Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

Semangat suhu, Ogut tunggu setengah jam lagi
:papi:
 
vivi bakalan di ekse sama andri nih~ ditunggu next updatenya suhu
 
Suhu...vivi biarin tetep setia sama rendra..andri biar penasaran sama vivi..***k rela vivi diobok obok andri....tapi tetep alur cerita tergantung sutradaranya yaitu suhu...
 
Terakhir diubah:
Chapter 37

Sore pun tiba, rendra dan vivi sudah kembali ke rumah. Tapi tak ada batang hidung andri, bi inah sedang sibuk menata ruang makan seperti ada makan besar nanti malam.

"bi.. ada tamu penting?"
"iah den.. tadi den andri telepon kerumah, pacarnya sama orang tuanya mau makan malam disini." Ucap bi inah kembali mondar-mandir. Rendra sendiri pun penasaran dengan kekasihnya andri, sampai di adain makan malam bersama di sini.

" guk guk gukk.." suara anjing mengongong saat vivi lewat depan rumah wanita tua itu,

"aahhhh.." vivi yang terkejut jatuh terduduk, anjing itu terus mengonggong dari dalam pagar.

"Heiss...Masuk.." ucap wanita tua itu, dengan sekejap anjing itu berhenti menggongong dan menghampiri wanita tua itu.

"hehe maaf ya, buat kamu takut" ucapnya dengan wajah yang ramah berdiri di belakang pagar.

"iah nek gpp hee.." vivi pun beridir membersihkan celananya.

"buu.. udah sore, saat makan malam" ucap seseorang berpakaian seperti suster mengajak masuk wanita tua itu, ia pun berjalan masuk di ikuti anjingnya. Vivi pun masih penasaran dan memilih kembali ke rumahnya, saat bersamaan tante nia dan om hen pulang lebih awal tak seperti biasanya.

"hei vi darimana sore gini?" ucap tante nia yang baru turun dari mobil.

"hehe jalan-jalan sore tante, hmm tante sendiri kok tumben jam segini udah pulang?"

"loh.. nanti malam kan ada makan malam bersama sama orang tua pacarnya andri, hmm walau mendadak ya ok lah, tante usahain ada waktu buat keluarga hehe" vivi agak terkejut, di lain sisi vivi lebih tenang karena andri bakal macem-macem sama dirinya, vivi pun masuk bersama tante nia. Persiapan hampir selesai tinggal menu makan malam yang sebentar lagi siap.


***

"wahh bi.. wangiii bangett.... " di hirupnya ikan gurame goreng dan menu lainya, vivi baru menyadari skill memasak bi inah luar biasa, harum bumbunya membuat perut lapar. Dan menu yang di buatnya seperti hidangan bintang 5.

"hehe ia dong. bibi tea. Dah non mandi gih.. nanti tamunya keburu dateng loh, bentar lagi semua menu dah siap non.. gak usah bantu lagi hehe" ucap bi inah sambil mengangkat lobster yang ukuran besar dari kuali. Vivi pun kembali ke kamarnya untuk mandi dan berpapasan dengan rendra yang sudah rapih.

"mau kondangan mas?" ledek vivi sambil tertawa,

"iaa neng, dangdutan yukk haha.. sana belom mandi bau asem tuh" di endusnya tubuh vivi,

"baunya pengen jilat" sambunganya sambil tertawa, di pukulnya pelan bahu rendra. Ia pun langsung masuk kekamarnya.

"dah siap vii?" rendra masuk tanpa mengetuk dulu, melihat vivi yang tubuh dililit handuk sedang menyisir rambutnya.

"ihh.. ketok dulu uhmm.. kita kayak kondangan serius masa pake gaun gitu? Ucap vivi langsung menghadap rendra.

"yah gitu.. kan acara penting"

"uhm.. pensaran sama ceweknya andri pasti lebih cantik" vivi berbalik sambil menyisir rambutnya kembali.

"masih cantikan kamu donk.." di peluknya tubuh vivi dari belakang sambil, vivi pun segera dandan . rendra menatap lekuk tubuh vivi saat membuka handuknya sampai memakai gaun.

"non.. di panggil ibu sama bapak, udah pada datang katanya" ucap bi inah sambil mengetuk pintu kamar.

"iah bi ini sebentar lagi kok", vivi dan rendra pun segera keluar kamar, menuruni tangga. Terdengar suara ramai dari arah ruang tengah. Mereka berdua pun segera kesana, , melihat pacarnya andri yang menurutnya sempurna, tinggi, berambut lurus, kulit putih, cantik, menunjukan ia wanita highclass.


***

"pa ma... kenalin ini silvie sama kedua orangtuanya," ucap andri, tante nia dan om hen terlihat sangat senang, bersalaman dengan silvie dan kedua orang tuanya. vivi pun bersalaman dengan silvie, rendra juga sedikit terkesima karena gaunnya menunjukan lekuk tubuhnya silvie sangat ideal. Mereka semua pun segera ke ruang makan, bi inah terlihat sangat lelah saat membuka penutup menu. Hanya vivi yang memperhatikan bi inah.

Mereka pun makan dengan lahap sambil di iringi oborlan ringan, saling bertanya tentang keluarganya masing-masing. Vivi terdiam sambil mereka mengobrol sana sini, orang tua silvie seorang investor property yang kaya raya. Tante nia dan oim hen sepertinya menyukai silvie. sikap sopan silvie di hadapan tante nia dan om hen. Mereka pun meninggalkan ruang makan selesai makan malam , hanya andri, rendra, silvie dan vivi yang masih di ruang makan sambil makan makanan penutup.

"gimana cewek gue ren.." bisiknya pelan ke rendra.

"cantik kok, kelihatan kalem cocok lah" ucap rendra sekenannya karena terus memandang belahan dada di gaunnya yang menunjukan buahdada silvie yang besar. Vivi sadar mata rendra tertuju kesana, di injaknya kaki rendra.

"ya lah.. di ranjang gak kalem kaya lo sama vivi" ucap andri tertawa kecil.

"sayang, aku haus.." ucap silvie.

"ok.. biiiii... bi inaaahh" andri panggil bi inah, tetapi tak ada jawaban.

"vivi ambilin minuman dong, bi inah gak denger kali" sambungnya, dan menyuruh vivi seenakanya.

"biar aku aja vi.." rendra tak tinggal diam vivi di perintah seenaknya.

"gpp ren.. sekalian aku mau liat bi inah" ucap vivi pelan, andri tersenyum melihat vivi.

"dia bukan pembantu disini, lo bisa minta tolong gitu jangan langsung suruh gitu aja" ucap rendra agak kesal dengan sikap andri

"Tolongg..." jawab andri singkat, tak lama vivi membawa jus jeruk.

"tuangin vi sekaliaan ya" celetuk andri,vivi pun menuangkan ke gelas silvie dan andri, rendra menahan emosi sikap andri tidak seperti biasanya. Andri merasa senang bisa kerjain si vivi. Silvie dan andri pun segera meninggalkan ruang makan.

"vi kamu gpp kan, emang gitu jeleknya si andri" rendra mencoba menghibur vivi,

"iah gpp, lagian bi inah kecapean. Jadi mau gak mau aku yang turun tangan hehe" vivi senyum lebar, vivi pun segera merapihkan piring kotor di meja makan, rendra pun ikut membantu membawakan ke dapur. Bi inah sedang duduk di lantai sambil kepalanya bersandar di bangku dengan mata yang tertutup.

"kamu sana temenin andri, aku bantu bi inah cuci piring",

"kamu gpp?" anggukan kecil vivi dan senyum dari vivi, rendra pun menuju ke ruang tengah setelah vivi terus meyakinkan dirinya tak apa-apa. Bi inah pun terbangun, langsung membantu vivi yang hampir setengah cucian piring sudah ia bersihkan.

"bi.. gpp kok bibi istirahat aja, dikit lagi kok" ucapnya vivi melihat bi inah terlilhat sangat lelah, langkah perlahan bi inah menuju ke kamarnya, vivi melanjukan mencuci piring.


***

"soal lamar melamar serahkan sama anak kita aja, sebagai orang tua silvie kami setuju aja andri menikah sama silvie" ucap orang tua silvie

" iah biarkan mereka yang tentuin tanggalnya, semoga rencana secepatnya ya" om hen dan tante nia ketawa kecil sambil melihat andri dan silvie, Terlihat andri dan silvie saling memandang dan tersenyum karena masing-masing kedua pihak setuju hubungan mereka. Andri mengajak silvie ke depan karena tak mau ikut campur urusan orang tua.

" fuh..." andri kembali menghisap rokoknya.

"ih kamu sayng berhenti rokok donk.." ucap silvie manja dan bersandar di bahu rendra yang duduk di halaman depan. andri pun segera mematikan puntung rokoknya.

"iahh, sini uhh" andri memangku silvie dan mereka berciuman, tangan andri menarik perlahan gaun silvie sampai menyingkap ke pahanya.

"ihh kesempatan yah.. lagi ramai tau" andri tak menghiraukan kembali melumat bibirnya silvie.

"fast sex?" andri sambil memainkan memeknya silvie.

"ok.. honey come on" tantang silvie, andri pun membuka resleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegak. Tangan silvie mulai memposisikan kontolnya andri, di gesernya sedikit celana dalamnya, di hentaknnya langsung kontol andri. Dengan cepat silvie menggerakan pinggulnya sambil bibir mereka saling berciuman. Menjelang beberapa menit tubuh silvie mengejang pertanda dirinya klimaks. Ia pun beridiri dan langsung melumat kontol andri, tak lama andri pun klimaks. Di hisapnya bersih kontol andri.

"so tasty hehe" bibir silvie belumuran sperma, di telannya sampai bersih. Waktu pun berlalu silvie dan orang tuanya pun pamit untuk pulang,


***

"selesaii.. banyak banget cuciannya." Keringatnya mengucur membasahi wajahnya, vivi memilih beres-beres meja makan, tak terasa cukup lama ia berbenah di dapur. Sudah rapih dan bersih vivi memilih ke kamarnya. Sebuah tangan mengahalangi langkah vivi, tidak lain itu andri.

"misi" ucap vivi pelan sambil menyeka keringatnya, tak ada respon hanya tatapannya tajam ke vivi, dengan wajah jutek lagi ia menatap wajah andri.

"cih... " gerutu andri, saat tubuhnya di dorong cukup kencang oleh vivi. Dengan wajah kesal vivi kembali ke kamarnya, ia pun sempat melihat ke ruang tengah yang sudah sepi.

"shit.. bener nantangin tuh cewek. Dia pikir siapa dia disini, si rendra juga " gerutu andri kesal, sambil berjalan bolak balik memikirkan sesuatu. Rendra pun berpapasan keluar dari kamar vivi.

"kamu darimana aku cariin juga", tangan rendra sambil mengusap rambutnya, vivi hanya tersenyum kecil.

"jangan di ambil hati ya, soal sikap andri ke kamu, aku juga kesel kamu di gituin. Aneh aku pikir dia udah berubah." Rendra mencoba menghibur vivi, wajah masih agak kesal. Tak lama andri pun datang dan senyum di iringi tawa kecil masuk ke kamar rendra, mereka berdua pun menatap tajam ke andri.

"gue pindah ke bawah, biar gak ganggu kalian..haha" tawanya senang sambil membawa tas berisi pakiannya.

"oh ia, kalau desah jangan keras-keras. Ganggu orang tidur jadi kerasa kayak di bilik psk gue haha" ucapnya membuat rendra menggenggam tangannya saat andri mengucapkan hal seperti itu, lambaian tangannya sambil menuruni tangga.

"brakkk.... " di pukulnya keras pintu kamarnya, rendra melampiaskan kekesalnya.

"tuh kan kamu sendiri bisa bilangin orang, sendiri gak bisa nahan emosi." vivi memeluk rendra dari belakang, di peluknya erat sampai tubuh rendra melemah. Ia pun mengambil nafas dalam-dalam.

"kamu tidur, besok kan test ujian." Rendra berbalik arah sambil memegang pipi vivi dengan berusaha tersenyum. Masih tersisa kekesalannya vivi pun ternseyum dan mengecup bibir rendra. Rendra dan vivi pun kembali ke kamarnya masing-masing.



***

Hari ini rendra menemani vivi, sebelum berangkat vivi sempat melihat kembali tetangganya itu sedang berjalan santai dengan anjingnya. Perasaan yang tidak terungkap melihat hal itu. Ujian test masuk pun di mulai. Rendra dengan sabar menunggu vivi sambil berkeliling kampus.

Rendra pun duduk di taman, sambil memikirkan ia pergi untuk beberapa hari untuk mengurus keperluannya di ausy.

"ihh aku cariin, taunya disini" ucap vivi sambil duduk di sampingnya,

"hehe cari yang bening-bening tau" candanya sambil memasang wajah mesum ke vivi,

"ihhh au ah." Di cubitnya pinggang rendra, mereka pun bergegas menuju arah parkiran mobil.

"hasilnya kapan?" mobil pun melaju pelan meninggalkan parkiran.

" 2 minggu hehe, gpp kok aku bisa sendiri lagian naik angkot aja bisa kok. Kamu kan urus ke ausy kan?" nada vivi menjadi pelan dan matanya melihat ke arah kiri jalan terus.

"aku bakal balik secepatnya kok" tangan kiri rendra mengelus rambut vivi pelan, mobil pun langsung menuju rumah,

"aku gak masuk ya, mau urus passport" vivi pun turun depan rumah, mobil rendra kembali melaju meninggalkan rumah di iringi senyuman vivi. Bukannya masuk ke rumah vivi berjalan melewati rumah wanita tua itu, anjingnya langsung berlari dan mengongong lagi saat melihat vivi. Isyarat tangan wanita itu agar vivi tenang, tidak lama anjing itu berhenti mengonggong dan berlari kea rah wanita tua itu.

Tersadar rasa penasaran itu yaitu rasa kasihan melihat si wanita tua itu, sehari-hari dengan anjing kesayangan bukan anak-anaknya. Vivi langsung teringat kembali kedua orang tuanya di kampung.

"haloo... haloo" ucap wanita tua itu di belakangan pagar.

"ehhm eh,, hehe.. maaf ya nek " ucap vivi sekenannya,

"gak usah takut dia baik kok.." tanganya sambil mengelus kepala anjingnya, sangat lucu saat tidak mengongong.

"hm. Nenek tinggal disini sendirian?" vivi mencoba membuka pembicaraan.

"iah. Paling ketemu anak-anak 1 minggu paling cepat, kadang 1 bulan." Ucapnya sambil senyum ramah, belum lama mengobrol datang suster mengajak masuk karena untuk istirahat dan makan, anggukan kecil dari wanita tua itu pertanda ia pamit untuk kedalam sambil di tuntun pelan oleh suster. Vivi pun memilih ke rumah. Tetapi baru sadar mobil barusan masuk itu andri bersama silvie yang baru keluar dari mobilnya. Ia pun melangkah pelan.


***

"mulai deh ajak ke tempat sepi" ucap silvie dengan berpakian fashionable termasuk dengan sepatu highelss.

"hehe, ready berapa round?" bisik andri sambil merangkul pinggang silvie.

"sekuat kamu dong," vivi masih melangkah pelan masuk ke kamar bawah yang dulu tempat rendra tidur sebelum tidur di atas. Di tariknya tubuh silvie sambil masing-masing melucuti pakaiannya, remasan demi remasan. Membuat isi kamar menjadi suara desah.

"ugh.. " andri mengambil kain panjang dan di ikatnya tangan silvie di ujung ranjang,

"ihh kebiasan suka main ikat-ikat" gerutu silvie terikat tak berdaya, senyum kecil dari andri sambil tanganya memainkan memek silvie yang mulus tak berambut. Di putar-putarnya jarinya di sekitar bibir memek silvie dan juga jarinya berputar di sekitar putingnya.

"ihh geli ahh" rengek silvie menahan geli, andri pun terus membuat silvie berteriak geli. Di bukanya bibir memeknya, sambil lidahnya memainkan klitoris. Tak lama tubuh silvie klimaks.

"hehe, " senyum andri melihat tubuh silvie klimak, andri pun langsung menghujamkan kontolnya dan di gerakannya cepat, tanganya meremas-remas buah dada silvie. Cukup lama di ubah posisinya menjadi doggy style. Hujaman kontol kembali cepat sambil tangannya menarik pelan rambut silvie.

"aaaaaggghh fuck" desah silvie sambil kepalanya mendongak, tak lama ia pun kembali klimaks, tetapi andri terus menghujamkan kontolnya terus. Di tamparnya pantatnya sampai memerah.

"bitchhhhh..." andri terus menggerakan kontolnya,"aaahhhhh. Crottt" di hentakannya kontolnya dan di tekannya dalam-dalam. Suara nafas andri yang seperti mau habis. Di cabutnya kontol andri dan begitu juga kondomnya, di tuangkannya sperma dari kondom ke punggung silvie merata.


***

"andri tau kalau gue sama rendra udah gituan, tapi dia kan udah punya cewek. Ayolah vivi jangan mikir macem-macem". Gerutunya kesal saat kepikiran andri. Vivi pun beridir di depan cermin memperhatikan tubuhnya yang lebih berisi.

"huft, tiap pagi harus jogging biar gak ndut, biar rendra makin sayang ehhe." sambil meliuk-liukkan tubuhnya, vivi langsung menuju dapur terasa perutnya lapar di tambah rendra belum pulang. Saat menuruni tangga ia melihar silvie memakai tangtop putih tipis dengan lilitan handuk di bawahnya. Vivi pun berjalan pelan agar tak ketahuan.

"ngapain lo?" tegur andri dengan tatapan sinis ke vivi.

"nggh ngk kok" ucap vivi gak mau kalah. Andri terlihat memakai boxer sambil membawa segelas bir dingin.

"he denger ya, lo disini jangan sok gimana gitu. Gue benci sama lo ha" bisik andri,

"gue juga. Untung lo kakaknya rendra kalau ngak udah gue eegh" vivi mengambil ancang-ancang mau sikut andri. Andri reflek langsung menahan kedua tangan vivi ke tembok, kembali tenaganya tak cukup kuat.

"cih.. jangan bilang gue gak berani, bisa aja gue perkosa lo kalau gue mau." ucapnya sambil senyum sinis, vivi pun terkejut andri berbicara seperti itu.

"kenapa takut? Biarin nanti gue bilang lo yang godain haha" wajahnya menatap tajam ke wajah vivi yang panic.

"lagian body lo oke juga, kayak psk hehe" ucapan andri begitu tajam. Membuat vivi menunduk, senyum senang andri melihat vivi seperti itu.

"honeey kamu dimana?" teriak silvie,

"inget itu." andri melepaskan cengkaraman tanganya dan pergi meningalkan vivi. Vivi pun berniat kembali ke kamarnya, terlihat andri dan silvie sudah memakai pakian yang lengkap seperti tadi dan berjalan ke luar rumah.


***


Tinggal hitungan 3 hari rendra terbang ke ausy, pagi ini vivi jogging di sekitar rumah. Kembali ia melewati rumah wanita tua itu, anjingnya kembali mengonggong saat vivi lewat, tetapi tak terlihat wanita tua itu. Dan belakangan ini vivi juga menjaga jarak kembali ke andri agak tak terjadi konflik lagi. Dan sampailah saat hari ini, rendra terbang besok pagi.

"udah kamu siapin semua ren?" ucap tante nia saat makan malam bersama,

"iah udah kok, rendra di sana paling 2-3 hari kan daftar ulang aja lagian andri juga ikut kok" vivi tersenyum senang saat mendengar andri ikut menemani rendra ke ausy, dan selama 3 hari ia bebas tak melihat mukanya andri.

"iah sih.. ya udah lanjutin makannya" selesai makan malam, rendra kembali cek perlengkapannya. Vivi memilih baca novel sambil duduk di depan balkon kamarnya.

"cewekk..cewek" ucap rendra dari depan balkon kamarnya.

"ihh" vivi buang muka sambil terus membaca, rendra pun langsung mengampiri lewat balkon kamarnya ke arah vivi.

"kamu gak kangen gitu aku tinggal 2 -3 hari?" bisik rendra di depan vivi.

"ngak tuh, belum kuliah ini hehe" senyumnya sambil menutup buku.

"sini," di tariknya tubuh vivi sampai ia di pangku rendra dan saling berhadapan.

"ada maunya pasti" rendra hanya tersenyum sambil meremas pantatnya, bibir mereka pun saling berciuman, tangan rendra berubah menjadi meremas buah dada vivi. Di bukanya kancing baju tidur vivi sampai terlepas dan di tariknya cup bra vivi ke atas, mulutnya rendra pun langsung menghisapnya. Erangan kecil vivi sambil mengelus rambut rendra. Tangan vivi pun menyelinap meremas kontolnya rendra dari luar celananya.

"iah gitu" desah rendra saat vivi berhasil keluarin kontolnya dan mengocoknya pelan. Bibirnya rendra bergantian menghisap buahdada yang kiri dan kanan. tanganya kini mulai mengesek memeknya dari luar, terus sampai terasa basah.

"uhh" rendra langsung ubah posisi vivi sedikit menunging dan berutumpu di pinggir balkon. Rendra langsung turunin celana serta celana dalam vivi,

"blessshh" kontolnya perlahan masuk, dengan irama pelan rendra menghujamkannya perlahan sambil tanganya memilin putting vivi, desah tertahan pun keluar dari mulutnya. Hentakan hentakan lembut membuat pinggul vivi menggeliat kekiri dan kekanan.

"plokk.plok plok" suara kontol rendra beradu dengan memeknya,

"ren, mau pipis" ucap pelan vivi, rendra pun langsung mencabut kontolnya dan duduk di bangku.

"ih betein." Vivi tau maksudnya rendra, ia pun segera membuka celananya dan memposisikan memeknya. Di turuninya perlahan, vivi pun menggererakn pinggul perlahan sambil bibir melumat buahdadanya. Tubuh vivi pun menggeliat, di peluknya erat sambil bibir mereka berdua berciuman. Tangan rendra menggerakan pinggul vivi.

Tubuh vivi mengejang, di tekannya pinggulnya. Erangan tertahann sambil matanya terpejam, di gendongnya tubuh vivi ke tempat tidurnya, tanpa melepas kontolnya rendra langsung menggerakannya perlahan dan makin lama makin cepat. Hentakan keras dan diikut semburan sperma rendra keluar kencang. Lenguh nafasnya sambil menindih vivi. Rendra terus memperhatikan wajah sayu vivi yang ikut terengah-engah. Di cabutnya perlahan sambil tiduran di samping vivi. Cukup lama istirahat masing-masing membersihkan dirinya dan segera tidur.


***

"trakkk..." suara koper masuk ke bagasi mobil, rendra dan andri sudah siap untuk jalan ke bandara di antar pak agus, rendra pun pamit ke vivii, tante nia dan juga om hen. Lambain tangan kembali mengiringi keberangkatan rendra dan kembali ke dalam rumah.

Vivi pun segera siap jogging, dan ia sengaja melewati rumah wanta tua itu. Hanya terlihat anjingnya di pagar depan. Kembali gonggongan anjing itu, sambil berlari santai vivi terus berlari kecil mengelilingi kompleks. Hari yang tenang tidak ada andri, vivi bisa bersantai tak perlu ada gangguan dari andri.Tak ada hal yang mencolok selama kepergian andri dan rendra ke ausy, tak terasa sudah 3 hari mereka berdua pergi dan selama 3 hari juga vivi sudah lari pagi.

"tumben kamu lari pagi terus vi" ucap tante nia yang baru bangun melihat vivi masuk ke rumah.

"heehe iah tante biar kurus hehe."

"sexy kayak gitu tau vi, lebih nafsuin" ucap tante nia pelan.

"ihh tante bisa aja ah." Muka vivi terlihat memerah saat tante nia senyum sambil tertawa kecil, tante nia pun langsung mengajak vivi sarapan.

"vi hasilnya gimana kamu masuk gak?" ucap tante nia

"belum tau tante, vivi yakin masuk hehe" ucapnya dengan optimis.

"oh ia tante rendra pulangnya hari ini ya?"

"cie, kangen ya?" tante nia kembali tersenyum

"ihh ngak uhm, cuman tanya kkook." Ucapnya malu-malu,

"hehe pagi ini dia berangkat, mungkin sore sampai," om hen selesai langsng kembali ke kamarnya.

"oh ia vi, tante mau tanya. andri gak macem-macem kan sama kamu?" lanjutnya dengan berbisik pelan.

"itu ngak kok tante, biasa aja hehe" wajahnya senyum, anggukan kecil dari tante nia.

"kalau andri macem-macem bilang tante, ok?" ucapnya sambil anggukan kecil dari vivi, tante nia pun kembali ke kamarnya. Vivi segera membereskan piring di atas meja dan kembali kemarnya untuk mandi. Ia pun berdiri di depan cermin melihat tubuhnya yang telanjang.


***

"yosh... harus semangat turunin berat badan.." gumam vivi dalam hati. Ia pun kembali memakai pakaianya yang terasa ketat.

"gimana yah cara kerjain tuh si andri ya" vivi berjalan kesana kesini sambil memikirkan sesuatu,

"apa gue bikin dia konak ya, hm tapi ancaman buat perkosa gue gak main-main deh, tapi tante nia sama rendra pasti belain gue haha" senyum vivi.

Waktu pun berlalu, vivi bersantai di gazebo sambil baca novel kesukaannya."tak tak tak " suara lemaparan batu kecil di gazebo, vivi pun yang terkejut langsung bangun dan melihat arah lemparanya, tetapi tak ada orang.

" siapa..." bulu kuduknya langsung berdiri, dan kembali lemparan batu kecil ke arahnya. Vivi pun langsung segera menutup bukunya dan tergesa-gesa masuk ke rumah.

"aahhhhh" jeritnya kencang vivi saat seseorang peluk dari belakang.

"hahaha...." Suara tawa rendra melihat vivi ketakutan.

"ihhh rendraaaaa.! Ih nyebelin kagetin aja."di pukul-pukulnya tubuh rendra pelan, dan di peluknya langsung tubuh rendra dengan erat.

"hehee maaf ya, kangen ya?" tangan rendra mengelus rambut vivi,

"ngaaakk" bibirnya manyun sambil buang muka.

"ah masa?" rendra pun langsung mengendong vivi masuk ke rumah, tawa vivi saat rendra menggendongnya seperti membawa balita.

"eeheeemm", suara andri saat berpapasan dengan vivi dan rendra, rendra pun menurunkan vivi dan bersikap seperti biasa, vivi agak terkejut andri potong rambut menjadi pendek. Dan langsung memasang wajah jutek ke andri.

"bawa tuh barang-barang lo, masa gue yang bawa" ucap andri sambil mengambil minum di kulkas, vivi agak terkesima dengan ketampanan andri lebih cocok dengan rambut pendek, adik dan kakak sama-sama tampan. Rendra pun lempar senyum ke vivi segera mengambil barangnya di mobil dan segera ke kamar.


***

"eitz" andri mencegat langkah vivi lagi, tatapan jutek tak sejutek dulu wajah andri tak cakep sekarang. Mata vivi agak ragu menatapnya.
"misi kak, "

"braakk" di dorongnya agak keras tubuh vivi ke tembok, "awwhh", terasa pinggang vivi terbentur.

"lo jadi cewek jangan galak-galak, bisa-bisaa" ucapnya dan terdiam saat mata andri sesekali melihat ke arah buah dada vivi yang memakai tangtop dan hotpants. Vivi tersenyum melihat andri terdiam sejenak.

"maksudnya" vivi memelankan suaranya sambil senyum ke andri, andri sejenak tertegun melihat tinggkah vivi.

"ah.." andri langsung melepaskan cengkramannya dan berjalan meninggalkan vivi tanpa sepatah katapun. Vivi tersenyum puas serta senang melihat andri seperti itu. Rencananya berhasil, mana ada kucing gak suka di kasih ikan asin. Tawa vivi dalam hati dengan puas.

to Be Continue...
 
Terakhir diubah:
Mantap suhu,
Tapi ada typo tuh dikit,
Ketuker antara andri sama Rendra
Menunggu godaan vivi, semoga makin panas
:papi:
 
“inget itu.” Rendra melepaskan cengkaraman tanganya dan pergi meningalkan vivi. Vivi pun berniat kembali ke kamarnya, terlihat andri dan silvie sudah memakai pakian yang lengkap seperti tadi dan berjalan ke luar rumah.

Typo suhu :pandaketawa:
 
perbedaan yang mencolok antara Vivi dengan Silvie adalah yang satu mandiri satunya manja.
:cool:
Lebih binal & galakan siapa..
:D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd