Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 128 – Dua Dunia..

------------------------------------------
Eps. 3.2: Terror Pocong
------------------------------------------

“Halo anak manis..
selamat datang di tempat kami..!” Kata Bento menyambut.
“Atau tepatnya dunia kami, ha.. ha.. ha..” timpal Parjono.

“Si..siapa kalian..?” Tanya ketakutan.. “Mau apa kalian..?”
“Mau apa..?? Ya mau kamu dong, ha.. ha.. ha..” jawab Bento

“Gila cuy.. mukanya kayak yang main bokep Jepang..!” Seru Parjono sambil membelai pipi Mitha.
“Iiiihh.. jangaann..!! Tolong..!! tolooong..!!”

Kedua pria itu hanya tertawa santai melihat Mitha berteriak teriak meminta tolong.
Tak akan ada yang menolong Mitha.. karena pak Mamat telah menjebak Mitha di alam ghaib.

Ya.. sebagai pembalasan karena Mitha telah melaporkan pak Mamat kepada polisi atas tuduhan pemerkosaan.
Itulah sebabnya Mitha menjadi makanan Bento dan Parjono.

Dua orang ini sebenarnya sudah mati dibunuh oleh arwah suster Asti..
namun pak Mamat telah membangkitkan mereka kembali.
Di alam ghaib mereka akan berwujud manusia biasa, namun di dunia nyata mereka akan berwujud pocong.

Pak Mamat pula yang mengatur..
kemunculan Mitha di alam ghaib mengenakan pakaian seragam SMA yang minimalis.
Tujuannya agar Bento dan Parjono lebih bersemangat memperkosanya.

Lama berteriak tanpa hasil apa-apa akhirnya membuat Mitha terdiam juga.
“Capek ya neng..? Hahahaha..” Parjono tertawa mengejek

”Ya udah.. kalo gitu kita mulai aja ya..!?” Kata Bento sambil mengelus paha putih Mitha.
“Jangaannn.. Mitha ga mau.. jangaan..!!”
Mitha memohon dan memelas saat mimpi buruknya akan kembali terulang.

Bento jelas tak ambil peduli.
Ia tetap asyik menjilati dan menelusuri paha Mitha dengan lidahnya hingga ke pangkal paha.
Parjono pun ikut ambil bagian. Bulatan pantat Mitha diremas dengan gemasnya.

Bento menyingkap rok pendek Mitha, lalu mulai menjilati vagina yang tak tertutup apa pun itu.
Mendapat perlakuan seperti itu Mitha berontak dan meronta. “Jangaann.. awwww.. ga mauu.. jangaaann..!!”

Mitha menjerit.. kepalanya menggeleng-geleng.
Rontaan Mitha juga menyebabkan satu kancing bajunya terlepas.
Bento dan Parjono menghentikan aksinya dan saling berpandangan penuh arti.

Parjono lantas pergi menuju meja untuk mengambil sesuatu..
sementara Bento tetap terus mengintimidasi Mitha.
“Kenapa lagi, anak maniss..!?” kata Bento sambil meremas pantat Mitha.

“Mitha mohon.. jangan perkosa Mitha lagi.. ampuun.. jangaann..!!” Wajah Mitha yang cantik..
semakin terlihat menggairahkan saat sedang memohon dan memelas.. birahi Bento semakin melayang.

“Ooo.. anak manis ga mau diperkosa ya..? Hahahahaha..!” Bento tertawa mengejek.
Diiringi tangisan dan ucapan Mitha yang memohon.. Bento melepas kancing baju seragam satu per satu.
Dan Mitha pun menangis pasrah saat buah dadanya sudah tak tertutup lagi.

“Hmmmm.. toked kamu emang yahuddd..! Toked termantep yang pernah abang rasain.. hehehehee..!!”
Kata Bento sambil mencaplok buah dada Mitha sebelah kiri dengan mulutnya..
Sedangkan yang kanan ia remas-remas.

Ia kulum dan jilati penuh nafsu payudara ranum itu..
sesekali ia melakukan kenyotan yang perlahan-lahan mulai membangkitkan sensasi gairah pada diri Mitha.

“Aahhh.. awww.. jangan.. mamii.. tolong Mitha mamii..” rintih Mitha pelan.
Suka atau tidak.. kombinasi kenyotan.. gigitan dan gerakan memilin di puting susu Mitha..
membuatnya semakin lama semakin terangsang juga.

Bento menghentikan aksinya sejenak.. saat Parjono datang menghampirinya.
Di tangannya ia membawa sebuah penis buatan alias dildo berwarna hitam.

Mitha memandang dildo itu dengan khawatir. Apa yang akan dilakukan mereka dengan benda itu.
Parjono mengacung benda itu di depan wajah Mitha.

“Neng, liat nih.. abang punya kontol buatan, khusus buat neng Mitha..” Mitha memalingkan muka dengan jijik.
“Ooo.. ga suka ya..?? Jangan khawatir.. neng Mitha bakal ngerasain kontol beneran kok..” kata Parjono.

“Cuma kalo neng Mitha ga mau nurut apa mau kita, ya terpaksa neng Mitha bakal ngerasain ini barang..”
Mitha tetap memalingkan muka, tak sedikit pun ia mau melirik atau bersuara.

“Kayaknya harus dicontohin nih anak, cuy..!” Kata Bento.
Bento lalu mengangkat kedua paha Mitha dan membukanya lebar.. sehingga vaginanya terlihat jelas.

“Aahhh.. mau apa kalian..!!? Jangan..!! Awww.. jangaaann..!!” Mitha berteriak dan berontak.
Namun posisinya yang tergantung dan pahanya yang ditahan kuat oleh Bento membuatnya tak berdaya..

Parjono tertawa kecil saat ia mulai menusukan dildo itu ke liang vagina Mitha dengan perlahan.
Awalnya Mitha tak merasakan rasa aneh kecuali rasa nyeri di vaginanya..
saat dildo yang berukuran lumayan itu menembus liangnya yang masih sempit.

Lama kelamaan, saat dildo itu masuk semakin dalam..
Mitha mulai merasakan rasa hangat yang dengan cepat berubah menjadi rasa panas.

Awalnya hanya terasa di vagina.. lalu terus menjalar ke seluruh tubuh..
dan semakin lama rasa panas itu semakin menyiksanya membuat Mitha menjerit kesakitan.

“Aaawwww..!! Lepasiin.. panaaaas.. lepasiiinnnnnn.. ampuun.. lepasiiin..!!”
Mitha meronta-ronta menahan rasa panas yang menderanya.
Sementara bejo dan Jono hanya tertawa melihat Mitha yang tergantung kelojotan seperti itu.

“Lepasiiiin.. ampuun.. lepasiiiin..!!” Mitha menjerit memohon.. tangisnya pun meledak tak tertahankan lagi.
Parjono membiarkan sejenak Mitha terus menjerit kesakitan..
sebelum akhirnya ia cabut juga dengan perlahan dildo yang menancap di vagina gadis cantik itu.

Tak ada bekas luka atau terbakar di vagina Mitha..
dildo tadi hanya menyebarkan rasa panas tanpa menyebabkan luka fisik.

Tubuh Mitha yang tergantung kini basah oleh keringat.. nafasnya tersengal-sengal.
Buah dadanya yang membusung indah itu naik-turun mengiringi irama nafasnya.

“Nah, nona manis.. jadi kamu bakal nurut sama kita kan..!?”
Ancam Parjono sambil melambai lambaikan dildo di wajah Mitha.

Dengan pandangan ketakutan dan pasrah, Mitha mengangguk lemah.
“Nahh.. gitu dong..! Hahahahaha..” Parjono tertawa puas, dildonya ia lempar ke lantai.

Parjono kemudian memeluk Mitha dari belakang dan langsung meremas buah dada gadis itu.
Buah dada yang menonjol terbuka dengan indahnya itu terasa empuk dan kenyal di tangannya.

Parjono terlihat sangat menikmatinya. Dengan sangat ahli, ia memainkan puting susu Mitha..
Disentil, dipilin dan ditarik lembut.. membuat putingnya kian menegang.
Birahi Mitha pun kian terangkat karenanya.

Tak mau kalah dengan temannya, Bento ikut beraksi. Vagina Mitha di elusnya dengan lembut.
Perlahan jari jemarinya masuk ke liang vagina Mitha dan bermain di dalamnya.

“Aahhh.. ahhhhh.. sshhh.. sshhaaa.. aaaahhww..!!” Mitha mendesah dan mengerang.
Meski hati kecilnya tak rela diperlakukan seperti itu namun tubuhnya terlanjur menikmatinya.

Mitha menjerit tertahan setiapkali Bento mengorek vaginanya..
Hingga akhirnya pertahanan Mitha mencapai titik akhir, tubuhnya bergetar dan mengejang.

Sensasi luar biasa mengalir ke seluruh tubuhnya, Mitha mengalami orgasme.
Tubuhnya terasa lemas, vaginanya basah dan nafasnya terputus putus.

Parjono tau jika korbannya telah kalah..
ia pun membuka ikatan tangan Mitha membuat gadis itu langsung jatuh terduduk di lantai.

Mitha tak berusaha untuk berdiri.. selain tubuhnya yang masih terasa lemas karena ledakan orgasme tadi.
Ia pun masih berusaha mengumpulkan nafas.

Karena itu pula Mitha tak bereaksi apa-apa saat seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya dilucuti..
Sehingga keseksian dan keindahan tubuhnya yang ranum di usia remaja terpapar dengan begitu menggoda.

“Wuuiihhh.. ternyata si eneng jepang ini.. kalo telanjang makin cantik aja..” kata Parjono..
sambil menatapi setiap lekuk tubuh Mitha dengan penuh kekaguman dan nafsu.

“Bener banget Jon.. kalo dia maen film bokep pasti laris manis.. hahahhaa..”
Sambung Bento sambil mengelus elus bulatan pantat Mitha.

Panas telinga Mitha mendengar semua itu. Hatinya tak terima dilecehkan seperti ini.
Namun tak ada yang bisa ia lakukan saat ini selain pasrah.

Bento dan Parjono berdiri di depan Mitha yang masih terdiam di lantai..
Entah sejak kapan keduanya sudah tak berpakaian lagi alias telanjang bulat.
Dua penis terlihat menegang dengan angkuhnya, mencari liang vagina untuk ditembus.

“Nah.. nona yang cantik jelita, sekarang saatnya bikin kita puas..”
Kata Bento sambil menyodorkan penisnya ke wajah Mitha.

Dengan perasaan jijik, Mitha memalingkan muka.. sehingga membuat Bento sedikit gusar.
“Heh..!! ayo..!! Kamu harus emut kontol kita berdua..!!” nada suara Bento meninggi.

Mitha beringsut mundur sambil menggelengkan kepala. “Gak mau..!! Mitha gak mau kayak gitu..!!”
“Aaaahh..!! Cerewet kamu, cepetan nih emut kontol gue..!!”

Gelengan kepala Mitha makin keras.. kali ini sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
Bagi Mitha oral sex adalah hal yang menjijikan.. ia tak mau melakukannya..
bahkan jika kelak menikah nanti.. ia enggan melakukannya dengan suaminya sendiri sekali pun.

Saat dulu pak Mamat menyetubuhinya, Mitha pun menolak keras saat disuruh mengulum penisnya.
Beruntung saat itu pak Mamat mengalah dan tak memaksanya.
Namun sepertinya kasusnya akan berbeda dengan Bento dan Parjono.

“Hei, nona cantik..!! Kamu tau kan akibatnya kalo melawan..!?”
Sergah Parjono sambil memungut dildo yang tergeletak di lantai.

Mata Mitha terbelalak ketakutan melihat benda itu.. belum sempat Mitha beraksi..
tubuhnya diseret dengan kasar oleh Bento dan dijatuhkan di atas kasur yang tergelar di lantai.

“Awww..!” Mitha menjerit kesakitan saat terhempas jatuh
Bento segera menangkap tubuh Mitha dari belakang, kedua tangannya mengunci tangan Mitha..
sehingga gadis itu tak bisa bergerak.

Mitha berontak saat kedua pahanya dibuka oleh Parjono..
Namun apalah arti kekuatan seorang gadis remaja yang baru beranjak dewasa..
yang tentunya tak sepadan dengan keukatan dua orang pria kasar seperti mereka.

Parjono dengan mudah membuka lebar paha Mitha..
kemudian.. jlebb.. langsung menancapkan penis palsu itu ke vagina Mitha.

“Jangaan.. jangaaann..!! Aaahhkk.. awawww.. awwwwhhhhh..!!”
Mitha menjerit panjang saat dildo mulai menembus vaginanya.

Rasa panas yang menyakitkan mulai menyebar ke seluruh tubuh Mitha.
“Aaaahh.. sakiitt.. panasss.. lepasiin.. lepasiiin..!!” Mitha menjerit dan meronta sejadi-jadinya.

Tangannya yang dikunci oleh Bento membuat dirinya tak bisa berbuat banyak.
Dan jeritan Mitha semakin keras dan menggema di ruangan besar yang kosong.
Bento dan Parjono tertawa puas melihat itu semua.

Kaki Mitha menendang nendang dengan liar.
Ia mencoba membalikkan tubuh namun tertahan kuncian Bento.

Ia pun mencoba menghentak-hentakkan tubuhnya.
Segala cara dilakukan agar penis itu terlepas dari vaginanya.

Namun semua usahanya sia sia saja.
Penis itu tetap tertancap di sana, memberikan siksaan rasa panas yang luar biasa.

Tubuh Mitha semakin mengkilap karena keringat. “Ampuuuunn.. lepasiiiiin.. lepasiiiinnn..!!”
Bento dan Parjono membiarkan Mitha tersiksa beberapa saat..

Sampai akhirnya Parjono mencabut dildo itu dan Bento melepaskan kuncian tangannya.
Mitha langsung terkulai tak berdaya di atas kasur, tangisnya pun tak tertahankan lagi.

Bento dengan kasar menjambak rambut Mitha hingga wajahnya terangkat.
“Sekarang.. buka mulut kamu atau..!”
Bento mengancam sambil menunjuk dildo yang dipegang Parjono.

Dengan pasrah.. perlahan Mitha membuka mulutnya. ia harus bersusah payah melupakan rasa jijiknya.
Begitu mulut Mitha membuka cukup lebar..
Clropph..!! Dengan tak sabar penis Bento menyeruak masuk memenuhi mulut Mitha yang mungil.

Hanya beberapa detik penis berada dalam mulutnya..
Mitha menarik kepalanya dan terbatuk-batuk karena jijik, perutnya terasa mual.

“Mmm.. nona cantik kayaknya harus belajar dulu nih cara negemut yang bener..”
Kata Bento sambil mengangkat wajah Mitha.

Bento lalu menyuruh Mitha menggenggam penisnya, dengan patuh gadis itu melakukannya.
Sentuhan halus tangan Mitha memberikan sensasi tersendiri bagi Bento.

“Naahh.. sekarang dijilatin.. ayo..!!” perintah Bento.
Mitha dengan patuh melakukan apa yang diperintahkan oleh Bento meski pun ia merasa jijik.

Dijilatinya penis itu sesuai instruksi Bento. Mitha menjilati kepala penisnya terlebih dahulu.
Lidahnya bergerak menelusuri dan bergerak melingkar di sana..

Setelah beberapa saat di sana, lidah Mitha mulai turun menelusuri batangnya.. dari atas ke bawah..
hingga ke pangkal paha, lalu naik lagi dan turun lagi bagaikan menjilati es krim atau permen loli.

Desahan dan geraman keluar dari mulut Bento.. rupanya ia begitu menikmati permainan lidah Mitha.
Meski amatiran..
tapi siapa yang tak terbuai jika penisnya dijilati seorang gadis remaja cantik berwajah indo-Jepang.

“Pake mulut sekarang non..!!” Perintah Bento.
Mitha yang mulai terbiasa, lalu mengulum penis itu dan sesuai perintah Bento kemudian.
Kepalanya bergerak maju-mundur memberi efek kocokan pada penisnya.

Dan memang lama kelamaan Mitha mulai bisa dan terbiasa melakukan oral sex..
Kini tanpa harus dibimbing lagi oleh Bento. Dikocoknya penis Bento sambil melakukan jilatan dan isapan.
Membuat Bento semakin terbuai kenikmatan.

Kepala Mitha terus bergerak maju-mundur.. mulutnya terasa penuh karena besarnya ukuran penis Bento.
Mitha melepaskan kulumannya saat Parjono bergerak ke belakangnya dan memegangi pinggang..
sang gadis cantik menoleh dengan cemas.

“Hehehehe.. takut ya..?? Jangan takut.. gue kasih kontol beneran kok.. hehehehe..”
Jono tertawa seolah tau apa yang dipikirkan Mitha.

Kali ini Mitha memang sudah benar-benar pasrah.
Siksaan rasa panas dari penis buatan tadi membuat gadis cantik ini menjadi penurut.

Mitha kembali mengulum penis Bento.. sementara di belakangnya Parjono membuka lebar paha Mitha..
Slebb.. jlebb.. blesskk..!! Penis Parjono langsung menerobos masuk ke liang vaginanya.

Sambil menggenjot dengan posisi doggy.. buah dada Mitha diremas-remasnya dari belakang.
Vagina yang masih cukup sempit membuat Mitha merasakan nyeri.

"Nghhhh.. emffhh.. emffhhh..!" Rintihan tak jelas terdengar dari mulutnya yang tersumpal penis Bento.
Semua ini memang hal baru bagi Mitha yang memang berasal dari keluarga baik-baik.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya ia harus melayani nafsu dua orang pria sekaligus yang bukan siapa siapa.

Dengan kasar Parjono terus menyodokkan penisnya..
setiap sodokan membuat penis Bento semakin tertekan ke dalam mulut Mitha.
Hingga akhirnya ia mencapai klimaks.

Mitha merasakan penis di mulutnya berdenyut-denyut.. crutt.. cruttt.. crutt.. crutt..!!
Dan tak lama kemudian cairan kental beraroma khas memenuhi mulut Mitha untuk pertama kalinya.

Bento sengaja menahan kepala Mitha, membuat gadis itu terpaksa menelan sperma yang menyembur deras.
Rasa mual dan ingin muntah mendera Mitha.

Namun ia sekuatnya menahan semua itu karena khawatir para pemerkosanya akan semakin ganas.
Mitha masih belum bisa bernafas lega karena Parjono masih terus menggenjot dari belakang.

KIni Parjono sendirian menguasai tubuh Mitha, sodokannya makin keras menghantam tubuh indah Mitha.
“Aaahh.. aahhh.. oohhh.. ahhh.. sakiit.. aahhh.. aahhh..!!”

Rintihan Mitha kini bisa terdengar jelas setalh mulutnya tak lagi tersumpal penis Bento.
Buah dadanya yang sempat dilepas Parjono, bergoyang goyang begitu menantang.
Parjono pun tak tahan untuk tak menjamahnya lagi.

Makin lama rintihan Mitha makin keras..
sentuhan nakal Parjono di buah dadanya sangat berpengaruh padanya.

Crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb..!!
Parjono pun semakin semangat melakukan genjotan di liang vagina Mitha..

Hingga tak lama berselang tubuh Mitha menegang dan mengejang. “Aaaaaaaaahhhw..!!”
Mitha menjerit panjang tanda orgasme.. tubuhnya yang menegang lalu mulai melemas.

Parjono menyusul beberapa saat kemudian, menyemburkan sperma yang langsung memenuhi vagina Mitha.
Tubuh Mitha langsung ambruk di kasur setelah Parjono mencabut penisnya.
Di mulut dan vaginanya terlihat sisa sisa cairan sperma.

Belum sempat Mitha mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga, tubuhnya sudah ditarik Bento ke kursi.
Ia disuruh duduk di pangkuan Bento dengan posisi paha membuka lebar.

Dengan lembut Bento mengelap dan membersihkan sisa sisa sperma di mulut dan vagina Mitha.
“Hahaha.. gimana rasanya ngentot neng Mitha, enak kan..??”
Bento tertawa dengan nada mengejek, Mitha diam tak menjawab.

“Heh..!! Jawab dong.. gimana rasanya ngentot..!?”
Bento bertanya lebih keras sambil kali ini meremas buah dada Mitha dengan kasar.

“Awwww..!! Ii.. iya bang.. enak.. enak..” Jawab Mitha sambil terpekik kesakitan
“Enak apaan..? Apanya yang enak..!?”
“I-i.iiya.. eenak.. ngen.. ngentot..” jawab Mitha.

Wajahnya tertunduk dan memerah menahan rasa malu dan terhina.
“Gitu dong..!! Hehehehe..” Bento tertawa puas.

Tangan Mitha oleh Bento dirangkulkan pada dirinya.. sehingga ia leluasa menciumi leher Mitha yang jenjang.
Tak hanya di leher, ciumannya merambat ke pundak, naik ke telinga dan berakhir di mulut Mitha.

Tanpa ada perlawanan yang berarti, Bento dengan mudahnya mengulum bibir mungil Mitha.
Lidah Bento menjelajah masuk ke dalam mulut Mitha dan tanpa sadar lidah Mitha langsung meresponnya.

Sambil berciuman dengan panasnya, tangan Bento asyik menggerayangi payudara Mitha.
Ia mainkan putingnya.. ia pilin pilin sebagai selingan di antara remasan remasan nakal..
dan kali ini birahi Mitha naik dengan mudahnya.

Puas menikmati bibir Mitha, Bento lalu mengulum buah dada montok Mitha dengan asyiknya.
Ia isap kedua bukit kembar itu bagai sedang menyusu. “Aahhh.. ooohh.. asshhh.. ooooh..”

Mitha tanpa sadar merintih penuh kenikmatan..
Tak bisa ditutupi lagi jika kali ini dirinya menikmati perlakuan Bento.

Puas bermain-main.. Bento menancapkan penisnya dalam posisi duduk..
saat Mitha berada di atas pangkuannya. “Ayo neng.. digoyang..!” Serunya.

Clebb.. clebb.. crebb.. crebb..! Mitha mulai bergerak naik-turun di atas pangkuan Bento..
yang sedang asyik menggerayangi setiap lekukan indah tubuhnya.

Buah dada Mitha yang menonjol begitu indah dan sempurna teguncang-guncang..
seirama dengan gerakan pemiliknya.. seolah mengundang siapa saja untuk menjamahnya.

Cukup lama Mitha bergerak naik-turun di pangkuan Bento..
sebelum akhirnya mereka berdua kembali mengalami orgasme.
Mitha memeluk tubuh Bento untuk bersandar, tubuhnya terasa lemas dan lelah.

Namun lagi-lagi Mitha tak punya kesempatan untuk beristirahat..
Karena giliran Parjono yang menariknya kembali ke atas kasur untuk kembali menindihnya.

Karena memang sudah habis tenaga..
maka tubuh Mitha hanya terhentak hentak tak berdaya saat Parjono menyetubuhinya..
Kuluman dan gigitan Parjono di payudaranya pun hanya di respon dengan rintihan lirih.

Mitha benar-benar sudah pasrah total pada dua pemerkosanya..
Tak ada lagi rontaan atau pun perlawanan bahkan air matanya sudah tak lagi mengalir.

Rintihan lirih antara sakit dan kenikmatan terus keluar dari mulut Mitha..
Sampai akhirnya saat mencapai orgasme mulutnya terbuka namun tak ada suara yang keluar.

Namun kali ini orgasme yang dirasakan Mitha membuat tubuhnya melengkung dan menegang..
Vaginanya berdenyut hebat.. memberikan sensasi jepitan luar biasa pada batang penis Parjono.

Membuat pria itu melolong penuh kenikmatan saat mencapai puncak.
"Graahhhhhhh..!!" Crttt.. crttt.. crttt.. crttt..!! Vagina Mitha kembali basah oleh sperma.

Mitha mengira semuanya sudah berakhir. Namun ia salah. Setelah Parjono menyingkir.. giliran Bento datang.
Tubuh mulus Mitha ia balikkan kemudian ia setubuhi dengan posisi doggie style.

Setelah selesai.. tanpa jeda lagi giliran Parjono kembali dengan gaya yang lain.
Begitu seterusnya.. Bento dan Parjono bergantian menyetubuhi Mitha.
Tenaga mereka seolah tak ada habisnya saat menggilir Mitha berkali-kali.

Lain halnya dengan Mitha yang sudah sangat kepayahan.. tubuhnya sudah sangat lemah.
Bahkan suaranya pun sudah habis untuk merintih sekali pun.

Dan saat akhirnya Bento dan Parjono sudah puas menikmati tubuh Mitha.
Kondisi gadis remaja itu sangat memprihatinkan.
Tubuhnya yang telanjang tergolek lemah tak berdaya di atas kasur.

Selain basah oleh keringat juga basah oleh cairan sperma yang sengaja disemburkan di sana.
Bahkan beberapa tetes sperma terlihat mengalir di wajah cantiknya.

Buah dadanya naik-turun seirama dengan nafasnya yang tersengal sengal..
Mulutnya megap megap seperti ikan yang kehabisan udara.
Vaginanya terasa panas karena terus menerus dihantam penis berukuran lumayan.

Bento menghampiri Mitha dan membangunkan gadis itu dalam posisi duduk.
Tangan Mitha ia ikat di belakang punggung.

Hal ini menimbulkan kepanikan dalam diri gadis cantik itu, akan diapakan lagi dirinya.
Namun ia tak sanggup lagi untuk melawan atau pun protes.

“Hehehehe.. ini sebagai penutup dan salam perpisahan dari kita nona Mitha yang cantik..”
Clepp..! Bento berkata sambil menancapkan dildo hitam ke vagina Mitha.

Gadis itu menggeleng ketakutan dan panik saat dildo itu menancap semakin dalam ke vaginanya..
dan perlahan mulai menyebarkan rasa panas yang menyakitkan.

Tubuh Mitha meronta-ronta menahan rasa panas di liang vaginanya.. mulutnya hendak menjerit..
namun terdengar tak jelas hanya suara rintihan lirih dan serak yang terdengar.

Berbagai cara Mitha lakukan agar penis buatan itu terlepas namun sia sia.
Tangannya yang terikat membuatnya tak bisa bebas bergerak.

Tubuh Mitha berguling-guling di lantai.. mencoba mengurangi rasa panas yang menderanya.
Ia menggelepar bagai ikan yang terdampar di darat. Dan Mitha mulai merasakan nafasnya makin habis.

Seluruh ruangan terasa berputar.. pandangannya berkunang-kunang dan berangsur gelap.
Mitha pun akhirnya tak sadarkan diri.

CONTIECROTT.!!
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
-------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 128 – Dua Dunia..

------------------------------------------
Eps. 3.3: Terror Pocong
------------------------------------------

Setiap pagi seperti biasa..
bi Sumi membangunkan Mitha untuk berangkat sekolah.
Ia memasuki kamar anak majikannya..
dan melihat jika Mitha ternyata sudah bangun sedang duduk di sisi tempat tidurnya.

Bik sumi menghela nafas panjang saat melihat nasi goreng yang ia buat semalam masih utuh di atas meja.
Sepertinya tak disentuh sama sekali.. begitupula dengan segelas susunya.

“Kok nasi gorengnya enggak dimakan sih non..? Nanti non Mitha sakit loo..” kata bik sumi.
Tak ada reaksi dari Mitha. Ia hanya terduduk di pinggir kasur dengan tatapan kosong.
Mulutnya komat kamit seperti sedang bicara namun tak ada suara yang keluar.

"Nnon.. non Mitha kenapa..??” Bik sumi mulai menyadari ada yang aneh pada Mitha.
“Non.. non Mitha.. eling non..!” Tak mendapatkan reaksi apa-apa dari Mitha..

Bik sumi dengan panik berlari keluar kamar dan kembali beberapa saat kemudian bersama kedua orangtua Mitha.
Namun kondisi Mitha tetap tak berubah.. meski berbagai cara dilakukan ayah ibunya untuk menyadarkan Mitha.
-------ooOoo-------

RUMAH SAKIT JIWA


“Jadi bagaimana kondisi anak kami, dok..??” Tanya pak wibowo, ayah Mitha.
Dokter Benny terdiam sejenak.. seperti sedang berpikir sebelum akhirnya menjawab.

“Saat ini memang sulit diprediksi.. tapi kami tentu akan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkannya..”
“Is she gonna be all right..?” Tanya Yumiko.. ibu Mitha dengan cemas.

Ibu Mitha memang asli orang Jepang.. ia mengerti dan paham bahasa Indonesia..
namun agak sulit dalam pengucapan.. jadi ia memilih menggunakan bahasa Inggris.

“Goncangan kejiwaan akibat pelecehan seksual memang butuh waktu agak lama untuk sembuh.
Tapi yakinlah anak ibu dan bapak pasti akan sembuh..“

Ibu Mitha tak bisa lagi menutupi kesedihannya.. ayah Mitha dengan bijak mencoba menenangkannya.
Mereka tak pernah menyangka..
jika anak perempuan kesayangannya harus bernasib menjadi pasien rumah sakit jiwa.

“Saya harap bapak dan ibu tidak usah khawatir.
Rumah Sakit Jiwa ini berbeda dengan rumah sakit jiwa umum lainnya.
Kami telah memakai metode penyembuhan dengan standar internasional. Jadi meski butuh waktu..
anak bapak dan ibu saya jamin akan kembali normal seperti sediakala..”
Dokter Benny berusaha meyakinkan orangtua Mitha.

Rumah sakit jiwa yang dikelola dokter Benny memang bukan rumah sakit jiwa biasa.
Di sini khusus merawat pasien kelas atas seperti pejabat, pengusaha atau selebritis.
Tak heran jika fasilitasnya super komplet berstandar internasional.

Selain menangani pasien dengan gangguan kejiwaan..
di sini juga merawat pasien yang mengalami ketergantungan obat yang kebanyakan berasal dari para selebritis.
“Terimakasih dok, saya percayakan sepenuhnya perawatan anak kami di sini..” Kata ayah Mitha..

”Tapi.. ada satu hal lagi dok ..”
“Saya mengerti maksud bapak..” kata dokter benny sambil tersenyum..
"Jangan khawatir.. kerahasiaan seluruh pasien kami terjamin..” Ayah Mitha terlihat lega mendengarnya.

Tersiarnya kabar jika anaknya mengalami pemerkosaan saja sudah merupakan pukulan dan aib bagi keluarganya.
Apalagi jika ditambah berita anaknya dirawat di Rumah Sakit Jiwa.

“Kalau begitu, kami permisi dulu dok..“ kata ayah Mitha sambil menjabat tangan dokter Benny, diikuti oleh ibunya Mitha.
“Ooh, iya pak silakan. Nanti kami akan melaporkan perkembangan anak bapak dan ibu secara berkala.”
“Terimakasih dok. Mari..” orangtua Mitha keluar dari ruangan kerja dokter Benny.

Selepas perginya orangtua Mitha.. dokter Benny kembali membuka data pasien terbarunya itu.
Mitha, usia Tujuhbelas tahun. Mengalami goncangan jiwa akibat pemerkosaan yang dilakukan penjaga sekolahnya.

Dokter Benny menghela nafas panjang. Ia tak merasa heran jika ada orang yang melakukan pemerkosaan pada Mitha.
Gadis remaja ini memang sangat cantik sekali.. ditambah dengan bentuk tubuhnya yang terbentuk dengan indah dan ideal.

Tak diragukan lagi.. Mitha adalah pasien tercantik yang pernah ditanganinya.
Bahkan lebih cantik dari selebritis yang pernah dirawat di sini.
Baru membayangkannya saja sudah membuat birahinya naik.

Tiba-tiba terdengar pintu dibuka.. dan seorang suster berparas menawan masuk membawa sebuah berkas.
“Selamat siang dok.. ini re-cap pasien untuk siang ini..”
Kata suster Winda sambil menyerahkan berkas yang dibawanya pada dokter Benny.

“Oke.. apa saya masih ada appointment lain siang ini..?”
Kata dokter benny sambil memeriksa berkas yang diterimanya.

“Siang ini tidak ada dok. Paling nanti sore pukul lima, pak Effendi ada janji konsultasi..“
“Baik kalau begitu, terimakasih..”
“Iya dok.. permisi..” suster Winda pamit dan berbalik menuju pintu.

Dokter Benny menatap tajam suster Winda.
Tatapannya terarah pada bulatan padat pantat suster Winda yang tersembunyi di balik rok putih.

“Suster Winda.. tunggu sebentar..!” Panggil dokter Benny.
“Iya dok.. ada apa..??” Suster Winda menghentikan langkahnya.

“Hari ini saya agak lelah.. bisa tolong saya..??”
Wajah suster Winda mendadak muram mendengar perkataan dokter Benny.. ia terlihat bimbang..

“Baik dok..” jawab suster Winda pelan.
Suster cantik itu mengunci pintu.. lalu berdiri dengan bimbang di depan meja kerja dokter Benny.

“Dok.. sebelumnya saya mohon.. ini yang terkahirkalinya ya dok. Soalnya sebentar lagi saya akan menikah..”
Nada suara suster winda terdengar sedih.
“Iya.. iya.. saya tau.. ayo cepat..!” Jawab dokter benny tak sabar.

Masih dengan wajah muram.. suster Winda mulai melepas seragam putihnya satu per satu..
lalu diikuti dengan pakaian dalamnya.. ia pun kini sudah telanjang bulat di hadapan dokter Benny.

Sebenarnya ini bukan pertamakalinya suster winda harus melayani nafsu dokter Benny.
Namun karena minggu depan ia akan menikah.. kali ini winda merasa risih.

Tangannya berusaha menutupi buah dada dan vaginanya yang terbuka saat dokter benny menghampirinya.
“Aah.. kenapa ditutupi sih..? Kita kan sudah sering melakukan ini.. hmmm..!?”
Dokter Benny menyingkirkan tangan winda yang menutupi bagian bagian tubuh pribadinya.

Perlahan dokter Benny lalu memeluk Winda dari belakang dan mencium tengkuk dan leher suster itu..
Sambil tangannya meremas-remas buah dada yang begitu padat, kenyal dan pas dalam genggaman tangannya.

“Oooh.. dokter.. ooohww..” suster Winda mulai terangsang.
“Justru karena kamu mau menikah.. aku ingin menikmati tubuhmu sepuasnya..”
Bisik dokter benny sambil memilin puting susu winda.

Winda mendesah dan merintih mencoba menikmati rangsangan yang diterimanya.
“Calon suamimu tau kamu sudah tidak virgin..?”

Tanya dokter benny sambil terus memberi rangsangan pada winda.
“Oowhh.. ahh.. iya.. dok.. ahhh.. shhh..”

“Apa calon suamimu juga tau kalau yang merenggut keperawananmu itu aku..??”
Tanya dokter Benny sambil meremas keras payudara winda.

“Awwww..!! Oohh.. oohh.. tidak dok.. oohh..!” Jawab suster Winda sedikit kesakitan.
“Hahahahaha.. bagus.. bagus..” Dokter Benny tertawa sambil melepaskan pelukannya.

Suster Winda berdiri sambil tertunduk lesu.. wajahnya kian muram.
Ingatannya melayang kembali pada saat di mana dokter Benny merenggut paksa kesuciannya.

Tak cukup hanya di sana.. kejadian tersebut ternyata direkam oleh dokter bejad itu.
Sejak itu suster winda harus melayani nafsu seks dokter Benny..
kapan pun diminta.. atau rekaman itu tersebar luas.. alias diancam dokter Benny.

Teringat hal tersebut hatinya menjadi sangat hancur. Perasaan bersalah pada calon suaminya kian menggunung.
Dan membuat birahinya saat ini langsung padam. Saat ini dokter benny sedang asyik menjamah..
melumat dan mengulum buah dada winda.

Namun winda sendiri tak beraksi apa-apa.. tak ada desahan atau rintihan sekali pun. ia hanya berdiri diam.
Wajahnya kian muram dengan tatapan mata kosong..
Setetes air mata sempat mengalir di pipinya namun dengan segera ia hapus.

Sementara itu, dokter Benny kini berpindah ke vagina suter Winda.
“Buka paha kamu yang lebar..!” Perintah dokter benny.

Dokter Benny kemudian berlutut di antara paha Winda..
Diremasnya dengan gemas bongkahan pantat gadis itu sambil menyerang vagina dengan lidahnya.

Dengan liarnya lidah kasar itu menyapu bibir kemaluan Winda.. membuat tubuh winda menggelinjang.
Kali ini suster Winda tak lagi bisa bersikap dingin.
Sensasi jilatan dokter benny tanpa bisa dicegah mampu membangkitan lagi birahinya.

Winda menggigit bibir sambil memejamkan mata.. berusaha agar tidak mengerang dan merintih.
Namun lidah dokter Benny yang terus mengaduk-aduk bagian dalam vaginanya..

Hal itu akhirnya membuat pertahanannya bobol juga. “Aahhh.. ahhhh.sshhh.. aaahh..!”
Suster winda akhirnya mendesah juga, vaginanya mulai basah.

Dokter benny semakin membenamkan wajahnya di vagina Winda.
Lidahnya masih terus mengaduk aduk liang vagina winda, hingga akhirnya,

“Ooooohh..!” Winda mendesah panjang. Tubuhnya menegang lalu melemas.. vaginanya makin basah.
Dokter benny tertawa puas karena memenangkan ronde pertama.

Ia lalu membuka pakaiannya satu per satu kemudian duduk di sofa.
Tanpa diperintah.. suster Winda tau apa yang harus dilakukan.

Ia pun segera menghampiri dokter Benny yang telah bertelanjang bulat di sofa.
Winda berlutut di antara kedua kaki dokter Benny.. Ctapp..!
Diraihnya penis yang sudah menegang dengan angkuh.. dan langsung ia masukkan ke dalam mulutnya.

Kepala suster Winda mulai bergerak teratur maju-mundur.. memberi kocokan..
yang diselingi dengan jilatan-jilatan panas pada batang penis itu.

Sementara sang pemilik batang penis terlihat terpejam-pejam..
Seakan menikmati sensasi kehangatan yang basah dari mulut suster cantik Winda.

Meski menikmati.. pikiran dokter Benny sebenarnya sedang melayang-layang.
Ia sedang membayangkan jika yang sedang mengulum penisnya adalah Mitha.

Ia pun tak sabar menunggu malam tiba..
Di mana ia akan menikmati dan mencicipi tubuh ranum pasien barunya itu.
Pasien tercantik yang pernah ia tangani.. bernama Mitha.
-------ooOoo-------

TAMAN PEKUBURAN UMUM


Hari sudah beranjak senja. Langit mulai terlihat gelap.. karena matahari sudah mulai tenggelam di ufuk barat.
Biasanya saat seperti ini tempat seperti pekuburan tentunya sudah sangat sepi..
Namun di depan sebuah pekuburan umum.. terlihat mobi mewah mercedez S 350 terpakir dengan angkuhnya.

Sang supir bersandar gelisah di samping mobil.. menanti majikannya yang sedang berziarah.
Dalam hatinya ia merasa heran.. kenapa berziarah di waktu hari sudah mulai gelap seperti ini.

Di areal pemakaman.. tepatnya di depan sebuah makam yang terlihat masih baru.
Seorang wanita setengah baya sedang duduk di depannya.

Dari penampilannya.. bisa dipastikan dialah pemilik mobil mercy yang terparkir di depan.
Apalagi memang tak ada siapa pun lagi di sana. Dari kejauhan wanita itu terlihat seperti sedang berdoa.
Namun jika didekati jelas sekali ia sedang menunggu sesuatu.

Wanita itu memandangi nama yang tertulis di batu nisan.
Nama seorang suster yang meninggal karena bunuh diri.. setelah diperkosa lima orang buruh bangunan..
di rumah sakit tempatnya bekerja. Ya.. itu adalah makam suster Asti.

Wanita ini terlihat kian gelisah saat kegelapan sudah benar-benar menyelimuti area pemakaman tersebut.
Sementara yang ditunggunya tak juga datang.

Tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang berdiri di sampingnya.
Sesosok perempuan berpakaian putih seragam suster. “Suster Asti..”
Wanita itu berdiri tanpa menoleh.. nada suaranya terdengar lega.

“Nadia diculik. Para pengawalnya tewas mengenaskan..” kata wanita itu lagi tanpa menoleh.
“Saya tak bisa melakukan apa-apa.. ada orang yang melindungi mereka.
Saya pun tak bisa membalas dendam pada tiga orang lainnya..” suster Asti menjawab dengan nada datar

“Saya tau itu. Tenanglah.. kamu masih bisa membalaskan dendammu.
Tapi dengan Nadia di tangan mereka, kita harus mengubah rencana..”

Perkataan wanita itu terpotong oleh dering ponsel dari dalam tasnya yang jelas terlihat sangat mahal.
“Hello, yes.. this is mrs. Donatius speaking..” wanita itu ternyata nyonya Donatius, ibunya Nadia.
“Oke.. i’ll be there in one hours..” nyonya Donatius menutup teleponnya.

Nyonya donatius lalu berbicara beberapa hal lagi pada sosok suster Asti seputar perubahan rencana yang dibuatnya.
“Jadi tentunya kamu mengerti dengan rencana tadi.. kamu masih bisa membalaskan dendammu.
Sementara keinginanku pun tercapai..” kata nyonya Donatius sambil bersiap-siap untuk pergi.

“Selamat malam, suster Asti..” Tanpa menunggu jawaban, nyonya donatius langsung berbalik pergi.
Beberapa langkah kemudian ia berhenti dan menoleh ke belakang.. tak ada siapa pun di sana.
Sosok suster Asti sudah menghilang bagai ditelan kegelapan malam.

Nyonya Donatius tersenyum kecil.. sambil kembali meneruskan langkahnya meninggalkan areal pemakaman.
Sambil terus memikirkan rencana barunya dengan suster Asti.. terutama setelah peristiwa penculikan Nadia.
---------------ooOoo---------------

Malam ini begitu gelap dan membosankan.. setidaknya itulah yang Udin rasakan.
Seharusnya setelah mereka berhasil menculik Nadia, pak Mamat akan membawanya ke Watu Ireng.

Tujuannya.. agar Udin.. Masto dan Abdul tidak terus-menerus diteror..
oleh arwah suster Asti yang mereka perkosa dulu. Namun rencana itu berantakan..

Karena orangtua Mitha melaporkan pak Mamat ke polisi atas tuduhan pmerkosaan.
Akibatnya.. untuk sementara waktu mereka harus bersembunyi di rumah Abdul sampai situasi aman.

Untuk membunuh rasa bosan.. Udin meminjam taksi Abdul untuk sekedar berkeliling..
sambil membeli makanan dan rokok, siapa tau juga ia mendapat sedikit hiburan di jalan.
Udin tak khawatir akan polisi karena yang dicari adalah pak Mamat dan bukan dirinya.

Hampir satu jam Udin berkeliling.. tapi rupanya hujan yang turun tanpa henti membuat jalanan begitu sepi.
Tak ada yang bisa dilihat untuk sekedar cuci mata, orang orang sepertinya enggan untuk keluar rumah.

Akhirnya setelah membeli sedikit makanan dan rokok.. Udin memutuskan untuk kembali saja pulang.
Mobil taksi yang dikemudikannya meluncur santai menembus tirai air hujan di jalanan yang sepi.

Lampu merah di persimpangan menghentikan laju taksinya.
Udin mengambil kesempatan itu untuk menyalakan rokoknya.
Saat itulah pintu belakang taksi terdengar dibuka dan seseorang masuk ke dalamnya.

“Ke rumah sakit ya bang..?” Suara perempuan menyebutkan tujuannya.
“Maaf mbak.. lagi gak narik..” jawab Udin sambil menoleh ke belakang. Tak ada siapa siapa di sana.

Udin terbengong dan keheranan melihat jok belakang yang kosong.
“Perasaan ada yang naek tadi.. apa gue salah denger ya..!?” Gumamnya pada diri sendiri.

Namun Udin merasa yakin jika tadi ia mendengar suara perempuan masuk ke taksinya.
Udin memperhatikan sekeliling..
Tak ada siapa pun di sana kecuali dua mobil lain yang sedang menunggu lampu hijau.

“Aahh.. ngelamun gue nih..!” Gumam Udin.. lalu kembali menjalankan taksinya saat lampu berganti hijau.
Beberapa isapan rokok kemudian..
Udin sudah melupakan kejadian di lampu merah tadi.. ia mengemudi pulang dengan santainya.

“Di depan belok kanan ya bang..” tiba-tiba suara perempuan itu terdengar lagi saat taksi tiba di sebuah pertigaan.
Decit bunyi gesekan ban terdengar melengking membelah malam saat Udin mengerem mendadak mobilnya.

Ia menoleh panik.. namun kembali tak melihat siapa pun di jok belakang.
Perasaannya mulai tak enak dan tegang, bulu kuduknya merinding. “Jangan jangan ..” Udin teringat akan suster Asti.

Dengan gugup dan panik Udin kembali menjalankan mobilnya..
Pedal gas ia injak sekuatnya agar bisa segera pergi dari sana.

Namun aneh sekali.. saat gas diinjak, taksi itu bukannya melesat maju malahan meluncur mundur.
“Loh kok.. eh.. kenapa nih.. eh..!?” Udin kaget dan ketakutan. Apalagi saat ia injak rem taksi itu tak juga berhenti.

Taksi itu meluncur mundur dengan kecepatan tinggi.. mengagetkan pengguna jalan lain yang berpapasan dengannya.
Bunyi klakson diselingi deritan rem terdengar saling bersahutan.. saat mobil lain berusaha menghindari tabrakan.

Akibatnya beberapa mobil terlihat slip dan berputar-putar di jalanan yang licin.
Sumpah serapah keluar dari mulut pengemudinya. Taksi itu terus berjalan mundur tanpa bisa Udin kendalikan.
Wajah pria itu kian pucat ketakutan setiapkali taksinya nyaris bertabrakan.

“Kenapa mobilnya bang..!?” Suara perempuan itu terdengar lagi dan kali ini Udin dapat melihat sosoknya.
Di jok belakang duduk seorang perempuan dengan baju putih perawat.
Senyum jahat menghiasi wajah pucatnya yang kaku.

”Ass.. Asti.. kk.. kamu Asti..!?” Udin tergagap ketakutan.
“Malam ini giliran kamu, Udin..!!” Suara Asti terdengar lambat dingin dan menyeramkan.

“Ampuun.. jangan.. saya mohon Asti..!”
Rengekan Udin hanya ditanggapi tawa cekikikan yang mengerikan oleh Asti.

“A-ammpun.. jangan.. jangan bunuh saya.. saya janji akan menyerahkan diri ke polisi.. tapi jangan bunuh saya..”
Dan tiba-tiba saja taksi itu berhenti.. sosok suster Asti pun menghilang.

Udin akhirnya bisa bernafas lega, ia menyilangkan kedua tangannya di atas setir dan menyandarkan kepalanya di sana.
Ia berusaha untuk menangkan diri. Saat mulai tenang, bunyi lengkingan keras peluit mengagetkan Udin.

Ia terhenyak mendengar bunyi yang sepertinya tak asing.
Asal suara itu dari sebelah kanannya.. dan dari sana Udin melihat sebuah titik cahaya terang yang mendekatinya.

Darah dalam tubuh Udin berdesir cepat.. jantungnya berdegup kencang..
saat menyadari dirinya berada di tengah tengah perlintasaan kereta api.

Dengan panik ia mencoba menyalakan mobil namun tak berhasil.. ia lalu mencoba membuka pintu.
Namun keempat pintu mobilnya tak ada yang bisa dibuka satu pun.

Lampu kereta terlihat semakin mendekat diiringi lengkingan peluitnya..
Udin semakin keras berusaha keluar dari taksinya. Gagal dengan pintu ia coba jendela..
Ia tendangi, pukuli dan segala cara agar pecah namun usahanya juga sia sia.

Udin melihat sekeliling berharap ada seseorang yang akan menolongnya.. sayang sekali daerah itu sangat sepi.
Apalagi lintasan ini adalah lintasan kereta yang tak berpalang pintu dan penjaga.

Akhirnya tak ada yang bisa Udin lakukan selain menatap nanar dan berkaca kaca kereta yang kian mendekat.
“Mati gue..!” Kata-kata terakhir yang Udin ucapkan.. sebelum taksinya dihantam kereta dengan sangat keras.

Bunyi benturan terdengar hingga radius puluhan meter.
Taksi itu sempat terlempar beberapa meter.. sebelum akhirnya terhantam untuk keduakalinya.

Akibatnya taksi itu ringsek tak berbentuk.. apalagi hantaman kedua membuatnya terseret cukup jauh.
Dan korban ketiga dari dendam arwah suster Asti pun telah jatuh.
-------ooOoo-------

Di rumah persembunyian, Abdul dan Masto belum mengetahui jika Udin telah tewas.
Mereka kini justru sedang sibuk membantu pak Mamat alias Ki Sewu mempersiapkan sesuatu di ruang tengah.

Abdul dan Masto duduk di lantai beralaskan tikar. Di hadapannya terbaring tak sadarkan diri..
Seorang gadis cantik tanpa mengenakan pakaian apa pun alias telanjang bulat.

Dia adalah Nadia. Gadis cantik putri dari konglomerat papan atas Indonesia, Albert Donatius.
Mereka berhasil menculik Nadia dari vila keluarganya di kawasan puncak.
Arman kekasih Nadia juga ikut menjadi korban, mobilnya terjatuh ke sungai akibat serangan pocong.

Di sisi yang lain.. pak Mamat terlihat serius membaca mantera. Diambilnya segelas air air dan dengan jarinya..
Lalu ia cipratkan ke seluruh tubuh Nadia, dari ujung rambut hingga kaki.

Cipratan air itu lalu ia ratakan dengan tangannya. Dimulai dari wajah..
Pak Mamat mengusap lembut wajah nan putih bersih tersebut.
Berlanjut ke leher dan turun terus ke dada.. dan ia pun berlama-lama di sana.

Bulatan gunung kembar itu tak hanya dielus.. tapi juga diremas-remas dengan kedua tangannya.
Buah dada memang begitu menonjol dan menggairahkan..
Pak Mamat terus melakukan gerakan memijit dan meremas, sesekali putingnya ia tarik dan pilin.

Nadia yang masih tak sadarkan diri tak memberi reaksi apa-apa.
Puas di sana.. pak Mamat melanjutkan meratakan cipratan air tadi hingga ujung kaki.

Semua adegan itu disaksikan oleh Abdul dan Masto dengan muka ngiler dan mupeng.
Sejak gadis itu ditelanjangi sebenarnya mereka sudah terangsang.

Namun karena pak Mamat melarang mereka tak berani macam-macam.
Pak Mamat mengakhiri aksinya dengan memegang dahi Nadia sambil membaca mantera..

Lalu ia berbicara pada Masto dan Abdul.
“Aku telah mengirim gadis ini ke alam ghaib.. agar teman kalian bisa membalaskan kematian mereka.
Biarkan mereka bermain-main sejenak dengannya.” Abdul dan Masto mengangguk paham.

Kawan mereka.. Bento dan Parjono telah terlebih dahulu tewas dibunuh oleh arwah suster Asti.
Dan dengan alasan tertentu.. arwah suster Asti mengunakan tubuh Nadia sebagai alat untuk membalas dendam.

Bento dan Parjono pada akhirnya memang dihidupkan kembali oleh pak Mamat meski dalam wujud pocong.
Hanya di alam ghaib saja mereka bisa berwujud manusia biasa.

Sebelum Nadia.. pak Mamat pernah mengirim Mitha ke alam ghaib..
sebagai balasan atas pelaporan pemerkosaan dirinya ke polisi.

Di sana Mitha harus mengalami pemerkosaan brutal oleh Bento dan Parjono..
Sehingga remaja cantik itu harus masuk rumah sakit jiwa. Dan kini giliran Nadia.

CONTIECROTT.!!
-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
 
lmantap ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd