Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TIGA ISTRIKU (Sequel Maya Istriku Versi KW)

Keburu frieska di bungkus org dh nunggu seminggu

Apa lg klo trnyata leo jg ada di hotel itu mendampingi klien yg lain..
Liat frieska di goda cowok lain sblm gio dtng, dia jd pahlawan n malah quicky

Fix gio dpt sisa
 
BAGIAN 6

PELACUR CANTIK





POV GIO

Jakarta, Senin 15 April 2024


Aku pun mulai masuk ke dalam sebuah bar, suasana cukup remang dan live music yang membawakan lagu-lagu R’n’B hadir menambah kesan ‘panas’ di bar ini. Dari kejauhan aku sudah menangkap sosok Frieska, dia memang sudah datang lebih dulu, sekitar 10 menit sebelum aku.

Yang kulihat dari sosok Frieska ini benar-benar membangkitkan gairahku, pakaiannya tentunya sangat minim dan sexy, dandanannya pun terlihat lebih dari kebiasaan Frieska selama ini, meski aku masih melihatnya dari jauh dan belum kuperhatikan detailnya, tapi aku lihat bibir Frieska terlihat begitu merah menggoda. Tak kusangka Frieska bisa tampil seliar ini, bahkan seorang Maya sekalipun… tak pernah tampil liar seperti ini, karena selama menikah denganku, dia tak pernah mengunjungi bar sama sekali.

Aku akan mulai mendatangi Frieska yang sedang duduk bertumpang kaki menampakkan pahanya yang mulus di depan sebuah meja bartender, dia terlihat sudah memesan minuman, walaupun aku yakin itu hanyalah soft drink atau lemon tea… aku rasa Frieska tidak suka dengan alkohol.

Namun langkahku terhenti, ketika kulihat ada 2 orang lelaki yang duduk di samping kanan dan kiri Frieska. Terlihat mereka mencoba mengajak mengobrol istriku itu, entahlah apa yang diucapkan oleh Frieska…. Dan aku kira lelaki itu menganggap Frieska sebagai Pelacur kelas atas yang biasa ‘mangkal’ di bar ini.

Sampai akhirnya salah seorang dari lelaki itu menarik lengan Frieska sambil menunjuk ke sebuah arah, entah itu dance floor atau mungkin mengajak Frieska ke tempat duduk mereka, tapi aku melihat Frieska menggelengkan kepala sambil tersenyum, dia masih tampak tenang, penolakan yang sangat sexy dan elegan. Dan sialnya aku justru menikmatinya, penisku begitu tegang melihat Frieska mengobrol dan dipegangi tangannya oleh lelaki itu. Dan istriku yang malam ini seperti seorang pelacur yang cantik, membuat gelora nafsuku semakin menggebu-gebu.

Kedua lelaki itu sepertinya menyerah, mereka pergi.... namun begitu mereka melintas ke belakang Frieska, aku melihat salah seorang dari mereka meremas bokong semok Frieska yang sedang duduk di sebuah stool bar yang tinggi. Aku jelas saja marah, tapi aku makin menikmatinya… aku melihat kepala Frieska menengok pada lelaki itu, wajahnya kini terlihat judes… tapi aku harap Frieska tidak marah, jangan sampai kemampuan bela dirinya itu keluar di malam ini. Nikmati saja cantikku…. Malam ini kita bersenang-senang.

Setelah kejadian itu Frieska tampak gelisah, dia terus mencari-cari keberadaanku, namun aku masih bersembunyi di balik kerumunan pengunjung. Ada beberapa lelaki lagi yang datang menghampiri Frieska, dan membuat penisku semakin tegak menantang.

Setelah beberapa lama, aku sudah berniat untuk kembali pada rencanaku yang semula…. Namun saat aku mau mendekatinya, aku masih melihat ada seorang lelaki yang duduk di sampingnya, dan sialnya…. Lelaki baru itu kali ini berhasil membawa bangkit dari tempat duduknya, saat berdiri aku menjadi tahu kalau sepertinya lelaki itu adalah seorang bule, tubuhnya jauh lebih tinggi daripada Frieska, dan lelaki itu menggenggam tangan Frieska menuju sebuah dance floor…. Entah apa yang ada di pikiran Frieska, kali ini dia tidak menolak seperti pada laki-laki sebelumnya.

Beat music dari home band kali ini memang lebih lambat, sangat cocok digunakan untuk berdansa. Aku melihat kedua lengan istriku langsung membelit di leher lelaki pasangannya itu. Sementara aku lihat tangan lelaki itu melingkar di pinggul Frieska, entahlah tangannya itu sedang meremas pantat istriku atau tidak, karena posisiku ini berdiri di belakang lelaki itu. Tubuh mungil Frieska jelas tertutup oleh badan besar lelaki itu.

Alih-alih mendekatinya, aku malah mencari tempat duduk untuk lebih menikmat istriku berdansa dengan begitu mesra dengan orang lain, mereka bergerak mengikuti alunan musik. Sesekali kepala lelaki itu tertunduk, entah dia sedang berbisik pada Frieska karena memang tinggi istriku hanya sekitar leher atau dada pria bule itu. Atau jangan-jangan lelaki itu sedang mencium istriku…. Oooh Frieska, apakah Frieska juga sudah sering berbuat binal sebelumnya?

Pikiranku melayang pada saat Frieska bekerja di panti pijat dulu, apakah Frieska sudah terbiasa berbuat nakal dengan lelaki? Kalau dari sikapnya di malam ini sih sepertinya dia memang terbiasa…. Lalu aku kembali memikirkan kejadian dia bersama Leo kemarin…. Aaaarrgghhh!!!!!

Mmm?” Dahiku mengkerut. Kini aku melihat pinggul laki-laki yang sedang berdansa dengan istriku itu bergerak seperti memutar, atau naik turun atau maju mundur atau apalah itu namanya. Aku tak tahu istilahnya, yang pasti itu bukan gerakan dansa pada umumnya, dan dari tempatku duduk aku bisa melihat dengan jelas gerakan itu. Sementara entah pikiranku saja atau betulan terjadi, kulihat tangan istriku seperti memeluk dengan erat di bagian leher pria bule itu bahkan sesekali mengusap-usap rambut di bagian belakang kepalanya.

Ada apa sih?” Pikirku.

Apakah si Pria bule itu sedang menggesekkan kontolnya ke tubuh istriku, atau jangan-jangan tepat di bagian vaginanya?” Pikirku jorok karena langsung terlintas di pikiranku.

Yang terjadi selanjutnya adalah ketika lelaki itu menarik salah satu tangan istriku yang sedang berada di lehernya, lalu tangan itu dia bawa ke depan bagian bawah… Aku sampai bangkit berdiri untuk memastikan apa yang aku lihat, ya ternyata benar, kini tangan istriku sedang berada di bawah depan lelaki itu, walau aku hanya melihat pinggiran tangannya saja, tapi aku melihat ada pergerakan dari tangan istriku itu.

Apakah istriku sedang meraba-raba kontol lelaki itu?” Tanyaku ragu pada analisaku sendiri.

Aku melihat gerakan pria itu semakin aneh, tubuh dia seperti turun, seperti ingin menyesuaikan posisi kontolnya dengan vagina istriku, tangan dia yang melingkar di pinggang istriku pun semakin terlihat bergerak-gerak, mungkin dia sedang meremas-remas bokong indah Frieska. Gerakan pinggulnya pun kini semakin jelas terlihat maju mundur-maju mundur seperti yang benar-benar sedang menyetubuhi istriku.

Kaget!!!! Pria bule itu kemudian mengangkat tubuh Frieska, ya seperti menggendong yang membuat aku bisa melihat kepala Frieska, aku bisa menangkap ekspresi wajah terkejut ketika tubuhnya terangkat, namun kemudian tertawa-tawa, yang membuatku tak habis pikir, dia seperti sengaja melingkarkan kedua kakinya ke pinggul pasangan dansanya itu, yang membuat gerakan maju mundur pria bule itu semakin brutal.

Kejadian itu hanya sekilas, tapi itu cukup membuatku panas dingin. Tubuh istriku pun sekarang turun lagi, mereka kembali berdansa dengan normal. Walau kali ini kulihat telapak tangan Frieska sesekali berada di pipi sang pria pasangannya itu.

Ooough…. Penisku benar-benar tegang, sensasi yang kurasakan benar-benar menggairahkan, ternyata tak kusangka Frieska bisa seliar ini, tapi apakah dia sadar dengan apa yang dilakukannya itu? Ini sudah diluar skenario, Frieska!!! Apakah dia memiliki penyakit yang sama dengan Maya?

Aku melihat pria bule itu semakin sering untuk menunduk mendekati kepala Frieska, tapi aku masih tak bisa melihat ekspresi dari Frieska atau kejadian apa yang ada di depan sana itu. Aku malah sibuk semakin cepat mengocok kontolku yang terhalang meja di tempatku dudukku ini, sambil terus memperhatikan gerakan mereka yang terasa semakin erotis…. sangat menyedihkan memang kelakuanku ini, tapi aku benar-benar menikmatinya!!!

Astaga Gio!!! Apa kamu sudah gila? Apa kamu mau menciptakan Frieska seperti Maya? Apa kamu tidak kapok? Hati nuraniku mulai bicara, aku langsung sadar dan akan menghentikan semua ini. Aku menghentikan kocokan kontolku meskipun aku belum keluar, lalu aku bangkit mendekati mereka.

Aku pun menepuk pundak lelaki itu, dan dia menoleh dan Astaga!!!! aku pernah melihat lelaki ini….. Costa!!!! Dia adalah anak dari Marco yang tewas oleh Bazam!!!!! Aku pun melihat dia begitu kaget ketika melihatku, meskipun selama ini kami baru sekali bertemu, tapi aku rasa dia pun masih mengingat wajahku.

“Are You, Costa?” Tanyaku yang masih belum reda rasa kagetku.

“Are You owner of…” Dia balik bertanya.

“Yes..” Aku langsung menyelanya, karena aku sudah paham maksudnya bahwa dia akan menyebutku sebagai pemilik Perusahaan.

Dan kini aku bisa melihat wajah Frieska begitu panik, ketika aku memergokinya sedang berdansa dengan lelaki lain dengan gerakan yang begitu binal.

“May I dance with this girl?” Ucapku dengan bahasa Inggris yang entah benar atau tidak.

“She?” Tanyanya bingung sambil menunjuk ke arah Frieska.

“Yes..” Jawabku mantap.

Aku melihat Costa seperti ragu ‘menyerahkan’ perempuan itu kepadaku, tapi akhirnya dia mengangguk dan kurasa dia merasa kesal kepadaku yang telah mengganggunya. Tapi tanpa kuduga Frieska malah ngeloyor pergi meninggalkan kami berdua, istriku kembali duduk di depan meja bartender.

Tapi kali ini aku langsung menyusulnya dan langsung menyapanya.

“Mpries Sayang… ngapain kamu dansa sama dia? Sexy gitu lagi gerakannya, Sayang tau nggak sih dia itu siapa? Dia itu Costa, anaknya Marco….. dia ada di pihak yang menuntut kita selama ini….” Ucapku langsung nyerocos.

“Maaf, saya nggak kenal anda…” Jawab Frieska dengan wajah judesnya.

Astaga Frieska!!! Ternyata dia masih menjalankan skenarioku. Oke lah, kita lupakan sejenak masalah Costa dan kita kembali ke dalam skenario, dan dari jarak sedekat ini aku bisa melihat dandanan Frieska yang begitu luar biasa, sedikit berlebih… tapi tidak bisa dikatakan menor, menurutku sangat pas… dan ada kesan binal di wajahnya itu… rasanya aku sudah tak tahan untuk menjejalkan kontolku ini ke mulutnya!!!

Setelah sekian lama aku merayunya, akhirnya ‘pelacur jadi-jadian’ ini akhirnya luluh dan mulai merespon ucapanku. Meskipun dia masih tak mau saat kuajak langsung ke kamar hotel. Buset!!! Tak semudah yang kupikirkan, ternyata Frieska benar-benar menghayati perannya, dan aku semakin terangsang ketika dia bertingkah jual mahal seperti ini.

Frieska malah mengajakku untuk duduk di salah satu meja yang ada di sudut bar ini, aku pun mengiyakan…. Aku rasa ini adalah keinginan terdalamnya, dia masih ingin menikmati suasana bar yang aku rasa baru pertama kali dia rasakan seumur hidupnya.

Di meja itu aku memesan minuman, dan itu membuat Frieska terkejut….

“Kamu suka minum alkohol ternyata?” Tanyanya yang masih berperan sebagai orang yang baru kenal.

“Ya dulu saya suka minum, tapi sudah lama tidak…. Malam ini saya mau merasakannya lagi…” Jawabku jujur dan kalimat yang terkesan canggung dan formal untuk ukuran seorang suami kepada istri. Tapi ini kan ceritanya lagi bersandiwara.

Dulu di kampung aku memang suka minum, biasa lah minuman murah meriah, tapi tidak bisa dikatakan sebagai pemabuk juga, karena aku melakukannya hanya sesekali. Dan malam ini entah mengapa aku ingin mencicipi minuman berharga sangat mahal, bagaimana sih rasanya? Mabuknya beda kali ya?

Jujur saja akhir-akhir ini aku memang lumayan stress dan cukup pusing dengan pekerjaan dan kasus hukum yang kuhadapi, jadi malam ini aku ingin sedikit melepaskan kepenatan di pikiranku dengan cara minum alkohol, tentunya tak akan banyak-banyak…. Nanti aku malah tak bisa pulang, hahahaha!

Setelah sekian lama, dan aku cukup merasa ‘naik’ karena alkohol, aku dan perempuan di sampingku ini semakin akrab dan mulai bisa tertawa-tawa. Sesekali kutarik kepalanya untuk bersandar di bahuku, dan dia tak menolaknya.

Saat dia berada di pelukku, aku memicingkan mataku untuk melihat belahan payudaranya yang begitu menyembul indah, bagian pundak Frieska memang terbuka dengan pakaiannya ini, ada satu goresan bekas jahitan di dada hingga ke leher, tapi itu hanya garis kecil dan tampak samar…. Tak menurunkan kadar ke-sexy-annya.

Sesekali aku arahkan tangannya untuk menyentuh penisku yang sejak awal sudah sangat tegang, tapi tangannya langsung menepis… dia masih jual mahal rupanya!

Dan aku baru sadar sekarang kalau caraku mendekati wanita yang baru dikenal ini memang sangat payah, aku tak berpengalaman sama sekali, pantas saja kalau perempuan di sampingku ini kadang masih bersikap sedikit acuh dan terkesan dingin kepadaku!!!

Tiba-tiba Costa menghampiri meja kami dan dengan bahasa Indonesia yang belepotan, dia mengatakan ingin bergabung di mejaku ini. Tanpa basa-basi dia langsung bercerita kalau dia baru saja memenangkan kontrak besar dan karena itulah dia mau mentraktir kami dalam rangka merayakan pencapaian tersebut.

Tak kusangka ternyata Costa ini ramah dan friendly. Mungkin yang ada di pikirannya ‘kita boleh berlawanan di kasus hukum, tapi malam ini lebih baik untuk melupakan itu sejenak, dan kita bersenang-senang bersama’. Ok Costa, aku setuju!

Kali ini Costa langsung memesan bir, entah berapa pitcher yang dia pesan, yang pasti kini Frieska melirikku sambil melotot. Naluri seorang istrinya langsung muncul untuk memperingatkan aku agar tak minum lagi. Aku menangkap kode tersebut dan aku pun mengangguk menenangkannya, walaupun sebenarnya aku masih sanggup untuk beberapa gelas lagi, enteng lah kalau sekedar bir.

Frieska yang duduk diapit olehku dan juga Costa masih bertahan untuk tidak minum, meskipun beberapa kali Costa menawarinya untuk minum meski hanya segelas saja, istriku itu tetap menolaknya. Sementara aku tertantang untuk ikut minum bersama Costa, yang pasti lebih dari segelas… entah berapa gelas, dan kini aku merasa kepalaku sedikit berputar.

Aku dan Frieska masih memposisikan sebagai orang lain yang baru dikenal, begitu juga dengan Costa yang tidak tahu kalau kami ini adalah pasangan suami istri. Sehingga istriku ini kadang bersikap sedikit nakal juga kepada Costa, memang tidak berlebihan… hanya sekedar mencubit lengannya atau sekedar mengelus pipinya ketika Costa yang dengan keadaan mabuk masih mencoba untuk berkelakar. Genit sekali istriku ini, dan aku suka.

Tiba-tiba tangan Costa menempel di paha Frieska, istriku itu langsung menepisnya seperti perlakuannya kepadaku tadi, namun sebelum dia tepis, aku sempat melihat tangan Costa naik turun mengelus paha mulus istriku beberapa kali, bahkan pakaian yang sudah cukup pendek itu kini menjadi lebih tersingkap akibat gerakan tangannya itu. Dan seperti biasanya aku malah menikmatinya.

“Tadinya aku akan mengajak perempuan cantik ini untuk menemani malamku…” Ujar Costa kepadaku sambil menggenggam tangan Frieska yang ada di atas meja. Kali ini tangan Frieska tidak menolaknya, tangan istriku tetap berada dalam genggaman telapak tangan besar Costa.

“Maaf, aku sudah lebih dulu mem-booking-nya…” Ucapku asal dan tetap memperlakukan istriku sebagai seorang pelacur.

“Tidak.. aku dulu!” Balas Costa sengit dan mulai sedikit ngotot.

“Tidak, dia yang lebih dulu…” Ucap Frieska sambil menunjukku, kali ini dia sudah berpihak padaku, syukurlah.

“Oh, OK…” Balas Costa sedikit kesal.

Setelah beberapa lama, Costa pun pamit untuk pulang lebih dulu, ternyata dia pun sedang menginap di hotel yang sama denganku. Sebelum pergi, dia memberikan nomor kamarnya.

“Barangkali anda berubah pikiran.... mungkin kita bisa menikmati bersama perempuan cantik ini bersama-sama hahahaha….” Ucapnya mabuk lalu berjalan sempoyongan keluar bar.

Hah?! Frieska dinikmati bersama? Seperti yang sering Maya lakukan dulu? Pasti akan terasa indah…. Sensasinya jauh lebih dahsyat seperti yang sering aku lihat terhadap Maya, karena Frieska ini di pikiranku begitu lugu dan polos, maka sensasinya akan luar biasa apabila dia mendadak menjadi binal, dimana kontol bule yang besar itu menyodok-nyodok vaginanya sementara aku menyedot payudaranya….. Astaga!!! Tidak Gio!!! Itu tdak akan pernah terjadi!!! Meskipun aku pun sudah mabuk, tapi aku masih berpikiran waras.

Kami pun bergegas pula meninggalkan bar, tanpa aku rayu lagi, kini Frieska langsung memapah jalanku, mungkin karena aku sudah mabuk dan begitu sempoyongan, sehingga percuma jika kita terus bersandiwara

Dengan jalan tertatih-tatih terkadang berjalan miring untuk menyandar pada tembok, lebih tepatnya mungkin menabrak tembok saking lemasnya aku tak bisa menggerakkan tubuhku dengan sempurna. Dibantu oleh topangan tubuh kecil Frieska, akhirnya dengan kepayahan kami sampai juga di kamar.

Aku langsung berbaring tak berdaya di atas tempat tidur, sementara Frieska langsung masuk ke kamar mandi mungkin untuk bersih-bersih dan berganti pakaian. Dunia rasanya semakin berputar, dan dengan kesadaranku yang hanya setipis tisu, aku melihat Frieska keluar kamar mandi masih dengan begitu cantiknya, kali ini sudah menggunakan lingerie sex yang baru kami beli.

Tapi aku terlanjur sadar tak sadar, pandanganku terasa gelap, kepalaku terasa berat. Dari tempatku berbaring, entah benar atau tidak… Frieska justru tak mendatangiku, tapi aku melihat Frieska malah keluar dari kamar, entah kemana dia akan pergi, yang pasti aku langsung tertidur.​



÷÷÷÷÷÷​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd