Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(real story) kucoba semua fantasyku bersama diana, si amoy semok

Bimabet
Roni nya gk usah diajak dlu x ya,,, biar si Agus dlu yg bisa nikmatin si Devi n Diana,,, haha
 
Trit gila nih...yg nulis sableng, yg comments jga edun. Kasian Agus nya blum prepare, so hasilnya gak optimum kwek kwek
 
Aku membatalkan niatku menutup toko. Roni masuk kedalam tokoku. Aku mempersilahkan dia duduk sementara pikiranku sedang berkecamuk bak perang nuklir.
Aku duduk berhadapan dengan roni dan monitor, aku tentu sangat senang berjumpa sahabat karib yang sekian lama tidak pernah berjumpa. Tapi fokusku terbagi dua!. Di monitor aku melihat agus sedang menyusu ke payudara indah devi! Sementara diana sedang menduduk penisnya. Devi tampak menyingkap kaos oblong longgarnya dan menyodorkan payudaranya ke wajah agus. Sumpah, aku iri setengah mati. Rasanya ingin ku tonjok layar monitor cctv. Karyawan dekil ku betul betul ditimpa rejeki hari ini.

"Bener bener rejeki anak soleh" aku bersungut-sungut.

Roni ada urusan di kampung halaman, untuk menuju kesana emang tidak bisa satu kali perjalanan, rencananya ia harus menginap dikotaku, tentu ku tawarkan kamar tamuku untuknya. Roni langsung setuju.

"Lu emang niat mau ngentot diana juga kan njir?"

Roni terkekeh kekeh

"Mana diana?" Tanyanya.

"Ada diatas, lagi ngentot ama karyawan" jawabku seperti bercanda dan ditanggapi roni dengan tertawa, ia mengira aku sedang bercanda betulan.

"Apa kuajak roni aja ya berdua naik trus sex party?" Pikirku tiba tiba.
Membayangkan apa yang akan terjadi membuatku merinding sendiri.

Aku ragu, jujur aku rasanya sudah tidak sanggup lagi kalau level permainan ini dinaikkan lagi. Jantungku tidak kuat. Lagian devi dan agus belum tentu siap.

Roni kembali bercerita tentang urusannya, perhatianku pada diana agak terlupakan sampai entah berapa lama aku menyadari agus sudah ngeloyor melewatiku dari arah ruangan belakang, agus dengan terburu buru dan berkata hendak ijin pulang ke rumah saja, mau istirahat karena tidak enak badan. Agus terlihat tidak berani memandang wajahku. Aku maklum. Aku juga sebetulnya canggung. Ia tampak kikuk dan pucat. Aku tentu mengijinkannya untuk pulang.

Tak lama berselang, devi nongol, senyam senyum melintasi kami seolah tidak ada sesuatu yang telah terjadi. Ia keluar toko sepertinya hendak membeli sesuatu di minimarket depan tokoku. Roni memperhatikan wajah dan lekuk tubuh devi.
Roni memandangku lekat lekat.

"Ya itu devi, yang dulu kamu liat masih umur 12tahun"

"Buset...cakep banget sekarang bro.." celetuk roni. "Jangan jangan udah kamu grepe grepe?"

Aku terkekeh-kekeh.
"Kamu mau ikutan grepe?"

"Mau banget lah bro..gile lu"

"Devi tidak menginap disini. Rencananya dia nanti sore pulang ke tempat neneknya. Sedangkan kamu cuma menginap satu malam disini berarti bukan rejeki kamu." Jelasku.

Roni terbahak bahak.
"Tidak apa bro..kan ada diana, boleh ya ntar malam aku celup sedikit"

Aku sedikit merinding, bangsat ini berbicara santai aja seolah bini ku perempuan murahan.
"Tapi kog aku malah suka ya? Sungguh kacau otakku ini...!"

Roni menitipkan tas dan barang barang lainnya di belakang, ia tak sempat berjumpa diana karena buru buru hendak ketempat lain, berhubung udah bertahun tahun tidak pulang, ada banyak kerabat yang hendak ia kunjungi hari itu.

"Lu jangan pulang larut nalam bro, diana cepat tidurnya, klo udah tidur dia biasa paling males klo diajak apa apa, ga ada moodnya lagi"
Terangku pada roni.

"Beres...!" Ujar nya sambil ngeloyor pergi membawa sepeda motorku.

Sepeninggal roni, devi masuk sambil membawa sekantong belanjaan.
Langsung ku cegat untuk wawancara.

"Ui.. enak ga tadi?"

"Enak gila...ternyata beda ya rasanya?
"jawabnya sambil cengar cengir.

"Kog kamu berani meski ada i'i diana? Dia ngomong apa?"

"I'i cuma bilang udah tanggung, ikutan aja, david juga pasti suka, gitu..., Ya udah aku nimbrung, lagian tidak tahan liat i'i kayaknya asyik banget!"
Jawab devi.

Penisku bangun lagi.
"Enak ga kontol agus?"

"Rasanya sebetulnya hampir sama aja. Cuma sensasinya beda Tio, kan aku belum pernah ama orang kayak gitu. Rasanya deg degan banget... Punya agus juga keras banget! Kalo aku hamil, anakku jadi belang ga ya?" Devi terbahak bahak sendiri.

"Kalian satu keluarga emang ternyata bakat turunan ya.. pantesan mamimu juga ketagihan"

"Tio, kamu ga cemburu aku ama i'i main ama agus, gak sayang istrimu yang mulus dinikmati pegawaimu?" Devi bertanya bak detektif kelas teri.

"Cemburu lah mbak devi..... Tapi terangsang juga. Apalagi liat kalian berdua begitu barengan. Sensasinya jadi dobel. Memikirkan apa yang dirasakan agus membuat aku tidak karuan. Agus pasti mikir mimpi apa dia semalam kog tiba tiba hari ini bisa menikmati servis dari ce diana dan devi. Hahaha.."

"Loh kog tadi ga ikutan naik?" Tanyanya kembali.

"Tadi aku udah mau naik, tapi si roni tiba tiba nongol! Ga jadi deh... Malah kepikiran tadi ajak roni naik aja sekalian. Biar rame..berani ga kamu?"

"Gila! Jadi kayak apa tuh kalo semua orang ikutan?" Devi melotot.
"Udah kayak film porno aja"

"Tapi Kamu berani ga?" Desakku.

"Kalo ada i'i diana aku berani!" Timpalnya membuat kepala penisku berdenyut-denyut.

"Duh... Aku sebagai tokoh utamanya malah belum pernah mencicipi di servis devi ama diana skaligus, agus malah udah sampe kayak diperes abis spermanya"

Devi tertawa.

"Salah sendiri napa ga ikutan" ledeknya.

"Trus diana lagi ngapain sekarang?" Tanyaku heran kog dari tadi gak turun turun.

"Katanya mau mandi. Tapi sabun abis, ini aku disuruh beli di minimarket depan" jawab devi.

"Wah asyik tu dev mandi bertiga!"
Aku udah tidak tahan, rasanya hari ini juga aku harus threesome ama devi!


"Yuk..aku juga mau mandi, lengket lengket nih rasanya" jawab devi.

Aku bangkit dengan semangat 45, segera aku tutup pintu toko, persetan dengan rejeki hari ini. Yang ada diotakku kini hanya urusan lendir .
Aku bergegas ke arah devi yang masih menunggu, langsung ku dekap dan kulumat habis bibir mungilnya. Ku remas remas dadanya dari balik kaos putihnya. Devi tampak kewalahan mendapat serangan dadakan dariku meski kemudian bisa mengimbangi permainan ku. Tangannya meremas remas selangkanganku dari luar. Bibir kami bertautan, devi mendesah desah sebagaimana ciri khasnya.

"Udah ah.. keatas aja, i'i nunggu sabunnya ini" ujar devi sambil mendesah.

Aku setuju. Devi berjalan didepanku, ditangga tanganku berkali kali meremas bokong dan menepuk pantatnya dengan gemas. Sesampai diatas aku berusaha biasa saja. Diana keluar dari kamar, ketika melihatku langsung tersenyum.

"Loh toko siapa yang jaga?" Tanyanya.

"Aku tutup, tidak tahan, pengen minta jatah juga kayak agus" jawabku.

"Ih..aku mau mandi.." tangkis diana sambil senyum centil kearah devi.

"Devi juga mau mandi katanya. mandi bareng aja yuk?" Tanyaku dengan memelas. Aku tak perlu menunggu jawaban diana, langsung masuk ke kamar mandi, ku tarik lengan devi dan diana.

Kamar mandiku lumayan besar, memang sejak awal diana ingin memiliki kamar mandi yang lapang dengan dilengkapi shower air hangat. Memang tidak ada bak mandi, katanya nanti ada rejeki lebih baru pasang "bathtub" . Tapi justru sekarang tanpa bathtub membuat ruangan menjadi sangat lega, ditambah dengan cermin besar hampir setinggi tubuh diana. Sejak menikah dulu kami memang paling suka bercinta dibawah shower dan mandi bersama. Belakangan aktifitas itu agak berkurang karena kehadiran anak .

Ketika didalam, aku langsung membuka kaos devi dengan tidak sabaran, Devi agak kikuk mungkin karena tidak enak dengan diana, aku sudah tidak peduli, pikiranku melulu hanya birahi.

"Sabar dikit Om" ujar diana menyindirku sambil bersiap-siap melepaskan gaun tidurnya.

Sementara devi mulai menanggalkan pakaian yang tersisa, aku melihat diana udah bertelanjang membelakangi sambil menggantung pakaiannya di tempat gantungan.
Kini kami bertiga bugil tanpa sehelai benangpun. Penis ku sudah sangat tegang. Mengacung lurus kedepan, siap tempur tetapi aku tidak ingin buru buru main coblos. Ku raih wajah devi, ku lumat bibirnya sambil ku remas remas dadanya yang indah itu.
Diana nyeletuk, "main nyosor aja...!"

Dia sendiri bak bintang bokep professional, langsung berdiri dibelakangku, ia memelukku dari belakang sementara tangannya mulai mengelus-elus batangku dari balik punggungku. Ia mencumbu belakang leherku. Aku mengalihkan wajahku kepada diana, kulumat bibirnya sambil kubisiki, "thanks ya sayang."

Shower sudah mengalirkan air hangatnya perlahan, sengaja di buka kecil saja agar tak mengganggu aktifitas kami, aku kini berdiri diapit kiri dan kanan oleh devi dan diana. Aku lupa dengan dokumentasi. Biasanya aku paling ingat untuk membawa kamera, minimal hape. Kali ini saking terlalu bersemangat, aku lupa semua.
Aku bisa melihat dicermin, kedua tangan devi dan diana bergantian mengelus penisku yang sudah maksimal, sementara aku merangkul mereka kiri-kanan dan sambil bergantian kucium bibirnya. Aku merasa seperti tidak menginjak bumi. Rasanya seperti mimpi. Sensasinya tidak sama dengan ketika kami threesome bersama pria lain, waktu itu perasaan lebih berkecamuk, ada unsur cemburu, marah, nafsu dan lain lain. Tapi kali ini hanya ada rasa senang dan birahi. Aku rasanya tidak ingin ini cepat berakhir. Aku bangga bukan main melihat pantulan kami bertiga dicermin. Sampai sekarang aku masih sering geleng geleng kepala mengingat kejadian itu.

Aku mencium dada diana dan devi bolak balik seperti setrikaan. Rasanya agak kerepotan juga kalau satu laki main bersama dua perempuan, kepikiran seandainya ada roni.
Aku kembali mencium bibir diana , devi berjongkok didepanku, memasukkan penis ku ke mulutnya. Ia tak perlu kuajarkan lagi, udah bakat alami. Sesekali aku melirik ke arah cermin, betapa erotisnya pemandangan ini.
Sambil menikmati blowjob devi, aku sempat berbisik kepada diana,
"Enak ga tadi ama agus?"

Diana tersenyum, "iya, lututku sampe lemes.."

"Aku ingin kamu mencumbu devi dong.." bisikku di telinga diana. Mungkin devi tidak mendengarkannya, selain suaraku yang sangat pelan, bunyi gemercik air shower juga lumayan berisik.

Kurengkuh devi agar berdiri didepanku, diana ku sejajarkan dengan devi, sambil bercanda kukatakan kalau aku ingin menikmati pemandangan indah dulu. Diana dan devi jadi kikuk.
Tubuh diana masih sangat sexy, meski udah melahirkan tapi diana memang sangat rajin gym dan zumba, tubuhnya masih sangat kencang. Sementara devi jarang olahraga. Dengan usia nya yang masih belia tentu postur tubuhnya masih sangat kencang dan langsing. Ditambah lagi dengan genetiknya yang emang sempurna.

Aku merangkul kedua perempuan itu, ku tarik tangan diana agar menyentuh payudara devi, dan tangan devi menyentuh payudara diana. Awalnya mereka tertawa geli. Tapi tidak butuh lama ketika mereka sama sama mulai menikmati.
Aku mencium bibir diana, berpindah ke bibir devi lalu kedua wajah mereka kudekatkan, kini devi dan diana sudah bertautan bibir. Betapa langka dan indahnya pemandangan kali ini. Aku mundur dan ingin menikmati situasi, bak seorang pelukis yang menikmati hasil akhir mahakaryanya, bedanya, penisku mengacung berdiri ikutan menikmati.
Mereka bercumbu lama di bawah shower. Udah sama persis dengan adegan blue film!

Bayangkan, tante dan keponakannnya bercumbu telanjang dihadapanku..sungguh berat dosaku. Tapi aku tak peduli. Yang penting semua hepi.

Tubuh devi kutarik menungging, kali ini aku udah tak tahan lagi. Devi sedikit menekuk tubuhnya sambil bersandar di tubuh diana, aku bersiap penetrasi.
Aku menatap diana, "masukin ya?", Pertanyaan bodoh yang tidak penting. Aku hanya ingin melihat reaksi diwajah diana sambil berharap mungkin ada semburat cemburu diwajahnya. Tapi aku kecewa, diana hanya senyam senyum saja.

Dibantu air hangat yang terus menerus mengalir, penisku tidak susah menembus vagina devi. Devi sempat melenguh kecil. Meki devi masih sama persis dengan terakhir aku rasakan, luar biasa menggigit dan ketat. Meski udah pernah merasakan, tetap saja aku keheranan, "kog bisa ada meki seketat ini".

Aku mulai bergerak maju mundur, devi mendesah, sesekali ia mencium dada diana, diana membelai lembut kepala keponakan cantiknya.

"Enak dev...?" Tanyaku

"Mmm.. enakh tio.. teruss..ss" Devi mendesis.
Mata nya terpejam seperti menikmati setiap sensasi yang dirasakan tubuhnya. Raut wajahnya semakin terlihat merangsang dimataku.

Sengaja ku tekan sedalam-dalamnya penisku ke liang devi. Devi sempat mengaduh antara kenikmatan dan tidak tahan. Sesekali kupukul pantat mulusnya. Sesekali kuremas dadanya.

Aku mempercepat gerakanku, kulihat diana berpindah posisi, ia berdiri disamping tubuh kami. Devi kini bertumpu didinding kamar mandi. Dadanya bergantung indah dan berguncang guncang seiiring hujaman penisku.
Diana mencium bibirku, jadilah kini aku bekerja atas bawah. Devi mendesah desah dan aku kelabakan meladeni permainan bibir dan lidah diana.

"Enak pi?" Tanyanya

"Enak gila!" Bisikku.

"Kamu suka liat waktu kontol agus keluar masuk di meki ku pi?"desah diana di telingaku.

Mendengar itu aku semakin kalap.

"Kamu suka liat waktu aku kulum kontolnya pi?" Diana makin menggila menyerang psikisku.

"Kamu suka kan istrimu yang cantik di entot kuli mu itu...?"

"Kamu tidak marahkan kalau lain kali aku diam dia mengajak agus kekamar kita? Kamu jaga toko saja, jangan ganggu kami bermesraan"


Aku hampir gila mendengar ocehan diana, tapi aku sangat suka.

"Kamu mau juga aku entot sayang?" Bisikku pada diana.
Diana menggeleng,
"Biar devi aja yang menikmati. Aku capek..., Kita nanti malam aja"

Ah..nanti malam... Aku lupa memberitahu pada diana kalau roni ada dikota ini, bahkan malam ini menginap disini!

Aku tak bertahan lama, mungkin karena sudah dibuat tegang sejak tadi, belum lagi rangsangan verbal diana, ditambah ketatnya liang senggama devi, hanya dalam beberapa menit aku sudah bisa merasakan akan klimaks. Ketika sudah diujung-ujung, ku cabut dengan cepat dan diana dengan sigap memegang penisku, dan mengocok dengan cepat. Semua cairan kutumpahkan di bokong devi, lututku lemas, semua sudah kukeluarkan tetapi diana malah sengaja tak menghentikan gerakkannya, membuat aku ngilu dan kelojotan karena penisku yang sudah klimaks semakin sensitif oleh sentuhan tangannya.
Setelah dirasa cukup, diana berjongkok mengulum penisku lagi, mungkin sebagai sentuhan akhir.
Sehabis itu kami mandi menbersihkan diri, saling menggosokkan sabun kesana kemari seperi anak kecil yang mandi bersama.

Ketika sedang berpakaian, aku sempat mengatakan pada diana soal roni.

"Devi mau nginap aja?" Tanya ku.

Devi menggeleng, ia harus pulang sore ini dan menemani neneknya malam ini ke sebuah acara pernikahan disebuah aula hotel.

"Lainkali aja ya...aku juga ingin nonton adegan kalian!" Jawabnya centil.

Sejak peristiwa hari itu, karyawanku Agus tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi!.
Hari itu adalah kali terakhir aku melihat agus, ia tidak pernah datang masuk kerja lagi, mungkin ia ketakutan, mungkin merasa bersalah, mungkin shock, aku tidak tahu. Anak itu memang sangat polos dan lugu . Aku mencoba menghubunginya beberapa kali tapi tidak pernah berhasil. Aku tidak masalah, toko toh sebetulnya bisa kutangani sendiri. Aku selama ini mempertahankan agus karena anaknya baik. Yang penting agus tidak bermulut ember bercerita kemana mana diluar sana tentang diana atau devi. Aku sih percaya dengannya.
Dan aku ternyata salah.
 
"Wah asyik dong", diana mengira aku bercanda, menghayal seperti biasa.

"Iya enak banget say.., kayaknya turunan keluarga mu jago blowjob semua deh" aku terkekeh sendiri.

"Kurang asem" ketiknya pendek.

"Sekali-kali kita threesome yuk ama devi?" Tulisku lagi makin nekad.

"Kalo bisa jangan devi dong, malu aku. Gimanapun dia kan masih ponakan, lagian devi mana mau juga"

"Mau dong devinya, lah ini aja sedang kulum kontolku!"
Tulisku sambil membelai rambut devi.

"Issh.. fantasi mu pi...jauh amat."

Beberapa hari kemudian diana dan anak anak pulang ke rumah. Aku dan diana bercinta seolah pengantin baru, kami sama sama terbakar birahi tingkat tinggi. Aku yang seolah baterenya baru cas full bersama devi. Dan diana yang nafsunya menumpuk berhari hari tanpa penyaluran.

Hari-hari berlalu seperti sediakala, aku sejak pagi hingga sore berada di tokoku bersama dengan seorang karyawan bernama Agus. Dua karyawan yang lain sudah ku berhentikan karena toko yang semakin sepi. Agus aku pertahankan karena dia bisa dipercaya, usianya masih muda, keturunan jawa, kulitnya putih, wajahnya cakep mirip sekali dengan pebulutangkis nasional Jonathan Christie! Ia tak pernah meninggalkan shalat, bahasanya halus dan jujur. Selain itu 2 karyawan lain yang kuberhentikan sebetulnya juga mempunyai dosa lama, mencuri pakaian dalam diana!. Seperti yang pernah kuceritakan diawal, Diana pernah kehilangan pakaian dalam, celana dalam dan bra. Sejak kejadian kehilangan itu aku diam diam memasang kamera kecil untuk mengintai halaman belakang rumah. Dari kamera itu aku tau siapa yang mencuri. Kedua karyawan lama ku unik nya sepertinya mencuri tanpa saling mengetahui kalau mereka berdua mempunyai hobi yang sama! Satu hari yang karyawan pertama kudapati mencuri celana dalam diana, di video lain aku melihat karyawan lain yang mencuri bra! Waktu itu aku tidak langsung marah, aku malah menikmati dengan perasaan deg-degan melihat kelakuan mereka yang mengendap ngendap di belakang sambil melihat jemuran. Aku maklum, untuk pemuda seusia mereka tentu tak akan sanggup menahan godaan melihat diana yang setiap hari sliweran dirumah memakai hotpants dan kaos you can see ketat atau baju tidur tipis dipagi hari.

"Yang penting mereka tidak berbuat kurang ajar" pikirku, toh aku yang udah sakit otak juga menikmatinya.

Pernah di salah satu rekaman kamera, aku melihat salah satu karyawanku onani di halaman belakang sambil menggosokkan penisnya yang tegang dengan celana dalam dan mencium bra diana. Waktu itu memang kami sekeluarga keluar rumah karena aku mengantar diana dan anak anak berbelanja di sebuah mall. Ruko ku serahkan pada agus dan temannya untuk dijaga sebentar. Dan sepertinya kesempatan itu dipakai salah satu dari mereka untuk nyelonong kebelakang.
Video itu kuperlihatkan kepada diana, diana agak kaget juga melihat penis pemuda itu ternyata gede.

"Idih..serem, kalo dia suatu hari tidak tahan trus melecehkan aku gimana ko?" Tanya diana.

"Gak mungkin dia berani lah..paling jauh juga cuma gitu aja, mana cari kerja susah lagi" jawabku.

"Sialan..celdam kesayanganku pula itu yang dipake dia!" Ujar diana sambil bersungut sungut.

"Eh aku mau tanya ya pendapat mu dari sudut pandang seorang perempuan, kalo ada cowok secara langsung atau tidak langsung ketika melihat kamu trus penis nya tegang, kamu ketika tahu sebagai objeknya, perasaanmu gimana , tersinggung, biasa aja, senang atau bangga?"

"Mmmm..... Kayaknya tidak tersinggung deh" jawab diana sambil tersenyum simpul.

"Lagian udah banyak juga kog yang terang terangan bilang gitu lewat DM ig atau fesbuk" sambungnya.

"Ah itu mah gombal aja.... supaya bisa dapat simpati diana. Siapa tau bisa dapat foto telanjang diana" balasku.

"Btw. Kamu mau coba penis perjaka ga? Itu si agus kan perjaka, hehe..." Tanyaku sambil menepuk pantat diana yang kebetulan sedang bangkit berdiri melewatiku.

"Nanti dia udah kena ama aku, gak mau nikah lagi gimana?" Sahut diana sambil tertawa menggoda.

"Kalo dia mau, aku rela kamu ama dia, kapan lagi kamu dapat perjaka gitu, hehehe... Anaknya bersih dan sopan lagi".

"Serius?!, Nanti aku coba godain dia lewat whatsapp ya..?" Jawab diana yang kembali duduk disisiku.

"Iya Coba aja, Kalo bisa kan asyik tuh bisa threesome lagi. Kalo nanti aku berangkat, kamu bisa puas puasin berdua ama agus" pikiran bejadku kembali bekerja. Kalo urusan begini otakku encer banget!

Hari hari berikutnya diana betulan lebih intens Whatsapp agus. Mulai sering menyuruhnya ke lantai atas bawakan sesuatu, disuruh bersihkan jendela kamar, suruh merapikan lemari televisi dan lain lain. kalau malam ketika agus udah pulang, diana kadang masih chat, berpura pura tanya soal ini itu yang tidak penting. Tapi dasar agus anaknya polos, respon yang didapat tidak memuaskan kami. Aku yang sering disodori diana untuk membaca chat mereka ikutan gregetan melihat pemuda itu, entah emang orang ini pemalu, polos atau menahan diri.
Pernah disalah satu chat kubaca diana menggoda agus dengan mengakhiri perbincangan dengan berkata hendak mandi, "mau liat gak?" Ketik diana.
Agus tidak menjawab.

Ruko ku yang kini hanya dengan satu karyawan, agus juga membuat diana semakin berani berpenampilan. Terkadang ketika toko sudah mau tutup, diana yang abis mandi sore karena selesai zumba, dengan santai di belakang ruang dapur hanya berpakaian daster tipis dan pendek tanpa bra.

"Toh cuma diliat agus, gak keluar rumah juga " katanya.

Pernah suatu hari agus tiba tiba seperti jatuh sakit, perutnya tiba tiba kembung dan sakit tak tertahankan, berhubung dilantai bawah tidak ada tempat untuk merebahkan badan, terpaksa ia kusuruh berbaring di ruang tengah lantai atas. Aku menyuruh Diana menyiapkan kasur tipis untuk dipakai agus dan berikan obat. Setelah beberapa menit aku naik ke lantai atas untuk melihat kondisi agus. Agus sedang tidur terlentang bertelanjang dada dan kulihat diana sedang menggosokkan semacam ramuan aromaterapi yang biasa ia pakai ketika tidak enak badan. Tangannya sedang menggosok-gosok minyak di bagian perut dan dada agus sementara tangan kirinya diletakkan dipaha atas agus.
Diana hanya berpakaian daster semalam, belum mandi kebetulan hari minggu, dan bisa bermalas malasan sampai siang.

"Shit! Napa jadi kayak adegan bokep ya?" Pikir ku dalam hati.

Diana hanya mengenakan baju tidur terusan berbahan satin bergantung di bahunya hanya dua utas tali kecil, dengan potongan dada rendah dan tidak mengenakan bra! Dengan posisi diana sekarang, siapa saja yang berada didepan diana akan sangat bisa melihat jelas bongkahan dadanya yang putih dan putingnya yang imut itu. Bahkan dengan posisi diana yang menungging sedemikian rupa, siapa saja yang berada di belakangnya pasti bisa melihat paha mulus dan celana dalam diana! Tangan kiri agus bahkan tergeletak pasrah diatas paha mulus diana!

Tapi agus sepertinya sedang tidak mood meski disuguhi pemandangan langka itu, ia sibuk meringis dengan menutupi kedua matanya dengan pergelangan tangan kanannya. Perutnya seperti kram.
Aku berjongkok disisi tubuh agus sambil melihat diana, diana memandangku sambil memberi tanda agar aku melihat tangan kirinya yang kini sudah sudah tinggal beberapa cm lagi di selangkangan agus!
Jantungku mau copot, disatu sisi aku kuatir dengan agus, disisi lain pikiranku terpecah dengan kelakuan diana.

"Mau ke dokter aja gus?" Tanyaku kepada karyawanku.

"Bentar lagi Ko, liat bentar lagi gimana." Jawabnya meringis sambil menekan perutnya sendiri dengan tangannya.

Diana berpindah menggosokkan minyak di ujung kaki agus, katanya kakinya dingin sekali.

"Kakimu dingin sekali gus, buka aja celana panjangmu, aku gosokin minyak di seluruh tubuhmu" ucap diana mengejutkanku. "What?!"

"Kamu pake celana pendek kan?" Sambungnya.

Belum sempat agus menjawab. Diana udah dengan cekatan membuka celana jeans yang dikenakan agus!

Aku melongo terbengong bengong melihat nekadnya diana.
"Ni orang serius mau ngobati orang sakit atau ada maksud terselubung?"

Diana melihat raut wajahku yang seperti kaget, dia tersenyum geli. Agus menutup wajahnya dengan bantal. Tampaknya ia sudah tak peduli apa apa lagi asalkan derita yang ia rasakan segera berakhir. Sekarang ia hanya mengenakan celana pendek badminton.
Diana menumpahkan minyak di tangannya, menggosokkan dengan kedua telapaknya dan membalurkan di sepanjang kaki agus.

"Sialan, aku terangsang!" Umpatku dalam hati.

Tangan diana dengan cekatan menggosokkan dari ujung kaki naik ke paha dibalik celana pendek agus.
Si agus (mungkin) keenakan aku yang seperti mau kena serangan jantung!.
Tokoku dibawah tidak ada yang jaga, tapi aku enggan meninggalkan adegan yang sedang terjadi ini.

Diana berpindah ke sisi kiri agus, tepat di posisiku berlutut, aku bergeser sedikit memberi ruang buat diana. Bak ahli pijat profesional yang merangkap bintang bokep JAV, dengan cekatan diana memijat tubuh agus. Diana berlutut sedikit menungging tak sengaja memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna krem kearahku, seolah sedang memancing cemburuku. Tanganku reflek menjamah bokongnya, ku remas remas gemas, sambil sesekali ku elus pahanya. Agus tak melihat karena wajahnya tenggelam dalam bantal.
Biadab sekali, Karyawan ku sedang sakit, aku malah asyik menyentuh istriku didepannya.

"Geser koh, sempit!", Ujar diana tiba tiba memecah konsentrasiku. Aku berpindah ke sisi lain. Agus kulihat sudah tidak begitu meringis seperti tadi.

"Enakkan gus?" Tanya diana.

"Iya Ce" jawabnya pendek dari balik bantal.

Tapi tangan diana masih kesana kemari!. Sesekali tangannya menyelip dibalik celana pendek agus untuk memijat pahanya. Aku melihat diana semakin lama semakin berani.

Aku melotot ke arah diana, diana menahan tawa, sambil seolah sengaja menantangku melihat kelakuannya yang semakin jauh. Tangannya menggosok gosok ramuan herbal sampai di perut bagian bawah agus! Bahkan celananya sudah diturunkan sedikit dari posisi semulanya. Diana cuek seolah serius membalurkan minyak tersebut, sesekali ujung jarinya menyelip dibalik celana agus seperti tidak disengaja.

Jantungku berdegup sangat keras, aku seperti sesak napas, entah mengapa kalo adegan beginian selalu bikin aku seperti kena serangan asma, padahal aku tak asma. Adrenalin yang memompa terlalu kencang mungkin tak bisa diimbangi oleh paru paruku, membuatku seakan sesak napas.

Tiba-tiba dari lantai bawah aku mendengar ada yang memanggil, sepertinya pelanggan toko. Aku bergegas turun dengan perasaan kacau balau dan tak ihklas.
Ditoko aku melayani pelanggan yang hendak berbelanja, dan sialnya banyak basa basinya. Kami bercakap-cakap sekitar 10menit sampai aku agak lupa dengan peristiwa yang sedang terjadi dilantai atas. Sampai ketika tiba tiba WhatsApp dihape ku berbunyi, disela percakapanku dengan relasi. Aku melirik ke hapeku.

Sebuah pesan dari Diana.
Sebuah foto dan tulisan.

"LIHAT CCTV"
Maraton baca dr shubuh..liat ini jd inget manager gw dulu waktu kerja di jakarta... Bening banget Koh...teringat jg sama emak ya temen2 sekolah anak gw yg semuanya keturunan..mantefff daahh...
 
Bimabet
Maraton baca dr shubuh..liat ini jd inget manager gw dulu waktu kerja di jakarta... Bening banget Koh...teringat jg sama emak ya temen2 sekolah anak gw yg semuanya keturunan..mantefff daahh...
Biasanya makin tinggi kelas sebuah sekolah, semakin bening emak emak yang nunggu anaknya pulang sekolah. Wkwkwk..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd