Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SAWAH

Waaah sudah jum'at saja nih

Ha ha ha, sabtu besok belum ada bahan lagi,
Ya sudah sabtu besok absen dulu ya...
Soalnya yang trid baru2 tulisannya bagus2, enak dibaca...
Lah koq iso lur koyok opo critane koq durung intuk bahan iki opo saman durung intuk jatah ngelurin oli ne tah jaluk o ambek si tina kan yahud iku hahahaha
 
SAWAH




BAB. 09
TAHU SAMA TAHU


Pernahkah ada yang merasakan ada suatu hal, dan seolah yang demikian itu bukan masalah besar dan ikut setuju dengannya meski tanpa terucap dan pihak lain saling paham dengan apa yang dimaksud dan disetujui ?

Itulah TST (tahu sama tahu) kau begini aku begitu kita sama2 tahu dan menikmatinya, kira2 itulah hasil dari komunikasi non verbal (verbal = kata2).

Dalam perjalanan berboncengan naik motor berdua, Dian telah memberikan sinyal lewat ditekankannya susunya ke punggung Rangga sambil digesek2an secara perlahan kadang kencang disesuaikan dengan goncangan motor. Tangannya memeluk Rangga seperti biasa kala berboncengan, namun kali ini jari jemarinya nakal ikut membelai kontol Rangga dari luar.

Rangga memaklumi isyarat Dian dan mencoba menjawab, seolah apa benar ini sengaja ? Dengan menekan kembali punggungnya ke belakang. Gesekan susu Dian seolah jawaban iya mas sengaja.

Seperti itulah bahasa tubuh bicara. Tanpa suara tanpa kata2 kita sama sama tahu dan mau, ayolah kita bersenang2 saja.
Ya begitulah.
Dan akhirnya terjadilah apa yang akan terjadi.


***

Bayu Wibowo Mukti, dengan panggilan keseharian Bayu sedang memandang ke arah langit, malam itu entah kenapa dirinya kangen banget dengan Dian disaat2 seperti ini.

Jauh dari rumah, harusnya Bayu lebih kangen dengan bapak ibunya atau saudara2nya, namun entah kenapa dirinya justru kangen dengan Dian.
Entahlah, adek sepupunya ini, penganggunya, penganggu tidur dan mimpi indahnya, perusak hubungannya dengan teman2 gadisnya, penghancur selera makannya, perusuh yang merepotkan namun sekaligus yang tersayang dan terkasih.

Selama ini Bayu dan Dian selalu bersama kemanapun selama tidak ada halangan. Sesekali memang Dian bersama dengan Bimasena ataupun bareng dengan Rangga, namun boleh dibilang mereka berdua hanyalah sesekali saja bersama Dian, sementara dirinya bersama Dian tak hanya waktu pergi2 namun juga saat berada di sekolah.
Juga saat belajar kelompok atau saat mengerjakan tugas kelompok di sekolah.

Nyaris sebagian besar waktunya dihabiskan bersama Dian. Ada masanya jengkel ada masanya neg, gondok bahkan marah terhadap Dian, namun itu semua hanya sebentar saja, setiap jengkel atau marah atau apapun yang negatif selalu saja ada caranya baginya untuk kembali ceria dan tersenyum bersama Dian.

Itulah kenapa Bayu sangat terpukul dan merasa kehilangan kala dia harus kuliah di kota yang berbeda dengan Dian. Apalagi saat seperti ini, tidak semua mahasiswa mengambil semester pendek soalnya, sebagian besarnya sudah pada pulang. Kondisi kost2an dan kampus yang sepi membuat Bayu teringat kepada Dian dan kanget berat.

Diangkatnya HPnya, dicarinya kontak Dian Sayang lalu dipencetnya tanda telpon di WA messenger nya. Lama tak diangkat, begitu diangkat suara berisik terdengar.

“Halo, ada apa bay?”
“Eh ini dimana kok rame banget?”
“Di Bioskop Bay, rame bay, nanti aku telp lagi ya?”

Klik



Selesai sudah.

Lama sekali Bayu terdiam.
Baginya ini bukan kali pertama Dian mereject telponnya meski dengan cara yang sopan.
Bayu merasa Dian menjadi semakin jauh saja.

***

Kemudian diangkatnya HP nya lagi, dicarinya kontak seorang gadis disana, Sekar Arum. Seorang gadis yang tadi siang mengajaknya nonton bioskop.

“Halo, eh Bay, jadi nonton ga ?”
“Ayo lah, yang jam 7 keburu ga ya ?”

“Hi hi hi keburu lah, lha yang punya papaku sendiri kok masa ga keburu, ayolah ditunggu di gedung bioskop ya”
“Ok”

Pembicaraan singkat namun cukup mengagetkan Bayu. Pemilik bioskop itu bapaknya Sekar Arum ?
Kalimat itulah yang mengisi otaknya sekarang ini, ada sesak didadanya.
Bayu entah kenapa jadi malas berangkat ke gedung bioskop. Baginya anak horang kayah itu bukan merupakan teman yang baik. Entah dari mana dia memperoleh kesimpulan semacam itu.

Yang jelas, kalimat Sekar Arum tadi membebani otaknya sehingga hampir beku.
Ada penggalan pengalaman dirinya yang membuatnya begitu membenci horang kayah.
Entah apa itu, yang jelas pengalaman dirinya membuat Bayu muak dengan segala jenis pergaulan macam pergaulan horang kayah.

***

Janji adalah janji, yang harus dituntaskan bagaimanapun jua akhirnya. Karena janji tak tuntas adalah hutang yang tak mungkin bisa terbayar lunas sampai mati.

Petuah itu begitu melekat dalam sanubari Bayu dan anak2 pak Sumarna lainnya. Bagaimanapun rasanya Bayu tetap akan datang. Bagaimanapun muak dan neg nya dia, dia akan tetap datang.

Sesampai di gedung bioskop, tampak berdiri dengan anggun dan cantiknya sang dewi pujaan setiap teman2 Bayu, Sekar Arum yang menyambutnya dengan senyuman paling manis.

Disampingnya ada seorang pria berwibawa tetapi berpenampilan sangat santai, dan seorang wanita cantik yang luar biasa mempesona memeluk lengan pria tadi.

“Hai, Bay kenalin ini papa dan mama ku”
“Oh, maaf saya kurang sopan tadi, saya Bayu om tante” sambil rangga mengambil tangan mereka dan “salim” mengecup punggung tangan keduanya tanda penghormatan yg muda kepada yang tua.

Salim adalah budaya jawa, yang berkembang dari jaman dahulu diajarkan dan dibudayakan oleh keluarga2 yang mengutamakan penghormatan kepada yang lebih tua. Juga lambang kasih sayang bagi yang tua kepada yamg muda, sebab biasanya saat yang muda mencium tangan yang tua, yang tua mengelus2 kepala yang sedang mencium punggung tangannya.

“Ha ha ha, jarang2 papa menerima salim model begini. Kebudayaan yang luhur yang hampir punah. Oh ya Bayu, kenalkan ya saya papanya Sekar Arum, tadi diminta kesini sama sekar pake maksa2 lagi ha ha ha haaaduuh eh napa cubit2 sih ah”

“Papa mesti kok kalau guyonan bikin malu Sekar saja iih”
“Aduuuh iya iya, duuh ya deh, pokoknya begini Bayu, kalau sampai Sekar nangis awas ya. Aaaduuh apa lagi sihh?”

“Papa nih, Sekar nangis beneran nih, mesti kok kayak gitu, lihat Bayu sampai bingung”

“Ha ha ha kalau anak gadis sudah terpikat lelaki, pasti deh papanya salah mulu ha ha ha”

“Sudah sudah, papa sama anak musti kok ribut2 terus sejak dulu, Bayu maaf ya, papanya Sekar memang suka guyonan kok, oh ya tadi naik apa kesini?”

“Aduh tante, hampir copot bener jantung Bayu tadi tante, Bayu naik motor butut tadi tante, diparkir di depan sana, kenapa memangnya tante ?”

“Hi hi hi, ga kenapa2 kok, baru ini Sekar bawa temannya pake ngenalin ke mama dan papanya soalnya, terus ada syaratnya lagi, ga boleh urus2 soal kendaraan yang kesini, gimana mama ga bingung? Kenapa kendaraanmu ?”

“Ha ha ha waduh ga tahu ya tante, mungkin Sekarnya malu kali tante, soalnya motor saya motor paling butut di kampus sih tan, ha ha ha”

“Kenapa musti malu ya Bayu? Hi hi hi, kenapa ga beli motor yang bagus Sih? Kalaupun kamu minta mobil, rasanya bapakmu sanggup beli lah”

“Eh… Kok tante tahu ?”

“Ya tahulah, papanya Sekar tuh berani guyon sama kamu ya karena kenal bapakmu lah, tepatnya kenal bapak dan ibumu”

“Eeh…?”

“Hi hi hi udah kapan2 saja dibahasnya ya sayang, sekarang kamu nonton sama sama Sekar, tapi jawab dulu satu pertanyaan tante, kenapa motormu butut ?”

“Mmmm karena saya mampunya beli yang itu tante”

“Kalau tante beliin yang bagus bagaimana ?”

“Ha ha ha, pertanyaan itu tak pernah keluar dari bapak saya tante, sebab bapak saya tahu itu akan menyakiti hati saya”

“Eh, maaafin tante ya kalau bikin kamu sakir hati, memang kenapa sakit hati?”

“Sebab apa2 yang saya punya sekarang ini semuanya hasil usaha saya sendiri, bukan pemberian orang lain juga bukan pemberian bapak ibu saya dan saya bangga dengan itu, kebanggan semacam itu yang ditanamkan sejak kami kecil tante, kami anak2 bapak diajarkan bangga dengan apa yang merupakan keringat kami sejelek apapun itu”

Tiba2 mama dan papa Sekar memeluk Bayu

“Maafin mama ya nak sudah membuatmu sakit hati, mama bangga Sekar punya kawan yang luar biasa seperti kamu. Mama suka dengan ajaran bapak dan ibumu untuk mandiri, mama bangga betul dengan itu”
“Papa Juga bangga Sekar punya teman macam kamu, papa titip Sekar ya, ajari dia hidup mandiri yang kami bahkan lupa ajarkan ya nak”

Bayu hanya bisa bengong menerima pelukan semacam itu, ada kehangatan yang tak.bisa diungkapkan dengan kata2. Ada rasa yang susah dikatakan apa itu, yang pasti Bayu seolah memperoleh kehangatan yang seolah diberikan oleh bapak dan ibunya selama ini.

“Eh, kok papa dan mama memeluk Bayu kayak gitu ? Sekar saja belum pernah peluk2 Bayu “

“Hi hi hi, ya sana minta peluk lah, masa iri sama papa dan mama”
“Ha ha ha, sudah sana nonton sana, papa dan mama mau pacaran dulu makan di emperan sono, ada tahu campur enak, nanti ajak Bayu kesana ya Sekar, biar tahu kalau ngapel harus bawa apa ke calon mertuanya ha ha ha”

“Hi hi hi, papa ini deh, belum juga jadi pacar mana bisa ngapel sih? Lagian papa main pajakin saja seenaknya kasihan tuh Bayunya, bisa2 ga jadi pacaran itu nanti hi hi hi”

Sekar blingsatan mendengar bullyan papa dan mamanya langsung berteriak
“Sudah ah sudah, duuuh sana deh cepat pergi beli tahu campur, jangan gangguin Selar lagi dong”

“Ha ha ha ayo mah kita pergi, sudah diusir soalnya sama nenek lampir”
“Hi hi hi, iiih papa nih, anak cantik gini kok dibilang nenek lampir hi hi hi, dadah ya sayang, sana gih ajak Bayu nonton. Eh Bayu nanti jangan cerita2 kalau papa dan mama kenal sama bapak ibumu pas kamu di rumah ya? Biar kami nanti main kesana pas liburan biar jadi kejutan”

“Eh… baik tante, om selamat makan tahu campur, kapan2 ajak saya ya om “
“Eh… hayo lah sekarang saja makan tahu campurnya ayo”
“Iiiih. Papaaaaa. Pergi cepat sama mama, daritadi ngolokin Sekar mulu sih”

“Ha ha ha… Ayo ma kita kabur, nanti papa habis dicubitin kalau masih disini, Bayu malam minggu besok kita makan tahu campur bareng2 ya”

“Paaaaaappaaaaaa”
“Eeh. Ga jadi ha ha ha ha “

Alhasil Bayu terlongong2 dengan keakraban keluarga Sekar Arum yang sangat harmonis kelihatannya.


***

Nonton sendirian eh berdua di gedung bioskop yang megah mungkin belum pernah ada yang bisa membayangkan.

Sati gedung ditutup khusus untuk Bayu dan Sekar nonton berdua saja. Sungguh luar biasa, yang pasti ini bukan pameran kekayaan tapi inilah wujud kasih sayang papa dan mama Sekar Arum yang begitu luar biasa mendidik anaknya namun juga sangat melindungi kepentingan anaknya.

Bayu masih kebingungan dengan kondisi ini, apalagi Sekar setelah ditinggal papa dan mamanya berubah menjadi sangat manja dan memanjakannya seolah gimana gitu.



Mulai dengan membawakan makanan dan minuman untuk nonton, menggandeng bahkan memeluk lengannya.
Merebahkan kepalanya di bahu Bayu
Menyuapkan kentang goreng atau popcorn buat Bayu yang membuat Bayu semakin blingsatan ga keruan.

Ada rasa yang sulit diungkapkan. Entah apa namun yang pasti Bayu seolah tersihir dengan semua Perlakuan Sekar Arum.

Entah bagaimana ceritanya, akhirnya bibir Bayu menempel di bibir Sekar. Tipis2 saja dan cuma sekali saja.

Wajah Sekar memerah dan mwnahan malu, saking malunya sampai dia memasukkan mukanya ke ketiak Bayu.

“Hei, katanya mau nonton kok begini sih sayang?”
“Eh… coba bilang sekali lagi”
“Hei….”
“Bukan itu iiih…”
“Katanya mau nonton kok begini ..”
“Iiih Bayu jelek iih bukan itu…”
“Ha ha ha, oh ya… Sih ?”
“Iiih nangis nih Sekar”
“Ha ha ha, jangan nangis sayang, duh Sekar Sayang, Sayang sayang, dah puas ?”

“Hem mm cium lagi dong”
“Ogah, nanti malu lagi”
“Ngga deh… ayo dong tadi itu kaget saja itu ciuman pertama Sekar soalnya”
“Ha ha ha, itu juga aku pertama kali cium cewek lho selain adek ku dan ibuku”

“Beneran ?”
“Hissssh ga percayaaan ya sudah, ha ha ha ayo nonton dulu, sayang”
“Ok deh, tapi janji nanti antar ke rumah ya?”
“Ok deh janji, sini peluk aku dong sayang, nonton sambil pelukan enak deh”
“Hi hi hi mau dong dipeluk, hmmmm”

Keduanya akhirnya menonton tanpa berbuat apa2 lagi, tentunya sambil berpelukan.
Indahnya dunia.

***

Motor butut itu berjalan perlahan membelah kota Surabaya, tampak dua muda mudi berboncengan mesra diatasnya.

Ya, itulah Bayu dan Sekar dalam perjalanan pulang yang cuma sebentar, karena memang Rumah Sekar di pinggir jalan besar berdekatan dengan bioskop tempat nonton mereka.

Sekar merasakan malam itu begitu indahnya, dipereratnya pelukan ke pinggang Bayu, kepalanya direbahkan di punggung Bayu.
“Eh sayang dah nyampek nih kok malah nemplok ?”
“Hi hi hi, Sekar lagi seneeng bangeet, muter2 lagi ya”
“Nggak ah, ijinnya ya cuma nganterin tadi soalnya, yuk ah turun, ayolah sayang, ga kasihan sama aku ya capek nih pengen ngopi”
“hi hi hi, asyiik pokoknya ga boleh pulang dulu, harus ngopi buatan sekar dulu, hi hi hi”
“Ha ha ha ayoo lah”


***

Papa mama Sekar tak lama kemudian datang dari jalan2 yang tadi entah kemana. Melihat Bayu duduk di teras rumah papa Sekar menyapa :


“Lha kok ga langsung pulang Bayu ?”
“Hi hi hi papa ga lihat ya?”
“Apaan ma?”
“Itu kaki Bayu dirantai kayaknya”

“Oh.. Ha ha ha ha, tadi sebelum nyampe ada apaaan Bay?”
“Anu om, Sekar ga mau turun dari motor butut saya om”
“Hi hi hi, persis ya mas?”

“Ha ha ha, papa dulu pernah digituin sama mama lho, rupanya Sekar benar2 praktekin ke kamu ha ha ha ha”

“Terus Sekarnya mana ?”
“Lha tadi masuk om mau bikin kopi katanya”
“Hi hi hi, ya sudah tunggu saja di dalam atuh Bayu, ga papa kok khan mama papa sudah ada di rumah, makasih ya sudah mau menemani Sekar yang manjanya ga ketulungan”

Sejurus kemudian Bayu pun masuk ke dalam ruang tamu

“Mama papa masuk ke dalam ya Bayu sebentar kok”
“Ha ha ha, itu kalau papa lagi waras, kalau lagi pengen ya bisa lama, ha ha ha”
“Iiish papa nih guyonnya mesti kok, hi hi hi, tapi kalau papa pengen ya monggo wae tho kang mas”

“Ha ha ha, waduh papa beneran jadi pengen nih Bayu”
“Hi hi hi, tuh si Sekar dah buatin kopi”
“Yuk mah kita bikin anak ma”
“Hi hi hi mama tinggal dulu ya Bayu, papa lagi ngebet nih”

“Mamaaaaaaa, iiih pasti deh sama papa guyonnya ngawurr, nanti Sekar mau ajak Bayu bikin anak lho beneran deh”
“Ha ha ha ha, ma asyiik ma kita bakalan jadi kakek ma”

“Papaaaaaa…… iiih”
“Wadaaawww….. Sakit duh ampunnn”
“Biariiinnsini sekaar tambahin iiiihhhhh”
“Ha ha ha haduww, ayo ma kita masuk saja sayang2an disini ada mak lampir yang suka cubit ha ha ha”

“Hi hi hi, sudah mas, sudah, eh Bayu mama papa masuk kamar dulu ya, jangan ngintip ya, hi hi hi”
“Mamaaaaaaaa”

Bayu benar2 suka dengan keluarga ini, keluarga yang benar2 sangat baik dan harmonis, cuma karena baru kenal dan masih bingung Bayu hanya bisa garuk2 kepala saja.

Mau nimpali omongan takut dianggap ga sopan, diam saja akhirnya ya dibully habis2an lah kayak tadi tapi senang juga sih, soalnya dengan begitu rasanya sudah ga ada jarak antara mereka.

Benar2 keluarga yang welcome sekali, mungkin karena mereka kenal dengan bapak dan ibu bayu ya? Siapa yang tahu ?

***

Bayu menyeruput (minum dengan menempelkan bibir cangkir ke bibir sambil menyedot cairan masuk ke mulut perlahan) kopinya perlahan, benar2 kopinya dinikmatinya.

“Mmmm. Kopinya kopi apa ya ini? Rasanya benar2 beda, nikmat sekali”
“Hi hi hi, kopi koleksi papa, kalaunga salah tadi judulnya kopi gayo sayang”
“Beuh kopinya benar2 nendang banget, mmmm kopi gayo ya? Mmm ah bener kopi gayo, persis sama sama koleksi bapakku, cuma aku jarang2 minumnya diawet2 gitu katanya”

“Papaaaa, nanti beliin ya buat bapaknya mas Bayu yaaa”
Tiba2 Sekar teriak2 ga jelas ke arah lemari

“Ha ha ha, ketahuan ma kita, iya deh iya. Nanti papa beliin lengkap kopi senusantara berikut wadahnya ke bapak Bayu, soalnya sekalian melamarkan Bayu tho nduk ?”

“Papaaaaaaa awas kalau ga melamarkan Bayu beneran. Huuuh”
“Hi hi hi, tuh kan mas, jadinya repot nih kita, bulan depan kita ke rumah mas Marna mas ?”
“Ha ha ha hayo lah, dah lama kita ga ketemu ya sayang? Mumpung disuruh pergi kita nya sama yang kebelet kawin ma”
“Paaaaaapaaaaaaa, iiiih meesti lho Sekar digodain terus, nanti Sekar beneran bikin anak sama mas Bayu tahu rasa”

“Hi hi hi, aduh tuh khan mas, jadi beneran kita punya cucu nih mas, hi hi hi, maaf ya Bayu, papanya sekar kalau guyon bener2 kelewatan nih”
“Oh ya, Bayu bisa telponin bapakmu sekarang ? Papa mau bicara sama bapakmu”

“Oh, eh sebentar om”
Sejurus kemudian, bayu mencari kontak bapaknya dan memencet tanda telpon di WA messengernya, kemudian tak lama kemudian telponnya diangkat

“Assalamu'alaikum pak”
….
“Mmm ini pak ada yang mau bicara”

Kemudian HP nya diserahkan oleh Bayu ke papa sekar.

“Halo mas Marna, ini Tanto mas, ha ha ha masih ingat ternyata mas Marno, ini mas, kayaknya aku mau ke rumah mas nih, Bayu kayaknya dah kebelet kawin sama Sekar anakku, ha ha ha
.
Guyon mas, kebetulan nih bayu lagi ke rumah, entah mau pacaran entah mau bikin anak nih mas, ha ha ha, aadduduhhbh… maaf mas ini si Sekar benar2 mirip ibunya suka nyubit kepiting mas.
.
Ha ha ha, hari minggu depan deh saya ma nyonya main kesana deh mas, katanya Bayu stok kopinya menipis nih, kejadian deh saya disuruh setor kopi sama Sekar…
Aaadduuuhhb…

Duh mas, sudah ya, sampai jumpa minggu depan kalau kelamaan bisa biru2 nih perutku dicubitin. Ha ha ha. Monggo mas.”

Kemudian Bayu menerima HPnya, dilihatnya masih dalam kondisi terhubung

“Ya pak, sudah ya pak.
Mmmm ya pak, Bayu ga bakalan nakal kok pak
Mmm iya pa, wa'alaikum salaam”

Klik

“Tuh kan sayang, papa sama mama minggu depan main kerumah Bayu sana, Sekar ikutan ga?”

“Lhaa ma, seninnya Sekar Ujian ma sampai Kamis, khan lagi semester pendek ma, jangan minggu dwpan lah ma, minggu depannya lagi”

“Ya sudah Sekar ga usah ikut dulu ya, belajar yang baik, minggu depannya Sekar yang ke Rumah Bayu sama Bayu gimana ?”

“Lha Sekar ditinggal dong ? Mana bibi khan belum pulang ma?”

“Ya sudah biar ditemenin Bayu, Malam minggu besok kamu nginap disini ya Bayu, sekalian belajar bersama”

“Ha ha ha, ma memangnya belajar apaan ma?”
“Lha khan seninnya ujian mereka mas? Hi hi hi belajar bikin anak juga boleh kok mas hi hi hi”
“Maaaaaammaaaaaa”

“Hi hi hi iya deh iya, bibi lusa sudah datang kok, Sekar ditemeni Bibi kok, papamu guyon sayang, cuma Bayu kalau bisa nginep sini ya nak? Soalnya Sekar suka takut kalau sendirian”

“Ah baik tante om, Bayu akan jagain Sekar deh, om dan tante percaya sama Bayu deh”

“Iya sayang, mama percaya sama Bayu kok, papa juga pasti percaya sama Bayu”

***

Dan obrolanpun benar2 jadi cair, papa Sekar dan mamanya yang suka guyon membuat Bayu benar2 betah ngobrol bareng dengan keluarga Sekar. Suntuknya sesorean tadi lenyap sudah.

Lagian kayaknya enak dengan Sekar deh dibanding Dian, setidaknya itu kata bathin Bayu. Malam itu setidaknya sudah lewat pukul 10 malam waktu Bayu berpamitan.

Bayu pulang diantarkan Sekar serta papa dan mama Sekar, sampai di luar.

“Eh, sebentar Bayu, papa mau lihat motormu”
“Ada apa om ? Monggo om”

Papa sekar melihat motor bayu secara cermat, kemudian dibukanya jok motor tersebut.

“Eeeeh maaa, lihat ini”
“Ada apa tho mas, eh….. Hi hi hi”

Sekar yang melihat papa dan mamanya seolah senang sekali heran.
“Kenapa ma?”
“Hi hi hi, ini kalau bukan jodoh entah apa namanya, soalnya motor Bayu itu dulunya motor papamu, di bawah joknya ditandai sama papa tulisan ini”

Sekar yang penasaran kemudian melihat ada suatu tulisan inisial nama papanya dan mamanya dan tanda love disana.

“Iiih kok bisa kebetulan macam begini ya ma?”
“Hi hi hi, kayaknya papamu pengen pinjam motor mas Bayumu deh”

“Ha ha ha, mama tahu saja, Bayu boleh papa pinjam motormu seminggu saja? Papa mau nostalgia sama motor ini dan sekalian mau papa bawa ke rumahmu hari minggu besok”

“Tuh khan beneran?”
“Lha mas Bayu nanti pakai apa ya ma kesana kemari?”

“Eh… boleh om, boleh. Bayu nanti ngangkot saja ga papa da kos2an Bayu gampang angkot kok”

“Hush, Bayu kamu pake mobil papa, masa naik angkot, mana bisa papa enak pake motormu kalau begitu caranya”

“Waduh, om gimana ya, Bayu takut kenapa2 kalau sampai kebaret mahal om, Bayu mana punya uang buat mbetulin om, ga papa kok om Bayu naik angkot saja”

“Welah dalah kowe iki, disuruh orang tua kok mbantah, Sekar cepat ambilin kunci mobil papa, biar seminggu ini Bayu naik mobil papa saja. Titik ini ga boleh dibantah”

Tiba2 wajah papa Sekar menjadi serius, beliau seolah tak bisa ditawar2 lagi. Bayu seolah melihat sifat Bapaknya disana, kalau guyon atau bicara suka demokratis, tapi untuk hal2 tertentu beliau tak boleh ditawar lagi perintahnya.

“Mmm baik om, maaf tadi om”
“Ha ha ha iya ga papa, kamu benar2 anak bapakmu yang plek sama dengan yang om harapkan, tidak cengeng, tahu tempat dan sopan santun serta tahu kapan harus bersikap apa, salut papa sama bapakmu”

“Eh om, boleh milih mobil yang dibelakang itu om?”
“Eh… ha ha ha ha boleh2 sangat boleh tapi hati2 ya, kalau yang itu baret om bakalan marah2 beneran sama kamu kalau baretnya gara2 tidak hati2”

Mobil yang dimaksud adalah mobil dibelakang jajaran mobil2 mewah ada BMW, Merci, Audi dan mobil itu adalah sebuah mobil kecil bermerek ambang singa berdiri, peugeot keluaran tahun lampau sekali.

Bayu mengelus mobil itu sambil melihat2 assessoriesnya yang masih ori betulan. Dilihatnya catnya masih ori, lampu2nya handle pintunya, semuanya masih ori.

“Eh… Om ga papa saya pakai ini om ?”

Tiba2 papa Sekar seolah menangis, matanya berair, tapi tertawa terbahak2..

“Ha ha ha ha, mobil itu boleh kamu beli dengan harga tiga bulan gajimu dengan syarat tapinya”
“Eh mana bisa om, ini mobil mahal om masa tiga bulan gaji, lha penghasilan saya masih kecil om”

“Tiga bulan gajimu antar2 Sekar jadi sopirnya, kamana saja dia mau, dan tolong jaga Sekar baik2 bagaimana ?”
“Duh om, ga usah dikasih mobil ini pasti Bayu jagain Sekar om, pasti Bayu antar2 Sekar kemana2 sebab ga mungkin juga Bayu ga bisa soalnya cubitannya maut om, tapi nanti lah soal gaji, Bayu akan cari uang dengan cara lain om”

“Ha ha ha, iya betul juga, ga menantang, mana bisa kamu menolak jurus kepitingnya Sekar, ha ha ha, ok deh soal transaksi soal nanti, pokoknya sekarang kita tukar menukar pinjam motor kamu dengan mobil om, deal?”

“Deal om, makasih om, soalnya ini mobil impian saya om”

Mama sekar melihat kedua lelaki itu berbicara menangis dalam diam, air matanya menetes di pipinya tanpa dapat dicegah. Entah kenapa dia merasakan kebahagiaan yang benar2 sangat besar waktu itu.
Sepertinya ada rahasia besar antara motor dan mobil yang barusaja ditukar pinjam kan tadi. Entah rahasia apa siapa yang tahu.

***

Aaahhhh…
Ini ccerita apa sih kok aneh?
Yang nulis saja bingung mau kemana plotnya dah pokoknya mengalir sajalah
Ya ngga?

Soal ada yang protes?
Ah mana ada yang ga dikritisi ?
Itu justru obat kemacetan lah
Diprotes itu menyenangkan
Beneran
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd