Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Unfaithfull

Bimabet
Waktu nathan mebuntutui tuh bule aku pikir nathan bakal balas dendam dg cara yg lebih "cerdas" dan "elegan", tp pas tuh anak tiba2 nglabrak koq ...... :huh: :bingung:
 
Lanjutannya suhu di tunggu yak...😂😂😂
 
Nathaelnya lebih labil di scene terakhir hu gak kaya biasanya analisa dulu bikin trap trap
 
Waktu nathan mebuntutui tuh bule aku pikir nathan bakal balas dendam dg cara yg lebih "cerdas" dan "elegan", tp pas tuh anak tiba2 nglabrak koq ...... :huh: :bingung:

setuju ... harusnya gak pakai okol tapi akal ...
 
emm .. pa mkn si bos nya Nathan ya yang di adu ama si bule ?? dgn manfaatin hasil rekaman si Nathan untuk manas"in si bosnya biar berantem ama si bule ...
seru ni di tunggu lanjutannya
 
Waktu nathan mebuntutui tuh bule aku pikir nathan bakal balas dendam dg cara yg lebih "cerdas" dan "elegan", tp pas tuh anak tiba2 nglabrak koq ...... :huh: :bingung:

setuju ... harusnya gak pakai okol tapi akal ...

Nathaelnya lebih labil di scene terakhir hu gak kaya biasanya analisa dulu bikin trap trap

Ehmm... coba deh kalau situ yang jadi nathan, gara si bule situ harus kehilangan pekerjaan yang merupakan satu2nya tiang utama untuk menghasilkan uang, lebih gampangnya rejeki suhu di mati'in ama tuh bule... suhu emosi gak ama tuh bule, pingin hajar tuh bule gak !.

Namanya manusia, se pinter apa pun dia mengendalikan emosinya pasti pernah labil juga... apalagi dia habis kena musih kehilangan pekerjaannya

Lah.. makanya nathan sengaja ingin hajar tuh bule dengan memancingnya supaya berjauhan dengan temannya agar temannya itu gak bantu'in... kalau kondisi normal jelas nathan kalah tapi kan kondisinya si bule mabuk.

moga penjelasan ane bisa memberikan pencerahan, sholat jumat dulu suhu biar gak labil.. ;)
 
Lanjutan Chapter 12


Senin, 28 Agustus
17:00, Taman Bungul



Aku sedang duduk sendirian di sudut taman ini, dengan segelas kopi dan sebatang rokok menemaniku untuk mencari seseorang. sudah hampir setengah jam aku duduk disini sejak aku pulang kuliah, hanya untuk bertemu dengan seseorang dan menjebaknya agar masuk kedalam perangkapku, tentu saja maksudku adalah untuk mengadunya dengan yohan si monster itu.

Perlahan sang mentari pun mulai malu menampakan wajahnya dan tertelan oleh hembusan sang rembulan, malm pun mulai datang dan gemerlap cahaya lampu taman pun terpancar indah. orang yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga, aku harus segera melancarkan aksiku agar bisa membuat memberikan pelajaran untuk monster itu.

Mol codet dialah orang yang aku tunggu-tunggu, orang dengan badan besar, tampang preman dan juga tenaga yang kuat membuatnya jadi lawan yang sepadan untuk bule busuk itu, walaupun tingginya masih kalah dengan bule itu tapi tak apalah yang penting bisa memberikan pelajaran untuk bule itu. dengan begini aku tidak perlu lagi mengotori tanganku dan aku hanya perlu menonton saja pertunjukan itu dari kejauhan.

Saat mol codet sedang petentang-petenteng berjalan kesana kemari melihat anak buahnya bekerja, aku pun dengan memberanikan diri berjalan mendekatinya. saat kita akan berpapasan aku pun dengan sengaja menabrakan diriku padanya untuk membuatnya emosi padaku, bahuku membentur tangannya yang sedang mengikat pinggang.

"Woi.. matamu picek yoo !", ucap dari mol codet marah padaku.
(Woi.. mata lu buta yaa).

"Sepurane gak eruh !", ucapku santai mengacuhkan dirinya.
(Maaf gak tau).

"Ohh... dancok !", ucap dari mol codet kesel karena merasa aku acuhkan.

Karena merasa akuacuhkan dan aku remehkan mol codet pun menepuk pundakku dan menahanku agar tidak pergi, dia pun membalikan badanku dan setelah aku membalikan badan menghadap ke arahnya, wajahnya penuh dengan emosi saat melihatku. dia pun memegang kra bajuku bagian depan dan menaikan ke atas sampai ke daguku hingga aku pun tak bisa bergerak bebas.

"Ohh.. raimu, arek kali asin yoo !", ucap dari mol codet mengingatku.
(Ohh.. muka lu, anak kali asin yoo).

"Raimu gak kapok-kapok golek perkoro nang kene !", ucapnya.
(Muka lu gak ada takut-takutnya nyari perkara di sini).

"Duweh nyowo piro raimu wani golek perkoro karo aku !", ucapnya lagi.
(Punya nyawa berapa lu, berani nyari perkara ama gue).

"Lepasin anjing... !", ucapku dengan merontah untuk melepaskan diri dari mol codet.

"Dancok.. mayak arek iki !", ucap dari mol codet emosi mendengar perkataanku.
(Dancok.. nyolot nih anak).

"Buuuuuugggg... ", suara tonjokan dari mol codet mengarah tepat ke wajahku hingga aku pun terpental dan tersungkur di tanah.
Benar juga kata adrian, pukulannya sangat sakit sekali sampai-sampai kepala dibuat pusing olehnya, dengan begini memang dialah lawan yang sepadan dengan untuk bule tersebut. tapi ini di luar skenarioku tak seharusnya aku sampai di pukul seperti ini, ahh sudahlah yang penting sekarang cepat bangun dan melancarkan aksiku dari pada babak belur nantinya.

"Dancok... aku iki salah opo cok !", teriakku pada mol codet.
(Dancok... gue ini salah apa cok).

"Wani misu'i aku.. tak pateni awakmu !", ucap dari mol codet mengancamku.
(Berani ngatain gue... gue mati'in lu).

"Raimu tuwek tapi wani'e karo arek cilik... !", ucapku untuk mengalihkan pembicaraan.
(Muka lu dah tua tapi beraninya ama anak kecil).

"Raimu lek duweh kontol.. musuh mas ku cok !", ucapku lagi.
(Kalau lu emang punya peler... lawan kakak gue, cok).

"Ohh... bangsat, wong sak kali asin awakmu gowo mrene lho aku gak mundur, opo maneh masmu !", ucap dari mol codet dengan sombongnya.
(Ohh... bangsat, orang se-kali asin lu bawa kesini lho aku gak mundur, apa lagi kakak lu).

"Gowo mrene mas mu !", ucapnya lagi.
(Bawa sini kakak lu).

"Jen jen'an cok.. ojok keroyokan, koyok banci ae !", ucapku meledek mol codet.
(Satu lawan satu, cok... jangan keroyokan, kayak banci aja).

"Gowo mrene mas mu cok... mumpu durung tak pateni raimu !", ucap dari mol codet.
(Bawa sini kakak lu cok... mumpung belum gue mati'in muka lu).

"Bubaran station, nang parkiran station... mas ku seng nyekel station !", ucapku.
(Selesainya station, di parkiran station... kakak gue yang megang station).

"Wani ta gak raimu mrono... raimu kakean cocot asli'ne gocik kon iku !", ucapku meledeknya agar mau datang ke tempat yang ku maksud.
(Berani apa gak lu kesana... muka lu kebanyakan bacot, aslinya gak punya nyali lu itu).

"Buuuuugggg... ", lagi-lagi mol codet menonjokku tepat di wajahku, dia pun begitu emosi menanggapi tantanganku.

"Tak parani cok.. sampai gak onok wong nang kono, raimu seng tak pateni !", ucap dari mol codet.
(Gue samperin, cok.. sampai gak ada orang disana, lu yang gue mati'in).

"Minggat kon saiki.. ngomong'o nang masmu, mol codet bakal teko !", ucapnya dengan sombong dan mengusirku.
(Minggat sana.. bilang sama kakak lu, mol codet bakal datang).

Yang sedang tersungkur lagi setelah meneriman pukulan dari mol codet mencoba untuk bangun perlahan dan pergi meninggalkan tempat tersebut, tapi setidaknya rencanaku berhasil untuk aku jalankan. nanti malam hanya perlu memastikan kalau mereka berdua akan berantem dan adu jotos, walaupun tidak bisa membalas dengan tanganku sendiri tapi melihat mereka saling adu jotos sudah cukup puas bagiku.

Namun kepalaku ini rasanya benar-benar pusing sekali setelah mendapat dua kali pukulan dari mol codet, pukulannya benar-benar sangat kuat sekali sampai aku harus terpelanting dan tersungkur di tanah. walaupun aku dan adrian melawannya belum tentu kita berdua bisa menang, pantes saja dia bisa memegang kawasan taman bungul.

Dengan berjalan pelan-pelan dan tangan memegangi wajahku aku pun pergi menjauhku dari tempat itu dan mencoba untuk menaiki angkutan umum untuk membawaku pulang, semua mata pun tertuju padaku karena berani menantang mol codet yang terkenal preman di kawasan sini, walaupun harus menahan rasa sakit dan malu karena kalah dari mol codet aku tetap saja tersenyum dalam hati karena rencanaku sebenarnya akan segera di mulai.

--- --- --- --- --- --- ---
--- --- --- --- ---​

Selasa, 29 Agustus
02:10, Parkiran Diskotik Station



Tepat di depan pintu parkir aku sekarang menunggu kedatangan dari preman bungul si mol codet, berdiri sendirian dengan bersandar pada palang pintu parkiran. setelah beberapa menit menunggu akhirnya aku melihat kedatangan dari mol codet dengan membawa motor dan membonceng dua temannya, seperti layaknya cabe-cabean yang boncengan tiga. mereka pun mendekat ke arahku hingga aku pun menghentikan mereka.

"Endi mas mu cok ?", tanya mol codet.
(Mana kakak lu, cok).

"Dancok.. lapo gowo bolo ?", tanyaku.
(Dancok... ngapain bawa teman).

"Jogo-jogo lek awakmu jebak aku !", jawab dari mol codet.
(Jaga-jaga kalau lu jebak gue).

"Siji musuh siji cok... !", ucapku dengan nada emosi.
(Satu lawan satu, cok).

"Santai ae cak, awak'e dewe cuma delok tok... gak bakal jawil mas'e sampeyan, tapi sampai mas'e sampeyan maen keroyok baru awak'e dewe mudun !", saut salah satu teman mol codet dengan santainya.
(Santai aja mas, kita berdua cuma lihat doank... gak bakal keroyok kakak lu, tapi kalau sampai kakak lu maen keroyok, baru kita berdua akan turun).

"Ok, melok aku !", ucapku.
(Ok, ikuti gue).

Aku pun berjalan masuk kedalam parkiran mobil setelah sebelumnya motor dari mol codet terparkir di parkiran motor, langkah demi langkahku di ikuti oleh mol codet dan dua rekannya. beginilah susahnya lawan preman, mereka pasti berpikiran yang tidak-tidak karena dunia mereka adalah dunia yang penuh dengan kekerasan, selalu waspada dengan setiap masalah yang ada sebagai bentuk jaga diri sebelum dirinya mereka terancam.

Tapi sebelumnya aku telah memastikan kalau si bule busuk telah ada di tempat yang kita telah sepakati, si bule itu juga di temani oleh temannya yang kemarin. meurutku ini pertarungan nanti akan sangat seru jika mereka berlima saling adu jotos, aku tidak bisa memprediksi siapa yang bakal menang atau kalah.

Namun di antara itu semua ada satu hal yang patut aku waspadai yaitu tentang keberadaan senjata tajam, tumpul maupun senjata api. jika sampai salah satu di antara mereka ada yang membawa benda tersebut makan duel yang semula adu jotos akan berubah menjadi duel berdarah yang bisa merenggut nyawa salah satu dari mereka. oleh karena itu aku telah menyiapkan siasat khusus untuk mereka agar perkelahian ini tidak sampai berujung pada pertumpahan darah karena jika itu terjadi maka aku akan terseret juga di dalam kasus ini.

Akhirnya perjalananku pun sampai juga di tempat tujuan, sebuah mobil telah terparkir sendiri di ujung lorong parkiran ini, tempat yang begitu senyap dan sepi, perlahan orang dari mobil itu pun keluar, dua orang seperti monster pun telah bersiap menyambut kedatanganku dan juga orang-orang yang di kira mereka adalah kakaku.

Entah itu mol codet ataupun yohan mereka berdua sama-sama mengira kalau mereka adalah kakakku yang sengaja ingin berantem untuk membela adiknya. hanya perlu sedikit percikan api untuk menyulut emosi mereka, setelah itu pertunjukan adu jotos pun akan terjadi dengan serunya, ibarat nonton tinju aja.

Sesaat setelah kita saling berhadapan...

"Ini kakak gue.. !", ucap dengan mata melirik ke mol codet tapi wajah lurus kedepan mengarah ke yohan.

Saat kita telah bertemu aku pun minggir supaya mereka berdua bisa berhadapan, kini antara mol codet dan yohan pun saling berhadapan sekarang terlihat sekali kalau yohan lebih tinggi dari mol codet tapi untuk ukuran badan si mol codet lebih berisi dan agak gemuk sedikit. dan untuk memulai pertarungannya aku pun menyulut emosi mereka dengan memberikan omongan yang pedas.

"Ini satu lawan satu gak boleh ada yang bantu... !", ucapku pada mereka semua.

"Buruan anjing... tonjok kakak gue kalau lu berani, bangsat !", ucapku memancing emosi mereka berdua.

Dan benar saja yohan pun terpancing emosinya karena dia mengira bakal dengan mudah mengalahkan mol codet yang di sangka adalah kakakku. mol codet yang terpukul pun akhirnya membalas pukulan yohan, mereka berdua kini sudah saling adu jotos dengan seriusnya. aku benar-benar menikmati pertunjukan ini seru sekali, perlahan-lahan aku pun sedikit menjauh dari mereka semua untuk jaga-jaga jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Mol codet yang memiliki pukulan yang sangat keras ternyata tidak mampu menjatuhkan yohan, sedangkan yohan sendiri berkali-kali telah menjatuhkan mol codet. sepertinya pertandingan ini sudah bisa di tebak siapa yang bakal jadi pemenangnya. muka merah lebam karena pukulan menghiasi wajah mereka berdua, terutama wajah dari si yohan karena dia seorang bule jadi bekas pukulan dari mol codet begitu terlihat di wajahnya, lain dengan mol codet yang item kayak pantat panji, luka lebam karena tonjokan yohan pun tersamarkan oleh warna kulitnya.

Namun ada satu hal yang menarik perhatianku adalah kedua teman dari mol codet tersebut, terlihat mereka mengambil sesuatu dari balik bajunya, sebuah senjata tajam semacam celurit. dan disisi lain ternyata teman dari yohan menyadari hal tersebut, dia pun mengeluarkan sebuah handgun yang kemudian dia acungkan pada kedua rekan dari mol codet. melihat teman yohan mengacungkan senjata api teman dari mol codet pun ketakutan dan tidak berkutik sama sekali, mereka hanya bisa melihat mol codet babak belur di hajar oleh yohan.

Setengah jam telah berlalu dan pemenangnya pun sudah pasti bisa di tentukan, mol codet terlihat sudah tidak ada perlawanan sama sekali, darah pun keluar dari pelipis matanya karena menerima pukulan dari yohan. perlahan aku pun berjalan menjauh dan menghilang dari pandangan mereka, di saat aku merasa telah lepas dari pengamatan mereka aku pun menjalankan rencanaku selanjutnya.

Sebelum itu aku sudah menyiapkan sebuah speaker yang bisa berfunsi juga sebagai sirine yang aku pinjam dari suami bu gina, sengaja aku sembunyikan di tempat parkiran ini untuk menyudahi aksi mereka dan mengusir mereka dari tempat ini. aku pun segera membunyikan sirine ini dengan kencangnya, lalu aku pun berpura-pura berlari sambil berteriak-teriak ke arah mereka.

"Polisi... station di grebek polisi !", teriakku pada mereka semua.

"Polisi.... !", teriakku lagi.

Aku pun berlari sekuat tenaga untuk menjauh dari mereka, aku takutnya jika mereka menyadari kalau ini hanyalah akal-akalanku saja.setelah cukup jauh aku pun melihat kearah mereka ternyata mereka juga berlari kalang kabut, yohan dan temannya segera pergi dengan mengendarai mobilnya sedangkan mobil codet dengan rekannya berlari turun ke bawah ke tempat motor mereka terparkir, melihat mol codet yang sudah hampir tak sadarkan diri membuatku kasihan juga.

Setelah mereka semua kabur aku pun kembali lagi dan mematikan sirine tersebut, lalu aku berjalan ke arah diskotik station untuk mengembalikan speaker tangan ini kepada suami bu gina karena benda ini adalah inventory kantornya. setelah mengembalikan speaker tersebut pada suami bu gina aku pun masuk kedalam diskotik yang sudah mulai sepi tersebut.

"Udah sepi ya pak !", ucapku pada suami bu gina.

"Bentar lagi bubaran nath !", saut darinya.

"Lihat-lihat kedalam boleh gak pak !", ucapku pada suami bu gina.

"Masuk aja, santai aja kalau disini !", jawab dari suami bu gina.

Aku pun berjalan-jalan masuk kedalam diskotik tersebut, hanya sebuah music dari tape saja yang terlantun tanpa seorang DJ yang memainkan. orang-orang pun juga sudah mulai menghilang dan para pelayan mulai membersihkan temapt yang ada, aku terus berjalan mengelilingi diskotik tersebut hingga mataku tertuju pada sosok wanita yang sangat aku kenal.

Wanita yang kemarin malam menemani yohan ternyata masih ada di tempat ini dengan kondisi yang mabuk karena alkohol, dia sendirian disini tanpa ada yang menemani. dengan baju seksi dress hitam pendek sepaha dengan menonjolkan belahan payudaranya yang besar dan juga dress tersebut tanpa lengan sehingga benar-benar menggoda mata lelaki untuk menggodanya.

"Mas tuh tadi wanita sama bule yaa ?", tanyaku pada pelayan tersebut.

"Iya, kayaknya lagi nunggu pasangannya tuh !", jawab dari pelayan tersebut.

Hehehe... pucuk di cinta ulam pun tiba, pembalasanku masih belum berakhir, monster. setelah kau mengalahkan mol codet sekarang aku akan menggunakan tante ini untuk membalasmu, lihat saja nanti !.
 
:eek:..*** ada takut takutnya si Nath ini...:jempol:

Jadi :baca: ajalah..pusing kalo nebak nebak...
 
Jujur nie om,
Entah kenapa sy suka karakter si nathael dr pada si hans
:sendirian:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd