POV = Sumaiyah
Tak terasa obrolan kami sudah sejam lebih,akupun pamit karena pekerjaan di dapur harus ku bereskan.
Saat masuk ke rumah,aku kaget karena suamiku sudah duduk di ruang tamu,dan sepertinya mas Sutikno tau kalau aku dan Fahri ngobrol lama di halaman rumah
"Ma kok senyum senyum tadi ngobrolnya"tanya suamiku,"mas ini,aku gak nyangka Fahri sudah gede ya mas"jawabku sambil duduk di samping suamiku.
"Ya sudah gede, ganteng lagi, kayaknya mama suka model berondong kayak Fahri?"tanya suamiku penasaran,"mas ini,dia itu seumuran anak kita"jawabku singkat,"ma malah itu yang jos,aku yakin Fahri masih perjaka ma,perjaka ma bisa mama awet muda Lo"seloroh suamiku,"mas ini gila ya,masak anak pesantren kayak Fahri mas suruh aku rayu"tatapku tajam ke mas Sutikno,"ma sudahlah,ajak Fahri ke kebun kita,rayu dia,mama cantik dan menarik,aku yakin perjakanya bisa mama ambil"jawaban suamiku membuatku panas dingin,bagaimana tidak aku seorang istri yang terkenal baik dan sopan di kampungku harus menggoda Fahri.
"Ma biar aku yang suruh Fahri nemenin mama ke kebun,alasan ambil kelapa atau apa kek?aku yakin ia takkan menolak",bujuk suamiku,"mas aneh,mas sepertinya menginginkan aku jadi wanita gak bener mas,"tatapku tajam,aku meyakinkan hatiku apakah benar ada suami yang sudah lama menjadi imamku di rumah tanggaku menghendaki istrinya jadi wanita penuh dosa
"Ma ,aku ingin kamu bahagia itu saja,toh ini rahasia aku dan kamu, apalagi rasa sayang dan cintaku takkan berubah sama mama,mama masih bergairah sudahlah ma aku sekarang mau ke Fahri"suamiku menjawab dan langsung pergi dan kuyakin ia ke rumah Fahri.
Aku hanya terdiam,dalam benakku apa sebenarnya yang di harapkan suamiku padaku,kenapa ia menginginkan istrinya di nikmati orang lain,semua pertanyaan itu tak bisa kujawab.
Aku kaget saat suamiku memanggilku",ma,Fahri sudah siap"jelas kudengar kata Kata itu terdengar dari bibir suamiku,ku lihat Fahri dengan memakai celana pendek warna biru dan kaos oblong ketat berwarna putih berdiri di samping suamiku,Fahri tersenyum.
Senyuman manis dari pemuda ganteng yang usianya baru 17 tahun itu membuatku bergetar,"mari Bu sumaiyah Fahri antar"kata kata sopan itu terlontar dari pemuda polos yang ku akui tubuhnya tinggi dan atletis, gemuruh dadaku terasa berdesir,aku bingung,apa yang harus kulakukan.
"Ma,keburu siang Lo"pinta suamiku.
"i i a mas"jawabku linglung,
"Fahri lewat jalan setapak di belakang saja ya,kamu tahu kan kebunku?"perintah suamiku pada Fahri,
"Tau pak,dulu semasa kecil aku sering kesana, apalagi di kebun itu ada sumber airnya aku sering mandi di sana sama teman sd"jawab Fahri yang tak tau maksud nakal suamiku.
"Sebelumnya bapak makasih sama kamu,bapak sudah gak kuat kalo ke kebun jadinya bapak minta tolong sama kamu buat nganterin ibu"kembali suamiku berkata meyakinkan pemuda ganteng yang di suruh rayu ke istrinya ini,"oh mas gila Kamu,apa aku bisa mengambil perjakanya,duh aku kok ikut gila"pikirku sambil tersenyum sendiri, memikirkan kegilaan ini.
"Mari Bu"ajak Fahri padaku.
"Ya Fahri,ibu ambil kerudung dulu"jawabku gelagapan,"ibu ini masa ke kebun pake kerudung kan bukan ke pengajian,toh bareng Fahri"kembali suamiku berkata,
"Ya Bu betul kata pak tik,tenang saja bareng Fahri"Fahri menimpali kata kata suamiku,"ya udah kalau begitu kita berangkat Fahri "ajakku.
Aku berdebar,entah kenapa aku mengiyakan kemauan suamiku.
Hanya berdaster panjang khas ibu ibu,aku dan Fahri akhirnya berangkat juga ke kebun.
Kami Berjalan kaki lewat jalan setapak di belakang rumah,jarak rumah dan kebunku hampir 1 km membuatku harus berjalan di depan Fahri karena kondisi jalan setapak itu sempit.
Entah kenapa aku merasa Fahri memperhatikan ku,aku yakin mata Fahri bisa melihat' pantat semok ku dari belakang,untung aku tadi pakai parfum dan Kuyakin wangi tubuhku jadi pengharum hidung mancungnya,entah kenapa aku makin berdebar, apalagi jalan itu sepi membuat aku ingin nakal pada Fahri.
"Mas maafin aku ya,aku jadi wanita nakal,wanita penggoda,mas gila dan aku ikut gila"pikirku makin gelisah.
"Jauh ya"kataku memecah kesunyian,"dekat kok Bu,itu kan kebun ibu sudah kelihatan"Fahri menjawab sambil tersenyum,"duh senyuman pemuda ganteng ini manis sekali,senyuman fahri seakan membuat ku bergairah,aku berpikir dan bisikan setan birahi mulai datang mengisi batinku.
"Fahri memang di kebun ibu ada sumber airnya"tanyaku sambil melihatnya di belakang,
"Ada Bu, di tengah kebun sana di bawah pohon rindang itu Bu"Fahri menunjuk ke pepohonan.
"Kita kesana ya,ibu malah gak tau klo ada sumber airnya"pintaku pada Fahri.
"Ha ha ha ibu di rumah saja sih"jawab Fahri renyah,gigi putihnya terlihat rapi dan bersih, gerahamnya terlihat kokoh,desiran kagum kembali merasuk di dadaku.
Tak terasa kami saling tatap, senyumanku di balasnya penuh arti,dan tiba tiba aku punya keberanian yang di luar nalar.
Ku genggam tangannya,"ayo Fahri cepet,ibu pengen tau sumber itu"ajakku lembut,"ayo Bu"Fahri meraih tanganku,kamipun berjalan saling genggam hingga tak terasa kami sudah sampai di sumber air yang jernih,di bawah pepohonan terasa sejuk.
"Fahri dulu kamu mandi di sini?"tanyaku pada Fahri yang tubuhnya berkeringat,entah kenapa aku makin berdebar melihat butiran keringatnya yang membasahi kaos ketat itu dan "ser" aku rasakan cairan kemaluanku menetes ,tak kusangka aku merasakan nikmat,nikmat hanya bersama pemuda tampan,bertubuh atletis ini.
Bisikan dan rayuan birahi semakin menjalar di tubuh montok ku,
"Ya Bu,mandi di sini segar,aku Jadi ingin mandi"jawaban itu sungguh membuatku tersenyum "ibu juga pengen,melihat sumber bersih begini siapa yang gak mau mandi Fahri,tapi ibu takut ada orang yang melihat"aku menoleh ke kanan ke kiri memastikan di tempat ini tak ada orang lain selain. Aku dan Fahri.
"Di sini sepi sih Bu,kalau ibu mandi biar Fahri yang jaga"jawab Fahri polos padaku,
"Mandi bareng saja,kalau sendirian ibu takut"celetukku ke Fahri,pemuda itupun tersipu malu,
"Tapi Bu"Fahri memandangku ,tatapan takut bercampur penasaran dari pemuda yang baru menginjak dewasa itu ku balas dengan senyuman penuh arti"tenang saja Fahri,aku gak akan cerita ke siapapun,toh pak Sutikno mu tadi kan nitipi ibu sama kamu,jadi kamu ya wajib menjaga ibu"jawabku ngaco, sambil berbisik pada Fahri,
"Ayo mumpung sepi"tanganku menarik tangannya menuju sumber mata air.
Aku makin berdebar,"mas maafkan aku,rasanya sungguh menggoda,gila aku rasakan sensasi yang belum pernah kurasakan mas,duh basah memekku mas, duhh"pikiranku makin kacau,dan bisikan birahi itu semakin menerjang kuat,"mas aku wanita nakal mas, perjaka Fahri akan kurenggut,dan pastinya kata mas benar aku akan awet muda,mas aku wanita nakal"
Ku hirup udara sejuk ini,aku pandang Fahri "Fahri ayo mandi"ajakku sambil menarik daster berwarna merah bergambar bunga
mawar milikku ke atas,ku biarkan tubuh montokkku yang kuning Langsat ini terlihat Fahri,bh berenda berwarna merah maroon dan CD yang juga warnanya sama dengan bhku ,ku pertontonkan padanya.
"Fahri Kitakan gak bawa baju ganti,jadi ya harus telanjang bulat,kalau baju di pakai mandi,bisa kedinginan Lo"sambil berbicara aku lepas bh ku, mata Fahri tak berkedip melihat payudara besarku yang menggantung di dadaku,ku biarkan Fahri melihat payudara mulusku,kembali kurasakan kemaluanku berkedut"ehhh"desahku menahan geli dan nikmat.
Fahri Belum sadar dari lamunannya, nafasnya naik turun,aku makin berani ku tarik CD ku hingga terlepas "mas,tubuh istrimu yang mulus ini sekarang bukan punyamu saja,ada Fahri mas yang menginginkan istrimu" bisikan nakal birahi makin menggelora,
Aku berjalan turun ke sumber mata air yang dalamnya hanya 1 meter ini,"Fahri lepas bajumu,ayo katanya mandi"ku lambaikan tanganku padanya.
"Ya Bu sumaiyah, sebentar tak lepas pakaianku"jawab Fahri singkat,aku tertegun melihat Fahri"tubuhnya bidang dan atletis,dan mataku makin binal saat benda di selangkangan Fahri terlihat jelas,
Kaos dan celana pendeknya di buang di samping dasterku,
Aku berdebar tak karuan saat ia menghampiriku,aku mendekat kami saling pandang,"Fahri kamu ganteng sekali"bisikku padanya, tanganku meraih kontol Fahri"duh mas,punya Doni kalah sama punya Fahri, apalagi punyamu yang kecil itu"aku remas kontol big size milik Fahri,"Bu ohhh "Fahri menciumku,""Fahri kamu ganteng sekali",ku balas ciuman Fahri lebih ganas,""Bu sumaiyah cantik, sejak kecil aku suka sama ibu,ibu idolaku"Fahri berbisik sambil meremas pinggul semokku,"kenapa gak ngomong dari dulu kekasihku"aku menjawab sambil ku pijat kontol Fahri yang makin keras,dan makin panjang "aku takut Bu, apalagi ibu masih bersuami.
"Jangan perduli kan pak Sutikno mu,aku milikmu Fahri"bisikku manja,aku berbalik arah,sambil nungging ku dekatkan pantat semok Ku padanya,
"Kuraih kontol panjang Fahri,ku posisi kan pas di lubang memekku yang gatal tak karuan. Aku Ingin cepat cepat di masukin kontol milik Fahri "tekan Fahri"
"Bretttt breett breett""
",,Duhhhh enak kontol besarmu Fahri,,duhhh mentok di ulu hatiku Sayang"
"Tarik,tusuk lagi sayang"
Terus tarik
Tusuk lagi
Tusuk yang kuattt"
"Ohhhh Bu enak ,gatel,geli achhhhh"