Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Teh Riska Sahabatnya Teh Hani

Sekali dayung 2-3 pulau terlampaui ini mah haha, kira" yg bakal apdet teh riska/Hani om
 
lanjut gan.. ditmbah dengan temen" lainnya atau threesome
 
Bimabet
-Part 3

Setelah pertemuan terakhir dgn teh Riska aku kembali menjalani hari-hariku seperti biasa. Pagi berangkat kerja lalu sorenya pulang bahkan kadang pulang malam karena tuntutan pekerjaan.

Sesekali masih terngiang dipikiranku nikmatnya menggenjot vagina teh Riska dan teh Hani. Setiap mengingat peristiwa itu penisku selalu bangun dan mengeluarkan cairan pelumasnya.

Kami memang jarang berkomunikasi. Apalagi dgn teh Hani jarang sekali kami berkomunikasi. Karena suami teh Hani adalah orang yg sangat cemburuan. Rasa curiganya terlalu tinggi yg membuat nyaliku ciut untuk menggoda teh Hani walau hanya sebatas mengirim ketikan huruf "P".

Beda dengan teh Riska yg suaminya malah sangat cuek dengan keseharian teh Riska. Dia tidak pernah kepo dengan urusan teh Riska bahkan hanya sekedar mengecek handphone-nya saja hampir tidak pernah.

Itulah sebabnya aku lebih sering berkomunikasi dgn teh Riska. Walau begitu kami tetap menjaga jarak agar sama2 tidak baper.
Sebelumnya aku dan teh Riska juga sudah sepakat kalau hubungan kami ini hanya sebatas nafsu tidak lebih.

Setelah beberapa kali menggoda teh Riska untuk bertemu dia selalu menolak dgn berbagai alasan. Tetapi kali ini dgn sedikit mengemis-ngemis akhirnya aku berhasil membujuknya untuk ketemuan.

Lalu disepakatilah waktu dan tempatnya dgn syarat teh Hani jgn sampai tahu kalau kami bertemu. Karena teh Riska merasa cemburu kalau aku jg bertemu dengan teh Hani.

Demi memuaskan nafsu seksku, dgn senang hati aku menyanggupinya. Padahal di dalam hati juga ingin kembali bertemu dgn teh Hani.

Setelah mempersiapkan semuanya mulai dari izin cuti, hotel dan tentu saja duit yg cukup. Akhirnya sampai juga dihari yg ditunggu-tunggu.

Setelah beberapa jam perjalanan menggunakan mobil bututku akhirnya aku sampai juga di tempat yg sudah dijanjikan yaitu sebuah mall yg cukup terkenal di kota Bandung.

Setelah memarkirkan mobil aku langsung masuk mall lalu menuju resto khas jepang yg dibilang teh Riska. Setelah celingak-celinguk mataku langsung fokus tertuju ke meja di pojok resto. Di sana teh Riska telah menunggu sambil melambaikan tangan memanggil namaku.

Setelah berada di depan teh Riska beberapa detik aku bengong karena gugup melihat teh Riska terlihat tambah cantik menurutku. Dia memakai kerudung baju garis2. Celananya jeans warna biru muda ditambah sneaker warna putih terlihat lebih sporty. Ditambah kaca mata menambah keanggunan teh Riska.

"Woiii.. Bengong aja sini duduk" ucap teh Riska mengagetkanku.

"Ehhh.. Iya..hehe" jawabku sambil nyengir.

"Mau makan apa biar dipesenin?" tanya teh Riska.

"Gak usah nanti aja makannya di hotel" jawabku

"Emang mau langsung ke sana skrg?" tanya teh Riska.

"Iyaa..hehe" jawabku singkat.

"Eehhh buru2 banget,,? Aku kan pengen yg lamaa.." ucap teh Riska yg bikin aku kaget.

"Haahhhh?" Aku masih blm yakin dgn ucapan teh Riska barusan.

"Hahhahh.. Becanda ehh" jawab teh Riska ngakak.

"Mau sampe pagi juga hayu aku mah" bisikku ke telinga teh Riska sambil merapatkan posisi dudukku ke tubuhnya.

"Gilaa..***k mau klo sampe pagi mah.. Gak bisa" tegas teh Riska.

"Lah kenapa?" tanyaku kecewa.

"Aku harus ngomong apa sama mas Heri (suaminya) pokoknya gk bisa" jawab teh Riska.

"Ya udh deh sebisanya aja..hehe" ucapku

"Ya udh makan di sini aja ya, aku udh laper banget dari tadi" ucap teh Riska merengek.

"Ok sayang pesen aja.." ucapku genit ke teh Riska.

"Geuleuuhhh (jijik)" jawab teh Riska dgn bahasa sunda.

Setelah selesai menyantap makanan kami terdiam beberapa saat.

"Trus skrg mau kemana nih?" tanya teh riska mengagetkanku.

"Hayu" jawabku sambil megedipkan mata.

"Hahahhh dasar,, ya udh hayu" jawab teh Riska sambil tertawa.

Kemudian kami berangkat menuju hotel menggunakan mobil kami masing2 karna demi keamanan.

Setelah sampai di hotel ternyata teh Riska udh tiba lebih dulu. Dia sudah menunggu di ruang tunggu hotel. Aku yg baru tiba langsung berjalan menuju receptionis sambil tersenyum ke arah teh Riska.

Setelah selesai melakukan check-in, aku berjalan menghampiri teh Riska yg lg duduk santai sambil main hp. Sambil celingak celinguk memperhatikan sekitar takut ada yg mengenali kami.

"Hayu" ajakku ke teh Riska dgn suara pelan.

Tanpa menjawab ajakanku teh Riska beranjak mengikuti langkahku dari belakang menuju lift. Sesampai di dalam lift ternyata juga ada pasangan muda-mudi yg terlihat malu2. Aku bisa menebak kalau mereka juga pasangan "haram".

Selama di dalam lift aku hanya tersenyum ke arah teh Riska dan juga dibalas dgn senyman olehnya. Kemudian tak berapa lama kami sampai di depan kamar kami. Dengan perasaan deg2an aku membuka pintu kamar dan mempersilahkan teh Riska masuk.

"Duuhh kok jd gerogi gini ya?" ucapku sambil nyengir..

"Sama Dit, aku juga..hahahha" jawab teh Riska diikuti tawaan kami berdua.

Dengan perasaan campur aduk aku memberanikan diri mendekati teh Riska yg dari tadi udh duduk di kasur hotel. Terlihat teh Riska jg sangat gugup dgn situasi seperti ini.

Kemudian dengan perlahan aku merapatkan tubuhku ke teh Riska dan dengan lembut aku mengecup bibirnya. Teh Riska hanya pasrah dengan kecupanku di bibirnya. Lalu tanganku mencoba meremas payudaranya. Tetapi tanganku ditepis oleh teh Riska sambil melepaskan lumatan bibirku di bibirnya.

"Ntar dulu aku mau mandi dulu, gerah ehh" ucap teh Riska sambil senyum.

Aku yang sudah sange hanya bisa tersenyum dengan sabar.

Setelah itu teh Riska berjalan menuju kamar mandi dgn membawa handuk hotel. Aku yg sudah sange berat langsung menyusul teh Riska ke kamar mandi untuk ikut mandi bareng.

"Aku juga mandi mandi ahh..." ucapku sambil masuk ke kamar mandi.

"Ehh kamu ngapain?" ucap teh Riska sedikit kaget.

"Pengen mandi bareng" jawabku dgn nakal.

"Kamu iihhh" ucap teh Riska yg jg tidak menolak.

Setelah kami berdua sama2 bugil dengan perasaan malu2 kami membasahi tubuh kami masing2. Sesekali aku memperhatikan tubuh mulus teh Riska yg disambut senyuman manis teh Riska.

Kami menyabuni tubuh kami masing2. Penisku yg dari tadi sudah menegang hanya bisa bersabar. Aku yang sudah sange berat ikut menyabuni tebuh teh Riska. Sesekali aku meremas payudaranya lalu menggesekan penisku ke belahan pantatnya. Tidak ada penolakan dari teh Riska dgn aksiku ini. Malah sesekali dia meleguh seperti menahan nikmat.

Setelah selesai mandi kami keluar dari kamar mandi sambil "handukan". Kemudian teh Riska duduk depan meja kamar sambil menyisir rambutnya. Aku yg udah sange berat hanya bisa memperhatikan sambil menutup tubuhku dengan selimut hotel.

Setelah teh Riska merapikan rambutnya dan memakai body lotion, dia menyusulku untuk tiduran disampingku. Sambil mengobrol ringan aku mempertikan wajah teh Riska yg natural yg membuatku tambah sange.

Karena sudah tidak tahan dengan sigap aku melumat bibir teh Riska. Teh Riska jg membalas lumatanku dibibirnya. Beberapa menit kami bermain lidah. Tanganku mencoba melepaskan lilitan handuk yg melekat ditubuhnya. Setelah handuknya terlepas, dengan lembut aku meramas payudaranya.

Tanpa henti aku terus melumat bibirnya, tanganku ikut bergeleriya ditubuhnya. Ternyata vagina teh Riska juga sudah sangat basah. Aku memasukan satu jari tengahku ke dalam vaginanya.

"Ougghhhh..ssstttt" suara teh Riska mendesis.

Karena seranganku di vaginanya, tubuh teh Riska menggeliat ke sana ke sini. Beberapa kali teh Riska merapatkan pahanya lalu membuka kembali lebar2 seperti sedang menikmati tusukan jariku ke vaginanya.

"Masukin sekarang Dit.. Aku udh gak tahan" bisik teh Riska memohon.

Aku terus mencumbui bibir dan lehernya tanpa memperdulikan rintihan teh Riska. Semakin lama cumbuanku turun ke bawah lalu berhenti di bagian payudara teh Riska.

Aku mengulum kedua putingnya dan sesekali menggigit lembut puting payudara teh Riska. Sambil mengulum putingnya satu tanganku tanpa henti mengobok lubang vagina teh Riska. Teh Riska hanya bisa meracau karna aksiku.

"Pliiissss... Jgn siksa aku..aaahhhh" ucap teh Tiska kembali memohon.

Sekali lg aku tidak memperdulikan ucapan teh Riska. Aku terus memainkan putingnya dgn lidahku. Semakin lama jilatanku semakin turun ke pangkal pahanya. Tak lama bibirku sampai di bagian lubang kenikmatanya.

Karena terlalu basah sedikit tercium aroma khas vagina yg membuatku semakin bernafsu menjilatinya. Sesekali lidahku masuk ke dalam lubang vagina teh Riska. Sesekali pinggul teh Riska sedikit terangkat karna permainan lidahku di vaginanya.

"aahhhhh enak bangeeettt" suara teh Riska meracau.

"slurp..slurp..slurp.." suara lidahku di vagina teh Riska.

Beberapa menit menjilati vaginanya ternyata teh Riska benar2 sudah tidak tahan. Sambil memejamkan mata dia menarik ke dua lenganku untuk ke posisi menindihnya.

"Udah..udah sayang masukin sekarang" ucap teh Riska merengek.

Aku yg juga sudah tidak tahan menuruti permintaan teh Riska. Aku beranjak lalu menindih tubuh teh Riska dari atas lalu melumat bibirnya.

Lalu tanpa diminta teh Riska membuka pahanya lebar2 kemudian meraih penisku lalu mengarahkan ke lubang vaginanya sendiri.

Karena terlalu becek tanpa hambatan penisku menerobos lubang vaginanya.

"ouugghhhhh" teh Riska meleguh nikmat.

Kemudian dgn perlahan aku menggenjot vagina teh Riska. Semakin lama genjotanku semakin cepat yg membuat teh Riska mendesah hebat.

"aaahhhhh syang, terus yaaaannggg" suara teh Riska meracau.

"plok..plok..plok.." suara genjotanku di vagina teh Riska.

"ahh..ahh..ahh enak sayang" teh Riska mengerang

" aahhh enak banget tehh" aku ikut meracau

"Iya terus yaaaangg..masukin yg dalam" balas teh Riska.

Sekitar 5 menit menggenjot lubang vaginanya ternyata pertahananku terasa hampir jebol. Karena itu aku menghentikan genjotanku lalu mendekap tubuh teh Riska sambil melumat bibirnya. Dengan sekuat tenaga aku menahan orgasmeku.

"Sialan" ucapku dalam hati.

Ternyata teh Riska mengerti dengan situasiku saat ini. Dengan nafas tersenggal senggal teh Riska tersenyum kepadaku.

"hehhe..mau keluar ya?" ucap teh Riska yg bikin aku sedikit malu.

"Heehee.." aku hanya tersenyum.

"Ya udh skrg gantian" ucap teh Riska.

Beberapa detik perjuangan menahan klimaks aku berganti posisi menjadi telentang. Kemudian menyusul teh Riska mengangkangi penisku. Dengan sigap dia mengarahkan penisku ke lubang vaginanya.

"blessss" penisku menerobos vaginanya.

"ahhhh..ssssttttt..ssttt" teh Riska mendesis

Kemudian teh Riska memompa pinggulnya ke atas ke bawah.

"plok..plok..plok.." suara genjotan teh Riska.

Semakin lama genjotan teh Riska semakin cepat.

"aahh..ahh..ahh" teh Riska mengerang.

Tak lupa kedua tanganku meremas payudara teh Riska yg mengayun-ngayun. Posisi seperti ini membuat penisku berdenyut keras pengen muntah. Aku juga merasa sedikit kesal dgn staminaku yg berubah dari biasanya. Entah karena terlalu nikmat atau memang tubuhku yg kurang fit.

Ketika pertahananku hampir jebol karena genjotan teh Riska dimana aku juga sudah pasrah kalau memang pertahananku jebol. Tanpa diduga teh Riska menghentikan gerakannya. Boleh dibilang teh Riska kurang mahir dgn posisi WOT ini.

"huhhh cape..hehhee" ucap teh Riska dengan nafas ngos2an.

Aku yg sedang menahan klimaks cuma bisa tersenyum.

"punya kamu keras banget Dit,, jgn keluar dulu ya" rengek teh Riska.

Kemudian aku meminta teh Riska untuk mengulek penisku jgn terlalu fokus dgn gerakan menggenjot karena gerakan itu menguras banyak stamina. Baru beberapa menit mengulek penisku teh Riska minta ganti posisi lagi.

"Aku gak bisa ngulek,, pegel hee" ucap teh Riska dengan wajah memerah.

"Ya udh dari belakang aja" ucapku ke teh Riska.

Tanpa diminta teh Riska menungging didepanku. Tanpa menunggu lama aku menghujamkan penisku dalam2 ke lubang vagina teh Riska.

"Aauuuuhhhggg..pelan dong sayang" ucap teh Riska kaget.

Tanpa memperdulikan ucapan teh Riska aku terus menghentakan penisku dalam2 yg membuat teh Riska mendesah hebat.

"Aahh..aahhh..ahhh sayaaaannngggg" teh Riska mengerang sejadi jadinya.

Dengan posisi seperti ini aku kembali menguasai permainan. Penisku mulai menemukan jati dirinya. Tidak lagi merasakan akan klimaks lebih cepat. Aku malah bersemangat menggenjot vagina teh Riska.

"Plok..plok..plok.." suara kelamin kami beradu.

"aahhh.. Ssstttt enak banget" aku meracau.

"aahh..ahh..ahh terus yaaaannggg" ucap teh Riska mengerang.

Sekitar 15 menit aku menggenjot vagina teh Riska dari belakang. Penisku terasa seperti belum ada tanda2 akan klimaks. Tetapi teh Riska seperti kelelahan menahan seranganku.

Ketika sedang asyiknya menggenjot vaginanya, teh Riska melemaskan tubuhnya ke kasur yg membuat penisku terlepas.

"Keluarin sekarang ya sayang..aku udah mulai pegel"ucap teh sedikit bikin aku kesal.

Tanpa menjawab ucapannya aku segera membalikan tubuh teh Riska menjadi telentang. Kemudian mengangkat kedua pahanya. Dengan sigap aku kembali menghujam penisku ke lubang vaginanya.

"plok..plok..plok.." kembali terdengar suara kelamin kami beradu.

"aaahhhh yaaanngg..cepetin yaaannggg" teh Riska manja.

Beberapa menit dengan posisi misionaris penisku terasa akan klimaks. Karna aku juga sudah tidak tahan aku mempercepat genjotanku.

"enak bangeettt aaahhhh" aku ikut meracau.

"punya kamu keras bangeeetttt..uugghhhh" ucap teh Riska.

"plok..plok..plok.." genjotanku semakin cepat.

"Teeehhhh aku mau keluaaaarrrr" bisikku ke teh Riska sambil mengigit pelan daun telingannya.

"aahhhh sayanggg aku keluarrrrr" teh Riska mendesah hebat.

Aku semakin mempercepat genjotanku. Penisku terasa akan klimaks. Dengan cepat aku melumat bibir teh Riska.

"tehh aku keluaaaarrrrr.... Ahhhhhhhh" ucapku kemudian melumat bibir teh Riska.

"Crooootttt...crootttt..crooooottttt" spermaku menyembur kuat di dalam vagina teh Riska.

Tubuh teh Riska mengejang, vaginanya berkedut seperti mencengkram penisku. Teh Riska memelukku dengan erat. Dengan nafas tersenggal-senggal teh Riska melumat bibirku diujung sisa2 klimaksku.

"Eennakkk bangett sayanggg..makasiii.." ucap teh puas.

"Sama sama.." jawabku dengan senyum

Terasa mataku sangat mengantuk, lalu aku kembali memeluk tubuh teh Riska yg masih bugil. Kemudian tanpa sadar aku tertidur dan terbangun sekitar pukul 5 sore.

Ketika aku bangun ternyata teh Riska sudah kembali memakai pakaianya. Tanpa memperdulikanku dia mau pamit untuk pulang ke rumahnya

"Duuhh yg tadi habis banting tulang baru bangun" ucap teh Riska dengan senyum manisnya.

"Teteh udah mandi?" tanyaku sedikit bingung.

"Udah tadi,, mau bangunin kamu kasian cape banget kyaknya" jawab teh Riska dgn santai.

"trus skrg mau kemana udah rapi?" tanyaku masih penasaran.

"Mau pulanglah Dit... Udh mau magrib aku harus pulang". Jawab teh Riska.

"Emang gak jadi nginap?" ucapku sedikit kecewa.

"Ya enggaklah, gila apa.." jawab teh Riska sedikit ngegas.

"Hmmmm" aku cuma manyun.

"Next time lg sayang..masih banyak waktu..hehhe" ucap teh Riska sambil mendekat lalu mencium lembut bibirku.

"Ya udah deh, mau dianterin ke bawah gak?" ucapku dgn kecewa

"Gak usah biar aku turun sendiri" jawab teh Riska sambil meraih tasnya lalu berjalan ke arah pintu keluar.

"Cepat mandii.. Bye.." ucap teh Riska meninggalkanku.

Aku yang terlanjur kecewa hanya bisa pasrah sambil memperhatikannya meninggalkanku. Padahal aku ingin sekali teh Riska menemaniku malam ini. Tanpa terasa penisku kembali menegang karena teringat peristiwa siang tadi.

Aku hanya bisa bersedih sambil menatapi dinding hotel.

TAMAT.

Sebenernya hubungan kami berjalan cukup lama. Dan setiap bertemu kami pasti "ngentot". Tetapi kalau diceritakan semuanya akan jadi membosankan. Lebih baik cukup sampai disini saja.

Tetapi suhu semua jangan khawatir, akan ada lagi cerita masa lalu ane, juga kembali dengan seorang binor tentunya.

Thread baru ini akan diberi judul:

-Bi Fani Bibinya Mantan Pacar-

Nantikan yaa...
Hatur nuhun.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd