-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
Cerita 128 – Dua Dunia..
------------------------------------------
Eps. 3.2: Terror Pocong
------------------------------------------
“Halo anak manis.. selamat datang di tempat kami..!” Kata Bento menyambut.
“Atau tepatnya dunia kami, ha.. ha.. ha..” timpal Parjono.
“Si..siapa kalian..?” Tanya ketakutan.. “Mau apa kalian..?”
“Mau apa..?? Ya mau kamu dong, ha.. ha.. ha..” jawab Bento
“Gila cuy.. mukanya kayak yang main bokep Jepang..!” Seru Parjono sambil membelai pipi Mitha.
“Iiiihh.. jangaann..!! Tolong..!! tolooong..!!”
Kedua pria itu hanya tertawa santai melihat Mitha berteriak teriak meminta tolong.
Tak akan ada yang menolong Mitha.. karena pak Mamat telah menjebak Mitha di alam ghaib.
Ya.. sebagai pembalasan karena Mitha telah melaporkan pak Mamat kepada polisi atas tuduhan pemerkosaan.
Itulah sebabnya Mitha menjadi makanan Bento dan Parjono.
Dua orang ini sebenarnya sudah mati dibunuh oleh arwah suster Asti..
namun pak Mamat telah membangkitkan mereka kembali.
Di alam ghaib mereka akan berwujud manusia biasa, namun di dunia nyata mereka akan berwujud pocong.
Pak Mamat pula yang mengatur..
kemunculan Mitha di alam ghaib mengenakan pakaian seragam SMA yang minimalis.
Tujuannya agar Bento dan Parjono lebih bersemangat memperkosanya.
Lama berteriak tanpa hasil apa-apa akhirnya membuat Mitha terdiam juga.
“Capek ya neng..? Hahahaha..” Parjono tertawa mengejek
”Ya udah.. kalo gitu kita mulai aja ya..!?” Kata Bento sambil mengelus paha putih Mitha.
“Jangaannn.. Mitha ga mau.. jangaan..!!”
Mitha memohon dan memelas saat mimpi buruknya akan kembali terulang.
Bento jelas tak ambil peduli.
Ia tetap asyik menjilati dan menelusuri paha Mitha dengan lidahnya hingga ke pangkal paha.
Parjono pun ikut ambil bagian. Bulatan pantat Mitha diremas dengan gemasnya.
Bento menyingkap rok pendek Mitha, lalu mulai menjilati vagina yang tak tertutup apa pun itu.
Mendapat perlakuan seperti itu Mitha berontak dan meronta. “Jangaann.. awwww.. ga mauu.. jangaaann..!!”
Mitha menjerit.. kepalanya menggeleng-geleng.
Rontaan Mitha juga menyebabkan satu kancing bajunya terlepas.
Bento dan Parjono menghentikan aksinya dan saling berpandangan penuh arti.
Parjono lantas pergi menuju meja untuk mengambil sesuatu..
sementara Bento tetap terus mengintimidasi Mitha.
“Kenapa lagi, anak maniss..!?” kata Bento sambil meremas pantat Mitha.
“Mitha mohon.. jangan perkosa Mitha lagi.. ampuun.. jangaann..!!” Wajah Mitha yang cantik..
semakin terlihat menggairahkan saat sedang memohon dan memelas.. birahi Bento semakin melayang.
“Ooo.. anak manis ga mau diperkosa ya..? Hahahahaha..!” Bento tertawa mengejek.
Diiringi tangisan dan ucapan Mitha yang memohon.. Bento melepas kancing baju seragam satu per satu.
Dan Mitha pun menangis pasrah saat buah dadanya sudah tak tertutup lagi.
“Hmmmm.. toked kamu emang yahuddd..! Toked termantep yang pernah abang rasain.. hehehehee..!!”
Kata Bento sambil mencaplok buah dada Mitha sebelah kiri dengan mulutnya..
Sedangkan yang kanan ia remas-remas.
Ia kulum dan jilati penuh nafsu payudara ranum itu..
sesekali ia melakukan kenyotan yang perlahan-lahan mulai membangkitkan sensasi gairah pada diri Mitha.
“Aahhh.. awww.. jangan.. mamii.. tolong Mitha mamii..” rintih Mitha pelan.
Suka atau tidak.. kombinasi kenyotan.. gigitan dan gerakan memilin di puting susu Mitha..
membuatnya semakin lama semakin terangsang juga.
Bento menghentikan aksinya sejenak.. saat Parjono datang menghampirinya.
Di tangannya ia membawa sebuah penis buatan alias dildo berwarna hitam.
Mitha memandang dildo itu dengan khawatir. Apa yang akan dilakukan mereka dengan benda itu.
Parjono mengacung benda itu di depan wajah Mitha.
“Neng, liat nih.. abang punya kontol buatan, khusus buat neng Mitha..” Mitha memalingkan muka dengan jijik.
“Ooo.. ga suka ya..?? Jangan khawatir.. neng Mitha bakal ngerasain kontol beneran kok..” kata Parjono.
“Cuma kalo neng Mitha ga mau nurut apa mau kita, ya terpaksa neng Mitha bakal ngerasain ini barang..”
Mitha tetap memalingkan muka, tak sedikit pun ia mau melirik atau bersuara.
“Kayaknya harus dicontohin nih anak, cuy..!” Kata Bento.
Bento lalu mengangkat kedua paha Mitha dan membukanya lebar.. sehingga vaginanya terlihat jelas.
“Aahhh.. mau apa kalian..!!? Jangan..!! Awww.. jangaaann..!!” Mitha berteriak dan berontak.
Namun posisinya yang tergantung dan pahanya yang ditahan kuat oleh Bento membuatnya tak berdaya..
Parjono tertawa kecil saat ia mulai menusukan dildo itu ke liang vagina Mitha dengan perlahan.
Awalnya Mitha tak merasakan rasa aneh kecuali rasa nyeri di vaginanya..
saat dildo yang berukuran lumayan itu menembus liangnya yang masih sempit.
Lama kelamaan, saat dildo itu masuk semakin dalam..
Mitha mulai merasakan rasa hangat yang dengan cepat berubah menjadi rasa panas.
Awalnya hanya terasa di vagina.. lalu terus menjalar ke seluruh tubuh..
dan semakin lama rasa panas itu semakin menyiksanya membuat Mitha menjerit kesakitan.
“Aaawwww..!! Lepasiin.. panaaaas.. lepasiiinnnnnn.. ampuun.. lepasiiin..!!”
Mitha meronta-ronta menahan rasa panas yang menderanya.
Sementara bejo dan Jono hanya tertawa melihat Mitha yang tergantung kelojotan seperti itu.
“Lepasiiiin.. ampuun.. lepasiiiin..!!” Mitha menjerit memohon.. tangisnya pun meledak tak tertahankan lagi.
Parjono membiarkan sejenak Mitha terus menjerit kesakitan..
sebelum akhirnya ia cabut juga dengan perlahan dildo yang menancap di vagina gadis cantik itu.
Tak ada bekas luka atau terbakar di vagina Mitha..
dildo tadi hanya menyebarkan rasa panas tanpa menyebabkan luka fisik.
Tubuh Mitha yang tergantung kini basah oleh keringat.. nafasnya tersengal-sengal.
Buah dadanya yang membusung indah itu naik-turun mengiringi irama nafasnya.
“Nah, nona manis.. jadi kamu bakal nurut sama kita kan..!?”
Ancam Parjono sambil melambai lambaikan dildo di wajah Mitha.
Dengan pandangan ketakutan dan pasrah, Mitha mengangguk lemah.
“Nahh.. gitu dong..! Hahahahaha..” Parjono tertawa puas, dildonya ia lempar ke lantai.
Parjono kemudian memeluk Mitha dari belakang dan langsung meremas buah dada gadis itu.
Buah dada yang menonjol terbuka dengan indahnya itu terasa empuk dan kenyal di tangannya.
Parjono terlihat sangat menikmatinya. Dengan sangat ahli, ia memainkan puting susu Mitha..
Disentil, dipilin dan ditarik lembut.. membuat putingnya kian menegang.
Birahi Mitha pun kian terangkat karenanya.
Tak mau kalah dengan temannya, Bento ikut beraksi. Vagina Mitha di elusnya dengan lembut.
Perlahan jari jemarinya masuk ke liang vagina Mitha dan bermain di dalamnya.
“Aahhh.. ahhhhh.. sshhh.. sshhaaa.. aaaahhww..!!” Mitha mendesah dan mengerang.
Meski hati kecilnya tak rela diperlakukan seperti itu namun tubuhnya terlanjur menikmatinya.
Mitha menjerit tertahan setiapkali Bento mengorek vaginanya..
Hingga akhirnya pertahanan Mitha mencapai titik akhir, tubuhnya bergetar dan mengejang.
Sensasi luar biasa mengalir ke seluruh tubuhnya, Mitha mengalami orgasme.
Tubuhnya terasa lemas, vaginanya basah dan nafasnya terputus putus.
Parjono tau jika korbannya telah kalah..
ia pun membuka ikatan tangan Mitha membuat gadis itu langsung jatuh terduduk di lantai.
Mitha tak berusaha untuk berdiri.. selain tubuhnya yang masih terasa lemas karena ledakan orgasme tadi.
Ia pun masih berusaha mengumpulkan nafas.
Karena itu pula Mitha tak bereaksi apa-apa saat seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya dilucuti..
Sehingga keseksian dan keindahan tubuhnya yang ranum di usia remaja terpapar dengan begitu menggoda.
“Wuuiihhh.. ternyata si eneng jepang ini.. kalo telanjang makin cantik aja..” kata Parjono..
sambil menatapi setiap lekuk tubuh Mitha dengan penuh kekaguman dan nafsu.
“Bener banget Jon.. kalo dia maen film bokep pasti laris manis.. hahahhaa..”
Sambung Bento sambil mengelus elus bulatan pantat Mitha.
Panas telinga Mitha mendengar semua itu. Hatinya tak terima dilecehkan seperti ini.
Namun tak ada yang bisa ia lakukan saat ini selain pasrah.
Bento dan Parjono berdiri di depan Mitha yang masih terdiam di lantai..
Entah sejak kapan keduanya sudah tak berpakaian lagi alias telanjang bulat.
Dua penis terlihat menegang dengan angkuhnya, mencari liang vagina untuk ditembus.
“Nah.. nona yang cantik jelita, sekarang saatnya bikin kita puas..”
Kata Bento sambil menyodorkan penisnya ke wajah Mitha.
Dengan perasaan jijik, Mitha memalingkan muka.. sehingga membuat Bento sedikit gusar.
“Heh..!! ayo..!! Kamu harus emut kontol kita berdua..!!” nada suara Bento meninggi.
Mitha beringsut mundur sambil menggelengkan kepala. “Gak mau..!! Mitha gak mau kayak gitu..!!”
“Aaaahh..!! Cerewet kamu, cepetan nih emut kontol gue..!!”
Gelengan kepala Mitha makin keras.. kali ini sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
Bagi Mitha oral sex adalah hal yang menjijikan.. ia tak mau melakukannya..
bahkan jika kelak menikah nanti.. ia enggan melakukannya dengan suaminya sendiri sekali pun.
Saat dulu pak Mamat menyetubuhinya, Mitha pun menolak keras saat disuruh mengulum penisnya.
Beruntung saat itu pak Mamat mengalah dan tak memaksanya.
Namun sepertinya kasusnya akan berbeda dengan Bento dan Parjono.
“Hei, nona cantik..!! Kamu tau kan akibatnya kalo melawan..!?”
Sergah Parjono sambil memungut dildo yang tergeletak di lantai.
Mata Mitha terbelalak ketakutan melihat benda itu.. belum sempat Mitha beraksi..
tubuhnya diseret dengan kasar oleh Bento dan dijatuhkan di atas kasur yang tergelar di lantai.
“Awww..!” Mitha menjerit kesakitan saat terhempas jatuh
Bento segera menangkap tubuh Mitha dari belakang, kedua tangannya mengunci tangan Mitha..
sehingga gadis itu tak bisa bergerak.
Mitha berontak saat kedua pahanya dibuka oleh Parjono..
Namun apalah arti kekuatan seorang gadis remaja yang baru beranjak dewasa..
yang tentunya tak sepadan dengan keukatan dua orang pria kasar seperti mereka.
Parjono dengan mudah membuka lebar paha Mitha..
kemudian.. jlebb.. langsung menancapkan penis palsu itu ke vagina Mitha.
“Jangaan.. jangaaann..!! Aaahhkk.. awawww.. awwwwhhhhh..!!”
Mitha menjerit panjang saat dildo mulai menembus vaginanya.
Rasa panas yang menyakitkan mulai menyebar ke seluruh tubuh Mitha.
“Aaaahh.. sakiitt.. panasss.. lepasiin.. lepasiiin..!!” Mitha menjerit dan meronta sejadi-jadinya.
Tangannya yang dikunci oleh Bento membuat dirinya tak bisa berbuat banyak.
Dan jeritan Mitha semakin keras dan menggema di ruangan besar yang kosong.
Bento dan Parjono tertawa puas melihat itu semua.
Kaki Mitha menendang nendang dengan liar.
Ia mencoba membalikkan tubuh namun tertahan kuncian Bento.
Ia pun mencoba menghentak-hentakkan tubuhnya.
Segala cara dilakukan agar penis itu terlepas dari vaginanya.
Namun semua usahanya sia sia saja.
Penis itu tetap tertancap di sana, memberikan siksaan rasa panas yang luar biasa.
Tubuh Mitha semakin mengkilap karena keringat. “Ampuuuunn.. lepasiiiiin.. lepasiiiinnn..!!”
Bento dan Parjono membiarkan Mitha tersiksa beberapa saat..
Sampai akhirnya Parjono mencabut dildo itu dan Bento melepaskan kuncian tangannya.
Mitha langsung terkulai tak berdaya di atas kasur, tangisnya pun tak tertahankan lagi.
Bento dengan kasar menjambak rambut Mitha hingga wajahnya terangkat.
“Sekarang.. buka mulut kamu atau..!”
Bento mengancam sambil menunjuk dildo yang dipegang Parjono.
Dengan pasrah.. perlahan Mitha membuka mulutnya. ia harus bersusah payah melupakan rasa jijiknya.
Begitu mulut Mitha membuka cukup lebar..
Clropph..!! Dengan tak sabar penis Bento menyeruak masuk memenuhi mulut Mitha yang mungil.
Hanya beberapa detik penis berada dalam mulutnya..
Mitha menarik kepalanya dan terbatuk-batuk karena jijik, perutnya terasa mual.
“Mmm.. nona cantik kayaknya harus belajar dulu nih cara negemut yang bener..”
Kata Bento sambil mengangkat wajah Mitha.
Bento lalu menyuruh Mitha menggenggam penisnya, dengan patuh gadis itu melakukannya.
Sentuhan halus tangan Mitha memberikan sensasi tersendiri bagi Bento.
“Naahh.. sekarang dijilatin.. ayo..!!” perintah Bento.
Mitha dengan patuh melakukan apa yang diperintahkan oleh Bento meski pun ia merasa jijik.
Dijilatinya penis itu sesuai instruksi Bento. Mitha menjilati kepala penisnya terlebih dahulu.
Lidahnya bergerak menelusuri dan bergerak melingkar di sana..
Setelah beberapa saat di sana, lidah Mitha mulai turun menelusuri batangnya.. dari atas ke bawah..
hingga ke pangkal paha, lalu naik lagi dan turun lagi bagaikan menjilati es krim atau permen loli.
Desahan dan geraman keluar dari mulut Bento.. rupanya ia begitu menikmati permainan lidah Mitha.
Meski amatiran..
tapi siapa yang tak terbuai jika penisnya dijilati seorang gadis remaja cantik berwajah indo-Jepang.
“Pake mulut sekarang non..!!” Perintah Bento.
Mitha yang mulai terbiasa, lalu mengulum penis itu dan sesuai perintah Bento kemudian.
Kepalanya bergerak maju-mundur memberi efek kocokan pada penisnya.
Dan memang lama kelamaan Mitha mulai bisa dan terbiasa melakukan oral sex..
Kini tanpa harus dibimbing lagi oleh Bento. Dikocoknya penis Bento sambil melakukan jilatan dan isapan.
Membuat Bento semakin terbuai kenikmatan.
Kepala Mitha terus bergerak maju-mundur.. mulutnya terasa penuh karena besarnya ukuran penis Bento.
Mitha melepaskan kulumannya saat Parjono bergerak ke belakangnya dan memegangi pinggang..
sang gadis cantik menoleh dengan cemas.
“Hehehehe.. takut ya..?? Jangan takut.. gue kasih kontol beneran kok.. hehehehe..”
Jono tertawa seolah tau apa yang dipikirkan Mitha.
Kali ini Mitha memang sudah benar-benar pasrah.
Siksaan rasa panas dari penis buatan tadi membuat gadis cantik ini menjadi penurut.
Mitha kembali mengulum penis Bento.. sementara di belakangnya Parjono membuka lebar paha Mitha..
Slebb.. jlebb.. blesskk..!! Penis Parjono langsung menerobos masuk ke liang vaginanya.
Sambil menggenjot dengan posisi doggy.. buah dada Mitha diremas-remasnya dari belakang.
Vagina yang masih cukup sempit membuat Mitha merasakan nyeri.
"Nghhhh.. emffhh.. emffhhh..!" Rintihan tak jelas terdengar dari mulutnya yang tersumpal penis Bento.
Semua ini memang hal baru bagi Mitha yang memang berasal dari keluarga baik-baik.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya ia harus melayani nafsu dua orang pria sekaligus yang bukan siapa siapa.
Dengan kasar Parjono terus menyodokkan penisnya..
setiap sodokan membuat penis Bento semakin tertekan ke dalam mulut Mitha.
Hingga akhirnya ia mencapai klimaks.
Mitha merasakan penis di mulutnya berdenyut-denyut.. crutt.. cruttt.. crutt.. crutt..!!
Dan tak lama kemudian cairan kental beraroma khas memenuhi mulut Mitha untuk pertama kalinya.
Bento sengaja menahan kepala Mitha, membuat gadis itu terpaksa menelan sperma yang menyembur deras.
Rasa mual dan ingin muntah mendera Mitha.
Namun ia sekuatnya menahan semua itu karena khawatir para pemerkosanya akan semakin ganas.
Mitha masih belum bisa bernafas lega karena Parjono masih terus menggenjot dari belakang.
KIni Parjono sendirian menguasai tubuh Mitha, sodokannya makin keras menghantam tubuh indah Mitha.
“Aaahh.. aahhh.. oohhh.. ahhh.. sakiit.. aahhh.. aahhh..!!”
Rintihan Mitha kini bisa terdengar jelas setalh mulutnya tak lagi tersumpal penis Bento.
Buah dadanya yang sempat dilepas Parjono, bergoyang goyang begitu menantang.
Parjono pun tak tahan untuk tak menjamahnya lagi.
Makin lama rintihan Mitha makin keras..
sentuhan nakal Parjono di buah dadanya sangat berpengaruh padanya.
Crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb..!!
Parjono pun semakin semangat melakukan genjotan di liang vagina Mitha..
Hingga tak lama berselang tubuh Mitha menegang dan mengejang. “Aaaaaaaaahhhw..!!”
Mitha menjerit panjang tanda orgasme.. tubuhnya yang menegang lalu mulai melemas.
Parjono menyusul beberapa saat kemudian, menyemburkan sperma yang langsung memenuhi vagina Mitha.
Tubuh Mitha langsung ambruk di kasur setelah Parjono mencabut penisnya.
Di mulut dan vaginanya terlihat sisa sisa cairan sperma.
Belum sempat Mitha mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga, tubuhnya sudah ditarik Bento ke kursi.
Ia disuruh duduk di pangkuan Bento dengan posisi paha membuka lebar.
Dengan lembut Bento mengelap dan membersihkan sisa sisa sperma di mulut dan vagina Mitha.
“Hahaha.. gimana rasanya ngentot neng Mitha, enak kan..??”
Bento tertawa dengan nada mengejek, Mitha diam tak menjawab.
“Heh..!! Jawab dong.. gimana rasanya ngentot..!?”
Bento bertanya lebih keras sambil kali ini meremas buah dada Mitha dengan kasar.
“Awwww..!! Ii.. iya bang.. enak.. enak..” Jawab Mitha sambil terpekik kesakitan
“Enak apaan..? Apanya yang enak..!?”
“I-i.iiya.. eenak.. ngen.. ngentot..” jawab Mitha.
Wajahnya tertunduk dan memerah menahan rasa malu dan terhina.
“Gitu dong..!! Hehehehe..” Bento tertawa puas.
Tangan Mitha oleh Bento dirangkulkan pada dirinya.. sehingga ia leluasa menciumi leher Mitha yang jenjang.
Tak hanya di leher, ciumannya merambat ke pundak, naik ke telinga dan berakhir di mulut Mitha.
Tanpa ada perlawanan yang berarti, Bento dengan mudahnya mengulum bibir mungil Mitha.
Lidah Bento menjelajah masuk ke dalam mulut Mitha dan tanpa sadar lidah Mitha langsung meresponnya.
Sambil berciuman dengan panasnya, tangan Bento asyik menggerayangi payudara Mitha.
Ia mainkan putingnya.. ia pilin pilin sebagai selingan di antara remasan remasan nakal..
dan kali ini birahi Mitha naik dengan mudahnya.
Puas menikmati bibir Mitha, Bento lalu mengulum buah dada montok Mitha dengan asyiknya.
Ia isap kedua bukit kembar itu bagai sedang menyusu. “Aahhh.. ooohh.. asshhh.. ooooh..”
Mitha tanpa sadar merintih penuh kenikmatan..
Tak bisa ditutupi lagi jika kali ini dirinya menikmati perlakuan Bento.
Puas bermain-main.. Bento menancapkan penisnya dalam posisi duduk..
saat Mitha berada di atas pangkuannya. “Ayo neng.. digoyang..!” Serunya.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb..! Mitha mulai bergerak naik-turun di atas pangkuan Bento..
yang sedang asyik menggerayangi setiap lekukan indah tubuhnya.
Buah dada Mitha yang menonjol begitu indah dan sempurna teguncang-guncang..
seirama dengan gerakan pemiliknya.. seolah mengundang siapa saja untuk menjamahnya.
Cukup lama Mitha bergerak naik-turun di pangkuan Bento..
sebelum akhirnya mereka berdua kembali mengalami orgasme.
Mitha memeluk tubuh Bento untuk bersandar, tubuhnya terasa lemas dan lelah.
Namun lagi-lagi Mitha tak punya kesempatan untuk beristirahat..
Karena giliran Parjono yang menariknya kembali ke atas kasur untuk kembali menindihnya.
Karena memang sudah habis tenaga..
maka tubuh Mitha hanya terhentak hentak tak berdaya saat Parjono menyetubuhinya..
Kuluman dan gigitan Parjono di payudaranya pun hanya di respon dengan rintihan lirih.
Mitha benar-benar sudah pasrah total pada dua pemerkosanya..
Tak ada lagi rontaan atau pun perlawanan bahkan air matanya sudah tak lagi mengalir.
Rintihan lirih antara sakit dan kenikmatan terus keluar dari mulut Mitha..
Sampai akhirnya saat mencapai orgasme mulutnya terbuka namun tak ada suara yang keluar.
Namun kali ini orgasme yang dirasakan Mitha membuat tubuhnya melengkung dan menegang..
Vaginanya berdenyut hebat.. memberikan sensasi jepitan luar biasa pada batang penis Parjono.
Membuat pria itu melolong penuh kenikmatan saat mencapai puncak.
"Graahhhhhhh..!!" Crttt.. crttt.. crttt.. crttt..!! Vagina Mitha kembali basah oleh sperma.
Mitha mengira semuanya sudah berakhir. Namun ia salah. Setelah Parjono menyingkir.. giliran Bento datang.
Tubuh mulus Mitha ia balikkan kemudian ia setubuhi dengan posisi doggie style.
Setelah selesai.. tanpa jeda lagi giliran Parjono kembali dengan gaya yang lain.
Begitu seterusnya.. Bento dan Parjono bergantian menyetubuhi Mitha.
Tenaga mereka seolah tak ada habisnya saat menggilir Mitha berkali-kali.
Lain halnya dengan Mitha yang sudah sangat kepayahan.. tubuhnya sudah sangat lemah.
Bahkan suaranya pun sudah habis untuk merintih sekali pun.
Dan saat akhirnya Bento dan Parjono sudah puas menikmati tubuh Mitha.
Kondisi gadis remaja itu sangat memprihatinkan.
Tubuhnya yang telanjang tergolek lemah tak berdaya di atas kasur.
Selain basah oleh keringat juga basah oleh cairan sperma yang sengaja disemburkan di sana.
Bahkan beberapa tetes sperma terlihat mengalir di wajah cantiknya.
Buah dadanya naik-turun seirama dengan nafasnya yang tersengal sengal..
Mulutnya megap megap seperti ikan yang kehabisan udara.
Vaginanya terasa panas karena terus menerus dihantam penis berukuran lumayan.
Bento menghampiri Mitha dan membangunkan gadis itu dalam posisi duduk.
Tangan Mitha ia ikat di belakang punggung.
Hal ini menimbulkan kepanikan dalam diri gadis cantik itu, akan diapakan lagi dirinya.
Namun ia tak sanggup lagi untuk melawan atau pun protes.
“Hehehehe.. ini sebagai penutup dan salam perpisahan dari kita nona Mitha yang cantik..”
Clepp..! Bento berkata sambil menancapkan dildo hitam ke vagina Mitha.
Gadis itu menggeleng ketakutan dan panik saat dildo itu menancap semakin dalam ke vaginanya..
dan perlahan mulai menyebarkan rasa panas yang menyakitkan.
Tubuh Mitha meronta-ronta menahan rasa panas di liang vaginanya.. mulutnya hendak menjerit..
namun terdengar tak jelas hanya suara rintihan lirih dan serak yang terdengar.
Berbagai cara Mitha lakukan agar penis buatan itu terlepas namun sia sia.
Tangannya yang terikat membuatnya tak bisa bebas bergerak.
Tubuh Mitha berguling-guling di lantai.. mencoba mengurangi rasa panas yang menderanya.
Ia menggelepar bagai ikan yang terdampar di darat. Dan Mitha mulai merasakan nafasnya makin habis.
Seluruh ruangan terasa berputar.. pandangannya berkunang-kunang dan berangsur gelap.
Mitha pun akhirnya tak sadarkan diri.
CONTIECROTT.!!
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------