Chapter 13 - Sandra Sang Sutradara
Menjelang kepergian Sandra dari villa-nya...
Sandra sedang duduk di ruang perpustakaan saat pengecekan terakhir terhadap helikopter yang akan menerbangkannya sedang dilakukan. Ruang perpustakaan itu dominan dengan kayu jati berwarna gelap untuk dekorasi interiornya. Sungguh kontras namun serasi dengan pakaiannya yang dominan akan warna putih. Karena keduanya mempunyai cita rasa estetika tinggi. Dan foto selfie yang baru diunggahnya langsung mendapat ratusan pujian dan like.
Tanpa mengindahkan komentar-komentar yang masuk, Sandra sedang tersenyum sendiri. Semuanya berjalan persis dengan rencananya! Dan yang tak kalah pentingnya, segala sesuatunya berjalan dalam kontrol penuh dirinya.
Semuanya bermula saat kemunculan Garwo secara tiba-tiba di kamarnya dua hari lalu. Satu hal yang tentu sangat mengejutkan bahkan membuat ia benar-benar ketakutan. Namun justru disinilah awal mula seluruh permainan berlangsung...
Pikirannya melayang ke belakang... Usianya baru 14 tahun. Sebagai gadis remaja abg, hal-hal seputaran seks menjadi hal baru yang kini eksis dalam hidupnya namun sekaligus membingungkannya. Saat itu kedua orangtuanya sama-sama sibuk dengan urusan bisnisnya. Saat bertemu, hubungan berlangsung hangat dan terbuka namun hanya superfisial di permukaan saja. Topik pembicaraan tak pernah menyangkut hal-hal substantif. Termasuk hal-hal seputaran seks adalah hal tabu untuk dibicarakan. Membuat sehari-harinya ia jadi lebih sering mengobrol dengan Mbak Suti. Pembantu dekatnya yang selalu ada untuk dirinya. Dengan pembantunya itu sama sekali tak ada sekat-sekat ketabuan. Membuat seks seringkali menjadi topik yang paling sering dibicarakan. Mbak Suti adalah seorang janda berusia 30 tahunan yang pada dasarnya cukup aktif dan sangat doyan dengan seks. Akibatnya terjadilah transfer pengetahuan antara "suhu dan teecu" atau "master jedi dan young padawan" diantara keduanya. Apalagi Mbak Suti sama sekali tak memfilter omongannya. Termasuk ia tak sungkan-sungkan menceritakan apa yang diperbuatnya secara cukup vulgar dan "grafis".
"Dari pengalamanku selama belasan tahun, yang paling kuat mainnya di ranjang itu orang desa yang sehari-harinya banyak melakukan pekerjaan fisik."
Dalam berbagai kesempatan Mbak Suti selalu mengatakan itu. Meski kemudian ia selalu menambahkan:
"Tapi ini buat aku ya Nik. Orang lain tentu beda. Seperti Nonik gini ya ndak mungkin khan main sama laki kampung."
Kata-kata Mbak Suti yang diucapkan berulang-ulang itu menancap kuat bagaikan mantra di pikiran bawah sadar Sandra berusia remaja itu. Sementara narasi negasi yang disematkan kepada dirinya justru makin membuatnya terobsesi untuk membalikkan hal itu. Sejak kecil Sandra terlahir dari keluarga yang cukup berada dimana permintaannya selalu menjadi kenyataan. Sebagai putri sulung, ia adalah anak kesayangan Pak Tanoto. Apa pun permintaan putrinya akan selalu dipenuhinya. Membuat dalam diri Sandra timbul keyakinan kalau ia termasuk orang dengan privilege / hak istimewa yang tak dimiliki kebanyakan orang dalam hidup ini. Karena ia selalu mendapatkan apa pun yang diinginkan, terlepas dari hal apa itu.
Kesempatan bagus pertama muncul saat ia berlibur di Bali sebelum kepergiannya untuk sekolah di Amerika. Kala itu ia tinggal lebih lama sendirian setelah kedua orangtuanya pulang duluan. Saat sedang sendiri itu ia berkenalan dengan beach boy berambut gondrong di pantai. Cowok yang masuk kategori bayangan tipikal "laki kampung" dalam benaknya selama ini.
Sudah merupakan rahasia umum bahwa banyak dari mereka menganut kehidupan seks bebas terutama dengan turis-turis asing. Membuat pikiran Sandra melayang ke pembicaraan seru sarunya dengan Mbak Suti dulu dan hatinya jadi tergetar membayangkan betapa "barang" cowok ini akan dengan perkasa masuk ke dalam dirinya dan menggedor-gedor seluruh tubuhnya. Apalagi setelah diketahuinya ternyata Sukri, cowok itu, adalah adik cowok Mbak Suti yang merupakan "mentornya" dalam urusan seks.
Pada kenyataannya memang Sukri mengikuti dirinya terus dan berusaha merayunya untuk dapat menidurinya. Sebagai seorang "koboy pantai" yang telah cukup berpengalaman mungkin ia dapat mencium kalau gadis ini masih perawan namun saat ini berada pada kondisi galau-turbulen-bingung. Dengan iming-iming kebanggaan menikmati kegadisan cewek cantik dari keluarga elit yang bahkan pernah menjadi anak majikannya, membuat Sukri terus tanpa menyerah merayunya. Apalagi sikap dan bahasa tubuh Sandra cukup memberikan sinyal hijau kesana.
Memang saat itu Sandra bersikap cukup flirty kepada cowok itu. Meninggalkan personanya selama ini sebagai gadis alim baik-baik. Ia mau saja diajak duduk berduaan dengan Sukri di tepi pantai menikmati romantisme matahari terbenam. Kemudian malamnya setelah dinner berdua (tentu ia yang membayar semuanya), petualangan berlanjut ke bar untuk berdisko dan bercanda-canda sambil pegang-pegang tangan atau peluk-peluk bahu. Namun pada akhirnya... tak terjadi apa-apa diantara mereka. Karena memang selain grepe-grepe dikit, ia tak membiarkan cowok itu menyentuh dirinya lebih jauh.
Salah satu sifat utama dirinya, di balik penampilan luarnya yang terlihat cukup easy-going, sesungguhnya ia adalah seorang control freak. Ia ingin selalu mampu mengontrol segala sesuatunya. Saat itu ia tak yakin dirinya mampu mengendalikan situasi apabila ia menyerahkan kehormatannya kepada Sukri. Juga pada saat itu rasa gengsi masih tinggi pada dirinya. Ditambah lagi saat itu ia betul-betul masih perawan.
Sifat control freak-nya ini memang agak paradoksial dengan obsesi gila bawah sadarnya selama ini. Membuat dalam dirinya seringkali timbul pertentangan. Pada akhirnya, personanya sebagai gadis alim selalu memenangkan pertentangan itu.
Namun hal itu bukannya meniadakan apa yang selama ini menjadi obsesi bawah sadarnya itu. Justru sebaliknya, obsesi itu menjadi makin kuat menjadi energi laten dalam dirinya yang setiap saat selalu ingin meledak. Ibarat balon berisi udara yang ditekan di bawah air. Makin lama makin kuat keinginan untuk naik ke permukaan air. Bahkan hal itu tak pernah hilang meski ia telah berhubungan seks dengan cowok yang menjadi pacar tetapnya dan juga sangat menikmatinya.
Di antara kegiatan ML rutinnya dengan pacar tetapnya, secara berkala ia masih selalu bermasturbasi membayangkan dirinya sebagai persona alternatifnya. Seorang bitchy girl yang aktif melakukan seks dengan lebih dari satu lelaki termasuk laki kampung. Fantasi favoritnya adalah kembali ke masa di Bali itu.
Malam dimana pada akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada Sukri dan bercinta dengan cowok itu di gubuk sederhana pinggir pantai yang seluruh jendelanya terbuka. Ketika sinar bulan purnama masuk ke dalam kamar dan turut menyaksikan saat ia sedang mendesah-desah ketika kegadisannya direnggut oleh cowok kampung itu...
Ooohh... Bahkan membayangkan hal itu membuat vaginanya jadi basah...
Balik ke masa sekarang,
Begitu mendengar adanya buronan tahanan yang kabur, pikiran gila dalam dirinya kemudian muncul. Dibayangkannya apabila dirinya dikuasai, dilanggar, bahkan sampai disetubuhi oleh sang buronan tahanan itu dalam sebuah situasi yang cukup mencekam maka tak hanya ia akhirnya merasakan keperkasaan laki kampung. Namun juga ia akan mengalami sebuah peristiwa erotic thriller - satu genre film yang menjadi favoritnya selama ini. Bedanya ini sama sekali bukan film. Bukan pula reality show. Juga bukan VR (virtual reality). Tapi betul-betul satu pengalaman yang dialami secara nyata.
Kemunculan Garwo secara tiba-tiba - meski sangat menakutkan dan mengagetkan dirinya - adalah pintu pembuka jalan untuk mewujudkan obsesi tersembunyinya itu. Apalagi perawakan, tampang sangarnya, aura pembunuhnya, tubuhnya yang penuh tato dan bekas luka, statusnya sebagai buronan tahanan dan kemunculannya yang tiba-tiba di kamar tidurnya sungguh pas sekali dengen genre erotic thriller yang dibayangkan.
Inilah kesempatan bagus. Bahkan mungkin satu-satunya kesempatan dalam hidupnya. Situasi yang mencekam, tempat yang cukup terisolasi, dan setting semuanya sangat mendukung. Apabila terlewatkan, maka setelah ini ia hanya akan mampu berandai-andai ke belakang membayangkan what if... seperti saat di Bali itu. Sementara itu kini secara psikologis dirinya jauh lebih siap dan lebih menginginkan dibanding saat itu.
Hanya satu tantangan besarnya. Apapun yang terjadi, semuanya harus berjalan di dalam kendali kontrol dirinya secara penuh. Tak boleh ada satu hal pun yang keluar dari koridor itu. Apalagi hal-hal yang dapat merusak reputasi dirinya. Pada akhirnya, semua itu terlaksana dengan baik sesuai skenarionya.
Adalah salah besar kalau Garwo menganggap saat itu ia menguasai keadaan dan dirinya berada dalam penguasaannya secara penuh. Seperti pada film erotic thriller umumnya, tokoh wanitanya sama sekali bukan pihak korban yang lemah. Sebaliknya, seringkali justru mereka adalah tokoh pemeran kuat di balik penampilan luarnya yang terlihat lemah. Dan itulah yang terjadi diantara mereka. Cowok itu bertindak sesuai proyeksinya. Bagaikan aktor yang memainkan perannya sesuai skenario sang sutradara.
Pertama-tama, dibangkitkannyalah kemarahan dalam diri Garwo saat ia hendak kabur namun "gagal". Membuat cowok yang memang berkarakter telengas itu menghukumnya dengan menyuruhnya menanggalkan seluruh bajunya. Yang lalu semua itu direkamnya di HP miliknya. Rasa malu, ketegangan, kengerian, dan ketakutan dirinya yang memang sungguh nyata bercampur dengan gairah tersembunyi dalam dirinya. Membuat ia bahkan sampai squirting dalam posisi berdiri! Jadi sesungguhnya saat itu ia bukan mengompol karena ketakutan seperti yang ditertawakan oleh Garwo. Namun mengalami orgasme hebat akibat adrenalin rush dalam dirinya.
Satu hal yang agak meleset dari perhitungannya adalah rupanya Garwo bukan cowok sembarangan yang gampang mupeng dengan cewek kemudian menyetubuhinya. Justru sebaliknya. Ia seorang kriminal jalanan tingkat atas sejati yang menganggap perkosaan terhadap perempuan adalah tindakan kejahatan yang paling rendah dan hina. Sehingga saat itu ia hanya menghukum dengan cara meneror dirinya namun sama sekali tak menyentuh seujung rambut pun.
Oleh karena itu saat terdapat kesempatan ia dengan sengaja membangkitkan amarah dalam diri cowok itu lebih banyak lagi. Itu sebabnya ia sengaja berkata keras terhadap Zulkifli dan kawan-kawan tentang keberadaan dirinya. Dari sejak pertama melihat orang ini, terlepas dari status kriminalnya Sandra tahu Garwo adalah orang yang sungguh-sungguh dan setia dengan komitmennya. Sebaliknya ia sangat benci dengan tindakan pengkhianatan.
Saat HP-nya yang berisi foto-foto dan video bugilnya dibawa kabur oleh cowok ini, sebenarnya itu terjadi agak diluar skenario. Satu hal yang membuatnya sungguh khawatir. Ia tak khawatir dengan Garwo. Ia tahu Garwo tak bermaksud negatif terhadapnya. Cowok itu hanya menggunakan HP-ny sebagai jaminan keselamatan saja. Selama di dalam hutan juga dirinya tak pernah merasa khawatir. Ia tahu sebagai orang yang bertanggung jawab dan memegang teguh komitmen, Garwo pasti akan memastikan HP itu akan kembali ke tangannya dan ia dapat kembali dengan selamat.
Sebaliknya yang ia khawatirkan justru apabila Garwo sampai tertangkap dengan HP-nya masih pada dirinya sehingga HP itu lalu jatuh ke tangan para aparat itu terutama Juhari.
Tentang HP itu... Saat Juhari tiba-tiba muncul dan melihat HP di tangannya sebelum ia sempat memasukkannya, saat itu hatinya sungguh berdebar kencang. Namun "untung" bagi dirinya. Pikiran mupeng pria itu telah membutakan kekritisannya berpikir sehingga ia jadi terpusat pada dirinya dan mengabaikan HP itu. Itu pula alasan utama ia menolak ajakan Zulkifli untuk mengawalnya pulang. Bukan karena ia takut mereka akan mengganggu dirinya. Ia takut kalau Juhari tiba-tiba sadar dan teringat akan HP itu. Saat itu akan sulit baginya untuk berkeras menolak menunjukkannya tanpa menimbulkan kecurigaan. Pada saat itu tak boleh ada orang yang tahu kalau saat itu ada HP yang sedang dibawanya.
Pancingannya kepada Garwo rupanya berjalan dengan baik. Orang berkomitmen tinggi yang mulanya berniat melindungi seseorang kemudian ternyata dikhianati oleh orang yang berusaha dilindunginya tentu akan menjadi sangat marah. Membuat ia dengan nekat mendatangi kembali villanya untuk membalas dendam! Sikap marah seperti inilah yang memang ia inginkan.
Bagaimana Garwo bisa masuk untuk kedua kalinya? Itu tak lepas dari perannya juga. Sesampainya di rumah ia sengaja membuka beberapa sistem pengaman dalam rumahnya. Kemudian ia menyuruh para pegawainya melakukan berbagai hal di tempat agak jauh untuk memberi kesempatan Garwo menyusup masuk ke kamarnya tanpa ketahuan. Sementara itu ia mengalihkan perhatian para aparat itu saat dirinya sedang dimintai keterangan.
Bagi Sandra saat itu adalah nothing to lose sambil ia menguji kemampuan Garwo. Ia tahu kemampuan fisik cowok itu agak diluar kewajaran manusia umumnya. Apabila ia berhasil menyusup masuk lagi ke kamarnya, maka rencana selanjutnya akan berjalan sesuai seknarionya.
Namun apabila setelah dengan semua "bantuan" yang ia lakukan untuknya cowok itu kemudian tertangkap artinya he is not good enough bagi dirinya. Berarti dia memang tak pantas untuk mencapai dirinya. Pada saat itu terjadi, ia akan lepas tangan pura-pura tak mengenal siapa itu Garwo. Bagaimanapun HP-nya telah kembali ke tangannya. Sehingga apapun yang akan dikatakan cowok itu, ia dapat dengan mudah menyangkalnya.
Pada akhirnya terbukti ternyata kemampuan fisik Garwo memang luar biasa. Ia mampu menyusup kembali ke kamarnya tanpa diketahui orang. Apa yang hanya bisa dilakukan Juhari dengan menggunakan tali dan peralatan lainnya, Garwo mampu melakukannya dengan kedua tangannya. Sesuai perkiraannya, pada akhirnya cowok ini mampu mencapai dirinya. Mencapainya dalam keadaan sangat marah!
Namun hal itu masih belum cukup untuk membuat cowok itu lupa diri dan melupakan standar tinggi kode etik dunia kriminalitasnya. Secara sengaja ia menghina ibunya. Ia dapat membaca Garwo adalah orang yang minim pengalaman dengan teman wanita. Orang seperti ini biasanya hubungannya bermasalah dengan ibunya. Oleh karena itu ia sengaja menekan "titik sensitif" pada diri cowok tersebut. Akibatnya, cowok itu jadi gelap mata sampai-sampai "memperkosa" dirinya secara berjilid-jilid sebagai penghukuman untuk dirinya.
Sebuah tindakan perkosaan dan pembalasan dendam yang hebat. Sampai-sampai membuatnya mendesah-desah dan menjerit-jerit keras. Karena sebenarnya ia menikmati semua itu! Termasuk juga penghinaan-penghinaan yang dilakukan cowok itu terhadapnya. Hidupnya yang bergelimang kemewahan, kemudahan, dan banyaknya "tim hore" serta "yes people" di sekelilingnya membuat terkadang jadi membosankan. Apa yang dilakukan Garwo terhadapnya itu merupakan satu anomali dan antitesa terhadap kehidupan elitnya sehari-harinya. Hal itu terasa sungguh mengasyikkan, menegangkan, dan memicu adrenalin serta hormon seksual dalam dirinya.
Buah dari ini semua menyebabkan ia mengalami orgasme berkali-kali. Satu hal yang Garwo sama sekali tidak ngeh karena ia hanya fokus terhadap pembalasan dendam dirinya saja. Ditambah pula cowok itu memang sangat tidak berpengalaman dengan wanita.
Apabila memang dikehendakinya, setiap saat ia dapat dengan mudah melumpuhkan cowok itu dan meloloskan diri meninggalkan tempat kejadian. Namun sampai akhir hal itu tak dilakukan karena memang ia sangat menikmati semua peristiwa itu.
Satu hal lagi yang dilakukannya secara halus dan kasat mata... Penyebab kedua selain rasa marah sehingga membuat Garwo kemarin sampai melangkah sejauh itu dengan menyetubuhinya berkali-kali adalah karena sesungguhnya dirinyalah yang memikat gairah laki-laki dalam diri cowok tersebut.
Laki normal manapun tentu akan terangsang secara seksual melihat tubuh telanjang bulat perempuan. Namun bagi seorang berkode etik tinggi seperti Garwo, meski terangsang ia tak akan mengganggu perempuan apalagi sampai memperkosanya apabila perempuan itu memang menolaknya. Namun lelaki manapun akan jauh lebih sulit menahan godaan dari perempuan yang dalam hatinya memang menginginkan hal itu. Terlebih godaan yang terjadi secara halus dan kasat mata. Satu hal yang tak mudah disadari oleh cowok apalagi yang tak berpengalaman dengan cewek seperti Garwo.
Itu sebabnya mengapa terkadang ada cewek yang terkesan begitu sexy dan menggairahkan dibanding cewek lainnya padahal mungkin pakaian dan penampilannya biasa saja atau malah bahkan sangat tertutup dan mungkin juga kalah cantik. Semua hal-hal ini ia pelajari dari Mbak Suti yang ternyata sangat relevan bagi siapa saja, dimana saja, dan dalam situasi apa saja.
Pada akhirnya, seluruh aksi persetubuhan, perkosaan, pemaksaan, penghinaan, dan intimidasi yang dilakukan Garwo ditambah rasa terhinanya, ketakutan, ketegangan, serta kesedihan dirinya sungguh pengalaman yang sangat luar biasa!
Sebagai bumbu pelengkap yaitu nuansa berbau mitos dan mistis dari air terjun keramat itu. Sandra tersenyum geli membayangkan hal-hal takhayul yang sama sekali tak dipercayainya itu rupanya masih eksis bagi sebagian orang di jaman now seperti sekarang ini. Regardless, tak ada mitos dan mistis yang dapat menghentikan geraknya. Terbukti, tindakannya yang sengaja melanggar aturan itu bukannya membawanya ke kualat seperti yang dimitoskan. Sebaliknya justru akibatnya ia dapat merasakan kontol duahsyat yang bahkan sekedar membayangkan kejadian kemarin malam telah membuat celana dalamnya basah di atas kursi sofa empuk yang sedang didudukinya ini.
--@@@@--
Satu hal yang pada akhirnya sungguh-sungguh membuat dirinya marah terhadap Garwo adalah saat cowok itu akan nekat keluar meski kondisi di luar tak kondusif.
Pertama, ia merasa terhina dengan sikap cowok tersebut yang sok mengancamnya. Seolah seperti ia punya kontrol atas dirinya saja. Inilah saatnya untuk menunjukkan siapa sang sutradara sesungguhnya.
Kedua, kenekatan cowok itu bisa menghancurkan seluruh koridor kontrol yang dibentuknya.
Oleh karena itu, "pusat syaraf" cowok itu harus dimatikannya. Sama seperti saat cowok itu mengira telah mematikan "urat perlawanan" dirinya. Adalah hal sangat mudah baginya untuk meruntuhkan mental cowok itu. Karena kartu yang tepat telah dipegangnya. Terbukti pada akhirnya kebanggaan dirinya sebagai penjahat kelas atas langsung jatuh terpuruk begitu disadarkan bahwa ia telah melakukan jenis kejahatan yang paling rendah dan hina.
After all, Garwo adalah boneka kayu yang terikat oleh tali dimana seluruh kendali tali berada di tangannya.
Namun dirinya bukanlah orang yang hanya meraup keuntungan dari orang lain tanpa memberikan sesuatu sebagai timbal baliknya. Justru sebaliknya, ia adalah orang yang sangat adil. Orang yang memberinya keuntungan baginya, akan dibalas dengan pemberian keuntungan yang setimpal. Sementara orang yang merugikan dirinya akan dibalasnya secara setimpal. Paling tidak ia telah memberikan tiga hal kepada cowok itu. Terhadap masa lalu, masa kini, dan masa depannya.
Ia mendengarkan dan memberikan simpati tulus terhadap pengalaman pahit hidupnya di masa lalu. Satu hal yang sangat langka bagi orang yang hidup di dunia hitam tingkat jalanan yang kejam dan keras.
Ia memberikan jalan untuk bebas meninggalkan tempat ini tanpa diketahui orang. Sekali lagi, adalah hal mudah baginya untuk membuat cowok itu tertangkap. Sebagai "orang alam" tentu ia sangat senang dapat kembali ke habitatnya seperti ibarat binatang liar yang balik kembali ke hutan rimba. Apalagi ia telah mendengar sumpahnya untuk membalas dendam terhadap orang yang mengkhianatinya. Satu hal yang mungkin sangat penting di dunia kehidupan yang dijalaninya itu.
Terakhir, seperti halnya cowok itu memberikan pengalaman nyata erotic thriller kepadanya (bukan film, bukan reality show, bukan pula VR), ia juga memberikan cowok itu pengalaman nyata tentang hubungan saling memberi dan menerima secara sejajar antara pria dan wanita. Satu hal yang sungguh langka dalam hidup penuh kekerasan Garwo selama ini yang prinsipnya selalu antara membunuh atau dibunuh, mengalahkan atau dikalahkan. Ia berharap semoga Garwo dapat menggunakan pengalaman malam itu sebagai referensi untuk nantinya di masa depan bersedia membuka diri untuk menjalin hubungan timbal balik dengan seorang wanita.
Meski saat itu kelihatannya dirinya yang menginginkan hubungan seksual yang terakhir dengan Garwo, sesungguhnya itulah saatnya ia memberi kepada cowok itu.
Lalu bagaimana dengan Juhari? Membayangkan orang itu sungguh membuatnya merasa muak sekaligus ingin tertawa namun juga kasihan. Sejak dari awal saat pertama kali bertemu, ia sudah tak suka dengan orang itu. Sebenarnya otak orang ini cukup encer. Namun ia adalah seorang berkarakter rendah. Kenyataan bahwa Juhari menghadangnya dan ingin memperkosanya di air terjun itu membuktikan kerendahan karakternya. Adalah mustahil baginya untuk tertarik dengan orang seperti itu. Meski ia dilahirkan sebagai anak orang kaya atau berpangkat jenderal sekalipun.
Kalau diperbandingkan, Zulkifli jauh lebih punya karakter baik dibandingkan Juhari. Namun ia adalah seorang yang lemah dan kurang cerdas. Terbukti tim yang dipimpinnya gagal total.
Kejadian pagi tadi semuanya sesuai dengan rencananya. Sebelumnya saat menjelang subuh tadi, ia sengaja bersikap manis terhadapnya untuk memberi ruang bagi Garwo agar dapat meninggalkan tempat ini secara diam-diam. Setelah Garwo berhasil kabur, tak ada gunanya lagi bagi dirinya untuk membuang waktunya bersama orang ini apalagi beramah-ramah segala. Oleh sebab itu sikapnya langsung berubah drastis. Satu sikap yang memang apa adanya. Sebagai cermin kemuakan dirinya terhadap pria itu. Sementara itu ia sadar perubahan drastis sikapnya itu akan membuat Juhari marah lalu ingin membalasnya. Sikap yang umum dilakukan oleh orang berkarakter rendah. Apalagi ia sengaja mengatur waktu dan tempat agar saat itu terjadi sebagian pegawainya ada disitu untuk membelanya. Hal ini akan semakin mempermalukan dan membuat rasa dongkol semakin tinggi.
Saat berbicara sebelumnya, ia sengaja beberapa kali melihat ke arah balkon dan pilar pendukung jendela kamarnya. Ia tahu, orang ini tak bodoh-bodoh amat. Kecerdasan yang cukup dari orang ini akan membuatnya awas akan hal itu.
Seperti yang ia perkirakan, tujuan akhir dari orang ini adalah menikmati tubuhnya, baik dengan cara baik-baik kalau ia memperbolehkannya atau bila perlu dengan cara memperkosanya.
Dan jebakan telah terpasang dengan rapi.
Setelah ia bangun dan bersiap-siap, sengaja pintu balkon kamarnya dibuka dan terlihat sedang terbuka dari bawah. Sehingga Juhari dapat melaksanakan niatnya memanjat ke atas untuk menyusup masuk ke dalam kamarnya.
Juga cara ia berpakaian pagi itu yang di satu sisi semakin membangkitkan nafsu Juhari namun setelah itu akan membangkitkan simpati penonton yang melihatnya.
Saat orang itu berjalan mendekati ranjangnya, ia sengaja bersikap defensif di sisi dalam ranjang. Karena itulah tempat dimana berbagai senjata pertahanannya berada. Sikap takutnya (yang memang terjadi secara alamiah dan riil) membuat Juhari jadi lengah. Apalagi dengan pakaiannya yang cukup sexy dan mengundang birahi.
Pada akhirnya, rencananya berjalan dengan sukses. Juhari kena batunya akibat perbuatan rendahnya yang ingin memperkosanya. Kini ia mendapat malu besar dan bahkan nasibnya bisa lebih buruk lagi kalau ia kemudian melaporkan perbuatan kriminalnya itu secara resmi.
Saat ini ia sengaja bersikap ambivalen antara akan melaporkan atau tidaknya. Supaya membuat orang itu tak dapat tenang pikirannya sampai deadline untuk pelaporan berakhir. Itulah ganjaran bagi orang yang ingin mencelakainya secara fatal dengan memperkosanya.
Sementara itu dirinya sadar kalau Juhari kini tentu dapat menduga-duga akan keterlibatannya dengan Garwo. Namun kecurigaan bahkan pengetahuan Juhari saat ini tidak penting. Setelah apa yang terjadi pagi ini kredibilitas orang itu telah jatuh ke titik nadir. Apa pun yang dikatakannya, tak akan ada orang yang mempercayainya.
"Non Sandra, helikopternya telah siap sedia. Tinggal menunggu kapan pun Non ingin berangkat," kata Pak Sartono yang muncul di depan pintu.
"Baik. Kalau begitu saya akan berangkat sekarang," kata Sandra dengan tersenyum bangkit dari tempat duduknya.
Dengan elegan dan penuh percaya diri, gadis cantik itu berjalan melangkah ke luar menuju ke landasan helipad. Sementara para pegawai berdiri berjajar untuk mengucapkan selamat jalan kepadanya.
Dengan ini maka berakhirlah sudah pengalaman bergenre erotic thriller ini dengan sukses. Ia adalah Sang Sutradara yang juga sekaligus merangkap berperan sebagai aktris utamanya, batin Sandra sambil tersenyum manis menyambut mereka.