursi, aku pikir cukup disini, ternyata tidak, Ko Henry menyuruhku perlahan mengeluarkan kedua tanganku dari terusan hem ini, cukup sulit dengan memperhatikan kondisi sekitar supaya tidak menarik perhatian, setelah 15 menit an baru berhasil, sekarang hem-nya hanya menggantung di kedua pundak, tubuh bagian depan terbuka seluruhnya.

Tidak lama setelah aku berhasil mengeluarkan kedua tangan, Ko Henry mengajak kita untuk pulang. Dengan kedua tangan memegang terusan hem ini di pundak, aku berdiri dan berjalan keluar melewati pengunjung yang masih ada di meja samping kita, suasana remang-remang memang mendukung action ini, nampaknya mereka menyadari karena seketika kita lewat, mereka terdiam, kita berjalan cepat ke arah mobil yang memang terparkir di dekat kita.

Setelah dari coffee shop kita ke rumah Fenty, cuaca kebetulan sedang hujan, sesampai nya di rumah Fenty, semua temen-temen sedang berkumpul disana, aku yang tidak tahan, langsung menyerang Ko Henry dan berakhir dengan ML yang menggebu-gebu.

Sekian sedikit update, mulustrasi sedang dicari, cukup sulit, jika ada, akan diupdate kembali. Salam sehat…
 
P.O.V. Monika

Hari ini kampus kita (aku dan Mitha) mengadakan event besar bakti sosial, alhasil seluruh kegiatan perkuliahan diliburkan. Bukan berarti just a day or two days off, tapi mendekati akhir semester, tugas mata kuliah sampai proyek pengganti UAS datang bertubi-tubi, di WAG kelas sedang ribut berdiskusi tentang tugas dan proyek ini, aku malas membaca-nya karena memang sedang malas berurusan dengan tugas-tugas ini. Mitha masuk ke kamarku, masih dalam kondisi bugil, aku pun juga sama, sedang bugil. Pokoknya kalau ada kesempatan bugil, kita pasti bugil, karena hal ini yang bikin kita berdua enjoy banget.

Sebentar leyeh-leyeh di ranjangku, Mitha mengajak untuk cuci pakaian barengan di atas. Kost kita berdua mirip seperti kost kita waktu di SMA yang berada di pulau seberang, di lantai 3,5 ada areal penjemuran pakaian yang cukup luas, kemudian ada 8 mesin cuci yang terbagi 2 masing-masing saling berhadapan dengan dibatasi tembok yang tingginya dimana aku dan Mitha berdiri pas di leher kita. Kost-an ini campur antara mahasiswa dan pekerja, sehingga ketika di pagi hari cenderung sepi karena semua pada melakukan aktivitas masing-masing. Cukup banyak mahasiswa/i sekampus dengan aku dan Mitha yang kost disini.

Aku bertanya ke Mitha, situasi di luar gimana, Mitha menjawab, mostly sudah pada pergi, ada yang kerja, ada yang pergi garap tugas, ada yang entah kemana karena kampus sedang off. Sekitar Pk. 08.30, kita berdua membawa pakaian kotor yang jumlahnya juga ndak terlalu banyak, naik ke lantai 3,5 untuk mencuci, tentu saja kita lakukan dengan berbugil ria, kita menggunakan mesin cuci yang menghadap ke areal penjemuran. Ketika kita sedang tengah-tengah mencuci, ada temen kost cowok yang naik keatas juga mau mencuci. Ketika dia membuka pintu kayu, masih ada pintu kasa yang harus dibuka supaya bisa keluar ke areal ini. Seketika, aku dan Mitha langsung mencari pakaian seadanya dan ketemulah singlet yang agak molor, belahannya cukup rendah dan panjangnya se-pantat, aku pakai, lalu Mitha menemukan terusan tank top kuning yang belahannya lumayan rendah, panjangnya sepantat, dan bagian samping longgar yang langsung kita pakai dengan tergesa-gesa.

Dia memakai mesin cuci yang berhadapan dengan kita, setelah saling menyapa sebentar, dia mencuci pakaiannya, Pakaian yang kita pakai secara mendadak ini masih basah dan baru selesai dari pengering. Tatapan mata dia seperti orang heran, sembari mencuci, kita sempat ngobrol sebentar, lalu mempersilahkan kita untuk menjemur. Ketika kita mengambil pakaian dari pengering, susuku dan susu Mitha terlihat jelas olehnya, aku melirik, dia begitu memperhatikan susu kita berdua. Kita lalu menjemur satu per satu pakaian kita, aku melihat dia semakin memperhatikan kita, apalagi untuk menjemur, kadang kita perlu berjinjit, dengan kondisi jinjit, pakaian yang kita gunakan tertarik keatas dimana pantat kita berdua jadi lebih terlihat. Aku melirik, dia sedang menunggu pakaian yang dicucinya di mesin pengering sambil memperhatikan kita. Putting kita ngecap di pakaian kita, dan seyakin-yakinnya, dia pasti sempat melihat vagina kita berdua. Ketika menjemur seprei yang cukup lebar, Mitha membantu dengan melipat seperei tersebut jadi 2 bagian, hal ini membuat kita agak menunduk, dia pasti bisa melihat susu Mitha dan vaginaku karena posisi Mitha menghadap ke dia dan posisiku membelakangi dia. Setelah selesai menjemur, kita pamit ke dia untuk kembali ke kamar kita.

Sesampainya di kamar, vagina kita berdua basah karena peristiwa barusan, lalu kita mandi di kamar mandi masing-masing untuk membersihkan diri. Seusai mandi, aku mendapati WA dari temen sekampus yang nerd, dia menanyakan kelanjutan tugas yang sudah diserahkan kemarin, untunglah aku sudah menyelesaikan dan hanya kurang mencetak, menjilid dan mengumpulkan di pos satpam kampus. Setelah kuberi penjelasan seperti itu, dia memintaku untuk mengirimkan email agar bisa dicetak, karena horny gegara kejadian cuci mencuci diatas tadi, timbul keisenganku, alih-alih mengirimkan email, aku pun mengajak dia untuk mencetak di percetakan dan menjilid sekalian, dia pun setuju dan meluncur ke kost-anku.

Aku mengajak Mitha ikut serta menemani, Mitha tidak keberatan dengan rencanaku, aku memakai terusan tank top yang pendek sekali, belahan dada rendah, serta longgar, kemudian Mitha memakai hem pendek tanpa lengan yang kuikat di pusar, hanya 1 kancing yang kupasang sehingga belahan dadaku begitu terlihat, sedangkan bawahannya aku memakai rok mini sekali. Ketika dia sampai dan mengabarkan via WA, kita berdua pun turun. Aku duduk di depan, Mitha di belakang. Dia terlihat kaget dengan kehadiran kita, aku jelaskan kalo Mitha mau sekalian ke percetakan, terlebih lagi ketika aku duduk, tanpa disadari vaginaku langsung terlihat namun karena dia di sampingku, dia tidak bisa langsung melihat. Dia begitu tegang, Mitha yang duduk di belakangnya mengirimkan WA ke aku kalau dari samping susuku bisa terlihat dengan jelas, dia sering melirik ke arahku untuk mengintip susuku.

Sambil berbincang, aku pun menyadari hal tersebut, tatapan matanya mengarah ke susuku, akhirnya kuberanikan diri untuk nanya…

Aku : kamu kenapa kok lirik-lirik aku terus, naksir ya
Dia : eh.. enggak…

Aku : oh jadi ndak naksir aku
Dia : eh gimana ya…

Aku : oh aku tau kamu ngintipin susuku ya, keliatan ya
Dia : eh iya keliatan, eh… maaf

Aku : oh gitu aja grogi, nggak apa-apa
Dia : hah ? iya ta ? kamu ndak make daleman

Aku : iya aku ndak suka make daleman, aku ndak pernah make BH dan CD kecuali mens
Dia : hah ? eh… trus keliatan

Aku : iya, kamu belum pernah liat langsung punya cewek ya
Dia : eh sudah kemarin

Aku : kapan ?
Dia : eh maaf pas di kamarmu

Aku : oh liat punyaku juga ?
Dia : iya eh maaf… maaf

Aku : sebelumnya ndak pernah liat ya ?
Dia : iya

Aku : oh gitu, nih aku lihatin yang lebih jelas ya
Dia : hah ? maksudnya…

Aku lalu menurunkan tali tank top seketika susu kanan terlihat dengan jelas, lalu gantian sebelah kiri, dia jadi ndak konsen mengemudi, sambil sesekali melihat ke arahku.

Aku : nih.. liat aja ya, jangan bilang siapa-siapa, ndak bole pegang
Dia : eh.. iya

Lalu aku duduk menyamping menghadap dia sambil ngangkang dan menarik bagian bawah terusan ini, dia langsung melihat ke arah vaginaku.

Aku : nih, daripada kepo, lihat aja

Dia langsung menatap susu dan vaginaku, Mitha bergeser ke belakang kursiku, lalu mengatakan hal yang sama ke dia

Mitha : mau cuman lihat punya Monika aja, nggak mau lihat punyaku
Dia : eh mau.. eh…

Waktu itu pas berhenti di traffic light yang padat, Mitha melepas hem-nya menjadi topless, melihat hal ini, aku menarik keatas terusanku ini menjadi bugil.

Aku : sekalian ya bugil, nanggung…
Mitha : aku juga

Lalu Mitha melepas rok mini-nya dan ngangkang, dia melihat tanpa kedip, apalagi aku mencubit bibir vaginaku agar klitorisku makin muncul. Aku melihat tititnya ngaceng.

Aku : -sambil meraba tititnya- kalo yang ini pernah dipegang cewek ndak
Dia : belum eh…

Aku : hhmmm… udah keras nih, terangsang ya
Dia : eh iya…

Aku lalu membuka resletingnya, mengeluarkan tititnya, lalu mengocoknya perlahan-lahan sambil dia mengemudi.

Aku : enak ndak…

Dia : enak… eh…
Aku : sering ngocok ndak ?

Dia : endak…
Aku : makanya punya cewek donk…

Nggak sampek 5 menit, tititnya sudah mengeluarkan sperma, cukup banyak, mengenai tititnya, cdnya, celana jeans-nya dan tanganku. Aku melap tititnya dengan tissue, sesampainya di tempat percetakan, dia membersihkan sisa sperma di celana, habis banyak tissue yang digunakan, lalu aku menyuruhnya turun untuk mencetak, sementara aku dan Mitha bugil di mobil. Kondisi siang, kaca mobil tidak terlalu gelap, rasanya kaca film 60% dan kita bugil di dalamnya. Selesai mencetak dan menjilid, di tempat yang sama, kita kembali ke kost-an, memakai kembali pakaian kita, lalu dia pamit pulang. Aku sedikit mengancam, tidak memperbolehkan untuk menceritakan hal ini kepada siapapun, kalo diceritakan, aku akan menceritakan bentuk dan panjang tititnya dan hanya sebentar dikocok sudah muncrat spermanya. Dengan ketakutan, dia setuju dengan apa yang kusampaikan ini.

Ketika di kost-an, kita berdua kembali bugil, sambil melap vagina kita yang basah, Mitha datang ke kamar, ngajak ngambil pakaian yang dicuci dan dijemur, aku pun setuju, kita naik keatas sambil bugil, mengambil pakaian, tidak disangka, kita kembali ketemu dengan cowok yang bersama mencuci tadi pagi, kita kaget, menutupkan pakaian yang kita ambil ke tubuh kita, dia pun memperhatikan sambil keheranan, lalu kita cepat-cepat pamit dan turun kembali ke kamar, dia pasti melihat pantat kita berdua dari belakang. Tambah basah vagina kita karena hal ini, tetapi kita puas melakukan hal ini, ada sensasi tersendiri ketika melakukan.

Sore menjelang malam, Ko Henry datang ke kost-an bersama dengan Felicia yang memakai terusan kemben warna putih yang mini sekali. Mereka mengajak kita ke mall untuk sekedar makan, aku memakai hem panjang tanpa lengan, 2 kancing atas tidak terpasang, belahan samping cukup tinggi sampai mendekati perut, sehingga pahaku terekspose maksimal. Mitha memakai kaos you can see dengan bagian samping yang lebar sekali. Di mall kecil tersebut, kita hanya makan di sisi outdoor café yang menjual makanan berjenis steak, waiter mencuri pandang melihat ke arah susuku yang memang terlihat ketika dia berdiri dan susu Mitha yang dari samping terlihat jelas. Lalu lanjut di sebuah coffee shop kekinian yang terletak di pinggir jalan raya besar. Kita berempat duduk di bagian outdoor langsung menghadap ke jalan raya, Mitha dan Felicia di samping kiri dan kanan, belakangku adalah kaca yang berbatasan dengan kasir, lalu di depanku adalah Ko Henry.

Dari dalam kasir kalo melihat ke arah kita, bisa melihat susu Mitha secara langsung, dari sisi samping kanan, pengunjung bisa melihat ke arah susuku kalo memang aware. Suasana masih lumayan rame, jalanan juga masih banyak mobil melintas. Ko Henry menyuruhku melepas semua kancing satu per satu, perlahan-lahan supaya tidak mencolok. Aku pun mengikuti keinginannya, ditambah horny sedari pagi tadi, membuatku semakin nekat. Mitha dan Felicia duduk langsung dengan pantat di kursi, aku pikir cukup disini, ternyata tidak, Ko Henry menyuruhku perlahan mengeluarkan kedua tanganku dari terusan hem ini, cukup sulit dengan memperhatikan kondisi sekitar supaya tidak menarik perhatian, setelah 15 menit an baru berhasil, sekarang hem-nya hanya menggantung di kedua pundak, tubuh bagian depan terbuka seluruhnya.

Tidak lama setelah aku berhasil mengeluarkan kedua tangan, Ko Henry mengajak kita untuk pulang. Dengan kedua tangan memegang terusan hem ini di pundak, aku berdiri dan berjalan keluar melewati pengunjung yang masih ada di meja samping kita, suasana remang-remang memang mendukung action ini, nampaknya mereka menyadari karena seketika kita lewat, mereka terdiam, kita berjalan cepat ke arah mobil yang memang terparkir di dekat kita.

Setelah dari coffee shop kita ke rumah Fenty, cuaca kebetulan sedang hujan, sesampai nya di rumah Fenty, semua temen-temen sedang berkumpul disana, aku yang tidak tahan, langsung menyerang Ko Henry dan berakhir dengan ML yang menggebu-gebu.

Sekian sedikit update, mulustrasi sedang dicari, cukup sulit, jika ada, akan diupdate kembali. Salam sehat…
Mantab @monikaeksib story nya.. pas baca cerita nya, bayangi kalian berdua pas ambil cucian, ketahuan temen kos pas bugil pula.. lucu² gimana gitu.. 😀😃😄👍👍👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd