Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG {True Story} From Russia With Lusk

Suwun hu.... mantab

Nice hu....

Makasih atas apdetnya om @DEPOTCHKA
:beer: :beer:

Makasih updatenya suhuu 😁

ijin ngikutin huuu

ijinn diriin tenda dimari suhuuu


Lagi2 makasih semua yg udah ngikutin. Ga nyangka gw rame jg di sub-forum ini yah ternyata.

Semoga pilihan gaya berbahasa gw gk jd halangan utk menghibur
 
Terakhir diubah:
Gelar tiker sama buka tenda nih suhu.

Bakal seru nih baca alurnya 😍
 
Previous Chapter

Gw cicil agak dikit supaya cepet selese miss Vi ini. Sampe dmn kmrn kita?
Oia..

Chapter 3


Walaupun sprei memang sudah kuganti yang baru, tetap saja ada perasaan gak nyaman bercumbu di kamar dan kasur ini.
"Ini kamar kan tempat Sidik dan Narto ngaso kalo capek," pikirku sambil mencoba mengenyahkan bayangan muka kedua karyawanku itu.

Untungnya kecuali dua kasur busa dan lemari kecil, kamar tamu ini kosong melompong dan berventilasi baik, jadi tidak menyimpan bau atau aroma tak sedap.

Kami masih dalam posisi duduk ketika tanganku sudah masuk menjemput susunya. Seperabaanku, teteknya Vi kecil, cenderung empuk kenyal yg bisa dimainkan ke atas-bawah samping (bukan tetek yang firm), dan putingnya, wowww, tegak mancung tapi tumpul. Perky nips kalo nginggris. Intinya, susu dan aksesorisnya Vi enak banget untuk dimainin.

Kugenggam hampir seluruh tetek kanannya Vi sambil dengan lembut memerasnya juga sembari mengusap-usap pentilnya dengan ujung jempolku. Tapi di saat yang sama aku juga masih belum puas mencumbu bibir dan lidahnya. Aku memang doyan permainan multi-tasking saat foreplay yg seperti ini.

Sekali dua kali Vi melengos dari cumbuanku dan pasif tak mencumbu balik sembari mendesah halus di sisi telingaku. Seakan-akan ia ingin benar-benar merasakan semua sensasi dari permainan tanganku. Sementara, kedua tangannya sejak tadi sudah dalam kausku sambil memeluk atau kadang mencakar lembut punggungku.

"Baiklah, kalo begitu," setelah kucumbu sekali dua kali bibirnya lagi, tanganku meraih ujung bawah sweaternya dan membukanya. (sebenernya ini sweater gw jg yg gw pinjemin ke doi)

Setelah membukanya, aku berhenti sejenak mengumpulkan diriku yang tercecer nafsu dan memandangnya dari rambut ke celananya yang masih terpasang. Vi duduk bersilang telanjang dada, agak tersipu-sipu.

Satu hal yang amat berbeda dengan perempuan Indonesia, tersipunya perempuan kaukasian gampang sekali diamati. Apalagi di bawah cahaya lampu kamar ini yang terang benderang putih kayak Indomaret, mudah sekali nampak pipi, bibir dan hidung si Devushka memerah seperti ranumnya delima.

Dan memang benar dugaanku, susunya kecil, kenyal, sedikit gondoy ke bawah tapi putingnya yg merah muda seperti roket anti gravitasi malah condong ke atas. Kulitnya putih tapi tidak pucat dan tidak ada freckles (bukan berarti gw gk suka freckels, malah sebaliknya). Perutnya rata tak berotot dengan porsi lemak yang pas.

"My oh my, you are..." sengaja kuungkapkan keterpesonaanku tapi kutunda memenuhi kalimat untuk melumat sedikit bibir lalu lehernya.
"sooo.." sambil tetap mengisap dan menyupang lehernya aku membisikan lanjutannya.
"friggin..." Vi menggelinjang tipis-tipis sembari jemarinya meraba-raba dadaku.
"hottt," kelar kalimat, Vi langsung membuka kausku dan membuangnya ke samping.

Sembari membaringkannya di kasur aku tetap menciumi lehernya lalu secara berangsur aku turun ke bawah untuk menciumi hampir setiap centi badannya tapi sengaja kuhindari putingnya. Save the best for the last.

Vi menggelinjang lebih sering dan cepat sambil mendesah-desah pelan.
"Ahh..ahh..ohh..hmpph.." desahnya tanpa kata-kata. Si Devushka memang bukan tipe yang cerewet di ranjang atau di luar ranjang.

Sepertinya daerah puncak payudara Vi adalah daerah yang paling sensitif baginya. Jadi ketika bibir dan ujung lidahku sampai di ujung putingnya, Vi berteriak kecil dan berhenti kaku di tengah-tengah gelinjang. Lalu, lemas.
"Nipple orgasm kah? Entahlah..."

Desahan Vi ketika aku sudah mulai mengulum dan memainkan putingnya dengan lidah malah agak aneh. Di tengah-tengah desahan sayup-sayup terdengar ada seperti kesakitan sedikit. Suara yg kurang lebih sama dikeluarkan sebelum atau persis ketika seseorang disuntik jarum.

Dari sini aku mulai sedikit curiga, ingin kutanyakan ada apa tapi kuurungkan karena aku lagi benar-benar menikmatinya. Tangan kananku mulai masuk ke dalam celana dalamnya. Jemariku melewati bulu kemaluannya yang lumayan lebat.
Si duo jari tengah dan telunjuk tiba duluan di liang paradiso.

Kalau dipikir-pikir, dua (kadang tiga) jari ini selalu yang dapat enaknya tapi jempol selalu pulang hampa. Yang paling tragis tentu si kelingking karena malah dapat lobang-lobang yang salah: telinga dan hidung.

(Oke balik ke cerita)
Saat kedua jariku tiba di liang paradiso, mereka merasakan sesuatu yang aneh, seperti sebuah benang.
"Wait, what?!" kataku dalam hati. "Apaan nih? Jembut yang kusut?"

Sebelum aku bisa menebak, Vi sepertinya sadar akan keherananku entah dari bahasa tubuhku atau karena intensitas aksiku yang tiba-tiba kurvanya menurun (gak kayak pandemi sialan ini!).

"I'm having my period, @. I wanna tell you before, but..." jelasnya tanpa menyelesaikan but-nya.

"Bajilaakkkkk," dalam hatiku, berarti yang seperti jembut kusut itu ternyata benang tampon.
"Huft. Alright, first day?" tanyaku..
"Pliss say first day, msh maulah gw paksain kalo msh hari pertama," kumemohon dalam hati.

"Second day, actually. Sorry, I really wanted to say it to you before but we were...you know.." jawabnya tanpa menyelesaikan kalimatnya lagi.

"Djancoekk, hah piye iki?!"

Sekarang semuanya lebih masuk akal. Pantasan dari tadi doi sama sekali ga menyentuh batangku yang padahal sudah tegak berdiri kayak monumen. Pantas daerah puting dan payudaranya sensitif sekali. Pantas dari pertama ketemu sudah terasa sedikit mood swing. Pantas kayaknya belum ngeklik banget tapi udah langsung nyosor aja tadi. Itu semua atau hanya ku utak atik gathuk saja.

Kuputuskan untuk menyudahinya saja lagipula si otong sedikit-sedikit sudah agak kuncup.

Kuberikan bajunya lalu memasang bajuku sendiri. Kukecup dia tipis sekali lagi sambil berkata satu-dua patah kata yang tak penting kemudian beranjak ke kamarku.

Sebelum sampai di pintu, si Devushka berujar, "stay here tonight. Sleep with me."

"Nah. I'll probably couldnt control myself. See you in the morning,
" kusudahkan begitu saja dan kembali ke kamarku.

Di kamar, aku tidak melanjutkan nge-gim, tidak juga ke kamar mandi untuk bersih-bersih tapi menjerembapkan diri dan tanpa banyak berpikir langsung lelap tertidur.

bersambung...

Ket:
@ = Namaku

Next Chapter
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd