Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Last but not least...
Enjoy!



Special Part (Gracia's Story)

Yhxp00qD_o.jpg


5 tahun kemudian...


Aku memutuskan membawa Gio ke Indonesia untuk bertemu papahnya disana...


"Maaahh... Gio mau eskrim!"
"Kamu tunggu sini ya, mamah mau beli eskrim dulu. Baru ketemu papah..."
"Iyah mamah..."


Aku mendekati penjual eskrim tidak jauh dari situ...


"Gio... Ini eskrimnya..."
"Eh?


Kemana dia?


Aku celingak-celinguk. Mataku menangkap sosok Gio sedang berbicara dengan seseorang tidak jauh dariku...


DEG...


"Kak Yovie..."


Aku gugup mendekati mereka...


"Ish, udah mamah bilang tunggu mamah dulu..."
"Mamah..." Gio mendekatiku.


"Eh? Gracia?" kak Yovie bingung,
"Apa kabar kak? Kak Yuvia kemana?" Aku nyengir.


Seorang perempuan mendekati kami...

Wajahnya tidak asing...


Kak Shania?


"Eh, dia siapa kak?" Aku pura-pura bingung.


"Ah, Dia...


Dia kelihatan bingung...


"Gracia ya? Masa lupa sama aku?" kak Shania tersenyum.
Aku pura-pura berpikir, "Kak Shania?"


Dia memelukku...


"Ada apa kesini, Gee?" Kak Shania bertanya.
"Kok ada disini kak?" Tanyaku setelah pelukan terlepas.
"Loh? Kamu gatau ya? Aku sama Yovie udah nikah..." kak Shania antusias.


DEG...


Rasanya seperti tersambar petir. Kak Yovie udah nikah disini?

Jadi selama ini aku berjuang sendirian?

Jadi selama ini cuman aku yang tetep ngejaga semua ini?

Gimana nasib Gio?


Seketika semua pertanyaan itu muncul di otakku. Aku masih nggak percaya dengan kata-kata kak Shania kalo mereka sudah menikah... Nggak mungkin!


***

l6T3d3kr_o.jpg


Aku mengajak kak Yovie keluar untuk bicara...


Kami berhadapan...


Seperti mimpiku...


"Kenapa kak?" Tanyaku.


Kak Yovie diam...


"Kenapa kakak lupa sama janji kakak buat nungguin aku?!" Aku sedikit naik dan bergetar.

"Justru kamu yang kenapa..." Kak Yovie bicara.
"Kenapa baru bilang sekarang kalo kamu beneran hamil?"
"Kenapa baru sekarang kamu muncul lagi?"
"Kenapa kamu datang disaat aku udah yakin milih Shania jadi pendamping aku?"


PLAAAKKK!!!


Reflek aku menamparnya. Dia sedikit naik...


"Kenapa aku di tampar?"

"Itu buat nebus semuanya..." Bisikku.


"Nebus apanya? Kamu gatau selama disini aku gimana, aku bingung mau nyusul kamu atau tetap disini...

...Kamu pergi di saat Yuvia adik aku hamil. Terus aku harus gimana? Nyusul kamu ke Jerman? Yuvia gimana? Emang kamu pikir gampang apa?"


Aku diam...


"...Orang tua aku meninggal kecelakaan pesawat, adikku hamil, kamu pergi gitu aja. Kamu pikir aku gimana? Aku seneng gitu? Ini berat, Gee..."

"...Beruntung ada Shania yang tetep setia nemenin aku, bahkan mau berbuat apa aja supaya aku nggak terus-terusan terpuruk. Nah kamu? Menghilang gatau kemana..."

"...Sekarang apa aku salah milih Shania ketimbang kamu?"


Aku menangis...

Mungkin benar aku terlalu egois, cuman melihat dari posisiku nggak melihat dari posisi kak Yovie...


"Maafin aku kak..."


Aku reflek memeluknya erat...


"Yaudah lah... Sekarang gimana caranya kita ngurusin Gio?" Bisik kak Yovie.

"Gio sama aku aja, kak Yovie udah ada Jovi, Vella, sama Velly..." Balasku.
"Bikin turunan kok ga kira-kira... Tiga cewek hamil semua..." Lanjutku.


Kak Yovie tertawa...


"Ya mau gimana lagi... Kalian bertiga bikin nafsu sih..."


DEG...


"Aku jadi kangen... Sekarang apa kabar dia?" Aku nyengir.
"Dia?" kak Yovie bingung menatapku.

Aku tidak menjawab hanya menarik mataku menatap selangkangannya...


"Astaga... Baik kok, mau ngerasain lagi?" kak Yovie mengerti maksudku.
"Ah, nanti Gio punya adik lagi..." Aku tertawa.


Toilet taman...


"MMHH... KaaKK... AAAKKK..."


Aku dan kak Yovie melakukannya di toilet taman, tentu dengan perasaan was-was. Takut ada yang mengetahui kegiatan kami. Tapi ya... Beberapa menit kemudian kami sudah lupa kami dimana karena sudah sama-sama nafsu...


"Lebih... Mmhh... Kerass... Kaakk..."


Posisiku menungging sementara kak Yovie di belakangku memompa penisnya di dalam vaginaku. Tanganku bertumpu pada wastafel toilet...

Dia menghentikan gerakannya dan menarikku ke bilik toilet...

Ganti posisi kali ini dia duduk di kloset dan aku diatasnya berhadapan...


"Hmm... Gee... NGGHH... Mmmhh..."


Tubuh kami sama-sama basah keringat...

Oh... Aku merasa ada sesuatu yang mau meledak...


"KaaKK... Aku mo kuaarr... HAAHH..."
"Barengann... Ngghh..."


Kak Yovie mendorong penisnya lebih dalam...


"KAAAAKKKK!!!"
"AAHHH GEEE!!!"


Aku squirting, begitu juga kak Yovie. Aku merasakan cairan hangat memenuhi vaginaku...


Kami sama-sama terkulai lemas...

Wvz9wvwb_o.jpg


***


Bandara Soekarno-Hatta...


Seminggu sudah aku di Jakarta. Awalnya ada perasaan kecewa sama kak Yovie yang ternyata tidak menepati janjinya padaku, tapi semua justru berubah ketika mendengar penjelasannya...


Iya... Mungkin aku egois, pergi gitu aja disaat mungkin ada kesempatan biar bisa benar-benar sama kak Yovie...


Aku juga kecewa sama diriku yang keras kepala nggak mau ngasih kabar kehamilanku sama kak Yovie selama ini sampe Gio sebesar ini...


Pada akhirnya penyesalan selalu datang belakangan. Beruntungnya aku kak Yovie, kak Shania, dan kak Yuvia masih mau nerima aku dan Gio sebagai bagian keluarga mereka...


"Jadi...

...Makasih ya kak, sekarang aku udah nggak khawatir soal nasib Gio, dia udah tau siapa papanya..." Aku tersenyum sambil menggendong Gio.


"Semuanya, aku pamit ya..." Lanjutku menatap keluarga kecil di depanku.


Semuanya tersenyum bahagia. Kak Yovie, Kak Shania, Kak Yuvia, Jovi, Vella, dan Velly...


Aku jadi teringat kejadian di taman sebelum kami bersetubuh...


"Ah nanti Gio punya adik lagi..." Aku tertawa...
"Sebenernya aku takut sama nasib Gio, mangkanya aku kesini..." Jelasku berubah sendu.

"Aku justru bingung, kenapa kamu nggak ngasih tau aku kalo kamu hamil? Toh beberapa bulan pas kamu udah di Jerman kita masih berhubungan kok..." Kak Yovie bingung.


Aku terdiam...


"...Panjang ceritanya kak...."


Aku menjelaskan kejadian sesungguhnya bahwa aku bertengkar dengan ibuku lalu aku pergi dari rumah dan tinggal bersama teman yang udah aku anggap kakak sendiri membesarkan Gio hingga sebesar sekarang...


"Emang kamu ada masalah apa sama mama kamu?" Kak Yovie penasaran.

"...Aku sama kayak Gio kak, tapi bedanya Gio sekarang udah tau siapa papanya..." Aku menatap dalam kak Yovie.


Kak Yovie kaget, "Masa sih?"

"Iya, mangkanya aku berpikiran kalo kak Yovie orang baik sejak awal ketemu sampe akhirnya Gio lahir. Mangkanya aku mau hamil sama kakak. Karena aku yakin kak Yovie bukan seperti papaku..."


Dia diam, seperti berpikir...


"Maaf gre, aku nggak tau kalo ada cerita di balik kamu... Soalnya kamu selalu keliatan ceria sih..." Dia gemetar,


DEG...


Kak Yovie memelukku, pelukan hangat yang sudah lama tidak aku rasakan lagi...


"Kakak janji bakalan ngurusin Gio, kalo perlu sekali-sekali kakak kesana nyusul kalian..."


Aku tersenyum, mencium bibirnya lembut...

"Eh tapi aku sering mimpiin tentang kakak loh..."
"Oiya, tentang apa?" Kak Yovie bingung,


Dengan cepat aku menarik tangannya menuju suatu tempat...



Gaada yang salah sama keyakinan hidup. Aku yakin kalo kak Yovie orang baik dan ternyata benar kan? Meskipun aku sangat terlambat menceritakan semua ini tapi kak Yovie tetep mau terima dan nggak ada penyesalan sama sekali...


Tapi tunggu...


Tadi dia bilang mau berkunjung ke Jerman?


Perasaanku nggak enak...


Ah gatau lah...

sbn4nJnT_o.png



TAMAT...


Selesai sudah "Crescentia, Sebuah Nama Sebuah Cerita."

Makasih buat semua yang udah baca, like, komen, semuanya deh. Makasih feedback2nya baik positif ato negatif, maaf kalo masih ada yang nanggung dan mengganjal ato malah nggak sesuai ekspektasi kalian ehehehe...

So... Sampai jumpa di cerita selanjutnya! Salam semprot!
 
Terakhir diubah:
Bagus tapi agak garing kentangnya, dilanjutkan dengan shania yang bisa bikin goyang hey hey yang populer itu dong
 
BANGSAT, gausah ke Jerman Yov :pandatakut:
Tapi kalo Yovie gak ke Jerman, ga ada lanjutannya
Ya udah, ke Jerman sana Yov :pandaketawa:
 
Bagus tapi agak garing kentangnya, dilanjutkan dengan shania yang bisa bikin goyang hey hey yang populer itu dong
Goyang hey hey hey-nya kurang banyak yha.. Wkwk

Wkwkwk pengen ke Jerman dia. Shani kena deh. *ups*

BANGSAT, gausah ke Jerman Yov :pandatakut:
Tapi kalo Yovie gak ke Jerman, ga ada lanjutannya
Ya udah, ke Jerman sana Yov :pandaketawa:
WKWKWK jerman, Yovie datang! :haha:

Sekuel ini telah selesai,ganti judul ketika kenalan sama shani nih ahahahaha

Ditunggu kelanjutan atau karya selanjutnya hu

Tunggu aja yha ehehe

bangsaaaaaat emg berdua sangeean,baru ketemu bentar langsung genjot :stress::stress:


btw judul lanjutannya apa nih? Shani Indira Natio kah??
Ya namanya juga nafsu kak ehehe :banzai:
 
gara2 part ini gue jadi benci sama si Yovie, pake victim card segala, nyalahin Gre Karena udah pergi ke Jerman. Gue ngerasa si Yovie terlalu pengecut jadi cowok, at least Rio di cerbung Viny masih ngerasa bertanggung jawab atas tindakannya. Wkwkwk.
Simplenya sih gini, yovie sama rio itu beda kak, ya yovie udah seperti itu sifatnya wkwk gaakan bisa di samain ato di bandingin rio. Kisah hidup mereka aja beda wkwk
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd