Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yona di hadapan ku. (1st Majestic)

Waduh maaf telat pake banget .:ampun:
Spesial buat yang setia menunggu , cailah , :)
Tinggal satu part lagi habis ini :mantap:
Please enjoy !

Update!
Part 5 : Ga ada solusi.






"Hari ini kita kedatangan tamu istimewa , dengan kakak.." Shania memperhatikan secarik kertas yang di genggamnya .
Melihat nama yang tertera di atas kertas tersebut Shania tertegun sejenak .

"Kak Rehan Adhikari .. " Shania melihat ke arah barisan penonton berharap cemas akan nama yang baru disebutnya .

Aku berdiri , melemparkan senyum pada si pemanggil . Shania tersenyum kecut mengetahui dugaannya tepat . Orang yang dipanggilnya adalah orang yang beberapa minggu lalu dia labrak , karena menurutnya kehadiran orang itu mengancam eksistensi salah satu member yang berada dibawah kepemimpinannya .

"Kemari kak , berdiri di depan sini"
Shania berusaha tetap profesional , meski aku dapat melihat di sudut sorot matanya kekesalan itu menghunus tajam ke arah ku
"Kenapa kamu disini , bukankah sudah kubilang untuk menjauh"
Kira kira itulah yang dapat ku terka dari tatapannya .

"Jadi kak Rehan ini sudah datang menonton teater sebanyak seratus kali .. Yeayy" sahut Shania diikuti sorak sorai member yang mengisi show teater malam itu .

Dari arah penonton pun sama , beberapa ada yang menyindir dengan ucapan
"Kapan ya ?"
Yang langsung disambut Sisil segera
"Makanya teateran tiap hari kak, ett dahh" penonton tertawa mendengarnya meski ada juga yang mencibir .

"Kalo boleh tau , kakak oshinya siapa kak ?" tanya Shania kemudian .

Aku mengernyitkan kening, hei kamu sudah tak perlu menanyakan itu kan ? Kamu tahu betul siapa .
"Emmm yang nyadar aja sini ke tengah " kata ku sambil melirik ke arah Yona yang berdiri di kanan barisan .

Menyadari lirikanku Yona menunjuk dirinya sendiri dengan pandangan penuh tanya ke arah ku juga ke arah Shania .

"Dipanggil dong namanya , masa gitu sih" ujar Shania lempeng .

"Yaudah iya , Viviyona Apriani " ku panggil dia dengan mantab , Yona buru buru melangkah mendekati Shania yang berdiri tepat di posisi zero .

"Oh kak Yona " sahut Shania datar . Melihat ekspresi pura pura nya membuat ku sedikit jengkel .
"Nah ayo kak Yona ditanya tanya ini kakak nya "

Yona mengecek michrophone nya setelah suaranya terdengar dari monitor barulah dia mulai berbicara.
"Iya nih , selamat ya kak atas mvp nya.. Kenapa nih milih mvp di aku?"
tanya Yona sesuai s.o.p yang berlaku jika ada penonton yang mengklaim mvp .

"Ngga nanya dulu kenapa oshinya Yona ?" pancing ku pada Yona .

"Ngga usah " celetuk Shania sinis .
Penonton yang tak mengerti latar belakang kesinisan Shania tertawa saja sedangkan aku tambah jengkel.

"Ngga nanya situ kept" celetuk ku tak kalah pedas yang juga disambut tawa beberapa penonton .
Shania melotot namun sejurus kemudian menyunggingkan senyum palsunya .

"Iya deh , kenapa ngoshiin aku kak?" tanya Yona tak memperdulikan perang sinis ku dan Shania .

"Karena sayang" jawab ku singkat dan jelas .

Member member tiba tiba kompak mereka semua berseru
"Cieee ~ sayaangg~"
Shania menatap jijik , sementara Yona bengong dan menatap ku heran .

"Aku juga sayang kakak " jawab Yona kemudian melanjutkan
"Sama fans yang lain juga sayang kok" tambahnya menyadari tatapan iri dari sudut kiri kumpulan penonton yang menamai diri mereka Yona Rangers .

Aku tertawa kecil , niat ku juga hanya sebatas bercanda dan sekedar melihat ekspresi jengkel Shania .
Pertanyaan demi pertanyaan dari MC dan juga Yona ku jawab dengan lugas. Karena aku sudah menyiapkan jawaban jawabanya jauh jauh hari . Tak ada yang menarik selain Shania yang berharap agar basa basi ini cepat berakhir .

Pada saat penyerahan kaos spesial mvp yang terbubuhkan tanda tangan member yang hadir pada show malam itu dan juga pesan dari oshi yang dipilih Yona sempat sempatnya berbisik pada ku.
"Nanti keluar teater belakangan ya " katanya sambil mengedipkan sebelah matanya .

"Ok" jawabku singkat sambil memastikan Shania tak mendengar apa yang dikatakan Yona barusan .
Shania tengah bercanda dengan Kinal yang berdiri disebelahnya , aman pikirku .

Setelah giliranku masih ada dua orang lagi yang mengklaim mvp satu ke Ikha dan satu lagi ke Sinka .

"Se...No ! Terimakasih !!“
Ucap member member yang berbaris sejajar sambil menggandengkan tangan masing masing seraya membungkuk memberi gestur terimakasih ala jepang.
Show berakhir , wajah wajah puas menghiasi hampir seluruh penonton yang hadir . Tak terkecuali aku yang teringat bisikan Yona tadi .

"Apa tak masalah , Shania mungkin masih curiga sama gue " batin ku sedikit cemas .
Aku benar benar tak beranjak dari tempat duduk ku di barisan pertama kursi biru yang jaraknya hanya semeter dua meter dari panggung . Panggung itu bahkan tidak terlalu tinggi mungkin hanya sepinggang ku saja jika aku dalam posisi berdiri .
Suasana sudah sepi , penonton yang masih berada di dalam teater hanya aku saja . Beberapa staff FoH yang mengurusi bagian audio dan lighting pun sudah beranjak dari tempatnya .
Dari arah sayap kanan panggung ku lihat Yona datang mendekat , kostum piyama biru yang merupakan kostum lagu terakhir dari setlist teater malam ini masih ia kenakan .
DRA8lBNVQAERPJc

"Lama ga ? Maaf ya " sapa Yona sambil menghempaskan bokongnya di pinggiran stage persis di hadapanku.

"Ngga kok , jadi ada apa? "

"Ah , ini tentang kapten " kata Yona sambil memainkan rambutnya yang mulai panjang sebahu .

Seperti dugaan ku pasti tentang kejadian tempo hari , tentang Shania yang disiplin dan manut akan peraturan peraturan yang berlaku .

"Tapi sebelum itu ..."
Yona turun dari tempatnya duduk lalu merangkak menuju tempatku duduk dengan wajah yang menggoda.
Saat dirinya sampai tepat dihadapan ku buru buru Yona menggenggam penis ku yang masih sembunyi dibalik celana pendek yang ku kenakan .

"I need this.." kata Yona memakai suara pelan .

"Ga ngerti lagi gue sama fetis eksib lu Yon ... Ini masih di teater tempat lu kerja "
Yona hanya tertawa kecil mendengar ucapanku , dia terus menggosok penisku mencoba membuatnya bangun.

Setelah dirasanya cukup keras dengan cepat Yona mengeluarkan batang penis ku lalu menggenggamnya mesra .
Tangannya yang lembut itu terasa hangat mengusap ngusap setiap inci indra peraba penisku yang sensitif . Perlahan usapannya berubah menjadi gerakan mengocok , sesekali Yona menatapku sambil tersenyum.

"Enak ?" tanyanya polos

Aku rasa itu hanya pertanyaan retorika yang tak perlu kujawab . Karena tentu dia bisa membaca dari ekspresiku saat tangannya terus menerus mengerjai penisku yang kini telah tegak menantang .

"Shania waktu jenguk negur aku gitu.." katanya sambil menepuk nepukkan kepala penisku dipipinya yang gembil .

"Emhm ?" aku merespon sambil menahan geli .

"Baru siuman udah diomelin , dia minjem hp aku gataunya kontak kak Rehan dia hapus " Yona melanjutkan , kini penisku dimainkan didepan bibirnya , hembusan hangat dari nafasnya saat berbicara dapat kurasakan dengan jelas .

"Oh jadi itu kenapa gue ga nerima satu pun pesan dari lu" kataku yang dibalas anggukan Yona .
Penisku telah tenggelam dalam mulutnya yang basah , Yona menyedotnya seperti orang yang kehausan .

"Terus ? Bukankah kita ga boleh kaya gini lagi ?" tanyaku pada Yona yang tengah asik mengulum penisku .

"Haphi akhmo ghah bhhsa.."

"Jangan ngomong sambil ngemut kontol woy !" Omelku yang disambut gelak tawa Yona .

"Tapi aku ga bisa haha" kata Yona membenarkan kalimatnya .
"Aku udah ketagihan sama punyanya kak Rehan" Yona mengecup kepala penisku sejurus kemudian kembali dimasukkan kedalam mulutnya .

Aku sama sekali tak melihat sebuah solusi , tapi menerima rangsangan dari Yona membuatku tak bisa banyak berpikir . Ah , untuk sekarang lebih baik kunikmati saja dulu servis dari Yona .
Lidah Yona menari nari menjilati penisku yang menjejali mulut mungilnya . Penisku terasa mulai panas dan Yona semakin semangat mengulum penisku .
Yona memaju mundurkan kepalanya sambil memperkuat sedotan lidahnya .

"Ughh Yon...kalem.." desahku menerima blowjob Yona yang nampak kelaparan . Lapar akan nafsu birahi tentunya .

Penisku hampir meledak saat Yona memaksakan penisku masuk hingga pangkal tenggorokannya . Rasanya seperti diurut oleh dinding vaginanya .
Khawatir kalah , kusuruh Yona berhenti . Ku tuntun Yona untuk duduk di pangkuanku .
Kini kami berhadapan , Yona mengalungkan lengannya di leher ku membuat wajah kami semakin tak berjarak .
Entah siapa yang memulai , tahu tahu bibir kami telah saling memagut. Yona mengecup bibirku dengan penuh perasaan begitu pula dengan caraku membalasnya . Rasa manis mulai merangsang otakku membuat kepalaku serasa ringan . Aku memaksa lidah ku untuk masuk mencari lidah Yona yang kuidamkan , Yona membuka sedikit mulutnya membuat ku mudah untuk segera menyambut lidahnya yang hangat .
Yona melenguh saat akhirnya lidah kami bertemu , kukaitkan lidahku menghisap lidah Yona keluar dari mulutnya , sedikit air liurnya terbawa dan langsung ikut ku hisap .
Ciuman kami mulai mengeluarkan suara kecipak bergema di teater yang sunyi saat kami bergantian saling membelit lidah memberi dan menerima rangsangan .

Tak tinggal diam , tangan ku menelusup masuk ke balik piyama yang dikenakan Yona .

Dingin

Tunggu

Eh?

"Lu ga pake beha Yon ?!" seru ku kaget menyadari tanganku bersentuhan langsung dengan kulit payudaranya .

Yona nyengir kemudian memeletkan lidahnya .
"Ga ada yang nyadar ya hehe"

Astaga , jadi semenjak show teater tadi Yona no bra ? Makin parah nakalnya ini anak .

"Ahhnnn.." desah Yona saat tanganku dengan gemas meremas sebelah payudaranya .

Yona memberi jarak tubuhnya agar tanganku lebih leluasa memainkan payudaranya yang menggantung bebas dibalik piyamanya . Mungkin karena efek keringat sehabis joget joget sehingga payudaranya terasa kesat , tentu aku menyukainya , ah aku tak mungkin tak suka payudara Yona apapun kondisinya .

"Buka ya?" Yona menawarkan diri yang langsung kusetujui .

Dengan gerakan yg erotis dia melepas piyamanya melalui kepala.
Dihadapan wajahku kini terpampang dua fitur terbaik yang dimiliki Yona .
Aku mengagumi warnanya yang begitu putih , saking putihnya kau bisa melihat garis garis biru tipis menjalar di sekitaran areola nya yang berwarna kemerahan . Putingnya yang berwarna senada sudah setengah tegang . Mengundang sekali untuk segera dihisap , tapi aku menahan diri .
Aku memilih untuk merangsang daging payudaranya terlebih dulu .
Yona menengadah saat kedua payudaranya kutangkup dengan tanganku . Tanganku penuh saat meremas payudaranya , bahkan sebagian tak cukup untuk ku genggam .
Yona berpegangan pada pundak ku karena rangsangan yang kuberikan membuat tubuhnya sedikit gemetar .

"Toket lu emang sensitif banget ya yon ? Gue suka " pujiku padanya .

Yona cuma senyum , dia semakin membusungkan dadanya seakan menyuruhku untuk terus memainkankan payudaranya .
Kini aku meremasnya dengan kasar . Diantara remasan demi remasan kadang ku tekan dengan keras keatas, Yona menyukainya saat aku melakukan itu desahannya mulai tak dapat ditahan .

"Iyahhnn gitu kak enak" racaunya liar .

Aku tetap hati hati , meski gerakan meremasku tak beraturan aku tetap menghindari putingnya , titik paling sensitif dari payudara Yona .
Ini membuat payudara Yona semakin terasa gatal .

"Kakhh..putingnya dong..mhh"
Aku mengabaikan permintaan Yona .

Aku terus mengadon daging payudara Yona yang terasa semakin kenyal , remas dan lepas bergantian , sesekali ku tekan kedalam dengan kasar. Ku lihat Yona semakin tersiksa karena rasa gatal yang dialaminya , melihat itu kucaplok dengan tiba tiba puting sebelah kirinya yang mengacung tegak .
Yona setengah menjerit menerima rangsangan tiba tiba di puncak payudaranya , dadanya semakin membusung merapat dengan tubuhku .
Yona semakin blingsatan ketika kukulum putingnya dan kusentil sentil dengan lidah kasarku .

"Yess... Disitu kakh.. Nikmat hhmm" desahan Yona semakin menjadi jadi , ia tak peduli lagi dengan suasana sekitar .

Tangan kiriku mencubit puting kirinya yang sedari tadi ikut gatal meminta untuk segera dijamah , Yona melenguh ia menggigit pundak ku gemas . Hisapan ku pada puting kirinya semakin kuperkuat sementara puting kanannya kupilin dengan kasar .
Rasa gatal itu memuncak , rangsangan yang datang bertubi tubi tak dapat dibendung lagi .
Yona menjerit nikmat , tubuhnya bergetar begitu hebat .

"Uwaaahhhh keluaar kakk!! Nghhhh....."
Aku menghentikan kegiatanku , kurangkul tubuhnya yang tengah didera gelombang orgasme .

Yona semakin merapatkan tubuhnya dalam dekapanku , aku menciumi lehernya yang sedikit basah oleh keringat .
Aroma tubuh Yona semakin menambah gairahku . Diam diam kuremas bokongnya yang terduduk diantara kedua pahaku . Ku telusupkan masuk tanganku menjalar ke balik celana piyama birunya . Tanganku akhirnya menemukan bokong Yona yang membulat sempurna . Ku usap perlahan kulit kesat pantatnya yang sekal . Nafas Yona menghembus di leherku , sepertinya dia sudah kembali .

"Menyadari sesuatu ?" bisiknya perlahan tepat di telingaku .

Aku berpikir sejenak mencoba menerka apa maksud ucapannya .
Ketika ku fokuskan pada apa yang tengah ku remas , aku terkaget menyadari tanganku bersentuhan langsung dengan kulit pantatnya.

"Eh gila lu yon , no pantsu ??"

Yona tertawa kemudian bangkit dari pangkuanku .
Dia berbalik badan menghadap panggung , otomatis tubuhnya membelakangi ku .
Dengan perlahan dia menurunkan celana piyama mencoba melepaskannya .
Pemandangan selanjutnya membuat mataku terbelalak . Tebakanku tadi benar , Selain tak memakai bra Yona juga tak mengenakan celana dalam . Di balik kostum piyamanya , Yona sama sekali tak memakai apapun .
Yona di hadapanku kini tubuhnya polos mengkilat terpantul cahaya remang remang lampu teater .
Dia meregangkan kedua kakinya , dari posisiku jelas terlihat bibir vaginanya yang gemuk merekah menggoda . Yona mengusap vaginanya sambil menatapku dengan wajah yang dibuat semesum mungkin

"Mau dianggurin aja nih ?" goda Yona melihatku yang bengong tengah terkagum kagum oleh keseksian tubuh Yona.

Aku buru buru menghampirinya sambil tergesa gesa melepas celanaku . Penisku sudah siap melaksanakan tugasnya sedari tadi.
Sambil memegang pinggangnya , ku gosokkan kepala penisku tepat diantara bibir vaginanya.
Yona menggigit bibir bawahnya saat kepala penisku berhasil menembus lubang vaginanya . Cairan yang membasahi vaginanya memudahkan penisku untuk tenggelam hampir seluruhnya masuk dalam vaginanya yang selalu terasa sempit .

"Mmhhh... Ini dia... Uhhh suka banget memek ku dikontolin kak Rehan" ujar Yona merasakan vaginanya terjejal penuh oleh batang penisku .

"Gue juga suka cara memek lu ngejepit kontol gue Yon... Sempit banget parah" kataku memuji kenikmatan vagina Yona yang tiada duanya .

Kedua tangan Yona bertumpu pada tepi panggung ketika tubuhnya terguncang oleh pompaan penisku di vaginanya . Aku tak akan pernah merasa cukup ketika menikmati menggaruk dinding dinding vagina Yona yang terasa begitu hangat . Sedotannya yang kuat seakan melarang penisku untuk lepas dari cengkraman vaginanya yang sempit. Lengah sedikit saja bisa jebol pertahanan penisku .
Yona mulai mendesah keenakan saat tempo genjotan kupercepat . Payudaranya yang bergoyang goyang membuatku semakin bergairah , ku raih tangan kanannya ke belakang untuk kemudian tangan kami saling menggenggam mengunci jari jemari kami yang menyatu , akibatnya tubuh Yona tertarik ke belakang hingga penisku menusuk semakin dalam .

"Anhh ahhh... Enak kak... Enak.." racau Yona menikmati genjotan ku.

Mendengar itu aku semakin bersemangat , aku tak perduli lagi dengan tempo atau ritme , yang kupikirkan adalah penisku harus terus masuk semakin dalam dan mengocok isi vaginanya semakin cepat . Yona kewalahan , tubuh bagian atasnya ambruk di sisi panggung teater membuat payudaranya tertekan .
Aku terus menggenjot vaginanya tanpa henti , rasa gatal mulai menjalar di penisku yang masih giat menghujam vagina Yona yang makin lama makin terasa sempit.

"Ahhh kakk...aku nyampe...lagi.. Unhhhh...." tiba tiba tubuh bagian bawah Yona bergetar , kakinya tak dapat menahan setruman rangsangan yang menggelora hingga hampir saja terjatuh namun buru buru kutahan .

Aku tak menghentikan genjotanku , tanpa memperdulikan Yona yang tengah terbuai aku terus memompa vaginanya dengan kasar.

"Kak bentar..kasih waktu...ehhhhh... Haahhh" ratap Yona menerima perlakuanku .

Aku sudah dikuasai nafsuku , ratapan Yona justru terdengar seperti meminta penisku untuk terus mengobok ngobok isi vaginanya .
Tubuhnya semakin terdorong , sebelah kakinya sudah kunaikan ke sisi panggung , kini hanya sebelah kakinya yang menjuntai kebawah sementara sebagian badannya sudah tergeletak di atas panggung pasrah menerima genjotan demi genjotan yang kulancarkan dalam vaginanya yang telah dibanjiri cairan kewanitaannya.
Tiba tiba tubuh Yona menggelepar lagi , kali ini seluruh tubuhnya .

"Tuhh kann....hnghhhhh keluar lagiii.... Aahhhhnnhhhh" Yona meringis keras . Dapat kurasakan vaginanya menyemprot nyemprot batang penisku yang terbenam begitu dalam .

"Sorry yon... Tahan dikit lagi ya"

Mendengar itu Yona menggeleng , wajahnya terlihat lemas .
Aku membalikkan tubuhnya tanpa melepas peraduan kelamin ku dengan Yona .
Sambil berpegangan pada pangkal pahanya yang ku kangkangkan , aku langsung kembali menggenjot vaginanya ke tempo tertinggi .
Yona meracau , kepalanya menggeleng tak beraturan .
Aku tau orgasme beruntun yang dialaminya membuat vaginanya berada di titik sensitif tertinggi , tapi aku juga kepalang tanggung rasa gatal yang kurasakan disekujur penisku tengah mencapai puncaknya.

"Enghh dikit lagi Yon..tahan..."
Yona sepertinya tak mendengarku diantara hujaman demi hujaman dari penisku dia terus terusan mendesah tanpa menahan diri .
Cengkeraman dinding vaginanya semakin menguat , penisku semakin merasa keenakan .
Kugaruk terus dinding vagina Yona yang memanjakan penisku tanpa ampun , kurasakan penisku membesar dalam hisapan vagina Yona.
Pertahananku pun akhirnya jebol
Kuhentakan dalam dalam penisku hingga mencium bibir rahim Yona sejurus kemudian penisku menembakan cairan panas bertubi tubi masuk memenuhi rahim Yona.

"Nyampe Yon gue..... Hnghhhh haahhhhh" aku mendesah sejadi jadinya sambil mencengkram paha Yona erat.

"Lah....kok...nghhhhhh... Aku keluar lagi....hhhaaahhhhh" teriak Yona tubuhnya membusur ke atas.

Kami akhirnya hanyut dalam badai orgasme bersamaan , tubuhku ambruk menindih tubuh Yona yang sedang menggelinjang heboh , sementara vaginanya terus berkedut memeras batang penisku yang tengah menyemprotkan sperma dengan derasnya.
Nafas kami memburu , terengah engah setelah pergumulan yang begitu menguras tenaga .

Aku memeluk Yona yang kutindih , berusaha sedikit memindahkan berat tubuhku agar Yona tak merasa sesak.

"Gila kamu kak , mau bikin aku pingsan apa??" Omel Yona menjitak kepalaku.

"Adaw...iya kan tadi udah sorry...
Tapi enak kan ?" balas ku menyindir.

Yona manyun malu malu , aku tahu dia tak dapat berkilah setelah orgasme beruntun yang dialaminya.
Aku menyingkir dari tubuh Yona , memberinya ruang . Ketika kucabut penisku dari vaginanya , sperma yang sudah bercampur dengan cairan vagina Yona luber keluar membasahi lantai panggung teater tempat Yona berbaring .
Yona ikut bangkit dan duduk disebelahku . Dia menyenderkan kepalanya di bahuku .

"Mana bisa coba aku jauh jauh dari kamu , yang bisa kasih aku kenikmatan kaya gini" ujar Yona tiba tiba .

Mendengar itu aku sedikit merasa bangga . Tapi tetap saja itu bukan solusi.
"Lu bisa kena marah kapten lagi tau , gue juga bisa kena blacklist pasti " kataku mengingatkan betapa tegasnya Shania .

Yona terlihat sedang berpikir , sementara aku membiarkannya berpikir aku memunguti pakaian kami untuk segera dipakai . Dinginnya AC teater mulai terasa menusuk karena itu kusuruh Yona untuk segera berpakaian .

"Ah aku ada ide !" seru Yona tiba tiba sambil merapikan kostum piyama yang dipakainya kembali.

"Ide ? Apaan ?" aku penasaran .

"Nanti aja aku ceritain , sekarang kakak pulang dulu " ujar Yona mendorong tubuhku menuju pintu exit .

"Ehhh kenapa ga sekarang ?" tanyaku sambil mencoba menahan dorongan Yona .

"Udah pokonya pulang dulu sana , bye !!" Yona berhasil mendorong ku keluar , kemudian dia kabur menghilang ke dalam ruang teater menuju backstage.

Aku menggerutu kesal , tapi karena Yona juga sudah menghilang kuputuskan juga untuk melangkah pulang .
Aku berdiri di depan lift yang tengah melaju naik dari floor base . Saat display menunjukan "f4“ pintu lift terbuka .
Ku lihat sosok yang ku kenal di dalam lift sendirian saja menenteng totebag putih .

"Neng Ratih ?"

Sosok di dalam lift itu tertegun melihatku .
"Natalia ! Rotah ratih !" sahutnya kemudian menyadari orang yang memanggilnya barusan cukup familiar .

Aku buru buru masuk dan langsung memencet tombol turun ke floor base . Natalia kaget .
"Eh ngapain aku ikut turun hih"

"Udah gapapa ikut ajah" aku tersenyum mesum sambil mendelik ke arah Natalia

"NGGA MAU !!"


 
Terakhir diubah:
Asik ni cerita nya, serasa lengkap, detil nya bagus kalo aku rasa.

Asik nya ada terus natalia sih, kaya dessert nya itu natalia
 
Asik ni cerita nya, serasa lengkap, detil nya bagus kalo aku rasa.

Asik nya ada terus natalia sih, kaya dessert nya itu natalia
Detil suasana atau detil ekse mz ?
Gue butuh nih kritik saran ky gini biar terus belajar .

Yoi Nat itu wajib . Nanti bikin side story deh sebelum tamat . Kaya yang part 3.1 ituh
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd