Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SAWAH

Bimabet
oalah wong loro podo gedhenge, kabeh, gak sing lanang gak ding wedok, opo maneng sing nulis crito @Pemancingmimpi nulis dikancani ambek bu sumarna wkkkkwkkkk, No no, apes temen awakmu, wkkkwlkk, piye le @Pemancingmimpi bu sumarna main ding ndelok si rangga, trus rangga main ambek ibukne plus bapakne wkkkkwkkk ben gendheng pisan, no main ambek tina wikkk siji culun siji ahli wkkkk, wes suwon leh @Pemancingmimpi ceritone, gawe gedheng maneng wes wkkkwkkkk


Lha ki piye tho
Lak wes dikandani ojo moco
Mundhak edan...
Saiki tenanan edan tho?

Kwkwkkwk
 
Suka sama penceritaannya. Sangat kompleks dgn seks dan intim banget antar tokoh. Seolah2 hidup beneran. Ceritanya gak bertele-tele dan adegan seksnya pun gak keterlaluan. Maju terus suhu :beer:
 
SAWAH



BAB. 08
UNFORGETABLE MEMORIES


Semua orang memiliki memori atau kenangan yang tak terlupakan.

Bagi Dian, memori yang paling diingatnya adalah kala nonton bersama mas Rangga. Acara nonton setelah menanam padi di sawah, kebetulan dilanjut makan2 dan ngerujak di saung di pekarangan pak Sumarna.

Pak dhe dan bu dhenya sendiri tak kelihatan batang hidungnya, rumah tertutup rapat, kayaknya ga mau menganggundan ga mau terganggu anak2 yang ributnya ga ketulungan.

Padahal nih, semuanya dah pada dewasa dan sebagian malah sudah ada yang lulus kuliah alias jadi sarjana. Ada2 saja permainan pengisi waktu karena semuanya dibuat diolah dan dimasak sendiri oleh teman2, rame2lah gitu, tanpa bantuan orang tua.

Pak Sumarna seperti biasa sangat welcome dengan acara anak2nya dan kawan2nya macam ini, cuma setelah itu memang masuk rumah dan seolah ga peduli lagi. Bukan apa, ributnya itu lho, apalagi kalau ada yang lagi dibully karena kalah game, waduh pecah suara anak2 bisa membuat pak dan bu Sumarna lebih memilih masuk rumah dan menguncinya rapat2 biar ga stress mungkin.

Momen yang paling menghebihkan adalah kala ada game siapa yang paling bisa mengajak Tina datang, luar biasa antusiasme nya. Namun semua gagal total, ditelpon kalau ga diangkat ya pasti ditolak, sms juga gitu, kalau ga dibalas dengan jawaban tidak ya dicuekin tanpa dibalas.

Ketika Antok mencoba telpon adalah momen yang paling seru, soalnya aturannya kalau nelpon harus di speaker aktif biar jelas dan transparan.

“Halo….?”
Suara Tina terdengar.
“Halo sayang?”

“Eh ini siapa panggil sayang2 segala”
Gerrrr…
Semua anak tertawa terbahak2 mendengar jawaban Tina yang luar biasa judes.

“Aduh masa lupa sama Antok yang…?”
“Dih, najis ah, klek”

Ha ha ha ha…..
Suara tawa terbahak2 menyambut ditutupnya telpon Antok.

Antok sendiri terlihat tidak sakit hati, dasar dia memang kebal segala cemoohan anak2 kok, wataknya yang gampang menerima apapun resiko perbuatannya membuat dia menjadi bahan tertawaan semua orang.

“Gila gua dimaki Tina ooh … Tina yang demplon dan sexy dewiku…. Aduuh aku mau mati saja
Ha ha ha ha”
Antok yang memang sedeng setengah gila malah tertawa terbahak2 mengikuti tertawanya rekan2nya.

“Eh, sudah semua ya yang nelpon atau wa atau sms an ya?”

“Gila, nih semuanya ga ada yang berhasil ngajak si Tina, bener2 nih anak dari dulu ga mau kumpul kita2 ya? Sombong banget tuh anak” melati menimpali.

“Eh jangan berprasangka lah, mungkin dianya malu kali Mel, udah deh biarin saja, kita makan2 begini tanpa dia juga ga papa” Rangga dengan halus menyela si Melati, bukan apa, Rangga ga enak acara yang tadinya untuk senang2 jadi seolah ajang pengadilan buat Tina.

“Ish Rangga musti kok, kamu itu ya, terlalu baik buat semua orang deh. Ya sudah ga usah nunggu Tina deh, lagian dah biasanya dia males datang. Mmmmm eh Rangga belum WA dia khan ?”

“Eits, aku ga ikutan lah ga enak kalau ditolak ha ha ha”

“Eeh mas Rangga Curang !!! Siniin Hapenya mas, biar Dian yang coba sambungin ke Tina deh, ayo mas siniin”

“Eeh Duh Dian kok ikut2 an sih udah deh ga usah, duh apa2an sih ini ?”

“”Pokoknya SINI IN Hpnya !”
Beuh Dian dengan garamgnya memaksa Rangga di depan teman2nya. Mana bisa Rangga menolaknya permintaan Dian ? Bisa2 geger satu rumah nanti kalau Dian dah marah2 dan lapor ke ibunya.

“Duuuh ya wes lah, ini HP mas, awas pokoknya jangan macem2in ya ?, janji dulu !”

“Hi hi hi dah ah mas Rangga jangan lebay gitu ah, Dian cuma mau mencetin telpon nya kok”

Kemudian melihat HP Rangga dan membuka kontak WA Tina di HP Rangga.
Terkejutlah Tina membaca penggalan kalimat2 komunikasi tadi malam antara mas Rangga dengan Tina.

Berubah wajah Dian meski hanya sesaat, namun kemudian Dian dengan wajah tenangnya memencet tanda telpon ke Tina.

Begitu telpon berbunyi dan bergetar diberikanlah HP itu ke Rangga kembali.


***

Rangga bukan tak tahu kalau Dian telah membaca message dia dengan Tina, namun ya sudahlah, seperti biasa Rangga ga mau pusing mikir sekalipun dalam hati dia benar2 kaget

“Aduh hancuk, bakalan terbuka nih rahasiaku, aduuuh”

Agak lama ternyata Tina akhirnya mengangkat telponnya.


“Hallo, ada apa Ngga ?”

Kawan2 Rangga terdiam dan membisu semua konsen ke percakapan Rangga dan Tina

“halo Tin, sudah bangunkah ? Atau ga bisa bangun gara2 nanam benih kemaren ?”



Edan teman2 sebagian terkikik, ada yang sampai memegangin perutnya mendengar bacolannya si Rangga.

“Kakekane, hi hi hi, bener nih mau gendong ? Ya sudah kesini lah gendong aku hi hi hi”

“Ha ha ha, ok lah kalau mau digendong rame2 ini ada Joko Budi dan Antok mau ikutan gendong soalnya, ha ha ha”

Ha ha ha, tambah banyak yang memegangi perutnya saking mulasnya, tak pernah terbayang sebelumnya Rangga bisa seberani itu. Hanya Dian yang diam seribu bahasa, dikepalanya ada berbagai macam sakwasangka terhadap mas Rangganya apalagi setelah membaca soal ajakan Tina masuk lewat jendela di WA nya tadi.

“Hi hi hi, dasar gemblung, itu mau gendong apa mau perkosa aku ?”
“Ha ha ha, ga lah, paling2 cuma sedikit pegang2 dan remes2 Tin, rame2 gitulah ha ha ha, ayo cepet kesini, ditunggu ya sayang”

Tambah mulas perut kawan2 Rangga yang mendengar bacolan Rangga yang agak2 mesum di depan teman2nya. Luar biasanya Rangga berbicara seolah memang seharusnya begitu cara ngajak si Dian.

“Hi hi hi, iya sayangku, seperempat jam lagi lah aku kesana”

Dan memang Tina akhirnya datang bergabung.

Bagi Dian bukan masalah Tina bergabung atau tidak, tetapi soal WA dan cara bicara mas Rangga nya yang membuat dia berfikir kencang otaknya tentang sejauh mana hubungan mas nya dengan Tina.

Hatinya bergemuruh, ada rasa cemburu disana, jauh lebih panas hatinya dibanding kala mas Rangganya bersama si Melati tetangga sebelah pak dhenya yang sering dibonceng oleh mas Rangga nya.

Itu semua karena mas Rangga nya tak pernah menunjukkan perasaan apapun buat Melati. Sekedar keramahan terhadap tetangga dekat dan teman sekelasnya.

Dian bertekad, nanti akan mengorek keterangan dari mas Rangganya kala nonton bareng di bioskop.


***

Sore2 jelang terbenamnya matahari Dian sudah di Rumah pak dhe Sumarna. Jelas kelihatan lah ada Dian atau ga ada Dian rumah itu, biasanya agak sunyi sepi, begitu datang Dian, ributlah seisi rumah disamperin dan diajak ngobrol ini itu.

Bimasena diatanyain macem2 lah seolah diinterogasi sama dian, soal pelajaran lah, soal pacar lah dan sebagainya dan sebagainya.

Bu Sumarna sangat senang melihat Dian datang apalagi ketika menanyai si Bimasena, benar2 kayak kakak jahat nanyain adeknya dan bener2 si adek ga berani sama Dian soalnya. Bukan soal aneh2, satu saja alasannya, Dian di rumah ini benar2 kaya ratunya, semua harus dituruti kalau tidak, bisa ngambek dan marah2 ga jelas, dan itu semua mengundang omelan sang ibu dan juga bapaknya.

Repot memang posisi si Bimasena, pemuda gagah yang tahun depan lulus SMA, masih lugu2nyandan masih panas2 nya. Bimasena hampir satu karakter dengan kakak2nya yang cenderung selalu fokus pada pelajaran, namun begitu selalu bisa menjaga pergaulan dengan teman2nya selalu tetap hangat, disukai para gadis namun juga cuek dengan segala perhatian para gadis teman2nya maupun adek kelasnya. Gemar menolong dan gemar ngajak teman2nya ngerujak atau bakar ikan di rumahnya.

Khas typikal anak2 pak Sumarna. Yang juga menyayangi Dian seolah saudara kandung dan itu semua berlangsung secara alami. Sebenarnya banyak saudara sepupu Bimasena cs, namun entah kenapa hanya Dian seorang yang seolah mendapatkan begitu banyak perhatian dari Pak Sumarna dan istri.

Mulai biaya sekolah, baju dan macam2 keperluan Dian seolah sudah dianggarkan dan itu begitu saja terjadi seolah memang begitu seharusnya.

“Bim yuk ah ikutan nonton bareng2”
“Ogah ah film cinta2an model begitu mana ada asyiknya sih?, ha ha ha kasihan mas Rangga, pasti tidur deh nonton film gituan”

“Isssssh, diajak kok malah menghina gitu, memangnya film model apa yang kamu suka Bim?”
“Ha ha ha, yang gebug2an dek, kaya avenger gitu atau model Jason Bourne gitu, kebut2an juga kaya fast n fourius lah, duh ini nonton model cengeng bin alay macam si dilan, beuh tidur kali aku kalau nonton dek”

“Ya sudah kalau ga mau, memang kamu ga bisa nyenengin aku kok, selalu nolak kalau diajak, mmmm pokoknya malam minggu besok antar belanja ke toko, ga ada jadwal apel2an. Awas kalau ga mau !!”
“Yaelah, dddiiih bener2 nih, makanya pacarnya dibawa kesini biar ada yang antar2 dek”
“Kalau hmga mau awas…..”

“Halah iya iya tak anterin ndoro putri. Iya wes pokoknya iya”
“Hi hi hi, mas Bima bener2 ganteng deh, nanti tak cariin pacar lah biar ga jomblo hi hi hi”

“Duuh, dah sana pergi sama mas Rangga sana, aku capek mau tidur sore ah”

***

“Budhe, bayaran dari pak dhe kecil banget bu dhe, ga cukup buat belanja besok sama mas Bima”
“ha ha ha, lha katanya dibayar dobel nduk, itu sudah dobel lho nduk, minta uang berapa sih buat beli belanja besok? Memangnya belanja apaan sih?”

“Hi hi hi, iya sih dah dobel, cuma kurang pak dhe, hi hi hi makanga minta budhe, malu ih kalau minta pak dhe, khan sudah baik pak dhenya kasih bayaran dobel. Buat beli buku2 buat lengkapin tulisan Tugas Akhir Dian pak dhe, da ada 6 judul pak dhe, tabungan Dian cuma cukup buat beli 2 judul, bayaran darinpak dhe buat 2 lagi, hi hi hi kurang 2 sih, ga papa kalau ga beli, baca 4 juga neg pak dhe”

“Husshhh ga boleh begitu, untuk pelajaran ga boleh ada istilah neg ya nduk. Dah deh nanti biar bu dhe yang beliin semua buku2 nya. Uangmu disimpen saja ya nduk, buat keperluan lainnya, kalau soal pelajaran biar bu dhemu yang beli ya nduk”

“Betul itu bu dhemu, ga boleh sampai kekurangan bahan buat pelajaran, sudah Dian ga usah mikir soal buku, kirain mau buat beli baju kemaren sih. Ha ha ha ha kalau itu pak dhe ga ikut2 beliin soalnya ha ha ha”

“Isssh mas ini, dah ga usah didengar pak dhemu, minggu sore jalan2 sama budhe ya nduk, nanti kita cari baju buat Dian ya, sambil nyobain bakso di dekat kantor Bupati itu lho”

“Hi hi hi, oh bakso jumbo itu ya budhe? Ayok lah Dian juga pengen ngebakso juga sih. Kenapa ga ajak pakdhe saja budhe ?”

“Lha mana mau pak dhe ikut ngebakso ? Halah diajak 100 x nolaknya 112 kali kayaknya hi hi hi, padahal disana banyak cewek cantik khan ya ?”



“Issshh budhe ini, kalau pakdhe kecantol cewek cantik gimana hayo?”

“Hi hi hi iya ya, paling dipecel sama budhe lah hi hi hi”

***

Itulah suasana rumah Pak Sumarna kala Dian ada disana, semua akrab dan seolah memang anak pak dan bu Sumarna betulan. Keakraban yang jelas2 aneh bagi siapapun yang melihat dan mendengarkan mereka berkomunikasi.

Dian juga biasa nonton bareng Bayu atau Rangga dan jelas itu dengan sedikit paksaan, entah soal uang tiket dan soal judul film.
Atau berbelanja dengan Bimasena kemana2 untuk membeli setiap keperluan Dian.
Tapi selama ini mereka senang2 saja mengantar bahkan dibully Dian, sang “adek” Rangga Cs atau “anak” pak dan bu Sumarna minus tercantum dalam kartu keluarga saja.

Banyak sepupu Rangga Cs yang iri dengan kedekatan itu, namun entah kenapa tak ada yang protes dengan itu.

Banyak kawan2 Rangga Cs yang bingung juga dengan kedekatan itu, termasuk teman2 perempuan mereka yang kadang merasa cemburu.

Dulu Melati sempat tidak menyapa Dian karena, saat mau pulang bareng dengan Rangga, tiba2 Dian menyerobot, minta Rangga mengantarnya nonton bioskop film romantis lagi, dan itu mintanya di depan Melati yang siap2 naik motornya Rangga.

Apalagi teman2 Bayu yang juga jadi teman sekelas Dian. Sebab sering bila Bayu dekat dengan cewek manapun, selalu saja Dian masuk dan nyerobot di tengah2, minta ini itu yang selalu saja tidak bisa ditolak Bayu.

***

Masalahnya sekarang yang sedang jadi wanitanya mas Rangga nya Dian adalah si Tina. Wanita yang Dian akui sendiri sebagai wanita dengan daya sex appeal luar biasa, jangankan lelaki, wanita yang mengenalnya pasti berfikiran sama dengan Dian.

Bentuk tubuh dan kebersihan kulit Tina yang masih ada darah menado sana merupakan impian setiap gadis. Termasuk Dian.

Chatting di WA soal masuk lewat jendela malam2 lagi, pasti bukanlah soal mengerjakan PR matematika atau lainnya. Pasti ini menyangkut kebutuhan birahi semata, dan itulah yang sesiang sampai sore tadi menghantui pikiran Dian.

Tanpa disadari, pikiran Dian melayang pada kejadian di waktu lalu, dimana tanpa disengaja, Dian melihat (bukan mengintip) bagaimana pakdhe dan budhenya berasyik masyuk memadu kasih.

Bagaimana besarnya kontol pakdhenya membelah memek budhenya sampai budhenya kelojotan.
Bagaimana budhenya menjerit2 saking nikmatnya dengan remasan2 tangan pakdhemya di susunya.
Bagaimana akhirnya pakdhenya menembakkan peju sampai beberpa kali, muncrat jauh mengotori wajah dan susu budhenya.

Bagaimana akhirnya Dian memeknya benar2 gatal dan ingin digaruk dan dirojok seperti pakdhenya merojok budhenya.

Bagaimana pengalaman itu begitu membekas bagi Dian disamping pengalaman lain yang juga luar biasa kala melihat Kontol mas Rangga sedang tegang2nya dan dikocok2 gara2 melihat film bokep di laptopnya di dalam kamarnya, pengalaman tak terduga akibat dirinya masuk kamar tiba2 seperti biasanya.

Bagaimana kagetnya mas Rangga ketika Dian memergokinya sedang Onani sambil menonton film BF, saking kagetnya mas Rangga sampai lupa dia berdiri dihadapan Dian dengan tangannya masih mengocok kontolnya.

Bagaimana sempat terpananya Dian melihat betapa besar kontol mas Rangga dihadapannya dalam jarak yang dekat sedang dikocok pula.

Untungnya mas Rangga nya tidak mempermasalahkan hal tersebut dan menganggap kejadian itu tak pernah terjadi, kalau tidak betapa malunya Dian dihadapan mas Rangga nya.

***

Pengalaman Dian tersebut begitu terpatri di benaknya, hampir tiap malam sesudahnya, Dian menjadi wanita yang berbeda.
Tiap malam Dian selalu terkenang bagaimana perkasanya pakdhe dan sexynya budhe nya dalam menggapai kepuasannya.
Dalam bayangannya betapa Dian merasa dialah budhenya dan pak dhe nya digantikan posisinya oleh mas Rangga.

Dian membayangkan betapa kenikmatan luar biasa dia akan dapatkan kala kontol mas Rangga nya merojok2 memeknya.

Itula impian Dian tiap malam ketika menemukan kejadian yang tak terduga tersebut. Pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan, yang mati2an dilupakan namun sulit aekalipun akhirnya bisa dilupakannya meski tak 100% bisa.

Dan chatting WA antara mas Rangganya dan Tina, serta komunikasi telpon antara keduanya yang di speaker aktif on dimana Dian ikut mendengarkannya membuatnya seolah kembali membuka kotak pandora, kotak ajaib yang terlarang dibuka karena dia akan membawa angan2mu menjadi kenyataan sekalipun itu setinggi awan.

Dan malam ini, betapa memek Dian basah kuyub membayangkan semua angan2 liarnya tergambar lagi di benaknya.
Betapa putingnya benar2 mengeras ketika digesek2an di punggung mas Rangga.
Betapa kontol mas Rangga telah tegak berdiri kala coba disentuh tangan Dian seolah tanpa sengaja kala berboncengan menuju bioskop.

Kedua manusia berlawanan jenis yang tadinya berhubungan seolah adek kakak itu tanpa banyak kata dan ucapan saling menggoda.

Rangga dengan gerakan punggungnya yang agak menekan kebelakang.
Dian yang seolah tak sengaja menggeser2kan susunya di punggung Rangga, dan kadang tanganjya mengusap kontol Rangga dari luar celananya.

Sepanjang perjalanan menuju gedung bioskop itu, tanpa diketahui orang lain masing2 pihak sudah mengerti dan memahami maksud pihak lain.

And keep calm


***

Hadeww…..
Putus lagi disini…
Jangan tak marah ya kalau ingin marah…
Memaki saja kalau pengen memaki.


Ha ha ha
Dasar gemblung iki sing nulis…

Wkkwkwk
 
Senengmu memang dipisuhi di lok lok ke bocah edan bocah gemblung rojo tego juragan kentang kuwi senengmu,, ngajak edan kok separo paro..senenge motongi crito giliran pemirsahne podo sepaneng ngerasakke,,, wes mbuhlaah,, sore apdeto maneh lho... ben lego...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd