Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA OVA si gadis cantik broken home

Jarang jarang kalo baca cerita ikutan ngerasain emosi penulis nya, salut buat ts!!
 
Masa time skip dengan ova saya mulai dari sini, kami kembali bertemu di tahun 2012, saat ini 2008 awal. Masa time skip inilah yang menjadi penyesalan saya seumur hidup, bahkan hingga sekarang saya belum berani cerita ke ova (istri saya)

Update 5

Sesampainya di rumah ova, saya menaruh tas ransel di meja kemudian duduk di sova tempat kami bermesraan hari minggu kemarin, kenapa harus pergi secepat ini? Apa sebenarnya mau kamu? Ova sukses membuat saya semakin penasaran.

Singkat cerita saya diterima di fakultas teknik industri UGM, lulus dengan nilai tertinggi nomor dua di sekolah. Satu tahun berlalu semenjak ditinggal ova saya sibuk kuliah, saat ini awal semester tiga dan mengalir normal layaknya seorang mahasiswa baik-baik. Saya lebih sering dirumah sendiri, terkadang menginap di rumah ova dua atau tiga hari terutama di hari sabtu & minggu karena libur kuliah. Saat di rumah ova saya lebih sering menghabiskan waktu berada di villa, sekedar ngobrol dengan mbok jum atau menemani pak agus membersihkan taman. Ibunda ova menikah dengan laki-laki itu kurang lebih 4 bulan setelah saya masuk kuliah, info yang saya terima dari mbok jum saat pernikahan bu mia ova gak datang. Setahun ini bu mia beberapa kali datang ke villa, suatu ketika beliau tau dari mbok jum kalau saya sering datang dan menginap di rumah, sepertinya tanggapan dari bu mia biasa saja.

Hari minggu pagi selalu saya sibukkan dengan mengamen bareng teman-teman kuliah di sunday morning. Uang yang didapatkan kami bagi rata, kadang kala kami pergunakan untuk jalan kesana-kemari seputaran kota jogja.

Rio : "jar, lu mau bubur ayam gak?"
Saya : "gak ah, gua gak doyan"
Doni : "lu apa-apa gak doyan, tiap keluar ngajak makan menunya nasi goreng melulu"
Rio : "ya gimana don, dari semester satu kita kenal sampai sekarang udah semester tiga kalau gak ova mau apa lagi yang diomongin sama si goblog ini,"
Rahmat : "emang kek apa sih tuh ova jar, lu cari sono yang lain di D3 ekonomi banyak m*mek mulus-mulus tuh"
Saya : "goblog lu"
Rahmat : "iya deh yang IP nya 3,86"
Rio : "jangan bawa-bawa IP lu mat"
Doni : "ihh bego, yang IP nya cuma 2,49"
Rio : "tai lu don"

Dari ketiga orang ini, rio lah yang paling dekat dengan saya, bahkan sampai saat saya menulis cerita ini (2020) kami masih berhubungan baik walaupun hanya via sosmed. Rio orang bukit tinggi sedangkan rahmat dan doni dari batam. Dari awal semester hingga lulus kuliah kami selalu berempat. Merekalah yang merubah saya menjadi orang yang selalu percaya diri, suka bercanda dan mengenal hobby selain membaca buku yaitu ngeband. Padahal dari kecil hingga SMA saya pendiam dan sangat membenci keramaian. Saat kami asyik ngobrol, tiba-tiba ada yang menepuk pundak kemudian saya menoleh kebelakang dan melihat cewek cantik rambut sebahu, kaos dan celana ketat buat joging, sepatu running.

"kamu fajar ya?", kata cewek itu
"kamu siapa?", jawab saya bingung
"ah kok lupa sih, aku febby, SMP kita satu kelas", jawabnya

Febby adalah teman sekolah saya saat masih SMP, cewek periang anak juragan tembakau, suka bercanda dan yang paling saya ingat adalah kebiasaan sering menggigit bibir bawahnya. Saya perhatikan dari kepala sampai ujung kaki, sangat berbeda dibandingkan waktu masih duduk di bangku SMP. Febby adalah bunga kelas, selain dia dikenal sebagai anak juragan tembakau, febby adalah sosok cantik, pintar, periang bahkan dari kelas satu sudah menjadi idaman beberapa teman sekelas maupun kelas lain. Febby sering mendapatkan surat cinta dari berbagai penjuru tetapi semua ditolaknya, jadi selama SMP setau saya febby belum pernah pacaran dengan teman satu sekolah. Awalnya saya juga sangat menyukainya, dia cantik, lucu dan periang. Tetapi lama kelamaan rasa suka itu berubah menjadi rasa ingin mengalahkannya. Kenapa? Dia pencetak rekor selalu menjadi yang nomor satu di kelas bahkan seangkatan, selalu rangking satu dari awal masuk hingga lulus, hebat. Sebenarnya, dialah awal penyebab sekaligus motivator yang tanpa disadari membuat saya menjadi rajin belajar dan selalu ingin menjadi nomor satu dimanapun kaki ini berpijak.

Saya : "eh kamu febby?? Kok beda banget", jawabku dengan mata memandangi wajah dan memperhatikan lekuk tubuhnya sambil tangan ini mengajaknya berjabat tangan
Febby : "ya iyalah beda, sekarang kan udah gede, hehe", jawabnya sambil menerima ajakan jabat tangan
Saya : "kamu ngapain ke sunmor? (sunday morning)"
Febby : "ya joging lah, kamu gak lihat aku pakai sepatu running?"
Saya : "ya siapa tau siapa tau" jawab saya sambil tertawa
Rio : "ehemmm…"
Saya : "oh iya feb, kenalin ini temen-temenku kuliah"
Febby : "loh kamu kuliah ya? Kuliah dimana?" jawabnya sambil berkenalan dengan rio, doni dan rahmat.
Saya : "iya disini feb"
Febby : "oh, sama dong, kamu ambil jurusan apa?"
Rio : "jurusan ke pelaminan bareng kamu", jawabnya menggoda saya sambil mengajak doni dan rahmat berlarian pergi membeli bubur ayam
Saya : "duduk sini lah feb, gak pegel kah berdiri?"
Febby : "kamu belum jawab pertanyaanku tadi lho jar", jawabnya sambil duduk disebelah kiri saya dan meluruskan kedua kakinya
Saya : "aku teknik industri feb"
Febby : "ohh, kok gak ambil matematika? Kamu kan jago matematika jar"
Saya : "jago apaan, dari kelas satu sampai kelas tiga siapa yang bisa ngalahin kamu? Gak ada"
Febby : "itu kan waktu masih SMP, siapa tau waktu kamu di SMA kemarin juga jadi yang nomor satu"
Saya : "nomor dua, sama seperti kita SMP dulu, musuhku tepat berada diatasku tanpa pembatas apapun"
Febby : "hahahaha, pembatas? Emang aku ini kamu anggap apa? Yang sabar ya"
Saya : "kamu ambil jurusan apa feb?"
Febby : "jelas matematika dong jar"
Saya : "mantab feb, sejak kapan kamu pakai kacamata feb?"
Febby : "SMA kelas dua jar, minggu pagi kamu sering ke sunmor jar?"
Saya : "iya, aku tiap hari minggu pagi pasti kemari bareng sama mereka bertiga itu"
Febby : "eh jar, aku boleh minta nomor hp kamu gak? Siapa tau besok kalau ke sunmor lagi bisa ngobrol, temenku kalau hari minggu pada asyik sendiri"

Kami tukeran nomor hp, lalu febby pulang. Saya menyusul temen-temen yang masih makan bubur ayam.

Siangnya saya pulang ke rumah ova untuk mengambil pakaian, seperti biasa saat datang maupun pulang saya selalu pamitan ke pak agus dan mbok jum, walaupun ova bilang ke mbok jum agar saya juga punya pegangan pintu rumah, tetap saja itu bukan rumah saya. Sesampainya di rumah saya cek hp ada panggilan tak terjawab dari febby, karena pulsa kosong saya keluar rumah untuk membeli pulsa untuk menelepon febby. Di pojok desa ada angkringan, saya telpon febby disitu.

Febby : "ya jar", jawabnya saat mengangkat telpon
Saya : "ada apa feb, tadi nelpon?"
Febby : "gak apa-apa kok tadi ban motor bocor, tapi sekarang udah beres"
Saya : "loh? Bocor dimana? Maaf banget feb, aku kalau bawa motor hp pasti ku silent"
Febby : "gak apa-apa santai aja jar, kamu dirumah?"
Saya : "kenapa? Mau main kerumah?"
Febby : "gak ah orang tua kamu ribut melulu"
Saya : "kok kamu tau feb?"
Febby : "dulu waktu perpisahan kelulusan kan kelas kita bikin acaranya di rumah kamu, gimana sih?"
Saya : "ya maaf, lupa"
Febby : "jar, besok minggu ke sunmor lagi yuk"
Saya : "minggu pagi aku ke sunmor terus kok, sama mereka bertiga tadi si rio, dony sama rahmat"
Febby : "oh ya udah besok minggu ketemu disana aja tempat tadi ya"
Saya : "kamu yang atur deh feb"
Febby : "kok sekarang kamu beda banget ya jar"
Saya : "kan udah gede", sindirku membalas ucapan dia tadi pagi
Febby : "nah ini salah satunya kamu sekarang bisa ngeles juga ya, dulu kamu itu pendiem, diajak ngomong juga jawabnya apa adanya, sekarang kamu udah mau ngomong ya"
Saya : "ya iyalah, kan udah gede"
Febby : "ku jitak kepalamu kalau jawab begitu lagi"
Saya : "udahan dulu ya feb, sambung nanti lagi, udah sore aku mau mandi"
Febby : "oh ya udah, besok kabar-kabar lagi ya kalau mau ke summor"
Saya : "iya minggu pagi ku kasih kabar ke kamu"
Febby : "makasih fajar, kamu baik deh"

Skip seminggu, karena dalam seminggu tidak ada kisah tentang ova maupun febby.

Minggu pagi seperti biasa saya ke sunmor, keliling ngamen 2 kali. Hari ini saya hanya berdua dengan rio, karena dony dan rahmat ada tugas kuliah yang gak bisa ditinggal.

Rio : "gw langsung pulang ya jar"
Saya : "lah, tumben lu ribut mau pulang"
Rio : "bersih-bersih asrama, gak enak sama yang lain"
Saya : "oh ya udah, itu gitar lu bawa aja"
Rio : "oke lah, gw cabut duluan ya"
Saya : "hati-hati lu dijalan"
Rio : "siap"

Kemudian saya ngontak febby, saat mau nelpon saya diteriakin dari kejauhan, "jaaarrrrrr, sini aja", terlihat febby duduk di salah satu stand sarapan melambaikan tangan menyuruh saya kesana. Hari ini febby mengenakan kaos warna putih ketat, rambut diikat, celana leging, sepatu warna putih sama persis dengan yang dia pakai minggu lalu.

Saya : "baru aja mau ku telpon feb"
Febby : "aku disini udah lama kok, aku lihatin kamu dari tadi, mau nimbrung gak enak ada temen kamu"
Saya : "kamu ngajak ketemu mau ngapain?"
Febby : "eh memangnya gak boleh? Ya udah pulang sana?!", jawabnya jengkel
Saya : "ya udah aku pulang"
Febby : "tuh kan kamu!!!"
Saya : "loh? Katanya suruh pulang?"
Febby : "ke kost aku aja yuk, kost ku bebas kok"
Saya : "kamu ngekost? Bukannya rumah kamu di **********"
Febby : "ayolah nanti aku cerita"

Kami pun langsung menuju ke kost febby, kost febby ada di daerah TVRI jogja, kost bebas 24 jam tapi rumah si pemilik kost berada diseberang jalan berhadapan dengan kost febby. Saya duduk di ruang tamu dan diperkenalkan dengan teman kost febby, namanya gladis dan leli.

Saya : "ini bukan kost, tapi kontrakan feb, kalian ngontrak bareng apa gimana?"
Gladis : "iya, ini kontrakan tapi kami patungan, ada 3 kamar, jatuhnya lebih mahal dari ngekost sih, tapi aman"
Febby : "apaan kamu aja ngamar melulu sama si dayat"
Gladis : "hahaha", sambil pergi meninggalkan kami berdua, gladis masuk kamar, leli pamit pergi.
Saya : "ngamar? maksutnya?"
Febby : "kamu tau lah"
Saya : "ya ampun feb, kamu jangan ikutan ya?"
Febby : "hahaha"
Saya : "disini kemarau apa gimana kok gak ada air minum?"
Febby : "ku beliin di warung depan aja ya tempat yang punya kost, galon air minumku belum datang padahal pagi tadi udah ku telpon"
Saya : "terserah yang penting bisa diminum"
Febby : "nih keringatku kalau mau"
Saya : "ya sini ku jilatin"
Febby : "hiiiii ogaahhhh, geliiiiii"

Perbandingan fisik antara febby dan ova cukup jauh, febby lebih tinggi dan ramping. Pokoknya febby ini badannya gak ada yang berlebih di bagian tertentu seperti ova (if you know what I mean). Febby memberi saya satu botol air mineral lalu pergi mandi, saya duduk di ruang tamu sambil nonton tv. Gladis kembali menghampiri saya.

Gladis : "kamu temenan sama febby dari kapan?"
Saya : "dia temen SMP, ketemu lagi hari minggu kemarin"
Gladis : "jadi kalian janjian ketemuan ya hari ini"
Saya : "iya gitu lah"
Gladis : "kamu hati-hati sama febby"
Saya : "kenapa memangnya?"
Gladis : "denger-denger sih dia simpenan om-om?"
Saya : "ah ngarang cerita kamu, gak mungkin, setauku dia baik-baik kok", saya mulai dibuat gak nyaman
Gladis : "ya udah kalau gak percaya, kamu nanti bakal tau sendiri"
Saya : "kalau aku tau pun bukan urusanku, yang penting aku sama dia temenan baik, itu aja sih"
Gladis : "bagus lah, aku pergi dulu ya jar, biasa anak muda"
Saya : "iya, hati-hati", gladis pun pergi meninggalkan saya.

Apaan sih, baru aja kenal udah ngomong begituan, saya mengabaikan apa yang dibilang gladis soal febby.

Febby : "jar sini bentar, bantuin", saya langsung datang ke kamarnya
Saya : "ada apa feb?" ungkap saya berdiri di pintu kamar, terlihat febby yang masih mengenakan bathrobes
Febby : "bantu tarik pintu lemari bajuku, macet gak bisa dibuka"

Sekali saya tarik pintu lemari tersebut langsung terbuka

Febby : "kok gampang sih, tadi macet lho"
Saya : "ya udah pakai baju kamu" sambil melirik ke arah lemari terlihat beberapa pakaian dalam yang terlipat rapi
Febby : "kamu keluar kamar sana"
Saya : "iya lah, apanya juga yang bisa dilihat"
Febby : "eh ngejekin ya, kalau kamu lihat bisa terbayang sampai tua nanti"
Saya : "gak mungkin, gitu doang"
Febby : "jangan jadi bahan di rumah ya"
Saya : "enak aja aku seumur hidup belum pernah ya", kalau di kocok sama dikulum orang lain sih pernah kata saya dalam hati
Febby : "bohong banget, cowok yang dari dulu takut sama cewek pasti sering onani"

Saya jalan mendekati febby, dia melangkahkan kaki kebelakang beberapa kali, tanpa bicara apapun langsung saya kecup keningnya. "kata siapa aku takut sama cewek", ungkap saya sambil keluar kamar dan kembali nonton tv.

***BERSAMBUNG****
 
makasih atas updatenya
mau tau..scandal dgn febby hehe
 
Cerita Mellow Drama sepertinya.... muanteep alur nya bisa kebawa suasanan, lanjuttkan gaann
kereen ini udah.........
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd