Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Dark of Religion ( No SARA )

Bimabet
Bab I. Keterkaitan Keterikatan

Suara bising nan melengking itu kian mengganggu pendengaranku.

Teriakan khas yang beberapa tahun kebelakang ini sangat hafal ku dengar, ya siapa lagi kalau bukan kakak ku, Erika.

Ah atau tepatnya, Erika Putri Chaniago.

Orangnya cukup kalem menurutku. Hanya saja ketika ia memanggilku dengan suaranya yang sedikit cempreng, membuat aku sering melenguh kesal, terlebih lagi seperti pagi ini, tentu saja.

Aku mengambil handuk yang tergantung begitu saja di atas pagar pembatas antara lantai satu dengan lantai ruangan bawah.

Ya. Kedai milik saudaraku ini cukup unik.

Bangunan ini memiliki ruangan dibawah lantai satu, yang isinya hanya berupa gudang sekaligus kamar mandi. Tempat yang cocok sebetulnya apabila kita bawa wanita ke sini. Tapi ya begitulah. Ini sumatera barat bung !

Kita bisa saja di denda hukum adat hanya karena ada wanita bukan muhrim di kediaman kita.

Ketatnya hukum adat dan fanatisme agama disini, sepertinya adalah gudangnya wanita yang baik - baik bukan ? Tapi apakah benar begitu ?


Seperti biasa. Kebiasaan aku begitu terbangun bukanlah langsung bergegas untuk cuci muka lalu kemudian bersiap kerja.

Aku harus onani dulu agar moodku bagus, badanku segar dan otak ku lancar.

Tapi aku baru saja teringat sesuatu.

Apa yang ku lakukan semalam ?

Kepingan potongan memori kejadian semalam, entah bagaimana membuat nafasku memburu. Di ikuti senjata kebanggaanku yang mulai berdiri, tentunya.

Ah sialan. Dompet milik kakak ku ada di lantai atas. Ia mungkin saja sudah menyadari ada yang tidak beres dengan dompet miliknya, minimal ada noda kerak putih dan aroma khas spermaku.

Aku memutar otak agar dapat merasakan sensasi itu lagi. Aku ketagihan !

Tiba - tiba aku punya ide yang cukup gila menurutku. Tapi layak di coba.

Dengan pelan aku menaiki lagi anak tangga menuju lantai utama. Dengan mengendap pelan, ku intip keadaan sekitar. Aman.


Aku menurunkan celanaku hingga se lutut. Tentu saja tanpa pancingan apapun, kemaluanku sudah berdiri tegang sedari tadi.

Deru nafasku betul - betul memburu. Ku perhatikan kakak ku masih asik menyapu lantai sambil sesekali nungging untuk memunguti sampah yang tidak dapat di jangkau oleh sapunya.

Ketika ia menghadap ke arah belakang, otomatis aku menundukkan kepala.

Gila. Sensasinya benar - benar membuatku hampir jantungan.

Hanya dengan mendengar suara langkah kakinya saja, spermaku rasanya ingin meloncat kemana - mana.

Ah bagimana jika aku mengambil fotonya secara diam - diam ? Ya ide bagus. Bisa aku jadikan untuk bahan fantasiku nanti malam kan ?

Dengan gesit aku mengeluarkan ponsel dari saku celana pendek ku, kemudian mengarahkan kamera kepadanya.

Sialan.

Aku tidak fokus ketika akan mau mengambil fotonya, hingga tanpa aku sadari sebetulnya kakak ku sudah berjalan ke arahku, menyisakan beberapa langkah lagi hingga ia bisa tau apa saja kegiatan aku sedari tadi.

Bodohnya aku, malah sibuk keluar dari aplikasi kamera, kemudian mematikan layar HP ku.

Aku lari terbirit - birit menuju lantai bawah lagi, berharap ia tidak melihat kegiatanku barusan.

" Dah siap Ardhi ? Masih lama ? " Teriaknya dari lantai atas. Aku menjawabnya dengan gelagapan. Membuat suara yang keluar dari mulutku bergetar dan serak.

Bodoh, untung gak ketahuan, fikirku.

Walaupun aku masih menduga-duga. Apakah kakak melihat aksi ku tadi, atau pura -pura tidak melihat apapun ? Entahlah.
Nafsuku buyar seketika.


****


Ah selalu saja begini. Abu rokok berserakan kemana - mana. Belum lagi sampah jajanannya yang terselip dibawah meja kasir.

Aku melenguh sedikit kesal dengan kelakuan adik ku ini. Setiap pagi aku tidak pernah absen untuk membersihkan abu rokoknya dan sampah jajanannya.

Belum lagi kasurnya yang keliatan selalu berantakan, kadang mataku tidak tahan untuk membiarkannya tetap berantakan. Sesekali aku coba juga untuk merapihkan tempat tidurnya sekalian, ya seperti saat ini.

Selesai membereskan kasurnya yang seperti kapal pecah, aku baru menyadari adik ku belum juga siap mandinya.

Karena penasaran, sekalian saja aku panggil dari atas sini. Biar langsung kedengaran olehnya.

" Ardhi, masih lama gak? " Teriak ku dari atas sambil berjalan mendekati pagar pembatas antara lantai satu dengan lantai bawah.

Tapi belum sempat aku menuntaskan kalimatku, aku melihat sesuatu yang membuat muka ku merah padam seketika.

Aku sangat yakin apa yang ku lihat barusan. Adik ku sedang memegang kemaluannya sementara tangannya yang satu lagi memegang HP nya.

Apa maksudnya ?


Hati kecilku mengatakan untuk segera menjauh dari sana.

Aku masih shock, kaget, bingung, penasaran, semuanya campur aduk.

Walaupun aku tidak tahu pasti apa yang sedang di lakukannya, tapi aku cukup yakin bahwa itu bukan hal yang baik.

Jujur saja, walaupun sudah seringkali aku gonta ganti pasangan, namun aku tidak pernah sekalipun melakukan hal aneh - aneh. Apalagi sampai melihat kemaluan pria secara langsung begitu. Ini yang pertama kalinya.


Aku merasa jijik dengan mataku sendiri. Terlebih lagi yang ku lihat adalah milik adik ku sendiri, sepupuku.

Berulang kali aku mengucap dalam hatiku, berharap bahwa kejadian tadi tidak dimasukkan kedalam amal catatan buruk ku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd