Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Teh Riska Sahabatnya Teh Hani

-Part 2

Sekitar jam 7 pagi aku terbangun dari tidur. Ketika masih linglung karena baru bangun tidur mataku terus memperhatikan sekeliling kamar. Seketika pandanganku terhenti ke wajah teh Riska yg masih tertidur lelap di sampingku. Terlihat wajah cantiknya walau dalam keadaan masih tertidur.

Beberapa detik memperhatikan wajahnya aku baru teringat apa yg terjadi semalam. Tetapi hatiku tetap belum mau tenang, terasa masih ada yg mengganjal dipikiran. Dan ketika aku menoleh ke jendela hotel ternyata di luar sudah terang. Seketika aku terperanjat bangun lalu meraih HP-ku di meja samping tempat tidur.

Terlihat jam di HP menunjukan pukul 7 pagi, itu artinya aku sudah telat untuk berangkat ke kantor. Karena aku harus mempersentasikan hasil kegiatan di Bandung kemarin. Dengan panik tanpa mencuci muka aku segera memakai pakaianku. Karna kepanikanku teh Riska juga ikut terbangun.

"Mau kemana sih rusuh banget?" tanya teh Riska yg masih selimutan.

"Aku telat teh, aku harus ke kantor sekarang" jawabku panik.

"Aku kira kamu gak kerja, soalnya subuh tadi mau dibangunin tp kasian lg enak bnget tidurnya" jawab teh Riska.

"Yahhh..kenapa gk dibangunin sih" ucapku sedikit kesel.

"Yaaaa.. gak tauuu... kirain kamu gak kerja, salah sendiri dong" jawab teh Riska membela diri.

"Iya ini salah aku, aku berangkat dulu ya.. Maaf" ucapku sambil meraih kunci mobil lalu berjalan ke pintu kamar hotel.

Terlihat teh Riska seperti yg kecewa dan hanya diam memperhatikanku tanpa menjawab ucapanku. Aku yg tidak enak hati kembali berbalik badan lalu tersenyum ke teh Riska.

"Heheee..jgn manyun dooonngg.. Aku beneran telat say.. Ntar kita ngobrol lewat telpon ya" ucapku menghibur teh Riska sambil mengecup bibirnya.

"Kamu emang ******, baru jg kenal tapi udah berani ngentotin aku, trus sekarang main pergi gitu aja..nyesel deehhh" jawab teh Riska dengan kasar karena kecewa. Aku yg mendengarnya hanya bisa pasrah dan minta maaf.

Karena dari awal memang tidak ada niat untuk menginap di kamar teh Riska. Aku hanya ingin meniduri saja terus balik lagi ke apartemenku. Tetapi karna kelelahan aku jadi ketiduran.

Setelah berada di dalam mobil dengan segera aku menuju ke apartemenku. Karena jalanan di jakarta itu macet, perjalan memakan waktu sekitar 45 menit. Itu artinya pukul 8 pagi aku baru sampai di apartemenku yg seharusnya udah standby di kantor. Dengan buru2 aku bersiap-siap, mandi ala kadarnya tanpa minum seteguk airpun apalagi sarapan.

Setelah selesai bersiap-siap aku yg sudah memakai pakaian rapi masih terpikir dengan ucapan teh Riska tadi. Pikiranku jadi tidak tenang tetapi kembali panik dengan situasiku saat ini.

Karena tau udah pasti telat dengan pasrah aku menelpon atasanku di kantor untuk memberitahu kalau aku akan telat dan meminta maaf dengan alasan sedang tidak enak badan.

Tetapi diluar dugaan atasanku memintaku untuk cuti saja hari senin ini. Karena meetingnya ditunda esok hari disebabkan pak manager ada keperluan mendadak ke luar kota.

Aku yg sudah siap berangkat kembali bisa menghela nafas dengan lega mendengar kabar ini. Bener2 hari senin yang beruntung pikirku dalam hati.

Ketika euforia kemenanganku selesai aku kembali teringat dengan teh Riska. Setelah di cek pesan2 yg masuk yg masuk ke HP-ku satupun tidak ada dari teh Riska. Ini menandakan kalau teh Riska bener2 kecewa. Tanpa pikir panjang aku kembali menuju hotel tempat teh Riska menginap.

Setelah sampai di depan pintu kamar hotel aku mengetok pintu kamarnya. Tak lama pintupun terbuka, terlihat teh Riska jg sedikit kaget karna kedatanganku.

"Kirain siapa, kenapa balik lagi?" tanya teh Riska dengan ekpresi datar.

"Aku izin gak masuk hari ini, soalnya udah telat..hee.." jawabku sambil nyengir kuda.

"Huuuu..ya udah cepet masuk" ucap teh Riska mempersilahkan aku masuk.

Setelah aku masuk teh Riska duduk deket meja yg dihadapannya sudah tersedia sepiring nasi goreng. Ternyata dia sedang sarapan dan juga terlihat teh Riska sudah mandi. Rambutnya yg masih lembab menambah kecantikannya walau belum pakai make-up.

"Mau sarapan gak? Aku pesenin nih" ucap teh Riska menawarkan sarapan.

"Gak usah" jawabku basa basi.

"Terserah" jawab teh Riska cuek (ternyata kalau lagi ngambek doi jutek banget hu😅)

Tak lama teh Riska berhenti menyantap sarapannya lalu meraih tasnya untuk mengambil peralatan make-up. Aku yg masih merasa bersalah mencoba mencairkan suasana dengan mengajaknya mengobrol.

"Kenapa gak dihabisin?" tanyaku karena melihat sarapannya masih banyak tersisa.

"Lagi diet" jawab teh Riska singkat padat dan jelas.

"Heee..mending montok atuh" jawabku sedikit bercanda

"Hmmmmm" teh Riska memanyunkan bibirnya.

"Sini biar aku yang habisin" Ucapku sambil mengambil piringnya lalu melahapnya.

"Kenapa gak pesen lagi?" ucap teh Riska heran melihat tingkahku.

"Ini jg udh cukup..hee" jawabku dgn senyum.

Setelah selesai menyantap sisa sarapan punya teh Riska, aku kembali memperhatikan tubuh teh Riska yg duduk di kursi hotel sambil memakai make-up. Aku kembali teringat kejadian tadi malam. Nafsu seks ku kembali bergelora. Tanpa basa-basi aku memeluk tubuhnya dari belakang. Kemudian aku mencumbui tengkuk teh Riska. Terdengar teh Riska mendesis karena seranganku. Tak lupa kedua tanganku meremas payudara teh Riska dgn lembut. Ternyata teh Riska belum memakai BH

"Bentar ihh mau pake make up dulu" ucap teh Riska sambil menepis tanganku dari payudaranya.

Mendengar ucapan teh Riska seperti itu aku berdiri lalu menarik tangan teh Riska dan menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.

"Kamu gak sabaran banget ehh" ucap teh Riska protes sambil senyum.

Dengan posisi teh Riska telentang di atas tempat tidur aku lanjut menindih tubuhnya lalu melumat bibir teh Riska. Beberapa menit melumat bibirnya tak lupa tangan kananku meremas payudara teh Riska.

Setelah puas meremas payudara teh Riska lalu tanganku turun menuju selangkangannya dan behenti dibagian sensitif teh Riska. Kemudian meraba-raba belahan vagina teh Riska dari luar celananya.

Lalu aku berdiri dengan cepat aku melepas semua pakaianku hingga benar-benar bugil. Teh Riska hanya diam memperhatikanku yg sudah bugil didepannya. Terlihat penisku berdiri dengan gagahnya.

Tak lupa tanpa perlawanan aku juga melepas semua pakaian teh Riska. Setelah kami berdua benar-benar telah bugil terlihat teh Riska sedikit malu-malu. Dengan posisi telentang di atas tempat tidur dia berusaha menutupi bagian sensitifnya dengan telapak tangannya.

"Jangan dipelototin.. aku malu hehee" ucap teh Riska dgn muka memerah.

Mendengar ucapan teh Riska aku hanya tersenyum kecut. Lalu kembali menindih tubuh teh Riska. Sambil menindihnya aku menggesekan penisku ke bagian sensitifnya.

"Ssstttt..uhhhmm" suara teh Riska menikmati gesekan penisku.

Lanjut aku sosor bibir teh Riska dan melumatnya. Tanpa diminta teh Riska menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Dengan senang aku menyedot lidah teh Riska.

Setelah beberapa menit kami bermain lidah aku menurunkan jilatanku ke bagian lehernya. Teh Riska hanya bisa pasrah menikmati jilatanku di lehernya yg kemudian menjalar ke bagian tengkuknya hingga ke telinganya.

Kemudian jilatanku turun ke bagian gunung kembarnya. Aku menjilati puting payudaranya dan tanganku meremas payudara kananya. Teh Riska hanya bisa mendesis menahan nikmat. Kemudian kedua tangan teh Riska mengarahkan kepalaku ke bagian selangkangannya.

"Emutin ya Dit..ssssttt" ucap teh Riska sambil mendesis.

Tanpa menjawab ucapan teh Riska aku menjilati bagian sensitifnya seperti menjilati es krim. Teh Riska menggelinjang hebat menikmati jilatanku. Sambil menjilati vaginanya tak tanganku ikut meremas payudaranya. Beberapa kali aku memainkan lidahku di dalam vaginanya.

"Ouugghhh,, ssssttt enak banget Dit.." suara teh Riska mengerang.

"Slurpp..slurpp..slurp" suara jilatanku di vagina teh Riska.

Stelah beberapa menit menjilati vagina teh Riska, aku meminta gaya 69 dan teh Riska menyanggupinya. Aku kurang menikmati gaya 69 ini. Karena teh Riska sedikit egois yg hanya banyak diam sambil mendesis menikmati emutanku di vaginanya..

"Emutin juga teh jgn diam aja" ucapku protes ke teh Riska.

"Heheee.. Maaf aku keenakan Dit,, habis kamu pinter banget jilatnya" jawab teh Riska sambil nyengir.

Karena sedikit kecewa aku mendorong pinggul teh Riska ke arah kakiku. Lalu mengarahkan mulut teh Riska ke penisku. Tanpa menunggu lama teh Riska menjalankan tugasnya. Dan kali ini teh Riska bener2 membuatku keenakan. Kulumannya di penisku bener2 enak yg membuat pertahananku hampir jebol.

Karena pertahananku hampir jebol aku menarik teh Riska untuk merubah posisi. Aku mengarahkan teh Riska untuk mengankangi wajahku lalu merapatkan vaginanya ke mulutku.

"Slurp..slurp..slurp" suara jilatanku kembali terdengar.

"Aaaahhhhhh...sayang enak bangeeeetttt" teh Riska mengerang sambil mengoyang-goyangkan pinggulnya di atas mulutku.

"Sayaangg masukin sekarang ya" ucap teh Riska sambil bergeser mundur. Lalu tanpa persetujuanku teh Riska mengarahkan penisku ke bagian sesnsitifnya.

"Bleesssss" penisku menembus vagina teh Riska yg sudah becek dari tadi.

"Aaaahhhh.. Ssssttt" suara teh Riska menikmati

Setelah penisku masuk seluruhnya teh Riska memaju mundurkan pingggulnya di atasku.

Aku hanya bisa mendesis pasrah menikmatinya.

"Aaahhhh..enak bangeettt.. Terruuusss" ucapku meracau.

Dan beberapa kali teh Riska melakukan gerakan memompa penisku.
"Plok..plok..plok" suara penisku dan vagina teh Riska beradu.

"Ah ah ah.." Suara teh Riska menikmati penisku.

Karena terlalu bersemangat teh Riska menghentikan genjotannya dan nafasnya sedikit ngos2an lalu tersenyum ke arahku.

"hehhee.. Pegel" ucap teh Riska sedikit ketawa.

"Ya udah gantian" jawabku dgn senyum.

Kemudian aku bangun lalu meminta teh Riska menungging. Teh Riska terlihat sangat seksi dgn posisi ini. Tanpa menunggu lama aku menghujamkan penisku ke vagina teh Riska dari belakang.

"Aaahhhhh" suara teh Riska diikuti kepalanya sedikit mendongak ke atas.

Dengan perlahan aku menggenjot vagina teh Riska. Pinggangnya aku jadikan pegangan tanganku.


Semakin lama sodokanku semakin cepat yg membuat teh Riska mengerang keenakan.

"Plok..plok..plok.." Suara kelamin beradu.

"Ah ah ah ah.." erangan teh Riska mengikuti irama genjotan penisku.

"Ahhhh.. Enak banget teeehhhh" aku ikut meracau keenakan.

"Aku jg Diitttt....aahhhhhh..genjot yg dalem..." balas teh Riska.

Beberapa menit menggenjot vagina teh Riska, pinggangku jg terasa pegel. Kemudian aku mengurangi ritme genjotanku. Terasa pertahananku juga hampir jebol.

Karena takut orgasme aku menghentikan sebentar genjotanku di vagina teh Riska. Penisku berdenyut di dalam vagina teh Riska. Aku menahan sekuat tenaga agar tidak orgasme.

"Mau keluar ya? Tahan dulu ya... jgn keluar dulu aku masih pengen pliissss" ucap teh Riska memohon.

Aku yg sedang menahan agar tidak orgasme merasa tertantang mendengar ucapan teh Riska. Beberapa detik akhirnya aku berhasil menahan orgasme-ku.

"Ssstttt....enak banget teh, memek teteh enak bangettt.." ucapku puas dengan nafas tersenggal-senggal.

"Kontol kamu jg enak,, keras bangeeeett lebih panjang lg" jawab teh Riska yg membuatku tersenyum.

"Lanjutin gak? Heee.." ucapku menggoda teh Riska.

"Lanjut doongggg nanggung banget.. Bikin aku puas sayang" jawab teh Riska nakal.

"Gaaaassssss" ucapku sambil kembali menggenjot vagina teh Riska.

"Ah ah ah ah teruuuuusss Dit..aahhhh" teh Riska kembali mengerang.

"Plok..plok..plok.." suara sodokan penisku yg semakin lama semakin cepat.

Karena genjotanku yg semakin cepat membuat kedua tangan teh Riska tidak sanggup menahan tumpuannya. Kemudian teh Riska menurunkan kedua tangannya diikuti kepalanya turun ke kasur dgn posisi menyamping yg membuat tubuh teh Riska semakin menungging.

Teh Riska hanya bisa memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya karena menahan nikmat. Aku yg memperhatikan membuat nafsuku semakin menggebu. Penisku kembali terasa berdenyut pertanda akan orgasme.

Dengan nafas jg tersenggal-senggal aku kembali menghentikan genjotanku. Mungkin juga karena kelelehan karena sodokanku kaki teh Riska menjadi lemes kemudian menurunkan kakinya menjadi posisi telungkup. Tak tinggal diam aku mengikuti gerakan teh Riska menjadi ke posisi aku menindih tubuhnya tetapi penisku masih tertancap di vaginanya.

"Hebat banget kamu Dit bisa bikin aku lemes gini..huuuhhh" ucap teh Riska dgn nafas tersenggal.

Takut penisku terlepas aku kembali menggenjot vagina teh Riska dgn pelan. Dengan posisi menindih seperti ini penisku sedikit kesulitan menjangkau ke dalam vagina teh Riska. Mungkin hanya stengah penisku yg bisa masuk ke vagina teh Riska.

Tak tinggal diam aku terus memainkan penisku. Terasa bokong teh Riska sangat kenyal menambah kenikmatan genjotanku. Menggenjot dengan posisi menindih seperti ini bulu-bulu halus vagina teh Riska sangat terasa yg menambah sensasi kenikmatan vaginanya.

"Aaahhhhhhh sssssttttt" teh Riska hanya mengerang menikmati seranganku.

Terlihat tangan teh Riska meremas sprei tempat tidur karena menahan nikmat. Sambil memainkan penisku aku mencumbui tengkuknya dan sesekali menggigit telinganya.

"Aaaaahhhhhh..aku udah gak tahan Dit,, cepetiiinnnn" ucap teh Riska memohon.

Beberapa menit menggenjot dgn posisi menindih dari belakang membuat penisku semakin berdenyut. Aku merasa sudah tidak bisa menahan orgasmeku. Dengan cepat aku meminta teh Riska untuk telentang.

Dengan posisi "men on top" aku berbisik ke telinga teh Riska.

"Aku udah gak tahan" bisikku

"Iya cepeeettt.. Aku jg" jawab teh Riska.

Mendengar jawaban teh Riska aku menggigit lembut telinga teh Riska diikuti menghujamkan penisku dalam2 ke vagina teh Riska.

"Aaaaahhhhhhhhhhh" Teh Riska mengerang sejadi-jadinya karena perlakuanku.

"plok..plok..plok" suara genjotanku.

"aahhh..ahhhh..ahhhh cepetin lagii...aaahhhh" erangan teh Riska.

Penisku semakin mengeras dan berdenyut. Karena akan mau orgasme, aku melingkarkan tangan kananku ke leher teh Riska dan kembali menggigit lembut telinganya.

"Aaaahhhhhhh...aku mau keluaaaarrrr ouuuggghhh" teh Riska menggelinjang hebat.

"Plokk..plok..plok..ouugghhh" suaraku eranganku.

"Aku keluaaaarrrrr...ahhhhhhhhh" erangan teh Riska akan orgasme.

Aku semakin mempercepat genjotanku lalu melumat bibir teh Riska.

"Crooooooooootttttt...croott..crooookokkotttt" Spermaku menyembur di dalam vagina teh Riska.

"Aaahhhhhhhhhh......sssstttttt" Teh Riska mendesis karena orgasme.

Mata teh Riska seakan terbelalak karena nikmat. Aku membiarkan penisku masih menancap di vagina teh Riska karena kami masih sama2 menikmati orgasme.

Setelah melewati proses orgasme dan penisku mulai mengecil, aku melepaskan penisku lalu tidur telentang di samping teh Riska.

Dengan nafas masih tersenggal-senggal terlihat teh Riska hanya telentang menatap langit2 kamar hotel tanpa mengeluarkan kata2. Kemudian tersenyum kearahku. Ternyata teh Riska masih menikmati sisa2 orgasmenya.

"Dasaaarr" ucap teh Riska dengan senyum sambil memelukku.

Aku hanya terswnyum memperhatikannya.

"Makasi ya.. Enak bangeett tadi" ucap teh Riska sambil mengecup bibirku.

"Sama2 sayaaanngg" jawabku singkat. Beberapa menit setelah orgasme tiba2 teh Riska menanyakan sesuatu yg membuatku kaget.

"Si Hani juga udah kamu entot kan?" tanya teh Riska secara frontal yg membuatku kaget.

"Haaaa" jawabku masih tidak percaya dgn pertanyaan teh Riska.

"Jangan pura2 bego deh, tau aku mah.." Ucap teh Riska yg bikin aku tambah bengong.

"Tau dari mana, emg teh Hani pernah cerita gitu? Tanyaku penasaran.

"Tuhh kan kamu keceplosan, padahal aku cuma nebak loh.." Ucap teh Riska yg bikin aku terdiam.

"Ehhh.. Enggak..enggak sembarangan aja" jawabku ngeles.

"Udah gk usah ngeles" ucap teh Riska terlihat kesel.

"Heheehe.." Aku cuma nyengir kuda sambil kembali menyosor bibirnya tetapi dia tidak merespon ciumanku.

Terlihat teh Riska seperti cemburu mendengar kenyataan tadi. Tetapi dia berusaha untuk tetap biasa2 saja mendengarnya. Tetapi aku bisa menebak kalau dia cemburu.

"Udah aahhh aku mau bersih2 dulu" ucap teh Riska melepaskan ciumanku.

Teh Riska beranjak ke kamar mandi masih dalam keadaan bugil. Aku yg menyaksikan pemandangan ini hanya bisa kagum memperhatikan tubuhnya.

"Kamu gak bersih-bersih? Waktunya kan mau habis dan sebentar lagi mau CO." Ucap teh Riska setelah selasai bersih2.

"Iyaa,, teteh mau langsung balik ke Bandung?" Tanyaku sambil menuju kamar mandi.

"Iya mau langsung balik aja, kasian si dede kelamaan ditinggal" jawab teh Riska.

"Sama bapaknya gak kasian juga? Hahhaa" tanyaku bercanda.

"Gak biasa aja" jawab teh Riska santai.

Aku yg mendengar jawabannya cuma bisa tersenyum.

Sebelum keluar hotel kami kembali mengobrol santai.

"Dit, kamu janji ya jgn cerita sama si Hani tentang yg telah kita lakuin, pokoknya cuma kita berdua yg tau. Kalau sampai ada orang lain yg tau aku gak bakalan maafin kamu." Ucap teh Riska sangat serius.

"Ya enggaklah, gak mungkin" jawabku seadanya.

"Gapapa klo kamu punya hubungan spesial sama si Hani asal dia bahagia tp jgn sampai bikin dia patah hati." ucap teh Riska mengingatkanku.

"Klo aku gituan sama teh Hani teteh gak cemburu?" tanyaku penasaran.

"Itu sih terserah kamu, klo kalian sama2 menikmati aku gak ada hak untuk cemburu." jawab teh Riska yg membuatku kagum dgn kedewasaanya.

"Kalo nanti aku juga pengen gituan lagi sama teteh gmn?" tanyaku penuh deg2an.

"Kamu mah serakah ya,, udah dapat 1 malah pengen 2.., dasar penjahat kelamin" jawab teh Riska dengan senyum.

"Jadi gimana?" tanyaku masih penasaran.

"Asal kamu bisa jaga rahasia hayu aja kalo ada kesempatan" jawab teh Riska sambil menatap tajam ke arahku.

Mendengar jawabanya aku merasa senang sekali. Sekali lagi aku kembali memeluk tubuhnya lalu menciumi bibirnya. Dan setelah beberapa detik berciuman kami keluar dari kamar hotel.

Kemudian setelah selesai CO kami menuju ke parkiran mobil di basement sambil bergandengan tangan layaknya pasangan pengantin baru.

"Maaf ya aku gak bisa anter ke Bandung" ucapku minta maaf.

"Gapapa santai aja, paling ngantuk..hee" Jawab teh Riska.

"Kalo ngantuk istirahat dulu aja di rest area" Ucapku sedikit khawatir.

"Iya tenang aja" jawab teh Riska.

"Nanti kalau udah sampe di rumah kabarin aku ya?"

"Iyaaa.." jawab teh Riska.

"Kok aku jadi sedih ya ditinggal kamu..?" ucapku dengan senyum.

"Halahh gobal hahahha" jawab teh Riska ngakak.

"Hahhaha" aku ketawa mendengar ucapannya.

Setelah kami memasuki mobil masing-masing dan keluar dari parkiran kami saling melambaikan tangan untuk pamit.

"Bersambung"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd