Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Shinta jadi Simpanan

Bagus jalan ceritanya, ikut nandain sapa tau bakal ada kelanjutan.
 
Lanjutan
“Saya Shinta, perempuan Pak K******** Liem seorang pengusaha. Aku sedang hamil 7 bulan, mungkin ini jalan hidupku menjadi mengenal hidup seperti ini,” ucapku didepan Arisan yang sebetulnya kumpulan para simpanan. Sudah satu bulan aku menjadi istri Om Liem, namun aku merasakan kehidupanku tidak ada perbedaan sama sekali. Aku tetap mengurus rumah dan kehidupan pribadiku, hanya kali ini ditemani Selly yang kini sering bertemu dengan aku. Selly kini hamil 6 bulan dan bayi dalam kandungannya perempuan. Kini ia dan Ivan tinggal di Appartement, mereka mulai sibuk menjadi kehidupan baru mereka. Mereka tidak bisa dilepaskan, dan menikmati kehidupan mereka. Satu hal yang pasti adalah bagimana Om Liem dan Ivan mengantarkan kami dalam kehidupan cukup mewah.

Kehamilanku semakin besar, sedikit menganggu aktivitasku sehari-hari. Disisi lain, kehidupan seksku dengan Om Liem jauh berkurang. Aku merasa tidak bisa menyamai staminaku yang sebelumnya, hal ini membuatku kasihan dengan Om Liem. Aku mencoba konsultasi ke Dokter, namun ia mengatakan hal itu hal yang umum terjadi. Om Liem mengatakan hal itu tidak bermasalah, dengan kemampuan seksku yang berkurang. Aku hanya mampu melayaninya, dengan Oral dan handjob juga lainnya. Namun ketika melalui penetrasi, aku cepat kehabisan tenaga. Namun aku belum memikirkan bagimana cara menyelesaikan masalah ini. sedangkan perkuliahan ku aku memilih cuti kuliah kembali, karena aku masih memiliki jatah 1 tahun. Pilihanku adalah untuk menjaga kandunganku, karena hapir sulit melakukannya.

Sedangkan, hubunganku dengan Rissa cukup baik. Meski hanya sesekali menghubungi kami, itu lebih baik menurutku daripada kehilangan kontaksperti dulu. Berberapa hari lalu, Ivan dan Selly memutuskan untuk merencanakan untuk menikah, namun itu saja aku dan Om Liem tahu selebihnya kami tidak mengetahui perkembangan. Sebuah pesan masuk dalam handphone, pesan wa dari Om Liem. “Shinta sayang, kamu nanti malam pergi hotel XXXXX ya. Ada yang penting nih,” demikian pesan Om Liem. aku mengiyakan. Om Liem terkadang memiliki rencana yang tiba-tiba, dulu aku sedikit buru-buru mengatur waktu untuk menemuinya. Keuntungan sekarang, lebih mudah karena kegiatanku jauh lebih sedikit. Sambil menunggu waktu aku memilih pulang ke rumah dan istirahat.

Sore hari, aku mandi lalu bersiap untuk ke hotel yang minta Om Liem. Setelah sampai aku langsung masuk lobi dan menuju Lift. Aku sampai ke lantai 15 dan menuju kamar yang dipesan Om Liem tadi. “tok..tok,” aku mengetuk pintu. Tidak ada suara, aku mengeluarkan Handphone dan menghubungi Om Liem. “Tuut…Tuut....Tuut,” bunyi nada tunggu. Sebentar kemudian suara telepon dijawab. “Halo,” suara Om Liem diseberang telepon. “Om, aku udah didepan pintu nih,” kataku pada Om Liem. “Okay, Om bukain,” kata Om Liem diseberang telepon. Pintu terbuka. Kamar cukup luas, dengan dua ranjang dalam dengan fasilitas mewah. Didalam kamar, terdapat Om Liem, Ivan dan Selly. dengan kamera rekam menuju ranjang dimasing-masing ranjang.

“Om Liem, ada apa nih. Kok tiba-tiba ajak aku main di Hotel lagi?” tanyaku pada Om Liem. “Gini, ivan kemarin punya ide, buat main dengan pakaian kantor dulu.,” kata Om Liem langsung. “Hah… Serius, Om gak liat badanku sekarang. Perutku udah gede kaya gini mana muat dengan pakaian ketat kaya gitu,” kataku dengan langung. Aku rasa ide Om Liem dan Ivan cukup gila, badanku dan Selly tidak akan pas jika memakai pakaian itu. “Tenang, Om bawa pakaian kamu yang hamil buat pesan pakaian kantor yang seksi. Abis kamu pakai nanti direkam,” kata Om Liem menjawab keluhanku. Aku diam, aku liat pakaian itu ada 2 buah. Satu untukku dan Selly yang satu.

Aku dan Selly saling bertatapan, kami akan memakai pakaian kerjakami yang sudah kami tinggalkan cukup lama. 7 bulan, usia yang sama dengan kehamilanku, secara langsung dimulai dengan malam dimana aku menyerahkan tubuhku kepada Om Liem dan aku tidak bisa lepas. Mata kami saling melirik, seperti berbicara. Selly menganggukan kepala, aku menyetujuinya. tiba-tiba sebuah pukulan tidak keras namun terasa mengagetkan menyentuh pantatku. “Plass…,” tangan Om Liem memukul pantat. “AUHH,” kataku melukiskan rasa sakit dan terkejut. “Ih… Om, Nakal banget sih. Udah mau punya anak lagi aja masih nakal,” kataku dengan manja. Om Liem tersenyum, lalu berkata. “Makanya kamu mau gak? Om sama Ivan penasaran,” katanya.

“Berhubung udah resmi jadi suami dan istri, udah gak perlu takut lagi umbar mersa dan seksi sih. Aku sih nurut suamiku, asal tahu batasnya sih,” kataku dengan lugas. “Kamu gimana Sell, mau kan?” kata Ivan meminta kesediaan Selly untuk memakai pakaian yang sama. “Kamu ya Van, gak ada bedanya sama Om. Semua pengen sama. ya udah aku pakai,” kata Selly. Ivan dan Om Liem tersenyum puas dengan kesediaan kami memakai pakaian ini. Bagiku rada aneh ketika Om Liem memaksaku memakai pakaian yang dulu. Aku dan Selly mengambil Pakaian dan pergi ke Kamar Mandi, dan mulai memakai pakaian. Secara model cukup berbeda, jika dahulu kami memakai atasan dan rok, model ini tidak seperti itu.

Melainkan Gaun terusan dengan corak dan model pakaian yang sama, kesan seperti menyatukan bahan Rok dan Atasan terpikir olehku. Namun ternyata pakaian ini dibuat dengan perhitungan yang matang. Meski memakainya memerlukan usaha, namun masih bisa aku gunakan. Padahal bagian tubuhku dan Selly sudah berubah, baik ukuran pinggang, ukuran paha, juga ukuran Payudara. Kami masih dapat memakainya tanpa terasa rasa sesak. Setelah selesai, kami memasukan pakaian kami kedalam tas kami dan keluar. “Wooow…,” ujar Om Liem dan Ivan berbarengan saat kami keluar dari Kamar Mandi. Mereka terlihat amat antusias dengan apa yang kami pakai. Wajar saja, selain terbuka menunjukan paha dan cukup lekat dibadan.

Pakaian dari Om Liem juga memperlihatkan secara jelas bagian perut kami yang membucit. Juga bagian dari dada kami yang terlihat cukup membusung. “Gimana Om puas?” tanyaku kepada suamiku itu. ia tersenyum sambil tertawa terkekeh, “He…he…he..he…., Puas….kamu memang Cantik,Seksi dan mengiurkan sayang,” kata Om Liem mengutarakan pendapatnya. “Gimana van, aku terlihat Jelek dan Gemuk?” kata Selly meminta pendapat Ivan kepadanya. “Cantik, kamu menarik. Memang benar kata orang. Katanya perempuan hamil adalah momen sedang cantik-cantiknya. Jadi banyak orang suka dengan perempuan hamil,” kata Ivan. “Jadi Kami bagian yang mana? Lebih cantik dulu atau udah buncit kaya gini,”kata aku dan Selly berbarengan. “Kalian cantik kok, mau hamil atau tidak. Hanya kalo hamil lebih menantang,” kata Om Liem langsung.

Aku dan Selly berpikir sudah cukup kami memakai pakaian ini. “Udah cukup ? Kami mau ganti lagi. Kurang nyaman pakai pakaian ini,” kata Selly. Kali ini aku memanggukan kepala tanda setuju. “Nanti dulu Shin, Selly. Kita belum bikin video lho,” kata Ivan menahan kami. Aku dan Selly terkejut, tidak meyangka bahwa Om Liem dan Ivan benar-benar akan menunaikan keinginnannya. “Video apa?” tanyaku. “Video kalian wawancara dan direkam tentang kalian menjadi simpanan kami,” kata Om Liem tanpa ragu. “Hah, kok mesti buat video kaya gitu. Pakaian kaya gini lagi,”kataku. “yah, Om pengen aja, punya Video tentang hubungan kita,” kata Om Liem menerangkan. Jujur aku tidak mengerti dengan apa yang dimaksudnya.

“Terus buat apa sih, disebarin nih,” kataku menanyakan tujuan kedua ayah-anak melakukan hal ini. “Gini sayang, Om maunya kamu jadi bikin video ngomongin Om dan Ivan adalah ayah anak yang kalian kandung dan hamil sebelum nikah. Tujuan satu, buat video kenangan buat kalangan pribadi aja sih,” kata Om Liem menjelaskan. Aku terdiam, sekali lagi Om Liem memberikan suatu beban padaku untuk kutanggung demikian beban yang sama kepada Selly yang juga ada bersamaku. “Enak banget sih, Cuma keluar uang udah pengen yang aneh,” kataku. “Ya sudah, kalau kamu tidak mau kamu boleh pergi sekalian saja kamu pergi dari hidup Om,” kata Om Liem mengancam.

“Kan, kita udah menikah om, jadi Om Liem tidak bisa buang Shinta , ini juga anak Om lho,” kataku mencoba membantah. “Ingat kamu punya perjanjian itu, kamu harus ikut kemauan Om,” Kata Om Liem. Aku dan Selly saling berpandangan, mereka memiliki banyak hak untuk melakukan apa saja, terlebih jujur kami tidak akan bisa lepas dari kehidupan mereka karena anak yang kami kandung. Om Liem seperti memiliki tubuh kami dan hidup kami. Aku salah menduga jika Om Liem berubah dalam sejak aku hamil, ia memang mencintaiku dan anak kami. Namun ia ingin menjadi penentu utama dalam keluarga besar. Sedangkan Ivan diam dan mendekati Selly, ia berbisik padanya.

Akhirnya kami luluh juga, Om Liem menjanjikan kami akan mendapatkan sesi Maternity untuk kami jika mau melakukannya. Saat mendengarnya aku senang, Om Liem mau memberikan Maternity untuk aku, mungkin karena kehamilan pertama kami. Aku dan Selly menjadi mau melakukannya. Tidak berlapa lama ada berberapa orang masuk dan semuanya Perempuan. Mereka ditugasi Om Liem untuk membuat “Video Pengakuan,” untuknya. Ada orang menyiapkan alat dan orang menjelaskan pada Om Liem dan Ivan juga orang yang mendadani kami. Dalam 45 menit, Video kami dimulai. Aku dan Selly memang tampil cantik meski perut kami terlihat membesar. “Hai Saya Shinta dan ini Selly, kami adalah simpanan Om Liem dan Ivan,” kataku.

“Saya melakukan hubungan dengan Om Liem, murni karena kebutuhan uang. Alm. Ibu saya sakit dan perlu penangganan. Saya serahkan keperawanan saya pada Om Liem,” kataku saat seseorang menanyakan awal hubungan kami. Pertanyaan beralih ke Selly, “Saya pertama menerima tawaran makan malam sama Ivan. Eh ujung-ujung masuk kamar juga, terus seks seharian. Akhirnya dibawa Ivan ke Bali untuk tinggal bersama,” kata Selly. “Apakah Mbak Shinta dan Mbak Selly gak takut hamil sebelum menikah?” kata penanya kepada kami. Sejenak kami berbisik, “Sejak Pertama kali melakukan, Saya bisa saja demikian dengan Selly. Namun, semakin sering kami melakukannya emntah kenapa kami menjadi lupa memakai obat atau lainnya. Kami menikmatinya, hamil kami tidak memperkirakannya,” kataku.

“Kenapa?” kembali Penanya menanyakannya. “Saya kira Ivan pengalaman, ternyata Ivan menjaga saya dengan cukup ketat. Saya pun suka dengan kehidupan mewah sebagai kompensasi, hamil pun kami gak kira dan kami senang dan puas,” kata Selly memberikan tanggapan. Ivan tersenyum tanda kesenangan. Ivan yang berdiri dibalik kamera yang masih merekam kami juga Om Liem. “Kalo Mbak Shinta?” “Saya kira Om Liem udah gak terlalu aktif spremanya. Ternyata saya duluan hamil, dalam hamilsaya sadar saya sudah mencintai Om Liem,” kataku. Pertanyaan semakin dalam, akhirnya seperti kami mengakui kehidupan seks dengan Om Liem dan Ivan memang kami menikmatinya. Video ini membuat kami seperti orang yang jatuh cinta karena hubungan seks.

Hubunganku dengan Om Liem memang berawal dari ranjang, aku tidak bisa memungkiri bahwa aku mencintai Om Liem karena banyak kisah romantis dan panasnya hubungan kami. Ketika penanya menanyakan apakah anda menyukai hubungan seks hingga membuahkan janin didalam rahim kami. Aku menjawab, “Sejujurnya saya tidak memperkirakannya, saya takut pada saat menyerahkan keperawan saya pada Om Liem. Saya takut hamil, namun saya malah meremehkan Om Liem akan sulit menghamili saya karena faktor umur. Toh, saya tetap hamil. Om Liem mau menikahi saya,” kataku dengan jelas. Sedangkan Selly mengatakan tidak menyangka namun menyukai kehamilannya karena ia sudah lebih dahulu naksir Ivan. Selanjutnya kami menjawab pertanyaan lainnya, 1,5 jam kemudian merekam selesai.

Mereka merapihkan peralatan dan mohon diri, tinggal kami berempat yang ada dalam kamar Hotel. “Sudah ya Om, ingat janjinya Om bakal biayai kita Maternity buat kita berdua?” kataku. “Emang Om pernah janji kaya gitu?..hehhe…Iya Om Janji,” kata Om Liem menegaskan kembali janji yang pernah ia ucapkan tadi untuk memberikan Maternity untuk kita. “Kaya gini aja kamu seksi banget Shin, beda sih sama pas masih perawan,” kata Om Liem nakal sambil memeluk ku. Perutku yang buncit membatasi kami untuk berpelukan dengan erat. “Ih Om, dulukan beda sama sekarang. Sebentar lagi udah mau jadi mama. Berbeda bangetlah dulu sama sekarang,” kataku pada Om Liem yang sudah menikahiku.

Om Liem adalah orang Oportunis, sebetulnya ia tidak mau memberikan fasilitas yang banyak untuk ku jika tidak mendapatkan keuntungan lebih banyak. Sebagai contoh, Om Liem memberikan aku uang cukup banyak, namun bukan hanya memberikan keperawananku padanya. Aku diajaknya seks dua kali dan memberikan Celana Dalamku untuk menjadi bahan koleksinya. Kedua ia rela memberikan fasilitas kepadaku baik biaya, rumah tinggal, dan mobil namun sebagai gantinya ia memaksaku (sebetulnya birahi kami) untuk berhubungan badan tiap kami menginginkannya. Bahkan Om Liem membuatku menjadi Pasangan, kami tidak memiliki ikatan sama sekali baik berpacaran atau menikah. Sehingga janin itu tumbuh dalam rahimku, kemudian menumbuhkan cinta.

Sikap Ivan pun sama, Selly dijadikan pasangan walaupun Selly memang sudah meresmikan Pacaran dengan Ivan. Ivan mungkin lebih parah atau lebih baik, aku belum bisa memastikannya anmun satu yang pasti ia mencintai Selly sama dengan bagimana Om Liem mencintaiku, Aku dan Selly harus berkorban banyak untuk mendapatkan cinta mereka berdua. Rasa cinta kami yang membuat kami melakukan apa yang dimintanya termasuk membuat Video tadi. Malam itu, aku melakukan persetubuhan, bersama Selly dan Ivan. Ini kali pertama, aku melihat mereka bersetubuh. Kami telanjang, kemudian memasang posisi Doggystlye aku berada Di depan Ranjang, dan Selly disesi Kanan Ranjang. “Arkkkhhhhh” desahan muncul dari mulut ku ini untuk sekian kalinya saat Penis Om Liem memasuki ke lubang Pantatku. Dengan pelan Om Liem memasukan Penisnya, ini kali pertama.

"mmmhhhhh...mmmhhh"desahan Selly yang mulai bereaksi atas persetubuhannya. Aku sedikit melihat tubuhnya yang sama denganku. Bulan ini ukuran Bra kami bertambah satu ukuran. Ukuran 36 D, membuat Om Liem Liem makin buas mengerajangi Payudaraku. Demikian Ivan yang terlihat tak tahan untuk menempelkan tangan pada Payudara Selly. Remasan pada Payudaraku yang agak keras dari Om Liem membuatku mendesah keras, Semakin lama, Aku dan Selly semakin hanyut dalam persetubuhan ini, hentakan demi hentakan dan desahan saling sahut menyahut. “Oouuwww… pelaaan Ooom.. aaaku beluuum pernaaaah… aaagggghhh… aaaaagggghhh… aaaaggghh… aaaggghhhh…” desahku sambil berbicara. Sedangkan Selly tidak kalah mendesah kenikmatan, “Ooouuuwwwww…. aaagggghhh.. aaagggghhh… Van… aaagggghh…” desah Selly.

Om Liem dan Ivan makin semangat mengenjot tubuh kami masing-masing, kami tidak ingin seks dengan memasukan Penis mereka kedalam Vagina kami, menyakitkan. Kehamilan kami semakin tua, dan terasa sakit jika harus melakukannya. Maka kami harus mengorbankan Pantat kami untuk digarap ayah dan anak ini, kami melakukan dengan pasrah. “OOouuggghhh… eeeuuuummmccchhhh… aaagggghhh… aaagggghhh… aaagggghhh … aaaaagggghhhhh..,” desahku saat Om Liem makin mompa makin cepat.Seakan menjadi romantis malam ini, dua jam kemudian Om Liem dan Ivan menembakan Sperma dalam dipantatku dan Selly rasa perih, sakit dan kenikmatan menjadi satu. “Maaf Shinta, Om Liem maksa puasin Om lagi hamil tua gini. Selly, maafin Ivan ya. Om dan Ivan gak bakal minta anal lagi,” kata Om Liem melihat kami kesakitan.

“Gak papa Om, kami terima. Nama juga simpanan jadi istri. Kam harus terima segala kemungkinan. Tapi ini hanya sekali aja ya,” kataku sambil meringis kesakitan. Om Liem dan Ivan mengangguk tanya setuju untuk tidak mengulangi. Semoga saja itu benar, aku ingat berjanji untuk tidak melakukan seks sampai aku sudah 3 bulan menyusui anak nanti dari kehamilanku 4 bulan. Namun lagi-lagi nafsu kami mengalahkan komitmen kami. Rasa sakit ini membuat kami berdua tidur meringkuk, karena sakit dan kami tertidur diranjang yang sama sedang Om Liem dan Ivan pulang. Kami bisa tidur dengan cukup tenang, bangun jam 9 pagi dengan rasa pegal sekali, walaupun rasa sakit berangsur-angsur menghilang perlu 4 hari untuk kami kembali sehat dari seks anal dari Om Liem dan Ivan yang sungguh menyakitkan.

Setelah kami sehat, foto Maternity dilakukan, foto-foto cukup seksi dan membuat orang akan menelan ludah untuk banyak pakaian dan pose yang kami lakukan dengan pasangan kami masing-masing. Kami puas dengan pembuktian janji Om Liem dan Ivan yang menepati janjinya. Seminggu kemudian, Ivan menunjukan hal yang menurutku cukup gila. Ia berhasil menikahi Selly, tanpa Om Liem dan aku ketahui kapan dan bagimana mereka menikah. Ia menunjukan surat-surat yang identitas mereka berubah dari lajang menjadi Suami dan Istri. “Lho, gimana caranya Van. Memang kamu menikah dimana?” tanya Om Liem pada anaknya. “Memang udah lama lobinya. Satu-satu dulu, akhirnya minta Selly tandatangani blangko kosong dan kemudian diisi akta pernikahan. resmi deh,” kata Ivan dengan entengnya.

“Gila…benar-benar gila loe. Kenapa gw gak buat gitu aja. Daripada satu hari makan waktu mending resepsi aja,” kata Om Liem. Komentar Om Liem mengundang kami tertawa, semua sudah terjadi ya terjadilah. Aku tidak bisa menyalahkan Ivan dan Selly yang memilih jalan itu. Pentingnya adalah status Selly dan anak dalam kandungannya menjadi memiliki status yang jelas. “Selamat ya Selly, akhirnya kalian menikah. Semoga langeng,” kataku saat kami ngobrol pribadi karena Ivan dan Om Liem kemudian berangkat kerja. “Iya terima kasih Shin, aku juga sebetulnya gak mikir bakal dinikahi Ivan secepat ini,” kata Selly. “Cepat, mereka itu lama lho. Udah gede perut baru pikirin nikah,” kataku terkejut dengan pendapat Selly.

Selly terdiam, “Iya juga. Pokoknya kita ikuti aja kemauan mereka jadi ibu rumah tangga. Daripada nanti cari memek lain,” kata Selly. Aku menyetujui pendapat Selly kali ini, aku sudah merelakan banyak hal dan mencintai Om Liem. Aku menjadi sedih jika ia mencari Perempuan lain, aku akan berusaha bangkit setelah kelahiran anakku untuk tidak diabaikan suamiku. 4 Bulan kemudian, aku sudah melahirkan secara Caesar demikian dengan Selly yang melahirkan anaknya juga secara Ceasar. Bayi Laki-laki dariku untuk Om Liem dan Bayi Perempuan untuk Ivan. Anak Om Liem dariku dinamakan Om Liem Michael dan Ivan memberikan nama Marsella pada anaknya dari Selly.


Karena melalui Opreasi Caesar kami meminta dokter untuk memberikan obat untuk Om Liem dan Ivan nampu menahan harsat seksnya selama aku dan Selly pulih. Kemudian siap mejalani hubungan seks sebagai suami istri. Rissa menegok kelahiran anak kami saat bayi kami berusia 2 bulan, ia hamil 4 bulan dan tinggal dengan Pak Irda.Pak Irda memutuskan untuk Selly hamil anaknya, Entah bagimana kehidupan kami selanjutnya?

Bersambung
 
Welcome back gan, akhirnya ada update ny lagi, deman benar dah cerita bos dan sekretaris gini, di tunggu next ny gan..
 
3fc7431317761839.jpg
 
Terakhir diubah:
Wew, bagus hu apapun keinginan kreator kita pembaca ttp mensupport dan mengahargai
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd