"Wah asyik dong", diana mengira aku bercanda, menghayal seperti biasa.
"
Iya enak banget say.., kayaknya turunan keluarga mu jago blowjob semua deh" aku terkekeh sendiri.
"Kurang asem" ketiknya pendek.
"Sekali-kali kita threesome yuk ama devi?" Tulisku lagi makin nekad.
"
Kalo bisa jangan devi dong, malu aku. Gimanapun dia kan masih ponakan, lagian devi mana mau juga"
"Mau dong devinya, lah ini aja sedang kulum kontolku!" Tulisku sambil membelai rambut devi.
"Issh.. fantasi mu pi...jauh amat."
Beberapa hari kemudian diana dan anak anak pulang ke rumah. Aku dan diana bercinta seolah pengantin baru, kami sama sama terbakar birahi tingkat tinggi. Aku yang seolah baterenya baru cas full bersama devi. Dan diana yang nafsunya menumpuk berhari hari tanpa penyaluran.
Hari-hari berlalu seperti sediakala, aku sejak pagi hingga sore berada di tokoku bersama dengan seorang karyawan bernama Agus. Dua karyawan yang lain sudah ku berhentikan karena toko yang semakin sepi. Agus aku pertahankan karena dia bisa dipercaya, usianya masih muda, keturunan jawa, kulitnya putih, wajahnya cakep mirip sekali dengan pebulutangkis nasional Jonathan Christie! Ia tak pernah meninggalkan shalat, bahasanya halus dan jujur. Selain itu 2 karyawan lain yang kuberhentikan sebetulnya juga mempunyai dosa lama, mencuri pakaian dalam diana!. Seperti yang pernah kuceritakan diawal, Diana pernah kehilangan pakaian dalam, celana dalam dan bra. Sejak kejadian kehilangan itu aku diam diam memasang kamera kecil untuk mengintai halaman belakang rumah. Dari kamera itu aku tau siapa yang mencuri. Kedua karyawan lama ku unik nya sepertinya mencuri tanpa saling mengetahui kalau mereka berdua mempunyai hobi yang sama! Satu hari yang karyawan pertama kudapati mencuri celana dalam diana, di video lain aku melihat karyawan lain yang mencuri bra! Waktu itu aku tidak langsung marah, aku malah menikmati dengan perasaan deg-degan melihat kelakuan mereka yang mengendap ngendap di belakang sambil melihat jemuran. Aku maklum, untuk pemuda seusia mereka tentu tak akan sanggup menahan godaan melihat diana yang setiap hari sliweran dirumah memakai hotpants dan kaos you can see ketat atau baju tidur tipis dipagi hari.
"Yang penting mereka tidak berbuat kurang ajar" pikirku, toh aku yang udah sakit otak juga menikmatinya.
Pernah di salah satu rekaman kamera, aku melihat salah satu karyawanku onani di halaman belakang sambil menggosokkan penisnya yang tegang dengan celana dalam dan mencium bra diana. Waktu itu memang kami sekeluarga keluar rumah karena aku mengantar diana dan anak anak berbelanja di sebuah mall. Ruko ku serahkan pada agus dan temannya untuk dijaga sebentar. Dan sepertinya kesempatan itu dipakai salah satu dari mereka untuk nyelonong kebelakang.
Video itu kuperlihatkan kepada diana, diana agak kaget juga melihat penis pemuda itu ternyata gede.
"Idih..serem, kalo dia suatu hari tidak tahan trus melecehkan aku gimana ko?" Tanya diana.
"
Gak mungkin dia berani lah..paling jauh juga cuma gitu aja, mana cari kerja susah lagi" jawabku.
"Sialan..celdam kesayanganku pula itu yang dipake dia!" Ujar diana sambil bersungut sungut.
"Eh aku mau tanya ya pendapat mu dari sudut pandang seorang perempuan, kalo ada cowok secara langsung atau tidak langsung ketika melihat kamu trus penis nya tegang, kamu ketika tahu sebagai objeknya, perasaanmu gimana , tersinggung, biasa aja, senang atau bangga?"
"
Mmmm..... Kayaknya tidak tersinggung deh" jawab diana sambil tersenyum simpul.
"
Lagian udah banyak juga kog yang terang terangan bilang gitu lewat DM ig atau fesbuk" sambungnya.
"
Ah itu mah gombal aja.... supaya bisa dapat simpati diana. Siapa tau bisa dapat foto telanjang diana" balasku.
"Btw. Kamu mau coba penis perjaka ga? Itu si agus kan perjaka, hehe..." Tanyaku sambil menepuk pantat diana yang kebetulan sedang bangkit berdiri melewatiku.
"
Nanti dia udah kena ama aku, gak mau nikah lagi gimana?" Sahut diana sambil tertawa menggoda.
"
Kalo dia mau, aku rela kamu ama dia, kapan lagi kamu dapat perjaka gitu, hehehe... Anaknya bersih dan sopan lagi".
"
Serius?!, Nanti aku coba godain dia lewat whatsapp ya..?" Jawab diana yang kembali duduk disisiku.
"
Iya Coba aja, Kalo bisa kan asyik tuh bisa threesome lagi. Kalo nanti aku berangkat, kamu bisa puas puasin berdua ama agus" pikiran bejadku kembali bekerja. Kalo urusan begini otakku encer banget!
Hari hari berikutnya diana betulan lebih intens Whatsapp agus. Mulai sering menyuruhnya ke lantai atas bawakan sesuatu, disuruh bersihkan jendela kamar, suruh merapikan lemari televisi dan lain lain. kalau malam ketika agus udah pulang, diana kadang masih chat, berpura pura tanya soal ini itu yang tidak penting. Tapi dasar agus anaknya polos, respon yang didapat tidak memuaskan kami. Aku yang sering disodori diana untuk membaca chat mereka ikutan gregetan melihat pemuda itu, entah emang orang ini pemalu, polos atau menahan diri.
Pernah disalah satu chat kubaca diana menggoda agus dengan mengakhiri perbincangan dengan berkata hendak mandi, "
mau liat gak?" Ketik diana.
Agus tidak menjawab.
Ruko ku yang kini hanya dengan satu karyawan, agus juga membuat diana semakin berani berpenampilan. Terkadang ketika toko sudah mau tutup, diana yang abis mandi sore karena selesai zumba, dengan santai di belakang ruang dapur hanya berpakaian daster tipis dan pendek tanpa bra.
"
Toh cuma diliat agus, gak keluar rumah juga " katanya.
Pernah suatu hari agus tiba tiba seperti jatuh sakit, perutnya tiba tiba kembung dan sakit tak tertahankan, berhubung dilantai bawah tidak ada tempat untuk merebahkan badan, terpaksa ia kusuruh berbaring di ruang tengah lantai atas. Aku menyuruh Diana menyiapkan kasur tipis untuk dipakai agus dan berikan obat. Setelah beberapa menit aku naik ke lantai atas untuk melihat kondisi agus. Agus sedang tidur terlentang bertelanjang dada dan kulihat diana sedang menggosokkan semacam ramuan aromaterapi yang biasa ia pakai ketika tidak enak badan. Tangannya sedang menggosok-gosok minyak di bagian perut dan dada agus sementara tangan kirinya diletakkan dipaha atas agus.
Diana hanya berpakaian daster semalam, belum mandi kebetulan hari minggu, dan bisa bermalas malasan sampai siang.
"
Shit! Napa jadi kayak adegan bokep ya?" Pikir ku dalam hati.
Diana hanya mengenakan baju tidur terusan berbahan satin bergantung di bahunya hanya dua utas tali kecil, dengan potongan dada rendah dan tidak mengenakan bra! Dengan posisi diana sekarang, siapa saja yang berada didepan diana akan sangat bisa melihat jelas bongkahan dadanya yang putih dan putingnya yang imut itu. Bahkan dengan posisi diana yang menungging sedemikian rupa, siapa saja yang berada di belakangnya pasti bisa melihat paha mulus dan celana dalam diana! Tangan kiri agus bahkan tergeletak pasrah diatas paha mulus diana!
Tapi agus sepertinya sedang tidak mood meski disuguhi pemandangan langka itu, ia sibuk meringis dengan menutupi kedua matanya dengan pergelangan tangan kanannya. Perutnya seperti kram.
Aku berjongkok disisi tubuh agus sambil melihat diana, diana memandangku sambil memberi tanda agar aku melihat tangan kirinya yang kini sudah sudah tinggal beberapa cm lagi di selangkangan agus!
Jantungku mau copot, disatu sisi aku kuatir dengan agus, disisi lain pikiranku terpecah dengan kelakuan diana.
"
Mau ke dokter aja gus?" Tanyaku kepada karyawanku.
"
Bentar lagi Ko, liat bentar lagi gimana." Jawabnya meringis sambil menekan perutnya sendiri dengan tangannya.
Diana berpindah menggosokkan minyak di ujung kaki agus, katanya kakinya dingin sekali.
"
Kakimu dingin sekali gus, buka aja celana panjangmu, aku gosokin minyak di seluruh tubuhmu" ucap diana mengejutkanku.
"What?!"
"
Kamu pake celana pendek kan?" Sambungnya.
Belum sempat agus menjawab. Diana udah dengan cekatan membuka celana jeans yang dikenakan agus!
Aku melongo terbengong bengong melihat nekadnya diana.
"
Ni orang serius mau ngobati orang sakit atau ada maksud terselubung?"
Diana melihat raut wajahku yang seperti kaget, dia tersenyum geli. Agus menutup wajahnya dengan bantal. Tampaknya ia sudah tak peduli apa apa lagi asalkan derita yang ia rasakan segera berakhir. Sekarang ia hanya mengenakan celana pendek badminton.
Diana menumpahkan minyak di tangannya, menggosokkan dengan kedua telapaknya dan membalurkan di sepanjang kaki agus.
"
Sialan, aku terangsang!" Umpatku dalam hati.
Tangan diana dengan cekatan menggosokkan dari ujung kaki naik ke paha dibalik celana pendek agus.
Si agus (mungkin) keenakan aku yang seperti mau kena serangan jantung!.
Tokoku dibawah tidak ada yang jaga, tapi aku enggan meninggalkan adegan yang sedang terjadi ini.
Diana berpindah ke sisi kiri agus, tepat di posisiku berlutut, aku bergeser sedikit memberi ruang buat diana. Bak ahli pijat profesional yang merangkap bintang bokep JAV, dengan cekatan diana memijat tubuh agus. Diana berlutut sedikit menungging tak sengaja memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna krem kearahku, seolah sedang memancing cemburuku. Tanganku reflek menjamah bokongnya, ku remas remas gemas, sambil sesekali ku elus pahanya. Agus tak melihat karena wajahnya tenggelam dalam bantal.
Biadab sekali, Karyawan ku sedang sakit, aku malah asyik menyentuh istriku didepannya.
"
Geser koh, sempit!", Ujar diana tiba tiba memecah konsentrasiku. Aku berpindah ke sisi lain. Agus kulihat sudah tidak begitu meringis seperti tadi.
"
Enakkan gus?" Tanya diana.
"
Iya Ce" jawabnya pendek dari balik bantal.
Tapi tangan diana masih kesana kemari!. Sesekali tangannya menyelip dibalik celana pendek agus untuk memijat pahanya. Aku melihat diana semakin lama semakin berani.
Aku melotot ke arah diana, diana menahan tawa, sambil seolah sengaja menantangku melihat kelakuannya yang semakin jauh. Tangannya menggosok gosok ramuan herbal sampai di perut bagian bawah agus! Bahkan celananya sudah diturunkan sedikit dari posisi semulanya. Diana cuek seolah serius membalurkan minyak tersebut, sesekali ujung jarinya menyelip dibalik celana agus seperti tidak disengaja.
Jantungku berdegup sangat keras, aku seperti sesak napas, entah mengapa kalo adegan beginian selalu bikin aku seperti kena serangan asma, padahal aku tak asma. Adrenalin yang memompa terlalu kencang mungkin tak bisa diimbangi oleh paru paruku, membuatku seakan sesak napas.
Tiba-tiba dari lantai bawah aku mendengar ada yang memanggil, sepertinya pelanggan toko. Aku bergegas turun dengan perasaan kacau balau dan tak ihklas.
Ditoko aku melayani pelanggan yang hendak berbelanja, dan sialnya banyak basa basinya. Kami bercakap-cakap sekitar 10menit sampai aku agak lupa dengan peristiwa yang sedang terjadi dilantai atas. Sampai ketika tiba tiba WhatsApp dihape ku berbunyi, disela percakapanku dengan relasi. Aku melirik ke hapeku.
Sebuah pesan dari Diana.
Sebuah foto dan tulisan.
"LIHAT CCTV"