Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 68 21,1%
  • Indah

    Votes: 40 12,4%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,6%
  • Azizah

    Votes: 125 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    322
Bimabet
SG 16 - Total Submission


Indah menarikku ke dalam kamarnya lalu menutup pintu. Dia sekarang berdiri di depanku sambil masih menundukkan kepala. Tangannya masih menggenggam tanganku.

Aku sekuat tenaga berusaha menenangkan diriku. Otakku berpikir keras mempersiapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kutahu sebentar lagi akan terlontar dari mulutnya.

Perlahan aku mulai bisa mengatur nafasku agar jangan sampai nanti aku terbata-bata. Aku memejamkan mataku dan mengaktifkan perintah ring untuk melihat sekilas status Indah.

Tak lupa aku menaikkan lagi sensitivity Indah ke angka 20. Waktu di bioskop tadi aku sempat membalikkan poin sensitivity Indah ke 0.

[Thought : nervous, skeptical, hopeful]


“Eh..hopeful?”, gumamku dalam hati. Aku tersenyum lalu melepaskan genggaman tangannya.

Tersadar dengan gerakanku dan perubahan pada tubuhnya, aku melihat Indah seperti sudah memantapkan hati. Dia menatap mataku dengan tatapan yang mengiba.

“Mas..Indah mau mas jujur sama Indah. Indah gak akan marah kalau mas mau jujur”, katanya dengan suara yang pelan. Aku bisa mendengar ada harapan yang besar dibalik suara nya.

Namun aku tetap berpura-pura, sambil memiringkan sedikit kepalaku dan bertanya, “tentang apa?”.

Kulihat dia sedikit ragu untuk menjawab. Setelah menghela nafas Indah berkata,

“Apa mas..”, Indah terdiam sebentar lalu melanjutkan “Apa mas selama ini mengguna-gunai Indah?”, tanyanya dengan suara sedikit bergetar.

“Ehh, maksudnya? Guna-guna? Pelet maksud kamu?”, tanyaku balik sambil memasang muka heran. Kulihat Indah hanya mengangguk lemah.

“Indah gak akan marah ke mas, asal mas jujur”, lanjutnya.

Aku terdiam sesaat lalu menarik tangannya dengan lembut untuk mengajaknya duduk di ranjangnya. Indah menurut dan duduk di sampingku.

“Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu ke mas? Kamu lagi ada masalah apa? Cerita ke mas kalau kamu mau..”, kataku sambil mengusap-usap punggung tangannya dengan jempolku.

Indah hanya terdiam setelah mendengarku. Terlihat ada pergulatan dalam batinnya. Namun tak lama kemudian dia mulai bercerita tentang kejadian-kejadian yang dialaminya beberapa hari ini.

Cukup lama Indah bercerita, karena lebih banyak momen diamnya Indah ketika dia menceritakan masalahnya itu kepadaku.

Aku hanya diam menyimak Indah bercerita. Bahkan setelah ceritanya selesai, aku masih melanjutkan diamku. Setelah beberapa saat, Indah yang dari tadi menunduk lalu menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.

“Mas..”, ujarnya lirih, seperti sedang memaksaku untuk berkomentar.

Aku menghela nafas panjang dan berkata,

“Apa mungkin..ini hanya..imajinasi kamu aja?”, tanyaku.

“Ngga mas, kejadiannya terasa sangat nyata..ini bukan cuma di khayalan Indah”, tegasnya.

“Atau mungkin saja, kamu lagi diganggu oleh makhluk halus? Nanti mas cerita ke ibu dan Lia. Mungkin kamu perlu di rukyah”, lanjutku.

“Ngga mas..jangan..Indah gak mau ibu sampe tau apalagi mba Lia”. Indah menjawab tawaranku seraya menggelengkan kepalanya. Air mata Indah kulihat mulai menetes.

Aku yang jadi kasihan melihatnya, mengusap air matanya dengan tanganku dan berkata,

“Ya udah. Nanti mas aja yang nganterin. Ibu dan Lia gak perlu tahu”.

Namun lagi-lagi kulihat Indah menggeleng lalu diam lagi.

Aku kembali menghela nafas panjang, bingung dengan apa yang dia mau dengan mengajakku mengobrol di kamarnya saat ini.

"Trus kamu maunya gimana?”, tanyaku masih dengan nada lembut.

Kulihat Indah berfikir sejenak, lalu meraih tanganku sambil matanya menatap tajam kearahku. Lalu diluar dugaanku tanganku diarahkan menuju dadanya.

Aku yang sedikit kaget, berniat menarik tanganku namun kuurungkan. Tangan kananku saat ini menyentuh payudara kiri Indah. Aku merasakan sensasi kekenyalan payudara adik iparku ini walaupun masih tertutup bra dan piyama berbahan tipis. Aku sekuat tenaga menahan insting dan nafsuku untuk meremas.

“Indah mau tahu apa benar sentuhan mas yang Indah rasakan..jujurlah mas..Indah janji gak akan marah”, Indah berkata sambil menatap mataku.

Expresi wajahnya menunjukkan harapannya yang besar. Indah benar-benar sedang mencoba membuktikan bahwa sosok yang menjamahnya kemarin itu adalah aku.

GLEK

Aku menelan ludah melihat tingkahnya. Wajahnya yang menggemaskan dan wangi tubuhnya yang harum mulai meruntuhkan kontrol diriku. Mungkin Indah tadi memakai parfumnya sebelum menungguku di depan kamarnya.

Aku tidak menginginkan arah tindakan kami selanjutnya menjadi seperti yang direncanakan Indah. Kubalas tatapannya seraya mengaktifkan perintah ‘gaze’ sesaat.

Lalu tanganku yang berada di dadanya kuarahkan bergerak menuju lehernya. Sambil memegang lembut leher dan tengkuknya, kuarahkan bibirku ke bibirnya.

Indah yang sejenak diam terpana akibat pengaruh ‘gaze’, kurasakan tersadar dan reflek meletakkan tangannya di dadaku. Kurasakan tangannya sedikit mendorongku tapi langsung tidak jadi. Indah memejamkan matanya dan menikmati sensasi kecupanku yang sangat lembut di bibirnya.

Setelah beberapa saat, aku melepaskan ciumanku. Wajahku sedikit menjauh, namun masih cukup dekat. Sambil tangan kiriku mengelus pipinya, aku bertanya,

“Apa sosok itu menciummu seperti ini?”.

Indah membuka matanya sedikit dan menggeleng. Kulihat air matanya mulai berlinang lagi.

Aku kembali menciumnya, kali ini dengan penuh perasaan. Bibir tipis dan sensual Indah kukecup dengan sangat lembut seperti seorang laki-laki yang sedang mencium kekasihnya dengan penuh rasa cinta. Mungkin tanpa kusadari… aku juga mulai mencintai Indah.

Indah terlihat sedang terbuai dengan permainan bibirku di bibirnya. Lalu aku dengan sigap kembali ke ruangan dimensional dan menaikkan sensitivity Indah jadi 50!.

Kurasakan tubuh Indah bergetar. Sambil masih menciumnya, kukeluarkan lidahku dan berusaha membuka mulutnya yang sedikit terbuka. Indah menurut dan lidah kami pun saling membelit dan menjilat. Sesekali kuhisap lembut lidahnya.

“mmhm”, kudengar Indah mengerang lirih merasakan rangsangan atas aksiku, membuatku jadi semakin tidak bisa mengontrol diriku.

Tangan kiriku kini dengan cekatan membuka kancing-kancing piyamanya lalu menelusup ke punggungnya untuk melepas kaitan bra-nya.

Setelah bra-nya terlepas, tangan kananku mendorong tubuh Indah dengan pelan, mengarahkannya untuk berbaring.

Indah yang saat ini sudah terlihat sangat pasrah, memundurkan duduknya, mengubah posisi badannya kesamping lalu berbaring terlentang.

Kulihat matanya menatapku dengan sayu. Nafsuku yang sudah diubun-ubun, membuatku langsung menindihnya dengan berpaku pada siku kananku dan melumat kedua payudara Indah yang putingnya sudah mulai mengeras. Aku menyusu di dadanya dengan hisapan dan jilatan yang lembut.

“Ahhhn..massss”, Indah mendesah dengan sangat pelan dan memegang kepalaku sambil mengelus-elus rambutku dengan tangan kirinya.

Kedua payudara Indah kulumat rakus bergantian sambil sesekali memberikan bekas cupangan di dadanya. Tangan kiriku yang sedang dalam posisi bebas, bergerak ke bawah, ke arah celananya dan menelusup ke dalam CD Indah.

Kurasakan bulu-bulu kemaluan Indah yang tidak rimbun. Jariku memberikan usapan lembut memutar di bibir vaginanya seraya mengaktifkan skill [Golden Finger].

Indah yang seketika tersentak langsung mendorong kepalaku sehingga kepalaku jadi lebih terbenam di belahan gunung kembarnya. Tangan kanannya kulihat menutup mulutnya dengan cepat untuk menahan desahan dan erangannya.

“mmmhh..nhhhn..ngghhh”

“Masss..ahhhnn..”, desah Indah tertutup telapak tangannya. Aku meneruskan aksiku. Jari tengah tanganku kini dengan nakal mengorek-ngorek lembut liang surgawi Indah. Jempolku sesekali memijat-mijat klitorisnya. Kurasakan vaginanya semakin membecek.

Ketika kurasakan vaginanya sudah semakin basah, aku seketika bangkit dari posisiku menindih Indah. Kulihat dia melihatku sayu dengan ekspresi memelas.

Aku membuka celanaku sekalian dengan boxer yang sedang kupakai. Penisku langsung menyembul dan berdiri tegak. Indah melihat perbuatanku dan dengan malu-malu menurunkan celana dan CD-nya juga. Kepala Indah lalu menoleh kesamping, mungkin karena malu ketika ia melihatku sedang menatap tubuhnya dengan tatapan buas, bak seekor predator yang mau menerkam mangsanya.

Aku yang menjadi gemas dengan tingkahnya, menolehkan wajahnya menghadapku dan langsung menciumnya dengan agak bernafsu. Aku kembali menindihnya, tapi sekarang kepala penisku sedang berada di depan liang kegadisannya.

Sesekali kurasakan penisku menumbuk dan menggesek liang surgawinya akibat aksiku yang kini sedang menciumi lehernya dengan cupangan dan jilatan lembut dan respon tubuh Indah yang menggeliat kegelian.

Tanganku tak mau kalah memijat payudaranya dan memutar-mutar putingnya yang tegang. Puting Indah ini berwarna kecoklatan dan memang berukuran agak besar, cukup kontras dengan ukuran payudara putih mulusnya yang tergolong kecil.

Hal ini membuatku menjadi gemas dan tidak kuat menahan diri untuk tidak memilin dan mencubit-cubit gemas.

“Ohhh..mmmhhh…ahhhn”, desahan Indah jadi lebih sering terdengar. Aku merasakan Indah seperti sedang berusaha menahan suaranya agar tidak keluar dari mulutnya, walaupun cukup gagal menurutku, karena masih kudengar erangan dan desahan lirihnya yang semakin membuat nafsuku memuncak. Indah terlihat sudah pasrah dan membiarkanku berbuat sesukaku di tubuhnya.

Aku bangkit kembali dan sambil berlutut aku mengangkat kedua lututnya sehingga Indah sekarang mengangkang. Penisku kuarahkan ke liang senggamanya. Aku melihat Indah sejenak dan melihat matanya masih terpejam.

Namun tingkahnya yang mendiamkan aksiku, pertanda Indah menyetujui apa yang ingin kulakukan.

Dengan sangat perlahan aku mulai memajukan penisku, sampai akhirnya kepala penisku terbenam di dalam liang vaginanya. Kurasakan sensasi hangat dan licin di kepala penisku. Aku kembali dengan perlahan mendorong untuk melesakkan penisku lebih jauh ke dalam vaginanya, namun tiba-tiba…

Aku mendengar suara motor masuk ke dalam carport rumah. Seketika kucabut penisku diiringi lenguhan pelan Indah. Aku dengan bergegas memakai boxer dan celanaku. Indah melihat perbuatanku dengan pandangan sayu seakan mau menangis lagi. Aku membungkuk dan mengecup ringan bibirnya. Lalu pergi meninggalkan kamar Indah..


….

….

….
 
SG 17 - Total Submission (2)


“Shit..shit..kok cepet banget Lia pulang”, aku mengutuki kesialanku dan teringat valuasi dari sistem pada nilai Luck-ku yang cuma 15. Aku terduduk di pinggir ranjang dan merasakan penisku masih menegang dengan sempurna.

Lalu aku mengambil HP-ku dan berniat membuka aplikasi hidden cam di kamar Indah. Namun kuurungkan niatku itu karena aku menemukan cara yang lebih aman.

Kuaktifkan perintah ‘ring’ dan menemukan diriku masih ada di dalam Dream Room. Aku berjalan kembali ke ruangan dimensional.

Kulihat hologram Indah kini juga sedang dalam posisi duduk sambil memeluk benda yang kuduga adalah sebuah bantal. Indah juga kulihat sudah memakai lagi celananya dan mengancingkan piyamanya yang tadi kubuka.

“Hmmh dengan cara ini, hidden cam yang kupasang sudah tidak berguna. Aku harus ingat nanti untuk membongkarnya”, pikirku.

Lalu sekilas kulirik status Indah..


[ Thought : dejected, passionate, crave ]


Kemudian tangannya kulihat menggapai sesuatu di sebelahnya lalu memegang benda yang berbentuk kotak itu di tangannya. Sepertinya dia sedang mengirimkan pesan lewat HP-nya. Lalu..

Beep..Beep

Kudengar HP-ku berdering menandakan ada pesan yang masuk, dengan tergesa aku membukanya. Ternyata itu memang dari Indah. Lalu aku dan Indah mulai chatting via WA..

Indah : mas..

Aku : maafin mas, ndah

Indah : gpp mas, Indah ga marah kok

Aku : makasi ndah..

Sekitar 2 menit, Indah tidak membalas chatku. Lalu..

Indah : mas..

Aku : ya

Indah : Indah masih mau ngelanjutin..

Aku : lanjutin apa?

Indah : yang tadi..

“Yesss”, aku berteriak dalam hati. Kurasakan jantungku berdebar kencang, namun sengaja tidak langsung kubalas chatnya. Setelah beberapa saat baru aku membalas pesannya,

Aku : mas gak mau

Indah : kok???

Indah pasti berpikir jawabanku akan tentang ini adalah sebuah kesalahan, tentang moral bla bla bla..Tapi ini adalah trikku untuk menariknya ke dalam perangkap yang sudah kurencanakan untuk Indah dari awal.

Aku : mas gak mau bercinta dengan robot

Indah : emang tadi Indah jadi robot menurut mas?

Aku : kamu terlalu jaim dan cuma mau ‘enak’ sendiri

Indah diam dan tidak membalas chatku. Lalu kukirimkan lagi pesan kepadanya yang langsung dibalasnya..

Aku : mas mau kita sama2 bs merasakan kenikmatan. Selama bersamaku, mas mau indah percaya 100% sama mas dan melepaskan kontrol diri km..

Indah : trus Indah harus apa?

Aku kembali tidak membalas langsung untuk membuatnya semakin penasaran. 2 menit kemudian ..

Aku : selama bersama mas, kamu harus menuruti semua yg mas mau. aku mau kamu jadi budak sex mas..tapi tenang aja, mas gak akan mungkin menyakiti kamu atau melakukan sesuatu yang tidak km suka..

Degdeg..degdegg..

Jantungku berdetak kencang menunggu jawabannya. Lalu..

Indah : iyaa

Aku : iya apa?

Indah : iya Indah mau jadi budak sex mas Reza

“Yesss”, tanganku terkepal sambil kembali berteriak. Namun kali ini aku yang sedang terlalu bersemangat, jadi lupa untuk menjaga volume suaraku.

Indah : Hihi..kedengeran sampe sini

Aku : Ups..

Indah : trs gmn?

Aku : ada bbrp aturan yg km harus patuhi utk saat ini.. 1, aku mau hubungan kita ga ada seorang pun yg tau. 2, km hrs mau bercinta dgnku kpnpun aku mengajakmu. 3, kalau km yg lagi pengen, mengajakku hrs pake kode

Indah : kode apa?

Aku : kirimin mas foto selfie km yg sexy, nanti mas nilai. Kalo dapet poin 8 berarti mas mau..

Indah diam lagi cukup lama. Aku yang jadi penasaran dengan apa yang sedang dilakukannya berniat untuk mengecek statusnya lagi di dalam dimensional ring, namun..


“” Trringg..Mission 4 (Slave Contract) accomplished ””

“” Calculating score … “”

“” Evaluation : A++ “”

“” Final Score : 96 “”

“” Reward 1 (Mission Completion) .. Slave Contract obtained “”

“” Detail : Kontrak yang sakral antara master dan budaknya. Aktifkan perintah ‘Slave’s Emotion’ sambil berfokus pada slave yang di pilih sehingga Master bisa merasakan perasaan dan pemikiran slave saat itu. Ucapkan perintah ini lagi untuk menonaktifkan “”

“” Reward 2 (A++ Evaluation) .. 7 points obtained “”

“” Reward 3 (Mission accomplished preceding the previous mission) .. A draft of Slave’s Contract (male) obtained “

“” Detail : Sebuah draf kontrak untuk budak (laki-laki). Ketika seseorang (laki-laki) menyetujui untuk menandatangani kontrak ini, maka hidup dan matinya akan berada di tangan si Master. Master secara otomatis akan merasakan perasaan dan pemikiran slave. Ketika slave dirasakan memberontak atau melakukan perbuatan yang tidak disenangi oleh master, maka master bisa mengaktifkan/menonaktifkan perintah ‘System – Punishment’ untuk menghukum slave tersebut. Hukuman yang diterima oleh slave dengan durasi yang lama, bisa menyebabkan kematian.“”

“” Reward 4 (Target’s Voluntary Submission) .. Penis Enhancement Drug (low grade) obtained “”

“” Reward 5 (Fast Result) .. New Skill [Stop Climax] obtained ””

“” Skill Detail : Klimaks yang dialami oleh slave harus dengan persetujuan master-nya.. “”

“” Congratulation on gaining a new slave, Master “”


….

Aku duduk terdiam setelah suara sistem itu tidak lagi bergema di dalam kepalaku. Kudengar sekilas HP-ku berdering beberapa kali, namun tidak kuhiraukan.

Pikiranku saat ini sedang menganalisa reward yang baru saja kuterima. Terutama reward yang ketiga..

Dengan reward ini, rencanaku sebelumnya harus sedikit kuubah. Tapi kali ini dengan eksekusi yang kuprediksi akan lebih efektif dan lebih…sadis.

Aku secara refleks membayangkan wajah pria itu lagi namun buru-buru kuhilangkan pikiran itu. Aku tidak mau mood-ku saat ini jadi berubah gara-gara pria itu. Kudengar HP-ku berdering lagi.

Untuk mengalihkan pikiranku , aku memutuskan untuk membaca pesan di HP-ku yang kuduga berasal dari Indah. Namun ketika kubaca pesan darinya..

DEGG

Darahku berdesir dan mataku jadi sedikit terbelalak. Di pesan itu terdapat foto Indah yang sedang rebahan di bantal. Foto itu diambil dengan angle dari atas.

Indah terlihat masih memakai piyamanya yang tadi, namun kancingnya sudah terbuka semua.

Dan di foto itu Indah tidak memakai bra, sehingga belahan payudaranya yang putih dan licin itu dapat kulihat dengan jelas. Puting susunya yang berukuran agak besar itu pun tercetak dan terlihat samar di balik piyamanya yang tipis dan sedikit transparan.

Yang membuatku jadi semakin gemas adalah ekspresi wajahnya yang sedang menatapku sayu. Bibir tipisnya digigit kecil yang membuat ekspresinya menjadi lebih menggoda. Lalu di bawah pesan foto itu kulihat Indah beberapa kali mengirimkan pesan yang lain..

Indah : mass…

Indah : iihh nyebelin

Indah : lg ngapain sih..

Terakhir, Indah mengirimkan sticker panda yang sedang menujukkan aksi sebal. Aku tersenyum dengan tingkahnya ini lalu segera melanjutkan chatku dengannya..

Aku : maaf2..td ada WA dr bos, ada kerjaan

Indah : huhh dasar..trus??

Aku : terus apa?

Indah : ihh tuh kan emang mas nyebelin…

Aku : iya2… 8,5 .. mas tadi jg lg nyari2 tmpt buat kita bisa ‘ngobrol’ bsk, sabar ya..

Indah : Hotel xxxx di jln xxxxx besok siang. Td uda Indah pesen pake nama dan no telp mas..hihi

DEGG

“Budakku ini memang harus dihukum”, pikirku gemas. Lalu kubalas chatnya itu..

Aku : buru2 amet..

Indah : mas kan uda janji..

Aku : iya2…

Indah tidak lagi membalas pesanku. Aku teringat dengan reward pertama dari sistem yang kuterima tadi. Dengan tidak sabar langsung kuaktifkan perintah ‘ Slave’s Emotion ‘. Namun ini adalah sebuah kesalahan karena….

SERR

Darahku berdesir kencang, jantungku kurasa berdebar-debar dan birahiku memuncak. Ada perasaan bahagia, ingin disentuh dan didominasi, meluap di pikiranku.

Aku seperti kehilangan kontrol atas diriku dan ingin segera melampiaskan nafsuku yang tinggi ini. Penisku yang tadi sudah setengah menegang, kini tegak sempurna bahkan kurasakan hampir meledak.

Dalam pikiranku saat ini, hanya ada keinginan untuk menuju kamar Indah dan segera melampiaskan birahiku. Ingin rasanya kulesakkan vaginaku sedalam-dalamnya ke dalam liang senggama Indah dan memompanya dengan brutal. Tapi dengan tekad dan sisa-sisa kesadaranku, aku tersadar dan segera menonaktifkan perintah emotion ini.

“hosh..hos..hoshh”, nafasku tersengal-sengal seperti baru saja melakukan maraton.

“Fck..hampir aja”, batinku melega.

“Ternyata ini yang lagi dirasain Indah”, lalu dengan tergesa aku kembali ke ring dan menurunkan sensitivity Indah ke angka 10.

“Hmmh..budakku ini benar-benar harus kuhukum”, pikirku berencana. Tadinya setelah mendapatkan reward dari sistem atas keberhasilan misiku menjadikan Indah sebagai slave-ku, aku sudah memutuskan untuk tidak memakai Dream Room untuk Indah.

Namun tingkah Indah yang dari tadi terus menggodaku, membuat harga diriku sebagai master sedikit ternodai.

“Hmm..hukuman apa yang pantas untuk budak baruku ini”, pikirku semakin terlarut dalam lamunanku. Sambil menunggu Indah tertidur aku pun mulai bermain game di HP-ku. Lalu..

CKLEK

Kudengar pintu dibuka dan kulihat Lia masuk dengan wajah yang menunjukkan ekspresi bersalah.

“Maaff..pasti lama ya nungguinnya”, kata Lia

“Iya gpp”, kataku sedikit cuek karena aku sedang asik dan fokus dengan gameku. Kulirik Lia sedang membuka hijabnya lalu mengambil sesuatu dari dalam lemari. Aku tidak tahu benda apa yang diambilnya karena perhatianku lebih banyak ke layar HP-ku.

“Aku mandi dulu ya sayang”, kata Lia kepadaku lagi yang hanya kutanggapi dengan gumaman tanda aku mendengarnya.

Setelah beberapa saat..

Aku menutup aplikasi game di HP-ku. Dengan sedikit bersemangat, aku kembali ke ruangan dimensional dan melihat hologram Indah sedang berbaring di ranjang.

“It’s time”, pikirku dengan semangat yang semakin menggebu.

Namun tiba-tiba kudengar suara pintu kamar dibuka. Aku kembali ke kamar Lia dan melihat istriku masuk lalu menutup pintu. Lia sedang memakai kimono berbahan handuk yang memang biasa dipakainya setelah mandi.

“Kamu ga mandi juga sayang?”, tanya Lia.

“Jadi males.. aku udah ngan..”.. Jawabanku terhenti karena Lia secara tiba-tiba melepas kimono yang dipakainya. Dan..

GLEK



….

….

….
 
SG 18 - Code Blue


Aku tidak jadi melanjutkan apa yang mau kukatakan pada istriku. Lia baru saja melepas kimononya dan berdiri di depan cermin, membelakangiku.

Di balik kimono yang dipakainya tadi ternyata ia sudah memakai lingerie berwarna merah dan berbahan tipis sedikit transparan. Dari luar lingerie yang dipakainya, bisa kulihat G-string dan bra yang juga berwarna sepadan, sungguh sebuah pemandangan yang akan membuat semua pria menelan ludah.

Lia kemudian duduk di kursi meja rias itu dan mengikat rambutnya ke atas sehingga tengkuknya yang mulus itu terlihat dan langsung membuat darahku berdesir. Salah satu bagian tubuh dari seorang wanita yang memang sangat kusukai adalah daerah tengkuk dan leher.

Dari pantulan cermin, kulihat Lia sedang menatapku dengan tajam dan bertanya sambil tersenyum,

“hmmh??”. Lia memang sedang tersenyum, tapi aku bisa merasakan ada suatu ancaman terpancar dari tatapannya.

GLEK..

Jantungku langsung berdebar kencang. Untungnya serdadu sel-sel di otakku saat ini masih selalu waspada dan bekerja dengan baik,

“CODE BLUE.. CODE BLUE.. ACTIVATE DEFCON 3….A..S..A.P..!!!!”

“This is not a drill.. I repeat.. This is not a drill”..

Sontak aku langsung berdiri dan berjalan menuju pintu kamar,

“Aku mandi dulu ya sayang”, ujarku cepat. Tingkahku saat ini mirip dengan seorang prajurit yang sedang bersantai lalu tiba-tiba didatangi oleh komandannya.

“Hihi..good boy”. Aku mendengar Lia berkata dengan suara pelan. Ketika aku berjalan melewatinya, kurasakan Lia mencolek bokongku.

“Ughh”, dengan tergesa-gesa aku keluar dari kamar Lia untuk menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, setelah melepas semua pakaianku, aku menghela nafas. Aku merasakan harga diriku sebagai seorang master kembali ternodai untuk yang kedua kalinya di malam ini.

“Hal ini tidak boleh terus terjadi”, pikirku bertekad dalam hati. Lalu sambil tersenyum menyeringai, aku mengaktifkan perintah ring dan kembali ke ruangan dimensional.

Pada salah satu sisi dinding yang berbeda dari dinding pintu menuju ke arah dream space, aku melihat gelembung-gelembung transparan yang bercahaya sedang melayang-layang di udara. Gelembung berukuran bola voli itu melayang setinggi dadaku.

Aku berjalan mendekati gelembung-gelembung bercahaya itu dan melihat di dalam salah satu gelembung, terdapat sebuah kapsul berwarna biru muda dan seukuran kapsul obat.

Benda ini kuyakini adalah reward keempat yang diberikan oleh sistem kepadaku atas keberhasilanku menundukkan Indah. Tanpa pikir panjang, tanganku menggapai gelembung itu dan..

PLOP

Gelembung itu pecah saat tersentuh jariku. Namun kapsul yang ada di dalamnya tidak langsung jatuh ke lantai melainkan bergerak melayang-layang dan secara perlahan turun seperti sehelai bulu unggas. Buru-buru aku menangkapnya dan meletakkannya di telapak tanganku.

“Kapsul ini Penis Enhancement Drug??”, pikirku dalam hati, sedikit tidak percaya. Namun aku tahu, reward dari sistem tidak mungkin mengecewakan.

“Hehehe, dengan ini akan kukembalikan martabat dan harga diri slave master-ku”, aku tertawa terkekeh lalu aku kembali ke dunia nyata. Kubuka genggaman tanganku dan melihat kapsul yang tadi kupegang saat berada di ring.

“Karena ini kapsul berarti harus ditelan?”, tanyaku menyadari kondisiku yang sekarang berada di dalam kamar mandi.

“Ah masa bodo”, kataku cuek dan berniat untuk langsung menelan kapsul itu. Namun setelah berfikir sejenak, aku memerintahkan sistem untuk mengalokasikan sisa 7 poin yang baru kudapatkan tadi, ke atribut stamina-ku.

“Sekalian aja..sambil jaga-jaga”, pikirku sambil lanjut menelan kapsul itu.

Lalu aku menyalakan shower yang terkoneksi dengan sebuah water heater dan meminum sedikit air hangat untuk membantuku menelan kapsul itu. Shower kubiarkan tetap menyala, menyirami tubuhku dengan air hangat yang kurasakan membuat tubuhku rileks dan nyaman. Namun tiba-tiba..

“Ughhh”

Gelombang rasa sakit yang tidak wajar secara tiba-tiba menyerangku. Tubuhku kurasakan menjadi panas dan penisku seketika menegang sempurna.

Tidak hanya sampai disitu, aku merasa penisku seolah-olah ditarik paksa untuk lebih memanjang dan ada suatu energi yang berasal dari perutku, perlahan turun menuju rudal kebanggaanku itu.

Ketika energi itu sampai di penisku, kurasakan energi itu seketika meledak sehingga membuat penisku kurasakan juga seperti dipaksa membesar melewati ukuran normalnya.

Rasa sakit dan ngilu yang kurasakan di pusakaku itu sontak langsung membuatku jatuh berlutut.

Aku tahan bobot tubuhku dengan bertumpu pada lutut kananku dan kedua tanganku yang kini menyentuh lantai. Keringat dingin langsung kurasakan keluar dari tubuhku, padahal saat ini air hangat dari shower masih mengguyur tubuhku.

“Uggggghhhhhhhhhhh”, sekuat tenaga aku menahan diri agar jangan sampai aku berteriak. Mataku terpejam menahan nyeri dan rasa sakit di sekujur tubuhku, terutama di sekitar alat kelaminku.

Untungnya sensasi yang kurasakan ini tidak berlangsung lama. Kurasakan secara perlahan rasa sakit dan nyeri itu berkurang.

Hingga tak berapa lama kemudian menghilang tak berbekas, tergantikan dengan luapan kesegaran dan kebugaran dari dalam tubuhku. Aku merasakan saat ini menjadi lebih fit, lebih bugar dan bersemangat.

Reflex, aku melihat ke arah senjataku dan langsung terkaget mendapati pusakaku itu sekarang menjadi berbeda. Saat ini kulihat penisku itu berukuran sekitar 25-30% lebih besar dan lebih panjang dari sebelumnya.

Dan yang membuatku lebih takjub adalah urat-urat penisku yang sekarang terlihat lebih menonjol. Batangku saat ini kurasakan sangat tegang dan keras. Aku yakin kalau penisku ini diikat dan digantungkan dengan barbel seberat 5kg atau bahkan lebih, aku bisa dengan mudah mengangkatnya.

Kepercayaan diriku sontak melejit. Aku dengan perlahan berdiri lalu mematikan shower dan berjalan ke arah cermin. Dari pantulan cermin itu, aku kembali sedikit terkejut saat aku melihat tubuhku menjadi sedikit berotot, hanya sedikit.

Entah ini hanya imajinasiku belaka, namun kulihat dadaku menjadi lebih bidang dan sedikit lebih kekar. Dengan perasaan narsis, aku lalu melakukan flexing.

“hehe, not bad”, pikirku puas dengan hasil yang kudapatkan dari mengkonsumsi kapsul itu. Lalu aku pun melanjutkan mandiku dan membersihkan seluruh tubuhku. Karena penasaran, aku mengecek statusku,

..



“” Status “”

“” Name : Master Reza Renjani“”

“” Total Slaves : 1 “”

“” Total Score : 188 “”

“” Title : Intermediate Master “”

“” Charm : 64 “”

“” Stamina : 39 “”

“” Technique : 82 “”

“” Strength : 34 “”

“” Int : 71 “”

“” Luck : 15 “”

“” Remaining points : 0 “”

“” Skills : [Change Body Posture + Lock], [Golden Finger], [Mesmerizing Gaze], [Slave’s Emotion], [Stop Climax] “”


..

“Hmmh..Ini dia baru status seorang slave master !!”, seruku dalam hati.

“Intermediate master”, pikirku senang karena menyadari sudah banyak perubahan dari terakhir aku mengecek statusku.

“Hmm, staminaku naik banyak sekali..naik….12 poin?”, tanyaku dalam hati. Padahal aku hanya menambahkan 7 poin pada stamina. Mungkin kapsul yang kuminum tadi menambah staminaku 5 poin.. “Lumayan..”, pikirku.

Yang sedikit membuatku kecewa adalah karena sistem tidak memberikan reward ataupun skill baru dari poin staminaku yang melewati 30 poin.

“Mungkin nanti di nilai atribut yang lebih tinggi”, ujarku santai dan sedikit cuek. Lalu aku menyelesaikan aktifitas mandiku.



Selesai mandi aku keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan boxer dan melilit sebagian tubuh bawahku dengan handuk.

Batangku yang masih berdiri tegak, sebisa mungkin kusembunyikan dibalik handukku. Lalu aku berjalan menuju kamar sambil melirik ke kamar Indah.

Tidak terdengar ada suara dari balik pintu kamar Indah yang membuatku yakin bahwa dia sudah tertidur.

Sesampainya di kamar Lia aku langsung masuk dan mengunci pintu dari dalam. Kulihat lia sedang duduk bersender dan menyelonjorkan kakinya sambil browsing di HP-nya.

Melihat aku masuk, Lia meletakkan HP-nya dan berkata,

“Tumben lama mandinya .. Biasanya kayak bebek”.

Aku hanya tersenyum mendengar candaannya dan berjalan menghampiri istriku ini sambil melepaskan handukku hingga jatuh ke lantai.

“Uwooww..sexyy”, ujar Lia lagi melanjutkan candaannya.

Aku lagi-lagi tidak membalas candaannya dan terus melangkah menghampiri Lia. Lalu aku menarik dengan pelan tangannya dan menyuruhnya berdiri.

Lia sekarang berdiri menatapku sambil masih tersenyum. Kepalanya sedikit mendongak ke atas karena memang tinggi badannya yang hanya seukuran tinggi leherku dari lantai.

Aku balas menatap matanya, dan tanpa aba-aba, aku menempelkan bibirku ke bibirnya lalu mulai melumatnya dengan lembut. Nafsuku yang sedari tadi memang sudah naik turun, tidak dapat kukontrol lagi.

Apalagi setelah proses perubahan yang terjadi pada tubuhku akibat meminum kapsul dari sistem itu, membuat penisku sudah sangat tegang dan tak sabar untuk bisa melepaskan hasrat birahi yang dari tadi kutahan.

Lia yang awalnya kaget dengan tindakanku, perlahan mulai membalas lumatanku di bibirnya. Mulutnya lalu terbuka dan langsung kuterjang dengan lidahku yang menari-nari sembari membelit dan menjilati lidah Lia.

Kedua tanganku berada di lehernya dan membelai lembut tengkuk dan cuping telinganya. Kemudian perlahan turun, merayapi punggungnya sampai ke pinggang. Lalu dengan gerakan yang sedikit kasar, aku memutar tubuhnya.

Aku menarik tubuhnya sehingga kini punggungnya menempel erat di dadaku dan penisku yang menonjol dari balik CD-ku terasa menekan buntalan pantat Lia.

“Ohhh”, Lia mendesah lirih saat bibirku langsung melumat cuping telinganya serta lidahku yang menggelitik bagian dalam telinganya.

Lalu mulutku turun menuju leher bagian kanannya dan memberinya bekas-bekas cupangan merah dan air liur akibat jilatanku. Lia memiringkan sedikit kepalanya ke kiri untuk memberikan akses yang lebih leluasa untukku.

Tanganku tak mau kalah. Jari-jariku sekarang merayap ke dadanya dengan sentuhan-sentuhan yang melayang, lalu membuat gerakan memutar di areola dan juga balon payudara Lia.

“Hmm..sayangg…geliii..nngghh”, desah Lia seraya memejamkan matanya.

“Aahhh.. nakal ihhh.. mmmhh”, Lia mengerang dengan suara pelan, mungkin dia takut dan malu kalau sampai kedengaran orang lain.

Jemariku lalu turun terus menyusuri perutnya yang rata. Tangan kananku memeluk serta menahan pinggangnya yang ramping itu lalu aku dengan perlahan mundur 1 langkah dan..

PLAK

“Aaahhh”, Lia berteriak kaget dan matanya terbelalak, karena aku menampar buntalan pantatnya dengan tangan kiriku.

“Sakiit sayang”, rengek Lia padaku.

“Shh..shh..sshh..ssh”, aku berbisik di telinga Lia seperti seorang ibu yang sedang menenangkan bayinya yang menangis.

Lalu tangan kiriku mengelus-elus buntalan bokong Lia yang barusan kutampar. Tangan kananku meremas dengan gemas gunung payudaranya yang masih tertutup bra merahnya itu.

“Ahh..nngghh..ahhh”, kali ini desahannya terdengar lebih kencang.

Kemudian aku mengarahkan Lia untuk membungkuk dan meletakkan kedua telapak tangannya di kasur. Lia tahu apa yang kuinginkan dan merubah posisinya menjadi menungging.

Aku lalu berjongkok dan langsung memberikan bokong Lia jilatan dan kecupan yang membuat Lia semakin sering mendesah geli.

Setelah itu, aku menguakkan G-string yang dikenakan Lia ke samping, sehingga kini vaginanya terpampang tepat didepanku. Lidahku pun mulai bergerilya di area terlarangnya itu sambil sesekali menjilati area duburnya.

“Aauhh.. ihh sayang itu diapainn.. aahhnn.. gelii.. ummmhh”, ceracau Lia tak jelas.

Nafsuku yang sudah memuncak, membuatku menjadi tidak sabar. Aku berdiri dan membuka boxerku kemudian dengan sigap mengarahkan rudalku ke liang surgawi Lia.

Setelah arahnya pas, perlahan aku mendorong penisku lebih dalam sampai leher penisku tertanam di vagina Lia.

Biasanya hanya dengan 1-2 kali dorongan, penisku akan ambles seluruhnya ke dalam vaginanya. Namun kali ini, aku merasa sedikit kesusahan karena ukuran penisku yang lebih besar dari sebelumnya.

“Mmhh..ahhhh…ehh??”, desahan Lia berubah menjadi keterkejutan ketika dia menyadari ada yang berbeda dari pusakaku.

Aku menarik sedikit rudalku lalu mendorongnya kembali sehingga batang kejantananku ini masuk lebih dalam dari sebelumnya. Kuulangi gerakanku itu hingga beberapa kali, diiringi suara desahan Lia yang terdengar semakin nyaring setiap kali aku mendorong.

“Ouhhh.. aahhh.. oohhh.. aahhhnn.. mmmhh… ahhhhh”

Lalu dengan satu hentakan keras aku mendorong dengan sekuat tenaga dan melesakkan rudalku sedalam-dalamnya hingga mentok ke dinding rahim Lia.

“Aahhhhhh”, Lia mendesah keras sambil kepalanya terdongak ke atas. Dia sepertinya sudah tidak peduli lagi kalau suaranya terdengar sampai luar.

Aku membiarkan penisku sejenak sambil meresapi kehangatan dan pijatan-pijatan lembut yang diberikan dinding vagina Lia yang kurasakan berkedut-kedut. Kedua tanganku mencengkram pinggulnya.

Kulihat Lia menoleh ke belakang dan menatapku lalu berkata,

“Sayang..punya kamu kok kerasa be..Ahhh”

Omongannya tiba-tiba terpotong karena dengan sengaja aku mulai memompa vaginanya dengan ritme pelan kemudian perlahan-lahan bertambah semakin cepat.

Pahaku menampar-nampar hingga pantatnya kulihat bergetar-getar. Karena gemas melihatnya, aku tidak tahan dan meremas bokongnya.

“Ahhh.. mmmhhh.. nnnhhh.. auhhhh… ahh sayanggg.. terusshh”, Lia terus mendesah sambil sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya.

Digempur dengan tempo agak cepat itu, Lia sepertinya sudah tidak bisa menahan klimaksnya. Aku lalu menarik kedua tangan Lia dan meneruskan pompaanku di vaginanya ďengan sedikit lebih cepat lalu..

“Aaaahhhhh”, tubuh Lia bergetar dan sedikit melengkung. Matanya terpejam erat menikmati orgasme yang baru diraihnya.

Kurasakan semburan hangat cairan cintanya itu di penisku. Seketika aku menghentikan pompaanku dan membantunya untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih dengan meremas-remas payudaranya.

Setelah kurasakan gelombang orgasmenya mereda, aku memulai lagi pompaanku dengan perlahan. Namun kemudian aku mendengar Lia berkata,

“Sayaangghh.. gantiann pliss”, ujarnya sambil menoleh kepadaku. Mendengar pintanya itu, aku menghentikan gerakanku lalu mencabut perlahan batang penisku diiringi oleh lenguhan Lia yang erotis.

PLOP

“Ya udah kamu rebahan”, kataku dengan nada lembut.

“mmh..mmh”, Lia menggeleng dan tersenyum menggoda kepadaku sambil tangannya menyuruhku untuk berbaring.

Aku mengalah lalu tidur berbaring di ranjang. Batang kejantananku yang masih tegang itu kini berdiri tegak menjulang. Lia melihat penisku yang berbeda dari ingatannya itu dengan mata nanar. Namun dia tidak berkomentar apa-apa.

Lalu Lia membuka G-string nya dan memposisikan tubuhnya untuk berada di atasku. 1 tangannya menggenggam batangku dan mengarahkan kepala penisku tepat di liang senggamanya.

Dengan gerakan perlahan, Lia pelan-pelan menurunkan sedikit demi sedikit tubuhnya.

Vaginanya kurasakan sudah sangat basah dan licin sehingga memudahkan Lia untuk melakukan aksinya. Namun dia terlihat sedikit kesusahan karena ukuran penisku yang baru membuat vaginanya belum terbiasa menerima batang kejantananku yang seolah merobek dengan paksa vaginanya Lia.

Aku diam saja menyaksikan usaha Lia yang sangat menggairahkan itu. Matanya kulihat terpejam dan mulutnya sedikit terbuka. Lalu dengan usahanya yang gigih, penisku masuk seluruhnya hingga mentok.

“Oohhhh”, desah Lia dan mulutnya kini membentuk huruf ‘O’.

Kemudian dengan perlahan, Lia mulai memaju mundurkan pinggulnya. Lama kelamaan gerakannya menjadi semakin liar dan binal.

Baru kali ini aku lihat Lia seliar itu. Aku benar-benar sedang menikmati jepitan vaginanya di penisku. Tanganku bergerak keatas lalu meremas-remas gunung kembar Lia yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan Lia.

“Mauuhh.. ahhhh... dilepass.. ajaahh??”, kata Lia terbata sambil masih bergoyang. Kemudian Lia berhenti dan melihatku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

Lalu lia melepaskan tali bra-nya sampai terlepas sehingga kini payudara indahnya itu menyembul di hadapanku.

Aku langsung bernafsu lalu mengangkat tubuh bagian atasku. Mulutku dengan rakus mulai melumat payudaranya.

Lia keenakan dengan rangsangan yang disebabkan oleh mulutku di payudaranya. Dia membusungkan dadanya dan meletakkan kedua tangannya di ranjang, ke belakang tubuhnya. Lalu Lia meneruskan goyangannya, namun kali ini menjadi lebih lambat.

“Ahhh.. sayangg… kok bisaahh.. enakk giniihh…. mmhh”, ceracau Lia lagi.

Perlahan gerakannya menjadi lebih cepat. Aku kembali merebahkan kepalaku ke bantal namun tanganku masih meremas-remas buntalan payudaranya sambil sesekali mencubit-cubit putingnya dengan lembut.

Jepitan dan kehangatan yang dirasakan oleh penisku lama kelamaan membuatku semakin mendekati puncak. Lia juga tampaknya akan meraih orgasmenya yang kedua malam ini.

“Ahh..ahhh sayanghh… aku..nyampek… lagiiihh..ohhhh”

Lalu kurasakan tubuhnya bergetar hebat. Punggungnya melengkung lalu diiringi dengan desahan panjang, Lia mencapai puncak klimaksnya.

Aku yang juga hampir mendapatkan orgasmeku, dengan tidak sabar aku menarik tubuh Lia hingga menindih tubuhku. Lalu aku memberinya ciuman yang panas.

Penisku masih tertancap di vaginanya, lalu dengan tempo cepat aku kembali menggenjot vagina Lia dari bawah.

Lia yang sudah lemas akibat 2 kali orgasme yang diraihnya, hanya bisa pasrah menerima gempuranku. Suara kecipak kecipuk terdengar jelas menandakan pergulatan alat kelamin kami.

Tak lama kemudian aku melenguh dan menancapkan penisku sedalam-dalamnya sampai bokongku terangkat dari ranjang. Cairan spermaku keluar sangat banyak, membanjiri liang surgawi istriku. Lalu tubuhku melemas dan tak lama kemudian, kembali rubuh ke atas ranjang.

Nafas kami terdengar tersengal-sengal. Lia masih menindih tubuhku. Penisku kurasakan masih berkedut-kedut di dalam vaginanya dan mengeluarkan sisa-sisa cairan orgasmeku.

Aku pun hanya bisa mengelus-elus punggungnya dan merasakan penisku yang masih tertanam di vagina Lia menjadi sangat licin dan basah.

“Hufff cape..untung aku tadi sudah menaikkan poin staminaku..”, batinku sambil berusaha menormalkan lagi ritme nafasku..






 
SG 19 - Sweet Dream


Setelah beberapa saat, Lia mengangkat tubuhnya hingga penisku terlepas. Aku dengan sigap mengambil tisu basah yang ada di sebelah meja dan memberikannya kepada Lia.

Lalu Lia mulai membersihkan cairan yang menetes cukup banyak dari celah vaginanya. Kemudian ia pun berbaring menyamping, kepalanya disenderkan ke dadaku dan kurasakan payudaranya menekan pinggangku.

Kukecup kening istriku itu lalu membelai-belai lembut kepalanya. Lia sangat suka kalau kuperlakukan seperti ini. Kulihat Lia mengambil tisu lagi lalu mulai membersihkan rudalku yang masih setengah tegang.

Setelah selesai, Lia bukannya berhenti tapi malah jari telunjuknya mengelus naik turun di batangku. Sesekali dia juga mengocok batangku dengan lembut.

“Heeyy”, kataku protes.

“Hihi abis gemes..kok bisa jadi segede gini sayang?”, tanya Lia tanpa menghentikan aksi nakal tangannya.

“Rahasia dong..Tapi kamu suka kan?”, tanyaku menggoda lalu tanganku mencubit gemas bokongnya.

“Hehe iya..jadi pengen lagii..tuh punya kamu berdiri lagi”, jawabnya sambil menunjuk ke arah penisku yang mulai menegang lagi.

“Kamu sih jail tangannya..udah capek sayaaanng”, pintaku.

“Pleasee..kamu diem aja gpp, aku ajaa yang gerak”, Lia bangkit dan menatapku dengan tatapan memelas. Lalu tanpa menunggu jawaban dariku, Lia memposisikan tubuhnya kembali di atasku. Lalu..

BLES

Penisku kembali tertanam di vaginanya diiringi suara desahan kami yang berbarengan.

“Ahhhhh”

“Ouhh”

Ronde kedua dengan Lia pun dimulai. Desahan erotis Lia menggema di dalam kamarnya mengiringi goyangannya yang semakin lama semakin binal.

..

Beberapa saat kemudian..

Lia saat ini, masih dengan tubuh telanjang, sudah tertidur di sampingku sambil memeluk lenganku. Aku juga merasakan sekujur tubuhku sangat lemas akibat kebinalan istriku tadi. Spermaku seolah sudah habis tersedot oleh hisapan-hisapan vaginanya.

Aku yang memang juga sudah mengantuk, mulai memejamkan mataku dan ikut tidur. Namun seketika aku teringat niatku tadi untuk Indah..

Aku masuk ke dalam ruangan dimensional dan sedikit kaget ternyata Indah masih belum tidur. Posisi hologram Indah saat ini sedang duduk di atas kursi dan kedua tangannya menggapai ke depan..

“Sepertinya Indah lagi buka laptop..lagi belajar mungkin”, pikirku.

“Wah kalo begitu maafkan mastermu ini budakku. Aku sudah sangat mengantuk..Lain kali aku janji akan memberikanmu ‘carrot’ yang pasti kamu suka”, lanjutku dalam hati.

Lalu aku keluar dari ring dan tak lama kemudian aku pun tertidur..



##

Aku terbangun gara-gara ada cahaya silau yang menerpa wajahku. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur, namun kurasakan tubuhku sudah tidak selemas tadi.

Dengan perlahan aku duduk di pinggir ranjang yang bergoyang ini untuk mencari tahu asal cahaya yang mengganggu tidurku itu.

“Eh??”

Seketika aku menyadari bahwa ini bukanlah ranjang di kamar Lia, melainkan sebuah..hamok??.. Lalu samar-samar kudengar suara-suara dari kejauhan yang selalu menjadi memori indahku..

BYURRR DRRRR

Di hadapanku saat ini adalah pemandangan menakjubkan yang tak bisa kulupakan saat aku berbulan madu dengan Lia.

Sebuah view di pinggir tebing yang tinggi, menghadap ke pantai. Suara debur ombak terdengar samar sehingga membuat suasana menjadi rileks dan nyaman.

Tempat ini adalah sebuah villa di pulau B, tempatku dulu berlibur bersama Lia istriku untuk berbulan madu. Lia juga sangat menyukai tempat ini karena memang pemandangannya yang indah.

“Berarti di belakangku ada…”. Benar saja..Ketika aku menoleh ke belakang, terdapat sebuah ranjang besar yang memiliki 4 pilar di tiap sudutnya.

Di ranjang inilah aku memadu kasih dengan Lia setelah hari pernikahan kami. Dan di ranjang ini juga aku merenggut keperawanannya.. Aku tersenyum teringat kenangan-kenangan indahku bersama Lia di tempat ini.

Namun tiba-tiba kusadari ada sesosok wanita yang sedang tidur di ranjang itu.

Well, aku bisa menyimpulkan itu seorang wanita karena rambutnya yang panjang menutupi sebagian wajahnya. Seluruh tubuh wanita itu tertutup oleh selimut yang tebal berwarna putih.

Aku yang awalnya sedikit takut, setelah mengumpulkan keberanian, berjalan mendekati sosok wanita yang sedang tertidur itu. Dan..

“Indah??”, seruku terkaget dalam hati.

Otakku langsung berpikir dengan keras, “jangan-jangan ini…”

“Sistem, apakah aku sekarang ada didalam dream room?”, tanyaku pada suara yang biasanya bergema di kepalaku.


“”Benar Master..Master secara tidak sadar tadi mengaktifkan perintah dream room dan menarik target le tempat ini””, suara robot itu tiba-tiba menjawabku yang justru membuatku jadi lebih lega.


“Fck..kenapa bisa begini..”, umpatku dalam benakku.

“Tapi gpp juga sih..berarti aku bisa melaksanakan aksiku kepada Indah yang tadi sudah kurencanakan”, lanjutku.

Lalu aku berfokus untuk masuk ke dalam ring sambil melihat lihat sekelilingku. Di satu sisi dinding kamar ini tiba-tiba muncul garis bercahaya yang membentuk pintu.

Aku berjalan ke pintu itu terus sampai di depan hologram Indah. Setelah menaikkan sensitivity Indah ke angka 24, aku kembali ke dream room yang ber-setting kamar villa ini.

Aku juga langsung mengaktifkan perintah ‘Change Physique’ untuk merubah penampilanku menjadi seorang pemuda tampan yang gagah. Setelah kurasakan persiapanku sudah sempurna, aku membangunkan Indah dari tidurnya.

“Bangunlah wahai budakku”, aku memerintahkan Indah untuk bangun dengan suara yang kuubah menjadi berat dan dalam.

Kulihat Indah terbangun dan perlahan bangkit dari tidurnya. Nampaknya dia tidak langsung menyadari keberadaanku.

Pandangannya sekarang terpaku pada pemandangan pantai dan laut biru yang ada didepannya.

Cukup lama dia menikmati pemandangan menakjubkan itu sambil melamun, yang sesekali membuatnya tersenyum.

Tak ingin berlama-lama lagi, akupun membuyarkan lamunannya..

“Kamu suka dengan viewnya cantik?”

Indah kulihat terkaget dan langsung menoleh ke arahku. Dari matanya bisa kulihat ada ketakutan di sana.

“Hehe..sudah sepantasnya kamu takut, budakku”, batinku terkekeh senang. Lalu aku melanjutkan..

“Nanti kamu juga pasti akan menyukai apa yang akan kita lakukan bersama”, aku mencoba berakting sambil memberikan senyum yang biasa kulihat di karakter antagonis di sinetron atau film.

Aku mengira Indah akan menjadi semakin takut dan mencoba berlari, walaupun sudah kusiapkan rule-rule yang siap kuaktifkan setiap saat untuknya. Namun reaksi Indah sangat berbeda dari apa yang kuprediksi. Kulihat Indah merapihkan rambutnya yang agak acak-acakan. Lalu dia kembali menatapku dengan wajah heran dan berkata,

“Mas Reza??”

DEGG

“Eh, kenapa jadi gini..ini gak sesuai skenario.. gak mungkin Indah tau kalau ini aku”, pikiranku panik dengan reaksi Indah ini. Lalu aku mencoba menenangkan diri dan lanjut berakting..

“Haha..ternyata kamu lebih menyukai berimajinasi tentang kakak iparmu itu? Apakah aku harus merubah penampilanku menjadi mas Reza-mu??”, tanyaku dengan nada sedikit sadis.

Namun lagi-lagi reaksinya berbeda dari apa yang aku harapkan. Setelah menatapku sebentar, tiba-tiba Indah tertawa tergelak..

“Hihihihi..mas Reza memang ga cocok kalo disuruh akting”, Indah tertawa cekikikan sambil memegang perutnya. Setelah puas tertawa, aku melihat dia turun dari ranjang.

“Kamu mas Reza kan?”, Indah berkata dengan suara yang lembut tapi matanya tajam menatapku. Kemudian dia berjalan ke arahku pelan selangkah demi selangkah. Dalam setiap langkah , Indah mengulangi pertanyaannya itu.

DEGGG

“Eh..eh..kok jadi gini?”, kataku mulai panik. Aku tanpa sadar mundur juga selangkah ketika Indah melangkah mendekatiku. Namun harga diriku sebagai master membuatku sadar untuk tidak gentar dan tetap tegar berdiri pada tempatku.

Ketika Indah sudah berjarak sekitar 2 meter dariku, ia berkata lagi,

“Bener kan, kamu mas Reza yang Indah sayangi ??”.

Suaranya kali ini terdengar begitu lembut di telingaku. Kulihat juga tatapan Indah kepadaku kali ini, penuh dengan kehangatan. Senyum yang diberikannya juga begitu mempesona, membuat pertahananku langsung runtuh. Aku menyerah…

Sambil menghela nafas panjang, aku merubah penampilanku menjadi penampilan asliku. Setelah penampilanku berubah normal semuanya, aku melihat Indah tersenyum semakin lebar.

Lalu dia berjalan lebih cepat dari sebelumnya dan langsung memelukku.

“Indah lebih suka penampilan yang ini..”, bisiknya manja dalam pelukanku.

Aku hanya bisa menghela nafas lagi, pasrah dengan rencanaku yang berantakan. Lalu suara robot itu kembali bersuara...

..


“” Tringg… Congratulation Master, You have gained a new title [Adorable Master] (Unique) “”

“” Title Effect : + 2 to All Atributes “”


..


“…….”

“WTF Sistem… Adorable Master??.. MEMANGNYA GW ANAK DOGGY YG LUCU %$#@$*@#”



…..

.....

…..
 
SG 20 - The Only One


Aku yang perlahan mulai bisa menghilangkan keterkejutanku karena Indah dan kekesalanku pada sistem, membalas pelukan Indah.

Tanganku membelai lembut rambutnya yang hitam. Tinggi badan Indah sedikit lebih pendek dari Lia.

“Kok kamu bisa tau ini aku?”, tanyaku penasaran kepada Indah.

“Hihi..ada dehh”, jawabnya menggoda. Aku cuma bisa tersenyum melihat tingkahnya itu. Setelah beberapa saat kami berdua dalam posisi itu, Indah melepaskan pelukannya dan bertanya kepadaku,

“Ini dimana mas?”

“Di villa xxx di pulau B”, jawabku.

“Iya Indah tau kok, tempat ini kan tempat mas bulan madu sama mba Lia. Mba Lia pernah tunjukin ke aku foto-fotonya.. Yang Indah maksud, ini dimana..kan ga mungkin tau-tau Indah bisa terbang ke pulau B”

“Ohh jadi gara-gara itu ya kamu jadi tau kalo sosok yang tadi itu adalah mas?”, tanyaku lagi.

“Hihi ya salah satunya itu.. Ihh mas jangan mengalihkan pembicaraan”, protes Indah sambil menggembungkan pipinya.

“Hehe ngga lah.. yuk sambil duduk aja, cape berdiri. Lagipula mas juga mau menikmati pemandangan yang menakjubkan itu lagi”, kataku seraya menarik tangan Indah untuk duduk di kasur dan menghadap ke view pantai.

Aku dan Indah duduk berdampingan dan bersender ke kepala ranjang. Tangan kananku memeluk pinggangnya, jemari tanganku mengait dengan jemari tangan kanan Indah. Indah menyenderkan kepalanya di dadaku.

Di hadapan kami adalah view pantai dengan suasana langit senja. Aku sedari tadi hanya diam tidak tahu harus bagaimana menceritakan hal ini kepada Indah.

Bagaimana caraku menjelaskan kepadanya tanpa berbicara tentang slave system? Aku tidak tahu harus memulai darimana. Apakah aku harus menceritakan semuanya? Apakah nanti sistem malah menghukumku akibat membocorkan eksistensinya?

Berbagai pertanyaan muncul di pikiranku. Aku harus mempertimbangkan ini secara matang. Aku tidak mau kalau keputusanku ini akan merusak semua rencana dan tujuanku kembali lagi ke dunia ini.

Aku tahu kenangan di dream room ini akan dilupakan Indah ketika dia terbangun nanti, akan tetapi aku tetap takut akan melanggar peraturan tak tertulis dari sistem ini.

Sekilas kulirik Indah yang masih dengan sabar menungguku berbicara. Dia juga tampaknya hanya ingin menikmati momen dengan view menakjubkan ini.

Setelah beberapa saat, Indah seolah merasakan kebimbanganku lalu berkata,

“Kalau mas merasa berat menceritakannya, lebih baik mas jangan cerita. Indah uda seneng bisa bersama mas kayak gini”. Mendengar perkataan Indah itu, aku semakin tidak tahu harus bagaimana. Aku pun hanya bisa menjawab dengan sangat perlahan,

“Mas cuma..takut…”, namun perkataanku terpotong oleh jari telunjuk Indah yang tiba-tiba menutup mulutku.

“Shh..Indah ngerti kok mas. Yang penting mas juga bahagia bisa berduaan dengan Indah. Ya kan?”, Indah bangkit dari posisinya hingga sekarang dia duduk di depanku sambil menatap mataku. Bisa kulihat ketulusan itu di matanya yang membuat hatiku semakin luluh.

Aku langsung mengangguk menjawab pertanyaannya.

Indah tersenyum melihat jawabanku. Lalu dia melanjutkan,

“Kalo boleh nebak sih, ini kayanya di alam mimpi. Karena seingat Indah terakhir tadi Indah lagi tidur”

Aku pun mengangguk lagi walaupun Indah tidak mengharapkan jawaban dari perkataannya barusan.

“Benarkah?? Berarti Indah bisa terus berduaan sama mas di dalam mimpi?”, tanyanya lagi yang kali ini terdengar penuh harapan.

Aku menggenggam tangan Indah dan menciumnya dengan lembut seraya menjawab, “Iya..mas bisa kapan aja memanggil kamu kesini kalau kamu sudah tertidur di dunia nyata”.

Indah tersenyum bahagia mendengar jawabanku lalu ia memposisikan tubuhnya dengan merebahkan kepalanya dipangkuanku dan tangannya menggenggam tanganku. Indah menatapku penuh cinta dan berkata dengan pelan,

“Dunia mimpi..hanya milik kita”, gumamnya lirih.

Melihat tingkah lakunya seperti itu, aku semakin memantapkan hatiku. Setelah menghela nafas panjang, aku bertanya kepadanya seraya mengujinya,

“Gimana reaksi kamu kalo tau bahwa aku bukanlah mas Reza yang kamu kenal?”

“Ehh..maksudnya? Mas lagi akting nih pasti”, Indah membalas pertanyaanku dengan sedikit cemberut.

Aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya yang menggemaskan itu, lalu melanjutkan..

“Bukan..maksud mas..setidaknya jiwa yang ada di dalam tubuhku saat ini bukanlah Reza dari masa sekarang..melainkan Reza yang berasal dari 5 tahun lagi”

Aku lalu diam untuk memperhatikan reaksinya. Kulihat Indah menatapku biasa saja. Tidak kutemukan di raut wajahnya sedikitpun kecurigaan atau ketidakpercayaan dari apa yang barusan kukatakan kepadanya.

Saat ini Indah sepertinya sedang menunggu ceritaku, baru dia akan menentukan sikapnya kepadaku.

Aku menghela nafas lagi lalu mulai menceritakan semuanya kepada Indah. Tentang kematianku di tahun 2023, tentang slave system sampai dengan dream room ini.

Ketika aku sedang menceritakan tentang kehancuran keluarga kami, tentang penderitaan yang aku dan Lia alami, kulihat raut wajahnya berubah terkaget lalu menjadi sedih. Tak lama kemudian butiran air mata mulai berlinang di pipinya.

Aku tersenyum dan menghapus air mata Indah. Lalu untuk menghiburnya, aku mengalihkan ceritaku ke hal-hal yang bisa kulakukan dalam dream room ini. Aku menciptakan sebuah hologram berbentuk sticker panda yang sedang menunjukkan aksi sebal dari sticker yang dikirim Indah di WA nya tadi malam.

Indah tertawa melihat hasil kreasiku itu walaupun masih dengan terisak-isak akibat tangisannya tadi. Aku lalu melanjutkan kreasi hologramku yang lain menjadi bentuk-bentuk yang membuatnya semakin tertawa terpingkal.

Lalu aku merubah setting dekorasi Dream Room ini menjadi sebuah padang bunga yang sangat indah.

“Eh??”, Indah menyadari perubahan yang terjadi pada ruangan ini dan langsung bergerak bangkit untuk duduk.

Lalu diiringi dengan suara takjubnya, Indah menggeser duduknya hingga pinggir ranjang untuk melihat lebih jelas keindahan taman bunga yang kuciptakan ini.

“Boleh turun kesitu?”, tanyanya dengan mata yang berbinar-binar.

“Ya..tapi jangan jauh-jauh”, jawabku.

Indah tersenyum lalu berlari-lari kecil di padang bunga itu. Kedua tangannya terangkat ke samping untuk merasakan semilir angin yang berhembus. Rambut Indah yang lurus dan panjang itu terkadang tertiup angin.

“What a picturesque view”, gumamku terpana pemandangan dari momen indah ini.

Setelah beberapa saat, Indah kembali ke ranjang.

“Pemandangannya keren banget mas, kenapa ga dari dulu mas ajak kesini..”, ucapnya dengan nada berakting cemberut.

“Mas juga baru 2 kali menggunakan dream room ini”, jawabku. Lalu tiba-tiba..

“Ehh..”, aku terkaget karena mendengar suara dering telpon yang familier. Kemudian aku sadar bahwa itu adalah suara dering alarm HP-ku.

“Berarti…sekarang udah jam 5 pagi?”, pikirku. Aku benar-benar tidak menyadari waktu begitu cepat berlalu. Padahal kulihat Indah masih menikmati momen-momennya di Dream Room ini.

Lalu dengan berat hati, aku memberitahu Indah.

“Yaaaahhh..kok cepet banget udah pagi ajaa”, rengeknya.

“Salah sendiri tidur malem-malem. Tadinya kan mas mau ngajak kamu kesini lebih cepet. Mas jd keburu tidur juga deh..”, kataku lagi sambil membelai-belai rambutnya.

“Abis Indah ga bisa tidur..suara mba Lia kedengeran sampe kamar”, jawabnya sambil bersungut.

“Hah masa??.. ya kamu pake headset aja mestinya”, aku kaget dan sedikit malu mendengar itu dari Indah.

“Bukaann..Indah kan jadi pengen juga ngerasain kaya mba Lia..”, ucapnya dengan wajah polosnya.

“uhuk..uhuk..uhuk”, aku sontak terbatuk-batuk dan langsung dibalas dengan tawanya yang renyah.

“Gimana bisa sih ada manusia semenggemaskan gini”, gumamku pasrah dengan perilaku Indah.

Setelah puas tertawa, Indah duduk dan menatapku lalu berkata, “Mas..boleh ga Indah minta sesuatu sama mas?”.

“Hmm?”

Indah diam sejenak lalu melanjutkan, “boleh ga, mas menggunakan Dream Room ini hanya untuk Indah?”. Indah menatapku dengan tatapan yang penuh harapan.

Aku pun terdiam untuk beberapa saat lalu menjawab,

“OK. Tapi mas juga punya syarat..”

“Apa?”, tanyanya.

“Sebentar”, jawabku lalu aku berkata kepada sistem di kepalaku,

“Sistem, bisakah rule tentang menghapus ingatan target ketika terbangun dihilangkan?”, aku menunggu jawaban dari suara robot itu. Lalu..

“” Bisa Master..Namun akan ada penalty untuk itu “”

“Apa penalty nya?”

“” -2 to all atributes for each target memory loss prevention “”

".........."


“FCKK$^#^&%.. and FCK THAT DAMN TITLE”, umpatku kesal dengan kelicikan sistem ini. Namun setelah beberapa saat, aku menyerah dengan nasibku dan meminta sistem untuk merubah rule itu.

“” Rule Alteration confirmed and activated “”

..

“Hufff..”, aku menghela nafas setelah ‘transaksi’-ku dengan sistem selesai. Kulihat Indah masih menunggu jawabanku dengan tatapan ‘kucing’-nya itu.

“Baiklah..mas setuju dengan permintaan kamu. Tapi ada syaratnya”, kataku kepada Indah.

“Apa syaratnya?”, tanyanya.

“Mas mau hubungan kita cuma sebatas di Dream Room”, jawabku serius.

“Yaahhh berarti siang nanti juga ga jadi dong..”, ucapnya lemas dan bahunya terkulai. Lalu Indah diam cukup lama.

Aku tahu Indah mengerti bahwa hubungan kami tidak memiliki masa depan. Ujungnya hanya akan menyakiti semua pihak.

Dan aku bersyukur, Indah percaya padaku dan tidak menyalahkanku atas perbuatanku yang telah memanipulasinya sampai seperti ini. Jadi menurutku ini adalah langkah terbaik yang bisa kutempuh saat ini.

Slave system ini hanyalah alatku untuk bisa membalaskan dendamku dan mencegah kehancuranku dan keluargaku. Tapi aku tidak mau tindakanku sampai menyakiti orang-orang yang tidak bersalah apalagi orang-orang yang kucintai.

Setelah beberapa saat Indah seolah sudah memantapkan keputusannya walau dengan berat hati.

“Baiklah..Indah setuju..”, jawabnya pelan sambil menunduk.

Aku kembali tersenyum melihat tingkahnya itu. Kuraih dagunya dengan lembut dan kuangkat ke atas. Perlahan kudekatkan bibirku ke bibirnya lalu kukecup dan kulumat dengan lembut. Indah juga terlihat menikmati cumbuanku dan membalas lumatan di bibirku.

Setelah bibir kami terlepas, aku berkata kepada Indah,

“Dream room hanya milik kamu dan aku. Kita bisa lihat apa aja dan ngelakuin apa aja”

Indah tersenyum dan mengangguk.

“Ya udah .. mas bangun dulu ya.. kamu juga jangan bangun kesiangan.. nanti malem jadi susah tidur lho”, godaku kepada Indah.

“kok nanti malem..kan waktu boci juga bisa”, Indah menjawab lebih menggoda.

“Dasar..bye ndah”, aku lalu mengaktifkan perintah ‘Dream-Connection’.

..

Aku terbangun dari tidurku. Kulihat Lia masih tertidur pulas di sampingku. Aku tidak langsung bangkit dan mengerjakan ‘morning routine’-ku seperti biasa.

Aku masih tidak bisa habis pikir kenapa rencanaku sebelumnya untuk Indah, bisa berakhir seperti ini. Aku jadi menceritakan semuanya kepada Indah. Tapi mungkin ini sudah jalan yang terbaik. Aku tidak akan menceritakan tentang sistem ini kepada yang lain. Cukup Indah yang tau..

“Yes..She’s the only one…”, gumamku.





…..

…..

…..
 
SG 21 - Punishment Days


Baru saja aku mau turun dari ranjang untuk bersiap melakukan ‘morning routine’-ku, tiba-tiba suara robot itu datang lagi..

..

“” Tringg…Mission 3 (Slave Training 2) failed ””

“” Punishment : Master’s Sensitivity increased by 300% for 72 hours “”

“” Updating Mission 3 .. 12%..56%...100% “”


“” Mission 3 changed.. “”

“” Tringg…Mission 3 (Slave Loyalty) obtained ””

“” Reward : Unknown (based on final score) “”

“” Detail misi : Tingkatkan nilai loyalty dari slave target secara permanen dengan menggunakan Dream Room dan dapatkan reward dari sistem sesuai dengan hasil kalkulasi skor misi. “”

..


“” Trringg..Mission 3 (Slave Loyalty) accomplished ””


“” Calculating score … “”

“” Evaluation : S “”

“” Final Score : 99
“”


“” Reward 1 (Mission Completion) .. 1 Draft of Slave’s Contract (male) obtained “”

“” Detail : Sebuah draf kontrak untuk budak (laki-laki). Ketika seseorang (laki-laki) menyetujui untuk menandatangani kontrak ini, maka hidup dan matinya akan berada di tangan si Master. Master secara otomatis akan merasakan perasaan dan pemikiran slave. Ketika slave dirasakan memberontak atau melakukan perbuatan yang tidak disenangi oleh master, maka master bisa mengaktifkan/menonaktifkan perintah ‘System – Punishment’ untuk menghukum slave tersebut. Hukuman yang diterima oleh slave dengan durasi yang lama, bisa menyebabkan kematian.“”

“” Reward 2 (S Evaluation) .. 10 points obtained “”

“” Reward 3 (True Love) .. Sexual Remote App Upgrade Kit “”


“” Upgrading Sexual Remote App .. 5%..33%..87%..100% “”

“” Sexual Remote App successfully upgraded “”

“” Upgrade Log : Master sekarang bisa menentukan waktu eksekusi dari sensasi yang akan dirasakan oleh target. Aktifasi perintah ‘System – Record Sensation’ sebelum melakukan rangsangan melalui SRA. Aktifkan perintah ‘System – Start/Stop Sensation’ kapan saja Master inginkan dan target akan merasakan sensasi dari rangsangan yang sudah di-record. “”

“” Punishment Protocol activated .. “”

“” Have fun Master “”

..


ZNGG

Pandanganku langsung berkunang-kunang setelah menerima bom informasi dari sistem itu. Lalu disusul dengan ledakan birahi yang sangat intens dari dalam tubuhku.

Sensasi ini kurasakan sangat intens dan hampir tidak bisa kutahan. Bahkan ini lebih intens dibandingkan dengan apa yang kurasakan dulu saat mencoba perintah ‘Slave’s Emotion’ ke Indah. Lalu ketika aku sedang berusaha untuk beradataptasi dengan kondisiku ini,

“Nghhh, kamu udah bangun sayang?”, suara Lia terdengar di sebelahku. Aku menoleh ke arahnya dan mataku langsung nanar menatap tubuh moleknya yang masih dalam keadaan bugil. Kontrol diriku yang sudah di ujung tanduk seketika runtuh.

Kuterkam tubuh telanjang Lia dan kuhujani dengan cumbuan dan sapuan-sapuan lidahku.

Tanganku pun langsung bergerilya di kulitnya yang kuning langsat dan mulus itu. Payudaranya kuremas-remas dengan gemas dan bernafsu.

“Awwhh..sayangghh..ini kan udah pagiii..ahhh..sayaang ihhh..nnghhh”, desahnya kegelian merasakan kegelian dari rangsangan-rangsangan yang kuberikan.

“Biarin..salah sendiri pagi-pagi nyuguhin sajian yang bikin nafsu kaya gini”, jawabku cuek sambil terus melanjutkan cumbuanku yang kini sedang menelusuri perutnya yang rata.

“Nnghhh..emang tadi malam belum pu..ahhhh”, perkataanya terpotong akibat aku yang saat ini sedang melahap dengan rakus vaginanya.

Lidahku mengorek-ngorek dan menusuk-nusuk liang surgawinya sambil sesekali menyapu dan menjilati klitoris Lia.

“Aahh..sayanggghh.. mhhhh..nakal ihhh.. auhhhh”, ceracau Lia seraya mengangkat-angkat pinggulnya sehingga wajahku semakin terbenam dalam selangkangannya.

Nafsuku yang sudah memuncak membuatku tidak sabar. Aku mengangkat sedikit kakinya dan melebarkan pahanya. Lalu batangku yang sudah menegang sempurna kuarahkan ke liang senggama istriku itu. Lalu..

BLES

Kali ini, hanya dengan 3x hentakan, penisku ambles seluruhnya ke dalam vaginanya.

“Auwhh..sakit sayang..pelan-pelan pliss..”, rengeknya.

Aku pun mendiamkan sesaat agar Lia bisa beradaptasi dengan rudalku yang memenuhi semua rongga kewanitaannya.

Kemudian aku mulai memompa penisku dengan gerakan perlahan. Setelah kurasakan mulai agak licin, aku mempercepat tempo genjotanku..

“Ahhhnn..awhhh..ahhh..nnghhh”, desahan Lia semakin tidak terkontrol menerima seranganku.

Sekitar 3 menit setelah kugenjot dengan kecepatan seperti ini, tubuh Lia kulihat bergetar diiringi suara lenguhannya yang panjang. Cairan cintanya kurasakan hangat membasahi penisku.

Aku yang belum mencapai klimaks, lalu menekuk lutut Lia ke arah dadanya. Tanpa memberinya jeda istirahat, aku melanjutkan pompaanku dengan tempo yang masih cepat.

“Ahhnn.. bentar sayanghh.. napas duluuhh.. auwhh..ngiluu.. ahhh”, ceracaunya tidak kupedulikan.

Kupercepat sedikit tempo genjotanku dan beberapa menit kemudian aku dan Lia mencapai klimaks hampir berbarengan.

Nafas kami berdua terdengar tersengal-sengal. Lalu dengan penis yang masih tertancap di vaginanya, aku merebahkan tubuhku menyamping. 1 kaki Lia kuturunkan namun 1 kakinya lagi masih kuangkat keatas.

Lalu dengan gerakan yang sangat perlahan kali ini, aku memaju mundurkan batangku lagi di liang senggama Lia.

“Ehh..bukannya kamu tadi barusan keluar? Kok masih lanjut lagi..nghhhh..ahh”, protes Lia.

“Makanya kamu jangan sering-sering menggodaku. Jadi sekarang kamu harus tanggung jawab”, kataku menyalahkannya.

Padahal birahiku yang masih memuncak ini akibat hukuman dari sistem atas kegagalan misiku. Penisku yang baru saja memuntahkan banyak cairan spermaku, kurasakan masih sangat tegang dan keras.

“Mmhh..nghh..ahhh..mmhhh”, Lia mendesah lirih. Tampaknya gerakanku yang sangat perlahan ini lama-lama mulai bisa dinikmati Lia dan gairahnya bangkit kembali.

Setelah beberapa saat, aku menyuruh Lia telungkup lalu aku memposisikan tubuhku berlutut dibelakang Lia.

Kulihat Lia mengangkat pinggulnya sedikit, dan aku mulai menggenjotnya lagi dengan tempo yang semakin lama semakin cepat.

Pantat bulatnya itu kulihat bergetar setiap aku melesakkaan penisku ke dalam vaginanya.

Lalu tak lama kemudian, pinggul Lia bergetar hebat menandakan orgasmenya yang ketiga pagi ini. Aku yang juga hampir mencapai klimaks, meneruskan genjotanku semakin menggebu-gebu. Lalu..

“Hhhhhhhhh”, aku melenguh seperti seekor banteng yang sedang marah. Kudorong penisku sedalam-dalamnya dan cairanku pun muncrat membanjiri vagina Lia.

Setelah semua cairan orgasmeku kulepaskan, aku pun mencabut penisku dan ambruk di samping istriku. Tubuhku terasa rontok tak bertenaga.

Kulirik Lia juga sangat lemas dan diam dalam posisinya yang masih tengkurap. Hanya suara nafasnya dan bahunya yang naik turun, yang membuatku jadi tahu kalau Lia masih hidup.

Dari celah lubang kenikmatannya, campuran cairan spermaku dan cairan cintanya menetes membasahi kasur.

Namun mungkin karena terlalu lelah, Lia tidak mempedulikan hal itu. Aku pun yang sudah sangat lelah hanya bisa terkapar terlentang seraya mengumpat dalam hati.

“Sistem sialan..have fun pala lu peyang”..

Aku pun melirik ke arah juniorku yang sekarang sudah melemas. Namun aku yakin, juniorku ini akan segera bangkit kembali kalau mendapat rangsangan lagi.

Aku pun memutuskan untuk stay di kamar saja selama masa hukuman ini. Aku takut bertemu dengan Indah. Bisa-bisa dia langsung kuterkam dan kujamah.

Lalu aku pun mulai menganalisa informasi yang kudapatkan dari sistem tadi …


…..

…..

…..





 
SG 22 - New Target


Hari ini aku berniat menghabiskan hariku dengan berdiam diri di kamar. Selain tubuhku yang masih lemas akibat pergulatan liarku dan Lia, hukuman dari sistem ini membuatku tidak berani kemana-mana.

Makanya ketika Lia memintaku untuk menemaninya ke salon, aku dengan bersikeras menolaknya dan menyuruhnya untuk mengajak Indah saja.

Ke salon?? .. Bercanda lu jek!!.

Bisa gila aku dan juniorku melihat gadis-gadis muda dan milf-milf yang bertubuh aduhai itu.

Lia awalnya masih berusaha membujukku untuk ikut dengannya. Namun ketika dia melihat aku yang sangat bersikeras untuk hanya di rumah saja, akhirnya dia menyerah juga.

Lalu Lia keluar kamar untuk mencoba mengajak Indah. Kudengar dari dalam kamar, mereka berbicara sebentar lalu istriku masuk kedalam kamar lagi dan memberitahuku bahwa Indah mau menemaninya ke salon.

“Yess”, batinku bersorak karena akhirnya aku bisa sedikit bebas di lantai 2 ini. Bisa sepet mulutku kalau seharian tidak bisa merokok.

Aku memang tidak mau merokok di dalam kamar. Biasanya kegiatan ngebulku itu kulakukan di balkon lantai 2.

Sambil menunggu Lia dan Indah bersiap-siap, aku membuka laptopku untuk melakukan hal yang jauh lebih penting dibandingkan harus ke salon!.

Salah satunya adalah men-set rencana-rencana investasiku. Aku sudah akan sangat jarang berinvestasi di judi bola lagi, karena menurutku itu terlalu mencolok.

Mungkin nanti ketika ada perhelatan akbar seperti piala dunia dll, baru aku akan sekali 2 kali berinvestasi lagi ke sana.

Untuk saat ini, aku memfokuskan seluruh tabunganku di crypto. Seingatku ada alt coin yang harganya akan ‘to the moon’, sekitar 1-2 minggu lagi. Setelah itu ada beberapa coin lagi yang akan mencapai ‘peak’-nya di akhir 2021 dan awal 2022.

..

Sekitar 1 jam kemudian, kulihat Lia sudah mandi dan berdandan. Lia lalu berpamitan padaku yang kujawab dengan sedikit cuek karena aku sedang asik dengan game yang sedang kumainkan di HP-ku.

Aku sekilas mendengar mereka berbicara lagi diluar kamar, lalu suara langkah kaki menuruni tangga. Tak lama kemudian aku mendengar suara motor dihidupkan lalu kemudian pergi.

Aku bernafas lega mendengar kepergian Lia dan Indah. Mulutku dari tadi sudah terasa asem karena belum mendapatkan kenikmatan yang biasanya.

Lalu aku pun turun ke lantai 1 untuk membuat kopi dahulu sebelum menuju ke balkon.

Aku bersantai di balkon sambil men-stalking sosial media seorang wanita muda. Wanita ini berwajah cantik dengan rambut yang diwarnai kecoklatan (brunette) dan memiliki tubuh yang akan membuat pria manapun meliriknya ketika dia lewat.

Dengan kulitnya yang putih mulus ditambah dengan pakaiannya yang serba branded membuat kecantikan wanita ini semakin bertambah.

Gairahku seketika timbul dan langsung memuncak melihat kecantikan dan kemolekan wanita itu. Namun dendamku yang membara, mengalahkan api gairah nafsuku itu sehingga perlahan dapat kukontrol lagi.

DI kehidupanku sebelumnya, aku tidak terlalu mengenal wanita ini. Hanya tahu dia dipanggil Vera.

Baru kali ini setelah aku cek di sosial medianya, bahwa nama lengkapnya adalah Vera Nindya Astuti. Wanita ini adalah istri muda dari pria yang menjadi target ‘kill list”-ku yang pertama, Bramono, yang juga menjadikan wanita ini slave target-ku selanjutnya.

Aku berencana untuk menjadikan Vera sebagai slave-ku sehingga nantinya dia bisa membantuku untuk menyingkirkan Bramono.

Aku tidak tahu apa peran wanita ini atas kehancuran keluargaku. Tetapi aku sudah bertekad untuk mengambil semua yang dimiliki oleh Bramono, sampai dia tidak memiliki apa-apa lagi di dunia ini.

“BTW..heran juga, kenapa sistem belum memberikanku misi ba..”, pikiranku terpotong karena seolah-olah sistem ini sudah sangat paham dengan rencanaku..

..


“” Tringgg.. Mission 5 (New Target) obtained “”

“” Reward : Unknown (based on final score) “”

“” Detail Misi : Dapatkan seorang slave baru. Reward yang akan diberikan oleh sistem tergantung dari kualitas slave tersebut dan kreativitas Master untuk menundukkannya “”

..



“Heh..Sistem ini memang yang benar-benar paling mengerti aku”, pujiku pada sistem. Lalu aku pun mulai menyusun kembali rencana yang sudah kupersiapkan sebelumnya untuk bisa menyelesaikan misi ini.

Dengan sexual remote app yang barusan di-upgrade oleh sistem, maka akan ada banyak hal menarik yang bisa kulakukan kepada calon slave-ku itu.

Walaupun memang, misi ini baru bisa mulai kukerjakan ketika proses pembelian rumah yang aku dan Lia survei kemarin sudah beres sehingga aku dan istriku bisa menempati rumah itu secepatnya.

Setelah itu, rencana balas dendamku dan misiku, baru bisa kulaksanakan.



##

Lia dan Indah pulang sebelum maghrib. Aku sudah tahu kalau seorang wanita pergi keluar untuk suatu tujuan, maka ketika dalam perjalanan, akan ada tujuan-tujuan yang lain.

Makanya aku tidak marah ketika istriku pergi keluar dari pagi sampai sebelum malam baru pulang.

Setelah makan malam berdua di dalam kamar, Lia lalu langsung izin kepadaku untuk segera tidur dan aku mengizinkannya.

Dia tampak sudah sangat kelelahan. Aku juga berniat untuk tidur lebih cepat agar aku nanti bisa beralasan kepada Indah. Aku sedang tidak ingin bertemu dia baik di dunia nyata maupun di dalam Dream Room.

Aku takut kalau bertemu dengannya, maka gairah birahiku yang sekuat tenaga kutahan hari ini, akan naik lagi tak terkontrol.

Aku tahu Indah pasti tidak mempersalahkan hal itu, tetapi aku ingin memberikan ‘the only one’-ku itu kenangan pertama yang lembut dan romantis.

Bukan pergulatan liar dan kasar seperti yang kulakukan dengan Lia kemarin malam.

Namun sepertinya..Indah sendiri yang mencari-cari masalah, karena..

Beep Beep

Aku melihat ada pesan masuk di HP-ku. Setelah kubuka ternyata isinya..

SERRR

Sebuah foto selfie Indah yang baru saja diambilnya di kamarnya. Sama seperti foto yang dikirim Indah sebelumnya padaku, foto itu juga memperlihatkan keseksian adik iparku itu. Namun foto yang sekarang diambil dengan angle yang menghadap ke cermin.

Dari pantulan cermin itu kulihat Indah sedang tersenyum menggoda sambil hanya memakai kemeja putih transparan dan CD yang berwarna putih juga.

Payudaranya yang semestinya terlihat dari balik kemejanya itu tertutup sebagian oleh tangannya.

Di bawah foto itu juga terdapat pesan selanjutnya dari Indah yang bertuliskan “See you soon /kiss /love”.

..

Tak ayal, detak jantungku sontak berdebar kencang melihat pesan dan foto dari Indah itu. Nafsuku yang dari tadi sudah sangat sulit kutahan, akhirnya tidak bisa kubendung lagi. Nafasku perlahan berubah berat.

Dalam pikiranku hanya ada keinginan untuk menggagahi Indah dengan liar dan brutal. Juniorku pun kini sudah dalam kondisi siap tempur.

“Hmm..bener-bener cari masalah ni anak”, pikirku seraya membayangkan hal-hal erotis yang nanti akan kulakukan dengan Indah. Indah belum tahu bahwa nama dream room ini yang sebenarnya adalah The Dream Room of Ravishing Torment.

Aku pun langsung merencanakan siksaan-siksaan gairah yang akan kuberikan kepada Indah nanti sebagai hukuman akibat berani menggodaku.

Kemudian aku berbaring di ranjang dan bersiap untuk mengaktifkan Dream Room..



…..

…..
 
Terakhir diubah:
SG 23 - Pure Soul


Di dalam dream Room..

Aku saat ini sedang sibuk mempersiapkan semua peralatan yang rencananya akan kupergunakan untuk Indah nanti. Setting dream room kubiarkan tetap menjadi padang bunga yang disukai oleh Indah. Namun di dekat ranjang aku menciptakan sebuah meja kecil.

Di atas meja itu sudah banyak terdapat barang-barang erotis yang nantinya akan menjadi ‘ravishing torment’-nya budakku itu.

Ada beberapa jenis dildo, anal bead, lubricant, mouth gag dan bahkan cambuk lembut yang sudah kupersiapkan dan kujejerkan rapih di atas meja.

“Hehe..lihat saja nanti ndah, akan mas buat kamu multi orgasme malam ini”, pikirku sambil menyeringai mesum.

Aku lalu menciptakan sebuah cermin yang kuletakkan di sebelah meja dan merubah pakaian tidur yang sedang kugunakan menjadi setelan kemeja lengan panjang yang digulung dan celana panjang sehingga membuat penampilanku memberikan kesan rapih dan maskulin.

Pada keempat pilar ranjang ini juga terdapat handcuffs berbahan lembut yang akan kupergunakan nanti untuk mengikat tangan dan kaki Indah.

Setelah semua peralatan sudah beres kupersiapkan, aku lalu memerintahkan sistem untuk mengalokasikan 10 poin yang kudapatkan dari keberhasilan misiku kemarin ke dalam atribut stamina-ku.

Malam ini akan menjadi malam yang panjang dan aku tidak ingin letoy duluan.

Barulah setelah itu aku mengaktifkan perintah ‘Dream Connection’ untuk memanggil kesadaran Indah kesini. Kulihat dia masih memakai kemeja transparan seperti di fofo yang dikirimkannya tadi. Tanpa bra serta hanya ada CD berwarna putih yang menyebabkan bukit kembar dan paha putih mulusnya itu menjadi santapan menggiurkan untuk mataku.

Nafsuku yang memang sudah tinggi sedari tadi perlahan kian memuncak. Aku sudah tidak sabar untuk mencicipi tubuh molek adik iparku ini. Lalu kubangunkan Indah..

Perlahan Indah membuka matanya dan terbangun. Kali ini dia langsung menyadari keberadaanku.

“Mass..”, sapanya sambil tersenyum manis kepadaku. Lalu dengan perlahan Indah bangkit untuk duduk.

Aku membalas senyumnya lalu aku naik ke ranjang dan langsung memberinya ciuman yang panas. Tangan kananku bergerilya di payudaranya. Indah yang masih belum sepenuhnya beradaptasi dengan kondisinya yang baru terbangun, seperti terkaget dan tubuhnya menegang.

“Mmmh.. mmhhh..”, Indah mendesah tertahan oleh ciumanku dan mencoba menahan tanganku agar tidak menjamah bukit kembarnya itu. Dia sepertinya masih belum siap menerima seranganku.

Namun aku tidak peduli. Nafsuku sudah di ubun-ubun. Aku yakin lama kelamaan juga nanti Indah akan menikmati permainanku di tubuhnya seperti biasa. Lumatan dan remasan ku perlahan berubah semakin liar. Tapi tiba-tiba Indah mendorongku..

“Mas sayangg..kenapa kok jadi buru-buru banget sih? “, tanyanya dengan lembut kepadaku.

“Hmph.. Ini semua kan salah kamu yang godain mas terus.. jadi kamu harus dihukum”, balasku sembari melanjutkan cumbuanku yang kini mengincar leher mulusnya.

Gairahku yang sedang menggebu-gebu benar-benar tidak bisa kukontrol. Indah melenguh merasakan geli akibat jilatan dan cumbuanku di lehernya.

“Nghh..mass..sabar duluu ya sayangghh”, Indah kembali mendorong tubuhku. Lalu kali ini dia meletakkan kedua tangannya di pipiku dan berkata,

“Indah udah menyerahkan semuanya ke mas. Selamanya Indah akan menjadi milik mas kalo mas mau..jadi pelan-pelan aja yaa”. Indah berkata dan menatapku dengan tatapannya yang penuh cinta. Lalu...

“Ehh..”, aku tiba-tiba seperti tersadar. Gairahku yang sedari tadi sudah sangat tinggi dan tidak terkontrol, seketika berubah normal. Nafsuku menjadi tidak setinggi tadi. Aku mendadak bisa berfikir jernih. Kemudian suara robot itu bergema di kepalaku..

..

“” Tringg.. Congratulation Master.. Your slave has obtained a new title [Pure Soul] and new skill [Purifying Touch (passive)] “”

“” Skill Effect : This slave will remove any negative soul effect of anyone she touch, giving a sense of calming mind
“”

..

“……….”

“Whaaatt??! Seorang slave bisa dapat title dan skill?.. Tapi.. KENAPA NAMA TITLE NYA LEBIH KEREN DARI PUNYAKU SISTEM!!!!”.


Setelah kekesalanku pada sistem menghilang, aku melihat Indah masih menatap mataku sambil tersenyum manis. Jempol tangan kanannya kurasakan mengelus pelan pipiku. Aku menghela nafas panjang, lalu menggemggam tangannya dan berkata,

“Maafin mas, ndah”, ujarku tulus. Kemudian aku mulai menceritakan kepada Indah tentang kondisi tubuhku serta hukuman dari sistem yang sedang kujalani.

“Hmm kaciaann”, kata Indah sambil membelai rambutku dengan tangan kirinya.

“Ya kalo gitu..berarti itu emang salah Indah”. Lalu Indah bangkit dan menduduki pahaku seraya merangkulkan tangannya di leherku sehingga kini posisi kepalanya lebih tinggi dibandingkan kepalaku.

“Indah berarti emang pantas dihukum.. Tapi pelan-pelan aja yahh..”, ujarnya lalu mendekatkan bibirnya ke bibirku.

Ciuman kami kali ini tidak seliar dan sepanas tadi. Hanya ada lumatan dan kecupan lembut yang penuh perasaan. Tanganku pun hanya merangkul pinggang dan menahan punggungnya, tidak bergerak sama sekali.

Peraduan mulutku dan Indah berlangsung cukup lama. Tak lupa lidah kami juga saling membelit, terkadang aku menghisapnya dengan lembut yang dibalas Indah serupa.

Setelah beberapa saat, Indah menjauhkan wajahnya. Masih dengan senyum menggodanya, dia berkata,

“Terus.. Indah harus dihukum gimana mas? Pake itu?”, katanya sambil menunjuk meja yang diatasnya penuh dengan barang-barang erotis itu.

“Eh..haha..ngga ngga..itu cuma dekor”

“Iya cuma dekor…”

“Haha..”, kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.



…..

…..

…..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd