Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA The Burhan Story, Cinta & Pengkhianatan

Mohon maaf update yang terlalu lama dan tidak beraturan ya suhu. Semua dikarenakan nubi sedang ada urusan pekerjaan di RL, sedang ngelamar kerja di kantor lain juga, mohon doa restunya dari suhu semua supaya nubi diterima jadi bisa kerja lebih nyaman dan bisa ada waktu untuk bikin cerita lebih enak hu.

Sekali lagi terimakasih untuk responnya baik yang positif maupun negatif nubi berusaha tampung semuanya. Gak usah lama2 lagi.

Enjoy...

Chapter 4. Kejutan Tengah Malam

Dengan perasaan jengkel Om Burhan mengarahkan mata ke layar HP, matanya berusaha fokus menahan silau dikarenakan kondisi kamar yang redup. Rasa jengkel akibat kentang itu berlahan memudar, berganti rasa lega, karena yg mengirim pesan tersebut adalah Lena. Ia pun menekan notifikasi yang muncul di halaman depan, lalu masuklah ke aplikasi chatting.

"Sayang, maaf baru kasih kabar, aku baru nyampe sejam yg lalu karena travelnya terlambat jemput, dijalan juga padet banget. Kamu sudah tidur atau belum?", isi pesan tersebut.​
"Baru aja kebangun sayang, alhamdullilah kalau sudah sampai disana, titipan aku jangan lupa kamu kasih ke keluarga disana, bilangkan juga salam untuk semuanya, dan semoga semuanya lancar ya sayang", balas Om Burhan.​

Tidak lama pesan balasan dari Lena pun tiba, "Maaf aku ganggu tidur kamu, iya sayang oleh2 kamu sudah aku sampein ke mereka, terimakasih jg katanya. Besok rencananya aku akan ngobrol sama semuanya tentang hubungan kita, semoga semua lancar dan aku bisa dapet restu dari semuanya".

"Amin, semoga ya sayang, aku sudah gak sabar, tadi aja sampe kebawa mimpi".
"Mimpi apa sayang? Ceritain ih...".
"Mimpi basah wkwkwk, iya besok deh aku cerita, ntar malah kebayang dan ga bisa tidur".
"Yah... sekarang aja, ga asik kalau besok"

Om Burhan tersenyum kecil ketika membaca pesan balasan dari Lena. Lena memang begitu, orangnya selalu ingin tahu alias kepo, kalau ada info yg bikin dia penasaran, pasti dia akan cari tahu seketika itu juga, tidak ada nanti, tidak ada kata tunggu. Pokoknya harus.

Itu salah satu sifat kecil yg membuat Om Burhan jatuh hati, yaitu manjanya Lena ketika meminta Om Burhan menceritakan satu info yg bikin dirinya penasaran. Ya seperti malam ini.

Tapi bukannya Om Burhan tidak mau menceritakan apa isi mimpinya tadi, tapi rasanya tidak enak kalau hanya diceritakan via chat saja. Lebih enak kan langsung praktek, jadi lebih paham. Ya itu hanya keinginan dalam diri Om Burhan, pada kenyataannya Om Burhan sama sekali belum menyentuh Lena, bibir Lena saja belum terjamah, apalagi bagian tubuh yang lain.

Om Burhan punya prinsip kalau dirinya tidak akan melakukan aktifitas seksual pada Lena selama mereka belum resmi menjadi pasangan suami istri. Hal ini dia lakukan sebagai bentuk hormat kepada Lena dan bukti ketulusan dirinya. Dirinya tidak mau di cap sebagai Om2 girang yang hanya ingin berburu daun muda untuk mendapatkan kesenangan sesaat.

"Kok balesnya lama sayang? Ayo cerita! Plisss...", Lena mengirimkan pesan lagi karena Om Burhan tidak kunjung membalas, benar2 wanita kepo.​

"Duh... besok aja sayang, mana bisa cerita via chat begini", Om Burhan ngeles, karena dia paling malas kalau harus mengetik panjang lebar hanya untuk bercerita.​

Bukan Lena namanya kalau menyerah begitu saja, pokoknya seorang Lena tidak akan pernah berhenti kalau apa yg dia inginkan belum tercapai, "Kamu ga asik, aku kan penasaran, kamu mau tlp aja? Bisa kok, kk aku sudah tidur nih".

"Mana bisa sayang, kan kamu tidur sekamar..."

"Piiiiip.... Piiiiip.... Piiiiip"

Belum selesai Om Burhan mengetik balasan untuk Lena, HP nya sudah berdering, ternyata itu adalah panggilan video dari Lena. "Astaga anak ini...", batin Om Burhan, bukan apa2, Om Burhan hanya takut kalau obrolan mereka membuat kakak Lena terganggu. Karena kalau pulang ke rumah Lena masih tidur bersama kakaknya yang hanya terpaut dua tahun dari dirinya.

Mau tidak mau, Om Burhan menerima video call dari Lena. Terlihatlah di layar HP Om Burhan wajah dari Lena sang pujaan hatinya itu. Senyum ramah terlukis di wajah Lena, Om Burhan juga membalas senyum Lena. Lena merubah posisinya, yang pada awalnya dia duduk, sekarang dia rebahan di kasur dengan HP menghadap wajahnya dari arah atas.

Posisi ini membuat Om Burhan menelan ludah, posisi yg seakan akan menggambarkan kalau Lena ada di bawahnya ketika posisi MOT. Lena masih tersenyum sambil sibuk membetulkan headsetnya. Rambut hitam terurai di bantal, wajah cantik natural tanpa polesan make up.

Leher jenjang yang membuat siapapun ingin menelusuri tiap lekukannya, bibir merona yang mengundang untuk dicicip. Benar-benar pemandangan yang indah.

Malam itu Lena yang bersiap tidur hanya memakai daster. Daster longgar berwarna pastel merah muda dengan motif bunga, setidaknya itu yang terlihat di layar HP Om Burhan. Pandangan Om Burhan hanya sebatas leher turun beberapa centi ke arah dada Lena. Yang tentunya semakin membuat Om Burhan penasaran. Matanya tidak berkedip memandangi Lena lewat layar HP.

"Bandel banget sih kamu, bukannya kamu tidur sama kakak? Nanti kalau dia terganggu gimana?", Omel Om Burhan.​
"Engga kok, dia udah tidur tuh, susah bangunnya kalau sudah tidur begitu, santai aja sayang, lagian aku juga pakai headset kok jadi kan suara kamu gak bakalan kedengeran", Lena memutar pandangan HP nya menjadi kamera belakang, untuk menunjukkan bahwa kakaknya sudah tidur di kasur yang bersebrangan dengannya.​
"Oh... oke deh kalau gitu", Om Burhan sedikit lega.​
"Ayo ayo... Gimana sih ceritanya, sampe aku dibawa mimpi?"
"Penasaran banget ya? Janji ya gak usah ngomel dan ngatain aku mesum kalau aku cerita isi mimpinya?"

Lena tersenyum dan mengangguk bersiap mendengarkan cerita Om Burhan. Om Burhan berusaha mengingat setiap detil dari mimpi yang dia alami kemudian menceritakannya kepada Lena. Lena mendengarkan dengan seksama, matanya tertuju pada Om Burhan, walaupun hanya lewat layar HP tapi pandangan mata Lena menyiratkan keingintahuan yang sangat amat besar.

Baru setengah jalan Om Burhan menceritakan mimpinya, adegan erotis mulai ia ceritakan. Lena yang semula memperhatikan dengan seksama mulai agak gelisah. Om Burhan tahu karena pandangan mata Lena berubah sayu, nafasnya makin berat terdengar dari speaker headset. Tapi Om Burhan terus melanjutkan ceritanya.

Lena yang semula tidur menyamping ke arah kakaknya, kali ini memutar tubuhnya sehingga berada pada posisi membelakangi kakaknya sambil terus mendengarkan cerita erotis Om Burhan. Semakin lama cerita semakin intense, lebih lagi ketika memasuki babak dimana mereka berdua berusaha saling menikmati tubuh pasangan untuk mengejar puncak orgasme. Nafas Lena makin berat.

"Jadi di mimpi itu kamu sampe menggelinjang sayang, tapi aku tetap cium n pilin2 puting kamu"
"Hmmm... teruuus?", Lena hanya membalas cerita Om Burhan sekenanya saja, karena dia sibuk membayangkan adegan itu di pikirannya.​
"Terus aku emut dan..."

Belum selesai Om Burhan melanjutkan ceritanya, layar HP Lena diarahkan turun ke area dada. Dari luar daster itu jemari tangan kanan Lena bermain mengelus lembut puting kirinya yang tercetak jelas dibaliknya. Pantas saja nafas Lena terus memburu dan semakin berat, ternyata titik rangsangannya dia elus dan pilin sendiri.

Jemari lentik Lena menari nari indah diatas putingnya. Gerakan mengelus pelan ia lakukan, setiap elusan membuat tubuhnya agak terhentak, dia lanjutkan dengan memilin dan mencubit kecil putingnya itu. Perlahan Lena menjauhkan HP dari dirinya, dia sandarkan HP itu di guling yang letaknya agak jauh dari posisi dia tidur, dan sekarang terlihat jelas seluruh tubuh Lena berbalut daster di layar HP Om Burhan.

Lena kembali meraba pelan putingnya, sesekali gerakan melingkar dilakukannya dengan lembut. Jarinya sudah sangat mahir bermain di area tersebut, menandakan bahwa ini bukan pertama kalinya Lena melakukannya. Mata Lena terpejam, merasakan setiap inci sentuhan yang hadir di puting yang sudah mengacung keras itu.

Hembusan nafasnya mulai tidak beraturan, dadanya kembang kempis merasakan getaran nikmat yang menjalar dari putingnya menuju ke ubun2 dan menyebar ke seluruh tubuh indahnya.

Om Burhan dapat melihat tubuh Lena meliuk lembut mengikuti tiap gerakan jarinya. Hentakan2 kecil menghiasi setiap Lena mencubit kecil putingnya. Setelah nampak puas dengan memainkan satu puting, Lena mengikut sertakan satu tangan lain yang sejak tadi diam saja.

Dia mulai meraba satu putingnya lagi, dengan gerakan yang mirip, kali ini kedua puncak gungung kembar Lena sudah ia jamah, putaran demi putaran dia lakukan, cubitan kecil dilancarkannya, terlihat nafas yang semakin tidak beraturan, mata terpejam dan bibir atasnya digigit lembut.

Pemandangan malam itu membuat Om Burhan yang semula bengong mengagumi mulai meraba rudal dibalik celananya. Tegak berdiri siap menyambut siapapun yang akan menjadi lawannya. Sayang Lena hanya ada di layar HP Om Burhan, kalau malam itu mereka bersama, sudah pasti Om Burhan tidak akan bisa menahan diri lagi.

Bayangkan saja, siapa yang bisa tahan dihadapkan dengan seorang bidadari cantik jelita yang sedang memanjakan setiap inci tubuhnya itu.

"Sayang... kamu cantik banget", puji Om Burhan, yang hanya dibalas dengan senyum tipis dari Lena sambil tetap memejamkan matanya dan melakukan aktifitasnya lagi.​
"Aku pengen segera halalin kamu, aku sudah gak tahan pengen gituin kamu", racau Om Burhan pada Lena yang semakin meliuk lembut diatas ranjangnya.​
"Mhhh.... Mhhh....", hanya suara desah lembut itu yang terdengar dari Lena.​
"Sayang... ini buat kamu, aku sudah gak tahan lagi", Om Burhan mengeluarkan penisnya yang sudah mengacung tegak itu, diarahkannya kamera hp ke bagian vital tersebut dengan harapan Lena melihatnya.​

Sedikit membuka matanya, Lena melihat pusaka Om Burhan yang sudah mengacung tegak. Dicubitnya keras puting kanan itu sambil menggesek dan memilin lembut puting kirinya. Lena benar2 sudah mabuk kepayang, dirinya merasakan aliran darah kesekujur tubuhnya, membuat seluruh badannya terasa hangat.

Disibakannya daster yang ia pakai sampai setinggi pinggang. Terlihat celana dalam berenda yang bagian tengahnya sudah basah kuyub akibat cairan pelumas yang keluar dari liang kenikmatan Lena.

Tanpa menunda, dimasukannya tangan Lena ke dalam celana dalam itu, perlahan namun pasti, jari2nya mulain menelisik, menyibak bulu kemaluan nan halus itu, meraba sampai Lena menemukan belahan liang vaginanya yang sudah basah, tidak sulit baginya menyelipkan satu jari diantara dua dinding daging lembut itu.

"aaahhh... shhh", desah pelan mengiringi masuknya jemari Lena ke liang kenikmatannya.​
"aaahhh... ahhh... ahhh..." desah demi desah terus keluar seiring gerakan jari Lena, naik dan turun digerakannya jari itu, setiap ia menemukan titik rangsangan, Lena langsung mengulangi gerakan itu lagi, liang yang basah membuat jemari tangannya dengan lentik menelusuri tiap dinding vagiananya.​
"aaaaaaahhhhh....", Lenguhan panjang keluar dari bibir Lena ketika jemarinya menyentuh sebuah titik di dalam vaginanya, perasaan nikmat dia rasakan muncul berkali lipat ketika titik itu dia mainkan. Dengan instingnya Lena kembali menyentuh titik itu, kali ini dengan sedikit tekanan.​
"uahhh... ahhh... ahhh", Tubuh Lena menggelinjang hebat, matanya terpejam, jari jemarinya semakin cepat bergerak di titik sensitif itu. Telunjuknya ia gesek perlahan dengan diberikan sedikit tekanan. Sensasi yang tidak terbayangkan bagi Lena. Dengan bersemangat dia kembali menggesek titik itu, lagi dan lagi. Ia berusaha menahan suaranya agar kakaknya yang masih tertidur di sebelahnya tidak sampai terbangun gara2 mendengarkan lenguhannya.​
"uhhh... uhhh... sayang... uhhh...", Lena meracau sambil terus memainkan puting dan vaginanya. Sampai akhirnya tubuh Lena menggelinjang dengan hebatnya, nafasnya memburu, wajahnya memerah mendongak ke atas dan tubuhnya terangkat sedikit sambil menegang setelah itu terkulai lemas. Lena telah mendapat orgasmenya yang nikmat, dihadapan Om Burhan walaupun tidak secara langsung.​

Om Burhan yang tidak menyangka akan mendapatkan live show dari pujaan hatinya tidak kuasa menahan nafsu, penis yang sedari tadi ia kocok itupun menumpahkan lahar panasnya tidak lama bersamaan dengan Lena. Mereka berdua terkulai lemas dan terlelap dalam tidur.
 
Terimakasih untuk 10.000 views dari suhu semua! Chapter kelima sedang digodog di sela2 selakangan (eh... kegiatan nubi maksudnya), harap sabar menunggu. Nubi juga sedang mencari ilustrasi Om Burhan dan Lena untuk menambah visualisasi cerita. Ditunggu ya updatenya, komentar dan masukan selalu nubi hargai. Cheers! :beer:
 
Mohon maaf update yang terlalu lama dan tidak beraturan ya suhu. Semua dikarenakan nubi sedang ada urusan pekerjaan di RL, sedang ngelamar kerja di kantor lain juga, mohon doa restunya dari suhu semua supaya nubi diterima jadi bisa kerja lebih nyaman dan bisa ada waktu untuk bikin cerita lebih enak hu.

Sekali lagi terimakasih untuk responnya baik yang positif maupun negatif nubi berusaha tampung semuanya. Gak usah lama2 lagi.

Enjoy...

Chapter 4. Kejutan Tengah Malam

Dengan perasaan jengkel Om Burhan mengarahkan mata ke layar HP, matanya berusaha fokus menahan silau dikarenakan kondisi kamar yang redup. Rasa jengkel akibat kentang itu berlahan memudar, berganti rasa lega, karena yg mengirim pesan tersebut adalah Lena. Ia pun menekan notifikasi yang muncul di halaman depan, lalu masuklah ke aplikasi chatting.

"Sayang, maaf baru kasih kabar, aku baru nyampe sejam yg lalu karena travelnya terlambat jemput, dijalan juga padet banget. Kamu sudah tidur atau belum?", isi pesan tersebut.​
"Baru aja kebangun sayang, alhamdullilah kalau sudah sampai disana, titipan aku jangan lupa kamu kasih ke keluarga disana, bilangkan juga salam untuk semuanya, dan semoga semuanya lancar ya sayang", balas Om Burhan.​

Tidak lama pesan balasan dari Lena pun tiba, "Maaf aku ganggu tidur kamu, iya sayang oleh2 kamu sudah aku sampein ke mereka, terimakasih jg katanya. Besok rencananya aku akan ngobrol sama semuanya tentang hubungan kita, semoga semua lancar dan aku bisa dapet restu dari semuanya".

"Amin, semoga ya sayang, aku sudah gak sabar, tadi aja sampe kebawa mimpi".
"Mimpi apa sayang? Ceritain ih...".
"Mimpi basah wkwkwk, iya besok deh aku cerita, ntar malah kebayang dan ga bisa tidur".
"Yah... sekarang aja, ga asik kalau besok"

Om Burhan tersenyum kecil ketika membaca pesan balasan dari Lena. Lena memang begitu, orangnya selalu ingin tahu alias kepo, kalau ada info yg bikin dia penasaran, pasti dia akan cari tahu seketika itu juga, tidak ada nanti, tidak ada kata tunggu. Pokoknya harus.

Itu salah satu sifat kecil yg membuat Om Burhan jatuh hati, yaitu manjanya Lena ketika meminta Om Burhan menceritakan satu info yg bikin dirinya penasaran. Ya seperti malam ini.

Tapi bukannya Om Burhan tidak mau menceritakan apa isi mimpinya tadi, tapi rasanya tidak enak kalau hanya diceritakan via chat saja. Lebih enak kan langsung praktek, jadi lebih paham. Ya itu hanya keinginan dalam diri Om Burhan, pada kenyataannya Om Burhan sama sekali belum menyentuh Lena, bibir Lena saja belum terjamah, apalagi bagian tubuh yang lain.

Om Burhan punya prinsip kalau dirinya tidak akan melakukan aktifitas seksual pada Lena selama mereka belum resmi menjadi pasangan suami istri. Hal ini dia lakukan sebagai bentuk hormat kepada Lena dan bukti ketulusan dirinya. Dirinya tidak mau di cap sebagai Om2 girang yang hanya ingin berburu daun muda untuk mendapatkan kesenangan sesaat.

"Kok balesnya lama sayang? Ayo cerita! Plisss...", Lena mengirimkan pesan lagi karena Om Burhan tidak kunjung membalas, benar2 wanita kepo.​

"Duh... besok aja sayang, mana bisa cerita via chat begini", Om Burhan ngeles, karena dia paling malas kalau harus mengetik panjang lebar hanya untuk bercerita.​

Bukan Lena namanya kalau menyerah begitu saja, pokoknya seorang Lena tidak akan pernah berhenti kalau apa yg dia inginkan belum tercapai, "Kamu ga asik, aku kan penasaran, kamu mau tlp aja? Bisa kok, kk aku sudah tidur nih".

"Mana bisa sayang, kan kamu tidur sekamar..."

"Piiiiip.... Piiiiip.... Piiiiip"

Belum selesai Om Burhan mengetik balasan untuk Lena, HP nya sudah berdering, ternyata itu adalah panggilan video dari Lena. "Astaga anak ini...", batin Om Burhan, bukan apa2, Om Burhan hanya takut kalau obrolan mereka membuat kakak Lena terganggu. Karena kalau pulang ke rumah Lena masih tidur bersama kakaknya yang hanya terpaut dua tahun dari dirinya.

Mau tidak mau, Om Burhan menerima video call dari Lena. Terlihatlah di layar HP Om Burhan wajah dari Lena sang pujaan hatinya itu. Senyum ramah terlukis di wajah Lena, Om Burhan juga membalas senyum Lena. Lena merubah posisinya, yang pada awalnya dia duduk, sekarang dia rebahan di kasur dengan HP menghadap wajahnya dari arah atas.

Posisi ini membuat Om Burhan menelan ludah, posisi yg seakan akan menggambarkan kalau Lena ada di bawahnya ketika posisi MOT. Lena masih tersenyum sambil sibuk membetulkan headsetnya. Rambut hitam terurai di bantal, wajah cantik natural tanpa polesan make up.

Leher jenjang yang membuat siapapun ingin menelusuri tiap lekukannya, bibir merona yang mengundang untuk dicicip. Benar-benar pemandangan yang indah.

Malam itu Lena yang bersiap tidur hanya memakai daster. Daster longgar berwarna pastel merah muda dengan motif bunga, setidaknya itu yang terlihat di layar HP Om Burhan. Pandangan Om Burhan hanya sebatas leher turun beberapa centi ke arah dada Lena. Yang tentunya semakin membuat Om Burhan penasaran. Matanya tidak berkedip memandangi Lena lewat layar HP.

"Bandel banget sih kamu, bukannya kamu tidur sama kakak? Nanti kalau dia terganggu gimana?", Omel Om Burhan.​
"Engga kok, dia udah tidur tuh, susah bangunnya kalau sudah tidur begitu, santai aja sayang, lagian aku juga pakai headset kok jadi kan suara kamu gak bakalan kedengeran", Lena memutar pandangan HP nya menjadi kamera belakang, untuk menunjukkan bahwa kakaknya sudah tidur di kasur yang bersebrangan dengannya.​
"Oh... oke deh kalau gitu", Om Burhan sedikit lega.​
"Ayo ayo... Gimana sih ceritanya, sampe aku dibawa mimpi?"
"Penasaran banget ya? Janji ya gak usah ngomel dan ngatain aku mesum kalau aku cerita isi mimpinya?"

Lena tersenyum dan mengangguk bersiap mendengarkan cerita Om Burhan. Om Burhan berusaha mengingat setiap detil dari mimpi yang dia alami kemudian menceritakannya kepada Lena. Lena mendengarkan dengan seksama, matanya tertuju pada Om Burhan, walaupun hanya lewat layar HP tapi pandangan mata Lena menyiratkan keingintahuan yang sangat amat besar.

Baru setengah jalan Om Burhan menceritakan mimpinya, adegan erotis mulai ia ceritakan. Lena yang semula memperhatikan dengan seksama mulai agak gelisah. Om Burhan tahu karena pandangan mata Lena berubah sayu, nafasnya makin berat terdengar dari speaker headset. Tapi Om Burhan terus melanjutkan ceritanya.

Lena yang semula tidur menyamping ke arah kakaknya, kali ini memutar tubuhnya sehingga berada pada posisi membelakangi kakaknya sambil terus mendengarkan cerita erotis Om Burhan. Semakin lama cerita semakin intense, lebih lagi ketika memasuki babak dimana mereka berdua berusaha saling menikmati tubuh pasangan untuk mengejar puncak orgasme. Nafas Lena makin berat.

"Jadi di mimpi itu kamu sampe menggelinjang sayang, tapi aku tetap cium n pilin2 puting kamu"
"Hmmm... teruuus?", Lena hanya membalas cerita Om Burhan sekenanya saja, karena dia sibuk membayangkan adegan itu di pikirannya.​
"Terus aku emut dan..."

Belum selesai Om Burhan melanjutkan ceritanya, layar HP Lena diarahkan turun ke area dada. Dari luar daster itu jemari tangan kanan Lena bermain mengelus lembut puting kirinya yang tercetak jelas dibaliknya. Pantas saja nafas Lena terus memburu dan semakin berat, ternyata titik rangsangannya dia elus dan pilin sendiri.

Jemari lentik Lena menari nari indah diatas putingnya. Gerakan mengelus pelan ia lakukan, setiap elusan membuat tubuhnya agak terhentak, dia lanjutkan dengan memilin dan mencubit kecil putingnya itu. Perlahan Lena menjauhkan HP dari dirinya, dia sandarkan HP itu di guling yang letaknya agak jauh dari posisi dia tidur, dan sekarang terlihat jelas seluruh tubuh Lena berbalut daster di layar HP Om Burhan.

Lena kembali meraba pelan putingnya, sesekali gerakan melingkar dilakukannya dengan lembut. Jarinya sudah sangat mahir bermain di area tersebut, menandakan bahwa ini bukan pertama kalinya Lena melakukannya. Mata Lena terpejam, merasakan setiap inci sentuhan yang hadir di puting yang sudah mengacung keras itu.

Hembusan nafasnya mulai tidak beraturan, dadanya kembang kempis merasakan getaran nikmat yang menjalar dari putingnya menuju ke ubun2 dan menyebar ke seluruh tubuh indahnya.

Om Burhan dapat melihat tubuh Lena meliuk lembut mengikuti tiap gerakan jarinya. Hentakan2 kecil menghiasi setiap Lena mencubit kecil putingnya. Setelah nampak puas dengan memainkan satu puting, Lena mengikut sertakan satu tangan lain yang sejak tadi diam saja.

Dia mulai meraba satu putingnya lagi, dengan gerakan yang mirip, kali ini kedua puncak gungung kembar Lena sudah ia jamah, putaran demi putaran dia lakukan, cubitan kecil dilancarkannya, terlihat nafas yang semakin tidak beraturan, mata terpejam dan bibir atasnya digigit lembut.

Pemandangan malam itu membuat Om Burhan yang semula bengong mengagumi mulai meraba rudal dibalik celananya. Tegak berdiri siap menyambut siapapun yang akan menjadi lawannya. Sayang Lena hanya ada di layar HP Om Burhan, kalau malam itu mereka bersama, sudah pasti Om Burhan tidak akan bisa menahan diri lagi.

Bayangkan saja, siapa yang bisa tahan dihadapkan dengan seorang bidadari cantik jelita yang sedang memanjakan setiap inci tubuhnya itu.

"Sayang... kamu cantik banget", puji Om Burhan, yang hanya dibalas dengan senyum tipis dari Lena sambil tetap memejamkan matanya dan melakukan aktifitasnya lagi.​
"Aku pengen segera halalin kamu, aku sudah gak tahan pengen gituin kamu", racau Om Burhan pada Lena yang semakin meliuk lembut diatas ranjangnya.​
"Mhhh.... Mhhh....", hanya suara desah lembut itu yang terdengar dari Lena.​
"Sayang... ini buat kamu, aku sudah gak tahan lagi", Om Burhan mengeluarkan penisnya yang sudah mengacung tegak itu, diarahkannya kamera hp ke bagian vital tersebut dengan harapan Lena melihatnya.​

Sedikit membuka matanya, Lena melihat pusaka Om Burhan yang sudah mengacung tegak. Dicubitnya keras puting kanan itu sambil menggesek dan memilin lembut puting kirinya. Lena benar2 sudah mabuk kepayang, dirinya merasakan aliran darah kesekujur tubuhnya, membuat seluruh badannya terasa hangat.

Disibakannya daster yang ia pakai sampai setinggi pinggang. Terlihat celana dalam berenda yang bagian tengahnya sudah basah kuyub akibat cairan pelumas yang keluar dari liang kenikmatan Lena.

Tanpa menunda, dimasukannya tangan Lena ke dalam celana dalam itu, perlahan namun pasti, jari2nya mulain menelisik, menyibak bulu kemaluan nan halus itu, meraba sampai Lena menemukan belahan liang vaginanya yang sudah basah, tidak sulit baginya menyelipkan satu jari diantara dua dinding daging lembut itu.

"aaahhh... shhh", desah pelan mengiringi masuknya jemari Lena ke liang kenikmatannya.​
"aaahhh... ahhh... ahhh..." desah demi desah terus keluar seiring gerakan jari Lena, naik dan turun digerakannya jari itu, setiap ia menemukan titik rangsangan, Lena langsung mengulangi gerakan itu lagi, liang yang basah membuat jemari tangannya dengan lentik menelusuri tiap dinding vagiananya.​
"aaaaaaahhhhh....", Lenguhan panjang keluar dari bibir Lena ketika jemarinya menyentuh sebuah titik di dalam vaginanya, perasaan nikmat dia rasakan muncul berkali lipat ketika titik itu dia mainkan. Dengan instingnya Lena kembali menyentuh titik itu, kali ini dengan sedikit tekanan.​
"uahhh... ahhh... ahhh", Tubuh Lena menggelinjang hebat, matanya terpejam, jari jemarinya semakin cepat bergerak di titik sensitif itu. Telunjuknya ia gesek perlahan dengan diberikan sedikit tekanan. Sensasi yang tidak terbayangkan bagi Lena. Dengan bersemangat dia kembali menggesek titik itu, lagi dan lagi. Ia berusaha menahan suaranya agar kakaknya yang masih tertidur di sebelahnya tidak sampai terbangun gara2 mendengarkan lenguhannya.​
"uhhh... uhhh... sayang... uhhh...", Lena meracau sambil terus memainkan puting dan vaginanya. Sampai akhirnya tubuh Lena menggelinjang dengan hebatnya, nafasnya memburu, wajahnya memerah mendongak ke atas dan tubuhnya terangkat sedikit sambil menegang setelah itu terkulai lemas. Lena telah mendapat orgasmenya yang nikmat, dihadapan Om Burhan walaupun tidak secara langsung.​

Om Burhan yang tidak menyangka akan mendapatkan live show dari pujaan hatinya tidak kuasa menahan nafsu, penis yang sedari tadi ia kocok itupun menumpahkan lahar panasnya tidak lama bersamaan dengan Lena. Mereka berdua terkulai lemas dan terlelap dalam tidur.
Ceritanya mantap gan...wajib di lanjut ini
 
Wah suka nih dg cerita model beginian.. Natural
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd