Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THREESOME, DRAMA DAN DILEMA

ternyataaaa..... ayah punya saudar kembar
dan itu yg dipilih bunda....
hehehe...

lanjut subes... sangat menarik, ringan dibaca tp membuat penasaran, sangat.
salam unt wife subes.... calon penulis handal...:tepuktangan::dance:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
CHAPTER 6

Starbuck siang itu tidak terlalu ramai. Wulan memilih bangku sudut yang tidak terlalu banyak terlewati orang lalu lalang. Wulan duduk menunggu ditemani secangkir coklat panas dan sepotong waffle Caramel kesukaannya. Diraihnya HP dari dalam tas. Pesan dari Rio terlihat di layar, ia telah tiba kembali dirumahnya berkumpul dengan keluarga tercintanya. Wulan tersenyum. Dipandanginya wajah Rio dalam Profile Picture. Rindu menyeruak .. padahal baru beberapa jam mereka berpisah. "Rio Rio Rio ... " gumam Wulan dalam hati mencoba membisikkan pesan cinta pada suami tercintanya.
Bunyi kursi bergeser dihadapannya mengejutkan Wulan. Refleks ia mendongakkan kepalanya dan melihat seorang pria tinggi bertubuh atletis menyeringai bahagia. "Hai Moon" suara bass yang pernah akrab ditelinganya menyapa. Wulan tersenyum, berdiri menyambut uluran jabat tangannya.
"Apa kabar Van .." sapa Wulan hangat sambil mempersilahkan Evan duduk "Berapa lama kita tidak bertemu?" lanjut Wulan
"Semenjak kamu meninggalkanku" jawab Evan ringan. Wulan tertawa "No ... tepatnya kamu yang meninggalkanku ..." jawab Wulan santai. Evan mengangguk2 setuju .. sedikit salah tingkah ia menyeruput Hot Latte yang sudah dipesannya.
"Kamu tidak berubah .. makin cantik. Aku hanya bisa membayangkan wajahmu melalui suaramu ditelpon yang sering kamu tolak itu" ujar Evan. Masih sesakit itukah rasanya?" Evan memandang Wulan lekat, seolah ingin membawa Wulan kembali kemasa lalu
"Jangan ungkit masa lalu ... " tepis Wulan "Kita sudah sama sama berkeluarga. Sudah punya jalan hidup masing2 ..." Wulan meneguk coklatnya perlahan dan kembali berkata "Aku hanya perlu bantuanmu untuk menjelaskan tentang apa yg aku bicarakan di telpon pagi tadi Van"
"3S ?" tegas Evan "Seberat itukah hingga menyebut kalimatnya pun tabu bagimu Moon?"
"Yah ... " hela Wulan "Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ..."
"Lalu kenapa kau pilih aku untuk bertukar pikiran?" tanya evan, mencondongkan badannya kedepan mendekati Wulan, menatapnya dalam dalam seraya berkata "Karena Rindu mungkin, Brown eyes?"
Wulan mencoba menyembunyikan rasa malunya. Evan masih perayu ulung seperti dulu.
Evan yang pernah ada di hatinya, menjanjikan pernikahan untuknya namun 2 bulan sebelum pernikahan ia memilih untuk meninggalkan Wulan demi seorang perempuan yang baru 2 minggu dikenalnya. Wulan begitu terpuruk saat itu. 3 tahun kebersamaan mereka bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Semenjak itu tidak pernah ada laki2 lain yang berhasil membuka pintu hatinya bahkan untuk sekedar singgah, sampai kemudian Rio merubah segalanya dan bayangan Evanpun akhirnya hilang dari ingatan wulan. Dua tahun setelah pernikahannya dengan Rio, Evan sempat kembali untuk meminta maaf. Cinta sejati ternyata tidak ditemuinya dari wanita pencuri cinta itu. Tapi semua sudah terlambat, Wulan tetap memaafkan namun tidak bisa menerima Evan kembali. Sesekali Evan menghubunginya hanya untuk menjalin tali silaturahmi. Namun untuk bertemu, Wulan selalu menghindar. Ia menghirmati Rio sebagai suaminya, menghindari segala kemungkinan yang masih mungkin terjadi antara dirinya dan Evan. Namun saat ini ia perlu seseorang untuk bertukar pikiran dan tidak ada orang lain yang tepat dalam benaknya kecuali evan.
Evan seorang DonJuan, bisa dkatakan seperti ity, karena reputasinya di Kampus yang terkenal mudah menaklukan perempuan. Kisah cintanya selalu tidak bertahan lama, kecuali dengan wulan. Awalnya Wulan ragu menerima Cinta Evan, namun Wulan percaya manusia dapat berubah menjadi lebih baik dan ia berikan kesempatan itu pada Evan. Ternyata takdir berkata lain. Walau pada akhirnya evan mengakui bahwa Cinta sejatinya adalah wulan, namun bagi wulan luka yang ditinggalkan evan sudah cukup menjadi bukti bahwa mereka tidak akan pernah bisa bersama lagi.
"Moon .....?" Wulan tersentak mendengar suara Evan.. ia melamun, sehingga tidak mendengar kata kata Evan yang terakhir.
"Apa tadi pertanyaanmu?" Wulan bertanya dalam tawa, menyembunyikan kegugupannya dari evan
"Kenapa aku Moon? Kenapa kau pilih aku?"
"Karena reputasimu di kampus yang donJuan itu..." tukas wulan "Pasti ada banyak referensi yang kamu miliki .. semua hal tentang sex termasuk 3S"
Evan tertawa lepas. Wulan mendesis "Kenapa tertawa?? Apa yg aku bilang betulkan?"
"Briwn eyes," ucapnya , suaranya berubah menjadi sangat lembut "Aku tidak pernah menjadi Don Juan selama bersamamu kan? Dan kamu percaya semua gosip itu?"
Wulan memalingkan muka, mengangkat bahu pertanda ia tidak setuju
"OK" lanjut Evan "Aku memang sangat tertarik pada sex, aku punya informasinya, banyak .. kau benar"
Wulan menjentikkan jarinya "Nah kan !!" serunya
"Tapi bukan karena aku DonJuan, Moon ... karena memang aku tertarik saja pada hal itu. aku tidak pernah mempraktekannya pada gadis2 itu!" tukas evan, seraya menyadari bahwa tidak penting lagi sebenarnya baginya untuk meyakinkan wulan tentang hal ini. Mungkin sisa rasa bersalahnya pada wulan yang masih membuatnya berlaku seperti ini.
"Jadi ... mau bantu aku atau tidak?" Wilan tidak mau bertele2 .. diliriknya jam tangan dipergelangannya "Atau aku pergi"
"Eeh .. iya OK... aku bantu .. aku bantu .. karena aku juga masih ingin bersamamu lebih lama" senyum evan mengembang, merasa me jadi laki laki paling beruntung siang itu ....

Diskusi siang itu berjalan santai. Evan menjawab semua pertanyaan Wulan dengan terbuka, tanpa canggung, membahas setiap masalah dengan lugas dan jelas, bahkan untuk bagian yang sangat sensitif sekalipun.
"Jadi .. kalau kamu harus memilih, kamu lebih suka mana?" tanya Wulan jengah "FFM atau MMF?"
"Aku? dua perempuan dong ..." jawab Evan jumawa "Untuk memastikan kegagahanku dapat memuaskan dua orang wanita sekaligus"
Wulan bergidik. Tidak terbayang Rio yang dicintainya bergulat telanjang dengan wanita lain yang bukan dirinya, menjadi bahan pemuas wanita lain yang haus akan seks.
"Tapi suamiku memilih MMF" gumam Wulan pelan, seolah berkata pada dirinya sendiri
Evan mengangkat bahu, mengambil sepotong Wafle milik Wulan , mengunyahnya perlahan dan berkata :
"Fantasi seksual setiap orang bisa berbeda. Aku tidak tau pasti , tapi mungkin memang ada kepuasan tersendiri bila melihat pasangannya mencapai puncak dan merasakan kenikmatan luar biasa dengan cara seperti itu. Yaa, jangan lupa .. ada yang terpuaskan batinnya dengan melihat pasangannya tersiksa kan? Kenapa tidak terpuaskan dengan melihat pasangan menikmati?"
"Tapi aku sudah merasa sangat menikmati dengan apa yang suamiku lakukan selama ini. Aku tidak perlu itu ..." ujar Wulan menyangkal teori Evan
"Menurutmu .. tapi tidak untuk suamimu. Dia belum puas dan ingin memberi berjuta kenikmatan lagi untukmu .. Setelah melihatmu puas dengan pemberiannya ini, barulah ia merasa cukup .. disitu letak kebahagiaanya" jelas Evan
"Tapi aku tidak bisa memberikan yang sama untuknya, Van .. ini seandainya ia meminta FFM .. akuntidak bisa melihat dia terpuaskan atau memuaskan wanita lain ..." sambung Wulan
"Ya jangan berikan ... berarti bukan disitu letak kepuasan untukmu" ujar Evan "Semua Fantasi adalah untuk mewujudkan kepuasan diri. Berkorban tidak dengan membiarkan suamimu FFM, tapi berkorban dengan membiarkan ia melakukan MMF demi kepuasannya. Sama saja kan, dua duanya berat untuk kamu lakukan?"
Wulan merenung. Cukup lama hingga Evan dengan leluasa menghabiskan Caramel Wafle miliknya tanpa bersuara, sambil memandang lekat wanita dihadapannya. Wulan, sejak dulu ia sangat mengenal wanita ini. Bila ada yang membuatnya gundah, akan ia cari jawabnya sampai bisa memberikan keyakinan dalam hatinya untuk mengambil keputusan. Wanita tangguh dan tegar dengan Cinta yang tidak mudah tergoyahkan. Sebersit sesal menggelayut di dalam hati Evan. Saat ia menorehkan luka dulu, kepada siapakah wulan berbagi? Hingga kini, saat Wulan kembali gundah, ingin rasanya menyodorkan dadanya untuk tempat wulan berbagi air mata. Evan tau sulitnya hubungan wulan dan Rio suaminya. Evan mengenal Rio cukup baik, dan Wulan tidak tahu itu ....
"Moon .." Evan menyadarkan Wulan dari lamunannya "Ikuti apa kata hatimu. Kedepankan Cinta diatas logika. Itu yang akan memantapkan hatimu untuk mengambil keputusan ya atau Tidak"
Wulan tersenyum kecil, menatap heran piring wafle yang telah kosong. Dihadapannya Evan menyeringai lebar. "Habis ...." ujar Evan ringan "Kubelikan yang baru ya ...? Atau mau makanan berat lainnya?"
"Aku pilih sendiri" tepis wulan seraya berjalan menuju counter pemesanan diikuti Evan dibelakangnya "Pilihan makananmu dari dulu selalu aneh. Biar aku pilih sendiri"
Evan tertawa. Sejurus kemudian mereka sibuk berdiskusi tentang makanan apa yang cocok untuk Lunch mereka. Dan obrolan ringan berlangsung tanpa topik 3S sampai sore menjelang ..

Penat membawa Wulan membaringkan dirinya ke peraduan lebih awal. Di cek nya layar HP sebelum tidur, berharap ada sebaris atau dua baris pesan dari Rio untuknya. Kosong. Wulan menghela nafas. Rindu menyeruak semakin membuat sesak dada.
Selalu ini yang dirasanya sehabis bertemu Rio. Bukan hilang Rindu, biasanya malah semakin menjadi. Terbayang lagi semua kenikmatan yang ia terima dari Rio dua malam kemarin. Wulan menggigil, menahan sebersit birahi yang mulai tumbuh kembali.
Wulan sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Hilang tanpa kabar, hari kemudian bergulat penuh cinta, Pesan bertubi tubi di siang hari, malam sendiri lagi bersama mimpi. Tidak mudah, tapi ini suatu komitmen yang harus ia jalani bersama Rio. Sekali lagi, jangan tanyakan logika. Rela bersakit sakit sendiri, tapi Cinta yang kali ini berbicara.
Cinta ... apalagi yang hendak dibuktikan oleh Rio kalau bicara tentang Cinta. Wulan tau Rio sangat mencintainya. Apakah masih perlu Rio membuktikan cintanya dengan memberikan kenikmatan melalui laki2 lain bagi Wulan? Bagaimana membuat Rio mengerti bahwa ia tidak perlu itu .. Tapi apakah memang perlu bagi Wulan memenuhi keinginan Rio sebagai bukti cintanya pada Rio? Mengapa Rio tidak punya rasa cemburu dan posesif seperti dirinya? Apa Cinta Wulan terlalu besar untuk Rio sehingga tidak mengizinkan Rio FFM? Atau Cinta Rio justru lebih besar dengan melakukan MMF?
Mengapa begitu rumit permasalahan ini, batin Wulan. Kembali dibukanya posting tentang 3S melalui internet. Belum .. ini belum cukup baginya untuk memutuskan akan melakukan 3S atau tidak. Dan berada jauh dari Rio tidak membantu sama sekali. Pun percakapan dengan Evan siang tadi. Wulan memejamkan mata. Membayangkan Rio mencumbunya dengan mesra sampai ia mencapai kenikmatan yang luar biasa. Tapi saat ia membahangkan laki laki lain menyentuhnya, ada sedikit emosi bertahta di dadanya. Ya Tuhan, ia benar benar tidak siap untuk ini ..

Rio tampak sangat serius mewujudkan Fantasinya menjadi nyata bersama Wulan. Hari hari berikutnya, hampir setiap saat Rio mengirimkan berbagai tulisan, artikel, wacana maupun video yang berkaitan dengan 3S untuk Wulan melalui aplikasi HP. Awalnya Wulan merasa aneh, namun lama kelamaan Wulan mulai memahami dengan jelas seperti apa 3S yang selama ini menjadi Fantasi Rio tersebut.
Chat antara Wulan dan Rio pun akhirnya didominasi pembicaraan dan diskusi mengenai 3S. Wulan semakin yakin untuk membantu Rio mewujudkan Fantasi seks nya.
"Bunda ingin, Ayah mewujudkan apa yg menjadi keinginan Ayah bersama Bunda .. Bukan yang lain" jelas Wulan suatu saat kepada Rio "Dan Bunda ingin, hanya Bunda yang bisa memberikan kepuasan pada Ayah. Bukan orang lain"
"Bunda tidak bisa membayangkan Ayah melakukan atau mencari kepuasan dari wanita lain selain Bunda. Bunda tidak rela .. maka wujudkan apapun mimpi Ayah bersama Bunda .. segila apapun itu, seliar apapun itu" lanjut Wulan lagi "Hanya ada syaratnya ... dan Ayah harus berjanji akan menepatinya"
"Apa itu sayang?" tanya Rio diujung telpon, dengan antusias memuncak karena Wulan bersedia melakukan 3S
"Apapun hasilnya, menyenangkan atau tidak, jangan pernah merubah hubungan kita .. jangan pernah tinggalkan Bunda .." jawab Wulan
"Ayah janji sayang .. " ikrar Rio "Lalu .. apa syarat ataupun keinginan Bunda dari 3S ini? Ingat sayang, ini untuk kenikmatan Bunda.. Jadi Bunda harus nyaman menjalaninya.. Apa yang boleh dan tidak boleh partner 3S nanti lakukan? Atau Bunda punya permintaan sendiri?"
Wulan terdiam cukup lama diujung sana. Rio menunggu jawaban dengan hati berdebar. Apakah wulan masih ragu dan berubah pikiran ?
"Ayah .. " akhirnya suara Wulan terdengar. mantap dan jelas "Biar Bunda yang mencari partnernya. Ayah atur waktu pertemuan dan tempat saja. Untuk tempat, Bunda ingin yang nyaman, luas, romantis ... Bunda minta ayah carikan kamar suite room di salah satu hotel bintang 5 .. ini syarat Bunda"
"OK sayang," jawab Rio .. sedikit ragu menyeruak "Bunda .. mau cari dimana partnernya?"
"Bunda belum tau .. tapi pasti Bunda bisa cari " jawab Wulan mantap "Ayah tidak boleh protes, Bunda putuskan kalau partner 3S nnt boleh melakukan apapun pada Bunda, selama tidak menyakiti .. apa yg ayah lakukan, partner boleh lakukan. Kalau menyakiti Bunda, Ayah yang harus menghentikan. Kalau Ayah tidak suka dengan apa yg dilakukan partner, Ayah juga boleh menghentikan. Tapi kalau Bunda merasa enak dan nyaman, Ayah harus mengizinkan partner melakukan apapun "
Rio tercekat "Semua? Termasuk Oral sex dan anal Sex yg biasa kita lakukan itu bun? Bunda serius?"
"Iya ... untuk kepuasan bunda kan, Ayah ingat? Kenapa tidak boleh kalau dengan kegiatan itu bunda merasa nikmat?" tanya wulan.
Rio kini terdiam. Cemburu, tidak rela, semua menjadi satu dalam dadanya membayangkan wulan menikmati cumbuan laki2 lain yang akan menjadi partner 3S mereka.
"Ayah boleh memberikan syarat untuk partner pilihan bunda nanti ..?" tanya Rio dengan suara bergetar
"Tidak boleh. Bunda yang tentukan dengan tipe apa bunda merasa nyaman .. memang ayah yang mau ML dengan partnernya? Bunda kan? Jadi bunda yang tentukan" tukas wulan. Ada senyum kecik di sudut bibir Wulan yang Rio tidak bisa melihat "Bunda akan berikan semua sensasi yang ayah mau ... semua kepuasan yang ayah inginkan."
"Baiklah sayang ... untuk kenyamanan bunda" ucap rio akhirnya
"OK .. we have a deal" Wulan memberikan ciuman jauhnya dan menutup line telepon dengan rio.
Wulan mulai berpikir .. dimana ia akan menemukan partner untuk 3S nya. Siapa orang yang kira2 memiliki informasi tentang ini?
Tidak perlu waktu lama dan wulan pun menekan sebuah nomor telepon ....


Beberapa hari sebelum pembahasan detail mengenai rencana 3S mereka, Wulan kembali menemui Evan untuk terakhir kali meminta pendapatnya tentang keputusan yang Wulan ambil.
"Yakiinn?" tanya Evan yang sengaja diundang Wulan untuk datang ke kliniknya seusai praktek. Wulan mengangkat bahu sambil menyodorkan secangkir kopi instan buatannya untuk Evan.
"Tidak akan pernah yakin sebetulnya ..." jawab Wulan seraya menbuka beberapa toples makanan ringan yang sengaja ia sediakan sebagai camilan. Sudah 30 menit setelah pasien terakhirnya selesai, dan ia tidak memiliki janji pasien lain. Tampaknya waktu untuk berdiskusi mereka akan cukup banyak tersedia.
"Tapi aku sangat mencintai suamiku. Dan kalau memang ini yang ia inginkan, maka akulah yang akan menjadi satu2nya orang yang akan membantunya mewujudkan impiannya" tambah Wulan lagi.
Evan mengangguk2 seraya menyeruput kopi panasnya perlahan, meneguknya dan berkata "Khas. Egoisme wanita"
"Bukan egois. Kami hanya mahluk pencinta yang tudak mengedepankan nafsu" sangkal Wulan
"Posesif" tambah Evan lagi. Tangannya sudah meraih beberapa butir kacang telur dari dalam toples "Tidak mau berbagi, menguasai, mau menang sendiri ..."
Wulan terbelalak sejenak, sebelum menopang dagunya dan memicingkan matanya menatap Evan "Kok sepertinyaa, aku mencium aroma sebuah pengalaman pribadi di balik kata2 mu yaa?" selidik Wulan
Evan terbatuk. Pertanyaan menohok Wulan berhasil mengejutkannya. Wulan menyodorkan sebotol air mineral yang langsung diteguk Evan untuk menghilangkan sisa makanan dari tenggorokannya.
"Istrimu?" tanya wulan lagi penuh selidik "Semya wanita punya intuisi seperti itu. Wajar. Lumrah"
Evan sudah mulai kembali mengunyah butir2 kacang satu persatu dengan cepat
"Hanya tinggal bagaimana sang suami menyikapinya saja. Ini proteksi diri untuk menolak wanita lain dalam hidupku. Aku akan berikan semua yang suamiku inginkan supaya ia tidak perlu orang lain" jelas wulan panjang lebar. Evan mengangkat tangannya tanda menyerah. Berdebat dengan kaum wanita adalah hal yang sia2. Mereka selalu benar. Seridaknya itu menurut mereka.
"OK .. aku percaya intuisimu Moon. Lalu, untuk apa aku disini?" tanya Evan
"Tips. Bagaimana 3S yang nyaman agar aku bisa menikmatinya?" tanya wulan cepat.
"Woooowww ...." Evan takjub. Entah mengapa ia melihat sisi sensual Wulan yang selama ini tidak diketahuinya "Lalu kamu pikir aku laki2 yang paling tepat untuk memberikan jawaban itu?"
Wulan tersenyum mengangguk "Dengan reputasi DonJuanmu, aku yakin aku bertanya pada orang yang tepat" ujarnya mantap.
Evan menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap wulan dalam dalam "Seburuk itukah kau menilaiku Brown Eyes?" tanyanya seraya tersenyum sinis
"Ini bukan keburukanmu untuk saat ini" jawab wulan pelan, mencondongkan tubuhnya mendekati evan "Pengalamanmu sebagai DonJuan bisa membantuku kali ini. Jadi berhenti mengelak, dan tunjukkan kepiawaianmu dalam melakukan seks, Evan Gregorian!"
Evan terdiam. Tak lagi mampu berkata kata seraya membenarkan dalam hati semua perkataan Wulan.
"OK .. baiklah Moon ..." ucapnya mengalah " Aku berikan sedikit pelajaran seks hari ini untukmu. Dengarkan baik2 karena kita bukan anak kecil lagi, jadi tidak ada hal yang dianggap tabu. Aku jelaskan secara terperinci setiap tahapannya secara terbuka. Siap?"
Lalu Evan memulai tutorialnya. Wulan mendengarkan dengan serius setiap perkataan Evan. Wulan menyadari bahwa kenyamanannya adalah hal utama agar permainan seks ini bisa berjalan lancar dan memuaskan kedua belah pihak. Sebagai wanita wulan harus memberikan perlakuan sama, agar tidak ada pihak yang merasa didiskriminasi. Wulan harus relax, santai, agar kedua laki2nya nanti merasa nyaman memuaskan dirinya. Evan juga menerangkan beberapa variasi seks yang bisa digunakan wulan agar permainan nanti tidak monoton. Selain itu Evan menekankan bahwa Wulan harus ekspresif dan tidak menutupi. Lepaskan semua tekanan bila memang merasa nyaman dan nikmat, dan katakan terus terang bila.ia merasa tidak nyaman. Yang utama adalah save sex tentunya.
"Pilihlah partner yang bersih dan terjamin kesehatannya. Ini lah yang selalu aku utamakan. Kamu tidak ingin mendapatkan partner seorang penular penyakit kan?" tukas evan
"Rekomendasi?" tanya wulan sambil tersenyum. Evan tertawa, menepuk pipi wulan seraya berkata "Tidak ada yang lebih aman dariku brown eyes, dan kalau ditanya, tidak ada yg lebih aku inginkan selain menjadi partner 3S mu!!"
Wulan mencibir, memalingkan muka, memikirkan sesuatu yang menari2 dalam benaknya ..

.......................................................................
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd