Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------------------------------

Cerita 19 – Lomba Seks Dengan Tetangga

Cerita ini
berawal ketika waktu aku dan istriku pindah ke sebuah rumah kontrak..
atau bisa juga disebut dengan rumah kos di sebuah kota besar.. sebut saja kota X..
Di mana aku harus pindah ke kota itu karena tempat kerjaku menugaskanku untuk menjadi kepala cabang di kantor yang baru.

Kost yang kami tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga..
Oleh sebab itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada.

Sudah sebulan kami tinggal di sini.. aku dan istriku sudah mulai terbiasa bergaul dengan para tetangga kost kami.
“Pagi mas Ridwan. Berangkat kerja..?” Sapa seorang perempuan.
Dia adalah istri tetangga kost kami yang bernama Susno.. perempuan ini sendiri bernama Safarah.

“Iya nih mbak. Mau bareng..?” Tanyaku kepada Safarah atau mbak Farah.. begitu kami biasa menyapanya.
Memang lokasi kerjanya berdekatan dengan kantorku.

Mbak Farah lalu mengangguk tanda setuju..
“Boleh mas. Tapi nggak apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ridwan..? Ntar mbak Nia marah lagi..” kata mbak Farah kepadaku.
Aku hanya tertawa karena saat itu Nia.. istriku juga berada di sampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan mbak Farah.

Aku dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah 1 tahun lalu dan belum dikaruniai seorang anak.
Istriku Nia berusia 27 tahun.. 2 tahun lebih muda dariku.
Sementara itu pasangan Susno dan Safarah berusia sekitar 32 tahun dan 29 tahun. Jadi bisa dibilang mbak Farah itu seumuran denganku.

Suaminya.. Susno memang tidak bekerja karena sudah satu tahun ini dia di PHK..
Maklum.. sedang krisis ekonomi jadi banyak PHK di mana-mana.

Dulunya dia bekerja di perusahaan plastik.. sementara istrinya bekerja sebagai pegawai perusahaan keuangan..
yang cukup terkenal di Indonesia walaupun dia hanya sebagai bawahan.

Sesampainya di kantor aku berpisah dengan mbak Farah yang memang berjalan kaki dari kantorku menuju kantor tempat dia bekerja.
Beberapa karyawan melirik ke arah kami dan aku yakin mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya perempuan yang dibawa atasannya itu.

Aku sih tidak ambil pusing karena memang pada dasarnya Safarah memang cukup cantik walaupun tidak secantik istriku.
Namun bodynya memang lebih yahud dan berisi.

Terutama buah dadanya yang sedaritadi kuperhatikan sekitar F-Cup jauh lebih besar dibandingkan istriku yang cuman C-Cup.
Ah.. ada apa dengan diriku ini..? Kenapa aku malah kepikiran mengenai tubuh istri orang.
Akhirnya aku masuk juga ke gedung kantorku sambil berusaha melepaskan pikiran mesum itu dari otakku.

Hari demi hari berlalu dan aku sering sekali berangkat bareng dengan mbak Farah..
Memang sih baik istriku maupun suami mbak Farah tidak pernah cemburu atau keberatan.

“Kasihan mbak Farah mas kalau sendirian jalan..”
kata istriku saat aku bilang apa dia keberatan kalau aku berangkat bareng dengan mbak Farah.

Memang sih dari tempat kost kami untuk mencapai daerah tempat kerjaku harus jalan sekitar 100 meter..
menuju jalan besar yang kemudian harus naik angkot sebanyak duakali agar bisa sampai ke daerah tujuan kami.
Aku bisa membayangkan kalau Mbak Farah berangkat kerja sebelum ada aku dulu seperti apa susahnya.

Pagi hari itu aku seperti biasa bersiap untuk ke kantor dan istriku membawakan aku bekal makan siang.
Nia memang juru masak yang andal. Selama ini aku tidak menolak tiapkali dia membawakan bekal..
karena memang masakannya luar biasa enak.. maklum setahun kursus masak waktu kuliah dulu.

“Mas.. maaf udah nungguin lama yah..?
Habisnya mas Susno tadi rewel terus minta dilayanin sih. Maaf ya kalo kelamaan nunggunya..” kata mbak Farah ramah.
Aku kaget juga melihat penampilan mbak Farah kali ini.

Memang dia mengenakan pakaian kerja.. tetapi roknya kulihat lebih pendek dari biasanya..
begitu juga dengan kerah bajunya.. seperti lebih lebar dan terkesan lebih turun.
Mbak Farah lalu mengenakan sepatunya dengan posisi setengah menungging.

Aku yang saat itu sedang berdiri di depannya.. kontan saja melihat pemandangan aduhai dari depan.
Sepasang payudara mbak Farah seperti menggelantung seolah ingin melepaskan dirinya dari bra warna ungu yang membungkusnya.

Besar dan bentuknya indah sekali.. batinku dalam hati. Mas Susno benar-benar beruntung memiliki istri seperti mbak Safarah.
Sudah cantik.. bodynya bagus.. dadanya juga besar.. pastilah hebat saat bermain di ranjang.

Sesaat aku membandingkan dengan istriku. Penyesalan muncul di benakku.
Akh.. lelaki macam apa aku ini.. membayangkan istri orang lain..
sementara aku sendiri sudah beristri dan istrikupun juga selalu setia terhadapku.

Bahkan akhir-akhir ini setidaknya seminggu belakangan ini istriku terasa lebih hangat dari sebelumnya.
Kami menjadi seperti pasangan suami istri baru lagi.

Tadi malam saja dia minta untuk bercinta sampai duakali.. padahal sebelumnya paling tiga atau empat hari sekali.
Entah apa yang mempengaruhi hasrat seksualnya sekarang ini.

“Wah kok macet ya..? Padahal kalau lewat jalan ini nggak macet tuh jam segini..” celetukku pelan.
Mbak Farah tersenyum terus meneruskan membaca buku laporan keuangan yang dia pegang.

Sesekali aku melirik ke arah pahanya yang tersingkap karena mobilku ini memang tempat duduknya cukup rendah..
jadi aku bisa melihat paha mulus mbak Farah dengan jelas.

“Eh mas. Sepertinya ada demo deh di sana..? Waduh bakalan telat kalo gini..” Mbak Farah kelihatan mulai khawatir.
Memang benar ada demo di persimpangan jalan di depan kami.

Entah apa topik demonya.. karena aku juga tidak begitu peduli lagi..
yang kupedulikan hanyalah pekerjaanku di kantor dan kesempatan lirik-lirik paha mbak Farah.
Lumayan buat selingan.. batinku. Habis sudah rasa penyesalanku tadi. Untungnya kami sampai kantor tepat pada waktunya.

Kali ini sampai di kantor ada kejutan;
Yaitu temanku waktu kuliah dulu yang sekarang bekerja sebagai manager sebuah perusahaan kimia swasta berkunjung.

“Wah.. Rid.. sekarang kamu udah sukses ya. Sudah jadi pimpinan cabang sekarang. Hahaha..” seloroh sobatku yang satu ini.
Aku hanya membalasnya ringan.. aku memang bukan tipe orang yang suka memamerkan prestasi sih.

“Eh.. cewek yang tadi bareng sama kamu itu siapa sih..? Kece juga tuh cewek.
Bodynya keren dan wajahnya juga mantap punya tuh. Siapa sih..? Kenalin donk..!” Goda Iwan temanku ini.
Aku hanya tersenyum simpul saja tapi dia malah semakin penasaran dan membombardirku dengan berbagai pertanyaan susulan.

“OK.. OK.. gua jawab. Dia tuh tetangga kost gua. Dia tinggal di kamar sebelah kamar kost gua.
Lagian dia kerja di dekat sini maka dari itu gua anterin dia ke sini barengan ma gua. And sekedar informasi.. dia udah punya suami bro..”
kataku menjelaskan.. daripada nanti di berondong pertanyaan lagi.

“Heh..? Emangnya istrimu nggak cemburu tuh..? Kalian khan pasangan muda..
biasanya istri suka cemburu kalau suaminya bareng cewek lain yang cantik. Khan bawaan dari masa pacaran masih ada hahaha..”
Iwan kembali menggodaku sambil melihat-lihat foto-foto di dinding ruang kantorku.

Aku hanya menghela nafas saja.. “Istriku nggak seperti itu lagi. Dia orangnya kagak pencemburu.
Dia juga yang nyuruh gua buat nganterin mbak Farah dari pada ntar dia jalan sendiri khan kasihan..” kataku padanya.

Iwan tertawa lagi.. “Wah boleh juga tuh. Kalo ntar aku punya istri aku pengin kaya istrimu tuh.. orangnya nggak cemburuan.
Nggak kaya pacarku sekarang ini.. cemburuannya minta ampun. Tiap jam telepon terus kalau nggak ya SMS.
Dikira aku pembantunya apa yah..” selorohnya sambil tertawa.
Memang sih pacar Iwan pencemburu berat padahal sudah pacaran selama 3 tahun lebih.

“Tapi Rid..” Iwan menimpali lagi.. “Memangnya kamu nggak ada rasa tertarik sama mbak Farah itu..? Dia cantik lho dan seksi lagi.
Bayangin aja kalau kamu di ranjang dilayanin dia sama istrimu.. pasti seru tuh.. hahahaha.. threesome gitu..” katanya lagi.

Aku memang tidak kaget dengar ucapan itu dari Iwan..
karena sejak waktu kuliah dulu memang mulutnya sering mengeluarkan ucapan-ucapan seronok apa adanya.

Dia paling gemar berbicara soal seks walaupun tidak pernah berhubungan seks dengan perempuan manapun selama ini.
“Halah.. lo ini ngomong apaan sih. Mana mau istri gua diajakin threesome. Dia orangnya konvensional kok..” kataku pada Iwan.

Memang selama ini istriku selalu konvensional dalam bermain cinta.
Selama satu tahun ini kami hanya bermain cinta menggunakan gaya-gaya yang itu-itu saja.

Kecuali dua hari terakhir ini.. di mana kami berdua menggunakan gaya baru sama sekali dalam bercinta dan memang efeknya dahsyat.
Aku sendiri tidak tau dari mana dia mendapatkan gaya tersebut.

Sesiang ini aku memikirkan ucapan sahabatku itu. Threesome.. sepertinya menarik tapi mana mau istriku melakukannya.
Lagipula mana mau mbak Farah melakukannya karena di dekat kami juga terdapat suaminya.
Tentu saja resiko sangat tinggi jika suaminya sampai tahu mengenai hal ini.

Sore harinya aku mendapat kejutan keduaku. Mbak Farah datang berkunjung ke kantorku.
Memang kala itu kantorku sudah tutup dan tinggal aku bersama dengan dua orang satpam di luar dan dua orang petugas cleaning service.

“Lho.. mbak Farah belum pulang..? Ini khan sudah jam 5 sore. Bukannya mbak Farah selesai kerja jam 4 tadi..?”
Kataku sambil mempersilakan perempuan cantik ini masuk kantor kerjaku.

Mbak Farah tersenyum manis.. “Iya nih mas. Tadi saya telat pulang karena pembukuan akhir bulan masih menumpuk..
lalu saya kerjain aja sekalian biar besok lebih senggang waktunya. Kirain mas Ridwan belum selesai kerjanya ternyata sudah ya..”

“Akh.. ini mbak.. biasa tender dengan klien sudah selesai dan rapatnya diundur tiga hari lagi karena klien yang satunya berhalangan hadir.
Sebenarnya sih jadwalnya pulang jam 6 nanti tapi kalau sudah tidak ada yang dikerjakan ya mau apalagi..” kataku menjelaskan.

Memang para karyawan sudah pulang sejak jam 4 tadi.. sementara aku tetap di sini..
karena menghindari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau setengah 7 untuk menghindari kemacetan.
“Ohh gitu. Kirain sedang ada apa. Wah berarti saya mujur dong karena nggak ketinggalan hehehe..” Kata mbak Farah bercanda.

Dalam hatiku sih aku senang-senang saja malam ini dia pulang bareng denganku.. karena malam ini dia pakai pakaian yang sangat seksi.
Kenapa harus dilewatkan.. iya khan..?

Kami lalu ngobrol berdua di ruangan kantorku sambil minum sereal hangat yang kubuat.
Sesekali mbak Farah mengalihkan silangan kakinya dari kiri ke kanan..
saat itulah aku bisa melihat jelas celana dalam mbak Farah.. karena kami duduk berhadap-hadapan.

Pahanya yang mulus putih itu semakin lama membuatku semakin tak kuasa menahan rasa ingin memeluknya..
dan mencumbu perempuan cantik ini.. dan mengabaikan kalau dia ini istri orang lain.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Masih tersisa waktu setengah jam lagi untuk kami berduaan.
Serasa hatiku ini tidak rela untuk pulang dan ingin berlama-lama dengan wanita di depanku ini.
Aku tahu ini salah.. tetapi hasrat sebagai seorang lelaki membuatku tak dapat berpikir jernih.

“Mas.. gimana kalau sambil menunggu jam tujuh kita makan dulu. Di depan kantor ada warung makan yang enak..” usul mbak Farah kepadaku.
Aku sih setuju-setuju saja. Lagipula perutku juga sudah mulai lapar.

Padahal biasanya aku betah-betahin untuk menahan lapar.. sehingga sampai di rumah nanti bisa makan masakan istriku.
Tetapi kali ini berbeda. Jadi juga akhirnya kami berdua makan di warung makan itu.
Walaupun tidak begitu besar tetapi bersih dan masakannya juga enak walaupun tidak seenak masakan istriku tentunya.

“Sudah jam 7 kurang 15 menit. Kita masuk mobil saja dulu sepertinya jalanan sudah mulai longgar tuh..” kataku pada Mbak Farah.
Perempuan ini mengangguk setuju dan akhirnya kami masuk ke mobil sedanku.

Sebuah peristiwa tak terduga terjadi secara tak sengaja. Mbak Farah tersandung saat akan masuk ke dalam mobil.
Tubuhnya terhempas ke depan dan menindih aku yang sudah duduk di kursi. Untung saja kepalanya tidak terantuk setir mobilku.
Namun yang membuatku gugup adalah kepalanya pas sekali ambruk di atas selangkanganku.

Tanganku juga tak sengaja tertindih payudaranya yang besar itu.
Entah apa yang merasukiku.. tanganku tanpa dapat kukendalikan lagi meremas payudara perempuan ini.

Mbak Farah melenguh pelan.. lalu bangkit dari terpuruknya. Wajahnya memerah sepertinya menahan malu.
Aku sendiri juga malu setelah sadar kalau batang kemaluanku ternyata sudah tegang..
saat wajah mbak Farah tanpa sengaja menyentuh selangkanganku ini.

Kami berdua terdiam cukup lama di dalam mobil ini. Aku mencoba membuka percakapan.. dan saat itulah kami bertatapan muka.
Pandangan kami beradu cukup lama.
Entah apa yang mempengaruhiku.. aku mulai berani mendekatkan wajahku kepadanya.

Sesaat kemudian bibir kami saling bersentuhan. Setan apa yang mendorongku aku sendiri juga tidak tahu.
Yang jelas selang beberapa detik saja kami sudah saling melumat bibir satu sama lain.
Mobil itu menjadi saksi betapa panasnya ciuman kami berdua.. di luar dugaan.. Mbak Farah sangat mahir dalam berciuman.

Dia juga tidak sungkan ketika aku menggunakan lidahku dalam berciuman.
Tidak cukup hanya itu.. tanganku sudah mulai meraba payudara Mbak Farah lagi yang saat itu masih berbalutkan pakaian kerja.

Aku copot jas kerjanya lalu satu demi satu kancing kemeja Mbak Farah aku lepaskan..
hingga sekarang tinggal bra warna krem-lah yang menjadi penghalang mataku dengan payudara indah wanita cantik ini.

Remasan-remasan tanganku sepertinya sudah berhasil membangkitkan gairah terpendam milik Mbak Farah.
Dia semakin liar saja. Bahkan tangannya sudah berani mengusup ke dalam celana panjangku..

Dan hanya butuh waktu beberapa detik saja sebelum akhirnya dia berhasil menemukan batang penisku..
yang memang bukan hanya sudah tegang tetapi sudah basah.

Mbak Farah tersenyum.. begitu tahu kalau aku juga terangsang berat.
Lalu dia merebahkan kursinya dan mencopot bra yang dia pakai..
sehingga aku bisa dengan leluasa menikmati pemandangan indah tersebut.

Buah dada Mbak Farah memang benar-benar besar. Sesuai dengan dugaanku yaitu F-Cup.
Aku tak sabar ingin meremas dan menciumi payudara indah tersebut beserta puting susunya yang sudah tegang menantang itu.

Sesekali tubuh Mbak Farah membusung tiapkali aku mengisap puting susunya yang mancung itu.
Tanganku meraba vagina wanita cantik ini dan ternyata celana dalamnya sudah basah sekali.

Tanpa pikir panjang.. segera kusingkap rok mininya itu.. sehingga tersingkap ke atas.. lalu kutarik celana dalamnya hingga lepas.
Sekarang bukan cuma payudara Mbak Farah yang terlihat jelas.. tetapi juga vaginanya dapat jelas kulihat.

Perempuan ini masih sedikit malu-malu ketika aku berhasil melucuti celana dalamnya.
Sebelah tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya yang tercukup rapi itu.
Namun aku tak ambil pusing.. jemariku segera bekerja di sana.

Jari telunjuk dan jari kelingkingku membuka bibir vagina Mbak Farah yang sudah basah itu..
sementara jaru tengan dan jari manisku kuarahkan ke dalam vaginanya.
Clepp.. clepp.. clepp.. clepp.. clepp.. clpp.. clpp..
Dengan gerakan menusuk-nusuk membuat mbak Farah semakin kalang kabut dibuatnya.

Desahan demi desahan tak terhindarkan lagi keluar dari mulutnya.
“Akhh..Mas..jangan di situ.. akhhh..” desahnya lagi saat jemariku berkarya di liang kewanitaannya.
Cairan pelumas segera kembali meluber membasahi bibir vagina wanita cantik ini.

Memang soal permainan jari aku sudah ahli. Istriku saja sampai kubuat orgasme dengan jari saja.
Klitorisnya mulai menegang dan tanda dia akan orgasme semakin dekat saja.

Beberapa menit kemudian berkat permainan jemariku di vaginanya..
ditambah dengan cumbuan tangan dan bibir beserta lidahku di sepasang payudaranya.. Mbak Farah mencapai klimaksnya.

Dia mendesah cukup keras sambil menahan jeritan nikmat. Bibir bawahnya dia gigit sendiri..
menahan sensasi kenikmatan yang meluap dari dalam dirinya.

Tubuhnya mengejang sesaat.. lalu setengah menit kemudian dia lemas.
Peluh membasahi tubuh seksi dan montok wanita ini.

Mbak Farah akhirnya mencapai klimaksnya hanya dengan petting saja.
Aku tersenyum melihatnya terduduk lemas di bangku mobilku yang sudah disandarkan.

“Mbak Farah benar-benar hebat. Mas Susno beruntung punya istri secantik dan seseksi mbak Farah..” Pujiku.
“Aku sebenarnya sudah lama suka dengan mbak Farah hanya saja selalu kutahan..
sekarang aku sudah puas bisa bermesraan dengan wanita secantik mbak ini..” Pujiku lagi.

Wajah mbak Farah memerah entah karena pergumulan tadi atau karena menahan malu..
karena sudah menyerahnya separuh dirinya padaku.. padahal dia punya seorang suami yang menunggunya di rumah.

“Mas Ridwan ini memujinya kok tinggi banget sih..? Ntar aku jadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ridwan khan juga punya istri cantik.
Pasti mbak Nia juga setiap malam merasakan keahlian tangan mas Ridwan ini.. beruntungnya mbak Nia ya..” ujar Mbak Farah.
Aku tersanjung dibuatnya karena dia mengakui kehebatan jemariku ini.

Belum sempat aku bicara tiba-tiba tangan Mbak Farah menyentuh penisku lalu dengan cekatan dia mengocoknya perlahan.
Batang kejantananku yang sebelumnya sudah setengah tiang sekarang kembali perkasa..
Hanya dengan sedikit sentuhan dan rangsangan dari Mbak Farah.

Lalu tanpa kuduga.. Mbak Farah mengarahkan bibirnya ke ujung penisku dan menciumnya perlahan..
lalu lidahnya bermain di ujung penisku itu.. dan pada akhirnya seluruh batang kemaluanku itu dilumatnya..
masuk ke dalam mulut wanita cantik ini. Ughhh.. rasanya bagaikan di awang-awang.

Disertai dengan rangsangan tangannya pada buah zakarku.. mulut Mbak Farah maju-mundur..
seolah mengocok penisku sembari dari dalam.. lidahnya tak henti-hentinya melumat batang kemaluanku ini.

“Mbak Farah.. akhhh..” Desahku menahan rasa nikmat. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aku merasa akan mencapai klimaks.
Mbak Farah lantas mencabut penisku dari mulutnya begitu dia tahu kalau aku sudah nyari ejakulasi.

Aku lalu mengarahkan penisku ke belahan payudaranya.
Ia lalu menggunakan himpitan sepasang payudaranya untuk mengocok batang penisku ini.

“Keluarin aja semua mas. Aku pengen mas Ridwan juga merasakan nikmat seperti yang aku rasakan tadi..”
kata Mbak Farah sambil sesekali menjilati ujung kemaluanku.

“Akhh..mbak.. aku keluar.. akhhh..” racauku sambil kedua tanganku menekan pundak Mbak Farah.
Batang kemaluanku berdenyut sangat cepat.. lalu cairan putih kental menyembur membasahi sepasang buah dada wanita cantik ini..
bahkan beberapa sempat menyemprot ke arah wajah Mbak Farah.

“Maaf mbak. Tadi nggak sempet aku kontrol. Wajah mbak jadi kotor deh..” Kataku meminta maaf.
Mbak Farah hanya tersenyum sambil membersihkan wajahnya dengan tissue..
sementara aku membantu membersihkan payudaranya dengan tissue juga.

“Nggak apa-apa kok. Kalau mas Susno sering nakal sih menyemprotkan di dalam mulut tanpa bilang-bilang..
padahal saya nggak suka dengan rasanya.. jadi pengen muntah mas..” Sahutnya pelan.

“Mungkin karena belum biasa aja kali mbak..” Kataku. Padahal istriku sendiri juga tidak pernah mau menelan spermaku.
Dia selalu marah-marah ketika aku tanpa sengaja atau sengaja menyemprotkan cairan maniku ke dalam mulutnya ketika melakukan oral seks.
Akibatnya dia seringkali menolak melakukan oral seks tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.Kami lalu merapikan diri dan bergegas pulang.
Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya meraba-raba payudara Mbak Farah yang sudah terbungkus oleh bra itu.

Wanita cantik itu hanya tersenyum melihat ulahku. Dia sempat membalas dengan meraba dan mengocok kembali penisku..
namun karena aku nyaris kehilangan kendali atas setir mobilku maka niatan itu dia hentikan.

Sesampainya di rumah.. Mbak Farah langsung masuk kamarnya.. sementara aku sudah ditunggu istriku.
“Mas.. kok baru pulang..? Macet ya..?” Tanya istriku.. aku hanya mengiyakan saja.
Seandainya dia tahu kalau aku habis petting habis-habisan dengan Mbak Farah entah apa yang akan dia lakukan.

Malam itu istriku tumben tidak meminta jatah malamnya.
Tapi bagiku tidak masalah karena aku sudah mendapatkan dari Mbak Farah.. walaupun hanya sebatas blow job saja.
-----------------

Dua hari kemudian.. tepat akhir pekan.. pekerjaanku sepertinya sudah selesai semua dan aku mempunyai waktu luang cukup banyak.
Semua laporan dan pembukuan sudah ditangani dan sejak jam 12 siang aku sudah bebas dari pekerjaan.
Sebenarnya aku bisa saja pulang.. namun aku iseng ingin kembali mengulang kebersamaanku dengan mbak Farah tempo hari.

Iseng-iseng aku telepon Mbak Farah lewat telepon kantorku dan dia menyahutnya.
Ternyata Mbak Farah juga sedang senggang. Lalu kami makan siang berdua.

“Wah kebetulan mas.. saya juga sedang nggak ada kerjaan.
Maklum selama dua hari terakhir ini selalu lembur jadi semua laporan sudah selesai.
Mas sendiri habis ini mau ke mana..?” Tanya Mbak Farah diselang makan siang kami.

“Hmmm.. nggak tahu yah. Tapi kalau Mbak Farah memang udah nggak ada kerjaan gimana kalau kita keluar aja.
Kebetulan tadi ada selebaran promo mengenai tempat karaoke yang baru.
Tempatnya nggak begitu jauh dari sini dan katanya sih lumayan eksklusif gitu..” ajakku. Dalam hati aku berharap agar dia setuju.

Mbak Farah menghabiskan minumannya lalu beranjak berdiri. “Boleh juga tuh mas. Ayo..! Lagipula dari pada bengong di kantor..”
Dia setuju dan dengan hati gembira penuh pengharapan aku melajukan mobilku ke arah tempat tujuan kami.

Ternyata tempat karaoke itu benar-benar eksklusif.. jadi wajar saja kalau promonya juga besar-besaran di perkantoran.
Aku lalu memesan kamar untuk kami berdua selama dua jam.

Pelayan di sana lalu menyajikan menu minuman dan makanan ringan untuk teman karaoke kami.
Setelah selesai administrasinya kami langsung menuju ke kamar yang di maksud.

“Wah.. gede juga yah. Ini sih bisa untuk delapan sampai sepuluh orang mas..” kata Mbak Farah kepadaku.
Memang sih kamarnya cukup besar dengan televisi LCD ukran 30 Inchi dan sound lengkap.
Sofanya yang besar juga empuk bahkan pas buat tidur sekalipun.. tidur..? Ya.. pikiran itu terbersit di otakku baru saja.

Selama limabelas menit pertama kami hanya berkaraoke berdua sambil sesekali menenggak minuman dalam botol.
Aku tau minuman itu mengandung alcohol sekitar 5% .. \
Namun Mbak Farah sepertinya tidak sadar dan menganggap kalau muniman itu hanyalah soft drink biasa.

Setelah hampir dua botol minuman itu habis kami tenggak.. aku mulai melihat Mbak Farah sudah mulai tipsy..
walaupun belum sepenuhnya mabuk.
Bicaranya mulai sedikit ngelantur. Aku mempergunakannya untuk mendekatinya.

Sengaja aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya..
Dan sesuai dugaanku tak butuh waktu lama untuk akhirnya kami berdua berciuman dengan mesra.. atau lebih tepatnya dengan panas.

Nafsu sudah sampai di ujung kepala dan tak tertahankan lagi.
Baik aku maupun Mbak Farah masing-masing saling melucuti baju pasangannya.

Sejak awal memang aku sudah mengunci pintu kamar ini..
sehingga aku sudah bebas kekhawatiran jika ada orang masuk.

Sekarang di hadapanku adalah Mbak Farah yang sudah bugil total.
Dia tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya begitu juga denganku.

Kami lalu berpagutan mulut kembali. Lidah kami berdua saling melilit dan menjilat satu sama lain..
sementara kedua tangan kami bergerilya ke area rawan pasangan masing-masing.

Tangan Mbak Farah mulai mengocok penisku.. sementara tangan yang satunya mengelus dadaku yang bidang ini.
Sementara itu dia membiarkan kedua payudaranya aku mainkan..
malah dengan tangannya dia mengarahkan sebelah tanganku yang satu lagi untuk menstimulsi vaginanya yang sangat basah.

Kembali Mbak Farah merasakan kenikmatan permainan tanganku yang memang pernah membuatnya orgasme dua hari lalu.
Sekarang tidak ada lagi bunyi orang bernyanyi.. yang ada hanya bunyi desahan kami berdua yang sedang berpacu dengan kenikmatan.

Aku lalu merebahkan tubuh Mbak Farah ke sofa yang lebar itu..
lalu mengangkat kedua tungkai kakinya dan menyandarkan kedua tungkai kakinya tersebut ke pundakku.

Perlahan aku mengarahkan penisku ke arah vagina Mbak Farah.. namun Mbak Farah sepertinya sadar hal tersebut..
dan dengan kedua tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya agar aku tidak bisa penetrasi.

“Mas Ridwan.. jangan..! Aku masih belum siap. Aku nggak mau mengkhianati mas Susno lebih dari ini..”
Ujar Mbak Farah sambil berusaha mencegahku.

Namun nafsuku sudah sampai di ubun-ubun membuatku tidak peduli lagi.
Aku lalu menindih tubuhnya.. sambil kedua tanganku menarik tangannya ke atas kepala Mbak Farah..
dan mencekalnya supaya tidak berontak lagi.. sambil bibirku terus menjelajah bibir.. leher dan payudara wanita cantik ini.

Akhirnya Mbak Farah kehabisan tenaga untuk melawan.. mungkin juga karena dia sudah tipsy sebelumnya.
Wanita cantik itu hanya menyerah begitu saja ketika ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya yang merah merekah itu.

Dengan sedikit dorongan.. Clebhh.. akhirnya kepala penisku masuk juga ke dalam liang senggamanya..
diiringi dengan desahan yang keluar dari mulut perempuan seksi ini.

Slebbhh.. Clebhh.. “Mas Ridwan.. akhhh..” desahnya sambil memalingkan mukanya ke samping..
mungkin Mbak Farah malu karena penisku sekarang sudah menjebol batas kesetiaannya kepada suaminya.
Sekarang penis pria yang bersarang di vaginanya bukanlah milik suaminya.. melainkan milik orang lain.

“Mbak Farah.. ternyata vagina mbak Farah masih sempit ya. Mas Susno pasti senang tiap hari dapat jatah dari Mbak Farah..” Ujarku..
Dan Mbak Farah semakin malu dibuatnya. Wajahnya memerah dan tak ada satu patah katapun terucap dari bibir manisnya itu.

“Akhhh.. pelan mas..” ujar Mbak Farah ketika aku mulai kembali mendorong masuk batang penisku yang tersisa.
Apa mungkin penisku ini lebih besar dari milik Mas Susno.. atau memang vagina Mbak Farah yang memang sempit.

Perlahan tapi pasti akhirnya aku berhasil melesakkan seluruh bagian penisku ke dalam vagina Mbak Farah.
Pelan-pelan aku mulai menyodok-nyodok penisku yang bersarang di liang kewanitaan perempuan cantik ini.

Clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb..
Sekarang Mbak Farah seolah tergolek tak berdaya di depanku.

Aku menindihnya dengan nafsu yang terus bertambah. Pompaanku yang semula pelan sekarang sudah mulai cepat.
Entah berapakali pompaanku berhasil membuat ujung penisku menyodok dinding rahim Mbak Farah.

“Akhh..mas..pelan-pelan..!” Ucap Mbak Farah lirih diiringi desahan suaranya.
Suara seksi desahan yang keluar dari mulut wanita ini bercampur dengan bunyi kecipak cairan kedua kemaluan kami yang saling beradu.

Suara khas orang bercinta ini memenuhi seluruh ruangan.
Untungnya ruangan ini kedap suara karena jika tidak maka bisa terdengar di luar sana.

Aku mengangkat tubuh Mbak Farah hingga kami sekarang duduk berhadap-hadapan..
sementara tubuhnya aku pangku dengan pahaku.

Aku tak henti-hentinya mengangkat-angkat pantatnya.. agar penisku tetap bisa memompa vagina Mbak Farah..
sambil sesekali menggoyangnya ke kiri dan ke kanan..
sehingga ujung penisku ini bisa menelusuri dinding liang senggama istri Mas Susno ini.

Namun tak butuh waktu lama.. sampai Mbak Farah mulai terhanyut dalam permainanku..
dan dia dengan sukarela menaik-turunkan selangkangannya sendiri.. sehingga sekarang aku tinggal menikmati pelayanan Mbak Farah ini.

Dengan gaya women on top perempuan ini semakin beringas saja.
Aku bisa melihat payudaranya bergoyang ke sana ke mari.. karena ukurannya yang besar..
sehingga menjadikan pemandangan seksi sekali bagiku.. karena milik istriku tidak sampai sehebat itu berguncangnya.

Sambil tanganku meremas-remas buah dadanya.. aku ikut membombardir vagina Mbak Farah dari bawah.
Cairan kemaluan keluar deras dari vagina Mbak Farah disertai tubuhnya yang mengejang.

Ternyata Mbak Farah sudah mencapai klimaksnya kali ini. Namun aku masih belum puas..
lalu aku kembali menindih wanita cantik ini dan kembali menumpangkan kedua tungkai kakinya di bahuku..
kemudian menindih tubuh seksinya itu.. sehingga lutut Mbak Farah sekarang menyentuh buah dadanya sendiri.

Lalu dengan tak kalah beringas aku memompa penisku di dalam vaginanya dengan cepat..
hingga beberapa menit kemudian aku merasakan penisku mulai berkedut keras..

Cratt.. cratt.. cratt.. akhirnya menyemburkan cairan putih kental di dalam rahim Mbak Farah.
Tak ada nada protes dari mulut Mbak Farah walaupun kala itu dia tahu kalau di dalam rahimnya telah penuh cairan spermaku.

Beberapa bahkan mengalir keluar lewat bibir vaginanya. Tak ada pikiran takut akan resiko hamilnya Mbak Farah nanti.
Kami berdua hanya memikirkan kepuasan hasrat kami saja.

Sepuluh menit kemudian kami lalu merapikan diri dan menyudahi acara karaoke ini..
walaupun baru satu jam kurang lebih kami menggunakan ruangan tersebut.

Setelah menyelesaikan urusan administrasi kami segera cabut dari tempat itu dan pulang ke rumah.
Hanya ada diam selama di dalam mobil yang melaju kala itu.

Mbak Farah terdiam.. begitu juga dengan aku. Mungkin Mbak Farah menyesali semua keputusannya..
yang menyerahkan kesetiaan cintanya akan sang suami dengan hasrat seksualnya denganku.
Aku sendiri diam karena bingung harus ngomong apa dengannya.

Sesampainya di rumah kost.. sepertinya rumah masih sepi.. dan seluruh penghuni kost tidak ada di rumah.
Maklumlah.. karena semua penghuni kost merupakan karyawan..

Dan jika ada pasangan suami istri tinggal di sana juga adalah pasangan muda yang baik lelaki maupun perempuannya bekerja..
dan pulang biasanya jam 5 sore atau malam.. malahan.
Berarti tinggal ada istriku Nia dan suami Mbak Farah.. batinku dalam hati.

Ketika kami berdua melangkah dan mendekati kamar kami yang bersebelahan..
aku mendengar suara rintihan dan desahan dari kamar Mas Susno dan Mbak Farah.

Sepertinya Mbak Farah juga mengetahui hal tersebut.. dan memintaku agar berjalan perlahan.
Bagaikan maling yang mengincar barang berharga.. kami berdua mengendap-endap mendekati jendela kamar Mbak Farah.

Karena jendela bagian depan kamar tertutup rapat.. maka kami memutuskan untuk mengintip dari bagian belakang.
Bagian belakang kamar mereka memang terdapat lubang kecil dengan ukuran sekitar 30cm-40cm..
yang dulu merupakan bekas exhause fan namun sekarang hanya tinggal lubangnya saja.

Semakin dekat dengan lubang itu aku semakin mendengar jelas desahan yang keluar dari kamar itu.
Itu jelas-jelas desahan seorang wanita.. tetapi siapa..?

Semakin dekat aku semakin jelas.. dan tiba-tiba terbersit dalam benakku kalau desahan dan rintihan wanita itu seperti milik istriku.. Nia.
Desahan tersebut sangat mirip sekali.. dan begitu aku mengintip lewat lubang tersebut benar saja aku kaget bukan kepalang.

Aku melihat Nia.. istriku sedang disetubuhi oleh Mas Susno. Keduanya sudah dalam keadaan telanjang.
Suara televisi yang dinyalakan tidak dapat mengelabui suara desahan yang keluar dari mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta.

Istriku dengan posisi merangkak sedang Mas Susno di belakangnya terus membombardir vagina istriku dengan sodokan-sodokan penisnya.
Tubuh istriku yang langsing dan putih mulus berkebalikan dengan tubuh Mas Susno yang cokelat kehitaman dan sedikit gemuk.
Mbak Farah menahan rasa terkejutnya melihat suaminya bermain cinta dengan wanita lain.

“Akhh.. mas Susno.. terusss.. masss..” desah istriku. Aku tak percaya istriku meminta Mas Susno agar terus menyetubuhinya.
“Enak ya dik dientotin sama mas Susno..? Kalau sampai Mas Ridwan tahu gimana coba..? Hehe..”
ujar Mas Susno sambil menyodok vagina istriku dengan keras.

Istriku menjerit kecil.. “Akhh.. nggak apa-apa. Mas Ridwan juga jarang di rumah.. pulang baru.. akhhh.. nanti malam..”
ujarnya.. kemudian keduanya berciuman hangat.

Brak..!! Keduanya kaget ketika pintu dibuka oleh Mbak Farah.
Memang Mbak Farah mempunyai kunci duplikat untuk jaga-jaga seandainya dia pulang pas Mas Susno sedang pergi.

Keduanya kelimpungan mencari kain untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang.
Namun selimut yang diraih Mas Susno sudah buru-buru diserobot oleh Mbak Farah.

Dalam kebingungan.. istriku hanya menangis lalu menghambur ke arahku.. dan bersujud di kakiku sambil berlinang air mata.
Segala macam ucapan permintaan maaf keluar dari bibirnya.

Dadaku sesak melihat istriku yang telanjang ini telah habis digarap oleh orang lain selain diriku.
Namun terbersit ucapan Iwan tempo hari.. mengenai variasi seks.

Aku mencegah saat Mbak Farah akan melabrak suaminya. Lalu meng-kode-nya agar dia tenang.. dan sepertinya dia tahu maksudku.
Lalu setelah menutupi tubu bugil Mas Susno dan istriku kami menutup pintu kamar dan menanyai hubungan mereka berdua.

Dari semua pengakuan mereka.. ternyata hubungan Mas Susno dengan istriku baru berlangsung dua hari yang lalu..
ketika aku telat pulang kantor. Sementara itu istriku sudah terlanjur minum obat perangsang.

Itu menjelaskan mengapa hari-hari sebelumnya dia begitu hangat..
Ternyata dia meminum obat perangsang dosis tinggi.. sehingga dia selalu minta jatah berulangkali padaku..

Dan dua hari lalu dia malah tidak minta sama sekali.. ternyata dia sudah memperoleh jatahnya dari Mas Susno.. suami Mbak Farah.
Bahkan sampai 4 kali dalam dua jam.

Aku lalu bertanya.. apakah mereka menggunakan pelindung waktu itu.. dan mereka menjawab tidak..
karena istriku mengatakan dia sudah meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubungan intim tersebut.

Dia sama sekali tidak sengaja bercinta dengan Mas Susno.. jika bukan karena pengaruh obat tersebut.
Karena waktu itu Mas Susno sedang datang meminjam tang untuk memotong kawat..
sementara istriku tidak tahu tempat penyimpanannya.. sehingga mereka berdua di kamar mencarinya.

Kala itu istriku hanya mengenakan daster untuk tidur.. karena memang dia rencananya akan menyambut kepulanganku.
Tak disangka.. yang menuai malah Mas Susno. Sore itupun mereka berdua bercinta habis-habisan.

Dan peristiwa barusan.. juga karena istriku dan Mas Susno berunding agar hal itu tidak terjadi lagi..
namun karena rayuan Mas Susno.. akhirnya istriku takluk juga untuk keduakalinya.
Dan mereka berdua bercinta habis-habisan lagi.. hanya saja kali ini sudah ketauan terlebih dahulu.

Dengan berlagak marah aku dan Mbak Farah menghakimi mereka.
Baik istriku maupun Mas Susno sama-sama meminta maaf berulangkali dan tidak ingin bercerai.
Bahkan Mas Susno sampai menyembah-nyembah kami berdua agar memaafkannya.

Sebuah ide yang sudah lama tertanam di otakku langsung kukeluarkan.
“Oke kalau begitu. Karena kalian berdua sudah sering bercinta.. maka sebagai balasannya aku dan Mbak Farah akan bercinta juga.
Bukan cuman itu.. tapi kami akan berhubungan intim di depan kalian berdua..” ucapku.

Mas Susno protes.. namun karena Mbak Farah kembali menekannya.. maka dia hanya pasrah.

Akhirnya jadi juga aku bercinta dengan Mbak Farah. Siang itu aku kembali memompa vagina Mbak Farah..
Kali ini dengan posisi doggy style.. seperti yang dilakukan istriku dengan Mas Susno.

Aku sengaja memperlihatkan ekspresi wajah Mbak Farah di depan suaminya yang masih bugil itu..
–baik Mas Susno maupun Nia tidak diizinkan untuk memakai pakaian mereka kala itu..–
Aku tertawa dalam hati.. melihat penis Mas Susno yang menegang melihat istrinya aku kerjai.

Tak puas hanya menggarap Mbak Farah.. sekarang aku memanggil Nia agar bergabung.
Sekarang Nia.. istriku aku minta untuk berbaring terlentang.. sementara di atasnya aku minta Mbak Farah dalam posisi merangkak.

Jrengg..! Kini di depanku terpampang dua vagina siap sodok.
Di bagian atas Mbak Farah vaginanya yang sempit dan basah itu..
Sementara itu di bawahnya terdapat bibir vagina Nia istriku yang berbulu agak lebat.

“Akkhhh.. mas Ridwan.. ekkhhh..”
Desah Mbak Farah ketika aku menusukkan lagi batang penisku ke dalam vaginanya.

Lalu setelah beberapakali pompaan aku lalu mencabutnya.. dan mengarahkan penisku ke vagina Nia istriku..
Lalu melesakkannya ke dalam vaginanya.

Bergantian istriku dan Mbak Farah merasakan kenikmatan sodokan penisku.
Mungkin karena aku sudah berejakulasi sebelumnya.. sehingga permainanku kali ini jauh lebih lama.

Bergantian kedua perempuan ini mencapai klimaks mereka. Istriku mencapai orgasmenya lebih dulu..
Lalu setelah beberapa detik kemudian segera aku alihkan sodokanku ke vagina Mbak Farah..
Kemudian kami berdua mencapai orgasme bersama.

Sebagian spermaku menyembur di vagina mbak Farah..
Lalu dengan cepat kucabut dan kumasukkan ke dalam liang kemaluan Nia istriku.. dan menghabiskan sisa spermaku di sana.
Mbak Farah lalu terkulai lemas di atas tubuh istriku.

Aku punya ide tambahan lagi.. meminta mereka berdua berciuman.
Adegan lesbi yang menggairahkan lalu aku minta supaya keduanya kembali melayaniku.. walaupun kali ini aku tidak sampai orgasme.

Aku melihat Mas Susno yang termenung melihat polah istrinya yang disetubuhi orang lain.
Aku kemudian menghentikan gerakan sodokanku di vagina Mbak Farah.

“Mas. Kalau mas Susno mau silakan pakai aja Nia untuk sementara ini.
Daripada bengong.. aneh juga kalau pas ngentotin cewe ada yang nonton..” ujarku kepadanya.

Mas Susno bingung.. tapi setelah itu sebuah senyuman tersungging di bibirnya.
Akhirnya kami menutup tragedi itu dengan sebuah swing party antara aku.. istriku.. Mbak Farah dan Mas Susno.

Sesekali aku melihat Mas Susno yang sedang asik menggarap tubuh molek istriku..
yang dibaringkan terlentang di samping tubuh Mbak Farah yang memang sedang kutindih.

Kami berdua berlomba mengerjai istri lawan kami masing-masing.
Sengaja atau tidak.. tapi aku melihat istriku mencium mesra mas Susno..
lalu Mbak Farah membalasnya dengan menciumku lebih panas lagi.

Seperti lomba saja jadinya.. hanya saja lomba kali ini adalah lomba seks.

Entah sudah berapakali sperma tumpah di tubuh istriku atau di tubuh Mbak Farah.
Baik vagina maupun bagian perut mereka berdua sudah diselimuti cairan sperma.. baik dari milikku maupun Mas Susno.

Beberapakali aku bertukar posisi dengan Mas Susno..
Dan baik Mbak Farah maupun Nia sepertinya merasakan kenikmatan tersendiri ketika pergantian penis tersebut.

Percintaan itu kami akhiri dengan pasangan resmi kami masing-masing.
Mas Susno menyemprotkan hasil ejakulasinya yang ketiga sore itu di dalam vagina istrinya.. Mbak Farah.

Sementara itu aku menumpahkan sisa spermaku yang mulai encer itu ke dalam rahim Nia.. istriku.
Lalu kami berpelukan dengan pasangan masing-masing..
walaupun beberapakali tangan Mas Susno mencoba bermain-main dengan puting istriku.

Entah petualangan kali ini apakah akan berlanjut ke hal yang lebih seru atau tidak..
Karena aku dan Mbak Farah jelas tidak ingin menyudahi kenikmatan ini. (. ) ( .)
--------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd