Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Teh Riska Sahabatnya Teh Hani

Pantekcrot

Semprot Baru
Daftar
2 Aug 2018
Post
36
Like diterima
2.378
Bimabet
Cerita ini adalah real story dari beberapa hubungan seks ane dengan beberapa binor. Sesuai judulnya thread ini berhubungan dengan thread sebelumnya yaitu,
Teh Hani: Fantasi yang Jadi Kenyataan

Di sana dijelaskan bagaimana awal perkenalan ane dengan teh Riska. Agar lebih memahami jalan ceritanya diajurkan untuk membaca terlebih dahulu thread Teh Hani: Fantasi yang Jadi Kenyataan.
Terima Kasih...
 
Terakhir diubah:
Setelah keluar dari rumah teh Hani, kami berjalan menuju mobil yg parkir di depan rumahnya.

"Bisa nyetir Dit? Tanya teh Riska sambil menyerahkan kunci mobilnya.

"Bisa,, tp teteh aja lah yg bawa" jawabku.

"Ohh ya udah" ucap teh Riska.

"Dede duduk di belakang ya biar si om duduk di depan" ucapnya menyuruh anaknya duduk di belakang.

Tanpa menjawab ucapan ibunya, anak Riska langsung pindah ke belakang. Menyusul aku duduk di depan.

Teh Hani yg dari tadi memperhatikan kami hanya bisa tersenyum memperhatikan.

"Han.. aku pergi dulu ya byeee...." ucap Riska pamit ke teh Hani.

"Aku berangkat dulu ya teh" ucapku jg pamit ke teh Hani.

"Iya hati2 ya.." jawabnya.

Mobilpun melaju meninggalkan teh Hani. Aku yg tadi "kentang" cuma bisa mengumpat dalam hati. Kemudian Riska kembali mengajakku mengobrol.

"Kelahiran tahun berapa Dit?" tanya teh Riska.

"Tahun 199*" jawabku singkat.

"Hahhahh.. Masih berondong ternyata" ucap teh Riska tertawa lepas.

"Emang teteh kelahiran tahun berapa? Tanyaku balik.

"Aku seumuran sama si Hani, satu kelas malah" jawab teh Riska.

"Ohh berarti udah bener ya manggil teteh" Ucapku.

"Kalau bisa panggil Riska aja" jawabnya sambil senyum.

"Ehh.. Tadi kalian habis ngapain sih, kok lama banget bukain pintunya? Ngapain hayoo..?" Tanya teh Riska membuatku kaget.

"Gak ngapa2in kok" jawabku dengan muka memerah.

"Halahhh.. Aku paham kok masalah yg begituan..hehe" Ucap teh Riska penuh dengan curiga.

"Ehh.. orang gak ngapa2in" ucapku pura2 memprotes.

"Pepetin terus aja si Hani, kyaknya dia suka deh sama kamu" ucap teh Riska membuatku tambah kaget.

"Ngomong apaan sih,,? kan dia punya suami." ucapku dgn tegas.

"Suaminya itu gak bisa diandalin" balas teh Riska.

"Semenjak dia jadi pengangguran bisanya cuma bikin susah si Hani aja. Pulang larut malam kadang sampai mabok. Pernah kepergok sama aku dia jalan sama cewe lain" ucap teh Riska menceritakan suami teh Hani.

"Waduuuhhh..kasian juga ya teh Hani" ucapku mengasihani teh Hani.

"Makanya pepetin terus si Hani..hahaha" ucap teh Riska sambil ketawa.

"Hahahhhh.. Jgn atuh" jawabku kikuk.

"Si Hani itu orangnya polos banget loh.. Banyak yg deketin tp dia gak pernah mau" ucap teh Riska.

"Wajar dong kan dia cantik" ucapku memuji teh Hani.

"Iya cantik tp bodoh menurut aku mah,, berapa kali aku bilang sama Hani buat manfaatin cowo2 yg deketin dia, tp dia gak pernah mau" Ucap teh Riska lagi.

Aku yg mendengar cerita teh Riska cuma bisa tersenyum. Karena tubuh teh Hani sudah pernah aku ewe beberapa kali..

"Kamu di sini berapa hari Dit?" tanya teh Riska.

"Minggu sore juga udah balik lagi" jawabku

"Wahh kebetulan aku hari minggu jg mau ke jakarta, mau bareng gak?" ucap teh Riska mengajakku bareng.

"Gak usah teh makasih soalnya udah dikasi tiket kereta sama perusahaan" jawabku menolak secara halus.

"Yahh padahal biar ada yg gantiin nyetir, soalnya perginya sendiri" Jawab teh Riska kecewa.

"Emang suaminya gak ikut?" tanyaku heran.

"Gak.. dia gak bisa ikut, tau sendiri lah orang sibuk" jawab teh Riska.

"Hmmm gimana ya,, tar dikabarin deh kalau jadi" ucapku sedikit merasa gak enak.

"Mana nomor hp kamu, save jg nomor aku ya?" ucap teh Riska meminta bertukar nomor.

"Tar kabarin ya kalau jd bareng" ucap teh Riska berharap.

"Okeee" jawabku singkat.

Tak terasa akhirnya sampai juga di depan hotel lalu aku turun. Kemudian aku masuk ke dalam hotel untuk beristirahat. Kemudian melanjutkan aktifitasku kembali.

Setelah dipikir-pikir akhirnya aku sepakat untuk nebeng sama teh Riska ke jakarta.

Ketika hari minggu tiba dan semua pekerjaanku selesai tepat waktu, aku diharuskan untuk kembali ke Jakarta. Setelah selesai ceck-out dari hotel dan pamit ke teh Hani melalui pesan wa, aku menghubungi teh Riska untuk menanyakan posisinya.

Tanpa menunggu lama mobil teh Riska sudah standby di lobby hotel. Kemudian aku keluar menemuinya.

"Haiiiiii.." ucap teh Riska menyapaku sambil membuka kaca mobilnya.

"Sendiri aja, si dede gak ikut?" tanyaku heran.

"Gak.. Takut gak keburu pulangnya soalnya kan besok dia sekolah" Jawab teh Riska menjelaskan.

"Jadi sekarang dia sama siapa?" tanyaku lagi.

"Aku titipin sama kakak aku" jawab teh Riska.

"Ohh" jawabku singkat sambil masuk ke mobilnya.

"Ehhh.. Jangan kasi tau si Hani ya kalau kamu bareng aku,, gak enak sama dia, takut dia cemburu" ucap teh Riska sedikit serius.

"Ok.. Tp cemburu kenapa, dia kan gak ada hubungan apa2 sama aku" jawabku

"Ya gak enak aja..heheh" jawab teh Riska.

Kemudian kami berangkat menuju Jakarta. Diperjalanan kami kembali mengobrol ngalor-ngidul. Dari sini aku ketahui kalau tujuan teh Riska ke Jakarta untuk menjenguk saudaranya yg masuk rumah sakit.

Sesampai di kawasan apartemenku, aku meminta teh Riska untuk mampir sebagai ucapan rasa terima kasih. Tetapi teh Riska menolak dengan candaan.

"Sekali lagi makasi ya teh,, gak mampir dulu?" tawaranku ke teh Riska.

"Gak Dit makasi, aku mau langsung ke RS aja". Jawab teh Riska.

"Emang gak cape?" tanyaku pura2 basa-basi.

"Cape sih sebenernya. Tapi kalau mampir takut terjadi hal2 yg diinginkan.. Hahaah" ucap teh Riska tertawa ngakak yg membuatku terkejut dgn ucapannya.

"Ahhh bisa aja teteh mah..hahaha" jawabku singkat dengan tersipu malu.

"Aku jalan dulu ya.. Daaaahhh.." ucap teh Riska menjalankan mobilnya.

Setelah mobil teh Riska meninggalkanku, aku kembali ke kamar apartemenku.

Sekitar pukul 8 malam aku iseng melihat story wa kontak di hp-ku. Terlihat story dari dari teh Hani, beberapa temen dan juga rekan kerja. Tetapi aku terfokus ke story WA teh Riska yg isinya,
"Cape bangeeett.. Perjalanan Jakarta-Bandung, pasti ngantuk ini mah".

Dengan cepat aku membalas story wa teh Riska,
"Terus gimana mau maksain balik sekarang? Hati2 loh nyetir mobilnya"

"Iya nih cape banget Dit" balas teh Riska.

"Mending besok aja baliknya, cari aja hotel deket sana, atau kalau mau nginap di apartemenku aja..wkwk" Balasku sedikit bercanda tp berharap.

"Gak Dit.. makasi, kyaknya aku mau cari hotel sekitar sini aja" balas teh Riska datar sedikit bikin aku kecewa.

"Iya mending cari hotel aja, daripada maksain nanti bisa celaka di jalan" jawabku pura2 perhatian.

Sekitar setengah jam aku menunggu balasan chat dari teh Riska. Aku sempat berfikir teh Riska marah dengan ucapanku tadi. Tetapi lamunanku kembali buyar karena ada pesan masuk dari teh Riska kalau dia sudah dapat kamar hotelnya. Ternyata selama aku menunggu teh Riska sedang searching hotel di aplikasi Tr*vel*k*.

"Maaf baru bales, aku udah dpt hotelnya Dit.." Balas teh Riska.

"Hotel apa" tanyaku penasaran.

" Hotel blabla, dapat dari Tr*vel*k*" balas teh Riska.

"Syukur deh kalo udh dapet mah" balasku.

"Aku meluncur ke hotel dulu ya,, byeeee" Balas teh Riska.

"Ok hati2.." balasku singkat sambil memikirkan rencana busukku agar bisa bareng teh Riska malam ini..

Disela-sela lamunanku memikirkan cara memulai ajakan untuk bareng teh Riska mlm ini yg hampir bikin aku stres tiba2 ada pesan wa dari teh Riska.

"Adit kamu lg ngapain, sibuk gak?" Isi pesan teh Riska.

"Biasa teh lagi nyusun hasil kunjungan ke Bandung kemarin, soalnya besok mau diserahkan ka kantor" jawabku yg sedikit bahagia mendapat pesan wa dari teh Riska.

"Yahhh.. Lg sibuk ya?" balas teh Riska kecewa.

"Ini bentar lagi beres, kenapa emang?" jawabku secepat kilat karena takut kehilangan golden tiket ini.

"Tadinya mau ngajak nyari makan, soalnya lg bete nih" balas teh Riska.

"Hayu aja aku mah, emg bete kenapa?" tanyaku penasaran.

"Biasalah Dit masalah keluarga kecilku, tp gpp ko gk ada yg perlu dikhawatirkan cuma masalah sepele" balas teh Riska.

"Ohh ya udah aku siap2 dulu ya" balasku dgn senang hati.

"Aku jemput atau gmn nih?" tanya teh Riska.

"Gak usah teh.. aku aja yg ke sana" balasku sambil bersiap.

"Ohh ya udah ditunggu" balas teh Riska.

Setelah selesai bersiap aku meluncur ke hotel menggunakan kuda besi bututku Agya putih tahun 2015 yg pernah menyerempet bus pariwisata di L*mbang Bandung. Kalau ada di sini penumpang atau kru bus tersebut itu mobil ane yg nyerempet..hehe.

Karena aku hafal jalan, jadi tak butuh waktu lama untuk sampai ke hotelnya. Setelah sampai parkiran aku langsung menuju lobby hotel dan memberi tahu teh Riska kalau aku sudah di lobby.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya teh Riska sudah berdiri di depanku. Dia menggunakan kemeja warna krim berkerudung. Wajahnya yg berkaca mata terlihat sangat manis dan anggun gak kalah cantik dari teh Hani. Cuma teh Riska terlihat sedikit lebih anggun dan dewasa.

Karena terpesona dgn kecantikan teh Riska, aku dikagetkan sama dia.

"Woii.. Bengong aja, hayu jalan" ucap teh Riska mengagetkanku.

"Ehh iya hayu" jawabku nyengir.

"Kamu ke sini naik apa?" tanya teh Riska sambil jalan ke parkiran.

"Naik becak" jawabku bercanda.

"Serius jgn bercanda" jawab teh Riska ketawa.

"Naik mobilku cuma agya butut" jawabku.

"Jgn begitu diluar sana bnyak yg pengen punya mobil kyak kamu" ucap teh Riska menasehatiku.

"heheh.. Iya teh" jawabku malu.

"Pake mobil aku aja ya jalannya?" ucap teh Riska.

"Iya.. Soalnya mobil aku jelek jd gak pede..hee" jawabku nyengir.

"Huss..biasa aja kali" jawab teh Riska ketawa.

Setelah kami masuk ke dalam mobil lalu kami menuju resto yg tidak terlalu jauh dari hotel. Kali ini aku yg menyetir soalnya teh Riska kurang hafal jalanan di Jakarta.

Kemudian setelah sampai di resto kami langsung memesan makanan. Terlihat teh Riska sedikit murung dan sering melamun. Aku yg tidak enak hati melihat sikap teh Riska memberanikan bertanya ke teh Riska.

"Teteh kenapa kok bengong aja?" tanyaku.

"Gpp Dit karna cape kyaknya, maaf ya.." jawab teh Riska sambil menutup mulutnya karena menguap.

"Ohh ya udah habis ini kita langsung pulang aja" jawabku sedikit kecewa.

"Emang gpp?" tanya teh Riska gak enak hati.

"Gpp nyantai aja sama aku mah" jawabku.

Setelah selesai menyantap makanan tak terasa jarum jam menunjukan pukul 11 malam. Untuk itu kami segera menuju mobil di parkiran. Di dalam mobil terlihat teh Riska kembali menguap sambil mengangkat kedua tangannya ke belakang lalu merubah sandaran jok mobil ke posisi sedikit telentang.

Dengan posisi ini terlihat payudara teh Riska dari luar kemejanya. Walau masih tertutup baju tapi aku tau kalau payudara teh Riska sedikit lebih besar dari teh Hani. Aku tertegun melihat penampakan ini, seketika penisku mengeras. Tetapi aku membuang kembali pikiran itu jauh2.

Sebelum jalan dengan perasaan deg2an aku menawarkan untuk memijat bahu teh Riska.

"Teteh cape banget kyaknya?" tanyaku basa-basi.

"Iya nih takut juga masuk angin karna kecapean" jawab teh Riska.

"Sini aku pijatin bahunya, coba dulu aja enak kok" tawaranku ke teh Riska.

"Gak usah Dit.. gak enak sama kamu" tolak teh Riska secara halus.

"Gpp ko buru ke siniin bahunya" jawabku sedikit memaksa.

"Bener nih gpp?" tanya teh Riska sambil mengarahkan bahunya membelakangiku.

"Iya gpp" jawabku sambil meraih bahu teh Riska dgn kedua tanganku.

Dengan posisi masih di depan stir mobil aku memijat bahu teh Riska. Aku yg mulai sange pikiranku mulai kemana-mana. Terlihat teh Riska jg menikmati pijatanku di bahunya. Beberapa kali terdengar teh Riska meleguh.

"Ughh.. Enak banget pijatan kamu Dit? Ucap teh Riska sambil mengangkat dagunya karna keenakan.

"Karna teteh kecapean kali padahal mah pijatanku biasa aja" jawabku merendah.

"Emang enak ko" jawab teh Riska.

Setelah beberapa menit memijat bahunya, teh Riska meminta segera balik ke hotel.

"Udahan Dit takut keenakan tetehnya lagian juga udah mau larut malam. Balik ke hotel lg aja" ucap teh Riska sambil beranjak dan kembali merubah posisi duduknya.

"Hehee.. Ya udah hayu berangkat" jawabku sedikit kecewa.

Kemudian setelah sampai diparkiran hotel sebelum turun dari mobil tubuh teh Riska kembali menggeliat.

"Masih pegel ya teh, mau dipijatin lg gak? Ucapku menawarkan kembali pijatanku dgn penuh harap.

"Hmmm.. Gmn ya? sebenernya aku suka pijatan kamu Dit tp pinggang aku malah jd pegel soalnya posisi duduknya kurang pas, enaknya sih sambil tiduran." jawab teh Riska yg membuatku tambah penasaran.

"Ya udah sambil tiduran aja" jawabku reflek.

"Tiduran di mobil? Mana bisa?" jawab teh Riska bingung.

"Hehee.. Iya jg sih, tp ya udahlah aku jg udh mau pulang" ucapku jg masih bingung memikirkan cararanya.

"Ke dalam aja yuk sebentar, ganggu gak?" ucap teh Riska menawarkan masuk.

Kata2 yg aku tunggu2 dari teh Riska akhirnya keluar jg dari mulut teh Riska. Bagai disambar petir disiang bolong aku bersorak dalam hati.

"Gak ganggu kok, hayu aja aku mah" jawabku sambil senyum kecut.

"Ya udah hayu" ucap teh Riska sambil berlalu dari hadapanku.

Kemudian teh Riska berjalan menuju kamarnya dan aku mengikutinya dari belakang. Pandanganku hanya terfokus ke pinggul teh Riska yg meliuk-liuk walau masih tertutup.

Tak lama sampai jg di depan pintu kamar teh Riska. Kemudian teh Riska mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu. Disusul teh Riska dan terdengar suara cekrekan pintu terkunci.

Di dalam kamar hotel aku memperhatikan seisi kamarnya dan terlihat satu single bed dengan sprey warna putih khas hotel pada umumnya. Seketika penisku mulai bangun dan membayangkan hal2 yg akan terjadi malam ini.

Sedang asyik menghayal aku kembali dikagetkan oleh teh Riska.

"aku jgn diapa2in ya Dit" ucap teh Riska mengagetkanku sambil sedikit tertawa.

"hahh.. Diapa2in gimana, cuma mijatin doang kan?" jawabku pura2 tidak paham dengan ucapan teh Riska.

"Takut aku diapa2in..hee" jawab teh Riska.

"Gimana teteh aja aku mah..hahah" jawabku mesum.

"tuhh kan.. Maafin aku mas Heri udah bawa cowo lain ke kamarku..hik..hik" ucap teh Riska merengek sendiri. (Mas Heri adalah suaminya teh Riska)

"Lebay teteh mah.. Emg selama ini belum pernah ada cowo lain yg sekamar dgn teteh?" tanyaku penasaran

"Belum pernah atuh, gini2 jg aku mah setia sama suami" ucap teh Riska dgn pede.

"malam ini akan aku bikin kamu jd istri yg tidak setia teh Riska ku" ucapku dlm hati.

"Ngomong terus, gak jd dipijat nih?" ucapku merubah arah obrolan.

"ehh iya.. Posisinya duduk aja ya? Tanya teh Riska sambil beranjak duduk di kasur membelakangiku.

"Terserah ehh..bawel" jawabku sedikit kesel.

"hehee maaf" ucap teh Riska sambil nyengir.

Setelah teh Riska bersila di depanku, aku mulai memijat bahu teh Riska. Mulai dari bahu kemudian ke pangkal lengan bagian luar.

Setelah beberapa menit memijat bahunya, tanpa diminta teh Riska membuka kerudungnya. Terlihat rambut lurusnya sedikit kemerahan yg membuat aku jadi tambah sange.

"aku buka kerudung aja Dit, gerah soalnya" ucap teh Riska sambil membuka kerudungnya.

"Kalo teteh mau pakai minyak urut sekalian biar lebih enak" ucapku deg2an.

"Gak ada minyak urut, ada juga minyak telon si dede di dalam tas" jawab teh Riska.

"Minyak telon juga gpp sama aja" ucapku.

"Kalo pake minyak aku harus buka baju dong? Enak dikamu atuh..hahah" jawab teh Riska ketawa.

"Kalo teteh mau itu juga.. Hahha" jawabku sambil ikut ketawa.

Semakin lama pijatanku membuat teh Riska jadi ikut panas dingin. Terlihat dari posisi duduknya yg gak mau diam. Sesekali teh Riska meleguh dan mendesis. Aku yg melihat fenomena ini semakin terangsang. Ingin rasanya memeluknya dari belakang sambil meremas payudaranya. Tetapi aku masih belum berani melakukannya.

Sedang asyiknya memijat bahunya tiba2 teh Riska menghentikan pijatanku lalu berdiri dan berjalan menuju tasnya.

"Ya udah pake minyak telon ini aja Dit, kyaknya lebih enak" ucap teh Riska sambil menyerahkan minyak telon.

Kemudian teh Riska membelakangiku sambil mengikat rambutnya lalu membuka beberapa kancing bajunya dan menurunkan bajunya setengah. Terlihat tengkuk dan kulit bahunya yg putih dan juga tali BH warna hitam. Aku yg melihat peristiwa ini hanya bisa menahan ludah.

Setelah menurunkan kemejanya lalu Riska telungkup di atas tempat tidur.

"Ayo Dit dilanjutin" ucap teh Riska.

Tanpa basa basi aku menuangkan beberapa tetes minyak telon ke kulit mulusnya. Lalu mulai memijatnya secara perlahan. Beberapa kali pijatanku tersangkut oleh tali BH teh Riska. Aku yg dari tadi sudah sange nekat meminta teh Riska untuk melepas BH-nya.

"Tali BH-nya dilepas aja ya teh biar lebih lancar mijatnya." ucapku dengan perasaan deg2an.

"Harus dilepas ya? Ya udah lepasin aja" jawab teh Riska dgn suara sedikit serak.

Mendapat lampu hijau aku langsung melepaskan tali BH-nya kemudian lanjut memijatnya. Secara perlahan-lahan aku menarik kemeja teh Riska agar lebih turun ke bawah. Terlihat kulit punggungnya yg mulus membuatku tambah sange. Sesekali aku sedikit menekan dengan ujung jari kulit sisi samping payudaranya. Beberapa kali teh Riska memprotes aksiku.

"Ehh.. Jgn di situ" ucap teh Riska memprotes.

Aku yg sange dan sudah tidak tahan langsung menindih tubuh teh Riska lalu mencumbui bagian tengkuknya. Terdengar teh Riska sedikit mendesis beberapa detik lalu memberontak dan memprotes keras yg aku lakukan.

"Kamu ngapain? Gak.***k.. kita gak boleh kyak gini" ucap teh Riska marah sambil duduk merubah posisinya.

Terpampanglah payudaranya yg bulat menggantung karena BH yg dia kenakan terjatuh. Secepat kilat teh Riska kembali meraih BH-nya dan langsung menutup payudaranya.

"Ini udah kelewatan Dit" protes teh Riska lagi.

"Maaaafff.. Tapi aku udah gak tahan" jawabku merengek sambil mendekat ke tubuh teh Riska.

"iya terus..? eummm..." ucap teh Riska tapi sebelum teh Riska selesai bicara aku kembali melumat bibirnya.

Sambil mendorong tubuh teh Riska jd telentang aku terus menyerang bibirnya. Tetapi teh Riska menutup kuat2 bibirnya. Karena mendapatkan perlawanan, tangan kananku langsung meremas payudaranya yg montok. Tetapi karena lumatanku yg offensive akhirnya teh Riska menyerah dan membuka mulutnya. Dengan cepat aku memasukan lidahku ke dalam mulutnya.

Tak butuh waktu lama akhirnya teh Riska membalas lumatanku dibibirnya. Beberapa kali dia menyedot lidahku dalam mulutnya. Tanganku yg dari tadi meremas payudaranya sesekali memainkan putingnya. Terdengar teh Riska mendesis menahan nikmat.

Karena nafsuku yg sudah diubun-ubun aku melepaskan lumatan di bibir teh Riska. Dengan cepat aku berinisiatif membuka pakaian yg aku pakai hingga tersisa cuma celana dalamku. Teh Riska hanya bisa tergeletak pasrah melihatku.

"Haduhhhh.. Kamu bener2 gila, kita gak boleh kyak gini ihhh" ucap teh Riska memprotes tetapi juga tidak menolaknya.

Tanpa menjawab ucapan teh Riska aku kembali menindihnya lalu melumat bibirnya. Tanganku berusaha membuka celana katun yg dia pakai. Tidak ada penolakan dari teh Riska. Dalam sekejap celana katun teh Riska terlepas dari tubuhnya menyisakan celana dalam warna pink walau tidak senada dengan BH warna hitam yg tadi dia pakai.

Setelah celana dalam teh Riska terlepas lalu aku melanjutkan melepaskan celana dalamku sendiri hingga benar2 bugil. Penisku menjulang dengan gagahnya. Teh Riska hanya diam memperhatikan.

Setelah aku benar2 sudah bugil lalu aku merangkak di atas tubuh teh Riska lalu berusaha melepaskan celana dalamnya. Tetapi teh Riska sedikit menahan tanganku tetapi tidak menjadi perlawanan yg berarti. Karena pada akhirnya aku berhasil melepaskan celana dalamnya.

"Diiittt jangaaannn...," ucap teh Riska sambil menahan tanganku yg berusaha melepaskan celana dalamnya.

"Gpp teh, santai aja" jawabku menenangkan teh Riska.

Setelah berhasil melepaskan celana dalam teh Riska maka terpampanglah pemandangan yg sangat indah. Ternyata vagina teh Riska tidak ada bulunya yg membuatku tambah kagum dan tambah sange.

Setelah kami sama2 dalam keadaan bugil aku kembali menindihnya dan melumat bibirnya. Tanganku tanpa henti memainkan puting payudaranya. Semakin lama tanganku semakin turun ke arah vaginanya. Dan tanganku berhenti dibelahan vagina teh Riska. Vagina teh Riska terasa sangat becek. Kumasukan satu jari tengahku ke dalam vaginanya.

"Hsssstttttt...ougghhhh" suara teh Riska mendesah menahan nikmat.
 
"Jilatin yg di bawah" bisikan teh Riska ke telingaku yg membuatku tambah nafsu.

Tanpa basi basi aku beranjak bergeser ke arah vagina teh Riska lalu mengangkangkan kedua paha teh Riska lebar2. Aku yg juga deg2an mendekatkan mulutku ke vagina teh Riska. Karena khawatir seandainya tercium aroma yg tidak sedap. Ternyata kekhawtiranku salah malah sebaliknya. Vagina teh Riska tidak ada bau apa2 juga bersih.

"slurp..slurp..slurp" suara jilatanku di vagina teh Riska.

"Ougghh..terus Diiitt.." suara teh Riska meracau keenakan sambil menjepitkan kepalaku menggunakan kedua pahanya.

"slurp..slurp..slurp" jilatan lidahku semakin cepat memainkan itilnya.

"aahhhhhhh...enak banget ssttttt.." desah teh Riska sambil menjambak rambutku dan menekan dalam2 mulutku ke vaginanya.

"gantian yuk, pengen diemut sama juga" ucapku nyengir penuh nafsu sambil beranjak berbaring di sebelah teh Riska.

Teh Riska yg mengerti ucapanku langsung merubah posisinya mengangkangi wajahku lalu merapatkan vaginanya ke bibirku. Secara spontan aku langsung menjilati lagi vaginanya diikuti penisku diemut oleh teh Riska.

"slurpp..slurp.." suara jilatanku di vagina teh Riska.

Sesekali teh Riska mendesah hebat dan mendongak ke atas menikmati jilatanku di vaginanya.

"ahhhhhhhh. .ssstttttt enak bangett syanggg..ahhh" suara teh Riska meracau sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya di wajahku.

"Masukin sekarang aku udah gak tahan ougghhhh.." ucap teh Riska merengek minta segera dieksekusi.

Karna sudah tidak tahan teh Riska merubah posisinya menjadi telentang disampingku dan menarik tanganku untuk menindih tubuhnya. Aku yg juga sudah horni hebat langsung mengambil posisi untuk menjebol vagina teh Riska. Sebelum memasukannya kepala penisku ku gesek2an terlebih dahulu ke vagina teh Riska.

"Langsung masukin sayangg..pliissss" ucap teh Riska memohon.

Dengan satu tarikan nafas penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina teh Riska. Aku diamkan dulu penisku di dalam vagina teh Riska. Terasa vagina teh Riska berdenyut.

"ouuggghhhh sayaaaannggg..." desah teh Riska karena sodokan penisku sambil menggeliat menahan nikmat.

Melihat teh Riska kembali tenang lalu aku memaju mundurkan penisku di lubang vagina teh Riska. Terasa vagina teh Riska sangat basah yg memudahkan penisku keluar masuk. Semakin lama sodokanku semakin cepat dan sesekali melambatkan tempo permainan. Dan juga sesekali vagina teh Riska ku hentak dengan kuat yg membuat teh Riska menggeliat seperti cacing kepanasan.

"plok..plok..plok.." suara kelamin kami beradu.

"ahh...ahh..ahh..sssstttt" desah teh Riska menikmati genjotanku.

"memek teteh enak bangeeeettt aahhh..." suaraku ikut meracau.

Baru beberapa menit menggenjot vaginanya, teh Riska berteriak akan orgasme. Ternyata teh Riska tipe cewe yg gampang orgasme.

"terus syaaang yg kencang, aku mau keluar aaahhhh" teriak teh Riska sambil mendesah hebat.

"plok..plok..plok..plok..plok.." suara genjotanku semakin cepat.

"aahh..ahhh..ahhh...teruuussss" suara teh Riska meracau.

Baru sekitar 5 menit menggenjotnya, vagina teh Riska terasa berkedut semakin kuat. Tubuhnya sedikit mengejang matanya terbelalak.. Teh Riska mendekapku dan menjambak rambutku lalu melingkarkan kedua kakinya dipinggangku dengan erat.

"Aahhhhhhh...oouuggghhhh yaaaanngggg aku keluaaaaarrrrrr" teriak teh Riska yg orgasme.

Aku yg merasakan teh Riska orgasme segera menghentikan sodokan penisku di vaginanya. Terasa vagina teh Riska berkedut. Ku biarkan penisku di dalam vagina teh Riska sambil membiarkan teh Riska menikmati orgasmenya.

Aku yg merasa puas hanya bisa tersenyum dalam hati. Aku merasa sangat beruntung bisa mendapatkan cewe yg gampang orgasme. Beda dengan teh Hani yg agak susah orgasmenya.

Beberapa detik setelah orgasme tubuh teh Riska kembali tenang. Dan penisku yg masih tertancap di dalam vagina teh Riska kembali melancarkan serangan kedua.

"plok..plok..plok" suara genjotanku semakin cepat.

"ouugghhh..ahhh..ahhh..ssssttt" teh Riska kembali mendesah.

Sekitar 2 menit menggenjot vagina Riska, penisku juga terasa mau orgasme. Dalam hati sedikit kecewa dengan staminaku saat ini, apakah karena kelelahan atau keenakan hingga pertahananku hampir jebol secepat ini.

"plok..plok..plok..ahh..ahhh.." desahku menggenjot vagina teh Riska.

"Terus sayaaanngg aahhhh" teriak teh Riska.

"Keluarin dimana? Aku mau keluaarrr..ahhhh" tanyaku yg hampir orgasme.

"Di dalam aja, aku di KB kok.. Ahhh" jawab teh Riska.

"Plok..plok..plok" suara genjotannku semakin cepat.

"Teh aku keluaaaaaarrrrr aaaahhhhhh" teriakku karena orgasme.

"Aku jugaaaaa....ouugghhh" ucap teh riska juga orgasme.

"Croooooooooottttt..croott..crooooooottttt" spermaku menyembur di dalam vagina teh Riska.

Tubuh kami berdua sama2 mengejang. Nafas teh Riska tersenggal-senggal menikmati orgasmenya. Aku yg masih sedikit kesal dgn staminaku kali ini hanya bisa menikmati orgasmeku.

Dan setelah proses orgasme kami selesai aku segera melepaskan penisku dari vagina teh Riska. Dengan cepat teh Riska mengelap vaginanya dengan tisu karena spermaku yg meluber sampai keluar. Dak tak lupa aku mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.

Setelah pertempuran yg melelahkan tadi mataku terasa sangat mengantuk. Teh Riska yg masih dipelukanku juga terlihat seperti sangat kelelahan. Mungkin karena terlalu cape dengan aktifitas hari ini akhirnya kami berdua tertidur dengan sendirinya dengan keadaan masih sama2 bugil.

-Update-
https://v1.semprot.com/threads/teh-riska-sahabatnya-teh-hani.1482621/page-10
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd