Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan YOGA

Lanjutan...

Bu Ineke



Ketika keluar dari Retroom aku dikagetkan oleh hadirna sosok Bu Ineke didepan pintu masuk, terkaget-kaget campur gugup aku dengan situasi tersebut.

"Eh Yoga, ngapain kamu masuk Toilet Perempuan?" Seru Bu Ineke.

Aduh, aku kaget bukan kepalang dan jujur saja belum menyiapkan alasan dengan alibi yang logis mengapa aku masuk ke toilet perempuan.

"Aeeh, Anu bu, tadi saya mau pipis terus gak jadi," jawabku polos.

"Nggak jadi gimana?," cecar bu Ineke

Alamak, jawaban yang salah," maksudnya tadi saya kebelet pipis habis ngambil kertas dari ibu, terus sya masuk ke toilet yang salah,Bu. Dan tadi hape saya ketinggalan di dalam," jelasku terbata-bata.

Aku bisa melihat tatapan kecurigaan dari Bu Ineke, duh gusti ada-ada saja batinku. Kok bisa ketauan gini gara-gara lengah tidak waspada ketika mau mengambil iphone 4s simungil ini.

"Tadi kebelt pipis jadi nggak ngeliat lambang toiletnya bu, habis udah diujung," lanjutku.

"Yang udah diujung apanya," kata-kata bu Ineke dengan nada yang seperti menggoda membuatku tetap saja khawatir akan kecurigaannya.

"Hehehe, itunya bu, cairannya udah diujung," jawabku mencoba rilex.

"Diujung apanya? yang jelas donk," Suara bu Ineke kali ini memang sengaja menggodaku.

"Nganu, bu.. Diujung Totot," jawabku dengan mengumpulkan keberanian.

"Hehehe, Ah dasar kamu seh,bilang aja ujung botolmu. Udah ah ibu mau pipis, kamu jangan ngintip ya," kata Bu Ineke sambil berlalu dihadapanku masuk kedalam Restroom.

Lagi-lagi kupandangi Bokongnya yang seksi membuat Si Jafra meronta-ronta dalam Boxerku. Yah Jafra adalah nama rudal kesayanganku yang cukup panjang dan besar untuk ukuran orang asia seh.

Aku pun menghela nafas dalam-dalam, seakan-akan beban yang tadi menghimpit lepas begitu saja. Namun tetap saja aku merasa worried banget. Takut bu Ineke curiga karena kegugupanku.

Dengan cepat aku bergegas ke ruangan bidang Pembinaan Desa dengan perasaan penasaran yang membuncah dalam dada. Setelah duduk manis dan memastikan tidak ada orang diruangan, dengan menggunakan headset aku memeriksa hasil rekaman Timelapse tadi.

Aku perhatikan layar di iphone 4s yang tergenggam ditangan, beberapa detik terlihat kondisi dalam Restroom dengan posisi mengarah depan pintu toilet paling pojok. Tak ada tanda apapun sampai ke menit 2.01, tiba-tiba pintu toilet terbuka dan keluarlah sosok laki-laki dengan celana melorot dan kont*lnya masih bergelayutan diselangkangannya. Sosok laki-laki paruh baya yang kukenal sebagai Kepala Bidang Ekbang yang bernama Pak Reno, kutaksir usianya sudah 47-an. Lalu dibelakang sosok Pak Reno, sosok bu ineke terlihat dengan rambut acak-acakan serta baju dengan beberapa kancing atasnya terbuka, serta tidak memakai apa-apa dibagian bawahnya. Kutebak mungkin roknya masih tergantung didalam toilet.

Lalu pak reno buru-buru merapikan celananya dan sebelum keluar dari Restroom tersebut, pak Reno menghampiri Bu ineke lalu melumat bibirnya yang ranum bagai delima. Bu Ineke pun melayani lumatan dengan mata terpejam didepan pintu toilet, terlihat tangan Pak Reno meremas pantat dan payudara Bu Ineke yang masih terlihat sekel dan bulet bentuknyam Akupun tercekat dengan bentuk payudaranya, bukankah biasanya kalau sudah punya anak ataupun memasuki usia matur diatas 30an sudah turun payudaranya.

Terlihat jelas adegan pasca mereka berpagutan lalu bu Ineke ke dalam toilet dan keluar lagi dengan membawa rok lalu menuju ke kaca wastafel. Aku tidak bisa melihat kembali aktivitas bu Ineke karena posisi kamera hanya mengcover area depan toilet saja, sedangkan area wastafel yang terletak disamping pot bunga tersebut tidak tercover.

Tak sampai 3 menit, lalu muncul sosok Bu Ineke seperti memeriksa kondisi dalam ruangan toilet tempat dia dan pak Reno making love tadi. Lalu tak berapa lama setelah kemungkinan memastikan tidak ada jejak dalam toilet tersebut lalu terlihat bu Ineke berlalu menuju ke arah keluar Restroom.

Dan tayanganpun hanya kondisi Toilet dalam kesepian beberapa menit kedepan sampai dengan hadirnya sosok aku mendekat.

Aku pun langsung membayangkan pasca keluar restroom, bu Ineke berjalan ke arahku bagaikan tayangan yang saling menyatu dalam kepingan puzle-puzle adegan per-scene.

Sekarang aku masih duduk depan meja tempatku biasa bekerja magang. Kunyalakan Desktop Yang ada dimejaku sebagai sarana yang diberikan oleh kantor ini guna menunjang pekerjaan membantu bidang ini. Kabarnya meja yang kutempati adalah adalah milik Bu Devi, staf bidang Pemrintahan Desa yang sedang cuti melahirkan.

Rencananya aku mau memindahkan hasil rekaman tersebut ke dalam Desktop yang ada dimeja, namun setelah menyalakannya timbul rencana lain, aku takut rekaman ini nanti tersebar. Akupun membuka lemari kecil dibawah laci meja kantor, mengambil Laptop milikku. Lalu beberapa saat kemudian Iphone 4s telh terhubung dengan Laptop. Dan butuh benerapa menit rekaman tersebut telah tercopy kedalam device asus tersebut.

Kuletakan dalam satu folder bernama "system" lalu dalam folder kubuat lagi folder dengan nama "system", dan begitu seterusnya sampai 5 kali. setelah itu aku menggunakan aplikasi lock agar folder tersebut bersandi, ya walaupun bukan ahli IT, ya cuma buat jaga-jaga aja agar tidak mudah membuka foldernya ketika Laptop ini digunakan oleh orang lain. Walaupun sederhana setidaknya untuk berjaga-jaga.

setelah selesai mengcopy data rekaman ke Laptop, ku masukan kembali laptop tersebut ke lemari kecil meja kantor. Setelah itu aku duduk termenung, memikirkan untuk apa rekaman tersebut. Karena jujur saja aku bukan tipe berandalan yang berpikir akan menjadikan video tersebut sebagai alat untuk memaksa Bu Ineke mau melayani hasrah sexual, walaupun keinginan dan hasrat tersebut membuncah dalam ubun-ubun.

Pelan-pelan aku berpikir, ya seharusnya seh video rekaman tersebut sebagai modal mendekati Bu Ineke dan mendapatkan keuntungan dari Pak Reno, bisa dalam bentuk uang ataupun materi lainnya yang menguntungkan.

Bedebah, pikiran ini malah kok campur aduk jadi gak karuan. Bingung harus ngapain, yah dasar amatir kali ya masih takut pengen ini pengen itu masih serba nanggung. Bukan berandal sejati, hehe. Bedebah bangeett.. Juancook kalau orang Timurnya Jawa bilang seh.

Jam dinding yang diruangan telah menujukan pukul 17.45, wah sudah mau mendekati maghrib. Akupuun beres-beres meja, dan mengambil tas selempang salah satu merek Outdoor terkenal negeri ini. Lalu berjalan menuju arah parkiran kendaraan yang letaknya di samping kanan kantor. Ketila menuju parkiran, kulihat ada Bu Ineke sedang berdiri didepan Mobil Ayla Silvernya.

"Loh kenapa bu, mobilnya?" tanyaku setelah mendekat Bu Ineke.

"Nggak tahu kenapa, Tadi nyalain starter gak nyala. Indikator enginenya gak nyala," ucapnya.

Waduh, kebetulan aku gak punya mobil dan belum pernah nyetir mobil jadi gak faham kaya gituan mah.

"Kalau begitu seh harus panggil montir bu," kataku mencoba memberikan solusi.

"Udah saya telpon, tapi Montir yang biasanya lagi diluar kota, baru besok pagi baliknya. Sedangkan mau montir lainnya gak kenal dan takut diapa-apain mobilnya. Ya biarinlah mobilnya dikantor dulu, saya sudah bilang ke Pak Hendro untuk titip mobil dikantor," ungkap Bu Ineke.

Aku pun mafhum dengan ucapan bu Ineke. Pak Hendro merupakan penjaga malam merangkap tenaga kebersihan di kantor ini.

"Terus ibu mau pulang pake apa?" tanyaku, tiba-tiba terbersit berharap pulang bersamanya.

"Nggak tau, Yoga. Ini mau manggil ojek pangkalan aja diperempatan jalan sebelah sana," kata Bu ineke seraya menunjukan perempatan jalan yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari gerbang kantor.

"Gini aja Bu Ineke, saya anter aja ibu pulang ke rumah," kataku menawarkan diri untuk menjadi tukang ojeknya dia.

"Ah merepotkan, Yoga. Kasihan kamu nantinya. Tempat tinggal ibu cukup jauh loh, jarak tempuhnya 30 menitan," kata Bu Ineke.

"Emang didaerah mana,Bu?"

"Daerah Sudirman Gate,"

"Ah gak apa-apa, ini kan jumat malam sabtu, besok kan libur, biarkan saya jadi tukang ojeknya ibu hari ini, heheh," pintaku sama Ibu Ineke.

"Huuhh, pinter ya kamu merayu cewek kayanya, " kata Bu Ineke sambil tersenyum. "Baiklah kalau gitu, Yoga. Ayo anter saya deh pulang ke rumah," Lanjut Bu Ineke.

"Ibu tunggu disini ya, saya mengambil motor dulu diparkiran," kataku sambil berjalan menuju tempat parkiran motor yanh jaraknya sekitar 15 meter dari area parkiran mobil.



.........................
.........................


Eaaaa....Eaaaa
Yoga Nganterin Bu Ineke akhirnya..
Tube Kontinyu, Hu
 
Milf gini paling bisa bikin semangat masta
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd