Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [REAL STORY] Maya, Bu Guru Alim yang Binal [Update 19 Agustus 2022]

metamorfosis

Semprot Kecil
Daftar
11 Jun 2018
Post
80
Like diterima
6.102
Bimabet
Setelah sukses dengan cerita sebelumnya, ane menjadi lebih bersemangat bercerita mengenai kisah perngentotan yang nyata ane alami sendiri.
Sebisa mungkin ane tidak menambahkan bumbu, supaya agan bisa merasakan pengalaman nyata yang terjadi kepada ane.
Tidak berlama-lama, mari kita simak ceritanya.

Pada awal masa pandemi covid-19, banyak aktifitas terhenti. Mulai dari ekomomi, pendidikan, dan banyak sektor lainnya. Meskipun cukup merepotkan, tetapi juga menjadi sedikit berkah buat aku, terutama dalam urusan seks. Meskipun hal ini tidak disengaja, namun menjadi cerita yang cukup berkesan.

Karena pandemi covid-19, menjadikan para pelajar terpaksa harus belajar di rumah. Pendidikan formal dilakukan secara daring demi menghindari penularan covid-19 di sekolah. Karena pandemi ini terjadi secara mendadak, tentu tidak ada persiapan, termasuk untuk proses pendidikan daring. Fasilitas seperti internet sangat dibutuhkan oleh banyak orang demi menunjang aktifitas secara online. Kebetulan aku terlibat di dalam project untuk menyalurkan CSR sebuah perusahaan telekomunikasi, untuk berkontribusi dalam pendidikan dengan membagikan kuota internet gratis (sebelum ada bantuan kuota internet dari Pemerintah).

Aku bertugas di sebuah wilayah di Jawa Timur, bekerjasama dengan sekolah yang telah dipilih. Aku berkeliling dari sekolah satu ke sekolah lain, untuk mensosialisasikan program ini. Pada waktu itu, anak-anak sudah diwajibkan belajar di rumah, namun untuk guru-guru masih tetap masuk. Aku menghandle sekolah di dalam 1 kecamatan, dengan dibantu 2 orang teman cewek. Karena waktu itu orang-orang masih takut terhadap covid-19, kami tidak bisa sembarangan keluar masuk sebuah wilayah. Beruntungnya, kami ditawari untuk tinggal di rumah dinas yang ada di sebuah SD negeri. Jadi, kami masih bisa leluasa untuk bekerja atau berkeliling ke sekolah-sekolah di kecamatan itu.

Sekedar informasi, kecamatan itu berada di pedesaan. Akses keluar-masuk tidak terlalu ketat, namun tetap disiplin dengan adanya penyemprotan disinfektan bagi setiap warga yang lalu-lalang. Meski begitu, kami tetap sungkan karena bukan warga asli daerah tersebut.

Karena tinggal di rumah dinas yang berada di SD negeri, kami menjadi akrab dengan guru-gurunya. Salah satunya ada Bu Maya. Beliau asli orang sunda, namun memiliki suami orang Jawa Timur. Bu Maya ini kelahiran tahun 1991, dan memiliki 1 anak usia balita. Suaminya bertugas di Kalimantan, di bidang geologi, tetapi aku tidak tahu tepatnya sebagai apa. Rumah Bu Maya ini tidak jauh dari sekolah, namun beda RT. Oh iya, Bu Maya ini merupakan guru honorer, bukan guru PNS.

Setelah sosialisasi ke sekolah-sekolah telah selesai, maka tinggal menunggu proses pembagian kuota. 2 teman yang membantuku memutuskan pulang ke rumahnya, karena memang rumah mereka di wilayah Jawa Timur. Mereka akan kembali lagi setelah ada instruksi selanjutnya. Sedangkan aku sendiri, memutuskan untuk tetap tinggal sementara sambil menunggu pekerjaan selanjutnya. Kurang lebih aku harus menunggu selama 1 minggu, karena memerlukan verifikasi nomor handphone dari para siswa yang akan dibagikan kuota internet. Setelah kuota internet mulai didistribusikan, barulah kami kembali bekerja keliling sekolah untuk memastikan tidak ada kendala.

Guru yang tinggal paling dekat dengan sekolah tersebut adalah Bu Maya. Beliau sering juga memberikan kami makanan, dan mengatarnya langsung ke rumah dinas yang kami tempati. Bu Maya memang masih muda dan terlihat cantik. Tidak ada niat macam-macam, karena Bu Maya terlihat alim dan kesehariannya berhijab. Meski begitu, Bu Maya merupakan guru yang gaul menurutku. Beliau memiliki media sosial dan aktif menggunakannya. Isu-isu terkini juga belau selalu update, sehingga ada saja bahan obrolan antara aku dan Bu Maya.

Suatu ketika, aku pergi main ke rumah Bu Maya karena suntuk di rumah dinas sendirian. Ini terjadi ketika sore hari. Tidak ada perasaan sungkan atau canggung, karena Bu Maya orangnya asyik dan seru. Sampai ketika aku mau pulang, aku ditahan dan ditawari untuk sekalian makan malam di rumahnya.
Selain mengobrol dengan Bu Maya, aku juga bermain dengan anak Bu Maya yang masih balita. Anak cowok yang lucu dan menggemaskan bernama Satria. Ini pertama kalinya aku mampir cukup lama di rumah Bu Maya, biasanya hanya mampir sejenak, itupun bersama 2 temanku.

Oh iya. Pada saat aku main ke rumah Bu Maya, di sore itu beliau sempat menitipkan Satria kepadaku dan beliau berpamitan untuk mandi. Setelah itu selesai, barulah beliau memandikan Satria. Aku sempat bertanya, biasanya kalau beliau mandi, siapa yang menjaga Satria. Ternyata, mereka biasanya mandi bersama. Aku sempat iseng menggoda, "waahh enak ya jadi Satria...". Bu Maya hanya tertawa, dan beruntung beliau tidak marah.

Sedikit gambaran tentang Bu Maya. Beliau tingginya sekitar 165cm, badannya langsing namun padat, kulitnya putih dan wajahnya cantik khas orang Sunda.

Setelah aku pulang dari rumah Bu Maya, barulah aku memikirkan tubuh indah Bu Maya. Tapi tidak ada niat sedikitpun untuk macam-macam, karena terlalu beresiko. Di malam itu, aku membuat story WA dengan foto halaman sekolah dengan caption: "sepi". Ternyata dibalas oleh Bu Maya, dengan menuliskan, "tadi pulang sih, harusnya di sini aja main sama Satria...". Aku menjawab, "ngga enak sama warga, Bu...". Ternyata tidak dibalas lagi oleh Bu Maya.
Bersambung...

Update:

Simak kisah nyata ane yang lain:
Threesome dengan 2 Ojol
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd