Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nuernberg - Dua Kosong Satu Tujuh. [TAMAT]

Bantu pilih ya...

  • With threesome

    Votes: 46 82,1%
  • Without threesome

    Votes: 10 17,9%

  • Total voters
    56
  • Poll closed .
Hai! Sebelum baca, serunya sih baca dulu part sebelumnya, biar greget (?) EHEHEHEHE...


PART 10.1

qFARq2Rq_o.png


"Kakyov, bangun!"
"Kak! Ish! Bangun!"


Aku membuka mataku, wajah Gracia sedang nyengir tiba-tiba terlihat jelas...

"Selamat pagi!"

Aku tersenyum...

"Sarapan yuk..."

Aku bangun dan melangkah turun mengikuti Gracia. Dia menoleh. Aku bingung.

"Pake baju dulu sana!"
"Oiya..." Aku tersadar.

Ya, semalam aku habis menghajar pantatnya yang entah kenapa jadi makin seksi belakangan ini dan langsung tertidur tanpa sempat mengganti baju...

"Nanti aku mau ke tempat mama sekalian ngeliat Gio..." Celetuk Gracia di tengah sarapan.
"Oh, iya..." Jawabku sekenanya.
"Kakak nggak mau ikut?" Tanyanya lagi.

"Aku mau disini aja beres-beres. Semalem kan abis ada pertempuran..."


Dia reflek tertawa. "Abis ada yang flashback analin junior ya?"

Mendengarnya aku ikut tertawa...


Tiba-tiba Gracia diam, aku bingung.


"Kalo kakak mau balik, balik aja kak. Aku nggak ngelarang..."
"Kamu kenapa lagi sih?"
"Gapapa..."
"Aku nggak mau balik! Aku udah milih kamu!"


Dia bergetar...


"Kakak nggak harus tinggal... Kakak bisa datang kapan aja..."
"Tapi...
"Udahlah, pokoknya kakak harus pulang..."


Ini pasti hasutan Shani kemaren... Maunya apa sih?!


***

dU8mDvBf_o.jpg


Aku mengantar Gracia ke rumah ibunya dan aku memutuskan ke rumah Shani. Aku yakin Gracia sekarang berubah pasti karena hasutannya. Jelas-jelas beberapa hari yang lalu dia senang mendengar aku akan tetap disini selamanya sama dia...


Shani berdiri di hadapanku...


"Sekarang apa?" Tanyanya.
"Kamu yang ngerubah pikiran Gracia kan?" Tanyaku balik.
"Bukan..." Jawabnya tenang.
"Nggak mungkin, sekarang kenapa tiba-tiba dia jadi ragu lagi?" Aku memastikan.

"Ya aku nggak tau, mungkin kalian emang harusnya nggak bersama!"

Shani menutup pintu, tapi dengan cepat aku tahan...

"Tunggu Shan!"
"Apa lagi sih?"

"Ngaku deh!" Aku naik.


Dia diam menatapku, menghela nafas sesaat...


"Sini masuk..." Tawarnya.


Aku mengikutinya ke dalam rumah, kami sama-sama duduk. Aku yakin kalo Shani lah penyebab Gracia tiba-tiba berubah pikiran ingin melepasku. Aku masih nggak ngerti sama maksud Shani berusaha memisahkan kami berdua...


"Kamu pernah bilang nggak mau lagi terlibat dalam masalah kami, tapi kamu sendiri malah ngerubah keinginan Gracia..." Jelasku.

"Karena itu yang bisa bikin kamu pergi..." Balasnya tenang.


Ini cewek maunya apa sih?


"Segitu pengennya kamu bikin aku pergi dari sini?" Tanyaku berusaha tenang walau mulai emosi.


Dia diam menatapku...


"Kemana cincin kamu?" Tanyanya.


DEG...


"Dulu pertama kenal aku, kamu selalu pake cincin itu. Sekarang kenapa udah nggak pernah di pake?"


Aku diam...


"Aku tau cincin itu apa artinya... Itu penting... Aku nggak nyangka kita... Nyaris ngelakuin itu... Sementara disana mungkin ada yang cemas nungguin kamu kembali..."

"Kenapa jadi bahas cincin aku sih?" Aku sedikit panik.
"Kamu mau ninggalin Junior, Vella, sama Velly gitu aja?" Dia tenang.


DEG...


"Kok...
"Tujuan kamu kesini itu apa?" Tanyanya.
Aku bingung, "Aku... Aku nggak tau..."

"Cuman buat ketemu Gio kan?"
"Tapi apa? Disini kamu malah bikin aku nyaman. Malah sampe kita...

Dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya...


Shani ada benarnya. Aku lupa tujuan awal aku kesini itu apa, aku malah sibuk berusaha mendapatkan Shani karena satu kejadian itu. Bahkan sampai terbawa mimpi berkali-kali. Hanya karena nafsu! Terjadi lagi hal yang sama seperti dulu...


"Tapi kalo kamu masih nekat buat tetep disini...
...Kita harus ngelanjutin itu..."


DEG...



Aku kaget,

"Asal kamu janji, setelah ini kamu harus pulang ke Indonesia..." Lanjutnya.

"K-Kamu beneran, Shan?"

Dia hanya mengangguk...

mmFPV8fD_o.jpg


Shani mau?



Dia berpindah duduk satu sofa denganku, kami masih saling berjauhan. Entah kenapa perasaanku berubah deg-degan. Ini bukan mimpi kan? Udah beberapa kali aku mimpiin Shani...

Dia menatapku. Jujur aku bingung harus apa sekarang? Perasaan yang sama pernah aku rasakan, tapi gatau dimana... Kami sama-sama diam saling tatap, mungkin ini momen paling canggung yang pernah aku alami...


"K-Kamu beneran mau, Shan?" Tanyaku meyakinkannya.
"Iya..." Jawabnya parau.


Damn! Suaranya!



Dia masih menatapku tapi tidak bergerak, dengan perlahan aku mendekatkan posisi dudukku kearahnya. Semakin dekat semakin deg-degan. Apa sih?

Kami sudah bersebelahan, masih saling tatap. Shani tersenyum. Tanganku perlahan bergerak menyeka rambutnya kearah berlawanan, dia memejamkan matanya, aku menarik lehernya mendekat...


"Kamu janji ya, setelah ini kembali ke Indonesia..." Bisiknya.


Aku tidak menjawab, mencium bibirnya...


Kami saling berciuman...


Bibirnya lembut!



Perlahan aku menarik kaki Shani sehingga dia terlentang dan aku ada di atasnya, kami masih berciuman...


Gimme your touch...
Gimme your breath...
Gimme your eyes...
Gimme your kiss...
Gimme your love...



Aku nggak tau kenapa jadi begini. Shani sayu menatapku, tanganku bergerak membuka bajunya dan mulai mengelus bagian tubuhnya. Dia juga bergerak membuka celanaku, kami sama-sama melucuti pakaian satu sama lain...

Kami sama-sama menyisakan pakaian dalam masing-masing, Shani terlihat seksi menggunakan dalaman putih dan celana dalamnya model jaring. Aku menuju lehernya dan menciuminya sementara Shani terpejam merasakan sensasi ciumanku di lehernya...


"Sshhh..."


Desahan Shani terdengar ketika aku mulai turun kebahunya, kutarik tali branya kebawah dengan sekali gerak aku sudah ada di daerah payudaranya...


"Oohh... Yoovv... Ssshhh..."


Aku menciumi payudaranya sambil memilin putingnya, Shani bergerak menyentuh penisku yang sudah menegang di balik celana dalamku. Menarik celana dalamku dan mengocok asal penisku, aku tau dia tidak fokus karena rangsangan yang aku berikan mungkin lebih nikmat...


"Nanti aja itu... Sekarang kamu dulu..." Bisikku di telinganya.


Dia berganti menarik wajahku lalu mencium bibirku. Lidahnya berusaha membelit lidahku. Ditengah berciuman aku menarik celana dalamnya dan mulai mengelus bibir vaginanya...


Jariku perlahan masuk...


"Mmmhh..."


Dia mendesah di tengah ciuman kami. Tanganku bergerak makin cepat...


"Yoovv..."


Pandangannya makin sayu sesekali mengigit bibir bawahnya. Mencengkram tanganku makin kuat. Seksi sekali!

Dia melepas ciumannya mengenggam tanganku kuat. Menatapku sayu sambil sesekali menggeleng, aku makin mempercepat kocokanku di dalam vaginanya yang mulai becek...


"MMMHHH!!!"


Shani mengalami squirting pertamanya...

hbJtYHR5_o.jpg


Dia mengatur nafasnya, aku nyengir. Mencium bibirnya lagi, tangannya bergerak mendorongku menjauh, menatap penisku yang sudah tegang lalu tersenyum nakal sambil perlahan memijitnya. Aku membuka kakiku dan memberikan ruang padanya agar leluasa bergerak. Dia masih menatapku tapi tangannya mengocok penisku perlahan makin cepat. Dia merunduk...


"Ssshh... Shann..."


Aku reflek mendesah ketika penisku masuk kedalam mulutnya. Hangat dan basah karena lidahnya bergerak di dalam. Aku tidak bisa berhenti mendesah karena Shani bergerak menghisap dan menjilat keseleruh bagian penisku...


"Mmmhh... Dikit... Lagi... Shan!" Aku merasa sudah di ujung.
"Kupain papa, pov... (Kuarin aja, Yov...)" Bisiknya di tengah mengoral penisku.

Oh! Enak sekali!


"Shan! Telen Shan!"

Tiba-tiba dia mendorong kepalanya hingga penisku masuk nyaris menyentuh kerongkongannya dan saat itu juga aku orgasme di dalam mulutnya. Dia melepas penisku dari mulutnya dan terbatuk-batuk beberapa kali...

"Banyak banget..." Wajahnya memerah.
"Lagian siapa yang nyuruh dalam banget..." Aku tertawa.
"Pantes Gracia demen..." Dia menatapku.


Pantes Yuvia demen...



DEG...



Kata-kata Shani tadi mengingatkanku pada Shania...


"Langsung aja ya?" Aku menatapnya sayu.
"Nggak sabaran amat sih?" Balasnya tersenyum.

"Abis itu udah basah, terus ini udah gatel..." Tunjukku pada vaginanya dan penisku.
"...Jadi disatuin aja..." Lanjutku.

Shani tertawa, "Pindah ke kamar aja..."

Dia menarikku bangun lalu menuju kamarnya, di kamar inilah secara tidak sengaja aku mengintipnya dan sekarang dia sudah berbaring di hadapanku. Ketika aku mau mengarahkan penisku kedalam vaginanya...

"Aku diatas aja..." Bisik Shani.

Aku kaget menatapnya, dia menatapku seolah memohon. Aku turutin keinginannya, aku terlentang sementara dia duduk diatasku menghadapku..

"Kamu yakin? Ini bakalan sakit..." Bisikku.

Shani menatapku sayu, perlahan dia mengarahkan penisku masuk ke vaginanya. Kepala penisku sudah masuk seluruhnya...


DEG...


"Shan? Kok..."

Aku diam dalam posisi itu, satu kali dorongan penisku meluncur masuk tanpa merobek apapun. Shani udah nggak perawan?

Dia mulai menggerakkan pinggangnya, nampak sedikit berat dan kesusahan. Aku masih diam menatapnya. Dia mengigit bibir bawahnya sesaat...

"Nanti aku jelasin..." Bisiknya.
"...Bantuin..." Lanjutnya.

Aku merubah posisiku setengah duduk bersandar, perlahan menggerakkan pinggangku...


"Mmmhh... YooVV..."


Tubuh Shani berguncang seiring gerakan pinggangku yang makin cepat, kakinya melipat di pinggangku sehingga penisku rasanya seperti di kunci di dalam vaginanya. Dia memejamkan matanya sambil merapatkan bibirnya...


"AAHH... YOOVV!!"


Dia mengerang. Mendengar erangannya aku makin mempercepat gerakan pinggangku. Aku tidak perduli lagi...


"F...OOHH... YooVV!! AAHHH!!!"


Kami sama-sama sudah banjir keringat tapi pinggangku seolah terus bergerak tidak terkontrol memompa vaginanya yang sekarang makin becek. Tubuhnya bergerak naik turun begitu juga payudaranya, tanganku bergerak naik dari pinggangnya menuju payudaranya dan meremasnya. Shani makin mendesah...


"Mmmhh... Jangan... OOHH..."


Dia makin berisik ketika aku menghisap payudaranya, tiba-tiba ada sesuatu yang akan meledak...


"Nngghh... Aku mau kuar... Ssshaann..."


Dia dengan cepat menarikku sehingga posisi kami bertukar dia terlentang dan aku diatasnya. Aku kembali memompanya, aku sempat terpikir untuk keluar di dalam vaginanya karena ini sangat nikmat, tapi...


"Kuarin... Kuarin di luar... Hhh... Yov!"


Ternyata Shani memintaku untuk mengeluarkan diluar. Sayang sekali!


"Mmmhh... MMHHH!! Jangan! OOHHH!!! Kenceng-kenceng!!!"


Shani mengerang seiring aku mempercepat doronganku, bunyi hentakan pinggangku dengan pantatnya terdengar makin keras. Sampai akhirnya...


"YooVV... MMHHH!!! Mauu... Kuaarr!!!"
"B...Bareng, Shan!"


Shani melenguh panjang, dia dengan cepat mendorong tubuhku menjauh sehingga penisku terlepas dari vaginanya, menyemburkan sperma kearah perutnya. Beberapa menyembur ke dada dan pahanya...


***

vPAV1QgV_o.jpg


Aku lemas. Beberapa detik sengaja aku tahan tapi kalah cepat dengan dorongannya. Shani dengan sisa tenaganya meninggalkan kasur. Aku memperhatikannya...

"Kamu... Mau kemana?"
"Kamar mandi..."

Shani melangkah sedikit gontai kearah kamar mandi. Entah kenapa aku merasa kalo ini belum selesai. Dia masuk kamar mandi dan melangkah menuju ruang shower menyalakan showernya, aku berdiri melangkah mengikutinya kedalam kamar mandi...

"Eh... Yov?"

Dia kaget sesaat merasakan penisku menempel di pantatnya...

"Aku masih pengen..." Bisikku.
"Tapi... Mmmhh..."

Dia mendesah tertahan ketika aku menciumi tengkuknya, gemericik air shower ini mengingatkanku pada seseorang, tapi...

"Ssshh..."

Ini beda...


Desisan Shani membuat tanganku reflek meremas payudaranya dari belakang sini. Penisku yang kembali menegang berusaha masuk kedalam sela-sela selangkangan Shani. Dia sadar ditengah rangsangan tanganku diputingnya, dia menjepit penisku dengan pahanya di selangkangannya sehingga aku perlahan mulai menggerakkan pinggangku...

Nafasku mulai kembali memburu, begitu juga Shani makin mendesis sambil mengigit bibir bawahnya. Sementara aku tetap fokus menggerakkan pinggangku, penisku hilang timbul di sela jepitan pahanya. Aku rasa Shani juga terangsang merasakan penisku menggesek bibir vaginanya...

"Sshh... Shaann..."
"Yoovv... Mmmhh..."

Kami saling bersautan, gerakanku makin cepat begitu pula Shani makin mengencangkan jepitan pahanya. Aku merasa akan keluar!

"Ergh... Ssshh... Shan!"
"Hmm... MMMHH!! Gatel...! MMMHHH!!!"
"Aku... Juga... Gatel...!"

Aku berusaha mengkontrol gerakanku tapi sulit, paha Shani jadi licin sekarang karena air shower dan cairan vaginanya yang keluar sedikit-sedikit akibat rangsanganku. Tangannya bertumpu pada dinding mulai gemetar sementara tanganku yang memeluk perutnya naik ke payudaranya dan memilin putingnya dan aku menciumi lehernya dari belakang sini. Shani makin gelisah...

Seperti ada sesuatu yang akan meledak...


"ERGH...! SHAN...!"


Teriakku reflek saat spermaku meledak didalam sela pahanya dan mengenai pantat serta bibir vaginanya juga. Tiba-tiba...


"YOV! AAHH!!!"


Shani hilang tumpuan nyaris terjatuh, aku reflek menahan perutnya agar tetap berdiri. Squirting keduanya hari itu, tubuhnya bergetar dan beberapa kali mengerang. Aku mendudukkannya perlahan. Dia melemah bersandar...

SxsR8dcK_o.jpg


***


Setelah itu kami sama-sama mandi. Dan sekarang kami sama-sama duduk dalam keheningan, setelah kejadian tadi. Aku masih tidak percaya...

"Sejak kapan?" Tanyaku.
"Hm?" Shani menatapku.

"Sejak kapan kamu udah nggak perawan?"

Dia diam sesaat...

"Kamu masih inget aku pernah cerita kalo aku punya kenangan buruk di Indonesia?"

Aku mengangguk,

"Itu kenangan buruk aku di Indonesia. Sama pacar sepupu aku..." Dia melemah.
"...Aku di paksa..." Bisiknya.


DEG...


"...Dan sepupu aku belum tau sampe sekarang kalo itu pernah terjadi..."

"Tapi...
"Nggak kok, nggak sampe hamil..." Potongnya.

"Enak mana sama aku?" Celetukku.
Dia kaget, "Ha? Ngg..."
"Astaga..." Aku tersadar.


Seketika suasana berubah jadi canggung, dia melangkah ke dapur mengambil minum sementara aku masih duduk terdiam. Dia terlihat sibuk di dapur...


"Yaudah, kalo gitu aku pulang, Shan..." Aku benar-benar jadi canggung.

"Eh...
...Bisa nggak kamu...
...Tetep disini, semalam aja..."


DEG...



Aku diam, entah kenapa aku jadi panik sekarang...

"Eeh, bukan apa-apa sih...
...Aku lagi butuh temen ngobrol..."

Shani berkata tanpa menoleh. Aku masih diam, sejujurnya aku nggak tau aku harus ngapain sekarang. Kita baru aja ngelakuin hal itu... Dan, sekarang semua jadi canggung. Dia duduk di sofa tepat di sebelahku. Aku ikut duduk...

"Jadi, kemana cincin kamu?" Tanyanya memperhatikan jari manisku.
Aku tersadar, "Aku... Simpen..."

"Kenapa?"
"Aku mau tetep disini sama Gracia..."

"Gabisa gitu...
"Iya aku tau emang nggak bisa. Tapi sekarang aku nyesel. Harusnya waktu itu setelah selesai pemakaman orang tua aku, aku ajak adik aku kesini. Bukan malah...

Aku nggak bisa melanjutkan kata-kataku...

"Jadi? Sekarang kamu nyesel?" Tanyanya.


Aku hanya mengangguk menatapnya.


"Ya mau gimana lagi, Yov? Semua udah terjadi. Sekarang kamu udah punya Shania. Kalian udah punya ikatan. Nggak bisa gitu aja ditinggal terus sekarang kamu mau tinggal disini sama Gracia...

...Penyesalan emang selalu datang belakangan, tapi yaudah kamu harus lanjutin pilihan kamu. Bukan malah kembali karena menyesal..."


Jelas Shani panjang lebar. Aku nggak ngerti kenapa aku dulu begitu cepat ambil keputusan hanya karena Shania selalu ada buat aku dan berpikir kalo Gracia pergi karena dia menyesal kenal aku? Ternyata disini dia selalu inget aku! Bodoh!

"Sekarang aku harus gimana, Shan?"
"Kembali ke Indonesia, jangan menetap disini..."
"Tapi...


DEG...



Shani mencium bibirku...

Kami sama-sama diam setelahnya, saling tatap...

"Emang kamu nggak kangen orang tua kamu?" Tanyaku.

Dia kaget,

"...Kangen sih, tapi aku masih trauma..." Dia menatapku.
"Pulang, Shan..." Aku menatapnya dalam.
"Aku takut ketemu pacar sepupu aku..." Dia melemah.

Aku menghela nafas...

"Kamu hebat..."

Dia bingung,

"Kamu bersi-keras nyuruh aku pulang ke Indonesia tapi kamu sendiri...?"
"Aku... Aku cuman nggak mau Gracia...

"Stop! Nggak usah sebut-sebut Gracia!" Potongku.
"Okey, aku turutin keinginan kamu. Aku bakalan pulang asal kamu ikut aku juga..." Lanjutku.

"Kenapa aku harus ikut kamu?"
"Ya karena orang tua kamu lah. Kamu masih punya orang tua yang mungkin cemas sama keadaan kamu disini, sementara kamu nggak mau ketemu mereka cuman gegara seseorang yang mungkin nggak satu rumah sama orang tua kamu, Shan!"

"...Kamu harusnya bersyukur masih punya orang tua. Nggak kayak aku..."

Aku bergetar, nadaku sedikit naik tadi. Shani sekarang cuman bisa terdiam menatapku. Sesaat aku sudah tau bahwa ternyata Shani mempunyai trauma akan masa lalunya, tapi apapun itu bukan penghalang buat ketemu orang tuanya meskipun hanya sekedar menyapa...

"Apa aku bisa?" Dia bergetar.
"Bisa. Pasti bisa!" Aku meyakinkannya.
"Aku takut..." Shani masih bergetar.

Entah kenapa aku malah reflek memeluknya. Aku seolah melihat sosok Gracia yang ketakutan dihadapanku. Dia mendongak,

Dan...

Kami berciuman. Perlahan lidah Shani berusaha masuk ke dalam...



BERSAMBUNG...

bLBLIn0d_o.png


Maaf ya lama sekali. Lama banget! Ya setidaknya bisa update ehehehe semoga sukak!


Next Part.
 
Terakhir diubah:
Nice update hu di tunggu kelanjutannya tapi ane masih penasaran kenapa si shani tau kalau yovie udah nikah dan tau nama anaknya lagi

Jadi makin penasaran dengan kelanjutan nih cerita di tunggu update selanjutnya
 
Ya ampun :aduh:
@shaniagracia Gre, kamu diselingkuhi lagi lho
Dan Yovie nya kali ini lagi gak mimpi
biarin aja kak, nanti kak yovie bakalan kenalan sama golok ku kok tunggu aja...
Nggak selingkuh kok, kan shani yang mulai~

Udah di Jerman, masih aja jadi kampret. Heran.
Ya namanya ada peluang...

Nice update hu di tunggu kelanjutannya tapi ane masih penasaran kenapa si shani tau kalau yovie udah nikah dan tau nama anaknya lagi

Jadi makin penasaran dengan kelanjutan nih cerita di tunggu update selanjutnya
Udah di jelasin kok di part2 sebelumnya shani sempet curiga terus yovie cerita siapa dia sebenernya.
 
Shani ngapa harus jadi korban pemerkosaan terus sih :sendiri:

Alias

Akhirnya ada bahan bacaan baru, setelah berhari-hari berbulan-bulan tidak ada bacaan yg karakternya mylove :((
Semoga next update ga lama :((
 
Kelakuan emang si yovie sikat terooos padahal gracia belom dinikahin ekwkwk

makin ditunggu kejutan selanjutnya hehehe.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Wuahhh ruar biasa gan, Nice update buat ceritanya kali ini.... tapi gw masih penasaran sama ending cerita ini sih, penasaran sama nasib gracia kedepannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd