-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------
Cerita 130 – Rangsangan Berselingkuh
Part 1
Meski pun awalnya merasa cemas.. akhirnya Mila dapat rileks dan menikmatinya.
Dia dan kekasihnya, Aldi sedang ber-double date dengan teman lamanya Bimo dan tunangannya, Sarah.
“So gimana ceritanya kamu dan Bimo ketemu..?” Tanya Sarah pada Mila.
“Waktu di kampus dulu. Kita punya beberapa teman yang sama..
Dan sampai akhirnya kita bekerja di tempat yang sama setelah lulus. Kita terus berteman sejak itu..”
“Lalu apa kalian berdua pernah kencan atau mungkin pernah punya hubungan khusus yang lain..?”
Sarah tersenyum.. tapi Mila perhatikan Sarah memegangi lengan Bimo dengan posesif.
“Oh nggak pernah..” Mila tertawa. “Kami hanya berteman saja, nggak lebih. Dan kalian sekarang sudah tunangan.
Aku turut bahagia..” Mila berkata jujur. Dia sungguh suka dengan Sarah.
“Rasanya aku sudah sangat mengenalmu..” lanjut Mila.
“Bimo selalu cerita tentangmu.. bahkan sejak dia pertamakali ketemu kamu..” dia menyikut Bimo menggodanya.
“Aku tak percaya kalau kalian sudah jalan 2 tahun lebih dan baru sekarang kamu kenalkan dengan kami..”
“Aku tau, aku tau..” Bimo mengaku dengan canggung.
“Tapi Sarah menetap di kota lain, sulit mendapat waktu yang tepat..”
“Apa kamu akan pindah ke sini, Sarah..?” Tanya Aldi, masuk ke percakapan.
“Atau Bimo yang akan pindah ke sana..?”
“Tergantung di mana nanti tempat Sarah magang..” jawab Bimo.
“Dia lulus semester ini, kita baru putuskan setelah itu..”
“Terus, apa kalian sudah memikirkan untuk hubungan yang lebih serius lagi..?” Goda Sarah.
Dengan tersenyum, Aldi merengkuh Mila dalam pelukannya.
“Well, kita baru jalan beberapa bulan. Tapi semua bisa terjadi nanti..”
-------ooOoo-------
Beberapa hari berikutnya..
Bimo tengah menggoyang Mila. “Ini yang kamu mau, jalang, ini yang kamu mau..!?”
“Oh god, yes, fuck me..!” Jawab Mila sambil mendesah.
Dia kaitkan kaki jenjangnya melingkari pinggang Bimo..
Dengan ujung tumit sepatunya menancap kuat pada pantat Bimo. “Fuck me harder..!!”
Dengan kasar Bimo meremas buah dada Mila yang kecil saat dia menyetubuhinya.
Bara kenikmatan menyengat Mila sewaktu Bimo menjepit putingnya yang sensitif.
“Ya.. begitu Bim, terus begitu..!” Desak Mila parau.
Bimo memperlambat goyangannya dan dengan ujung penisnya dia berusaha mencari titik g-spot Mila.
Begitu Mila memekik parau.. Bimo tau kalau dia sudah berhasil mendapatkannya.
Lalu dia percepat lagi ayunannya.. mengarahkan batang penisnya sedikit miring pada setiap tusukannya..
agar dapat menggesek kelentit dan titik g-spot Mila.
Suara rintihan Mila semakin terus terdengar.. saat Bimo memberinya gelombang kenikmatan ke sekujur tubuhnya.
Dengan cepat orgasme Mila menerjang. Membuat kakinya mengejang..
dan ujung jemari kakinya yang terbungkus stocking menekuk di dalam high heels yang dia pakai.
Bimo juga menyusul tak jauh lagi. “Aku hampir keluar..” dia menggeram.
Mila tak menggunakan birth control.. tapi tak pernah dia menyuruh Bimo memakai kondom.
Mila lebih suka begitu.
Dia suka sensasi rasa dari otot batang penis yang bergesekan dengan dinding vaginanya.
“Jangan keluarkan di dalam..!” Teriaknya.
“Oh ya..?” Bimo mendesis penuh ancaman. “Terus aku keluarkan di mana..?”
Plopp..! Dia cabut batang penisnya dan menjambak rambut Mila.
Dia tersentak kesakitan saat Bimo menarik kepalanya mendekat ke selangkangannya.
“Gimana kalau di wajahmu..?” Geramnya sembari mengarahkan ujung penisnya pada wajah manis Mila.
“Jangan.. jangan..” tolak Mila, tapi terlambat. Crrttt.. crttt.. crttt.. crrrttt..!!
Diiringi dengan suara geraman, Bimo ejakulasi, menyemprot wajah manis Mila dengan air maninya.
Keduanya rebah ke atas ranjang, coba mengatur nafas yang memburu.
Akhirnya.. Mila bangkit dan mengambil sebuah handuk, dia seka sperma dari wajahnya.
Dengan memandang dalam cermin, dia menatap bayangan Bimo dengan pandangan jengkel.
“Kenapa sih sampai kena rambutku..?” Gerutunya sambil mengusap rambutnya dengan handuk.
Bimo tertawa. “Biarkan saja..” godanya.
“Aku yakin Aldi akan suka melihatmu setelah dapat facial..” Mila menyeringai.
Dan dengan jahil dia lemparkan handuk tersebut pada Bimo. “Hey, jangan lempar padaku..!” Bimo protes.
Mila memakai celana dalamnya lalu meraih bra-nya. “Jangan pergi..” ucap Bimo.
“Tinggallah dulu sebentar lagi..” Mila merapikan stockingnya kemudian berusaha mengenakan gaunnya.
“Aku tak bisa, aku harus pergi. Aku sudah ada janji dinner dengan Aldi..”
Bimo mengamati Mila yang tengah mengenakan gaunnya. Tubuhnya begitu indah.
“Bisa bantu dengan ritsletingku..?” Tanya Mila.. dia tahan rambutnya ke atas dan berbalik.
Bukannya membetulkan ritsleting gaun Mila..
Bimo malah menjulurkan tangannya ke depan untuk menggenggam buah dada Mila.
Dia raba buah dada itu dari luar bra dan mencium leher Mila.
“Tinggallah sebentar lagi..” desaknya. “Kita bisa mengulanginya lagi..”
Mila merasakan putingnya kembali mengeras.
Bimo juga merasakan itu dan di gesek dengan jepitan dua jarinya.
Rasa nikmat menyergap tubuh Mila, dari puting ke kelentitnya.
God, dia sangat tau betul cara merangsangku.. pikirnya.
Tapi akhirnya dia berhasil mengumpulkan kesadarannya untuk mendorong Bimo menjauh.
“Bim, aku nggak bisa. Sudah kubilang.. aku ada janji dengan Aldi..”
Bimo mengangkat bahunya menyerah.. dan kemudian dia tarik risleting gaun Mila ke atas.
“Terus apa hubungan kalian akan berlanjut lebih serius lagi..?”
Mila menjawab sambil merapikan rambut dan makeup-nya.
Dia berusa mengabaikan denyutan di antara pahanya.
“Aku belum tau. Aku sungguh menyukainya.. tapi aku belum yakin apa ini akan terus permanen atau tidak.
Maksudku, kami bahkan belum pernah bicara tentang pernikahan sama sekali..”
Bimo meraih paha Mila dan mulai merayap naik hingga berhenti pada pantatnya yang kencang.
“Lalu kalau kamu jadi menikah, apa kamu masih mengijinkanku menikmati ini..?” Goda Bimo dengan menyeringai.
“Aku nggak tau..” tukas Mila. “Kenapa nggak kamu tanyakan pada tunanganmu, Sarah..?”
Nada suara Mila membuat Bimo terkejut. “Apa kamu marah padaku karena bertunangan..?”
“Tidak, tentu saja tidak..” jawab Mila cepat.
“Aku turut bahagia untuk kalian dan aku suka Sarah, aku sungguh suka dia.
Tapi sejak kita mulai persahabatan dengan nilai lebih ini.. seharusnya hanya boleh kalau kita tak punya pasangan tetap.
Apa kamu nggak merasa kalau kita harus sudahi ini semua..? Kita sudah milik orang lain sekarang..”
“Ayolah, Mil..” jawab Bimo said dengan sinis. “Kita sudah pernah punya pasangan dulu dan kamu nggak pernah komplain..”
“Kamu sudah tunangan, brengsek..!” Teriak Mila sengit.
Bimo masih tetap sinis. “Oh, ayolah. Hubunganku dengan Sarah belum berjalan terlalu lama.
Kamu kan tau kalau tunangan kami baru berjalan sebentar. Kenapa kamu jadi marah sekarang..?”
“Lalu apa yang akan kamu lakukan..?” Mila terus mencecar.
“Apa kamu akan terus selingkuh di belakang Sarah selamanya..?”
Bimo rebah di atas ranjang, kedua tangan di bawah kepalanya. “Mungkin..”
Dengan mata terbelalak lebar, Mila menyusul duduk di ranjang.
“Kamu bercanda..? Bahkan setelah kalian menikah..? Bagaimana kamu bisa menghianati dia seperti itu..?
Kukira kamu mencintainya..”
“Tentu saja aku mencintai Sarah, itu alasan aku akan menikahi dia..” Bimo bangkit dan duduk di sebelah Mila.
Dengan menyeringai dia berucap.. “Dengar Mila, kita sudah berteman sangat lama, kan..?
Jadi jangan marah kalau aku bilang ini.. tapi memang inilah kenyataannya, selingkuh itu menyenangkan..”
“Apa..!?” Tanya Mila dengan gusar.
“Kamu dengar apa yang sudah kukatakan. Ini semua tentang jadi nakal. Tentang melanggar batasan.
Tentang risikonya. Kalau kamu terus berjalan lurus-lurus saja, seks akan jadi membosankan.
Itu sebabnya kamu sering dengar kalau orang yang sudah menikah jadi jarang berhubungan seks.
Seks itu hanya jadi menyenangkan kalau dilakukan dengan nakal, terlarang.
Jadi, mungkin aku akan terus selingkuh di belakang Sarah. Itu akan membuatku tetap tertarik dengan seks.
Dan itu bagus untuk pernikahan kami..”
Mila tak sanggup mempercayai apa yang dia dengar. “Ya, benar, tetaplah dengan prinsipmu itu..”
Jawabnya dengan tertawa. “Tapi kamu harus cari pasangan selingkumu yang lain.
Kalau Aldi melamarku, itu akan jadi akhir hubungan kita ini..”
Tangan Bimo terjulur dan mulai membelai paha Mila. Dia dekatkan wajahnya pada Mila.
“Ayolah. Kamu tak mungkin serius..” bisiknya di telinga Mila.
“Ini akan jadi jauh lebih menyenangkan, setelah kamu tunangan..”
Tangan Bimo berhenti di balik gaun Mila..
dan detik berikutnya dia sudah membelai kulit telanjangnya di atas stocking.
Bimo juga mencumbu lehernya, yang selalu dapat merangsang Mila.
Tangan Mila mencoba menghentikan laju tangan Bimo di dalam gaunnya.. tapi Bimo terus melaju..
Dan berikutnya dia sudah sampai bahan tipis dari celana dalam berenda yang dikenakan Mila.
Bimo memberinya sebuah french kiss.. dan Mila mendapati dirinya membuka kedua pahanya untuk Bimo.
Bimo segera menggesek kelentit Mila dari luar celana dalamnya.
“God..” Mila melenguh. Rasanya sungguh enak. “Apa – apa maksudmu, lebih menyenangkan..?”
Dengan susah payah Mila coba bertanya saat dengan perlahan tubuhnya mulai menggeliat pada tangan Bimo.
Bimo menarik Mila untuk berdiri.. ujung tumit sepatunya mengentak di atas lantai kayu.
Bimo singkapkan gaun Mila hingga pinggang. Dia tarik celana dalamnya ke samping..
Kemudian menurunkan tubuh Mila menuju ujung penisnya yang telah mengeras kembali.
Sembari dia tusukkan batang penisnya membelah tubuh Mila.. slebbb.. dia mendesis,
“Berselingkuh di belakang kekasihmu sudah terasa menyenangkan..” Blessepp..!
Batang penis Bimo sudah terbenam seluruhnya sekarang.. dan dia mulai menyodok Mila.
“Akan terasa jauh lebih seru saat selingkuh di belakang tunanganmu..!”
Mila sudah berada di ambang orgasmenya lagi dan dia tau kalau Bimo juga.
Dengan nafas tersengal, Mila berusaha untuk memperingatkan Bimo.. “Jangan keluarkan di dalam..!”
Tapi Bimo tak mengacuhkannya. Jlebb.. jrebb.. jlebb.. jlebb..!!
Dia kencangkan cengkeramannya pada pinggang Mila saat dia menyodoknya semakin keras..
Mencegah Mila agar tidak menjauh. Dia ingin keluar di dalam wanita manis tersebut.
Dia ingin agar Mila terisi dengan air maninya saat dia bertemu dengan kekasihnya, Aldi malam ini nanti.
-------ooOoo-------
Selingkuh itu menyenangkan..
Ucapan Bimo terus terngiang di dalam benak Mila saat dia duduk di depan Aldi di restoran tersebut.
Apa itu benar..? Di sepanjang malam itu.. dia terus memikirkan ucapan Bimo tersebut.
Saat Aldi mengecup pipinya.. dia berpikir.. Beberapa jam tadi, wajahku penuh sperma Bimo..
Saat Aldi menggenggam tangannya, dia membatin,
Tadi tangan ini kugunakan untuk menggenggam batang penis Bimo..
Terasa menyenangkan saat memikirkan itu semua. Dia tau itu salah. Itu terlarang.
Tapi itu hal tabu yang menyenangkan. Dia raih duakali orgasme bersama Bimo hanya beberapa jam sebelumnya.
Tapi hanya memikirkan itu semua bisa membuat birahinya menggelegak.
Seusai dinner keduanya pergi ke pertunjukan teater.
Mila menyilangkan kedua kakinya dan tangan Aldi berada di paha Mila, seperti yang selalu dia lakukan.
Tangan Aldi mulai bergerak meraba paha Mila dan ujung jarinya berhenti tepat di bawah gaun Mila..
Tapi karena sekarang di sekeliling mereka ada orang banyak, Aldi tak meneruskannya.
Tiada hentinya Mila terus berpikir..
Kalau Aldi menyentuh vaginaku sekarang, dia akan merasakan sperma Bimo..
Pikiran nakal tersebut membuat Mila bergidik.
“Kamu nggak apa-apa..?” Tanya Aldi khawatir.
“Ya..” Mila coba menjawab dengan nada sewajarnya. “Hanya agak dingin rasanya di sini..”
Harusnya Bimo tidak keluar di dalam. Terkadang dia bisa jadi begitu menyebalkan.
Tapi kekurangajarannya itu juga membuatnya terangsang.
Hubungan seks mereka sebenarnya tak bisa dikatakan mesra. Bimo tak pernah berlaku lembut atau penuh perhatian.
Kala mereka berhubungan badan.. dia memperlakukan Mila sebagai perempuan jalang.
Tapi itulah sebabnya Mila sangat suka berhubungan seks dengannya.
Dia suka diperlakukan kasar.. dan birahinya selalu jadi lebih berkobar saat pria memegang kendali seutuhnya.
Dengan rambut hitam legam.. wajah muda yang manis dan segar.. Mila terlihat begitu lugu dan seakan tanpa dosa.
Tapi sesungguhnya dia suka bertingkah nakal, liar. Dia suka dimanipulasi..
Diperlakukan sebagai wanita jalang dan Bimo memberikan itu semua.
Tapi wajah manis.. lugu dan tanpa dosa dengan tubuh indah menggiurkan menyamarkan itu semua.
------------ooOoo-------------
Beberapa minggu kemudian. Mila dan Aldi tengah sarapan saat telpon berdering.
Hallo..?” Jawab Mila.
“Hai, ini aku. Sarah nggak bisa datang akhir pekan ini. Kamu bisa ke mari..?”
Mila melirik ke arah Aldi, yang sedang baca koran.
Hari ini mereka sudah berencana untuk menghabiskan waktu berdua.
“Aku nggak tau..” jawabnya ragu.
“Bilang ke Aldi aku butuh bantuanmu untuk belanja cari hadiah untuk ulang tahun Sarah..”
Mila merasa bingung. Dia sudah menantikan untuk bersama Aldi hari ini, dia sungguh menyukainya.
Mungkin dia benar-benar sudah jatuh cinta. Tapi sekarang sudah lebih dari sebulan sejak terakhir dia bertemu Bimo.
Biasanya mereka melampiaskan birahi setidaknya sekali seminggu.
Itu sudah jadi rutinitas mereka sejak masih kuliah. Mila menyebut itu ‘resep Bimo’.
Bimo adalah the best lover yang pernah dia dapat..
Dan bahkan saat dia sedang menjalin hubungan dengan pria lain.
Seperti sekarang ini, saat dia bersama Aldi.. dia masih mendambakan apa yang bisa Bimo berikan untuknya.
Tapi belum pernah dia menjalin hubungan seserius sekarang.. seperti yang tengah dijalinnya bersama Aldi.
Namun.. tetap saja tubuhnya punya keinginan untuk dipenuhi..
Dia menoleh ke arah Aldi, ada sedikit rasa bersalah. “Honey..?” Ada rasa ragu untuk memulai.
“Bimo tanya.. apa aku bisa membantunya hari ini.
Sarah ulang tahun minggu depan dan dia butuh bantuan untuk cari hadiah..”
Aldi terlihat kecewa. “Bukannya kita punya rencana sendiri hari ini. Baca koran, makan siang di luar, nonton film.
Aku sudah menantikannya..”
“Aku tau.. aku juga honey. Kuusahakan pulang saat dinner..”
Dia julurkan kakinya di bawah meja dan perlahan menekankan ujung jari kakinya ke selangkangan Aldi.
“Kita habiskan malam nanti berdua..” Aldi merasakan selangkangannya menyesak.
Dia merasa kecewa..
Tapi dia tak mau jadi seperti salahsatu pria yang membatasi kekasihnya dalam berteman dengan pria lain.
“Baiklah, pergilah..”
Tersenyum lega, Mila membungkuk ke depan dan mencium Aldi. Lalu dia raih pesawat telpon.
“Oke, kita ketemu di mall satu jam lagi..”
“Bagus..” jawab Bimo. Dia jadi ereksi sekarang.
Bimo berbisik di telpon.. “
Mila.. ingat saat kamu cerita tentang bustier yang dibelikan Aldi di hari Valentine..? Nanti pakai, oke..?”
Alis Mila berkerut. “Kita lihat saja nanti..” jawabnya asal.
Sesudah menutup telpon, Mila mencium Aldi sekali lagi. “Terimakasih sudah begitu pengertian.
Bimo sangat butuh bantuan, dia ingin membuat Sarah terkesan. Aku janji akan menebusnya nanti malam..”
Tangan Aldi menggapai tubuh Mila dan menariknya dalam pelukannya.
Tangannya menuju pantat Mila yang sekal dan kencang. “Gimana kalau quickie..? Masih satu jam lagi..”
Mila tertawa geli. “Aku mau, tapi aku harus berdandan..”
Dia berontak lepas dari rengkuhan Aldi dan lari menuju kamar.
“Aku harus bergegas, kamu sudah tau kan, berapa lama aku dandan..?” Ucapnya dari balik bahu.
Mila merasa bingung. Apa yang akan dia pakai..?
Dia tak mau Aldi melihat gaunnya terlalu seksi untuk acara belanja dengan Bimo nanti.
Biasanya dia hanya memakai jins dan atasan, dengan lingerie seksi di dalamnya.
Tapi Bimo ingin dia memakai bustier. Dia tau kenapa.
Bimo kadang juga bertingkah mesum. Tapi itu artinya dia harus memakai sebuah rok.
Akhirnya.. dia putuskan untuk memakai sebuah blus sutera berwarna putih tulang..
dan dipasangkan dengan sebuah rok berlipat warna hitam yang hanya sampai di atas lututnya.
Di dalamnya dia memakai bra model penuh dan sebuah celana dalam serta panty hose berwarna hitam.
Dia ikat rambutnya ke atas dan memberi sapuan makeup tipis di wajahnya.
Dia komplitkan penampilannya dengan sepasang sepatu model ballerina berwarna hitam.
Dia tak bisa memakai bustier tersebut sekarang.
Aldi pasti akan memberinya sebuah pelukan sebelum dia pergi dan dia akan bisa merasakan bustier tersebut.
Lalu dia harus memberi alasan kenapa memakai lingerie seksi hadiah Valentine Aldi tersebut.
Dia mencari di dalam lemari pakaiannya.. dia temukan sebuah tas untuk belanja.
Pertama.. dia masukkan bustier tersebut dan beberapa barang..
Kemudian dia menutupinya dengan sebuah gaun yang baru saja dia beli.
Dia bercermin. Terlihat cantik, tapi nggak seksi. Paling tidak, terlalu seksi.
Dengan membawa tas dia keluar dari kamar. “Kamu terlihat cantik..”
Aldi langsung berkomentar dan merengkuhnya dalam pelukannya lalu menciumnya.
“Tapi memang kamu selalu terlihat cantik..”
Semakin merapat, dia berkata.. “Meskipun, dandananmu sedikit berlebihan..”
Mila tersenyum lugu dan menunjuk tas belanja yang dia bawa.
“Aku tau.. tapi aku punya rencana untuk menukar baju yang baru kubeli kemarin.
Itu.. yang kamu bilang nggak begitu suka..? Makanya aku pakai ini..
Biar bisa gampang mencoba beberapa baju lainnya..” Kumohon jangan periksa isi tasku.. doa Mila dalam hati.
Aldi menariknya ke dalam pelukannya lagi dan tangannya menggapai tepian rok Mila.
“Aku tak masalah.. kamu tau aku suka melihat paha indahmu..”
Tangan Aldi menyusup ke balik rok dan mengelus paha Mila.. dari lutut ke pahanya berulangkali.
“Lho, nggak pakai stocking..?” Suaranya terdengar kecewa.
“Kamu tau kalau aku nggak suka kamu pakai pantyhose..”
Mila tertawa dan dengan bercanda dia dorong Aldi menjauh.
“Aku cuma pergi dengan Bimo, konyol ah, dan thigh high mahal harganya.
Aku nggak mau menyia-nyiakan itu hanya untuknya. Aku harus pergi sekarang.
Sampai ketemu lagi nanti, oke..? Dan nanti aku akan pakai stocking hanya untuk kamu..!”
Dengan menyeringai lebar, Aldi berkata.. “Oke, aku bisa tunggu..”
Dan dia memberikan ciuman perpisahan untuk kekasihnya.
-------ooOoo-------
Sebelum sampai di apartemen Bimo.. Mila singgah dulu di sebuah pom bensin.
Dia angkut tasnya dan bergegas menuju ke kamar kecil. Dia terburu-buru..
Karena dia sadar kalau dia hanya punya waktu beberapa jam saja bersama Bimo.
Mila melepas semua pakaiannya..
hingga tubuhnya hanya berbalut sebuah handuk saja di dalam kamar kecil tersebut.
Dia semprotkan parfum di belakang telinganya.
Di antara belahan dadanya dan terakhir di antara selangkangannya.
Dia cari di dalam tasnya, dikeluarkannya bustier tersebut dan langsung dia kenakan.
Terlihat begitu ketat membungkus tubuh rampingnya..
Dan membuat buah dadanya setingkat lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Tak heran Aldi selalu suka saat dia memakainya.
Kembali dia mencari di dalam tasnya dan mengeluarkan sepasang stocking baru berwarna hitam.
Dengan cepat dia buka bungkusnya dan mengeluarkan stocking berbahan sutera tersebut..
Kemudian dengan hati-hati dia pakaikan pada sepasang paha jenjangnya.
Dia pasangkan bagian atas stocking tersebut pada pengait garter straps yang terhubung pada bustier.
Dia tak mau repot-repot dengan celana dalam. Mila pakai kembali roknya.
Kali ini dia menariknya tinggi hingga naik melewati pinggangnya..
hingga ujungnya hanya sampai di atas lututnya.
Mengubah sebuah rok yang konservatif menjadi sebuah rok mini.
Kemudian dia pakai kembali blusnya.. tapi tak dia kancingkan dua buah kancing bagian atas.
Membiarkan belahan dadanya yang terdesak bustier terpampang indah menggoda.
Sekali lagi mencari dalam tasnya.. dia kelarkan sepasang stiletto heel berwarna hitam, lalu memakainya.
Dia bergerak ke depan cermin.. dia lepaskan tali rambutnya.
Membiarkan rambutnya tergerai bebas menyentuh bahunya yang ramping.
Dia rapikan rambutnya dan memberi sentuhan pada riasannya sekali lagi..
Kali ini riasan yang lebih ‘berat’.. yang dia tau betul dapat menonjolkan sisi ‘nakal’ dari kecantikannya.
Akhirnya.. dia telah siap. Dia masukkan kembali semuanya ke dalam tasnya.
Lalu memeriksa sekali lagi ke hadapan cermin.. dia melangkan menuju tempat Bimo.
-------ooOoo-------
Bimo benar-benar menikmati waktunya bersama Mila.
Mereguk setiap tetes kenikmatan yang diberikan tubuh Mila.
Keduanya rebah berdampingan di atas ranjang Bimo, sama-sama masih berpakaian lengkap.
Bimo membelainya, jemarinya menelusuri belahan bukit dada Mila yang terbuka..
Lalu membuat gerakan melingkar pada buah dadanya.
Paha Bimo berada di antara paha Mila dan rok Mila tersingkap tinggi hingga atas pahanya.
Bimo telusuri bagian atas stocking tersebut.. dan berikutnya garter starpnya.
Ujung jarinya bergerak dari licinnya bahan sutera tersebut hingga kulit telanjangnya yang lembut.
Begitu berulang-ulang.
Mila teramat birahi. Sentuhan Bimo membuatnya gila..
Tapi gairahnya menginginkan lebih dari hanya sekedar semua sentuhan Bimo tersebut.
Bimo lepaskan kancing blus Mila lalu menyusup ke dalamnya.
Jemarinya menjelajahi gundukan di depan bustier tersebut.
“Apa Aldi menyetubuhimu, malam itu, setelah kita bersama..?
Bagaimana rasanya.. dengan maniku di dalammu..? Apa rasanya nikmat..?”
Kedua mata Mila terpejam saat dia nikmati belaian Bimo.
“Rasanya selalu nikmat saat Aldi bercinta denganku..”
Bimo menggoda Mila dengan memencet putingnya..
Yang sekarang telah terpampang sebagian dari balik ujung atas bustiernya.
“Kamu tau maksudku. Apa rasanya lebih hebat..? Bukankah terasa lebih seru, dengan maniku di dalammu..?
Apa kamu tak merasa lebih nakal bercinta dengannya sehabis kamu bersamaku..?
Bukankah rasanya.. sensasinya lebih menggairahkan..?” Mila tak menjawabnya.
“Aku nggak paham..” katanya. Dia taruh tangannya di selangkangan Bimo.
“Itu membuatmu terangsang, kan, bahwa kamu lebih dulu di dalam tubuhku sebelum Aldi..?”
Mila merasakan batang penis Bimo berkedut. “Aku rasa memang iya..” dia tertawa geli.
Lalu ekspresinya berubah serius. “Kenapa ini membuatmu begitu terangsang..?”
“Aku sudah bilang padamu selingkuh itu menyenangkan, mendebarkan, sangat merangsang..”
Bimo menyeringai. “Well.. jauh lebih hebat kalau kamu melakukannya dengan kekasih lelaki lain..”
Mila mencibirkan bibir pada Bimo. “Kamu sangat jahat..!” Dia mendorongnya.
“Apa bedanya Aldi dengan pacar-pacarku yang dulu..? Kamu kan dulu juga melakukannya.
Kenapa sekarang jadi lebih merangsang..?”
Bimo menyeringai.
“Jangan berlagak bodoh, kamu tau jawabnya. Kamu belum pernah serius dengan pria lainnya.
Lain ceritanya kamu dengan Aldi. Tapi daripada bersama Aldi, kamu lebih memilih di ranjangku sekarang.
Kamu menyukai Aldi, bahkan cinta.. tapi kamu biarkan aku menyetubuhimu.
Apa kamu tidak lihat betapa hebatnya sensasi rangsangan dari ini semua..?”
“Kamu gila..” kata Mila. Dia hendak menjauh, tapi Bimo menariknya kembali.
“Ayolah.. nggak usah bohong. Aku kenal kamu. Aku tau isi kepala cantikmu. Mungkin kamu terlihat lugu di luar.
Tapi sebenarnya kamu wanita yang liar. Berselingkuh di belakang pacarmu membuatmu terangsang juga..”
“Itu nggak benar..” protes Mila.
Bimo membelai bustier berbahan sutera tersebut, jemarinya meluncur di gundukan dada Mila.
“Mila, Aldi memberimu hadiah ini di hari Valentine, kan..? Aku yakin ini jadi busana yang spesial baginya, kan..?
Mungkin kamu hanya memakainya di acara yang spesial saja, seperti hari jadi kalian.
Apa kamu nggak merasa bersalah, sudah sembunyi-sembunyi memakainya untukku..?
Apa kamu nggak merasa bersalah saat aku setubuhi kamu dengan memakainya..?
Dan apa rasa bersalah itu nggak membuatmu terangsang..?
Bukankah mengasikkan, mendebarkan saat menjadi nakal dan liar..?”
Mila terdiam untuk waktu yang lama. Bimo benar.. dia merasa bersalah telah memakai bustier ini.
Tapi dia ingat betul..
betapa mendebarkannya saat menyelinap dari Aldi dan berganti pakaian di pom bensin tadi.
Risiko dan perasaan nakal tersebut teramat sangat membakar birahinya.
Tapi Mila belum siap untuk mengakuinya di depan Bimo.
Dia tanggalkan roknya dan kemudian blus yang dia pakai, stocking dan stiletto heel-nya.
Dia buka ritsleting celana Bimo.. kemudian dengan hati-hati mengeluarkan batang penisnya yang keras.
Perlahan dia merangkak menaikinya. “Nggak usah ngomong lagi. Aku ingin kamu sekarang..”
Dia bimbing batang penisnya memasuki tubuhnya sendiri dan kemudian dia turunkan tubuhnya. Slebb..!
Saat dia bergerak turun naik di batang penis Bimo, Mila menatap matanya.
“Jangan main-main hari ini. Kamu harus keluarkan di luar, oke..?”
Bimo menggeramkan persetujuannya. Vagina rapat milik Mila terlalu nikmat rasanya.
Dia meraih buah dada Mila yang kecil dan langsung meremasnya.
Lalu dia gulingkan tubuh Mila ke bawah dan melanjutkan menyetubuhinya dengan gaya missionary.
Keduanya sudah berada di ambang orgasme. “Kamu tau di mana akan kukeluarkan, pelacur..?” Desis Bimo.
CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------