Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY MUKTI atau MATI

Part 1 Kmbalinya sang Priyagung



Fajar mulai menyingsing saat Lintang Kinasih perlahan terbangun dari tidur pulasnya. Kicau burung sikatan juga makin menyadarkan dirinya klo hari sudah berganti lagi.

Wanita berparas manis itu termenung sejenak begitu melihat di sekelilingnya tak menemukan sosok yang hampir semalaman begitu perkasa menggaulinya.

Hampir saja kemudian dia melompat turun dari ranjang bambu wulung andaikata tak menyadari dirinya sama sekali tak mengenakan sehelai benang pun untuk menutupi tubuhnya yang mulus putih bersih seperti pualam.

Segera saja wanita itu membenahi dirinya lalu bergegas ke halaman belakang rumah, namun lagi lagi Lintang Kinasih hanya tertegun ketika melihat yang di carinya tidak ada di belik air pancuran.

"Kangmas...!!!...dimana kamu kakang..?" teriaknya dengan hati yang seperti putus.

Hampir saja Lintang Kinasih yang mulai putus asa itu berteriak teriak sebelum senyumnya terkembang saat dirinya melihat Wirasaloka muncul dari samping rumah dengan di tangannya menenteng seekor ayam jantan hutan besar yang telah mati di sembelihnya.

"Nimas Kinasih ada apa kenapa berteriak teriak?" tanya Wirasaloka yang raut mukanya menandakan sebuah kecemasan.

"Maaf kangmas kukira kamu telah meninggalkanku sendirian disini" jawab wanita manis itu sambil tersenyum manis lalu mendekat ke arah lelaki yang telah berhasil sepenuhnya merampas hatinya itu.

"Ahh...bukankah semalam kita telah sepakat untuk pergi ke Pakubanjaran" kata Wirasaloka

"Tapi kau tiba tiba saja tidak ada di sisiku kangmas..."

"Sudahlah nimas, sekarang segeralah berbenah sebentar lagi kita bergegas ke kedaton untuk menjemput pasukanku yang tersisa"

"Baiklah kangmas...tapi bukankah kedaton di Panjalu kini telah di kuasai pasukan Demak"

"Iya Nimas karena itu kita kesana minta diri untuk pamit sekalian membawa pasukanku yang tersisa pulang ke Pakubanjaran"

"Tapi kangmas...apakah aku harus ikut masuk ke kedaton bersamamu?"

"Tentu saja Nimas...bukankah kau tak berkeberatan?"

"Tapi kangmas tau posisiku sebelumnya, apakah nanti tak akan jadi masalah buat kangmas?"

Mendengar penuturan itu Wirasaloka memang jadi merenung sejenak, ia lalu berfikir tentang kecemasan yang di takutkan Lintang Kinasih memang cukup beralasan karena sebelumnya justru wanita itu berada di pihak yang berseberangan dengan Demak.

"Kurasa Pangeran Unus dan pimpinan lainnya akan bersikap bijaksana Nimas bukankah kau juga hanya sekedar ikut menjalankan perintah saja bersama mendiang suamimu"

"Iya kangmas kami seperguruan sebagaimana perguruan yang lain memang di minta Patih Udara untuk membantu Majapahit sebab keterikatan persaudaraan meski kakang Jaka Kumbara pun bukannya tanpa pamrih pribadi kecuali akan di janjikan sebuah kedudukan di istana sebagai perwira utama wiratamtama dengan pangkat yang cukup tinggi"

"Iya nimas aku mengerti tapi biarlah kita tak usah pikirkan semua itu lagi juga aku sendiri yang tak tau pamrihku pribadi apa, yang jelas kita harus segera pergi dari sini seperti rencana kita sebelumnya meski ada ingin untuk sowan ke tempatmu di Tengger namun aku pertama tama harus memastikan pasukanku yang tinggal segelintir itu sampai di Pakubanjaran dulu"

"Iya kangmas baiklah aku menurut padamu meski aku tak tau apabila justru setelah sampai di kedaton aku akan di hukum pancung"

"Tentu saja aku takkan membiarkan hal itu terjadi padamu Nimas"

"Iya kangmas baiklah aku akan membersihkan diriku dulu"

"Baiklah aku akan membuat sarapan pagi buat kita Nimas"

Sejenak kemudian keduanya telah tenggelam dalam aktifitas masing masing, sebelum pada akhirnya mereka berdua menikmati sarapan pagi dengan daging ayam panggang yang masih hangat sambil memandangi panorama pagi gunung kelud yang sungguh indah saat terbuai sinar matahari yang seakan malu malu mengintip dari balik punggungnya.

Lalu setelah membereskan dan merapikan rumah yang telah lebih dari sepekan ini mereka tempati, keduanya segera bergegas.

"Kemaren kulihat ilmu meringankan tubuhmu cukup tinggi Nimas"

"Kenapa, apakah kangmas ingin mengajakku berpacu sampai ke kedaton?"

"Hahahaa...siapa takut...tapi memang ada baiknya buatmu Nimas itung itung sebagai pemanasan pertama buatmu"

"Baiklah marilah kangmas kejar aku"

Lalu tiba tiba saja Lintang Kinasih telah melesat secepat kilat berlari menyusuri sebuah jalan rumpil penuh perdu di sekelilingnya yang kemudian tersusul oleh Wirasaloka yang juga mampu menyusulnya meskipun Wirasaloka hanyalah seperti melangkah gontai saja.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd