Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG {True Story} From Russia With Lusk

DEPOTCHKA

Semprot Baru
Daftar
26 May 2017
Post
41
Like diterima
267
Bimabet
Hai semua.
Pertama-pertama, bbrp catatan dulu:
- Tujuan utama nulis ini sih utk story dump. Gw udah nikah skrg, luv my wife, tp ga bakalan elok klo gw crita gini2an ke bini gw sendiri n lagi pandemi gini jd jarang bngt nongkrong. Intinya gk punya tmn bwt crita2 kyk ginian.
- Porsi cerita 'panas' kyknya tidak akan begitu banyak, karena detil2 biasanya gw gk ingat. Tapi nanti akan kucoba utk ksh banyak bumbu.
- Akan ada tiga cerita dengan tiga perempuan di series ini: yang pertama ini dengan orang Russia, lalu Jerman dan terakhir Yunani. Tp gw gk pernah threesome dgn mereka , apalagi foursome, fantasi bener itu.:cim:pretty sure i cant actually take 'em all at one time anyway.
- Gw merasa bukan fuckboi apalagi playboy, jauuuhh bngt. Bahkan sebaliknya, gw cenderung hati2 sama cewe.
- Cerita2 di sini adalah pengalaman pribadi 5-6 thun lalu, diambil dr ingatan. Pasti bnyak yg lupa/blank. Ketika ini terjadi, gw akan mengarang bebas demi mulusnya alur cerita. Tapi tetep akan coba seakurat mungkin, dengan: buka2 arsip jadul (chat, foto dsb)
- Bbrp nama orng, tmpt, dsb terpaksa gw samarkan. Ada bbrp alasan knp gw gk bisa terlalu candid/expose
- Oia, ini percobaan pertama nulis di sini. Semua masukkan dr suhu2 sangat gw apresiasi.
- Krn true story dan kemungkinan gw sertakan foto2 jg, mohon spy ga usah nyebar. Ga mau viral. 1 taw 2 org yang baca aja udah bahagia kok. Gw sukanya di forum ketimbang di sosmed krn sifatnya yg anonymous atau pseudonymous, org cenderung lbh jujur jadi lbh gampang bisa nyambung walo gk kenal sama sekali.
- Makasih semprot yg dr konsisten ngasih platform utk ini
Selamat menikmati



From Russia With Lusk


Lusk? Bukan typo kah?
Bukan..

Chapter 1

Alkisah, 6-7 tahun yang lalu aku memutuskan untuk pindah ke sebuah kota tujuan wisata untuk memulai hidup baru. Di kota ini nantinya semua kejadian akan terurai - kota yang tanpa perlu kusebutkan namanya, pembaca paling budiman pasti bisa tahu.

Aku pindah ke kota ini setelah mengakhiri hubungan 7 tahun dengan seorang perempuan yg 2-3 tahun terakhir sudah menjadi sangat destruktif untuk kami berdua, atau bahasa sekarangnya, toxic. Toxic sudah juga hubunganku dengan si ibukota. Saatnya pergi merantau lagi.

Kebetulan saat itu karena aku aktif di komunitas traveler dan banyak teman di negara2 luar, banyak temen2 dari negara luar yg suka menghubungiku utk ngopi atau ngebar. Sebagaimana sikap org Indonesia ke tamu dr jauh pada umumnya, selalu aku tawarkan mereka utk mampir dan menginap di gubuk kontrakanku. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, orientasi seksual, dari negara manapun, yang penting kelakuan tidak seperti kentut babi, aku bersikap sama.

Suatu hari, seorang teman komunitas di Kota Pahlawan bercerita ada seorang perempuan dari Russia (девушка/devuska klo bhs russianya) yang ingin berakhir pekan di kotaku sambil berjalan2. Si Devushka ini ternyata baru satu bulan di Surabaya utk program magang menjadi guru SD di sebuah sekolah Internasional. Tidak lama kami mulai berkorespondensi, bbrp msh ada arsipnya.

Syahdan, si Devushka katanya akan datang ke kotaku bersama seorang perempuan dari Argentina. Perempuan2 Argentina stereotipenya di mataku selalu menarik; passionate bout football, aksen inggris yg unik, kulit yg seksi dan bokong yg sintal. Jelas, di atas kertas setidaknya, lbh menarik drpd devuska.

Tapi sayangnya, gak lama si Devushka menghubungi dan memberi tahu si Argen gak bisa ikut datang. "Hi,yep,i'll go by bus at 20- there were some troubles at my job, so at 3 i'll be at a bus station-hope you can pick me and i dont need to go home-we can go directly to temple(meet the sunrise))"* , katanya lagi.

Bus tersebut, ya sudah barang pasti, terlambat. Sekitar 2 jam. Di pagi2 buta di bulan November itu, ketika tetanggaku baru pulang dari langgar usai subuhan, aku berangkat memacu motorku ke terminal bus yang jaraknya tidak dekat.

Sebagai night owl, orang malam, jarang sekali aku bangun dan keluar rumah sedini ini. Aku kemudian berpikir, sudah lama sekali terakhir kali aku seniat ini untuk seorang perempuan: pagi buta yg dingin setelah hujan malamnya, menyetir motor 20an km utk seorang perempuan yg tak kukenal. Mungkin secara tak kusadari, si otong-lah yang mendorongku utk sengoyo ini. Saat itu, kurang lebih sudah 7-8 bulan dari hubunganku yg terakhir. Selama itu juga aku dari terakhir menikmati liang paradiso.

Sebelumnya, aku hanya bisa meraba2 rupa si Devushka dari satu foto yg gak begitu jelas di profil pic-nya. Akhirnya pagi itu, ketika sang surya pun masih ngulet di cakrawala, di lantai dua terminal bus, di antara jejeran bangku plastik abu2 dan beberapa bapak2 yg masih tiduran selonjor, dengan mudah aku menemukannya. Ia tampak begitu kontras dengan sekelilingnya. Bukan karena kaus putihnya atau rok batiknya, tapi rambutnya yang pirang menyala di antara bangku-bangku terminal yg monoton. Tubuhnya mungil, petite, dengan tinggi sekitar 10 cm di bawahku. Kulitnya berseri tidak sepucat banyak kaukasian lainnya, walau kyknya AC di bus dan dingin pagi membuatnya sedikit kurang darah.

"Cantik. Fisik, tipeku sekali", ujarku di dalam hati. Di kemudian hari, aku tidak percaya lagi tipe2an krn alasan2 yg bisa jadi cerita sendiri.

Setelah berkenalan, ternyata betul juga, dia kurang darah, kurang gairah. Percakapan awal biasa2 saja dan dia terdengar lelah. Wajar, bus2 malam AKAP di Jawa memang bukan pengalaman enak utk banyak orang. Dan akupun jg jadi sedikit terbawa suasana murung. Aku betul2 bukan early bird, orang pagi.

Langsung kami berangkat ke tujuan jalan2 yang berjarak 40an km. Motor kutarik santai, tidak ngebut. Sambil ngobrol, berkendara melewati pusat kota, melihat gigihnya mbah2 yg sejak dini hari sudah gelar lapak di lahan becek utk menyambung hidup membawa sedikit semangat bagi kami berdua nampaknya. Dari pusat kota, kuputuskan utk ambil jalur alternatif melewati perdesaan dan sawah. Saat itu moodnya sudah bnyak berubah, percakapan makin cair dan dekat, terasa juga posisi duduk si Devuska di boncengan makin luwes dan tak kaku. Aku sudah mulai berani meledek dan bully si Devushka (terutama ngeledekin prilaku turis2 asal negaranya yg goblok2)

Kami mampir sebentar di sebuah viewpoint utk menikmati pagi yg berawan. Pecuma jg kalau cerah sebenarnya, karena momen sang fajar terbit sudah lewat 1-2 jam yg lalu. Di viewpoint itu kami lbh banyak ngobrol dan bercanda2 sambil menikmati kopi yg aku siapkan dari rumah.

Kami lalu beranjak ke tujuan utama, ke tempat yg paling penuh turis, paling touristy, paling laku di kotaku. Tidak banyak yg kuingat di sini. Aku lbh banyak menghabiskan waktu sendiri sedangkan dia melayani ajakan berfoto dari turis2 lokal dan anak2 SMK. Sesekali dia lari berlindung di balikku ketika anak2 SMK terlalu berebut berfoto.

"You're the perfect candidate for them. Blond as april spring, clear turquoise eyes, the ultimate bule. Plus, you're petite! Easier to aim a perfect selfie," ujarku.

Lalu kulanjutkan, "you also look friendly and approachable."

"i was never known as a friendly gal, back home at least. Maybe teaching kids has changed me a lil bit"
Ia membalas. (Sebenernya jg sih doi gk ramah2 amat, cuman gw pengen muji yg non fisik aja)

Kurang lebih begitu sepenggal percakapan kami di sana.

Jengah dan bosan, kubawa si Devushka ke tujuan berikutnya yg tdk begitu jauh dari sana. Sebuah tempat yg ketika itu tdk bnyk orang yg tahu. Sekarang tempat ini sudah menjadi magnet turis., dibangun dan pugar sedemikian rupa menjadi layaknya tempat wisata di Jawa lainnya. Tentu klo mnrtku, kehilangan daya magisnya. Krn sungguh, ketika itu daya magis tempat ini begitu luar biasa walaupun agak mengerikan. Bbrp pembaca yg bisa menebak di kota apa aku tinggal pasti juga bisa menebak tempat apa yg kumaksud.

Di tengah perjalanan, hujan turun dengan tiba2 dan hebat. Kami berdua kuyup. Setelah kami numpang parkir di rumah warga, kami lanjutkan dengan berjalan kaki karena jalanan terlalu licin utk motor. Di titik inilah pembicaraan sedikit lebih intim dan sering kulit kami bersentuhan. Di tengah hujan yg masih lebat, kami berjalan nyeker menaiki bukit yg becek dan licin utk mencapai tempat tujuan. Sepanjang jalan dia memegang tanganku sambil sesekali setengah memeluk perutku dari belakang.

"Hmpp," kukencangkan perut setiap kali dia memegangnya. (malu jg coy, kalo ketauan badan agak kurus tp perut berlemak :D )

Di lokasi, tempat ini ketika itu lebih mirip sebuah gedong memedi klo bhs jawanya. Ditambah lagi. musim hujan adalah steroid kepada tanaman2 belukar di sekitarnya. Di tengah2 belantara hijaunya daun jati yg lebar2 itu, belukar yg tumbuh sembarangan, dan bbrp akasia masyarakat sekitar, terbangun sebuah gedung yang katanya dulu terinspirasi oleh merpati. Tapi orang2, dan jg aku sendiri, nampaknya lbh setuju kalo gedung ini lbh mirip unggas lainnya yg lbh tidak seromantis merpati. Tapi ateis pun akan sulit menyangkal keangkeran dan kemagisannya kalau melihat apa yg kami lihat kala itu.

Kami hanya berdua di tempat itu. Tidak ada turis. Tidak ada warga. Tidak ada jg penjaganya. Kami masuk dari sebuah lubang di lantai paling bawah yg setengahnya sudah terkubur tanah dan timbunan bongkaran puing2. Kesan magis dan angker sedikit hilang ketika kami menemukan 2 kondom yg tergeletak begitu saja, bahkan pemakainya terkesan tidak mau susah2 menguburnya. Masuk ke ruang utama kami melihat bbrp scafolding dan tangga. Sepertinya, ada pihak yg hendak memugarnya tapi entah knp hari ini tidak ada pekerja satu orangpun di lokasi.

Kami gunakan scafolding dan tangga utk naik sampai ke titik yg paling atas. Ke tempat orang skrg biasa berselfi2 ria. Persis di cucuke. Setelah bergantian mengambil foto. Kami duduk bersebelahan menghadap keluar, ke langit yg pucat abu dan daratan yg hijau gelap. Hujan sedikit menipis tapi petir bergantian menggelegar.

Di titik itu, seingatku, aku tidak ada usaha mendekatinya. Oke, kalau fisik si Devushka emang topcer tp blm ada chemistry yg kuat yg bisa dikembangin. Plus, aku cenderung berhati2 dengan perempuan, tema yg akan bbrp kali muncul dlm serial ini. Oia, dan satu lagi, beberapa kali kuyup kering kuyup juga bener2 ga membantu si otong.

Suasana begitu syahdu, tenang dan sunyi tapi terus terang agak absurd. Bayangkan saja, dua anak bumi dr dua belahan berbeda, satu pirang menyala satu hitam kelam, yang sebetulnya tidak saling mengenal, duduk di cucuke 'merpati' di tengah2 hutan jati, sesekali dikejutkan oleh guntur. Pilihan topik pembicaraan kami utk menghormati atmosfir kala itu ya hanya dua: filosofis atau romantis. Sayangnya bagi para pembaca, karena kami belum ada chemistry yg kuat kala itu pilihannya jatuh ke pembincangan filosofis.

Untungnya bagiku, walau tak kusadari kala itu, percakapan kami di cucuk merpati kala itu adalah yang paling berkesan baginya. Yang nantinya berujung ketika dia menyerahkan dirinya padaku. Di jauh masa depan nanti, si Devushka bahkan mengaku bahwa semuanya yg kami bicarakan pada saat itu adalah kristal filosofi yg dia bawa sampai ke Nepal dan lalu kembali ke mother Russia.

"hmm..just lasweek, tx 2 covid. Hey @, that trip 2 that church years ago was special. Thank you again!i always remember our funny deeptalk on chicken lips in the jungle. Make me laogh and think hard." isi textnya di awal Mei tahun lalu.

Namun....Demi Tuhan! Yang kutahu hanya bahwa obrolan kami itu bersifat filosofis, tapi aku betul2 tidak bisa mengingat apa sebenarnya yang kami bicarakan kala itu.

Bersambung...



Keterangan:
* Text dari dia itu verbatim, kata per kata. Sedikit disensor nama2 aja. Writing englishnya doi emng gk terlalu bagus n bnyk typo. Kenapa ga SS? gw ngetik di PC, males ngedit n SS.
* @= my name.
* Nama asli si Devushka berawalan suku kata Vi, n gw jg panggil doi Vi. Di tulisan lanjutan, mungkin gw akan pake bergantian antara Devushka dengan Vi. Smoga gk bingung.
* Foto semua di trit ini milik sendiri gk ngembat dr siapapun.


Penampakan si Devuska. (Miss Vie)

ala kadarnya dulu. besok no sensor, tapi sementara no nude.

Foto2 di perjalanan n pas ngopi pagi2



Chapter 2

Chapter 3

Chapter 4

Chapter 5

Chapter 6
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd