Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------

Cerita 118 – Klub Tukar Istri

[Part 03] – Rekam Jejak Birahi..

Sensasi nakal
yang Ratih peroleh dari hubungan senggama penuh nafsu dengan Sinta memang begitu hebat..
Itu membuatnya horny setengah mati.

Sementara tangannya yang lain ia turunkan ke bawah..
untuk mengelus-ngelus pantat Sinta yang mengkal dan halus menawan.

Sesekali Ratih juga mengelus lubang anus Sinta dan menekan-nekan bagian luarnya dengan jari telunjuk..
Membuat Sinta menggelinjang dan memekik lirih. “Mbak.. ahhh.. jangan teken yang itu.. mbak..! Emmmh..” rintih Sinta.

“Mbak beneran nggak mau..?” Goda Ratih.
“Mbak.. jangan mbak..! Emmmh.. ooooh..” lirih Sinta.

Ratih tersenyum nakal dan slepp.. ia menyelipkan jari telunjuknya masuk.
Liang anus Sinta yang sempit langsung menjepit jarinya dengan begitu kencang dan rapat.

Tubuh Sinta seketika juga bergetar hebat oleh sensasi baru itu.
“Ahhh.. mbak..!! Aku nggak kuat mbak..! Ohhhh..” wanita itu menjerit.

“Masa’ sih.. mbak..? Emmmh.. kok kayaknya mbak malah menikmati gitu..!”
Ratih menusukkan jari telunjuknya dan menekannya masuk semakin dalam.

”Ahhhh.. mbak..!” Sinta kembali mengerang hebat..
dan membenamkan kepalanya semakin jauh ke dalam selangkangan Ratih.

Maria melepaskan gigitannya dari puting Martha dan memandangi wajah wanita yang kelelahan itu.
Ia menjilat habis bibir Martha dan melumatnya penuh nafsu.
Martha hanya bisa mengerang keenakan sambil tangannya semakin ganas memainkan memeknya sendiri.

“Mbak mau coba mainan baru aku nggak..?” Tanya Maria.
“Emm.. mainan baru apa.. Mar..? Aku mau dong..!” Jawab Martha antusias.

“Liat nih.. jeng.. oke kan..?”
Maria tersenyum nakal dan mengeluarkan sebuah dildo panjang dengan dua buah sisi.
“Aku mau dong.. mbak..! Kayaknya.. emmmh.. enak banget..!” Martha menjilat bibirnya.

Kemudian Maria mulai merangkak turun dan bergeser ke selangkangan Martha.
Dengan dildo panjang di tangan kanannya..
Ia mulai menjilati memek Martha yang sebenarnya sudah amat sangat basah itu.

Martha hanya bisa menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.. keenakan.
Ia melenguh panjang bagai sapi yang mau disembelih.. saat Maria mulai memasukkan..
kepala dildo yang berujung tumpul perlahan-lahan ke dalam memeknya yang sudah terbuka lebar.

“Kumasukkan ya.. mbak..!?” Ujar Maria.. tangannya terus mendorong.
“Ahh.. Maria.. emmmh.. enak banget..! Ahhhh..” dengus Martha dengan tubuh berjengit nikmat.

BLESSEEPP..!! Dildo itu dengan mudah menembus memeknya.. mentok hingga ke mulut rahimnya.
“Ooohhh.. emmmmhh.. yang cepet.. Maria..! Eemmmmh..” Lenguh Martha..
saat Maria mulai menyodok-nyodokkan dildo itu keluar-masuk dengan cepat di lubang kemaluannya.

Dia hanya bisa menggelinjang hebat saat menerimanya.
Payudaranya yang besar bergerak naik-turun seiring dengan irama kocokan dildo di tangan Maria.
“Ahhhh.. emmmmmh.. ooooh..”

Maria menghentikan gerakannya dan mulai memasukkan ujung dildo yang lain ke dalam memeknya sendiri.
Dia dan Martha sama-sama berbaring telentang.. dengan kedua pantat saling bersentuhan..

Sementara sebuah dildo panjang menghubungkan kedua memek mereka yang terkuak lebar.
“Ahhh.. mbak Martha.. goyangin pinggul mbak dong..! Oooh..” pinta Maria.
“Mmmmh.. ahhh.. kamu juga dong, mbak..! Emmmh.. emmmh..” Sahut Martha.

Ratih dan Sinta yang berbaring tak jauh dari situ..
perlahan mulai mengubah posisi mereka dengan tetap saling berpagutan mulut.
Sinta menciumi Ratih penuh nafsu sambil meremas-remas kencang payudara wanita cantik itu.

Ratih yang tidak mau kalah..
menarik rambut panjang Sinta ke belakang dan menjilati leher Sinta yang halus dan menggairahkan.

“Emm.. mbak Sinta.. kita bantuin mereka yuk..?” Bisik Ratih pada Sinta.
“Boleh.. ayo kita ikut nimbrung..” angguk Sinta.

Mereka berdua tersenyum kemudian merangkak menuju Martha dan Maria..
yang saat itu tengah sama-sama menutup mata penuh kenikmatan.

Ratih menggenggam dildo tepat di bagian tengah dan mulai menggerakkannya maju-mundur..
Menusuk alat kelamin Martha dan Maria secara bergantian..

Sambil sesekali menekan dildo itu keluar-masuk secara bersamaan di memek mereka berdua.
Tangan kirinya ikut bekerja dengan memainkan klitoris Sinta yang semakin bergairah..
melihat dan mendengar erangan penuh nafsu dari Maria dan Martha.

Sinta sendiri mendekati selangkangan Martha dan menjilati klitoris wanita setengah baya itu..
yang tersembul manis di balik hutan rimba miliknya. Slrupp.. slrepp.. slrepp..!
Klitoris itu ia pelintir dengan lidahnya dan sesekali ia isap penuh nafsu.

“Mbak Sinta.. ahhhhh.. isapan mu.. oooh.. Ratih! Emmmmh.. dildonya.. ahhhh..” rintih Martha kebingungan.
“Makin cepet Rat..! Ayo.. emmmmh.. aahhhh.. oooohhhh..!” Desah Maria tak mau kalah.

“Ahh.. segini gimana.. mbak.. cukup cepet nggak..?”
Tanya Ratih sambil mengocok dildo di tangannya semakin kencang.
”Ahhhh.. ahhhh.. ahhhhh..!! Eemmmh..” membuat Martha dan Maria menjerit berbarengan penuh kenikmatan.

Ratih mulai menyondongkan tubuhnya menuju Maria dan menjilati puting merahnya yang sudah mencuat karena horny.
Keempat wanita itu pun melanjutkan ‘arisan’ penuh nafsu itu selama satu jam ke depan. Tanpa pernah menyadari:
Bahwa ada dua orang laki-laki yang memperhatikan kegiatan mereka dari beranda di rumah sebelah.
-------ooOoo-------

Yosua – Sabtu pukul 18.25


Yosua berjalan menghampiri Fendi yang baru saja membereskan meja kantornya.
"Hei.. kawan..! Mau pulang cepat-cepat nih..?” Sapanya.
“Iya.. boss. Capek banget gue..” jawab Fendi.

“Capek ngapain lo..?”
“Ya capek kerjalah..! Emang capek mau ngapain lagi..?”

“Hahaha.. gini.. Bos. Gue mau nanya sesuatu..”
“Nanya apa..?”

“Berhubung anak-anak kita semua lagi studi tur hari ini.. boleh nggak gue maen ke rumah lo..?”
“Mau ngapain..?”
“Yah lo ngertilah.. hehehe..”
“Lha terus gue gimana..? Nanti Mona tau dong..!”

“Masalah itu.. gue udah nyiapin acara buat lo malem ini..”
Seorang wanita berjalan menghampiri mereka dari belakang.

“Selamat malam.. pak Yosua. Jadi pak rencananya mau nganterin saya malem ini..?” Tanya wanita itu.
Yosua dan Fendi berbalik secara bersamaan.

“Aduh.. Alia.. maaf ya.. tapi saya ada krisis di rumah. Istri lagi resek..” jawab Yosua.
“Ohh.. begitu Pak..” Alia terlihat sedih dan murung.
Wajah manisnya yang masih sangat muda dan menarik membuat Fendi begitu gregetan.

“Tetapi mungkin pak Fendi tidak keberatan mau nganterin kamu..” kata Yosua sambil melirik Fendi.
“Benar Pak..?” Alia ikut mengalihkan pandangannya pada Fendi.

Fendi melirik Yosua bingung. Yosua mengedipkan mata kanannya dan tersenyum licik.
Dengan cepat Fendi langsung mengerti apa yang Yosua maksud.

“Sebentar ya.. Alia.. saya mau berbicara sebentar dengan pak Yosua..” kata Fendi.
“Baik pak..” Alia mengangguk.

Fendi lantas mengajak Yosua berjalan maju dan berbisik kepadanya.. “Lo gila ya.. Yos..?”
“Gue tau lo naksir ama dia.. siapa yang nggak..? Dan lagi dia juga kayaknya demen ama lo..!” Kata Yosua.

“Iya juga sih.. tapi apa gak sebaiknya gue maen ke rumah lo aja. Maksud gue.. ama Sinta gitu.. biar kita.. mmh.. impas..?”
“Dia lagi dapet hari ini.. kalau dia juga lagi gak dapet.. mana mungkin gue mau jalanin rencana ini..?”

“Sial banget..!” Fendi melirik ke arah Alia.. yang berdiri sambil memainkan handphonenya.
“Ya sudahlah.. kapan lagi dapet durian runtuh seperti ini..” katanya kemudian.

Yosua tersenyum lebar. “Nah.. gitu dong..!” Sambutnya sambil tersenyum senang.
-------ooOoo-------

Fendi – Sabtu pukul 18.40


“Silakan masuk, Alia..” Fendi membukakan pintu mobil sedannya dan membiarkan Alia masuk.
“Terimakasih Pak..” kata Alia.

Dengan tidak sabar Fendi masuk ke dalam mobilnya.. lalu berpura-pura menunggu mobilnya panas.
“Sebentar ya Alia.. kalau tidak panas mobil ini sering mogok..” ujarnya lagi beralasan.
“Saya juga.. mmh.. nggak terburu-buru kok Pak..” Alia tersenyum manis membalas perkataan Fendi.

“Rumah kamu di mana, Alia..?” Tanya Fendi membuka obrolan.
“Saya ngekost di daerah Tanjung Duren.. Pak..”

“Enggak jauh dong ya dari sini..?”
“Iya.. Pak..”

“Enggak usah panggil aku bapak.. Fendi saja..”
“Oke deh.. emmh.. mas Fendi..”
“Nahh.. gitu dong..!” Fendi tersenyum lebar.

“Kamu sudah punya pacar, Al..?” Tanyanya kemudian.
“Belum.. Pak. Mmmh.. saya belum sempat..”

“Masa’ wanita secantik kamu belum dapat pacar..?” Fendi mulai berani menggoda.
“Ah.. bapak bisa saja..”

Fendi dengan lembut meletakkan tangannya di atas paha Alia.. dan memandangi wajah resepsionis cantik itu.
Ia bisa mendengar nafas Alia yang semakin tidak teratur.. serta wajahnya yang semakin mendekat.

“Kamu cantik banget loh.. Al..” rayu Fendi.
“Ah.. bapak gombal deh..” Alia tersipu malu.

Fendi menaikkan tangan kanannya dan mengelus pipi lembut Alia.
Ia menarik wajah gadis itu mendekat dan mencium bibir merahnya.

Alia awalnya membalas ciuman itu dengan kikuk.. namun setelah lidah mereka bertautan.. ia semakin semangat..
kemudian mulai balas melumat bibir Fendi dengan tidak kalah bernafsu.

“Ahhhh.. Pak Fendi.. emmmh..” lenguh Alia.
“Kamu wangi banget Alia.. mmmmh..” puji Fendi.

“Bapak.. mmmh.. mau main di kostan aku..?” Tawar Alia.
Fendi tidak menjawab pertanyaan itu dan hanya tersenyum lebar.
Ia langsung melepas rem tangan mobil itu dan mengendarainya cepat keluar dari gedung perkantorannya.

Tangan kanannya sibuk mengendarai setir mobil matic miliknya..
Sementara tangan kirinya tidak pernah ia angkat dari atas paha mulus Alia.
-------ooOoo-------

Yosua – Sabtu pukul 19.20


“Mona.. kamu sudah siap belum..? Air baknya sudah penuh..!” Tanya Yosua.
“Siap dong.. mas..!”

Yosua berbalik dan takjub melihat Mona yang tampil sangat seksi.
Wanita itu memakai daster tipis dari kain sutra sepanjang paha tanpa memakai daleman.

Payudaranya terpampang indah dan memeknya yang tembem membuat Yosua tidak bisa bersabar lagi.
Rambutnya yang bergelombang ia biarkan tergerai indah.

Perlahan ia berjalan menuju Yosua yang masih ternganga memperhatikan kecantikannya.
“Kamu cantik banget.. Mona..” puji Yosua.
“Terimakasih mas Yos..”

Mona mencium bibir Yosua mesra dan memautkan lidahnya dengan lidah laki-laki itu.
Tangannya mulai menarik lepas dasi yang Yosua pakai dan membuka beberapa kancing pertama dari kemeja birunya.

“Masa’ kamu mau mandi pakai baju sih.. sayang..?” Tanyanya manja.
“Memangnya kita bakal mandi..?” Yosua bertanya balik.

“Memangnya kamu mau bajumu basah..? Hmmm..”
Mona tersenyum nakal dan berjalan masuk menuju kamar mandinya.

Bak panjang itu telah diisi air hangat hingga penuh dan Mona mulai membuka dasternya..
Diikuti oleh Yosua yang melepaskan ikat pinggang dan celana kerjanya.

Yosua melepaskan celana dalam putihnya dan berjalan masuk mengikuti Mona.
Tidak lupa ia menutup pintu kamar mandi itu.

Lekuk tubuh Mona yang menawan membuatnya semakin terangsang.
Pantat Mona yang bulat bergetar dengan indah setiapkali ia berjalan mendekati bath-tubnya.

“Ayo dong mas Yos.. kamu nunggu apa lagi..?” Ajak Mona.
“Enggak nunggu apa-apa kok, sayang..” Yosua memeluk Mona dari belakang dan mencium lehernya.

“Emmh.. mas.. aku masih keringetan loh..!?” Mona menggelinjang.
“Tapi keringet kamu wangi.. hmm.. enak sekali..” sahut Yosua.

“Ahh.. jangan dijilat leherku.. mas.. ahhhh..”
Mona mengangkat tangannya dan merenggut rambut Yosua yang sibuk mencumbui lehernya.

Nafas Yosua yang menderu-deru membuat Mona tidak kalah terangsang.
Ia menggesek-gesekkan pantat sekelnya ke penis Yosua.

Dalam hitungan detik.. batang keperkasaan Yosua sudah berdiri tegak menantang.
“Mas sudah semangat aja nih.. mmhhh..” Mona mendesah.

“Kamu seksi sekali.. Mona..” bisik Yosua di telinga wanita cantik itu.
Mona melepaskan dirinya dari pelukan Yosua dan berjalan masuk ke dalam bath-tubnya yang sudah penuh.
Ia melirik centil kepada Yosua.. lalu menariknya masuk.

Air hangat di dalam bak mandi itu tumpah bersamaan dengan masuknya kedua manusia yang digelapkan nafsu itu.
Mona meletakkan kepalanya di bahu Yosua yang sedang bersandar di dinding.

“Ahhhh.. emmmmmmhh..” Mona mulai merintih.
“Rileks saja.. Mon..” kata Yosua.

“Mana aku bisa rileks kalau kamunya tegang begitu..!”
Sambil berkata.. tangan Mona menggenggam penis Yosua yang tidak melemas sama sekali.

“Kamu semangat sekali, Mona..”
“Kamu juga kan, mas..?” Balas Mona manja.

Tangan Yosua mulai memainkan payudara Mona.. meremasnya halus penuh kemesraan.
Kedua tangannya mencubit-cubit puting pink Mona yang semakin lama semakin keras.

Mona mendesah penuh nafsu. “Ahhhh.. masshh Yosshh.. emmmmh.. ahhhhh..”
“Kamu jangan cepat-cepat, sayang. Nanti aku keluarnya cepet gimana..?” Tanya Yosua.

“Ya udah deh mas.. aku isap saja gimana..?” Tawar Mona genit.
“Masih perlu nanya..?”

Mona tersenyum nakal kemudian mengubah posisinya menjadi menungging.
Yosua mengangkat pantatnya dan duduk di pojokan bath-tub dengan kakinya sedikit mengangkang.

Mona langsung merangkak maju dan melahap habis penis Yosua yang sudah mengacung tinggi.
Mona menjilat glans Yosua yang masih tertutupi sedikit kulup.

Lidahnya menyelip masuk dan memaksa kulup itu tertarik ke bawah.
Kepala penisnya yang berwarna coklat semakin keras setelah kulup itu berhasil ditarik Mona ke bawah.

“Ahhhh.. Mona.. pelan-pelan dong.. emmmmh..” Yosua merintih keenakan.
“Kamu seneng kan.. mas Yos..? Hmmm..” ujar Mona sambil melirik ke atas.

Mona memasukkan semua penis Yosua ke dalam mulutnya..
Kemudian mulai menggerakkan kepalanya maju-mundur ke depan dan ke belakang.

“Ahhhh.. emmmhm.. enak sekali.. Monnn..ahhhhh..!!” Yosua merintih semakin keras.
“Mmmmmh.. mmmmhhhh..”

Ahhhh.. Mona.. terus.. ahhhh.. terus.. emmmh..” tubuh Yosua mulai bergetar pelan.
Tangan Mona terus meremas-remas biji Yosua dengan nafsu.

“Ahhh.. enak sekali penis kamu mas Yos..” bisiknya di sela-sela jilatannya.
“Jilatan kamu juga.. emmmmh.. enak banget..!” Balas Yosua memuji.

Mona menurunkan kepalanya dan menjilat kedua kantung kemih Yosua satu persatu.
Ia isap-isap buah zakar itu satu per satu secara bergantian.

Yosua mendesah hebat dan menggelinjang penuh gairah. “Ahhhhhh.. mmmmmmh.. Mona.. mmmmh..”
“Puuuaaaah..!!” Mona memuntahkan penis Yosua.

”Gantian ya.. Sayang..?” Pintanya kemudian.
“Tentu saja Manis..” Yosua mencium Mona.. memutar tubuhnya untuk mengganti posisi mereka.

Yosua sekarang mulai jongkok dan Mona yang menduduki ujung bath tub.
“Dijilat dong Say..” Mona meminta.
“Enggak usah kamu minta, Mon.. Emmmmh..!”

Slrupp.. clrupp.. slrupp.. slrupp..!! Yosua menjilati memek Mona dengan begitu bernafsu.
Lidahnya dimasukkan ke dalam lubang vagina perempuan itu dan diputar-putar cepat.

Kepalanya semakin menekan masuk..
sedangkan hidungnya menghirup aroma jembut Mona yang membuatnya semakin horny.

“OOOOOHHH.. aaaahhh.. emmmmh..!!” Mona menggelinjang hebat dan mendesah lirih.
“Emmmmh.. mas.. enak banget.. ahhhh..” Mona memainkan payudaranya.
Ia menariknya ke atas dan mengisap putingnya sendiri.

“Ahhhh.. emmmmhhh.. mas.. mas..” rintihannya semakin terdengar pilu.
“Ada apa.. Mona..?” Tanya Yosua dengan mulut masih menempel di selangkangan Mona.

“Mau bantu aku nggak.. mas..?” Tanya Mona.
“Bantu apa.. sayang..?”

“Aku mau mas cukur aku, dong..”
“Cukur..?”
“Iya.. mas.. aku udah lama enggak.. emm.. cukuran..”

“Kamu yakin..?” Mona mengangguk dan menjilat lidahnya sendiri.
Yosua sedikit kebingungan mendengar permintaan Mona..
Namun ia terlalu bernafsu untuk mempertanyakan permintaan aneh itu.

“Cukuran sama shave foamnya ada di situ.. mas..” Mona menunjuk lemari kecil di sebelah pintu.
Yosua tidak berkata apa-apa dan berjalan keluar mengambil benda yang diminta oleh Mona.

Setelah mendapatkannya.. ia kembali ke posisinya yang sebelumnya..
Kemudian mulai menutupi selangkangan Mona dengan shaving foam milik Fendi.

“Emmmmh.. dingin mas..” Mona merintih. Tubuh montoknya sedikit menggelinjang.
“Kamu beneran mau shave sekarang..?” Tanya Yosua.

“Ayo dong.. mas.. aku udah enggak sabar nih..” Mona meminta.
Yosua menekan alat cukuran jenggot yang biasa dipakai oleh Fendi di selangkangan wanita cantik itu.

Ia mulai menarik cukuran itu ke bawah dan membersihkan jembut Mona perlahan-lahan.
Sensasi dingin dari silet yang Yosua pakai membuat Mona semakin terangsang.

Ia mendesah penuh nafsu dan bergetar hebat. “Ahhhh.. emmmmh..” rintihnya pelan.
“Kamu sepertinya nafsu sekali dicukur begini, Mon..” kata Yosua.

“Aku enggak tau mas.. rasanya.. emmmh.. enak banget gitu..”
“Oke.. sudah bersih..!”

Yosua membilas memek Mona dan membersihkan sisa-sisa foam dari selangkangannya.
“Bagaimana memekku sekarang mas..?” Tanya Mona.

“Enggak kalah cantik kok dari sebelumnya..” sahut Yosua dengan mata tak berkedip memandanginya.
“Ah.. mas bisa aja..” Mona tersipu malu.

“Sudah basah saja nih, Mon..!” Yosua mencolek celahnya yang sempit.
“Emmmh.. masukin sekarang, mas..” ajak Mona untuk mulai bertempur kelamin.

Yosua berdiri dan mendekati Mona. Mona tanpa diberi aba-aba..
Menarik penis Yosua dan memaksanya masuk menuju memeknya yang sudah bersih dari bulu jembut.

“Ahhhh.. Mas Yos.. besar banget.. emmmmhhh..!!” Mona merintih.
“Kamu suka Mon..? Hmmmm..” tanya Yosua sambil terus mendesakkan penisnya.

“Ahhhhh.. suka banget.. mas.. emmmmmmhhh..!!” Slebbb.. jlebbb..!!
Dengan mudah penis itu meluncur masuk dan tenggelam sepenuhnya di vagina sempit Mona.

”Ughhh..!!” Yosua mulai menggoyangkan pinggulnya maju-mundur.. ke depan dan ke belakang.
Semakin lama ritmenya semakin cepat. Mona mendesah dan memeluk pundak Yosua.

Yosua memainkan pinggulnya dan mulai menciumi puting Mona yang sudah keras setengah mati.
“Ahhhh.. mas.. emmmmmhhhh.. fuck..! Ahhhhh..!!”

“Mona.. emmmh.. Mona.. I love you.. mmmmhh..!!”
“I love you tooo.. ahhhhh..!! Ohhhh.. emmmmh..!!”

Tangan Mona melepas pelukannya dan mulai memainkan klitorisnya.
Ia menekan-nekan klitorisnya semakin cepat..
seiring dengan tusukan masuk penis Yosua yang sudah mendekati puncaknya.

“Ahhh.. aku udah mau sampai.. Mon.. emmmmh..”
“Aku.. mmmmmhhh.. juga.. mas.. ahhhh..”
“Ohhh.. ooohhhh..!!”
”Cepet.. mmmmh.. cepet.. mas..! Mmmmmhhh..”

“OOOHHH.. AHHHH.. AHHHH..!!” CROOOT..! CROOOT..!! CROOOOT..!!
Penis Yosua menyemburkan semua spermanya di dalam liang memek Mona.

Mona memeluk Yosua lemas dan mencium bibirnya.
Ia melumat bibir Yosua penuh nafsu dan lidahnya berpautan penuh nafsu dengan lidah Yosua.

“Kamu hebat sekali mas Yos. Aku belum pernah sampai secepat itu.. mmmmhhhh..!”
Yosua membalas ciuman Mona sambil melirik kamera yang ia pasang di bawah kloset..
Yang merekam kegiatan bejat mereka secara sempurna hari itu.
-------ooOoo-------

Fendi – Sabtu pukul 19.34


“Ahhhh.. ahhhh.. ahhhhh.. aaahhhhhh..!”
“Enak.. Alia..? Hmmmm..?”
“Ahhh.. ahhhh.. Pak Fendi.. mmmmh.. ahhh.. ahhh..”

Fendi lalu menunduk dan mencium punggung seksi Alia..
Tanpa melepaskan penisnya dari memek Alia yang rapat dan benar-benar basah.

“Emmmmh.. memek kamu sempit banget Alia.. Mmmmmhhh.. uhhh.. enak banget..!!”
“Ahhhh.. ahhhhh.. ohhhh.. pak.. emmmhhhh..” Alia mendesah-desah berkali-kali.

“Kamu suka penis aku.. Alia..? Hmmmm..” Jlebbh..!! Sembari Fendi menghunuskan penisnya..
sedalam-dalamnya di liang memek Alia yang berkedut-kedut.. menahan gerakannya.

Alia menahan nafasnya dan mengerang kencang. “Ahhhhhh.. enak banget.. emmmh.. pak.. ahhhhhhh..!!”
“Bagaimana ya rasanya lubangmu yang lain..?”
“Ahhhh.. apa.. Pak..?”

Fendi melumasi lubang anus Alia dengan ludahnya. Ia memasukkan telunjuknya tanpa permisi pada Alia.
Alia terkejut dan tubuhnya merinding geli. Ia mengerang kesakitan namun juga penuh nafsu.

“Ahhhh.. jangan.. Pak.. aku belum pernah.. ahhh..!!”
“Setiap orang kan punya pertamakalinya.. Alia.. hmmm..”

“Enggak.. Pak.. ahhh.. jangan.. ahhhhh..!”
“Kamu bilangnya jangan.. tapi kok kayaknya malah semakin nafsu.. Al..?”

“Emmmmh.. Pak.. telunjuk bapak.. ahhhh.. anus saya rasanya aneh.. Pak..”
“Siap ya bapak anal..?”
“Jangan.. Pak.. ahhhhh..!!”

Fendi mengeluarkan penisnya dari memek Alia dan mengarahkannya sedikit ke atas.
“Pak.. Enggak.. Pak.. ahhhhh..” Namun terlambat.. slebb.. clebb..!

“Rileks saja.. Alia..”
“Ahhhh.. emmmmmhhhh..”
Rrrrrrbbbbb.. blesseph..!! Fendi terus memaksa penisnya masuk menuju lubang sempit Alia.

Ia semakin nafsu melihat penolakan dari gadis itu..
Terlebih lagi membayangkan istrinya sedang bersenggama dengan Yosua sekarang.

Ia sudah tidak tahan lagi. “OOOOH.. PAKK..!! AHHHH..!!”
“Rileks.. Alia.. ooohhh.. rileks..!”

Alia membenamkan kepalanya ke atas bantal untuk meredam teriakannya.
Ia berkeringat basah dan seluruh tubuhnya menegang akibat sensasi penis Fendi di lubang anusnya.

Fendi yang mulai merasa nyaman mulai memainkan pinggulnya keluar-masuk.
Ia melenguh penuh nafsu akibat sensasi jepitan kencang dari anus Alia.

“Sempit banget.. Al.. mmmhh..!”
“Oghhh..!! Perih Pak.. perihhh..!! Aahhhh..!!” Rintih Alia.

Fendi bisa melihat percikan darah di penisnya. Namun ia tidak menghentikan gerakannya.
“Kamu juga perih kan saat memek kamu pertamakali dijebol..? Hmmm..”

“Ahhh.. tapi.. Pak.. itu kan sudah lama.. ahhhh.. hampir sepuluh tahun yang.. emmmh.. lalu..!”
“Sekarang jadi enak kan..? Hmmmm.. Nanti juga kamu.. ahhh.. keenakan.. ooooh..”

Air mata Alia mulai mengalir. Ia bahagia bisa merasakan hubungan bersenggama dengan Fendi.
Atasannya yang sudah menjadi sasarannya sejak ia mulai bekerja di perusahaan itu.

Namun rasa perih bercampur nikmat itu terlalu besar untuk bisa ia redam.
Ia pasrah.. dan mulai berusaha untuk menikmatinya.
-------ooOoo-------

Fendi – Senin pukul 12.47


Yosua dan Fendi memasuki ruangan fotokopi di kantornya yang tidak ada orang.
Karyawan-karyaman lain sedang mengambil jam makan siang mereka.

Namun Yosua ingin menunjukkan hal lain yang lebih mengenyangkan.
“Eh.. istri gue kok bisa udah cukuran ya..? Pas ama lo dia udah cukuran belum..?” Tanya Fendi penasaran.

“Lebih tepatnya pas ama gue dia cukurannya..” jawab Yosua.
"Sumpah..?” Fendi tak percaya.

“Nih.. lihat aja videonya..”
Yosua lantas menyerahkan sebuah cakram CD dan memutarnya di laptop Fendi yang sedaritadi ia bawa.

Fendi tertakjub-takjub melihat adegan langsung istrinya yang sedang bersenggama dengan sahabatnya.
Bagaimana istrinya bergelinjang saat penis Yosua memasuki lubang kewanitaannya.

Bagaimana ia terlihat begitu nakal meminta Yosua mencukur bulu jembutnya.
Bagaimana ia begitu nafsu menjilati penis Yosua.

Pemandangan ini membuatnya begitu bernafsu..
Ia tidak dapat lagi menahan jendolan besar di dalam celana dalamnya.

“Asik kan bro..?” Tanya Yosua.
“Enak enggak istri gue..?” Fendi bertanya balik.
“Enggak pernah enggak enak..!” Sahut Yosua cepat.

Mereka berdua tertawa dan melakukan tos..! Seakan-akan keduanya bangga telah melakukan sesuatu.
Mereka melanjutkan menonton rekaman adegan senggama Mona dan Yosua.. saat seseorang memasuki ruangan itu.

“Lho.. ada orang..?” Ujar suara seseorang yang masuk ke ruangan itu. Fendi menutup layar laptopnya terkejut.
Dan bersama-sama membalikkan badannya kikuk bersama Yosua.

CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------
 
Lanjoooot terooos bro ....
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
 
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------

Cerita 118 – Klub Tukar Istri


[Part 04] – Welcome to The Club..!!

Mario .. boss mereka.. sedang berdiri sambil membawa sebuah tumpukkan kertas.
Ia terlihat bingung melihat ekspresi kaget mereka berdua yang tidak bisa berbicara apa-apa.

Keringat dingin mulai menetes di kedua dahi laki-laki tersebut.
Mario mendekat dan bisa mendengar suara erangan-erangan nakal dari dua insan yang berasal dari video itu.

“Nonton bokep ya kalian..?” Tanya Mario.
“Emmmmh.. itu.. Pak.. emmmmh.. anu..” Fendi tergagap saat mencoba untuk menjawab.

Tanpa minta izin.. Mario membuka laptop itu dan terkejut melihat pelaku kegiatan ’bokep’ itu.
Ia mengenali Mona dari acara gathering kantornya enam bulan yang lalu.
Dan ia tau pasti.. Mona bukanlah istri dari Yosua.

Ia menengok ke arah Fendi dan Yosua yang sama-sama menundukkan kepalanya menghadap ke lantai.
“Kamu tau akan ini.. Fendi..?” Tanya Mario.
“Emhhh.. sebenernya.. Pak..”
“Sebenernya..?”
“Emmmhhh.. kami sudah.. emmmhhh.. memberikan izin untuk.. anu.. untuk ..”

“Untuk saling bertukar pasangan..?” Tebak Mario.
“Iya.. Pak. Emmmmh.. untuk itu ..” Fendi menundukkan kepalanya. Malu.

“Istri kalian tau..?” Tanya Mario lagi.
“Tidak.. Pak.. kami tidak.. emmmh.. memberitahu mereka..” Mario mengangguk-angguk dan mematikan video itu.

“Orang-orang sudah mulai kembali ke sini dan akan heboh jika semua orang tau..” katanya bijak.
Fendi dan Yosua hanya bisa mengangguk.

“Bisa kalian tutup pintu ruangan ini..?” Perintah Mario kemudian.
Yosua berjalan dan menutup pintu ruangan kecil itu.

Mario lalu menarik sebuah bangku dan mempersilakan mereka duduk.
“Aku tidak menyangka kalian tidak memberitahukan ’hobi’ kalian sebelumnya ke saya..” Mario berkata.

Yosua dan Fendi sama-sama terkejut. “Maksud.. maksud bapak..?” tanya Fendi.
“Perusahaan ini perusahaan besar. Lebih dari dua ratus karyawan. Apa kalian kira sedikit jumlah laki-laki paruh baya..
yang membutuhkan hiburan baru..?” Yosua dan Fendi tidak bisa berkata apa-apa.

“Yang lebih mengejutkan lagi.. kalian melakukannya benar-benar seperti prosedur kami.
Tidak memberitahu pasangan yang dimaksud sama sekali..” Yosua dan Fendi sama-sama mengangguk.

“Meski begitu.. ada satu ada dua orang istri yang sudah mengetahui kegiatan ini.
Namun tentunya mereka merahasiakannya dengan baik.. sekaligus dengan senang hati ikut berpartisipasi..”

“Emmmhhhh.. anu.. pak.. jadi maksud bapak.. di perusahaan ini banyak juga yang.. emmmh.. bertukar istri..?”
Tanya Fendi penasaran.

“Lumayan. Selain saya.. ada pak Yusuf di bagian personalia. Pak Robert di bagian akuntan. Pak Sunaryo di bagian marketing.
Pak Santoso di bagian komputerisasi. Dan .. hmm pak Hassan.. si vice president..”
Yosua dan Fendi tidak dapat menutupi keterkejutan mereka.

“Sudah berapa lama kalian melakukan ini..?” Tanya Mario.
“Hmm.. mungkin belum sampai seminggu, Pak..” jawab Yosua.
“Benar.. kita baru mulai melakukan ini Rabu lalu, Pak..” Fendi membenarkan.

“Bagus sekali.. berarti kalian masih baru ya..” Mario manggut-manggut. Yosua dan Fendi sama-sama mengangguk.
“Kita akan melakukan gathering di ruang rapat pada hari Rabu ini.
Kalian akan saya panggil untuk rapat pada hari Rabu siang.. dan tentunya.. kita akan rapat bukan..?”
Mario tersenyum lebar. Yosua dan Fendi membalas senyumannya dengan kikuk.

“Ya sudah.. kalian jangan sering-sering cuti kalau tidak mau.. terpaksa.. saya pecat.
Lanjutkan pekerjaan kalian..!”

Yosua dan Fendi menunduk hormat dan berjalan keluar dari ruangan fotokopi itu dengan terburu-buru.
-------ooOoo-------

Yosua – Rabu pukul 14.37


“Kau sudah menerima panggilannya.. Fen..?” Tanya Yosua pada Fendi.
“Sudah.. kau..?”
“Yup.. ruang rapat kan..?”

Mereka berdua mulai berdiri dan berjalan menuju ruang rapat yang dimaksud.
“Apakah kau memikirkan ini dua hari ke belakang..?” tanya Yosua.

“Selalu. Bahkan meski pun hampir dua hari ini gue berhubungan mulu sama Mona.
Entah kenapa pikiran gue selalu ke pertemuan ini..” jawab Fendi.

“Dua hari ini berturut-turut..? Semangat amat lo..?” Sindir Yosua.
“Iya dong.. sekali di dapur. Sumpah.. waktu itu Mona tau-tau ngajakin gue abis makan malem..”

“Terus..?”
“Iya.. rupanya tuh seharian dia pakai semacam vibrator kecil di dalam memeknya.
Pas gue buka celana dalemnya.. dia tuh udah basah banget..”

“Anjrit.. asik banget..!?”
“Penis gue masuknya aja udah gampang banget. Gak nyampe sepuluh menit.. kita berdua sama-sama nyampe..”

“Yang kedua..?”
“Kalau ini lebih gila lagi.. dia ngajakin gue di balkon pas malem-malem..”
“Di balkon..?”
“Iya.. entah nonton apa aja dia akhir-akhir ini..”

“Gak masuk angin lo..?”
“Kagak dong.. udah minum tolak angin..”
“Terus gimana begituannya..?”
“Maknyuss..! Gue maenin dia sekarang di anusnya. Rapet parah..! Dia bilang dia belum pernah..
Tapi entah kenapa gue rasa dia bo’ong..”

“Gak mungkin gitu doang kan..?”
“Enggaklah. Dia gue doggy style selama beberapa menit.. terus berubah posisi..
sampai dia meluk gue sambil gue duduk di bawah..”

“Emm.. enak banget lo kayaknya..”
“Belom lagi memeknya yang lezat banget. Beneran deh.. Yos. Entah kenapa libido gue naek drastis seminggu ini.
Gue berasa anak kuliahan lagi..!”

“Sama bro..! Gue juga..”
“Lah lo gimana ama istri lo..? Bukannya lagi dapet..?”
“Kan berdarahnya di meki.. gue maennya ya di bool..”
“Asik deh.. gimana rasa anus istri lo..?”

“Mantap bro..! Dari woman on top ampe misionaris.. semua gue coba.
Dia bahkan minta belajar deepthroat sama minta diface-fuck..”

“Face-fuck..?”
“Iya.. jadi dia mau ngulum penis gue selama gue maenin pinggul gue maju-mundur ke depan dan ke belakang..
kayak kalau lagi vaginal seks..”

“Rasanya gimana..?”
“Sumpah mati.. asik banget, sob..!”
“Lainkali gue harus coba.. semoga aja pinggang gue enggak ngilu duluan..”

“Bicara begini jadi tegang punya gue..”
“Sama. Eh.. kita udah nyampe..”

Yosua dan Fendi berdiri di depan sebuah pintu ruang rapat dan membukanya.
Di dalamnya lima orang laki-laki berusia 40 – 50an sedang duduk sambil bersenda gurau.

"Nah.. ini dia anggota baru kita..!” Mario menyambut mereka sambil tersenyum lebar.
“Yosua dan Fendi, kan..? Saya rasa kalian saya sudah kenal saya..” Tanya seseorang yang bertubuh gendut.

“Tentu.. pak Hassan..” Fendi dan Yosua menunduk hormat.
“Ah.. tidak usah terlalu formal. Silakan duduk dan tolong tutup pintunya..” kata Pak Hassan.

Mereka duduk di sebelah Santoso dan Sunaryo yang langsung menyambut mereka hangat.
“Wah.. Fendi..! Tidak kusangka kau juga suka main beginian..”
“Iya.. pak Santoso.. sudah jenuh-jenuhnya..”

“Aku juga begitu tiga tahun lalu.. untung aku bertemu dengan Mario dan Hassan.
Tiga gelas bir kemudian.. terbentuklah klub ini..!”
“Benar..! Klub tukar istri..!” Robert menyahut dari seberang meja dan tertawa lebar.

“Kau sudah berapa lama melakukan ini.. Yos..?” Sunaryo bertanya pada Yosua.
“Baru seminggu.. Pak..” jawab Yosua.

“Wah.. baru sekali..! Bagaimana kau mengetahui mereka, Mario..?” Tanya Sunaryo pada Mario.
“Mereka lagi nonton hasilnya saat aku masuk di ruang fotokopi..” sahut Mario.

“Kau rekam semua itu..? Asik kali..!”
“Be-begitulah.. Pak.. hehe..” Yosua tertawa kikuk.

“Langsung saja ke acara kita. Baik.. setelah minggu lalu kita melakukan rotasi kita dengan amat sempurna.
Bagaimana rasanya Rosita.. Santoso..?” Mario berdiri dari kursinya. Santoso hanya bisa mengacungkan jempol.

“Dan saya rasa semua juga puas kan..?” Tanya Mario pada semua peserta rapat.
Semua kecuali Fendi dan Yosua mengangguk.

“Saya sudah memasukkan nama Mona.. istri Fendi.. dan Sinta.. istri Yosua.. ke dalam kotak kocokan kita..”
Kata Mario memberitau.
“Kotak kocokan..?” Yosua bertanya tak mengerti.

“Kamu tau kan prosedur arisan, Yos..?” Tanya Mario.
“Oh.. seperti arisan..!” Yosua langsung paham.

Fendi mendekati Yosua dan berbisik di telinganya. “Jadi inget arisan istri lo..!”
“Sssst..!” Fendi tertawa mendengar reaksi Yosua.

“Dari semua istri.. hanya istri saya.. Rosita.. dan istri Hassan.. Nuraini yang mengetahui ‘permainan’ kita.
Oleh karena itu.. siapa pun yang mendapatkan kedua nama itu bisa melakukannya tanpa ‘taktik’ tertentu..”
Mario menjelaskan.

“Benar sekali. Untuk istri Robert.. Linda. Istri Sunaryo.. Asih.. dan istri Santoso.. Mela..
kita harus memakai sebuah trik khusus..”
“Lebih tepatnya obat khusus..” Hassan mengeluarkan sebuah kotak obat dari bawah mejanya.

“Obat..?” Fendi melongokkan kepalanya.
“Iya. Obat peningkat nafsu seksual yang Hassan temukan di Arab.
Dengan obat ini.. istri-istri yang tidak tau menau itu akan menjadi horny seketika.
Ingat.. seketika dan bersedia melakukan hubungan itu. Tetapi setelah ia tertidur dan kelelahan..
ia tidak akan mengingat hal yang terjadi. Semua bagaikan mimpi basah bagi mereka..” jelas Mario.

“Tapi.. Pak.. apakah tidak ada efek sampingnya..?” Fendi bertanya ragu.
“Meski pun kita bisa merayu mereka dengan cara tradisional.. apakah tidak akan ribet..
jika satu istri nanti memiliki enam selingkuhan..?” Tanya Mario. Fendi hanya bisa diam.

“Tenang saja.. Fen. Kita memakai dosis yang tepat.. dan hanya dipakai satukali dalam satu minggu.
Istrimu tidak akan mendapatkan efek samping apa-apa. Obat ini sudah dipakai ratusan tahun di Arab sana..
Dan belum ada yang meninggal..” jelas Hassan.

“Benar.. sob.. istri aku saja tidak apa-apa..” Sunaryo meyakinkan mereka berdua.
“Kau tidak akan menyesal.. Fen.. aku pun tidak..” Robert tersenyum nakal.

“Percayalah sama kita..” Santoso berusaha meyakinkan mereka berdua.
“Baiklah.. kurasa tidak ada salahnya..” ucap Fendi pada akhirnya.

“Emh.. tapi.. istri saya lagi dapet..” Yosua tiba-tiba berbicara.
“Kalau begitu Sunaryo bisa dipastikan mendapat jatah istrimu hari ini.
Ia tidak keberatan melihat.. hmm.. sedikit darah..” kata Mario.

Sunaryo mengangguk-angguk dan berbisik kepada Yosua. “Jadi tambah anget..”
Yosua hanya bisa merinding membayangkannya.

“Baiklah.. mari kita mulai. Nama pertama dimulai dari pendatang baru kita. Fendi mendapatkan ..”
Mario menahan perkataannya kemudian mengocok kotak kardus itu..
Kemudian mengeluarkan sebuah gulungan kertas saat ditekan ke atas meja.
-------ooOoo-------

Fendi – Rabu pukul 18.50


Fendi memarkirkan mobilnya di depan pagar berwarna hitam dan berjalan menuju rumah milik Robert.
Sebuah rumah besar dengan tiga lantai dan perkarangan yang luas.

Anak-anaknya sudah berkuliah di berbagai perusahaan swasta..
Dan rumah itu sekarang hanya ditinggali oleh Robert dan istrinya.. Linda.

Ia mengetuk pintu rumah itu dan dalam beberapa menit Linda sudah berjalan keluar.
Linda adalah perempuan yang sangat cantik.
Rambutnya yang ikal dan dicat warna merah jatuh dengan sangat indah di bahunya.

Kulitnya yang putih pucat ditambah wajah orientalnya yang eksotis..
membuat Fendi semakin tidak sabar untuk mencobanya.
Payudaranya yang cukup besar juga tertata rapi di balik bajunya.

“Siapa ya..?” Tanya Linda.
“Saya Fendi.. Bu. Dari perusahaan bapak..”

“Oh iya.. Pak Fendi. Apa kabar Pak..? Bapak belum pulang..”
“Iya.. Bu. Bapak menyuruh saya menunggu di rumahnya selama ia menyelesaikan beberapa urusan kantor..”
“Oh begitu. Ya sudah.. silakan masuk..!” Linda mempersilakan Fendi masuk.

Rumah milik Robert bisa dibilang sangat besar. Ruang tamunya terkesan megah..
Dengan dua buah sofa panjang dan foto keluarganya yang teramat besar menjadi latar belakang.

“Silakan duduk.. mas.. mau makan dulu..?”
“Tidak usah Bu.. saya sudah makan..”
“Ya sudah.. minum saja.. gimana..? Sirup..?”
“Boleh Bu..”

Linda berjalan ke dapurnya dan menyiapkan dua buah gelas sirup.
Fendi diam-diam mengeluarkan obatnya dan meletakkannya di tangan kirinya.
Linda datang dan meletakkan dua buah gelas.. satu untuk Fendi dan satu untuknya.

Pada saat itu juga.. Fendi yang berpura-pura memainkan ponselnya dengan tangan kanan.. menelepon rumah Robert.
Linda berpaling dan berjalan untuk mengangkat telepon itu.

Dalam sepersekian detik itu.. plupp.. Fendi memasukkan obat berbentuk seperti tablet itu ke dalam gelas milik Linda.
Berhasil...!!! “Halo..? Halo..? Siapa sih..?” Linda meletakkan teleponnya dengan kesal.

“Maaf ya.. mas.. telepon nyasar kayaknya..”
“Enggak apa-apa kok.. Bu..”

Linda meminum sirupnya dan Fendi hanya bisa tersenyum lebar sambil melakukan gerakan yang sama.
Mereka mulai mengobrol masalah perusahaan tempat Fendi berkerja dan pendidikan anak masing-masing.

Lama kelamaan obat itu mulai berfungsi..
Dan Fendi menyadari Linda yang tatapan matanya mulai sayu dan tersenyum nakal kepadanya.

Fendi berani bersumpah.. Linda menekan-nekan selangkangannya..
saat ia menjelaskan mengenai anaknya yang baru mau naik kelas satu SMA.

“Ehm.. ibu baik-baik saja..?” Tanya Fendi pura-pura.
“Aku baik-baik saja kok.. mas Fendi.. emh.. cuma aja ..”

“Cuma aja..?” Fendi memancing.
“Aku boleh Curhat enggak sama mas..?”
Glekk..! Fendi menelan ludahnya. “Mmh.. boleh.. Bu..”

Linda berdiri dari kursinya dan duduk di sebelah Fendi. “Iya.. mas.. aku akhir-akhir ini kesepian deh..”
“Kesepian..?” Fendi mulai merapatkan diri ke arah Linda duduk.

“Iya.. suami aku pergi ke kantor dari pagi sampai malam.. sedangkan pembantu pulang hari.
Aku jadinya sering merasa.. emh.. sepi gitu.. mas..”
Tangan Linda mulai merangkak naik dari lutut Fendi menuju selangkangannya.

“Emm.. mbak.. memangnya mau saya temenin..?” Fendi tidak membuang-buang waktu.
“Boleh mas..? Beneran nih..!? Mmm..” Linda mendekatkan kepalanya dan mencium Fendi.

Fendi tidak membuang-buang kesempatan itu.. dan segera melumat habis mulut Linda.
Lidahnya bermain-main berpautan dengan lidah Linda yang bernafas semakin menggebu-gebu.

“Ooh.. Mas.. mmmmhhh..”
“Ahhhh.. mbak Linda.. mmmmmhhh.!!!”

Tak lama kemudian Linda berjongkok dan segera membuka celana kerja Fendi.
Ia langsung menarik turun celana dalam laki-laki itu.

Mengekspos penis Fendi yang sudah berdiri tegak dan mengacung bahagia.
“Emm.. punya mas gede sekali. Aku suka deh..!” Genit Linda.

“Jangan cuma dilihat. Coba dicium..” tantang Fendi. Linda mendekat dan mengendus-ngendus penis Fendi..
Sambil tangannya mengenggam batangnya yang kaku dan tegang. “Emm.. aku suka sekali.. mas..”

“Ahh.. oooh.. mmmh.. coba dicicipi.. mmmh.. dijilat gitu..!”
Linda tersenyum nakal dan menggerakkan kepalanya naik. Slrupp.. clruppp..!!

Ia menjilat kepala penis Fendi yang disunat ketat dan mengulumnya dengan kedua bibirnya.
Lidahnya menari-nari di lubang pipisnya..
Mengirimkan sensasi geli penuh kenikmatan ke seluruh penjuru tubuh Fendi.

”Ahhhhhh..!!” Fendi mendesah nikmat dan ia mulai membuka kemejanya. Clopp.. clopp.. clopp.. clopp..!!
Tangan Linda bergerak naik-turun mulai mengocok penis Fendi tanpa melepas jilatannya.

Perlahan ia melepas genggamannya dan melingkari pangkal penisnya degan jari jempol dan telunjuknya.
Ia menekan lingkarannya ke bawah dan kepalanya mulai menelan habis semua penis Fendi. Grokhh..!!

“Ahh.. mbak.. emmmhhh.. enak banget..!! Ooooohhh..”
Fendi merintih manakala Linda semakin mempercepat permainan kepalanya.

Fendi semakin mendesah penuh kenikmatan dan mengerjap-ngerjapkan matanya akibat sensasi yang ia rasakan.
“Puuuahhhh.. mmmmh.. aku suka sekali sama penis mas Fendi..”

Linda mulai membuka bajunya dan memamerkan payudaranya yang tidak dilapisi bra sama sekali.
Payudara besar itu membuat Fendi begitu bernafsu dan ingin memainkannya.

Namun Linda menahannya dan memaksanya untuk tetap duduk. “Tunggu dulu.. mas.. aku belum selesai lho..”
“Mau ngapain lagi.. Linda sayang..?”

“Tunggu aja.. hihihi..” Linda kemudian bergerak maju dan menjepit penis Fendi dengan kedua payudaranya.
Ahhhh..!! Fendi merasakan sensasi lembut payudara Linda di kontolnya dan ia menggelinjang keenakan.

Linda mengapit penis Fendi dengan payudaranya..
Kemudian memainkannya naik dan turun dengan bantuan tekanan dari kedua tangannya.

Fendi yang sedang mengangkang hanya bisa mendesah keenakan sambil menggigiti bibir bawahnya.
“Enak kan.. mas..? Hmmm..”
“Oooooh.. enak banget.. Lin.. emmmh.. mantap..!”

Linda melanjutkan kulumannya di kepala penis Fendi yang menjembul di antara payudaranya.
Fendi bisa merasakan puncaknya hampir tiba dan tubuhnya berkontraksi kencang.

“Ahhhh.. mbak Linda.. ahhh.. aku mau.. emmmh.. sampai..!! Ahhhhh..!”
Linda melepaskan kulumannya dan memainkan payudaranya naik dan turun semakin cepat.

CROOOT..! CROOOT..!! CROOOOT..!!!
Peju Fendi bermuncratan di payudara Linda yang masih mengapit penisnya.
“Ahhh.. mas Fendi nakal yah.. mmmmhhh..”

Slrupp.. slrepp.. slerpp..!! Linda menjilat peju itu dari payudaranya dan melirik nakal ke arah Fendi.
Fendi hanya bisa tersenyum puas dan lemas.. duduk bahagia di bawah foto keluarga Robert dan Linda.
-------ooOoo-------

Fendi – Rabu pukul 19:13


“OOOOOH..! MAS..! MAS..! TERUS.. MAS..! EMMMH..!”
Linda berteriak penuh nafsu sambil menunggangi penis Fendi dalam posisi woman on top.

Fendi yang sudah mulai kelelahan.. harus menuruti libido wanita berusia lima tahun lebih tua itu.
Karena menurut petunjuk Hassan..
Si wanita harus tertidur dahulu baru ia akan melupakan segala hal yang sudah terjadi.

Mau tidak mau.. meski pun sebenarnya mengasyikkan..
ia harus terus mengentoti Linda sampai wanita itu kelelahan. Meski pun ini sudah ronde yang keempat.

“Emmmh.. ahhhhh.. mas.. emmmmhh.. enak kan mas..? Hmmmmm.. aahhhh.. ahhhh..”
Linda bertanya penuh nafsu sambil menggigit bibir bawahnya.

Liang dan dinding-dinding Memeknya meremas penis Fendi dengan amat sangat kencang.
Fendi masih takjub merasakan betapa sempitnya memek wanita yang lebih tua ini.

Payudara Linda yang mulai turun bergoyang-goyang seksi penuh nafsu.
Putingnya yang sedaritadi mengacung dicubit-cubit gemas oleh Fendi.

“Kamu seksi banget mbak.. emmmh.. emmmmh..”
“Aaahhhhh.. mas.. cepet.. mas.. emmmmh.. ahhhh aahhhh..!!”

Linda mencium bibir Fendi secara tiba-tiba.. mengejutkan Fendi yang sedang sibuk memainkan payudaranya.
Namun meski pun mendadak.. Fendi melayani lumatan bibir Linda dengan tidak kalah bersemangat..
dan memainkan lidahnya sebaik mungkin untuk memuaskan permainan lidah Linda yang teramat liar.

“Mas.. enak banget mas.. emmmmhhh.. ohhhh.. ohhh.. ohhh..!!”
“Beneran.. mbak..? Hmmmm.. seenak itu kah..? Hmmm..”
Fendi bertanya nakal sambil memainkan pinggulnya semakin kencang.

“He-eh.. emmmmh.. mas ganteng.. ahhhhh..!”
“Oh ya.. mbak..? Emmm..”
“AHHHH..! AHHHH..! EMMMMH..! OOOOHHH..!”

Linda menggelinjang hebat dan mencapai orgasmenya yang keenam.
Tubuhnya bergetar dan berkontraksi. Ia mengeluarkan suara teriakan penuh nafsu panjang.

“AHHHHH.. MAS.. MAS.. AHHHHH.. AKU SAMPAI.. AHHHH!..!!”
“Aku juga.. mbak.. emmmh.. ooooh.. OOOOH..!” CROOOT..! CROOOOT..!! CROOOOT..!!!

Linda terbaring lemas dan bernafas tersengal-sengal.
Fendi menyeka keringat di dahinya dan memperhatikan jam di tangannya.

Ia memikirkan istrinya yang sekarang sedang digilir oleh Santoso..
Dan entah sudah selesai atau belum kegiatan ’ekskul’ mereka.

Ia menengok dan melihat Linda yang sudah mulai mendengkur lemas. Wajahnya tersenyum puas.
Fendi menarik perlahan penisnya yang sudah mulai melemas..
dan memperhatikan pejunya yang terus mengalir keluar dari lubang memek Linda.

Ia membersihkan kontolnya dengan sprei kasur..
Kemudian mulai memakai kembali pakaiannya yang berserakan di sepanjang rumah.
Celana dalam di kasur.. celana kerja di lorong dan kemeja di ruang tamu.

Sebelum pergi.. ia menutup pintu gerbang rumah Linda dan Robert.
Dengan mobil sedannya.. ia memulai perjalanannya pulang menuju rumahnya.
-------ooOoo-------

Yosua – Rabu pukul 19:48


Yosua membuka gerbangnya yang terkunci dan berjalan masuk.
Ia memperhatikan keadaan rumahnya yang sepi. Anaknya.. Marsha.. pulang malam hampir setiap hari.

Ia biasanya bermain di rumah sahabatnya dan pulang pukul sembilan malam setiap harinya.
Ia tidak melihat ada mobil lain di jalanan luar dan sepatu milik Hassan di depan pintu rumahnya.
Ia masih bisa merasakan sensasi memeknya Asih yang begitu rapat dan legit.

Meski pun tidak bisa dibandingkan dengan memek Mona yang benar-benar mengambil hatinya..
setidaknya memiliki memek lain untuk dimainkan..
merupakan hadiah tersendiri di sela-sela pekerjaan kantornya yang amat monoton.

“Honey.. aku pulang..!” Ia berteriak dari ruang tamu. Sinta berjalan keluar dari kamarnya.
Ia berpakaian seadanya dan rambutnya sedikit berantakan.

Yang paling membuat Yosua terkejut adalah tatapan kosong yang Sinta berikan..
Demikian juga gerak-gerik tubuhnya yang seperti kebingungan.

“Sinta.. kamu kenapa..?” Yosua menyadari bahwa ini adalah efek samping dari obat yang Hassan berikan.
“Enggak.. sayang.. aku cuma bingung. Aku lupa ngapain aja dari sore tadi..”

Yosua berpura-pura khawatir.. meski pun tau apa yang sebenarnya terjadi.
“Kamu kenapa.. sayang..? Kayak orang ling-lung begitu..?”

“Aku lupa abis jam enam aku ngapain aja. Abis nonton gosip investigasi itu .. aku.. aku..”
“Ya udah.. kamu sekarang duduk aja dulu. Aku udah makan kok, sayang..”

“Oh iya.. kamu kenapa pulang jam segini..?”
“Tadi diajak dinner sama pak.. emm.. Pak Hassan.. sebentar..”

“Pak Hassan..? Pak Hassan..” Yosua terdiam menunggu reaksi dari Sinta.
“Oh.. Pak Hassan yang kemarin ketemu di gathering kantor kamu kan..?” Yosua bernafas lega.
“Iya.. yang itu ..”

“Oh.. ya udah. Aku udah masak lo.. say. Beneran gak mau makan lagi..?”
“Enggak ah.. aku udah kenyang..”
Sinta hanya mengangguk lemas dan berjalan masuk ke kamar.

Yosua tersenyum puas melihat obatnya yang bekerja sesuai dengan harapannya.
-------ooOoo-------

Fendi – Kamis pukul 10:35


“Gimana kemarin..? Asih enak enggak..?”
“Lumayan.. tapi masih enakan istri lo sih..”

“Tenang.. nanti bakal dapet gilirannya kok..!”
Mereka berdua tertawa sambil membaca sebuah majalah laki-laki dewasa.

“Eh.. gila nih toketnya.. kenceng banget..!” Seru Yosua.
“Ya iyalah.. dibandingin istri-istri kita..” sahut Fendi.

“Enak aja. Sinta masih oke ya..!?”
“Oke sih oke..! Tapi dibandingin sama Alia..?”

“Oh iya.. Alia..! Lo belom cerita waktu itu gimana abis lo ‘anterin’ pulang..”
Fendi kemudian menceritakan sesi vaginal dan analnya bersama Alia yang tidak bisa ia lupakan.

Sejak hari itu.. Alia semakin centil dan manis setiapkali bertemu Fendi.
Meski pun mereka sepakat untuk tidak berhubungan dengan SMS sama sekali..

Karena masing-masing orang sudah memiliki pasangan.

CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------
 
:mindik: .. irahiniD dooG
eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Part 4 Cerita 118..
Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:
 
Busettttt.....lama absen terus apdetnya kayak anak es te em......keroyokan wkwkwkwkw
Mantap huuuuu
 
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------

Cerita 118 – Klub Tukar Istri

[Part 05] – Gathering..!!

“Aduh.. pengen banget
gue yang masih muda begitu..”
“Mau..? Kenapa enggak siang ini aja..?”

“Lo serius..?” Fendi hanya tertawa dan berbisik ke arah Yosua.
“Ketemuan di ruang fotokopi nanti pas jam makan siang..”

Yosua tersenyum puas dan mengancungkan jempolnya.
Buru-buru ia masukkan majalah dewasa yang ia pegang ke dalam meja kantornya.. saat seseorang berjalan melintas.
-------ooOoo-------

Yosua – Kamis pukul 12:24


Yosua menunggu dengan tidak sabar. Penisnya sudah mengeras sejak sepuluh menit yang lalu.
Tidak henti-hentinya ia mengelus-ngelus selangkangannya sendiri akibat terlalu horny.

Suasana kantor di dekat ruang fotokopi memang selalu sepi.
Apalagi saat jam makan siang.. pantry di kantor mereka terletak sangat jauh dari lokasinya sekarang.

Fendi kemudian masuk sambil diikuti oleh Alia yang sudah tersenyum-senyum centil.
“Ini dia.. sob..!” Kata Fendi pada Yosua.

Alia masuk dan langsung tersenyum centil kepada Yosua.
Ia tidak membuang-buang waktu dan mulai membuka blusnya.

Fendi menutup pintu ruangan itu dan melepaskan celana kerjanya.
Yosua mengikuti gerakan Fendi dan memamerkan penisnya yang sudah mengacung tinggi ke langit.

“Iiih.. Pak Yosua udah enggak sabar ya..!?” Tanya Alia.
“Iya dong Alia.. habis kamu cantik banget..” sahut Yosua.
“Ah.. bapak ini..” Muka cantik Alia bersemu merah.

Yosua mencium Alia sambil membantunya melepaskan behanya.
Ia langsung menyergap payudara Alia yang besar dan lembut.. kencang dan menantang.
Ia meremas-remasnya penuh nafsu hingga Alia mendesah-desah penuh gairah.

Fendi mulai menggesek-gesekkan penisnya ke pantat Alia yang masih ditutupi rok dan menciumi lehernya.
Alia semakin bergairah akibat sensasi yang ia dapatkan dari dua laki-laki berusia matang dan sudah beristri itu.

Matanya sekarang sudah merem melek.. memeknya sekarang sudah amat sangat basah.
Ia sudah sama sekali tidak memikirkan tunangannya yang menunggunya dengan setia di kampung.

“Emm.. tetek kamu enak banget.. Al. Emmmmhh..” Yosua sekarang sudah mengemut pentil Alia..
yang berwarna pink manis dengan tangan kanannya memainkan puting yang lain.

Fendi berhasil menurunkan rok Alia ke bawah hingga gadis itu sudah benar-benar telanjang bulat sekarang.
“Ahhhh.. Pak.. emmmmhhh..”
Rintih Alia saat Fendi jongkok dan mulai menjilati lubang anus dan memeknya secara bersamaan.

Tangan laki-laki itu sudah mulai mengelus-ngelus memeknya sambil lidahnya menekan-nekan lubang boolnya.
Alia mengangkat satu kakinya ke mesin fotokopi.. memberikan ‘akses’ yang lebih terbuka kepada Fendi.

Dia mendesah penuh nafsu saat Fendi menyelipkan dua jarinya ke dalam lubang memeknya..
yang sudah basah dan menekan-nekannya cepat.
Nafasnya semakin tidak beraturan dan tubuhnya mulai menggelinjang-menggelinjang hebat.

Yosua mulai mengocok-ngocok penisnya sendiri penuh nafsu..
Tanpa melepaskan gigitannya pada puting Alia yang mulai mengeras.

“Aku masukin sekarang ya.. Alia..?” Tanya Fendi.
“Emmh.. silakan.. Pak.. oooohhhh..”

Fendi menekan kepala penisnya ke lubang anus Alia yang masih sangat rapat.
Slebbb.. Clebb..!! ”Augghh..!” Alia memekik kesakitan saat Fendi berhasil memasukkan kepala penisnya.

Yosua mencium bibirnya untuk menenangkan suara Alia..
Sambil mempersiapkan penisnya memasuki lubang memek gadis itu.

“Aku masukin juga ya.. Alia..?” kata Yosua.
“Emmm.. dua sekaligus..? Aahhhh.. emmmmmhhhh..”
“He-eh.. kamu mau kan..?”

Tanpa menunggu jawaban dari Alia.. slebb.. jlebb..!!
Yosua menekan masuk kontolnya ke dalam memek Alia hingga tubuhnya menggelinjang hebat.

Fendi kemudian menahan kaki kanan Alia yang sudah terangkat ke atas mesin fotokopi dengan lengannya..
Kemudian mengangkat kaki kirinya dengan lengannya yang lain.

Alia kini terangkat dari daratan dengan dua buah penis bosnya sebagai penyangga.
“AHHHH.. OOOOOOHHH.. AHHHHH..!!” Rintih Alia keenakan.

Yosua bisa merasakan penisnya yang bergesekkan dengan penis Fendi..
Meski pun terhalangi daging dan otot-otot yang lain.

Ia tersenyum memandangi sahabatnya yang membantu Alia bertahan di udara dengan menahan pinggangnya.
Clebb.. jlebb.. clebb.. jlebb.. clebb.. jlebb..!! Mereka mulai memompa secara bergantian.

Fendi masuk saat Yosua menarik keluar dan Yosua masuk saat Fendi menarik keluar.
Ritme mereka begitu terkendali. Alia merasakan sensasi seksual yang teramat besar dan memabukkan.

Matanya berputar ke belakang penuh nafsu dan ia hanya bisa mengerang-ngerang nakal sebagai balasannya.
“AHHHH.. AHHHHH.. AHHHHH..! PAK.. EMMMMH..
Dua penis kalian.. emmmmhh.. enak banget.. emmmhh..! AHHH.. AHHHH..”

“Memek kamu juga rapet banget.. Al.. emmmmh.. ahhh..” sahut Yosua.
“Anus kamu juga.. emmmmh..! AHHHHHH..” tambah Fendi.

Tubuh Alia menggelinjang hebat dan berkontraksi akibat orgasmenya yang akan datang sebentar lagi.
Ia mengigit bibir bawahnya penuh nafsu dan berharap posisi ini bisa bertahan selamanya.

Pada momen yang sama.. Yosua dan Fendi juga hampir sampai.
Mereka berdua pun menyodok masuk penis mereka secara bersamaan..
Tak lama kemudian sama-sama mengeluarkan semua peju mereka di dalam.

CROOOT..! CROOOT..! CROOOOT..!! CROOOOOT..!!!
”Oughhhhh..” Alia melenguh hebat dan mencapai orgasmenya.

Ia tersengal-sengal dan mencium Yosua dan Fendi mesra bergantian.
Ia bisa merasakan peju hangat mereka mengalir dalam perutnya. Ia begitu bahagia dan terpuaskan.

Yosua melihat Fendi yang tersenyum puas dan mengacungkan jempolnya.
Yosua hanya mengangguk nakal dan melepaskan ciuman Alia.

“Kamu siap ganti posisi.. sayang..?” Tanyanya kemudian. Alia terlihat kebingungan.
“Iya.. sekarang aku mau anal kamu..” kata Yosua.

“Dan aku mau memek kamu..” sahut Fendi.
Alia terkejut. “APA..!?”
-------ooOoo-------

Fendi – Selasa pukul 14:45


Setelah threesome mereka yang memuaskan di ruang fotokopi minggu lalu..
Alia mengambil cuti karena kelelahan dan masuk kembali Senin kemarin.

Sikap centilnya belum berubah..
Bahkan kemarin ia memberikan Fendi sebuah blowjob di toilet kantor.. karena begitu nafsu.

Di rumah pun Mona semakin menjadi-jadi dalam meminta jatah.
Ia berhubungan hampir setiap malam.. dan Fendi merasa sangat bahagia.
Hidupnya tidak pernah semenyenangkan ini.

Ia tidak menyangka perjanjiannya dengan Yosua bisa membawa begitu banyak berkah..
Kesenangan.. dan kepuasan dalam usianya yang bisa dibilang tidak muda lagi.

Ia menjadi lebih semangat bekerja.
Begitupula dengan Yosua yang menjadi lebih berkharisma.. akibat kehidupan seksualnya yang kembali ‘panas’.

Hari itu.. tiba-tiba mereka mendapatkan panggilan untuk rapat kembali. Mungkin pergiliran berikutnya.
Ruang rapat itu menjadi sangat berisik..
saat setiap suami menceritakan pengalamannya berhubungan seksual dengan istri rekan kantornya yang lain.

Hassan bercerita bagaimana Sinta begitu ahli dalam memainkan lidah dan pinggulnya.
Betapa montok pantat dan payudaranya untuk wanita yang menginjak kepala empat.
Dan betapa harum dan menggiurkan memek istri Yosua itu.

Santoso tidak mau kalah seru dan menceritakan pada Fendi betapa rapatnya memek Mona.
Ia menceritakan bagaimana mereka begitu nafsu melakukan hubungan seksual selama empat ronde di kebun..
Di dapur.. bahkan ruang tamu mereka.

Tiba-tiba Mario berdiri dan menepukkan tangannya duakali.
Semuanya langsung terdiam dan menunggu pengumuman dari Mario.

“Baiklah.. ini sudah waktu yang tepat untuk mengadakan gathering..”
“Gathering..?” Tanya Fendi.

“Iya.. Fen. Gathering..!
Selama tiga bulan sekali.. kami melakukan pertukaran massal di villa Hassan di puncak..” kata Mario.

“Tapi kami orang baru di sini..?” Fendi berkilah.
“Tapi gathering terakhir kami adalah tiga bulan yang lalu..! Itu adalah peraturannya..” Mario tetap memaksa.

“Lalu siapa yang akan dapat istri siapa..?” Tanya Fendi.
“Itu sih.. lihat nanti saja..”
Robert.. Hassan.. Mario.. Sunaryo dan Santoso tersenyum lebar.

“Kalian belum pernah ikut sex party..?” Tanya Mario. Yosua dan Fendi menggeleng.
“Gang-bang..?” Mario bertanya lagi. Mereka kembali menggeleng.
“Orgy..?”

“Itu semua kan sama..! Kita belum pernah berhubungan seks yang bukan one-on-one..!” Jelas Fendi.
“Masa’..? Lalu kemarin siapa yang berisik di ruang fotokopi..?” Sunaryo tiba-tiba menyeletuk.
Fendi dan Yosua terkejut mendengar perkataannya.

“Ta-tapi.. ba-bagaimana.. kau tau..?” Gagap Yosua.
“Tenang saja.. kawan. Alia itu memang hot kok. Aku mengerti.. hehehe..” Sunaryo tertawa.

“Alia..? Resepsionis seksi itu..? Kalian beruntung sekali..!”
Yosua dan Fendi hanya bisa tertawa terpaksa mendengar pernyataan Robert.

“Jadi.. kita berangkat hari apa, bos..?” Santoso tiba-tiba bertanya.
“Sabtu pagi ini saya akan melaporkan kepergian kalian sebagai ‘urusan kantor’.
Kita akan konvoy mulai di kantor ini jam 7 pagi. Jangan ada yang telat ya..!?
Dan.. saya rasa kalian tidak perlu membawa baju banyak-banyak..”
Mario tersenyum lebar dan diikuti oleh semua laki-laki di ruangan itu.

Yosua dan Fendi saling berpandangan dan kebingungan.
Apakah mereka siap untuk sex-party pertama mereka..?
-------ooOoo-------

Fendi – Sabtu pukul 10:40


Fendi mengendarai mobilnya melalui jalan tol puncak yang tidak terlalu ramai.
Mona tertidur lelap di sebelahnya.. karena sibuk menyelesaikan semua tugasnya sebagai ibu rumah tangga..
sebelum mereka bisa berlibur singkat di villa milik pak Hassan.
Anaknya sudah ia titipkan ke adiknya dan semua baju sudah ia cuci.

Hari itu ia memakai dress selutut yang bisa dibilang cukup mini.
Meski pun sebenarya ia lumayan enggan.. namun atas permintaan Fendi.. ia hanya bisa menurut.

Fendi memastikan ia bisa melihat mobil Yosua yang melaju dengan cepat di depannya.
Ia masih bisa melihat mobil Robert di belakangnya. Ia bahkan bisa melihat Linda yang duduk di sebelahnya.

Dari kejauhan pun.. ia bisa melihat payudara indah yang dimiliki wanita itu.
Tanpa mengalihkan pandangannya dari kaca spion dan jalan.. nafsunya mulai kembali bangun dan menggebu-gebu.

Perlahan.. batangnya pun mulai mengeras dan menyembul jelas di balik celana jeansnya.
Mobil-mobil mereka pun berderetan akibat lampu merah sebelum mengambil jalan tanjakan menuju puncak.

Mona terbangun akibat rem Fendi yang lumayan mendadak.
“Emm.. udah mau sampai.. sayang..?” Mona mendesah ngantuk.
“Baru mau masuk jalan puncak.. honey..”

“Kamu kenapa..?”
“Maksudnya..?” Fendi bertanya bingung.
“Adek kamu kenapa..? Kok berdiri gitu..?”
“Kedinginan kayaknya..”

“Kedinginan..!? Aneh-aneh aja..!”
“Mungkin perlu yang anget-anget kali..?” Fendi melirik Mona centil dan Mona mendengus malu.
“Ih.. apa-apaan sih..!?” Seru wanita itu.
“Ayolah.. aku kangen nih..”

“Kangen..? Lah emang duabelas jam lalu kita ngapain..?”
“Udah kangen lagi..” Fendi memelas dan memandangi Mona yang perlahan-lahan pasrah.
“Tapi aku malu.. mas..”
“Tenang aja.. jendela kita gelap kok..”

“Uhhhh..” Mona males-malesan menunduk dan mulai membuka resleting celana Fendi.
Dalam beberapa gerakan.. lidahnya sudah mulai menjilati kepala penis Fendi yang berwarna coklat gelap.

“OOOOOH.. OHHHH.. EMMMMH..” erang Fendi keenakan.
“Emmh.. udah banyak precumnya.. sayang..? Yakin nih kedinginan..?” Tanya Mona..
“Emmh.. enak banget jilatan kamu.. Mona.. emmhh.. ohhhh..”

Mona memasukkan semua batang kejantanan Fendi ke dalam mulutnya..
Kemudian mulai memajukan mundurkan kepalanya ke depan dan ke belakang.

Bunyi gesekan lidahnya dengan batang penis Fendi mengisi keheningan di mobil mereka.
Fendi menelengkan kepalanya ke belakang.. tidak sanggup menahan sensasi nikmat yang ia rasakan.

Matanya merem melek dan giginya sudah mengigit bibir bawahnya dengan penuh nafsu.
Lampu tiba-tiba mengubah warnanya.. dan ia mulai kembali menginjak gas.

Mona melepaskan kulumannya sesaat.. menyebabkan Fendi sedikit jengkel.
“Kok dilepas.. sayang..?” Tanya Fendi.
“Udah mau jalan kan..?”

“Ya lanjut aja dong. Nanggung nih..”
“Nanti.. nanti kalau kamu tabrakan gimana..!?”
“Enggak-lah.. ayo dong.. please..?”

Mona juga tidak dapat menahan nafsunya yang sudah lumayan tinggi.
Ia bisa merasakan precum Fendi yang gurih-gurih nikmat bersatu dengan air liurnya.

Mona pun kembali memasukkan penis Fendi ke dalam mulutnya..
Kemudian melanjutkan kegiatan blow-jobnya dengan senang hati.

Lidahnya ia plintir-plintir dan sesekali batang itu ia gigit pelan dan gemas.
Fendi melanjutkan perjalanan mereka dengan sama sekali tidak fokus.
Setidaknya ia juga sama sekali tidak bosan.
-------ooOoo-------

Yosua – Sabtu pukul 11:30


Setelah sempat tersendat akibat macet tadi.. Yosua memarkirkan mobilnya di antara mobil milik Mario dan Hassan.
Villa milik bos setengah arab itu berukuran sangat besar. Setidaknya ada sepuluh kamar di villa bergaya modern itu.

Pekarangannya juga sangat luas dan memisahkan rumahnya dari rumah terdekat lumayan jauh.
Suasana juga sangat sepi karena bukan musimnya liburan.

Keenam pasangan itu pun mulai turun dari mobil masing-masing.
Mario dan Rosita adalah pasangan yang turun pertama.
Mario mengenakan setelan kemeja formal yang dibuka dua kancing pertamanya.

Usianya yang menginjak 45 tahun tidak terlihat sama sekali.. akibat perawakannya yang tinggi..
dengan bulu dada yang rimbun bagaikan Ridho Rhoma.
Darah keturunan bule mengalir dengan kental di Mario.. terutama di hidungnya yang mancung rupawan.

Istrinya.. Rosita.. di lain pihak merupakan wanita keturunan Jawa asli.
Tubuhnya mungil.. namun sangat seksi. Mungkin hal itu juga karena usianya yang jauh di bawah Mario.

Dengan usia yang baru 28.. Rosita adalah wanita paling muda di antara ibu-ibu yang mengikuti gathering kali ini.
Payudaranya masih sangat kecang dan rambutnya yang ikal-ikal seksi mengingatkan banyak orang kepada Julia Perez.

Hassan adalah keturunan dari bos Arab yang sangat kaya.
Wajah arabnya yang masih jelas pun terkesan sangat mewah dan gagah..

Dibantu oleh gaya berpakaiannya yang benar-benar necis.
Dengan usia 48 tahun.. Hassan memiliki tubuh yang lumayan atletis meski pun tidak benar-benar jadi.

Istrinya.. Nuraini.. juga merupakan seorang gadis keturunan Arab yang tidak kalah cantik.
Matanya berwarna abu-abu jernih. Hidungnya mancung dan rambutnya panjang sepinggang.
Tidak ada orang yang akan menyangka bahwa ia sudah berumur 35 tahun.

Robert dan Linda menyusul mereka kemudian.
Linda yang cantik dalam usianya yang menginjak kepala empat masih menawan bagi Fendi.

Robert di usianya yang sudah 46 tahun.. terlihat fit untuk usianya.
Meski pun jendulan di perutnya tetap ada.. ia tidak pernah terkesan gendut atau bahkan jelek.
Belum lagi kumisnya yang gagah menawan bagi sebagian wanita.

Sunaryo dan Asih menyusul turun dari mobil kijang mereka.
Sunaryo dengan tampang jawanya yang kental tidak terlalu mencolok di antara mereka semua.
Namun konon akibat terapi ‘teh basi’ yang intensif.. ia memiliki rudal terpanjang di antara mereka semua.

Di usianya yang baru menginjak 43 tahun.. ia didampingi oleh Asih yang tidak kalah molek dan menggiurkan.
Keturunan Tanah Toraja.. Asih memiliki wajah kalem yang sangat menawan dan cantik.
Lekuk tubuhnya juga tidak kalah hebat dari Rosita yang berusia sepuluh tahun lebih muda.

Santoso dan Mela berhenti di belakang Fendi dan turun terlebih dahulu.
Santoso beserta Mela adalah pasangan impor dari negeri Singapura.
Mela bahkan belum terlalu fasih berbahasa Indonesia.

Mela berusia 36 tahun.. dua tahun lebih muda dari Santoso.
Ia memakai sebuah jaket dan celana jins yang sangat menonjolkan pantat seksinya.

Mereka mulai bersalam-salaman dan berkelompok sesuai jenis kelamin masing.
Para suami mulai bersenda gurau tanpa membicarakan rencana ‘hebat’ mereka..
selama para istri saling bergosip dan berjalan masuk.

Suara tawa mereka bergema di dalam villa besar itu
-------ooOoo-------

Fendi – Sabtu pukul 20:37


Para istri sedang bergosip..
sambil meminum gelas-gelas sampanye mereka di ruang tamu besar di villa milik Hassan.
Suami-suami sedang merokok di teras depan.

Fendi duduk di sebelah Mario dan mengisap batang rokoknya.
“Jadi.. jam berapa bos..?” Tanya Fendi pada Mario.
“Sebentar lagi.. saat kalian melihat para istri mulai menciumi satu sama lain.. sudah saatnya pesta dimulai..” jelas Mario.

“Bos sudah memasukkan obat itu ke dalam gelas champagne mereka..?” Tebak Fendi.
“Istriku yang memasukkan ke dalam botol sampanye mereka. Tuh liat saja.. mereka sudah mulai beraksi..”

Fendi melirik masuk ke dalam rumah da ia bisa melihat apa yang dimaksud oleh Mario.
Semua suami melakukan hal yang sama dan menghentikan obrolan mereka.
Semua batang rokok mereka matikan. Pertunjukan yang terjadi di dalam jauh lebih mengasyikkan.

Rosita mulai menciumi bibir Mela yang terlihat sedikit bingung.
Ia mengambil gelasnya dan meletakkannya di meja terdekat.

Mela terkesan sedikit kaku saat diciumi oleh Rosita..
Namun obat itu mulai bekerja dan dalam beberapa menit.. ia sudah menjadi tidak kalah ganas.
Perlahan ia membantu Rosita membuka bajunya.

Mereka berdua pun melanjutkan acara lumatan bibir mereka dan saling memainkan payudara satu sama lain.
Nuraini melakukan tindakan yang sama dengan Asih.. yang sekarang sudah merebah di atas sofa.

Ia menindihnya dan menggesek-gesekkan payudaranya. Asih menerima ciuman Nuraini sepenuh hati..
Dan membiarkan lidahnya dipermainkan oleh wanita itu.

Mona dan Sinta sama-sama terlihat terkejut melihat aksi liar keempat istri itu.
Sinta yang sudah pernah berhubungan sesama jenis.. mulai meminta izin dari Mona untuk melakukan hal yang sama.

Fendi bisa melihat istrinya menggelengkan kepalanya enggan dan berusaha menolak.
Namun obat itu mulai merasuki dirinya.. dan ia hanya bisa pasrah saat Sinta melumat habis bibir lembutnya.

Para istri dengan kompak saling melucuti pakaian satu sama lain..
Dan dalam hitungan menit mereka sudah bertelanjang ria sambil bersenggama dengan wanita lain.

Sinta menjilati memek Mona yang mulai menikmati permainan dengan sesama wanita.
Ia memainkan putingnya penuh nafsu dan Sinta menyodok-nyodok memek Mona yang baru dishave dengan lidahnya.

Mela dan Rosita mulai mengubah posisi mereka menjadi 69.. dan saling menjilati memek satu sama lain.
Rosita sudah cukup ahli dalam menjilati memek wanita akibat sesi permainannya bersama Nuraini.

Mela mendesah panas dikobar asmara sambil berusaha menjilati memek Rosita.
Aroma pesing dan rasa yang gurih itu mulai memabukkan dan meracuni dirinya.

Nuraini memeluk Asih dari belakang dan menggesek-gesekkan payudaranya di punggung Asih yang mulus.
Ia mencumbu leher Asih mesra..
sambil tangannya mengobel-ngobel memek berjembut lebat milik Asih yang sudah sangat basah.

Seketika Asih meraung-raung panas dan memainkan payudaranya sambil merem melek.
Seperti hampur bersamaan waktunya..

Para suami yang sudah melucuti pakaian mereka memasuki ruangan.. setengah mengagetkan para istri.
Tetapi bukannya membubarkan acara mereka..
Para istri malah tersenyum dan berdiri dari sofa mereka masing-masing.

Perlahan mereka yang sudah setengah mabuk dan terbius obat..
mendekati para suami masing-masing dan menciumi mereka.
Beberapa bahkan tidak membuang waktu dan langsung berjongkok untuk menjilati batang para suaminya.

Sontak suasana ruangan berubah cukup ribut dengan erangan penuh nafsu para suami..
Diselingi bunyi decak serta ‘cekot cekot’ dan ‘slruput slruput’ yang dikeluarkan para istri.

Sebelum mereka mencapai klimaksnya..
Para suami melepaskan isepan dari istrinya dan membaringkan mereka di lantai.
Bersamaan.. para suami memulai aksi sodok-menyodok memek..!!

Mulai dari gaya misionaris.. doggy.. sampai woman on top di atas karpet milik Hassan.
Para istri mengerang hebat dan suami hanya bisa ngos-ngosan penuh nafsu.

“AHHHH.. AHHHHH.. CEPET.. FEN.. EMMMMH..!!” Mona mengerang hebat.
“Emmmmh.. emmmmmhhhh..” rintih Sinta yang ada di sebelahnya.

“Ahh.. pak.. ahhhh.. ahhhhhh..!!” Asih menggelinjang penuh nafsu.
“More.. emmmmh.. more.. emmmh.. harder.. yesss..!! Emmmmhh..”
Mela sibuk mendesah penuh nafsu menerima sodokan dari Santoso di lubang memeknya.

“UUUUUUUHHH.. YEAH..! EMMMMH.. OOOOHHH..!!”
Rosita memelintir klitoris dan putingnya dengan kedua tangannya..
Seiringan dengan genjotan Mario yang semakin cepat.

CROOOT..! CROOOT..!! CROOOT..!!! Setelah hampir bersamaan mencapai klimaks pertama mereka..
para suami mulai mengubah posisi.. mencari pasangan sesuai hati mereka.

Fendi mendekati Rosita yang sedaritadi sudah menarik perhatiannya..
Sedangkan Yosua mendekati Linda yang tidak kalah mengasyikkan.

“Hai.. Rosita..” sapa Fendi penuh nafsu.
“Eh.. mas Fendi.. mau main sama.. emh.. aku.. mas..?”
“Tentu saja.. cantik.. emmmhhh..”

Fendi menyelipkan tiga jarinya sekaligus dan mengobok-obok memek Rosita yang sudah sangat basah.
Bibir mereka bertautan dan lidah mereka saling bertempur.

Fendi menyodok-nyodokkan jarinya penuh nafsu.. di liang memek pilihannya tersebut.
”Nghhh..nghh..nghh..!” Sontak.. ulah Fendi itu makin menghentak gairah Rosita..

Sebentar saja erangan-erangan dan desahan nikmat full gairah birahi terlontar dari mulut Rosita..
Hingga tak berapa kemudian..
liang memek Rosita dirasanya kian membanjir oleh cairan nikmat.. akhirnya Fendi memasukkan batangnya.

Slebhh.. Jlebhh..!! Sodokan batang kontolnya melesak masuk.. membelah dan menjelujuri lorong liang vagina Rosita..
Tanpa basa-basi lagi.. Ia segera menggenjot tubuh montok Rosita dalam posisi misionaris.

Clebhh-crebbh-clebhh-crebbh-crebbh-clebbh-crebbh..!!
Bunyi perpaduan dua kelamin mereka mulai ramai terdengar.. seiring desah dan lenguh.. silih berganti..

Rosita mengerang hebat menerima serangan dari batang 18 cm milik Fendi. “OOOH.. emmmmh.. oooohhh..”
“Enak.. Ros..? Hmm..” tanya Fendi diantara tusukan penisnya.
“Ah.. enak banget.. mas.. emmmh..!!!”

Sekilas Fendi melirik Mona.. yang sedang digerayangi oleh Santoso dan Sunaryo sekaligus.
Kontol panjang Sunaryo sepertinya memberikan sensasi yang sangat besar bagi memek Istrinya itu.

Ia mengerang hebat dari posisi woman on top dengan menanggapi permainan tangan Santoso di buah dadanya.
“Ahh.. mas.. enak banget.. mas.. emmmh.. gede banget.. mas.. ahhh..”
“Iki yo enak.. mbak..! Emm.. emmmmhh..” sahut Sunaryo.

“Aku masukin dari belakang ya.. Sayang..”
Tanya Santoso sambil tangannya tak lepas meremas-remas payudara Mona.
“AAAHHH.. AHHHH.. HE-EH.. EMMMH..” Mona mengangguk mengiyakan.

Perlahan Mona membalikkan tubuhnya.. dibantu Santoso yang segera pula menyelipkan kontolnya ke dalam anus Mona.
Mona menggelinjang hebat dan mengigit bibir bawahnya penuh nafsu.

Mela mendekati Sunaryo yang sedang telentang dan menciuminya tiba-tiba.
Perlahan ia berjongkok di kepala Sunaryo dan tanpa aba-aba lebih lanjut.. slrupp.. slrupp..!!
Sunaryo menjilat habis memeknya dengan sepenuh hati.

CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------
 
:beer: .. eroS dooG
eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Part 5 Cerita 118..
Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:
 
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------

Cerita 118 – Klub Tukar Istri

[Part 06] – Sex Party..!!

Mela mendesah hebat..
dan mencium Mona yang sedang mengerang-ngerang keenakan.
Mona menerima lumatan Mela sepenuh hati.

Santoso semakin bernafsu melihat istrinya yang sudah mulai ketagihan bermain dengan sesama jenis.
“Ahh.. bo’ol kamu sempit banget.. Mona.. emmmmhh.. ahhhh.. ahhhh..” rintih Santoso.

“Does it feel good.. honey..? Hmm.. ahh.. ahh..” tanya Mela.
“It’s felt good.. baby..! Oooohh.. oooohhhhh..”

Di sebelah mereka.. Yosua menggenjot penisnya sepenuh nafsu.. untuk memuaskan Linda yang benar-benar hiperseks.
Wanita itu mengerang hebat dan meminta Yosua untuk menyodok memeknya lebih cepat.

“Ayo.. mas.. ahhh.. ahhhh.. lebih cepat.. emmmmh..”
“Kamu cantik banget.. Sin.. beneran.. emmmhhh..!!” Rintih Mario.
“Ahh.. genjot terus.. mas.. emmmh.. terus.. ahhhh..” balas Sinta.

Yosua melihat istrinya yang sedang bergulat dengan dua laki-laki keturunan luar.
Sinta sedang mengemut penis panjang Hassan yang beraroma khas orang keturunan Arab.

Hassan hanya bisa mengerang.. menghadapi lumatan maut Sinta yang mengisap habis penis 20 cm miliknya.
Dalam posisi jongkok.. Mario sedang berbaring terlentang di bawah sambil memainkan pinggulnya..
Menggoyang naik ke atas dan ke bawah.. untuk menyodok memek basah Sinta dengan kontol keturunan bulenya.

“Emmh.. penis Arab itu.. emmmh.. enak banget ya..?” Racau Sinta.
“Kamu suka.. Sinta..? Hmmm..” tanya Hassan bangga.
“Suka banget.. Pak.. mmmmmhhhh..” Sinta melumatnya semakin cepat.

“Emut terus.. iya.. seperti itu.. ooooh..” membuat Hassan mengerang keenakan jadinya.
“Emm.. memek kamu juga enak banget.. Sinta.. emmmmhhh..”
Kata Mario yang terus menggerakkan pinggulnya naik-turun.

“Kamu mau tukeran.. Mar..?” Tawar Hassan.
“Boleh..” Mario melepas penisnya dari bekapan liang memek Sinta.. kemudian berdiri.

Tanpa bergerak dari posisi sebelumnya..
Sinta memasukkan penis Hassan yang sekarang berbaring terlentang sambil merem melek ke dalam memeknya.
Ia juga mulai melumat batang Mario yang sudah basah oleh cairan vaginanya sendiri.

Sisi lain.. Robert duduk di sofa panjang dengan Asih dan Nuraini yang sama-sama sibuk menjilati batangnya.
Ia melenguh puas saat ujung penisnya dicium secara bersamaan oleh kedua istri itu.

Mereka memutar-mutar lidah mereka secara berbarengan di kepala penisnya.
Nuraini bergerak turun ke bawah dan menyedot-nyedot buah zakarnya..
selama Asih mulai mengisap semua penis Robert penuh nafsu.

“AHHHH.. enak banget.. emmmhh.. isapanmu.. emmmh.. Asih.. oooh..” erang Robert suka.
“Enak.. mas..? Aahh.. mas belum mau keluar kan..?”

Asih mengocok penis Robert sambil mengemut kepala penisnya yang sekarang sudah keluar dari kulupnya.
Nuraini mulai menjilati lobang bool Robert.. bahkan memasukkan sebuah jari ke dalamnya.

“Perih.. ahhhh.. Nur.. perih.. emmmhhh..” Robert merintih.
“Tapi mas suka kan..?” Asih melepaskan jilatannya dan mengangkang di depan Robert.

Ia menyodorkan memeknya untuk Robert jilat.. dan laki-laki itu tidak membuang-buang waktu.
Kepalanya ia majukan dan lidahnya mulai bermain liar.

Nuraini melepaskan permainan tangannya.. dan mulai memasukkan penis Robert ke dalam lubang anusnya sendiri.
“Ahh.. ahh.. ooooh.. jilat terus.. Pak Robert.. emmmmhhh..” desah Asih.

“Ahh.. goyangin dong.. Pak.. emmmh.. goyangin..” Nuraini meminta.
“Sabar.. sabar dong kalian.. emmmmhhh..” Robert melayani keinginan dua wanita cantik itu dengan senang hati.

Setelah waktu berlalu cukup lama.. dan mereka berganti-ganti berbagai macam posisi juga pasangan.
Akhirnya.. CROOOT..! CROOOT..!! CROOOT..!!! “AHHHHHHHH..!”
Para suami dan istri bejat itu mencapai klimaks mereka secara bersamaan.

Tanpa ada rehat yang berarti.. dan sebelum efek obatnya hilang.. mereka melakukan pergiliran kembali.
Hal itu terus terjadi sampai berkali-kali.
-------ooOoo-------

Fendi – Minggu pukul 07:50


Fendi membuka matanya dan melihat jam di sebelah kasurnya.
Kontolnya masih terasa ’sakit’ setelah mencoba semua istri para rekan kerjanya.

Ia memandang Sinta yang juga baru bangun.. dan terlihat sedikit kebingungan karena tidur sekamar dengannya.
“Emm.. Fen..?” Tanya Sinta ragu.

“Ada apa.. Sin..?” Sahut Fendi sabar.
“Kok aku bisa ada di sini..?”

Sinta menengok ke kiri dan ke kanan.. memastikan di mana dia sedang berada sekarang.
Fendi segera memeluknya dan menghadiahinya ciuman ringan bertubi-tubi di bibir.

”Kemarin malam kamu ngelindur masuk ke mari..!” Sahut Fendi berbohong.
“T-tapi.. kok.. kita t-telanjang..?” Sinta masih ragu.. tapi terlihat mulai tergoda oleh sentuhan Fendi.

”Kamu juga nggak sadar ngajak aku main..!” Jelas Fendi lagi.
Tangannya kini sudah bermain-main di atas gundukan dada Sinta yang bulat dan putih mulus.

”Lha terus istrimu..?” Sinta tampak semakin bingung.
“Nggak tau.. daritadi malam dia tidak masuk ke mari..”

Sinta tidak bertanya lagi.. karena Fendi sudah keburu menyambar bibir tipisnya..
kemudian melumatnya dengan hangat dan penuh nafsu.
Sementara tangannya masih terus menjelajahi bulatan buah dadanya yang membusung indah.

Fendi meremas-remasnya dengan lembut..
Hingga perlahan tapi pasti desahan nafas Sinta mulai terdengar semakin keras.

Rupanya obat perangsang yang diberikan oleh Rosita masih berpengaruh hingga hari ini.
Terbukti dari nafsu birahi Sinta.. yang sepertinya sudah tidak tertahankan lagi.

Dia langsung menciumi Fendi dengan bertubi-tubi..
tangannya langsung menggenggam dan mengocok-ngocok kontol Fendi yang kini juga sudah menegang dahsyat.

Tidak lama kemudian.. Sinta sudah mulai berjongkok untuk memulai babak pemanasan..
dengan mengecup dan mengisap penis Fendi dengan bibirnya yang mungil itu.

“Eghss.. ough..!!” Fendi merintih keenakan dibuatnya.
Diperhatikannya tubuh telanjang Sinta yang montok dan putih mulus itu..

Terlihat bibir vaginanya sudah menggembung dan sangat basah sekali.. siap untuk dimasuki oleh penisnya.
Tak ingin membuang-buang waktu..
Fendi segera membaringkan tubuh Sinta di atas ranjang dan mulai menindihnya.

Ia hujani perempuan cantik itu dengan kecupan dan jilatan di leher dan di bibir.
Sementara itu tangan Fendi terus bekerja di buah dada dan vaginanya.

Tidak lama kemudian.. Sinta sudah menggelinjang dan berteriak setengah berbisik..
"Mas.. ough.. cepat setubuhi aku.. Sekarang..! Aku sudah nggak tahan..!"

Fendi menyuruh Sinta agar membuka lebar kedua kakinya..
Hingga lubang vaginanya yang sudah dipenuhi oleh lendir kenikmatan terlihat jelas.

Tanpa basa-basi.. slebb.. blesskk..!! Dia segera memasukkan penisnya.. selanjutnya ia mulai menggoyang.
Hingga kemaluan mereka saling bertemu dan bergesekan. Clebb.. clebb.. slebb.. slebb.. crebb.. crebb..!!

Fendi merasakan lubang vagina Sinta semakin basah dan lembab karenanya.
Sambil terus menggerakkan pinggulnya naik-turun.. seperti orang sedang berkuda..

Tangan Fendi mulai bekerja di payudara Sinta yang terlihat semakin tegak menegang.
Ia memijit dan meremas-remas lembut disana dengan gerakan naik-turun pinggulnya semakin cepat..
sehingga penisnya dan vagina Sinta bergesekan semakin keras.

Karena vagina itu sudah begitu basah dan lengket.. gesekan itu jadi terasa begitu nikmat.
Kenikmatan ini ternyata membuat Sinta tak tahan hingga menjerit-jerit kecil tak lama kemudian..

"Ough.. ough.. ahh.. ahh..” Fendi tau kalau wanita itu sebentar lagi orgasme..
Langsung saja bibirnya bekerja di payudara Sinta yang membusung indah..

Sambil meremas-remas pelan..
Fendi mulai mengecup dan menjilati putingnya yang mengacung mungil kemerahan.

Perbuatannya ini ternyata membuat Sinta semakin menggelinjang dan tersengal-sengal..
"Ahh.. aughh.. terus.. Mas.. ohh..” rintihnya. Tidak lama kemudian.. dia mengejang dan menjerit keras..

"Mas.. arghh.. aku nggak tahan lagi.. ohh.. uhff..!!" Srrrr.. srrr.. srrr.. srrr.. srrr..!!
Dari dalam vaginanya memancar cairan hangat yang banyak sekali.

Fendi menerimanya sambil terus mengecup dan menjilati kedua puting Sinta yang kini tampak semakin memerah.
Saat deru orgasme itu mereda.. dengan ditandai Sinta yang mulai melemas kelelahan..

Fendi segera berbisik di telinga perempuan cantik itu.
"Sin.. aku pingin nyetubuhin kamu dari belakang.. coba kamu nungging sebentar.."

Tanpa banyak bicara.. Sinta melakukan perintah itu.
Dia membungkuk dengan kedua tangan berpegangan di sandaran tempat tidur..
Sementara pinggulnya terangkat tinggi tepat di depan kontol besar Fendi.

Slrupp..!! Menjilati vaginanya sebentar dari dari belakang.. Slebb.. jlebb..!! Clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-crebb..!!
Fendi kemudian mulai menusukkan penisnya dan langsung menggoyangnya maju-mundur begitu cepat.

Dirasakannya vagina Sinta masih cukup lembab untuk dipakai main satu ronde lagi.
Fendi memegang pinggang Sinta yang ramping untuk semakin cepat menggerakkan penisnya..
Badan Sinta sampai terguncang-guncang keras karenanya.

Tapi bukannya menolak.. wanita itu malah mulai mendesah dan merintih-rintih keenakan.
"Ough.. ohh.. ughh.. oughh lagi Mas.. lagi.. oughh..!!" Pintanya manja.

Sambil terus menggoyang dengan cepat dan bertenaga.. Fendi meraih payudara Sinta untuk diremas-remas.
Ia pilin putingnya yang kini terasa mengganjal kaku dengan penuh nafsu.

Akibatnya.. Sinta jadi menjerit-jerit lagi.. "Ughh.. ughh.. oughh..!!"
Teriakan itu ternyata makin membangkitkan gairah Fendi.. sehingga goyangannya menjadi semakin keras dan brutal.

Sinta jadi semakin menjerit-jerit nikmat karenanya.. pantatnya ikut bergerak-gerak..
seirama dengan gerakan pinggul Fendi yang liar.. desah nafasnya juga mulai tidak teratur..
Sementara badannya terus menggelinjang-gelinjang di bawah tekanan tubuh kekar Fendi.

Makin lama desahan Sinta menjadi semakin keras.. "Mas.. udah.. Mas.. ohh.. aku nggak tahan..”
Dia mulai mengejang. "Tahan dulu.. Sin..” bisik Fendi.. ”Sebentar saja..”

Fendi juga merasakan kenikmatan yang luar biasa.. kenikmatan yang akan membuatnya orgasme sebentar lagi.
Bisa ia rasakan cairan maninya mulai mengalir di batang penisnya.. terus mendesak ingin keluar..
hingga Fendi terpaksa harus memelankan goyangan pinggulnya kalau tidak ingin orgasme duluan.

Dan siasatnya itu berhasil. Saat ia menekan penisnya dalam-dalam ke vagina Sinta..
Wanita itu langsung mengejang dan menjerit.. "Ouhh..!!” Istri Yosua itu orgasme untuk yang keduakalinya.

Begitu juga dengan Fendi.. jlebb.. jlegh..!! Sambil mengejang dan memeluk tubuh Sinta kuat-kuat.
Crott.. crott.. crott.. crott..!! Air maninya menyemprot bertubi-tubi di dalam vagina Sinta yang basah.

Hingga mereka berdua merasakan sensasi orgasme yang luar biasa..
saat cairan mereka saling bertemu dan bercampur menjadi satu.

Beberapa detik kemudian.. mereka berdua terkulai lemas..
Tapi Fendi masih menciumi bibir dan leher Sinta dengan lembut.

Tangannya mengelus-elus kedua payudara Sinta.
Karena Fendi tau.. setelah orgasme.. wanita tidak ingin ditinggal begitu saja.

Sinta berbisik lirih di telinganya.. "Mona pasti bahagia banget punya suami kayak kamu Mas.. hebat di ranjang.."
Fendi hanya tersenyum kecut mendengarnya.

Sesudah itu mereka pergi mandi berdua dan beristirahat.. mengumpulkan tenaga..
Karena masih ada beberapa seks session lagi sebelum Mona balik lagi ke kamar.
-------ooOoo-------

Hassan – Minggu pukul 08:00


Mona.. Linda dan Hassan saling menyerang seru di atas tempat tidur.
Dengan nafsu menggelora dan nafas yang terdengar turun-naik menggiurkan..

Ketiganya langsung saling melepas pakaian sampai mereka semua telanjang bulat..
lalu memulai babak baru permainan segitiga tersebut.

Hassan berbaring telentang menghadap ke atas.. yang dengan cepat penisnya yang sudah setengah menegang..
disambar oleh Mona dan dimainkan dengan mulutnya. Ia mulai menjilat batang penis Hassan dengan penuh nafsu.

Sementara itu Hassan menarik pinggul Linda dan menempatkan wanita itu mengangkang tepat di atas wajahnya..
Sehingga daerah sekitar kemaluannya bisa terjangkau oleh lidah dan bibirnya..
yang sudah siap untuk mengisap dan menjilat lembut disana.

Permainan segitiga itu pun dimulai;
Mona mengkaraoke penis Hasan.. sedang Hassan memainkan lidah dan menyedoti daerah vagina Linda.
Suara desahan kini mulai terdengar memecah keheningan suasana sejuk pagi itu.

Decakan suara lidah Hassan yang bermain di permukaan vagina Linda..
mengiringi desahan wanita itu yang menahan nikmat dari arah selangkangannya.
Sementara itu Hassan sendiri mulai merasakan kenikmatan dari penisnya yang keluar-masuk di mulut seksi Mona.

Adegan itu berlangsung beberapa saat sebelum kemudian Mona dengan bernafsu..
mengambil posisi menunggang di atas pinggulnya dan langsung memasukkan penis Hassan ke dalam liang vaginanya.

Sleeep.. blessskk..! Penis besar dan panjang itu pun menerobos masuk dengan mudah..
karena vagina Mona memang sudah sangat basah sekali.

"Ahh.. enak..!!" Desah Mona.. begitu penis Hassan terasa membelah dinding vaginanya..
yang seperti terlalu sempit untuk menampungnya.

Lain halnya dengan Linda.. yang sejak pertama terus mendesah keras..
menahan kenikmatan yang diberikan Hassan lewat lidahnya..
Dengan menjilati seluruh dinding dan lorong alat kelamin wanita cantik itu.

Ukurannya tampak lebih longgar dari milik Mona..
Belahannya yang lebih lebar membuatnya jadi tampak lebih nikmat dan menggairahkan.

Mengimbangi kenikmatan dari lidah Hassan.. Linda kini meraih buah dada Mona yang bergelantungan..
berayun-ayun indah seiring gerakannya di atas pinggul Hassan.

Kedua wanita yang sama-sama cantik itu saling berhadapan dan saling meraih buah dada pasangannya..
untuk mulai dipijit dan diremas-remas lembut hingga membuat adegan percintaan mereka menjadi semakin panas.

"Ouhh.. Pak.. nikmat sekali..! Ohh.. sedot terus vaginaku.. Pak..! Ooh.. enak..!!"
Jerit Linda merasakan gerakan lidah Hassan di lubang vaginanya.

"Kamu mau rasain yang ini nggak.. Lin..? Uuh.. bakalan ketagihan kamu kalau udah kesentuh penis ini..!"
Mona menawarkan posisinya pada Linda.. yang sejak tadi sudah tampak tergiur..
oleh ukuran penis Hassan yang super besar dan panjang itu.

Linda tentu saja mengangguk kegirangan mendengarnya.. ia segera beranjak mengubah posisi mereka.
Matanya berbinar dengan perasaan setengah tak percaya..

Ia pandangi batang penis Hassan dengan takjub dan terkagum-kagum.
"Uhh.. besarnya penis ini.. Mon.. pantas kamu nggak mau keluar dari kamar Hassan sejak tadi malam..!"
Serunya menyindir. Mona tertawa mendengarnya. "Ayolah.. segera coba..!"

Ia menuntun pinggul Linda menuju ke arah penis Hassan yang masih tegang dan keras.
Namun sebelumnya..
ia menyempatkan diri menjilati vagina Linda yang tampak basah dan memerah menggairahkan itu.

"Aduh.. Lin.. bagusnya bentuk vagina kamu..!" Seru Mona sambil menjulurkan lidah ke arah kemaluan Linda.
"Iihh.. kamu.. Mon.. aku udah nggak sabar nih pengen ngentot sama Pak Hassan..!”

Katanya sambil menggenggam batang kemaluan Hassan kuat-kuat.
Hassan cuma tertawa saja melihat tingkah kedua wanita cantik itu.

Linda dengan gesit mulai menuntun penisnya hingga sampai ke permukaan vaginanya..
yang tampak basah oleh air liur Mona.. lalu.. sleeepp! Blesss!

"Auw.. Pak..! Vaginaku rasanya robek nih.. Aduuh..!" Jerit Linda..
Saat merasakan penis Hassan menerobos masuk liang vaginanya dengan begitu kencang dan cepat.

Begitu sempit lubang vaginanya hingga Linda merasakan sedikit perih..
seperti waktu perawannya dipecah di malam pengantinnya dulu.

Namun itu tidak lama.. karena beberapa saat kemudian.. ia mulai merasakan kenikmatan maha dahsyat..
dari penis Hassan yang mulai bergerak keluar-masuk dengan pelan di liang vaginanya.

Linda ikut bergoyang perlahan.. rasa perih telah berubah menjadi sangat nikmat.
"Uhh.. ahh.. ohh.. enak.. Pak.. Enak banget..! Baru pertamakali aku ngerasain penis segede ini..!
Ohh.. aku bakalan ketagihan kalau seperti ini.. Ohh..” Dia mulai mengoceh saat menikmati penis besar Hassan.

Sementara Mona kini ganti menikmati permainan lidah Hassan pada permukaan vaginanya..
yang berada tepat di atas wajah pria itu. Hassan sesekali menyedot keras klitorisnya..
yang memerah sebesar biji kacang di celah vaginanya hingga Mona berteriak geli.

Dia kembali saling meremas buah dada dengan Linda. Keduanya dalam posisi saling berhadap-hadapan.
Tangan Hassan pun tak mau ketinggalan.. bergilir diraihnya payudara montok kedua wanita yang menidurinya itu.

Sementara penisnya yang tegang terus keluar-masuk liang memek oleh gerakan naik-turun Linda di atas pinggulnya.
Goyangan wanita itu tak kalah hebat dengan Mona..

Linda sesekali membuat gerakan memutar dengan penis Hassan sebagai porosnya.
Namun itu hanya bertahan selama lima menit.. karena ketika Hassan ikut menekan pinggangnya ke atas..

Menghantam vagina Linda kuat-kuat.. wanita itu langsung berteriak panjang dengan vagina berdenyut-denyut keras.
Cairan kelamin tiba-tiba meluncur deras dari dasar liang rahimnya.

"Ohh.. Pak..! A-aku keluaarr.. Oohh enaknya..!!" Teriak Linda panjang..
Sebelum kemudian terkapar di samping Hassan dan Mona yang masih ingin melanjutkan permainan itu.

Hassan bangkit sejenak dan memberikan ciuman mesra pada Linda.. lalu mengatur posisi baru dengan Mona.
"Ayo.. Mon.. kita lanjutin mainnya." serunya pada istri Fendi itu.

”Kamu istirahat dulu ya.. Lin..” Mona menggantikan posisi Linda.
"Iya.. aku mau lihat kalian main.." Jawab Linda sembari berbaring memandangi Hassan dan Mona..
yang kini saling tindih meraih kepuasan.

Kedua orang itu sengaja menunjukkan gaya-gaya bermain yang paling hot..
hingga membuat Linda terheran-heran menyaksikannya.

Mona tampak bergoyang begitu gesit di atas tubuh gendut Hassan..
Smentara si Bos Arab memainkan buah dada Mona yang bulat besar.. yang bergelantungan indah di depan matanya.

Suara desah nafas yang saling memburu dari keduanya terdengar sangat keras dan terpatah-patah..
Akibat menahan kenikmatan dahsyat dari tautan alat kelamin mereka yang saling menggesek..
Beradu keras.. hingga menimbulkan decakan becek yang terdengar merdu.

Ooh.. bos suamiku ini begitu perkasanya..! Benak Linda berkata kagum..
Ia begitu heran melihat keperkasaan Hassan dalam bermain seks.

Begitu tegarnya laki-laki itu menggoyang tubuh montok Mona yang bahenol.
Hassan seperti tak tergoyahkan oleh lincahnya pinggul Mona yang bergoyang di atas tubuhnya dengan penuh nafsu.

Bahkan liang vagina Mona yang sudah punya dua orang anak remaja itu seperti tak cukup besar..
untuk menampung batang penis Hassan yang keluar-masuk bak lobak Jepang.

Bahkan kini hanya beberapa menit saja mereka bermain..
Mona sudah tampak tak dapat lagi menguasai jalannya permainan itu.

Wanita itu kini mendongak sambil menarik rambutnya..
untuk menahan rasa nikmat yang begitu dahsyat dari liang vaginanya.

"Auhh.. ohh.. mati aku.. Pak.. enak.. ohh.. ooh..!!” Teriak Mona sembari menggelengkan kepalanya..
ke kiri dan ke kanan dengan liar.. berusaha menahan rasa klimaks yang sudah diambang puncak.

Menyaksikan hal itu.. Linda lalu bangkit dan mendekati kedua orang yang sedang bermain cinta itu.
Hassan menyambutnya dengan mengulurkan tangan ke arah vaginanya..

Ia langsung meraba permukaan vagina yang masih basah oleh cairan kelamin itu..
Lalu dua jarinya masuk ke liang itu..

Kemudian mulai mengocok-ngocoknya dengan lembut hingga membuat Linda merasa sangat nikmat.
Wanita itu membalas dengan kecupan ke arah mulut Hassan hingga mereka saling mengadu bibir dan menyedot lidah.

Permainan itu menjadi seru kembali oleh teriakan nyaring Mona yang kini terlihat sedang berada di puncak kenikmatannya.
Goyangan tubuhnya menjadi semakin liar dan tak terkendali..

Sampai kemudian ia berteriak panjang bersamaan dengan menyemburnya cairan hangat dan kental dari rongga vaginanya.
"Ouuh.. aku keluar..! Aah.. enaak.. ooh..!!” Jerit Mona dengan tubuh terkejang-kejang.. sebelum kemudian lemas tak berdaya.
Ouh.. hebatnya laki-laki ini..! Benak Linda berkata kagum pada Hassan yang telah berhasil membuat Mona terkapar keenakan.

"Sialan.. aku kok cepat keluar kayak gini yah..!?"
Seru Mona sambil melepas gigitan bibir vaginanya pada penis Hassan yang masih keras dan perkasa.

"Kamu memang bener-bener jago.. Pak.. beri aku kesempatan lagi buat menikmati penismu.. ohh..!"
Ajak Linda pada Hassan.. setelah Mona selesai dan terbaring menyamping.

Ia kemudian berbaring pasrah.. membiarkan laki-laki keturunan Arab menindihnya dari atas.
Hassan sejenak memegangi kemaluannya yang masih tegang.. sebelum kemudian dengan perlahan..
mencoba dimasukkan lagi ke dalam liang vagina Linda yang sempit.

Linda mengangkat sebelah kakinya agak ke atas.. sehingga belahan vaginanya jadi nampak jelas..
Siap dimasuki oleh penis Hassan yang berukuran raksasa.

"Ohh.. pelan-pelan aja.. Pak.. Uuhh.. enaknya..!!" Pinta Linda..
sambil meresapi setiap milimeter pergesekan dinding vaginanya dengan batang penis Hassan.
Di atas.. Hassan mulai bergoyang dengan perlahan seperti yang diinginkan olehnya.

Linda meremas sendiri buah dadanya yang ranum.. sementara Hassan meraih kedua kakinya..
dan membentangkannya ke arah kiri dan kanan sehingga membuka selangkangan wanita itu lebih lebar lagi.

Tak ayal.. gaya itu membuat Linda berteriak kencang menahan nikmatnya penis Hassan..
yang terasa menusuk lebih dalam hingga membentur dasar liang vaginanya.

"Ahh.. ohh.. nikmat sekali.. Pak! Oouh.. enak. Genjot yang keras.. Pak..!
Ooh.. ampun enaknya.. Ooohh..” desah Linda setengah berteriak.

Pantatnya ikut bergoyang mengimbangi kenikmatan dari hempasan tubuh Hassan..
yang kian menghantam keras ke arah tubuhnya. Penis besar itu benar-benar memberinya sejuta rasa..
yang tak pernah ia rasakan sebelumnya bersama Robert.. sang suami.

Linda berusaha membalas dengan ikut menghempaskan tubuh dan pantatnya kuat-kuat..
Namun gerakan itu justru semakin membuatnya tak dapat bertahan lebih lama.

Kenikmatan maha dahsyat kembali menyelimuti dirinya..
ia menggapai puncak permainan untuk yang keduakalinya.

Dengan sepenuh tenaga..
Linda berteriak kencang sambil menghempaskan tubuhnya yang bahenol sekeras-kerasnya.
"Aow.. ohh.. aku keluar lagi.. Pak..!! Oohh.. enaknya..!!” Rintihnya berulangkali.

Hassan merasakan denyutan keras pada vagina perempuan cantik itu.. saat Linda menyemburkan cairan hangat..
hingga memenuhi rongga vaginanya.. membuatnya jadi sangat licin dan basah..

Tapi hal itu jadinya terasa begitu nikmat..
Hingga Hassan semakin terangsang untuk terus menggoyangkan pinggulnya kuat-kuat.

"Auw.. geli.. ampun.. Pak..! Aku nyerah deh.. lepasin aku dong.. geli..!!" Teriak Linda memohon pada Hassan.
Dengan sedikit perasaan kecewa.. Hassan terpaksa menghentikan gerakannya..

Dia melepaskan pelukannya pada pinggul Linda yang langsung saja terjatuh lemas.
"Ohh.. aku nggak kuat lagi.. Pak.. Bapak hebat.. sudah duakali bikin aku keluar. Benar-benar jantan.. ohh.. nikmatnya..!!"
Lanjut Linda sambil membelai kemaluan Hassan yang masih saja tegak belum tergoyahkan.

Dikecupnya kepala penis itu dengan lembut sebelum meraih batangnya dan tanpa diminta..
Clropph..!! Clokh.. clogh.. grogh.. grokh..!! Langsung mengkaraoke kontol gede laki-laki itu.
Hassan tersenyum melihatnya.. ia belai-belai rambut panjang Linda begitu mesra.

CONTIECROTT..!!
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
:kopi: .. eroS dooG
eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Part 6 Cerita 118..
Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:
 
----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------

Cerita 118 – Klub Tukar Istri

[Part 07] – Epilog..

Sementara Mona
juga tampak terpaku menyaksikan kehebatan Hassan..
Tak pernah sebelumnya ia bayangkan.. seorang lelaki tua seperti Hassan..
bisa membuat dua orang wanita paruh baya seperti dirinya dan Linda menyerah pada keperkasaan dan kejantanannya.

Bahkan ia telah membuat Linda meringis dan memelas memohon ampun.. meminta untuk berhenti.
Betapa dahsyatnya keperkasaan laki-laki itu.

Dilihatnya jam dinding.. sudah jam sembilan pagi. Hassan sanggup bertahan selama itu..
Oohh betapa hebatnya..! Batin Mona dalam hati.

Satu jam lebih laki-laki itu mampu bertahan dari serangan ganas kedua wanita cantik yang mengelilinginya.
Kini dengan sisa tenaganya.. Linda dan Mona kembali mencoba memuaskan Hassan.

Bergilir mereka melakukan 'karaoke' sambil menunggu saat di mana vagina mereka siap untuk dimasuki kembali.
Secara bergilir.. Linda dan Mona juga memberi kesempatan pada Hassan untuk menjilati daerah kemaluan mereka.

Setelah beberapa saat.. barulah mereka siap untuk memulai lagi babak baru permainan segi tiga itu.
Masih bergilir.. kedua perempuan itu saling menukar posisi untuk mengimbangi kekuatan Hassan.

Bergantian mereka meraih kenikmatan dari penis besar sang Boss perkasa itu..
Beragam gaya mereka pakai agar tidak cepat keluar. Namun keperkasaan Hassan memang benar-benar dahsyat.

Sehingga salahsatu dari mereka.. yaitu Mona.. kembali terkapar meraih puncak kenikmatan untuk yang keduakalinya.
"Ohh.. Lin.. sebentar lagi aku keluar..!!" Kata Hassan tiba-tiba..
saat memulai permainannya dengan Linda setelah menyudahi perlawanan Mona.

"Ohh.. Bapak kuat sekali..! Kalau nggak keluar sekarang.. mungkin aku dan Mona nggak sanggup lagi.." rajuk Linda manja.
"Iya.. nggak akan aku tahan lagi.. ayo.. ini dia..!" Ajak Hassan sembari memeluk tubuh bugil Linda.

Kemudian.. slebb.. blessp..! Langsung menusukkan kemaluannya dalam liang vagina wanita cantik itu.
Mereka kembali bermain.. tapi kini dengan gerakan pelan dan mesra seperti dua orang yang saling jatuh cinta.

Diiringi kecupan dan remasan pada payudara Linda yang ranum..
Hassan terus berusaha meraih kepuasannya secara maksimal.

Hingga beberapa menit kemudian.. ia tampak mulai mempercepat gerakannya..
Secara bersamaan dengan Linda yang juga mengalami hal yang sama.

"Lin.. aku mau keluar.. Ooh.. goyang yang keras..! Oohh..!!”
Terdengar Hassan menjerit pelan meresapi kenikmatan dari tubuh bugil Linda.

"Aku juga.. Pak.. oh.. enak.. nikmatnya..!!" Jerit Linda tak mau kalah.
Mona yang sejak tadi hanya melihat.. kini mulai bangkit dan bergeser mendekati Hassan.

"Cabut.. Pak. Sini.. semprot ke mukaku.. aku pingin minum sperma Bapak..!" Teriaknya.
"Baik.. Mon.. ohh.. ini.. minum semuanya.. Oohh..!!"
Sahut Hassan sambil berdiri di hadapan Mona yang mendongak tepat di bawah penisnya.

Lebih dari empatkali ia menyemprotkan cairan pejuhnya ke mulut Mona yang menganga..
kemudian langsung ditelan oleh wanita cantik itu.

Tak ketinggalan.. Hassan juga menumpahkan sisanya ke muka Linda yang masih tergolek lemas di sampingnya.
Wanita itu pun menyambut dengan membuka lebar mulutnya..

Ia bahkan meraih batang penis Hassan dan mengocoknya dalam mulut..
Sehingga seluruh sisa cairan sperma laki-laki itu habis ia telan.

Akhirnya tergapai juga puncak kenikmatan Hassan yang sudah ditunggu begitu lama.
Dengan diiringi desisan panjang dari mulut Linda..
Mereka bertiga terkapar lemas dan tak sanggup lagi melanjutkan permainan itu.

Ketiganya kini saling bercanda-ria setelah berhasil meraih kepuasan masing-masing.
Saat itulah Mona bertanya kepada Linda..

”Kamu darimana aja.. bukankah sudah daritadi aku SMS aku suruh kemari..?”
Linda tersenyum.. ”Ehm.. aku harus bantu masak dulu di dapur..”

”Siapa aja yang masak..?” Tanya Mona.
”Asih sama Rosita..” jelas Linda.

Hassan menengahi keduanya. “Aku tidak yakin kalau mereka berdua benar-benar memasak..” katanya.
Mona dan Linda mengangguk membenarkan.

Situasi saat ini memang tidak memungkinkan bagi seseorang untuk berbuat normal.
-------ooOoo-------

Rosita – Minggu pukul 09:10


Di dapur.. sambil terus memasak.. sesekali bibir Asih mendarat di bibir Rosita yang ranum.. begitu pula sebaliknya.
Rosita membanggakan masakan Koreanya.. sisa daging di kulkas dia buat Bulgogi.. fillet kakap sisa kemarin..
diubah jadi Modum Unthang.. untuk penyegarnya dia buat Kimchee. Rosita memang pintar memasak.

Asih memperhatikan sambil memeluk pinggang Rosita mesra dari belakang..
Sesekali tangannya juga mendarat di payudara ranum perempuan cantik itu.. dan meremas-remasnya lembut di sana..
membuat Rosita sedikit merintih dan menggelinjang dibuatnya.

Saat semua masakan sudah tersaji di meja siap untuk disantap.. Asih segera memepetkan Rosita ke tembok dapur..
dan langsung melumat bibirnya dengan penuh nafsu.

Rosita menyambutnya dengan tak kalah bergairah. Mereka saling melumat dan bertukar lidah dan air liur.
Tangan-tangan mereka juga saling meremas.. mulai dari bokong.. paha hingga payudara..
Terkadang juga mencubit kecil atau mencakar bagian-bagian erotis di tubuh mereka berdua.

Saat sedang asyiknya berpagutan.. terdengar derap langkah kaki lembut mendekat.
Mereka segera berpaling.. ternyata Mela yang datang.

"Eh.. maaf.. aku mengganggu ya..?" Istri Santoso itu nampak kaget.
"Ee.. nggak kok.. silakan.. Mbak.." Rosita cepat menyahut.. merasa tertangkap basah.

Tetapi Asih justru tidak.. dia malah bertanya pada Mela dengan santai. "Mau join..?" Tawarnya.
Rosita kaget mendengarnya. Tapi lebih kaget saat mendengar jawaban Mela yang disertai senyuman manisnya.

"Oke.. kenapa tidak..? Kalian berdua sangat cantik dan menarik hatiku.
Sejak kemarin aku sudah berniat untuk mengajak private party seperti ini..”

Kata Mela sambil berjalan mendekat.. hingga Asih bisa meraih pinggulnya..
Dan langsung mendaratkan bibirnya di bibir perempuan cantik dari Singapore itu.

Pagutan itu disambut Mela dengan panas.
Dia memutar-mutar kepalanya untuk mendapatkan lumatan yang lebih dalam dari Asih.

Dan Asih tidak cuma menggunakan mulutnya.. ia juga mulai merogoh buah dada Mela yang bulat besar..
kemudian langsung meremasinya dengan penuh nafsu. Lenguhan dan desahan Mela sontak terdengar.

Ia berupaya membalas dengan menggapai pantat bulat Asih dan meremasinya tak kalah keras.
Rosita yang melihat semua itu jadi ikut terhanyut.
Ia jadi tidak menolak saat Asih mendorong tubuh Amel untuk ganti memeluknya.

Dengan nakal.. tangan Mela langsung merogoh BeHa dan meremasi buah dada Rosita..
membuatnya menggelinjang dalam nikmatnya birahi cinta segitiga itu.

Terus terang.. bermain bertiga macam ini bukan hal yang pertama bagi Rosita..
Tetapi melakukannya secara terang-terangan seperti ini merupakan sensasi tersendiri baginya.

Asih yang sudah tak mampu menahan diri lagi.. mulai melepas celana pendek yang dikenakan oleh Mela.
Diperosotkannya benda itu hingga ke ujung betis.. menampakkan celana dalam Mela yang putih bersih..
membungkus bokong sensualnya yang bulat besar.

Cuph.. crlupp..!! Asih langsung menciumi bokong seksi itu.
Hidungnya didesak-desakkan ke tepian celana dalam Mela..
seakan ingin meraup seluruh aroma bokong perempuan cantik itu.

Diperlakukan seperti itu.. Mela kontan mendesis dan memagut bibir Rosita dengan sangat binalnya.
Dia melampiaskan kenikmatan ciuman Asih di bokongnya dengan cara melumat dalam-dalam mulut Rosita.

Rosita yang menerima kenikmatan itu.. membalas dengan meraih vagina Mela dan mengusapnya lembut..
sambil salahsatu tangannya tetap meremas dan memijiti buah dada perempuan cantik itu.

Di ruang tengah.. tampak Santoso.. Sunaryo dan Mario tengah sibuk berbincang-bincang..
tanpa tau apa yang tengah dilakukan oleh istri-istri mereka.

Makin malam.. permainan menjadi semakin panas.
Asih sudah melepas celana dalam Mela dan sekarang menenggelamkan wajahnya ke celah bokong istri Santoso itu.

Mela yang tak tahan diperlakukan seperti itu..
meraih kepala Asih dan mendesakkannya ke celah pantatnya agar wajah Asih semakin dalam tenggelam.

Bokong dan pinggul Mela bergoyang maju-mundur dan sedikit naik-turun..
menahan geli akibat jilatan dan kecupan Asih di celah bokongnya.

Rosita menyusul dilanda ketidak-sabaran pula. Merasakan lebatnya jembut Mela pada telapak tangannya..
Ia jadi sangat tergoda untuk bergerak jongkok dan mulai menciumi vagina wanita cantik itu.

Rosita langsung membenamkan wajahnya ke selangkangan Mela..
Bibirnya dengan buas menjemput memek Mela yang tersembunyi di balik jembutnya yang tebal.

Rosita bergidik saat hidungnya menyergap bau vagina Mela yang sangat wangi..
Tanda kalau benda itu begitu bersih dan terawat.
Dengan cepat lidah Rosita berusaha mencari kelentit Mela untuk ia isap dan jilat-jilat penuh nafsu.

Diserang dari dua arah seperti itu membuat Mela mendesah dengan hebatnya..
Sambil pinggul dan pantatnya terus menggelinjang-gelinjang menahan terpaan nikmat birahi sensualnya.

Rosita merasakan cairan birahi Mela yang asin mulai meleleh keluar dari lubang vaginanya.
Dengan tangannya.. Rosita mulai melakukan eksplorasi pada lubang kemaluan itu.

Cleppp.!! Ia tusukkan dua jarinya ke vagina Mela yang semakin basah memerah.
"Ngghhhhh..aaahhh..!!" Mela langsung melenguh disertai jambakan kuat pada rambut Rosita yang ikal panjang.

Semakin tergoda.. Rosita menyodokkan jari-jarinya semakin keras ke lubang itu..
sambil lidah dan mulutnya terus beraksi dengan mengulum dan menciumi kelentit Mela kuat-kuat.

Sementara.. Asih juga sudah demikian asyik menjilati dan mengecupi lubang anus Mela dari arah belakang.
Serangan gencar itu membuat Mela menjerit dan merintih-rintih semakin keras.

"Sudah.. sudah.. aku nggak tahan lagi.. sudah.. sudah..” terdengar permohonannya penuh harap.
Asih menghentikan desakan lidahnya di lubang dubur Mela dan segera bangkit berdiri..

Demikian pula dengan Rosita.. ia melepaskan tusukan dan jilatan lidahnya di lubang memek Mela.
Tenyata keinginan mereka sama.. Rosita dan Asih langsung berpagutan mesra.

Rosita bisa mencium aroma bibir Asih yang barusan tenggelam di belahan pantat Mela..
Sementara Asih berusaha mengisap mulut Rosita yang sebelumnya juga tenggelam dalam lubang memek Mela.

Rasanya mereka bertiga memerlukan tempat yang lebih mungkin untuk menyalurkan hasrat.
Berpikir begitu.. Asih langsung bangkit dan menarik tangan Rosita diikuti oleh Mela.
Mereka pindah ke kamar depan yang masih kosong.

Di ruang tengah.. para suami bertepuk tangan riuh saat melihat kondisi mereka.
Nuraini sebagai satu-satunya wanita yang ada di ruang tengah.. sebenarnya ingin ikut.. tapi dilarang oleh Mario.

“Kita punya rencana tersendiri untukmu..” kata suami Rosita itu. Nuraini pun menurut.
Diperhatikannya Asih.. Mela dan Rosita yang menghilang di kamar depan.

Sebelum dia sempat bertanya rencana apa yang dimaksud oleh Mario.. Yosua dan Robert sudah memepet tubuhnya..
dan mulai meremasi payudaranya satu per satu.

Mengerti permainan apa yang dimaksud oleh Mario.. Nuraini pun tersenyum.
“Baik.. siapa yang maju duluan..!?” Tanyanya menantang. Tentu saja Mario yang pertamakali mengajukan diri.

Pria bertubuh subur itu langsung menciumi bibir Nuraini bertubi-tubi..
Dia melumatnya dengan rakus..
sambil tak lupa meremas-remas bulatan payudara Nuraini yang menggantung indah di depan dadanya.

Sebagai wanita keturunan Arab.. Nuraini memang mempunyai bongkahan dada berukuran raksasa..
Itulah kenapa dia dipilih oleh para suami sebagai sasaran gangbang pagi itu.

Yosua ikut-ikutan menjamah tubuh Nuraini.. disambung kemudian oleh Robert..
Hingga akhirnya semua laki-laki merubung untuk menyentuhnya. Ah great..! The party has just begun.

Nuraini asyik berciuman dengan Mario saat Sunaryo dan Santoso bergantian menjilati kedua payudaranya.
Tangan kiri Nuraini asyik mengocok penis Yosua.. sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan batang Robert.

Baru kali ini Nuraini merasakan gejolak yang luar biasa.
Setiap jengkal tubuhnya seperti dimanja oleh sentuhan mereka.

Kelima pria itu kemudian bertukar posisi.
Sunaryo dan Santoso yang puas menjilati payudara Nuraini.. kini minta untuk dikocok.
Sementara ciuman Mario telah turun ke bawah.. ia menjilati vagina Nuraini dengan penuh nafsu.

Yosua dan Robert yang tidak mendapat tempat.. cuma bisa duduk memperhatikan..
sambil tak henti-hentinya meremasi payudara Nuraini yang bulat besar.

Begitulah.. mereka terus bertukar posisi hingga tak terasa setengah jam telah berlalu.
Mario yang sudah tidak tahan.. segera menembus lubang vagina Nuraini dengan penis besarnya.

Ia menaruh tubuh Nuraini di atas pangkuannya hingga saat dia menggoyang..
Teman-temannya masih bisa meraba dan menggerayangi tubuh Nuraini yang montok dan putih mulus itu.

“Ahhh..!!” Nuraini melenguh menerima kenikmatan yang diberikan oleh Mario..
Laki-laki itu memang hebat sekali memainkan temponya.
Penisnya yang berukuran besar terasa memenuhi vagina Nuraini.

Setelah Mario.. gantian Yosua yang menghujamkan penisnya. Meski tidak sebesar punya Mario..
Tapi penisnya cukup keras dan panjang hingga Nuraini merasa Yosua bisa mencapai relung vaginanya yang terdalam.

“Ahh.. ahh.. terus.. Yos.. ahh..”
Nuraini mendesah merasakan batang Yosua yang memijit-mijit dinding vaginanya. Uh.. nikmat sekali.

Saat dia sudah hampir kehabisan nafas.. Sunaryo tiba-tiba kumat gilanya..
dia menghujamkan penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan punya Yosua ke dalam vagina Nuraini..
Padahal di sana masih ada penis Yosua.

Kini total ada dua penis yang memenuhi lubang rahim Nuraini.
Kalau saja bukan orang Arab.. pasti vaginanya sudah robek diperlakukan seperti itu.

“Ahh..!!” Nuraini melenguh nikmat merasakan serbuan itu..
Ia sampai menggigit tangan Yosua yang sedang memeluknya dari belakang karena saking enaknya.

“Ahh.. ahh.. ohh..!!” Istri Hassan yang cantik itu melenguh semakin kencang saat birahinya semakin memuncak.
Tapi langsung terdiam begitu Robert menyumpal mulutnya dengan penis. Mmm.. nikmat sekali.

Nuraini segera mengulum dan memainkan penis itu bergantian dengan punya Santoso yang juga ikut disodorkan.
Dia mengisap dan menjilati keduanya makan seperti makan eskrim.

Robert dan Santoso yang menerimanya sontak mengerang keenakan.
Mendengarnya.. Nuraini merasa birahinya jadi semakin memuncak.
Dan.. ah.. ia pun mencapai orgasmenya yang pertama.

Yosua dan Sunaryo mencabut penis mereka pelan-pelan..
Membiarkan air cinta Nuraini meleleh keluar membasahi lantai.
Kemudian gantian mereka memasukkan penis ke mulut istri Hassan itu.. meminta untuk dijilat dan dikulum.

Di bawah.. giliran Robert yang bergumul dengan vagina Nuraini. Dengan lincah lidahnya menari-nari..
Membangkitkan kembali gairah Nuraini yang sedikit terkuras oleh nikmat orgasmenya.

Mereka terus berpesta.. bergumul dan berganti-ganti posisi.. hingga akhirnya Mario memberikan ide gila.
Dia meminta Nuraini untuk berbaring di atas meja..
Kemudian tubuhnya yang sintal dan montok dibaluri krim yang entah darimana ia dapatkan..

Tak lama berselang.. dengan buas kelima orang itu melumat tubuhnya dengan lidah mereka.
Ahh.. nikmat sekali rasanya. Nuraini merasa seperti ratu yang dimanja oleh gundik-gundiknya.

Tak hanya menjilat.. mereka juga mencumbu seluruh permukaan kulit tubuh Nuraini.
Yosua dengan pintar menjelajahi bagian payudaranya.
Suami Sinta itu berduet dengan Santoso untuk menjilati puting Nuraini secara bergantian.. kiri dan kanan.

Sementara Mario.. Robert dan Sunaryo sibuk berebutan mengeroyok vagina dan pantat Nuraini..
Membuat wanita cantik keturunan Arab itu jadi ingin meleleh dibuatnya.

Sudah tigakali ia orgasme dengan permainan ini..
Namun mereka terus asyik melumat dan menjamah tubuhnya tanpa henti.
Gila.. sungguh-sungguh sangat menggairahkan..!

“Sshhh.. arghhh..!!” Untuk
yang keempatkalinya Nuraini mencapai orgasme saat Mario menjilati lubang vaginanya dengan rakus.

Karena tak tahan.. ia pun bangkit. Tubuhnya sudah basah oleh air liur mereka.
Nuraini melirik ke jam di dinding.. sudah pukul 10:57. Sebentar lagi waktunya makan siang.

“Sebentar ya..” Dengan tubuh lemas Nuraini mengirim SMS ke semua wanita yang ada di kamar..
untuk meminta bantuan.. ia tidak bisa mengatasi kelima pria itu sendirian.

Saat Mario ingin protes.. Mona sudah datang dan menghampirinya.
Tubuhnya yang montok hanya dibalut celana dalam mini tanpa beha..
Memperlihat gundukan payudaranya yang memerah akibat cupangan rakus Hassan.

Mario jadi tidak bisa membantah lagi. Begitu juga dengan pria-pria lain yang ada di sana..
saat melihat Sinta.. Rosita.. Linda.. Asih.. dan Mela berhamburan menghampiri mereka.

Kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.
“Oke semua.. this is the real party. Enjoy it..!” Seru Nuraini pada semuanya.

Bagai pasukan yang dikomando.. para suami langsung mencari pasangan..
Dan memilih tempat masing-masing untuk melepas birahi. Tentunya bukan dengan istri masing-masing.

Mario menghampiri Nuraini.
“Sepertinya kamu tidak punya pasangan..” desahnya seraya mencium bibir Nuraini penuh nafsu.
Pria macho itu langsung menggendong tubuh Nuraini dan membawanya ke dalam batroom.

Mario mendudukkan Nuraini di atas meja wastafel dan mendekap tubuhnya..
hingga dadanya menempel ketat di payudara Nuraini yang bulat besar.

Terasa hangat sekali saat Mario mulai menciumi leher dan bahunya habis-habisan.
Gairah Nuraini kembali naik.

Dengan lembut Mario mendorongnya hingga ia setengah berbaring di atas meja wastafel.
Kemudian dengan liar laki-laki itu menjelajahi tubuh Nuraini dengan lidahnya.

Dengan pintar Mario mencumbui puting susu Nuraini yang merah menggoda.
Dia mencucupnya satu per satu hingga membuat benda mungil itu menjadi bertambah kaku dan keras.

Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan kemaluan Nuraini yang sudah sangat basah dan lembab.
Perbuatannya itu membuat Nuraini sampai harus meremas-remas rambut Mario untuk menahan kenikmatannya.

“Sshh.. ohhh..!!” Nuraini mendesah merasakan tangan Mario yang kini masuk ke dalam lubang vaginanya.
Sementara bibir dan lidah laki-laki itu tak henti-henti mencumbui puting susunya.

Mario memang lihai sekali memainkan tempo.
Tak sampai limabelas menit.. jari-jari Mario berhasil membuat Nuraini klimaks.

Setelah memeluk dan mencium laki-laki itu..
Gantian sekarang dia yang turun ke bawah untuk menikmati penis Mario yang besar dan aduhai.

Dengan lincah Nuraini mulai menjilati dan mengulumnya.
Mario menikmatinya dengan mengusap-usap rambut Nuraini penuh nafsu..

Sesekali ia juga menggesek-gesekkan batang penisnya ke mulut wanita cantik itu..
kalau Nuraini mengisap dengan gemas.. membuat Nuraini jadi semakin liar saja melumatnya.

Sambil mengulum.. tangan Nuraini juga memainkan buah zakarnya.
Tak tahan.. Mario mengusap-usapkan penisnya ke sekujur wajah Nuraini.
"Ahh.. nikmat sekali," laki-laki itu mendesah.

Nuraini yang juga sudah gatal.. segera mengatur posisi tubuhnya.
Ia menungging dengan berpegangan di meja wastafel.

Dari belakang.. perlahan-lahan Mario menyelipkan batang penis jumbonya ke dalam liang vagina Nuraini.
"Ahhh..!!” Desah Nuraini saat penis Mario amblas seluruhnya.. tertelan oleh liang vaginanya yang sempit dan ketat.

Slebb.. slebb.. slebb.. slebb.. slebb..!! Pelan-pelan Mario mulai memaju-mundurkan batang penisnya..
Sambil kedua tangannya yang kekar meremas-remas payudara Nuraini yang menggantung indah.

“Ahh.. ahh.. enak sekali.. Mas.. ahh..” Nuraini mendesah merasakan tubuhnya yang seakan ingin meledak..
akibat menahan rasa nikmat yang sungguh luar biasa ini.

Baru kali ini ia merasa seperti ini.. hingga tak lama kemudian.. ia pun mencapai klimaks. “Ahhh..”
Mario mencabut batang penisnya.. memberi kesempatan bagi Nuraini untuk menyemprotkan cairan vaginanya.

Masih dalam posisi berdiri.. Nuraini memeluk tubuh kekar Mario.
Sambil menciumi dadanya yang bidang ia berbisik.. “Gila.. kamu hebat banget.. Mas.. mhhh..”
Desah Nuraini seraya melumat bibir tebal Mario.

Mario lalu menggendong tubuhnya sambil mulai melumat payudara dan puting susu Nuraini. Ah.. asyik sekali.
“Mbak.. aku mau sambil berdiri ya..?” Desah Mario di telinga Nuraini. Nuraini mengangguk.

Tanpa kesulitan.. Mario kembali menyelipkan batang penisnya yang masih keras..
melesak masuk membenam ke dalam liang vagina Nuraini yang sudah becek membara.

Mereka bermain dalam posisi berdiri.
Berat badan Nuraini membuat penis Mario menancap semakin dalam di liang vaginanya.
Ahhhh..!! Nikmat sekali rasanya.

Entah berapakali Nuraini dan Mario saling melepas nafsu di kamar mandi.
Tubuh Nuraini sampai lemas karena terlalu sering orgasme. Mario yang masih stay cool duduk di atas toilet..

Sementara Nuraini duduk di pangkuannya sambil merebahkan tubuh di dada Mario yang bidang.
“Hhh.. kamu gila.. Mas.. hebat banget sih..!!” Cetus Nuraini sambil mencubit hidung Mario mesra.

Mario tersenyum sambil mengusap rambutnya.
“Kita keluar yuk.. kayaknya pada berisik banget di luar..” ajak Mario tiba-tiba.

Nuraini mengangguk setuju. Memang sejak tadi di luar kamar mandi tersebut berisik sekali.
Suara lenguhan..
Desahan.. sampai jeritan manja.. sayup-sayup terdengar saat Nuraini berpacu dengan Mario di kamar mandi.

Betapa terkejutnya Nuraini ketika melihat pemandangan di luar..
Para suami tersebar di berbagai sudut ruangan.. asyik berbagi kenikmatan dengan istri-istri sahabatnya.

Mona dan Sinta yang selalu kompak.. tampak sibuk memuaskan Santoso di salahsatu sofa.
Sementara Linda juga sibuk menggumuli Yosua.

Rosita yang paling cantik.. jadi rebutan antara Robert dan Sunaryo.
Tapi segera dimenangkan oleh Sunaryo.. begitu Robert disandera oleh Mela dan Asih.

Nuraini geleng-geleng kepala melihat semua itu. Ia memeluk tubuh Mario yang masih berdiri di sebelahnya.
Tak lama berselang keduanya pun segera bergabung dengan mereka.

Entah berapa jam lamanya keduabelas orang itu larut dalam pesta seks yang gila..
Mereka berganti-ganti pasangan seenaknya.. yang penting tidak dengan istri atau suaminya sendiri.

Bahkan tak jarang.. satu pria dikeroyok oleh tiga wanita atau lebih.. begitupula sebaliknya.
Dan entah berapakali pula mereka orgasme.

Yang jelas.. tubuh mereka sudah sama-sama basah oleh sperma dan keringat..
Entah itu sperma siapa atau keringat siapa.. tidak ada yang tau. F(. )I( .)N
--------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------------

End of Cerita 118..


Sampai Jumpa di Lain Cerita .. Adios.. :ciao:
 
Bimabet
Mantap ceritanya bang. lah kok tamat
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd