Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Story of A Submissive Doctor

Alasan apa yang membuat kami putus?

  • orang ketiga

    Votes: 31 23,0%
  • selalu bertengkar

    Votes: 10 7,4%
  • religi

    Votes: 20 14,8%
  • menolak nikah

    Votes: 19 14,1%
  • LDR

    Votes: 7 5,2%
  • Orang Tua tidak setuju

    Votes: 34 25,2%
  • teman tidak setuju

    Votes: 3 2,2%
  • Ekonomi

    Votes: 11 8,1%

  • Total voters
    135
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Izin baca hu... semoga ceritanya lancar dan sampai tamat..
 
hahaha...yeah life is a bitch, right?...ttp enjoy aja ama jalan ceritanya...perjalanannya penuh memori membahagiakan kok.....
Justru penuh memori bahagia nya itu yg akan membuat bertambah sedih .. Krn itu yg akan mengikat erat sampai kapan pun...dan di manapun...
 
Ternyata kesini pindah nya om, susah nemuin nya

Pembaca di trit igo sebelumnya pada gak tau, link nya gak dicantumin disana.

Ane ngikutin banget ceritabu dokter om, jangan lama lama apder nya ya :D
 
Ternyata kesini pindah nya om, susah nemuin nya

Pembaca di trit igo sebelumnya pada gak tau, link nya gak dicantumin disana.

Ane ngikutin banget ceritabu dokter om, jangan lama lama apder nya ya :D

Iya gan..threadnya udah ane tutup jadi ga bisa woro2 disana....smg penggemar lama bs nemu thread ni yg tersembunyi di cerbung...hehehe
 
Ada sedikit cerita yg ingin kusampaikan terlebih dahulu. Kebiasaanku utk sll terangsang ketika melihat perempuan kesakitan sdkt banyak menyiksaku scr psikologis. Aku memiliki alter ego yg sngat berkebalikan 180°.

Kadang aq mr.nice guy. Kadang aq psikopat yg suka ngambek2 ga jelas. Kadang aq dominator penuh imajinasi, tp trkdg hanya suka posisi klasik. Sifat inilah yg nantinya akan membawa alur cerita ini mnjdi sad ending.
Semua hanya satu. Karena kesalahan dan Alter Ego ku....(*)


Om, gue punya request pribadi sama lo.
Pas bagian yang gue qoute, tolong dijelasin se-detail mungkin apa yang terjadi dan gimana cara lo melewatinya.
Bagi gue, inti dari tulisan lo ada disini.
 
Btw, gue tertarik banget sama cerita lo om.. nice job
 
Story of A Submissive Doctor
Part-11

Dering telepon terus meraung kencang layaknya suara alarm tanda bahaya. Bunyinya seperti ingin mengganggu kebersamaan kami yang sedang intim2nya di kamar mandi.

Karena merasa terganggu, kami pun memutuskan untuk menyudahi kesempatan kami untuk melakukan persenggamaan ketiga pada pagi itu.

Bu Dokter melihat sekilas ke hp nya. Terlihat di layar screen touchnya nama yg rutin menelepon Bu Dokter tiap waktu senggang...Ibunya Bu Dokter...

Sebagai informasi, keluarga dr Bu Dokter turun temurun adalah seorang dokter.
Bapaknya Dokter Spesialis Bedah Tulang, Ibunya Dokter Gizi dan kakaknya sedang menempuh Spesialis Anak...

Bu Dokter masih menimbang-nimbang untuk meneruskan spesialis karena passion utamanya sebenarnya adalah melukis bangunan terunik di dunia..

Kalau menanyakan apa kiprah aku? Hahaha..tidak usah dibahas..Aku hanyalah kuli yg berusaha utk mencari nafkah agar dapur terus mengebul..

Kami berdua sedikit terkaget2, ada apa gerangan sang ibu menelepon ketika fajar baru saja menampakkan batang wajahnya.

Bu Dokter bergegas mengangkat teleponnya, masih tanpa busana dan basah karena belum sempat mengambil handuk di kasur.

"Halo, Mom..," ujarnya menyapa suara di ujung speaker.
Bu Dokter berbincang intens di telepon hingga ia lupa untuk membasuh tubuh basahnya yg masih bergelimang air bekas shower.

Kupandangi dengan seksama bulir-bulir air yg sdh membentuk bulatan dan terus menetes satu persatu dr pundak Bu Dokter, ke punggungnya, turun ke belahan pantatnya dan menetes jatuh ke lantai dr belahan tersebut..
Aku yg mudah horny ini, sudah ingin menyerangnya kembali dr belakang, langsung menyerang bagian pantat, memasukkan ke kedua lubang miliknya, vagina dan anus..

Tapi aku harus menahan diri..aku harus menghormati Bu Dokter yg sedang bicara serius dg ibunya.

Akupun bersikap gentle dengan membawakan handuk dr kasur, mengusapkan ke punggungnya, dan menutupi seluruh tubuh bu dokter dg handuk berwarna putih.

Kukecup pundaknya dan kutinggalkan sejenak ke pojok ruangan utk memeriksa ponselku.

Sejurus kemudian, Bu Dokter menutup teleponnya dan dengan wajah setengah panik berkata kepadaku, "Hon, listen to me very carefully...after this, my mom will call you to asked where's your position. You should tell her that you are far from this city..far from me? understood,"...

Aku merasa kebingungan dan mulai bertanya," memang kenapa hon, your mom want to call me??"...

"Just do what I've told you.. its very urgent, understood??.."

Akupun tak berani bertanya lebih lanjut karena beberapa saat kemudian giliran handphone ku yg berbunyi, nomornya tidak kukenal, tp aku yakin sekali itu dr ibu Bu Dokter...

Aku coba memberanikan diri dan berusaha tenang. Maklum, Ibu Bu Dokter belum mengetahui kalau aku dan anaknya sudah bermain liar di luar kediaman.

"Halo, selamat pagi,"...

"Selamat Pagi, Nak. Saya Ibu Bu Dokter,"...

"Owh ya Bu..apakah ada yg bisa saya bantu di pagi hari ini..karena tumben sekali ibu menelepon,"..

"Iya nak, ibu hanya khawatir dengan Bu Dokter. Selama ini apakah benar dia ada di apartemennya?"

"Wah saya kurang tau Ibu. Sudah seminggu ini saya tidak bertemu dengannya karena sedang dinas di luar kota," jawabku lugas tanpa canggung walau tahu aku berbohong.

"Memangnya ada apa ibu. Baru kemarin saya menelepon dengan Bu Dokter dan dia baik2 saja di tmpt praktiknya maupun ketika pulang kerumah,"...

"Oh tidak apa2 nak. Semoga pernyataan anda benar ya.. Sebab saya menerima email dr alamat yg tdk saya kenal. Disitu dia menjelaskan secara detil bahwa saat ini anda dengan anak saya sedang menginap di sebuah hotel berdua saja. Saya jg menerima kopi resinya. Saya harap itu hanya hoax saja ya," ketusnya sedikit memojokkan.

Aku kaget dan panik, tp berusaha utk menenangkan diri dan menjawab sesantai mungkin..

"Bu saya yakin sekali bahwa email itu tidak dapat dipertanggung jawabkan,"...

"Fakta pertama, andai resi itu kenyataan, mengapa ia sengaja mengirimnya kepada anda dengan alamat anonymous?" Dari awal saja dia sudah tidak memiliki niatan baik dalam mengirim email.

"Kedua, resi booking hotel tdk mgkn dimunculkan dalam dua nama seperti yang ibu katakan dan dikirimkan ke nama ato alamat email lain selain yg terdaftar." Jadi saya bisa yakinkan kalo email tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Oh okay nak. saya percaya dg argumen mu..kebetulan sekali ibu sedang di Amerika saat ini. Saya harap kamu jaga ya anakku, tolong jangan diajari hal2 yg tdk baik," ujarnya.

Oh iya, sebagai informasi, Ibu Bu Dokter sudah mengetahui bahwa aku berpacaran dg anaknya. Tapi yg tidak diketahuinya adalah, betapa aku telah mengajarkan anaknya untuk menjadi lebih liar di ranjang dan binal dalam melayani.

Telepon pun ditutup, aku pun bernafas lega. Bu dokter yg sedari tadi berdiri di hadapanku, kini tak lagi memasang bahu tegang. Ia kini lebih rileks dan mulai membuka obrolan. Ia masih memakai handuk putih yang melekat saat kupakaikan di awal tadi.

"Darimana mama bisa mengetahui keberadaan kita?"

"Terus siapa yg berani nekad mengirim email ke ibu ku untuk memfitnah kita?" Ia masih bertanya2...

"Apakah ag*da (layanan pesan kamar saàt itu) bisa seenak perutnya mengirim itinerary ke sembarang email?" investigasinya.

"Ataukah pegawai hotel ini ad yg brengsek untuk melaporkan hal2 seperti ini ke keluarga terdekat?"

"Tapi ga mungkin, karena mrk tidak mengetahui email ibuku," ungkapnya bingung.

Ditengah kebingungannya dan lamunku yg terus berpikir, tiba2 kami sejenak menemukan satu kejanggalan.
Aku bertanya kepada Bu Dokter ,"Eh, mantanmu itu biasa ngasi ucapan selamat ulang tahun via email kah??"...
Pikirku tiba2 melayang kepada mantan Bu Dokter.

Logisku berjalan seperti ini, walaupun pada saat itu email masih menjadi alat komunikasi utama, namun sangat jarang orang yg menggunakan email sebagai alat komunikasi karena kurang time-sensitive. Kemungkinan email dibuka adalah sewaktu-waktu dan tidak saat itu juga, tak seperti WA ato BBM.

Tapi si Mantan bisa mengetahui kalau Bu Dokter akan membacanya, berarti dia mengetahui perilaku yg umum dilakukan oleh Bu Dokter.
Perilaku Bu Dokter untuk selalu membuka email mengoneksikan nalarku bahwa ia pasti sering berkomunikasi dg mantannya melalui email.

Dari seringnya komunikasi via email, umumnya orang yg pernah dekat, pasti tidak saling merahasiakan password masing2.

Aku merasa Bu dokter belum pernah mengganti password nya semenjak putus dengan mantannya yang nggelibet ini.

Tanpa bertanya lagi, aku sudah menggapai konklusi kalau akses ke email bu dokter inilah yang dimanfaatkannya untuk melakukan blackmailing kepada kami.

Akupun tanpa ragu berujar,..
"Ganti Password mu, dan jangan pernah kau bagikan lagi kepada siapapun juga, bahkan kepadaku sekalipun," ucapku dengan wajah datar menutup pemikiran pagi itu.


(bersambung ke part-12)
 
Om, gue punya request pribadi sama lo.
Pas bagian yang gue qoute, tolong dijelasin se-detail mungkin apa yang terjadi dan gimana cara lo melewatinya.
Bagi gue, inti dari tulisan lo ada disini.

Oke Om ntr ad part cerita gw yg bakal difokusin ke alter ego ane.*** bakal terlalu jauh kok...thx for the appreciation...
 
Btw, untuk memperlihatkan atensi, warga semprot bisa komen dan kritisi tulisan ane...kl SR selain ane bs patah semangat, pemberian ilustrasi bisa dikurangi dan kemungkinan bs expired...

So win win aj ya..sama2 enjoy..
 
salam kenal dari nubie,

ceritanya superb sekali..

benar benar memanjakan sudut pandang pembaca. rasanya seperti menyelami ceritanya, menilai tindakannya, merasakannya dan belajar dari apa yang sudah dialaminya


semangat hu menulisnya
:semangat::semangat:
 
Story of A Submissive Doctor
Part-12


The Cruel Engine
(mulai part-12 dst saya bakal pakai sub judul untuk meningkatkan fokus cerita)


Walaupun pagi itu Bu Dokter sudah langsung menuruti kata2 ku untuk mengganti password emailnya, namun amarah cemburu ku tak bisa berhenti begitu saja.

Aku merasa Bu Dokter telah teledor dalam bertindak dan dapat menuntun kami menuju petaka. Aku marah dan memintanya untuk berdiri di depanku dengan kepala menunduk ke bawah. Dia ragu dan mempertanyakan perintahku.

"Aku tidak akan mengulangi hingga dua kali Hon. Berdiri sekarang, dan tanggalkan handuk yg kau pakai saat ini,"..perintah kubuat sejelas mungkin tanpa nada tinggi tp penuh pemaksaan.

Dengan sedikit menahan ego, Bu Dokter akhirnya mau menuruti perintahku. Dilepaskannya ikatan yg menahan handuk di sekitar wilayah dada. Ditarik dan dijatuhkan dengan pelan. Handuk pun bergeser tak lagi menutupi tubuhnya. Kini seluruh bagian tubuhnya polos terkena cahaya matahari, berkilauan dan memancarkan guratan serat mulus selayaknya aphrodite di mitologi yunani.

"Aku tidak suka dengan keteledoranmu. Untuk itu aku butuh untuk menghukummu,"..


"Berdiri di ujung ruangan dan renungkan kesalahanmu dalam2..setelah itu berjalan kemari
sembari angkat kedua tanganmu," tegasku.


Wajah Bu Dokter masih tegang. Ia merasa kesalahannya tidak pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti ini. Tapi ia tak bisa berkata apa2. Alam bawah sadarnya mengatakan ia harus mengikuti perintahku agar kemarahanku tidak bereskalasi.

Setelah mendekat, aku memintanya untuk berbaring kembali ke atas ranjang. Aku memintanya untuk tidur telentang.

"Kamu berharap bisa lalai begitu saja tanpa ada konsekuensi? Lalu kapan kamu akan berbenah,"...

"Untuk saat ini aku akan memaafkan mu. Tapi buat Si Joni senang dulu. Hisap Joni sampai ia merasa puas," Perintahku tanpa ada kata meminta lagi.

Bu Dokter yang masih lugu menuruti apa kataku. Ia merasa belum pernah diminta sesuatu diluar kehendaknya. Gengsi yang tinggi, wajah yang cantik, hidup dalam keluarga berada dan sosialita membawanya selalu berada diatas. Tapi khusus kali ini, ia berada dalam situasi submisif.

Ia ketakutan, tapi merasakan kekuatan. Ia berada dalam tekanan, tapi memicu libidonya lebih dalam. Ia diperbudak, tapi menemukan hasrat terpendamnya.

Dilahapnya Tytyd ku mulai dari ujung helm hingga ke penampang tengah. Dimasukkan setengahnya, maju mundur tanpa henti.

Aku lalu memprotesnya, "Kurang dalam, masukkan kembali hingga bibirmu menyentuh jembutku," tukasku.
Ia menuruti dengan sabar. Dimasukkannya kembali Si Joni di mulutnya, diciumi nya perlahan-lahan, hingga akhirnya semua tytyd ku masuk sepenuhnya ke dalam rongga mulut.


Lidahnya mulai bermain di dalam, dan mulai memainkan tytydku layaknya lolypop. Ternyata ia sudah mulai ketagihan.

10 menit berlalu, aku hentikan upayanya untuk menikmati tugas kulumannya. Kupegang kepalanya dan kumaju mundurkan sendiri tytyd ku dengan kencang hingga ia berulang kali tersedak.

Merasa belum puas dg pelajaran yg kuberikan, aku pun mulai menelentangkan Bu Dokter kembali. Tapi kali ini aku tidak minta untuk dijilat kemaluanku. Aku mau yg lebih ekstrim lagi. Aku ingin dia menjilat seluruh lubang anusku hingga ke dalam2nya, dan MEMBERSIHKANNYA! (Alert! ini adalah scene hardcore.)

Awalnya ia ragu, tapi apa mau dikata, kali ini pantatku sudah berada di depan wajahnya, terpampang lebar dan membuatnya tak bisa berkutik karena tubuhku menindih tubuhnya.

Kudekatkan lubang anusku ke mulutnya dan memerintahkannya untuk menjilat mulai dari bagian terdekat dg buah zakar lalu naik menjauh hingga penuh seluruh garis belahanku terjilat bersih olehnya.

Aku tahu ini menjadi hal berat bagi Bu Dokter. Selain ia sendiri adalah neat freak yg doyan kebersihan, ia juga belum pernah menjilat pantat seorang laki2 apalagi hingga ke dalam lubang anus.


Berulang kali kugerakkan pantatku keatas dan kebawah, kedepan kebelakang hingga bu dokter megap2 krn susah bernafas. Kubiarkan momen itu berlangsung cukup lama agar Bu dokter merasakan keterikatan untuk menjilat sebagai sebuah kewajiban yang tidak akan pernah ditolaknya karena semata2 ia akan menikmatinya.

Setelah cukup puas, aku pun menjauhkan lubang anus dan meminta ia mengambil posisi berkuda dan membelakangiku.

Momen yang kuinginkan semenjak Bu Dokter selesai mandi tadi adalah menyerang vaginanya lewat Doggy style.

Tanpa aba2 aku langsung menyerang lubang vagina na dg trengginas. Kali ini RPM ku set kencang sejak menit pertama.


Kubiarkan bunyi sentuhan antara tubuhku dengan pantatnya bergema kencang supaya ia merasakan goncangan yang kuat dan memacunya agar berorgasme lebih cepat juga.

Lambat laun intensitas dorongan terus kutambah, ia sedikit meraung kesakitan yang berbumbu kenikmatan sehingga ia tidak meminta utk berhenti, walau wajahnya menunjukkan ingin sekali orgasme dalam waktu dekat..
Dan tanpa kusadari, nyatanya Bu Dokter sudah mulai mendekap guling di depannya dengan erat dan berusaha berteriak sembari melepaskan kenikmatan yang sudah tak tertahankan lagi. Orgasmenya tak tertahankan lagi dan mencengkram tytyd ane yg masih berada di dalamnya.


Untuk menghormatinya, akupun melepaskan cairan sperma si Joni pada saat bersamaan ke punggungnya..Ahhhh...sungguh kenikmatan tiada tara...
Dan itu menjadi persenggamaan kami yg ketiga pada hari itu...


(bersambung ke part -13)
 
Terakhir diubah:
salam kenal dari nubie,

ceritanya superb sekali..

benar benar memanjakan sudut pandang pembaca. rasanya seperti menyelami ceritanya, menilai tindakannya, merasakannya dan belajar dari apa yang sudah dialaminya


semangat hu menulisnya
:semangat::semangat:

menariikkk cerita nya, gak asal nyodok aja, tapi bikin penasaran hehehehe

Thx suhu atas apresiasinya..
Dipantengin aj terus, cerita nya terus meningkat kok konfliknya..
 
update nya jam segitu hu, udah tidur hehehe, pas bangun cek hp pablo lahi bediri.. crooott croottt. thanks suhu update nya,
 
Thx suhu atas apresiasinya..
Dipantengin aj terus, cerita nya terus meningkat kok konfliknya..
siaap.. suhu..

nubie ijin baca dl..
 
Bimabet
Tema cerita yang sangat menarik. Tentang memperbudak wanita highclass...tulisannya sangat bagus, tertata...dan terlihat sangat terkonsep. Jadi pembaca juga merasakan apa yang dirasakan pemeran dan situasi pada saat itu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd