Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA My Only Sunshine - TAMAT

Bimabet
wah kak Tama jangan-jangan setipe kaya Ali Topan nih, anak konglomerat tajir mampus tapi nyamar jadi rakyat jelata.

Mantap, Karyawan Mall nih MC nya

kalau ngomongin Anin harusny Gracia nanti jg muncul hehehe

YAK HADIR KAK!!

ehehehe...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
gelar tiker dulu. semoga gak macet tengah jalan
 
Nenda dlu ambil bawa gorengan nunggu updatean

gelar tiker dulu. semoga gak macet tengah jalan
Selamat datang di thread saya kak, selamat belanja. Utamakan keselamatan, karena keselamatan menentukan nasib kita 9 bulan kedepan :goyang:

Wah mantep ada Anin, akhirnya ada lagi yg jadiin Anin karakter utama hehe

Dedek Ninin. Hehe
Kalo sebut anin kenapa mesti hehe ya :(

Mantap, Karyawan Mall nih MC nya

kalau ngomongin Anin harusny Gracia nanti jg muncul hehehe
hmm, kita lihat kedepannya aja ya kak:jimat:

wah kak Tama jangan-jangan setipe kaya Ali Topan nih, anak konglomerat tajir mampus tapi nyamar jadi rakyat jelata.



YAK HADIR KAK!!

ehehehe...
Waduh gimana ya kalo masalah itu? Nanti deh biar penasaran sebenernya siapa Tama ini :papi:

Mantap Gre! :hore:

Muncul sih...tapi gue berharap muncul di ceritanya ntar, sekali-kali ama Om-om ganteng lulusan Amerika kan hehehe
waduh lulusan amrik :D

Anin Yupi hehe..
Aku kebayang, hehe..
aku kok enggak ya kak :(

Cek! Cek!
One, two,.. Cek!

Hai, Gree,.... selamat ya atas peringkat #8 nya
ohiya selamat gre ke #8 nya :panlok4:
 
printf(“==PART 2==\n”);


“Ayo kak masuk dulu, maaf ya kak gara-gara nganterin aku jadi kehujanan.” Anin membuka pintu rumahnya, dan tidak ada siapa-siapa disini. Aku menelan ludah.

Ditengah perjalanan tadi, kami berdua kehujanan. Kami kira hanya gerimis sesaat, namun ternyata semakin kami terjang semakin deras. Alhasil mau tidak mau aku harus menunggu sesaat dirumah Anin.

“Aku tinggal sendiri kak, ini dulu kayak semacam villa gitu, cuman berhubung aku pindah jadinya aku tempatin deh. Maaf acak-acakan ya kak.” Anin menyambar handuk yang tergantung di dekat tangga lalu segera mengeringkan rambut bagian bawahnya yang basah dan bajunya.

Sialan.

Anin memakai kemeja putih dengan motif garis-garis, yang membuat daleman yang ia kenakan terlihat karena kemejanya basah terkena hujan. Aku buru-buru menelan ludah lalu berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain.

“Ini kak handuknya, kalo mau ngeringin baju ada mesin cuci di belakang.” Anin tiba-tiba berada di depanku lalu menyerahkan sebuah handuk berwarna merah muda. Sesaat, mata kami bertemu. Keheningan menyelimuti kami. Aku segera mengambil handuk tersebut lalu tersenyum kepadanya.


“Sana, ganti baju dulu kamu. Udah dingin gitu keliatannya” aku membalikan tubuhnya lalu mendorongnya sedikit.
“Eh, I, iya kak” dia berlalu menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya.


Sejujurnya, rumah ini lebih dari cukup untuk dihuni satu orang. Rumahnya cenderung sedang, dengan dinding warna putih mendominasi. Lantai 1 ini sepertinya hanya ada ruang tamu yang aku tebak merangkap ruang keluarga, dapur, satu kamar tidur, dan satu kamar mandi. Mungkin untuk tamu yang menginap, entahlah. Rumahnya sangat bersih, hampir seperti tidak tersentuh karena kurasakan ada debu di beberapa bagian. Foto keluarga menghiasi dinding yang berada diatas tv.


“Hatchiw!” sialan, tanda-tanda alergi debu ku mulai muncul. Benar rupanya, ada beberapa bagian yang tidak tersentuh sehingga berdebu. Aku menggaruk hidungku, lalu melepas kaos ku karena sudah cukup kedinginan, lalu berjalan menuju mesin cuci yang tadi di tunjukan Anin.

“Apa sekalian sama tas aja ya?” aku befikir sejenak, lalu mengambil tasku yang berisi seragam, beberapa peralatan pribadi, dan sebuah laptop.

“Kok bisa lupa sih kalo bawa laptop kampret.” Aku buru buru mengeluarkan laptop berlambangkan apel yang tergigit itu keluar beserta chargernya dan charger handphoneku.

Setelah kaos, seragam, dan tas kumasukan kedalam mesin cuci, aku menekan tombol untuk mengeringkan.


“Kak” Anin mencolek lenganku, yang membuatku reflek memutarkan badan kearahnya. Dia terkejut sesaat, lalu memperhatikan badanku dari atas kebawah.
“Kenapa Nin?” lamunannya seperti terbuyar ketika aku bertanya.
“Emm, ini aku ada kaos buat ganti kakak dulu, cuman gatau ukurannya muat apa nggak.” Dia menyerahkan sebuah kaos bertuliskan Thrasher ditengahnya dengan latar hitam. Aku tersenyum.
“Makasih yak hehehe” aku mengambil kaos itu lalu mengenakan nya. Ukurannya pas, sedikit lebih longgar.

“Aku bikinin teh ya kak. Tungguin di meja makan!” dia sedikit antusias, padahal kulihat dari sorot matanya dia sedikit lelah. Kuintip sedikit ke arah luar, ternyata makin deras. Bahkan beberapa kali petir menyambar. Aku menghela nafas, mengisyaratkan bahwa kecewa hujan tidak kunjung reda. Sembari menunggu Anin membuat teh hangat, aku membuka laptopku, melanjutkan beberapa tugas yang harus di kumpulkan via online.

Sejujurnya, aku tidak terlalu kesulitan membagi waktu antara pendidikanku dan pekerjaanku. Semua terasa mudah bagiku, mungkin karena sudah sejak semester 1 aku “setengah-setengah”, ditambah dengan statusku sebagai mahasiswa berprestasi meski kupu-kupu. Sembari mengetik, aku mendengar suara dentingan sendok dan gelas dari dapur.

“Ini kak. Teh manis hangat untuk kak Tama buatan Anindhita. Selamat menikmati~” ia menyodorkan gelas berisi teh panas kearahku. Aku tertawa sedikit lalu meniup-niup teh yang asapnya saja masih mengepul. Anin duduk di sebelahku.

“Teknisi juga kudu nulis laporan ya kak?” dia terlihat antusias bertanya, terdengar dari nadanya.
“Hahaha, ini tugas kampus. Gini gini aku juga masih kuliah”
“Hah? Kuliah sambil kerja apa kerja sambil kuliah?” wajah terkaget nya terlihat lucu.
“Kuliah sambil kerja, aku waktu SMK dulu jurusan nya listrik, jadilah teknisi di fx.” Aku menjelaskan sembari melanjutkan tugasku.

Terjadi keheningan antara kami.

Tiba-tiba.


“Kak, temenin Anin tidur ya?” Anin bertanya sesaat setelah muncul kalimat “ Task Submitted” di layar macbook ku. Aku terkaget.
“Hah? Tumbenan?” aku menekan tombol power macbook ku lalu menyeruput sisa teh ku.
“Anin takut, diluar juga masih hujan deres, emang kakak mau nerabas hujan balik ke Kuningan lagi kak? Yayayayayaya?” ia bergelayut manja di lenganku.
“Huft. Iyadeh. Mau tidur sekarang?” aku menghela sesaat.
“Iya! Ayo tidur! Anin ngantuk kak!” ia langsung berdiri, menarik tanganku menuju lantai 2, tempat kamarnya berada.

Sejurus, ia membuka pintu kamarnya. Aroma cherry langsung menyeruak menusuk hidungku. Terlihat warna-warna cerah khas kamar perempuan menghiasi mataku. Dindingnya didominasi warna pink. Kasurnya cukup besar, dihiasi meja belajar dan sebuah gitar. Langit-langitnya ditempel seperti stiker glow in the dark. Intinya : rapih.

Anin menghempaskan diri ke kasurnya. Aku berjalan ragu sembari memperhatikan sekeliling, lalu iseng mengambil gitar yang terletak di antara meja belajar dan lemari pakaiannya. Aku duduk di kasur disamping Anin dan mulai memetik gitar. Kulirik Anin sebentar, rupanya ia langsung terlelap. Nafasnya teratur, kaos kuning cerahnya yang bertuliskan JKT48 di bagian depannya nampak sedikit kebesaran. Aku bisa bahkan bisa melihat belahan dadanya yang menggoda.

Sialan. Aku ngaceng.

Aku membuang pandangan, lalu mulai memainkan sebuah lagu.


Bukiyou na sono kotoba de
Hui ni kizu tsuite
Gomen ne mo nanimo naku
Hitori de jibun hage mashite
Kyou mo mata modo ttewa
Konai kato fuan de
I just want you to stay




Sejenak kembali melirik Anin, dia masih terlelap, menandakan gitaranku tidak mengganggu tidurnya. Aku kembali melanjutkan bernyanyi


Kono koro narete kita yo sono mukuchina taido ni
Sorosoro wakareyou to kagami ni tsubuyaku no
Watashi ga ite atarimaede kimirashīi ne
Dakedo stay stay with me




Anin bergerak sedikit, menggeser kepalanya agar nyaman, lalu kembali lelap dalam mimpinya. Aku tersenyum.

“Sialan. Masa aku mulai sayang sama dia sih?.” Aku bergumam dalam hati sembari tetap memetik gitarku lalu melanjutkan laguku yang tertunda.


Setsunaku nagareru melody eh eh
Kon'nani naka serunoni
Sono kaori wa amai felony
Demo mada daisukide

Kono makkurana sora ni suikoma re chau mae ni
Ne~e onegaidakara soba kara mō hanarenaide yo
Dōshitemo kimijanakya damena no
Soba ni ite stay with me




“It goes little something like..” aku kaget saat Anin menyauti lagu yang aku nyanyikan, namun kulihat dia masih memejamkan matanya dengan menyunggingkan senyum sedikit.

“Lalala lalalaa~”

“Lalala lalalaa~”

“Lalala lalalaa~”

Kami bergantian menyahuti penggalan lirik lagu tersebut.

Because it doesn’t have to be eternal...

Stay with me..”
Aku menutup lagu yang seharusnya berbahasa Jepang tersebut dengan terjemahan yang aku tau. Anin tersenyum lebih lebar dengan mata yang masih terpejam. Aku meletakan gitar kembali pada tempatnya, lalu berbaring disamping Anin.

“Kak..” ia memanggilku, aku menoleh.

“Maafkan aku..” ada jeda sesaat sebelum ia melanjutkan.

“...jadi suka sama kamu.”

Ia masih terpejam, namun pipinya tidak bisa menyembunyikan rona merah yang nampak. Aku tersenyum, lalu menyentil hidungnya.

“aw! Ih sakit!” ia menggaruk hidungnya lalu menunjukan raut wajah kesal yang membuatnya malah terlihat gemas.
we just met several hours ago, so please, tell me why you said that.” Aku memainkan ujung rambutnya yang jatuh kearahku.

“Kakak... orang baik. Bela-belain nganter aku sampe rumah, padahal apart kakak deket. Terus... kakak...” dia berhenti sesaat.
“Aku sering lihat kakak kalo naik eskalator, kakak selalu senyum dan menurut aku senyum kakak itu lucu....”dia berbicara dengan suara yang lebih pelan. Aku hanya tersenyum lalu mengusap pucuk kepalanya.

“Have a good night, Anin. Thank you.” Anin menenggelamkan wajahnya didalam selimut setelah aku mengucapkan kalimat tersebut. Aku memandang kearah luar lewat jendela yang ada dikamar Anin, rupanya hujan sudah berhenti. Karena memang belum ada tanda-tanda kantuk akan menyerang, aku putuskan untuk kembali mengambil gitar yang tadi sudah kuletakan kembali ke tempatnya.

Petikan gitar kembali terdengar perlahan, karena aku tidak ingin membangunkan Anin.

kiss kiss, kiss kiss and make up~

Kiss kiss, kiss kiss and make up~”

Belum sempat aku bernyanyi, handphoneku berbunyi. Ada telfon masuk rupanya, tanpa nama. Penelfon baru yang entah darimana mendapatkan nomor telfonku. Saat aku angkat, suaranya sangat aku kenali.

Sangat. Aku. Kenali.

**

Aku membuka mata perlahan. Sayup-sayup dentuman lagu terdengar lewat indra pendengaran kanan dan kiriku. Tanganku bergerak mencari handphone yang harusnya aku letakkan di meja sebelah kasurku bersama dengan dompet dan kunci motor. Aku langsung terbelalak begitu mengetahui ini bukan kamarku. Badanku reflek menegak, bangun dengan sendirinya. Rupanya aku tidak mengenakan atasan sama sekali saat tidur semalam. Aku melihat sekeliling dengan jantung berdegup kencang.


Warna pink mendominasi kamar ini. Khas perempuan. Wangi cherry tercium lewat hidungku.

"Wanginya sih enak." gumamku sejenak lalu melanjutkan menyapu seluruh isi ruangan ini. Matahari menembus langsung lewat jendela, memberikan energi kepada sebuah tanaman yang ada di pinggir jendela tersebut. Kasurnya kurasakan cukup besar, king size istilahnya. Spreinya bermotif polkadot warna merah. Aku turun dari kasur dan kurasakan kakiku menginjak sesuatu yang menarik mataku melihat kebawah.


"Ini kan beha cewek!" aku sedikit terkejut saat melihat apa yang aku injak. Mataku masih menyusuri lantai kamar itu. Terdapat celana dalam berwarna maroon bermotif renda di samping bh yang aku injak tadi, dikelilingi sebuah rok, dan kaos berwarna kuning cerah. Jantung semakin berdebar saat aku mendengar sebuah langkah kaki mendekati pintu kamar yang tertutup ini, membuatku menoleh dengan cepat untuk mengetahui siapa pemilik barang-barang 'haram' yang aku lihat barusan.


Krieett.


Pintu kamar terbuka. Perempuan. Dia nampak terkejut.


"Eh, kakak udah bangun? Aku udah buatin sarapan dibawah. Yuk kak, makan dulu" ucapnya dengan riang seakan tidak terjadi apa-apa. Aku masih melongo tidak percaya.


Perempuan itu.


Gadis itu.


"ANIN?!"


“Eh? Iya, ini Anin kak. Kakak lupa ya? semalem kan kakak tidur dirumah aku gara-gara kehujanan.” iya menatapku dengan heran. Aku masih terkaget.

Pagi ini ia rupanya sudah bersiap, entah ingin kemana. Ia mengenakan kaos dengan gambar hati kecil dibagian tengahnya, dengan celana hitam yang sedikit kebesaran yang aku tidak tau namanya apa. Aku menelan ludah.

Ia cantik sekali.

“Ayo sarapan dulu!” ia menarik tanganku kebawah, sementara aku masih kaget karena bangun di tempat yang asing bagiku. Sesampainya dibawah, sudah ada 2 piring nasi goreng di meja makan, beserta segelas kopi hitam dan susu.

“Tada~ Anin yang masak loh kak, semoga enak ya!” ia mengangkat sepiring nasi goreng itu kearahku dan tersenyum. Bisa bisa diabetes aku jika seharian ini begini. Karena lapar, aku segera duduk, berdoa, lalu menyendok sedikti nasi goreng buatan Anin.

“Gimana kak? Enak kan?!” iya terlihat antusias menunggu responku.

Aku memejamkan mata, merasakan nasi goreng itu melalui indra pengecapanku.

“Enak. Beneran enak. Cobain deh kamu juga sarapan ayok!” ucapku seraya menyerahkan piring yang lain kearah Anin, yang langsung disambut dengan senyum bahagia olehnya. Selama sarapan, kami mengobrol banyak hal. Kehidupan masing-masing, musik, film, motorku, rumahnya, dan beberapa hal kecil.

Selesai makan, aku pamit pulang kepada Anin namun segera ia cegah. Ia mengatakan kalo aku boleh mandi terlebih dahulu disini. Tanpa berlama-lama, aku segera menuju kamar mandi untuk mandi.

“GEDE BANGET ANJAY!” aku menganga begitu melihat kamar mandinya yang mungkin luasnya setengah dari kamarnya. Terdapat sebuah shower, kloset duduk, wastafel lengkap dengan kacanya, dan sebuah ruang kosong ditengah-tengah barang-barang itu. Sejurus kemudian, aku melepas celana ku dan bergegas mandi. Semua kotoran yang menempel di tubuhku sejak kemarin ikut hanyut bersama dengan kucuran air dari shower yang berada diatas kepalaku.

Tiba-tiba, sepasang tangan memelukku dari belakang. Aku jelas kaget, namun yang pertama kulihat adalah apakah kaki si pemeluk ini berada di tanah. Ternyata iya.

“Anin pengen mandi bareng kakak.” Bisiknya lembut ditelingaku, diiringi dengan semakin tegangnya penisku. Aku menelan ludah sesaat.

“Kita baru kenal kemarin Nin.”

“Gapapa. Aku Cuma pingin sama kakak.” Ia membalikan tubuhku menghadapnya.

Anin sudah bertelanjang bulat rupanya. Kulitnya putih mulus tanpa celah, badannya sedikit berisi namun tidak gendut, payudaranya terlihat menantang dengan puting yang sedikit menampakan warna pink. Aku menelan ludah lagi lalu melirik kebawah. Vaginanya mulus tanpa bulu-bulu disekitarnya, mungkin Anin baru saja mencukurnya. Aku bersama penisku makin tegang dibuatnya.

Tanpa izinku, ia mencium bibirku dengan lembut, yang langsung aku balas.

“Emmhh...” desahan Anin tertahan karena ciumanku. Lidahnya berusaha masuk melewati rongga mulutku yang langsung disambut dengan hangat oleh lidahku. Tangan kanannya memegang penisku lembut sementara tangan kananku berusaha menggapai toketnya.

“Emmhh... enak kak..” desahnya saat tanganku berhasil menggapai toketnya dan meremasnya lembut. Ciuman kami terlepas, lalu ia berbisik di telingaku.

“Aku sayang kakak.” Suaranya lembut, dan aku bisa merasakan nafasnya mulai berat. Aku tersenyum lalu kembali menciumnya dengan lebih hebat dari sebelumnya.



break;
 
Hai Halo kak!
Aku baru update nih hehe, mumpung kerjaan belum mengganggu dengan hebatnya.

Gimana? Gimana? Penasaran gak? :horey:
Kira-kira siapa ya yang nelfon Tama pagi buta kayak gitu?
Kenapa Anin mendadak suka sama Tama?
Kenapa eh kenapa berjudi itu haram..

eh
beda ya.


By the way,
cara menulis saya mungkin agak berbeda dari yang lain, karena saya memang suka cara penulisan seperti di novel-novel gitu. kebanyakan asupan novel romance dari ekhem soalnya.

By the way lagi,
ada yang tau judul lagu "Jepang" yang dinyanyiin Tama diatas apa? :p



Selamat menunggu update selanjutnya ya kak.
Terimakasih sudah membaca :)
 
Terakhir diubah:
ilustrasi main char berbanding terbalik ama yang asli
Ah iya kak, akumah apa atuh kalo di aslinya mah :( cuman butiran debu :(

Hati2 GRE @shaniagracia om2nya mesum
parah nih om-om lulusan amriknya disebut mesum :D

Iyaaa makasih banyak kak!

hayoo kemaren ngevote siapaaa?



gapapa, asal taun depan ikutan vote agar aku bisa senbatsu lagi kak!
hmm, vote siapa yaa?~~~

1 vote 1 ronde ya GRE? Eh gimana... Gimana?
mon maap, gimana kak gimana?....
 
Nice update hu di tunggu kelanjutannya

Walaupun kentang:aduh::aduh::aduh:

semoga suhunya rajin update biar gak kentang

Di tunggu next updatenya hu semangat nulisnya biar cepat update lagi
 
Wkwkwk lol lol

Suhu nya Blink :pandaketawa:

Wah ini suhu panutan rajin update, nggak kayak yang itu, yang ceritanya nggak update-update.

*haciwww* terima kasih Viny kapan update * haciawww

Uhuk! Puppy Love~
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd