Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

QUEST # 13
GOD MAESTER CORE

“Ini bacaan ZODIAC CORE terakhir...” kata EBRO yang khusus kupanggil untuk menterjemahkan arti abjad HYPERIOS yang akan muncul begitu kusentuhkan INITIATE FORM PISCES pada lembaran kosong buku GOD MAESTER CORE ini.
Hanya ada dua lembar tembaga tipis yang tersisa di buku tua bersampul tebal ini. Tebakanku kalau lembaran PISCES sudah terisi tulisan, lembar terakhir itu akan otomatis muncul tulisan dan memberi instruksi cara panggil GOD MAESTER CORE.
“Selamat, mas Satria... Mas Satria udah berhasil ngumpulin 12 ZODIAC CORE ini... Keren banget, deh...” kata Hellen mengacungkan kedua jempolnya.
“Iya... Udah setahun juga jadinya...” kata Tommy yang setia menemaninya sepanjang waktu.
“Makasih atas bantuan kalian selama ini... Atas bantuan kalian-kalian... aku bisa menyelesaikan ini semua hingga selesai... Terutama kamu, Len... Berkat peralatan Coremeter dan yang terakhir Versemeter-mu semua pencarian ini bisa terlaksana... Kamu juga Tom... Udah mau nemenin Hellen ngerjain banyak proyek gilanya...” ujarku pada pasangan kekasih yang udah semakin mirip aja. Rambut pendek Hellen udah sama bener potongannya dengan Tommy.
“He... he... he...” tawa mereka berdua kompak. Berkat Versemeter, beberapa misi pencarian ZODIAC CORE terakhirku jadi jauh lebih mudah. Mereka men-screening dunia menggunakan Versemeter dan selalu menemukan perempuan-perempuan ini yang ada di sekitar pemilik ZODIAC CORE yang sedang kucari. Benar informasi yang kudapatkan kalau tiap-tiap ZODIAC CORE ini akan saling tarik menarik. Bila satu ditemukan akan mendekatkan yang berikutnya. Jauh-jauh lebih mudah.
Penggunaan Versemeter tentu saja akan banyak menemukan mahluk yang mempunyai core istimewa dengan kriteria awal panjang gelombang di atas 1500 Hz, yang kemudian kurevisi menjadi di atas 1000 Hz saja. Pencarian disempitkan pada kriteria panjang gelombang di atas 1000 Hz, perempuan dan berbintang zodiak tertentu.
Seperti menemukan mbak Desi kemarin. Versemeter menemukan jejaknya yang sedang melintas di depan sekolah Hati Murni dimana Maria berada. Entah apa alasannya karena dalam satu hari itu ia bisa melintas di depan sekolah asrama itu lebih dari dua kali. Padahal ini rute yang jauh dari tempatnya biasa beraktifitas. Ditelusuri dengan memeriksa jati dirinya karena bukan hanya dia seorang; perempuan dengan core istimewa yang mendekat ke ZODIAC CORE AQUARIUS. Pemeriksaan jati diri yang terpenting adalah bagian tanggal lahir. Tanggal lahir cocok dalam kriteria PISCES dan semua klop.
“Coba sentuhkan kristal core itu pada lembaran buku ini...” pinta EBRO yang sudah menghadapi buku penting ini.
Kukeluarkan INITIATE FORM PISCES di tanganku dan kudekatkan hingga menyentuh lembar tembaga tipis yang masih kosong dari tulisan abjad HYPERIOS.
Secara ghaib, abjad-abjad itu timbul silih berganti seperti cendawan di musim hujan. Muncul secara fast forward percepatan 10x dari growth rate aslinya.
“OK... Sudah muncul semuanya... Sebentar... Mmm...” gumam EBRO membacanya sebentar untuk menerjemahkannya ke bahasa yang mudah dipahami.
“DENGAN KEHIDUPAN, PISCES BERTEMAN. DENGAN KEMATIAN IA BERSALAMAN. TAK AKAN ADA BEDANYA BILA SEMUA MENGERTI DAN SALING JAGA. SEPERTI AIR DAN MATA...” ujar EBRO membacakan arti dari tulisan yang dipahaminya ini. Masih membingungkan juga sih... He... he... he...
“Coba liat halaman terakhirnya... Kalau betul seperti tebakanmu... di halaman terakhir ini mungkin ada petunjuk cara memanggil GOD MAESTER CORE-nya...” kata EBRO membaliknya dengan tangan mungilnya.
Tidak seperti yang diharapkan kalau akan muncul tulisan cara menyelesaikan ini semua, hanya muncul bulatan-bulatan kecil seperti cincin yang menonjol di lembaran terakhir. Bersusun membentuk lingkaran dan jumlahnya 12 buah.
“Tidak ada instruksi lanjutan... tapi cincin ini berjumlah 12 buah... Bisa kau coba letakkan semua kristal ZODIAC CORE itu di masing-masing cincinnya... Ini ada samar-samar lambang tiap zodiaknya... ARIES di sini... TAURUS dan seterusnya...” kata EBRO menunjuk dimana aku aku meletakkannya. Memang masuk akal.
“Eh... Dibalik lembar PISCES ini ada gambar timbul yang muncul...” tunjuk Tommy pada balik lembaran yang tak kami perhatikan.
“Iya... Sebelum-sebelumnya gak ada...” kataku baru ngeh juga. Dibelakang lembar-lembar sebelumnya juga muncul gambar-gambar timbul senada dengan yang baru muncul di belakang lembar PISCES.
“Ini hanya versi gambar apa yang tertulis di depannya... Sosok ini diumpamakan sebagai PISCES yang sedang memegang dua buah benda. Di tangan kanan ia memegang kehidupan dan kiri ia memegang kematian... Sesuai dengan kata DENGAN KEHIDUPAN, PISCES BERTEMAN. DENGAN KEMATIAN IA BERSALAMAN... Lalu ini gambar mata dan tiga buah tetes air yang sesuai dengan kata SEPERTI AIR DAN MATA...” jelas EBRO menunjuk kata-kata yang bisa dirangkum dalam bentuk gambar.

“Kalo dengan gambar begini... jadi mudah paham menurutku...” kata Hellen. "Coba liat terjemahan ARIES dan gambarnya...” minta Hellen. Catatan terjemahan tulisan HYPERIOS ARIES kubuka dan membalik lembaran tembaga tipis ke bagian ARIES.
“ARIES BERGERAK MENGIKUTI ANGIN. IA MENGEJAR IMPIAN. IA BERLARI MENUJU UTARA MELEWATI GUNUNG TINGGI DAN LEMBAH GELAP. DI TANGANNYA MENGGENGGAM HARAPAN... Liat karakter ARIES ini berlari dengan hembusan angin di depannya... Gak heran kalau Mas Satria bisa bergerak cepat seperti angin dengan kekuatan ARIES ini... Dan aku melihat ada beberapa kali gambar yang berulang-ulang... Gambar matahari kecil ini...” tunjuknya pada apa yang dimaksudnya.
“Di ARIES disebutkan sebagai HARAPAN... DI TANGANNYA MENGGENGGAM HARAPAN... Di gambar TAURUS, VIRGO, SAGITTARIUS matahari kecil ini absen yang artinya di gambar lain selalu ada... dengan kata-kata HARAPAN, BERHARAP, HARAPANKU, INGIN, MATAHARI, MATAHARI lagi, BERHARAP muncul lagi dan terakhir KEHIDUPAN... Kata HARAPAN, BERHARAP dan INGIN bisa kita satukan menjadi satu arti HARAPAN saja... Sedang MATAHARI dan KEHIDUPAN bisa dengan bebas kita satukan menjadi KEHIDUPAN saja karena MATAHARI adalah sumber kehidupan kita... Jadi kata kunci yang bisa kuambil adalah HARAPAN dan KEHIDUPAN... Kesimpulanku adalah buku ini... GOD MAESTER CORE ini selalunya digunakan untuk meminta pengharapan atau permohonan untuk kehidupan...” simpul Hellen.
“Itu versi kesimpulan yang aman karena kita semua sudah tau itu... Kalau kita sudah mengumpulkan ke-12 ZODIAC CORE ini... kita bisa mengajukan satu permohonan pada GOD MAESTER CORE yang memenuhi panggilan... Bukan begitu...” kata Tommy.
“Masih terlalu banyak simbol-simbol di lembaran ini yang harus dibahas... Tetapi lebih baik kita coba meletakkan semua kristal INITIATE FORM itu di cincin yang muncul di halaman terakhir buku ini...” kata EBRO menengahi kedua pasangan kekasih itu.
“Aku setuju denganmu, BRO... Palaku puyeng mikirin permainan kata-kata ini... Langsung praktek aja dan gunain 12 kristal INITIATE FORM aja...” kataku dan membalik semua lembaran dan ke halaman terakhir. Mereka berdua tak keberatan dan membiarkanku melakukannya.
Saatku meletakkan kristal kedua, TAURUS di tempatnya... “Tunggu dulu, mas Satria... Gimana kalau ke-12-nya sudah diletakkan di cincin dan GOD MAESTER CORE langsung keluar... Wah... Bisa berabe nanti... Kamarku ini bisa berantakan jadinya... Ada petir-petir... angin kencang... ada badainya... Wah... Gawat, kan?” kata Hellen khawatir berlebihan.
“Wah... Iya, ya... Gawat tuh...” setujuku. Gimana kalau kecemasannya itu menjadi nyata. Bukan hanya kamarnya aja yang berantakan, rumah ini juga bisa kena imbasnya juga. Kalau cuma rusak-rusak aja masih bisa dijelaskan, kalau hancur...
--------​
Kali ini, kami sudah sampai di sebuah tanah kosong di pinggiran kota. Hanya semak-semak liar dan gulma yang tumbuh di tanah ini. Sebuah tapak bekas bangunan yang sudah diruntuhkan menjadi bakal tempat kami mencoba melakukan pemanggilan GOD MAESTER CORE. Beberapa tiang dan sedikit dinding lapuk masih berdiri tegak digerogoti zaman.
“Di sini cocok...” kata Hellen masih memperhatikan berkeliling tempat ini. “Kalau ada apa-apa... yang rusak cuma tanaman-tanaman liar ini aja... Tanah ini sudah terbengkalai puluhan tahun dan ahli warisnya masih belum mau memanfaatkannya...”
“Ya... Warga sekitar juga jauh jaraknya... Tapi mudah-mudahan aja gak terjadi apa-apa...” kata Tommy membenarkan.
“Apa ini tanah keluargamu, Tom? Kok cepat bener ketemu lokasi semacam ini?” tebakku. Biasanya mereka akan kasak-kusuk dulu mencari dengan berbagai macam program satelit atau semacamnya. Tapi ini langsung tersedia begitu aja.
“He... he... he...” ia gak menjawab langsung. Hanya garuk-garuk kepala cengengesan.
“Gak usah dipikirin, mas... Lakukan... Kami udah penasaran juga... Udah setahun loh...” kata Hellen menimpali pertanyaanku.
“Ya... ya... Kita ulangi lagi...” jawabku mencari kira-kira bagian tengah tapak bangunan yang lantainya sudah ditumbuhi ilalang di retakannya. Dengan berjongkok kuletakkan buku GOD MAESTER CORE itu langsung pada halaman terakhirnya terbuka. Sinar matahari siang memantul di lembarannya yang terbuat dari tembaga tipis.
Kususun kristal 12 INITIATE FORM ZODIAC di posisinya masing-masing di dalam cincin yang timbul di halaman terakhir buku ini. Dari ARIES sampai yang paling anyar kudapatkan, PISCES. Sesaat sebelum kujatuhkan kristal terakhir kulihat sekitarku. Hellen, Tommy dan EBRO ada jauh di belakangku. Bersiap-siap kalau ada sesuatu yang bakalan terjadi. Aku juga harus bersiap. Aku tak tau apa yang bakal terjadi dan tak ada jaminan kalau tidak akan terjadi hal yang buruk juga.
“Tek...” kristal terakhir masuk ke cincin tembaga terakhir. Terdengar dengungan pelan lalu...
“ZAAAAAAFFF!!!” beberapa berkas larik sinar berwarna-warni meluncur dari masing-masing kristal ZODIAC CORE itu. Menyebar sekitar sejauh dua meter dari cincin tempatnya berada. Dengungan berlanjut sebentar dari ujung sinar yang berpendar itu memunculkan ke-12 bentuk SUB-HUMAN FORM para ZODIAC CORE yang sudah kukumpulkan.
Mereka semua berdiri berdampingan membentuk lingkaran berurutan dari ARIES ke PISCES. Mereka memegang semua senjata yang mereka miliki. “Wah... Beneran kalau begini... Pasti berhasil, nih...” gumamku girang. Sedikit lagi semuanya akan berhasil.
“APAKAH KAU BERMAKSUD MEMANGGIL GOD MAESTER CORE?” tiba-tiba ke-12 ZODIAC CORE itu berkata-kata bersamaan dengan nada dan irama yang kompak.
“Ya... Bisa, kan? Semua syarat sudah komplit kulengkapi...” jawabku ragu juga.
“SILAHKAN KELUAR DARI LINGKARAN. GOD MAESTER CORE AKAN SEGERA DATANG MENGHAMPIRIMU.” jawab mereka serentak lagi.
“Baik-baik...” jawabku tergopoh-gopoh keluar dari lingkaran yang mereka bentuk. Aku keluar dari antara VIRGO dan LIBRA. Aku mencari posisi sedekat mungkin dengan ZODIAC CORE dan rombongan Hellen.
“GOD MAESTER CORE BERKENANLAH DATANG MENGHAMPIRI KAMI. KAMI TELAH BERKUMPUL SEBAGAI SYARAT PEMANGGILANMU. PENUHI JANJIMU!!” seru mereka bersama dalam gerakan bersamaan menghunus masing-masing senjata yang mereka punya. Lalu mengacungkannya ke depan, ke titik tengah di mana seharusnya GOD MAESTER CORE akan muncul. ARIES mengacungkan sabit bergagang panjangnya, TAURUS mengulurkan tongkat panjangnya, GEMINI menghunus pedang kanannya, CANCER mengangsurkan capit kanannya, LEO mengulurkan cakar kanannya, VIRGO mengacungkan pedang tombak panjangnya, LIBRA meregangkan tangan kirinya yang bandulnya mengulur maju, SCORPIO mengembangkan cakar beracun tangan kirinya, SAGITTARIUS mengarahkan tangan kirinya yang memegang busur panah, CAPRICORN memindahkan gada ke tangan kirinya yang terarah tepat ke depan, AQUARIUS mengarahkan dayung panjang menggunakan tangan kiri dan terakhir PISCES mengembangkan kipas kirinya ke depan.
Pemandangan yang luar biasa menakjubkan kemudian terjadi. Di tengah-tengah lingkaran itu kemudian bergolak luapan energi yang awalnya hanyalah pancaran sinar dengan blitz-blitz menyilaukan. Lalu hembusan angin bertiup kencang dari bumi ke langit. Lalu ke-12 ZODIAC CORE itu berteriak bersamaan men-charge kekuatan mereka. Tubuh mereka berpendar cahaya warni-warni kemudian dan mengalir bersamaan dengan arah tangan mereka yang ditujukan ke pergolakan energi itu.
Lalu lingkaran-lingkaran mulai terbentuk di sekeliling. Bergerak masuk ke dalam pertengahan semua keajaiban ini. Awalnya perlahan dan semakin lama semakin cepat. Whut! Whut! Whut!
Langit di atas kami mulai ikut bergolak. Awan-awan putih yang bergerombol tenang di langit siang bergerak terpengaruh. Langit mulai gelap mendadak senja karena menutupi sinar matahari dengan awan tebal. Padahal ini masih jam 3 sore waktu setempat. Awan putih semakin banyak tersedot dan berkumpul memadat di atas kami. Gawat! Apakah kejadian ini akan menarik semua awan di atas atmosfir kemari? Apakah akan jadi buruk? Apakah GOD MAESTER CORE itu perwujudan dari semua awan di bumi ini?
Lingkaran-lingkaran energi terus bergerak cepat dari luar berkumpulnya ke-12 ZODIAC CORE menuju ke tengah pergolakan energi. Sumpah aku sudah ngeliat lidah listrik sambar-menyambar di tengah sana.
“Wow? Ini sangat luar biasa kuat... GOD MAESTER CORE sangat kuat!!” seruku girang sendiri.
“Mas... LIAT!!” samar-samar kudengar suara Hellen yang menunjuk ke atas. Langit semakin gelap dan ada pusaran awan hitam turun dengan cepat menuju tengah lingkaran. Seluruh awan yang ada di planet ini sepertinya tersedot ke tempat ini dan menjadi gelap. Berputar-bergulung menjadi satu massa padat yang berkumpul menjadi gumpalan berputar cepat.
Gulungan awan hitam padat itu sekilas berbentuk ular besar, lalu seperti arus sungai lalu seperti tekstur batang pohon raksasa. Terus silih bergantu bentuknya untuk beberapa lama sampai sesuatu yang mirip ekor berwarna kuning menjuntai keluar dari bentuk awan padat yang bergulung-gulung terus mengalir masuk berkumpul di tempat ini.
“Ular...” gumamku menebak bentuk GOD MAESTER CORE ini. Malah lingkaran para 12 ZODIAC CORE mengalami perubahan juga. Tubuh mereka mengabur perlahan dan menghilang seperti terserap ke dalam pergolakan energi di tengah keajaiban ini. 12 ZODIAC CORE hilang sama sekali dari tempatnya dan ekor kuning dari tengah gumpalan awan gelap semakin membesar.
“SYUUU...” awan gelap meledak pelan dan menyebar ke segala arah dengan tipis sehingga bisa menunjukkan sosok bentuk di dalam massa tebalnya tadi. Bentuk panjang yang tadi kutebak sebagai bentuk ular yang sangat besar. Warnanya dominan kuning dan putih. Bergelung khas ular dengan ujung ekor runcing.

God Maester Core
“AAHHH... HHSS... ADA JUGA YANG BERHASIL MENGUMPULKAN 12 ZODIAC ITU... HHSS... KAUKAH??” ujar ular besar itu. Kalau dalam garis lurus mungkin akan mencapai 20-an meter. Kala ia menegakkan lehernya hingga kepalanya mendongak mencapai 3 meter.
“Ya... Aku... Aku yang mengumpulkan 12 ZODIAC CORE dan memanggilmu GOD MAESTER CORE...” jawabku berusaha untuk tidak terlihat takut melihat bentuknya yang besar dan terlihat agung. Ternyata warna kuning yang mendominasi warna tubuhnya adalah semacam pakaian yang dikenakannya. Pada bagian leher ada semacam kerah yang disatukan semacam restleting dengan zipper berbandul sebuah batu bulat berwarna merah. Tubuh aslinya berwarna putih bersih. Matanya sangat besar agak kemerahan yang diteduhi semacam alis buatan bermotif awan berwarna jingga. Pada bagian sisi tubuhnya ada banyak bulatan yang berjumlah 6 di kanan dan 6 di kiri. Mulut lebarnya dihiasi gigi-gigi kecil nan runcing. Lidah ularnya selalu bergetar mendesiskan suara.
“GOD MAESTER CORE...? AAHHH... UNTUK ITU KAU MEMANGGILKU... BAIKLAH... HHHSSS... TERLEBIH DAHULU... ADA DIMANA AKU SAAT INI??” tanyanya memperhatikan lingkungannya berada saat ini. Sisa gulungan awan masih mengalir ke dalam tubuhnya dari langit yang masih tersedot dari atmosfir.
“Anda ada di bumi saat GOD MAESTER CORE...” jawabku sebaik mungkin.
“BUMI... AAAHHH... HHHSSS... ITU MENJELASKAN KENAPA KUALITAS AWANNYA TIDAK SEENAK BIASANYA... HHHSSS... TEMPAT INI SEMAKIN KOTOR SAJA OLEH JENIS KALIAN INI... HHHSSS... BAIKLAH... APA YANG BISA KULAKUKAN UNTUKMU, MAHLUK TAK BEREKOR?” tanya GOD MAESTER CORE menawarkan kekuatannya.
“Saya mau mengajukan satu permintaan... Dapatkan anda mengabulkannya?” kataku sedikit ragu. Karena mahluk ini sepertinya punya banyak pekerjaan di tempat lain.
“YAHH... KARENA ITU KAU MENYEBUTKU SEBAGAI GOD MAESTER CORE... ITU TUGASKU SAAT INI... SEBUTKAN PERMINTAANMU DAN AKAN KUKABULKAN...” jawabnya sepertinya sudah mulai bosan dan ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini.
“T-Terima kasih sebelumnya GOD MAESTER CORE... P-Permintaanku adalah supaya Anda memulihkan kembali... keadaan Carrie Smith seperti sedia kala... Baik kondisi tubuhnya dan terpenting ingatannya... Bisa, kan?” kataku sedikit terbata-bata di awalnya.
“CARRIE SMITH... HHSSS... SUDAH... SUDAH KUKABULKAN... HHSSS... CARRIE SMITH SUDAH KEMBALI PADA KONDISI AWALNYA...” kata GOD MAESTER CORE dengan santai seperti itu bukanlah hal yang berat. Hanya sebuah hal sepele saja baginya.
“Sudah? A-Apa Anda yakin, GOD MAESTER CORE?” tanyaku masih belum percaya kalau hanya begini saja. Tidak ada mantra-mantra atau ia menembakkan sinar penyembuh dari sini ke Perth sana atau apapun. Hanya “SUDAH”…
“APA KAU... HHSSS... MERAGUKAN KEKUATANKU??” tatapnya dengan kornea mata merahnya yang dengan pupil membesar. Didekatkannya kepalanya padaku. Sekali HAP! hilang sudah kepalaku kalau dilahap dengan mulut lebar bergigi runcingnya. Jangan sampai ia tersinggung.
“B-Bukan... Tapi memang cuma segitu aja?” kataku memang ku...rang yakin... sedikit...
“PERIKSA KEADAANNYA... PASTIKAN SENDIRI APAKAH CARRIE SMITH SUDAH PULIH... HHSSS... ATAU BELUM...” jawabnya untung tidak tersinggung kuragukan kemampuannya. Benar! Aku harus memeriksanya. Buru-buru kuambil HP dari kantong celanaku.
“Gak ada sinyal...” gumamku. Apa daerah ini gak ada BTS-nya, ya? Langit di sekitarku masih gelap. Terganggu cuaca buruk, ya?
“Mas Satriaaa...” seru Hellen berlari menghampiriku bersama Tommy. EBRO mendekat juga dengan mulut menganga menatap pada core berukuran raksasa di depannya. Sayap telinga lebarnya mengepak lemah. “Semua jaringan telekomunikasi mati... Terjadi kerusakan parah di mana-mana... Satelit, jaringan telepon, internet... Semua server sedang down...” Hellen menyampaikan sebuah berita buruk.
“Semua server down?” kagetku. “Jadi gak bisa nelpon Carrie, ya?” kataku. Trus gimana caraku mengecek keadaan Carrie kalau gak bisa nelpon? Gak ada sinyal gini.
“Bukan cuma gak bisa nelpon aja, mas... Semuanya menjadi kacau! Semua pelayanan publik, keamanan, keuangan... semuanya memakai komputer... Sepertinya kemunculan GOD MAESTER CORE barusan sudah merusak semua infrastruktur data ini...” jelas Hellen.
“APA??” kagetku.
“Itu artinya dunia dalam keadaan chaos...” simpul Tommy.
 
========
QUEST#13
========​

“?ANGIN BERHENTI BERHEMBUS... AIR BERHENTI MENGALIR... PARA BINATANG RESAH... ?HHSSS... AAHH...” gumam mahluk besar bernama GOD MAESTER CORE di hadapan kami mirip senandung.
“Aku sudah menyebabkan bencana lagi...” kataku agak berbisik pada sepasang kekasih itu. Hellen dan Tommy.
“Kita tidak tau itu, mas... Jangan menyalahkan diri mas sendiri... Kita tidak tau akan jadi begini...” kata Hellen menenangkanku.
“Tapi ini benar-benar bencana... Bayangkan pesawat yang sedang terbang saat ini di udara tak terkendali lagi karena komputernya rusak dan mau mendarat darurat saja Traffic Control bandara juga down... Itu masih pesawat bagaimana dengan yang lain... Jalan raya... Kereta api... Keamanan negara... Kendali negara-negara pemilik rudal balistik berhulu ledak nuklir... Ini bencana skala global...” sambung Tommy malah menambah ini... Haduh.
“... ?KESEDIHAN ADALAH LUKA TERDALAM... AWAN GELAP... LANGIT KOSONG... TANAH GERSANG?...” kidungnya terus disenandungkan GOD MAESTER CORE dengan tubuhnya yang meliuk-liuk bergelung.
“SUDAH CUKUP... WAKTUKU SUDAH SELESAI DISINI... HHHSSS.… MM... KUKEMBALIKAN PADAMU...” katanya lalu menegakkan bagian tubuh gilig raksasanya. Ia sepertinya berkonsentrasi melakukan sesuatu. Mudah-mudahan bukan melakukan kehancuran lagi. Kehancuran bumi ini. Kalau ia mau melakukan itu, aku harus-harus turun tangan. Mau core terkuat di bumi ini atau apa...
“BYUUNGG!!”
Dari lubang berjumlah 6 di kanan dan 6 di kiri sisi tubuhnya muncul tangan-tangan. Dari bentuknya seperti tangan manusia dan lebih spesifik lagi tangan wanita.
Tunggu dulu! Tangan-tangan itu memegang senjata milik para ZODIAC CORE. Benar! Itu adalah tangan para ZODIAC CORE dari ARIES sampai PISCES! Mereka yang telah membentuk GOD MAESTER CORE ini.
“SAMPAI JUMPA LAGI, MAHLUK TAK BEREKOR...” kata GOD MAESTER CORE melirikku sebentar lalu memejamkan matanya. Ke-12 tangan di dua sisi tubuhnya mengabur lalu melesatkan sinar-sinar berpendar kembali ke bawah. Tubuh GOD MAESTER CORE semakin kabur dalam balutan awan serupa asap sampai tak terlihat lagi warna kuning dan putih dominan tubuhnya. Massa awan yang membentuk tubuhnya mengepul tinggi lagi ke langit. Kembali ke tempat asalnya beserta angin yang juga sudah disedotnya. Perlahan langit kembali cerah dengan hiasan awan putih.
--------​
“Apa semua sudah kembali normal?” tanyaku.
Hellen memberi kode untuk menunggu sementara ia terus mencoba untuk memeriksa kerusakan yang telah terjadi. Hellen sudah berhasil mengakses server pribadinya yang juga sempat down. Sebenarnya ini adalah server back up yang kemampuannya minimal karena hanya berisi data krusial dan penting saja. Ia terus duduk selonjoran di atas tanah mengotak-atik laptop-nya.
“Cuaca sudah normal... Awan sudah kembali... Angin juga sudah kembali berhembus semilir... Sudah mulai normal, kok...” kata Tommy menenangkanku. Ia juga menunjuk beberapa ekor burung gereja yang terbang bergerombol untuk mendukung kata-katanya barusan.
Benar kata Tommy, aku sudah bisa merasakan semilir angin di tanah kosong terbengkalai ini walau sangat lemah. Entah kenapa aku jadi teringat dengan kristal ZODIAC CORE milikku. Buru-buru aku berlari ke sana.
Buku itu masih tetap terbuka di halaman terakhirnya. 12 kristal INITIATE FORM ZODIAC CORE masih utuh di tempatnya terakhir kuletakkan. Aman. Kumasukkan kembali ke dalam tubuhku. Aku merasa lega sekarang. Sekarang aku bisa mulai mengkhawatirkan dunia yang sempat kacau karena keinginan egoisku.
“Beberapa server penting dunia mulai aktif kembali... Sistem mulai berfungsi kembali mengatur pelayanan publik... Ada beberapa kecelakaan pesawat terbang dan transportasi lainnya yang terjadi... Untungnya tidak parah... Pesawat dijadwal ulang untuk melakukan pendaratan darurat. Sekarang tidak ada bandara yang buka karena fokus untuk menampung semua pesawat yang akan mendarat dan melakukan pemeriksaan... Dua buah misil nuklir terpaksa diledakkan di samudra Atlantik karena ditembakkan tak sengaja dari kapal selam... Dunia internasional sempat mencekam karenanya... Dunia cemas memulai Perang Dunia Ketiga. Sistem keuangan dunia mulai diperbaiki walau banyak data hilang... Bank sentral tiap negara akan mengumumkan hasilnya dalam waktu dekat... Ini kekacauan skala global seperti yang dikatakan Tommy tadi, mas...” kata Hellen tetap melakukan pemeriksaan.
“Dan ya... telekomunikasi masih down...” sambungnya.
Aku hanya bisa menghela nafas. Kerusakan yang sangat parah...
“Jangan menyesal Satria... Jangan pernah menyesali apa yang sudah kau putuskan... Bukan niatmu untuk melakukan kerusakan begini... Tidak ada yang tau kalau semua akan berakhir begini... Setidaknya kau sudah berhasil mengajukan permintaanmu pada GOD MAESTER CORE dan Carrie sudah pulih...” kata Andin nun jauh entah di mana.
“Tapi aku belum bisa memastikannya... Apakah Carrie memang sudah pulih? Bagaimana caraku memastikannya? Aku tidak bisa menelponnya... Semua jaringan telekomunikasi masih rusak... Gimana?” kataku terus berkomunikasi dengan Andin.
“Dunia masih belum sepenuhnya pulih bekas kemunculan GOD MAESTER CORE tadi... Masih menyesuaikan semua elemen-elemen pentingnya... Kau hanya perlu bersabar barang 1-2 hari...” kata Andin membesarkan hatiku.
“Tapi... Carrie?” kataku masih tak bisa bersabar. Sudah setahun aku bersabar dan menghadapi berbagai macam masalah dan cobaan dalam perjuanganku. Selangkah lagi. Bukan! Sudah di depan mata keberhasilanku. Seharusnya aku melakukan pemanggilan GOD MAESTER CORE tadi di Australia saja.
Aku hanya harus tau apakah Carrie sudah pulih atau belum. Kalau sudah tau... rasanya kalau bumi ini kiamat pun aku rela.
“Kenapa kau tak coba memakai AMW itu lagi...” kata Andin. “Gak sabaran banget, ya?” sambungnya.
“AMW? Aqua-Micro Wormhole itu? Itu ide paling bagus, Andin! Kalau kau ada di sini aku bisa mencium pipimu sampe kempot! Makasih-makasih!” kataku berteriak-teriak. Hellen, Tommy dan EBRO kebingungan melihat tingkahku yang tiba-tiba teriak kayak orang sinting begitu.
AMW, salah satu penemuan paling ajaib yang kutemukan sekitar 1 Km lepas pantai pulau Airtas. Dari satu titik anomali yang tak kupaham itu bisa ke genangan air mana saja yang kuinginkan atau kubayangkan. Saat arisan bareng geng Fantina kemarin di pulau Airtas, aku sudah mencobanya. Dari sana aku bisa sampai di kolam renang rumahku, bathtub kamar mandiku, sungai Kali Wates desa Safriani bahkan sampai ke sungai kecil di Bloomingfield, Perth—dimana Carrie dan Nicole sering bermain.
Dengan ini aku bisa langsung menemui Carrie dan melihat langsung apakah ia sudah benar pulih atau belum. Ha... ha... ha... Otakku jadi buntu karena bingung. Tak mengingat apapun kecuali Carrie. Kurasa bentar-bentar lagi aku mungkin gila.
Panggilan Hellen dan pacarnya tak kuperdulikan. Aku hanya memacu Jaguar-ku menuju dermaga dimana titik terdekat untuk menuju pulau Airtas yang kuingat.
“Satria... Kamu senang banget...” kata Andin.
“Tentu dong, Ndin... Makasih lagi udah diingatkan tentang AMW itu... Hellen bilang semua bandara ditutup kecuali untuk pendaratan darurat pesawat karena insiden dengan GOD MAESTER CORE barusan... Seberapa banyak uang-pun yang kupunya untuk beli tiket ke Australia... Atau beli pesawat jet sekalian... gak akan ada gunanya kalau gak bisa terbang sekarang juga, kan?’ kataku terus menyetir. Kenapa lalu lintas di pinggiran kota begini jadi rame, ya?
“Dengan AMW kau jadi instan sampe di sungai kecil itu... Dan bisa segera menemui Carrie...” kata Andin.
“Benar... Aku belum pernah merasa seantusias ini, loh... Aku akan segera menemui Carrie...” kataku mulai bersenandung. Lagu yang dulu pernah kunyanyikan di karaoke saat ulang tahunku bersama lima wanita itu (Side Quest#01). “?Along the road–Crossed another cold state lane–Miles away from those I love–Purpose hard to find...?” mewakili perasaanku saat ini dengan Dear God-Avenged Sevenfold.
“Duh senengnya yang mau ketemu sama pujaan hati... Sampe lupa segala-galanya...” goda Andin geli.
“Tentu, dong... Perjuanganku akan segera kesampaian... Ini kenapa jadi macet begini sih jalannya?” jawabku berujung kesal karena seperti ada semacam kemacetan yang terjadi di depanku. Klakson kutekan berkali-kali pada mobil di depanku yang juga tak bisa bergerak. Sepertinya jalur kiri ini diambil alih oleh jalur sebaliknya yang bergerak padat merayap. Jelas saja jalurku gak bergerak-gerak dari tadi.
“Ada apa, sih? Kampanye?” gerutuku jadi kepo dan membuka jendela sampingku untuk sekedar mencari berita. Radio di mobilku tidak menyala, hanya ada suara ngorok di stasiun manapun.
“... air lautnya gak bergerak...” ujar satu pengemudi motor pada yang diboncengnya. Motor itu berhenti tepat di sampingku.
“Bang... Ada apa, bang?” tanyaku melongokkan kepala keluar jendela mobil.
“Gak tau, dek... Yang tinggal dekat laut pada takut tsunami... Air lautnya gak biasa-biasanya gak berombak... Tenang... Mereka kan pada parno jadinya... Yang di pinggir laut udah pada ngungsi besar-besaran ke tempat yang tinggian...” jawabnya.
“Beritanya menyebar dari mulut ke mulut... Gak bisa nelpon... Listrik mati... Semuanya mati... Pokoknya cari selamat dulu, dah...” sambung yang dibonceng.
“Wah?” kagetku. Sampe segitunya reaksi masyarakat akibat insiden yang kusebabkan. Tapi udah mulai normal lagi, kan harusnya?
“Di sini juga begitu, Satria... Aku masih di Los Amarilles, nih... Banyak warga yang tinggal di daerah Baja yang eksodus sampai ke daerah gurun sini... Aku sedang melihat rombongan mobil melintas sebagai pengungsi juga... Mereka bilang ini kiamat... Apocalypse...” kata Andin.
“Tapi kan sudah selesai... Sudah mulai normal...” kataku gugup. Aku merasa sangat bersalah karena ini semua. Karena aksi egoisku satu dunia kena imbasnya dan terkena panik sampai berpikiran yang bukan-bukan. Padahal kejadian pemanggilan GOD MAESTER CORE tak lebih dari setengah jam.
“Semua warga dunia melihat bagaimana awan dan angin bergerak sangat cepat seperti tersedot ke suatu tempat... Kalau semua laporan sudah masuk pasti akan diketahui dimana semuanya berkumpul... Di tempat tadi kalian memanggil GOD MAESTER CORE tadi...” kata Andin.
“Moga-moga Hellen dan Tommy sudah menyingkir dari sana... Haduh... Aku ninggalin mereka di sana!!” kataku tiba-tiba teringat kedua kekasih itu. Aku yang membawa mereka ke sana dan kutinggalkan begitu saja. Ah! Karena itu tadi Hellen memanggilku. Tapi mereka berdua bukan orang bodoh. Aku yang bodoh!
Karena tak ada harapan untuk dapat menembus kemacetan ini, kubelokkan Jaguarku dan parkir di tempat yang cukup aman. Alarm kuaktifkan dan segera aku berlari ke belakang pertokoan ini untuk segera.… TERBANG!!!
--------​
Tubuhku melesat cepat dengan HOVER XOXAM dan MARVELOCITY ARIES dikombinasikan. Di langit sore yang terang benderang aku hanya siluet cepat yang seharusnya tak akan bisa dideskripsikan masyarakat sebagai manusia terbang.
Tahanan friksi udara terasa berbeda kurasakan. Udara terasa sangat padat karena bergerak dengan malas. Angin masih belum benar-benar pulih untuk membantuku terbang dengan cepat.
“Angin belum benar-benar pulih, Andin...” laporku pada Andin. Walaupun sudah kukerahkan kecepatan penuh MARVELOCITY pada cara terbangku. Masih kurasakan terasa lambat. Biasanya dengan begini, dalam waktu singkat aku bisa sampai ke tempat tujuanku.
“Seperti yang tadi kubilang, Satria... Bumi perlu satu-dua hari untuk memulihkan elemen-elemen pentingnya... Kupikir juga lebih baik penerbangan komersial ditunda sampai satu-dua hari juga sampai semua kembali normal...” kata Andin dengan nada serius dan dalam.
“Katakan dengan jujur, Andin... Apa yang sedang terjadi sebenarnya... Pengetahuanmu luas dan aku percaya penilaianmu... Katakan...” kataku berubah serius juga.
“Planet ini dalam keadaan genting, Satria... Kejadian barusan merusak banyak keseimbangan alam... Kejadian yang kurang dari setengah jam tadi mengguncang poros bumi... Sedikit lebih lama lagi... Mungkin planet ini akan terlempar dari orbitnya karena kehilangan gravitasi revolusinya... terhadap Matahari... Sampai sebegitu parah harga yang harus dibayar untuk sebuah permintaanmu... Maaf Satria... Itu penjelasanku...” ujar Andin dengan pilihan kata yang diseleksinya dengan hati-hati.
Pada tepian sungai yang bermuara ke laut sudah dekat beberapa kilometer lagi aku mendarat. Sudah tercium aroma laut dari muara sungai ini. Beberapa sampan dan perahu nelayan diparkir diikat di tepian sungai pada batang-batang bambu yang ditancapkan di dasarnya.
Kupandangi air sungai yang berwarna coklat dari tepian benteng sungai yang dibangun tinggi. Tak ada pergerakan sedikitpun. Air sungai juga mati tak bergerak. Sungai ini harusnya mengalir ke laut juga.
“Apa yang sudah kulakukan?”
--------​
Kusaksikan bagaimana sebuah perahu nelayan bergerak dengan susah payah di air laut. Motor penggeraknya meraung maksimal sampai berasap hanya untuk membuang sauh di tepian dermaga. Yang sudah berada di tepian saja sudah berjuang keras untuk merapat apalagi yang jauh puluhan kilometer di tengah laut sana.
Dermaga ini sudah sepi karena kebanyakan masyarakat yang beraktifitas di sekitar laut sudah mengungsi jauh takut tsunami. Nelayan yang barusan merapat itu tadipun langsung ngibrit menyusul keluarganya.
Air laut bertekstur seperti jeli encer saat kusentuh. Bagaimana pula penderitaan para mahluk laut penghuninya. Akankah terjadi kematian besar-besaran? Beberapa burung laut terlihat mengapung mati di permukaan air. Terpengaruh kekacauan di udara juga. Ini tidak hanya terjadi di sini saja. Ini terjadi di seluruh dunia.
“Kau masih akan ke pulau itu, kan?” tanya Andin. Hanya pertanyaan-pertanyaan semacam ini yang membuatku tetap waras. Rasa bersalahku sudah sebesar dunia ini. Andin yang membuatku masih berfikir normal.
“Tidak ada perahu yang bisa kusewa untuk membawaku ke Airtas... Semuanya mandek di atas air susah bergerak...” kataku menunjuk sebuah sampan nelayan lainnya yang agak jauh di laut. Biasanya benda itu akan terombang-ambing ombak yang membantunya bergerak. Mengapung diam. Hanya titik nelayan yang terlihat sibuk mendayung.
“Berenanglah... Kau bisa menggunakan SUBMERGE dan juga GILL untuk berenang di dasar laut... Mungkin di kedalaman sudah ada arus yang mulai membaik...” usul Andin dengan dua kekuatan AQUARIUS yang bisa memungkinkanku untuk bergerak di air bahkan jadi mahluk air sekalian itu.
“Apa tidak sebaiknya kuikuti saranmu dan menunggu satu-dua hari sampai semua normal kembali... Aku yakin semua akan baik-baik saja saat itu... Bisa nelpon dan bandara dibuka kembali...” sahutku tak bersemangat lagi.
“Semangat, Satriaaa!!! Jangan menyerah! Jangan menyerah!! JANGAN MENYERAH KARENA INI SEMUAAAA!!!” teriaknya keras-keras. Padahal ini telepati tetapi kupingku sakit mendengarnya.
“Iya! Iya... Duh... Andin... Sakit kupingku...” aku sampai melompat-lompat mendengar teriakan Andin barusan. Kakiku tercebur di air sampai semata kaki. Yah... Basah, deh sepatuku.
“Karena teriakanmu tadi, Andin... Aku jadi dapat ide... Aku menamai salah satu CREATURE FORM ZODIAC CORE terakhirku... PISCES sebagai... WHALE SAURUS!” seruku mendapat suntikan semangat dari Andin yang mirip doping efeknya. Mahluk segede paus CREATURE FORM PISCES itu langsung muncul di hadapanku. Mengapung dengan mudahnya di atas air tanpa menyentuhnya.
“WHALE SAURUS?” heran Andin dengan penamaanku. “Apa mahluk ini semacam fosil hidup paus?” tanyanya yang tak dimengertinya. Di data base-nya tidak akan ada informasi mahluk ini. Mahluk ini bukan mahluk bumi.
“Kita anggap saja ia mahluk hantu yang tak terikat pada kehidupan... Ia bisa bergerak tanpa mengindahkan elemen-elemen dasar bumi... Tidak perlu bernafas... makan... Bergerak di berbagai medan... Jadi angin mati atau air mati tak akan masalah baginya...” jelasku tentang ide brilianku ini.
“I... tu... Itu sangat cerdas, Satria... Dengan begitu kau bisa terus ke pulau Airtas tanpa masalah...” puji Andin dengan ideku. Ini bener-bener out of the box banget.
“Dan satu lagi... Hup!” aku melompat ke atas WHALE SAURUS dan sampai di atas punggungnya yang berbentuk kerang berwarna putih. Aku berjongkok dan merasakan tekstur keras cangkang serupa batu ini. “Di dalam cangkang keras ini aku akan menungganginya dengan INBOUND SAURUS!”
Cangkang keras WHALE SAURUS seperti lunak melumer di kakiku dan aku masuk ke dalamnya. Kuposisikan tubuhku di dalam cangkang keras itu seperti duduk di dalam kokpit mobilku untuk mengendalikannya bak kendaraan. Kendaraan yang sangat besar. Dengan arahan pikiran saja WHALE SAURUS bergerak menjauhi dermaga sepi ini dan bergerak seperti terbang di atas permukaan air laut yang tenang.
“Kereeeen, Satriaaa!” seru Andin. Jarang-jarang ia mau memujiku. Kibasan ekor panjang WHALE SAURUS membuat gerakan mahluk asing ini sangat cepat dan lincah. Kepala dengan leher panjangnya ditarik hingga rapat ke lubang di depan cangkangnya. Keempat kakinya juga dimasukkan, meninggalkan sedikit ujung sirip kaki belakang menjuntai bak sirip belakang ikan.
“Keren pastinya... Siapa dulu...” kataku nyombong dikit.
“Harusnya kamu dari dulu begini, Satria... Gunakan kekuatan ZODIAC CORE untuk hal-hal seperti ini... Harus digunakan secara maksimal...” kata Andin kembali menasehatiku.
“Iya... Semuanya kan kugunakan untuk hal yang berguna... Gak ada yang sia-sia... Nah... Ngomong-ngomong soal berguna, nih... aku gak ngerti navigasi laut... Kamu ngerti kan cara ke pulau Airtas, Ndin? He... he... he...” kataku cengengesan.
--------​
WHALE SAURUS terbang mengambang di atas air laut dengan cepat karena sifatnya yang tak terikat dengan elemen apapun. Baik air atau pun udara sehingga hambatan tak akan berarti untuknya. Bahkan aku klaim, kalau kubawa ke luar angkasa sekalipun tak akan masalah.
Warnanya yang dominan putih mengkamuflase penampilannya yang tersamar dengan baik di air laut sehingga nelayan yang masih terdampar di atas perahunya tak dapat melihat mahluk sebesar ini melintas dengan cepat tanpa meninggalkan jejak angin atau ombak..
Walaupun begitu, jarak yang cukup jauh dari daratan, perjalanan yang dibantu arah tujunya oleh Andi, setengah jam kemudian baru aku bisa melihat bentuk pulau Airtas di kejauhan. Gerakan luwes ekor WHALE SAURUS membawa kami mendekati pulau dengan pasti.
Di kejauhan sini aku sudah bisa melihat dermaga kecil dan villa tak berpenghuni. Pantai berpasir putih dimana malam itu kami melakukan permainan Truth or Dare.
Masih mengambang di atas air, aku menghentikannya di mana kuperkirakan letak AMW berada. Air bening tak bergerak yang menyambutku saat aku keluar dari kemampuan INBOUND SAURUS-ku. Saking beningnya air, aku bisa melihat bayangan WHALE SAURUS di air dan ikan-ikan di dalamnya.
“Masih mati arus air lautnya, Satria...” ingat Andin.
“Iya... Ikannya bergerak perlahan sekali... Tapi apa kau masih mendeteksi AMW-nya? Ada, kan?” tanyaku.
“Mm?”
“Andin?”
“Anu, Satria...”
“Ngomong Andin...”
“Mungkin kekuatan AMW-nya berkurang karena masalah air ini, Satria... “ jelas Andin seperti enggan memberitahuku.
“AMW juga terpengaruh?”
“Kalau jarak dekat mungkin bisa...” jawabnya ragu.
“... Australia jauh...” gerutuku. Begitu banyak masalah yang menimpaku satu hari ini saja. Semua seperti berkomplot untuk membuatku susah. Dari lalu lintas, alam, air, angin sampai AMW juga ikut-ikutan.
“Jangan menyerah, Satria...” ujar Andin lagi.
“Aqua-Micro Wormhole juga gagal... Kalau dengan kecepatan seperti tadi... berapa lama WHALE SAURUS ini bisa sampai ke Australia, Andin?” tanyaku.
“Dua hari terbang kalau dengan cara seperti tadi... Tapi kalau kau coba terbang di atas lapisan Stratosfer atau lebih tinggi lagi... Bisa lebih cepat... Setengah hari saja...” kata Andin memperkirakan yang terbaik yang ia mampu.
“Makasih, Andin... Kita coba ke atas sana...” putusku berbalik dari laut dan melakukan INBOUD SAURUS lagi untuk mengendalikan WHALE SAURUS dari dalam cangkang putih kerasnya. Menanjak tubuh raksasa mahluk ini mengarah ke atas awan.
Yang pertama kali menantangku adalah matahari sore. Sinarnya yang panas membakar bumi seakan dimaksudkan untuk melemahkan semangatku. Itu malah semakin membakarku.
Sebuah lagu kuputar dari player HP-ku untuk menemaniku terbang ke langit mengendarai WHALE SAURUS. Suara temponya yang ganjil segera memacu semangatku. Semangat untuk menyongsong impianku...

Middlle (DJ Snake ft. Bipolar Sunshine)
Staring at two different views on your window ledge
Coffee has gone cold, it's like time froze
There you go wishing, floating down our wishing well
It's like I'm always causing problems, causing hell
I didn't mean to put you through this, I can tell
We're gonna sweep this under the carpet
I hope that I can turn back the time
To make it all alright, all alright for us
I'll promise to build a new world for us two
With you in the middle
(you in the middle)
(you in the middle)
Lying down beside you. What's going through your head?
The silence in the air felt like my soul froze
Am I just overthinking feelings I conceal
This gut feeling I'm tryna get off me as well
I hope we find our missing pieces and just chill
We're gonna sweep it under the carpet
I hope that I can turn back the time
To make it all alright, all alright for us
I'll promise to build a new world for us two
With you in the middle
(you in the middle)
(you in the middle)
(with you)
(you)
(thank the children)
(just thank the children)
(you)
(thank the children)
(just thank the children)​
 
Mendekati akhir keren deh...tapi semua kacau akibat Pemanggilan GMC ..
Tapi semoga aja carie bisa kembali normal lagi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Apakah ini yang dikhawatirkan ayahnya Faizah dulu....?
Terus ayah sama oomnya Satria belum ada kabarnya....
 
Apakah ini yang dikhawatirkan ayahnya Faizah dulu....?
Terus ayah sama oomnya Satria belum ada kabarnya....
bukan oom jowood. kekacauan ini diakibatkan oleh kemunculan God Maester Core. munculnya kekuatan sekaliber itu, yg mampu mewujudkan keinginan apapun dgn santai dan mudah tentunya akan berimplikasi minimal yaa... seperti ini. kacau.
semoga berkenan dengan fantasi ane ini. :ampun: kalo gak sesuai... tp skenario semesta itu misterius... kkk
 
Tapi apakah satria akan berjodoh dengan carie...atau dengan wanita lain ?
Kembalikan ke ts ajah ahh
 
wahh kacau deh, tp ky film nya keanu refe yg jd alien, bumi terhenti total dr aktivts.

segtu hebohnya memanggil core ke 13 tuh ya, padahal ketuanya core double, jg sehebat itu...

hampir tamat ini, tetep sabar menunggu kelanjutanya.
 
mantap suhu, seperti terbawa ke cerita nih. d tunggu kelanjutan Update y.
 
Waduuh!!! Hanya dari sebuah keinginan egois, dunia mengalami buahayaa!!!

Udah deh,,, sema neng Zia aja ya, ya, ya

Semakin menarik dan rasa bersalah Satria semakin besaar!

Ditunggu kelanjutanya suhu, n makasih apdetnya kali ini :ampun:
 
Waduuh!!! Hanya dari sebuah keinginan egois, dunia mengalami buahayaa!!!

Udah deh,,, sema neng Zia aja ya, ya, ya

Semakin menarik dan rasa bersalah Satria semakin besaar!

Ditunggu kelanjutanya suhu, n makasih apdetnya kali ini :ampun:
seneng bgt sama neng Zia. padahal mulustrasi aja belum disertakan ya?
Zia itu lebih ke pilihan akhir klo gak pilihan bagus ato ketika Satria mau tobat... kkk
 
Bimabet
wahh kacau deh, tp ky film nya keanu refe yg jd alien, bumi terhenti total dr aktivts.

segtu hebohnya memanggil core ke 13 tuh ya, padahal ketuanya core double, jg sehebat itu...

hampir tamat ini, tetep sabar menunggu kelanjutanya.
bisa jadi clue utk saga Q berikutnya.
GMC aja segitu kuat. bisa gak dia dikuasai, dimanipulasi ato semacamnya?
Wolvernor (ketua Beowulf) apa kekuatannya?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd