Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA The Burhan Story, Cinta & Pengkhianatan

Lanjut hu. Hu tread sepi itu wajar karena yg post juga gak cuma suhu seorang. Jadi jgn ngeluh ya siapa tau abis update jadi rame
 
Maaf nubi baru bisa update sedikit. Ini juga kerjaan sudah mulai bisa work from home. Semoga suhu semua suka dengan sedikit update dari ane, walau sedikit tapi ini salah satu chapter penting di kisah antara Om Burhan dan Lena. Semoga semua suka dan bisa menemani kegiatan suhu semua dirumah.

Chapter 5. Sakral

Semenjak kejadian malam itu, hubungan Om Burhan dan Lena semakin harmonis. Mereka tidak canggung bermesraan di depan umum. Kadang Om Burhan mengelus rambut Lena ketika sedang bekerja, Lena juga gak mau kalah dengan menggelendot manja setiap ada kesempatan. Bagai merpati yg sedang dimabuk asmara, dua sejoli ini berasa seperti dunia milik berdua.

Berkat ketulusan cinta Om Burhan, keluarga Lena yang awalnya memang sempat ragu, akhirnya memberikan lampu hijau. Mereka berharap Lena bisa bagia secara lahir dan batin jika menikah dengan Om Burhan, karena selain orangnya baik, jika dilihat secara ekonomi, Om Burhan benar - benar sudah matang, kalau ibarat mangga, Om Burhan itu sudah masak pohon, harum dan manis buahnya. Sedangkan Lena itu bagaikan alpukat, sudah saatnya memang dipetik, telat dikit, bisa busuk nanti.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tidak terasa enam bulan lamanya Om Burhan dan Lena memadu kasih. Kurang 1 bulan lagi pernikahan mereka akan dilangsungkan. Semua persiapan, tempat acara, catering, undangan, pengisi acara, sudah siap. Mengingat kolega Om Burhan cukup banyak, mereka sengaja menyewa tempat yang lumayan luas untuk menampung semua undangan.

Ane dan bokap tentu saja diundang ke pernikahan mereka. Bukan hanya menjadi tamu biasa, Bokap ane mendapat kehormatan untuk menjadi saksi. Mengingat semua ini bisa terjadi juga karena jasa Bokap sih. Kalau ane sih ikut - ikut saja, sekedar menemani dan juga makan gratis. Jujur ingatan ane agak samar karena kejadianya sudah cukup lama, yang ane inget hanya dekorasi serba putih, lalu banyak hidangan lezat disana, favorit ane? Tentu saja kambing guling.

Namun ada satu cuplik kejadian yang ane ingat jelas. Saat itu ane lihat Om Burhan dan Lena duduk di depan pak penhulu. Ditengah, di antara kedua mempelai ada salah satu keluarga Lena yang menjadi wali. Bokap ane di kanan dan ada satu laki - laki lagi di kiri sebagai saksi.

"Saudara Burhan Saeful bin Fuadin saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Malena Saraswati binti Aman dengan mas kawin berupa seperangkat alat solat, tunai"​
"Saya terima nikah dan kawinnya Malena Saraswati binti Aman dengan mas kawin tersebut diatas, tunai"​
"Sah"​

Seketika itu juga tangis haru dan tepuk tangan meriah memenuhi ruangan. Semua undangan teersenyum dan tampak bahagia. Begitu juga kedua mempelai. Bokap ane memeluk Om Burhan sambil menepuk nepuk pundaknya, akhirnya sahabat dekatnya menikah juga. Acara segera dilanjutkan dengan berfoto bersama para undangan, sembari seluruh makanan dihidangkan.

Peristiwa sehari itupun usai sudah. Ane tahu dari bokap kalau Om Burhan dan Lena akan mengambil liburan bulan madu mereka ke Bali. Kurang lebih satu minggu mereka disana.

Bali, selalu menjadi salah satu pulau tujuan wisata dan bulan madu. Begitu juga dengan kedua sejoli ini, mereka benar - benar sudah merencanakan bulan madu ini jauh - jauh hari. Sesampainya di bandara, sopir dari pihak hotel tempat mereka menginap sudah siap sedia dengan membawa secarik kertas bertuliskan "Welcome to Bali, Mr. Burhan & Mrs. Malena".

"Mau langsung ke hotel atau mau mampir dulu pak?", tanya seorang sopir dengan logat khas Balinya yang kental.​
"Gimana sayang? Mau langsung ke hotel aja?"​
"Boleh, nanti agak malam aja kita baru keluar"​
"OK Bli, langsung ke hotel saja", jawab Om Burhan yang dibalas dengan anggukan dan senyum ramah.​

Sepanjang jalan terlihat keramaian kota, turis - turis mancanegara bersliweran di jalan. Jalanan di Bali memang tidak terlalu lebar, ada beberapa saja jalan protokol, sisanya kita tahu sendiri, jalan - jalan sekunder dengan berbagai kepadatannya. Tapi beda dengan di kota lain, buat pengunjung seperti Om Burhan dan Lena, kepadatan ini justru menjadi hiburan tersendiri.

Senyum di wajah Lena tidak turun - turun melihat pemandangan di depan matanya. Melihat hal itu Om Burhan juga tersenyum, dalam hati dia benar - benar merasa beruntung Lena mau menerima cintanya. Dengan wajah dan tubuh aduhai, umur yang relatif masih muda, kepandaian dan cekatannya Lena dalam bekerja, mungkin sudah banyak laki - laki selain Om Burhan yang jatuh hati dengannya. Tidak ada yang bisa dikatakan Om Burhan selain bersyukur dan mencintai Lena setulus hati.

"Eh... Kenapa liatin akunya sampe gitu yang?" Tanya Lena yang heran dengan ekspresi bengong Om Burhan melihat dirinya.​
"Ah... Hahaha gapapa kok yang, aku cuma pengen liatin kamu." Kata Om Burhan agak terkaget.​
"Hahaha! Bilang aja kalau kamu jatuh cinta banget sama istrimu ini, ya kan? Ya kan?" Goda Lena dengan mencubit - cubit perut Om Burhan.​
"Hahaha, aduh kamu ini usil banget." Kata Om Burhan sambil sesekali menghindari cubitan Lena.​
Dari spion tengah, sopir yang dari tadi diam, ternyata memperhatikan perilaku pasangan ini. Sambil sesekali tersenyum geli karena tingkah konyol mereka. Pak Gede namanya, beliaulah yang akan mengantar jemput Om Burhan dan Lena selama mereka berada di Bali.​
"Aduh... Roman romannya bapak dan ibu baru aja nikah ini?" Tanya Bli Gede kepada mereka, iseng untuk mencairkan suasana.​
"Hahaha... Bli ini tahu saja, emang kelihatan banget ya Bli?" Tanya Om Burhan.​
"Yaaa... saya kan sudah banyak lihat pasangan bulan madu disini, jadi pasti hapal lah." Celoteh Bli Gede sambil membelokkan setir mobilnya memasuki sebuah gapura khas Bali bertuliskan Hotel Grand Aryana.​

Mobil van silver itu tepat berhenti didepan lobby hotel. Dua bellboy sudah bersiap menyambut kedatangan pasangan baru nikah ini. Om Burhan dan Lena langsung turun menuju resepsionis untuk mengurus check in. Barang bawaan sudah langsung diangkut ke kamar mereka.

"Bapak Ibu semua barang sudah saya turunkan dan sudah diangkut oleh bellboy, saya pamit dulu, jika ada yang diperlukan bisa langsung menghubungi resepsionis." Pamit Bli Gede.​
"Ah iya, matur suksma Bli Gede. Nanti malam kita mau keluar lagi, besok juga mau ke pantai." Kata Om Burhan.​
"Suksma mewali bapak. Baik siap, saya selalu standby pak."​
Akhirnya setelah selesai mengurus check in, Om Burhan dan Lena langsung menuju ke kamar.​

Hotel Grand Aryana tempat mereka menginap ini terletak di pinggiran Denpasar. Suasananya tidak seramai di Kuta memang. Tapi justru itu yang dicari oleh kedua pasangan ini. Dengan nuansa bali yang kental, hiasan relik - relik didinding, aroma harum wewangian dan sesajen khas Bali tercium ketika mereka memasuki lobby.

Dari jendela kamar, mereka bisa melihat aktifitas kota dan juga pemandangan pantai yang cukup jauh, namun masih terlihat jelas. Nikmat manalagi yang bisa didustai Om Burhan. Melihat kondisinya sekarang, berdua, di Bali dengan seorang bidadari.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd