NastarPelangi
Tukang Semprot
- Daftar
- 26 Mar 2014
- Post
- 1.140
- Like diterima
- 413
MERAIH CINTA
by nastar pelangi a.k.a apelberacun
by nastar pelangi a.k.a apelberacun
INDEX
.......AKAN DI UPDATE.....
MERAIH CINTA I
“Aku cinta sama kamu, Ra!”
ucap suara itu. Terngiang di benakku, berkali-kali. Hampir tanpa henti.
Mengusik seluruh inderaku. Mengancam syaraf otakku. Membuatku tak bisa berpikir apa apa lagi selain memikirkan lelaki yang menyuarakan kalimat itu.
Hhh..aku hanya bisa menghela nafas, berat. Untuk mengusir segala yang menjadi bahan pikiranku. Walau aku tahu, itu tak akan berlangsung lama.
Dirga. Nama lelaki yang baru beberapa jam lalu mengatakan isi hatinya, dan juga merupakan pria yang selama ini mengisi hari hariku sebagai seorang yang tak lebih dari “teman main”. Istilah kerennya… “friend-zone”.
Pria yang selalu kupercaya, akan tetap jadi temanku selamanya. Namun hari ini, dia mengucapkan sesuatu yang tak pernah kubayangkan. Yang selalu kutampik, ketika teman-teman cewekku menakutiku tentang “bagaimana kalau dia menyukaiku”. Karena aku sangat yakin. Kalau dia tidak akan pernah menyukaiku.
Entah keyakinan darimana, aku juga tak dapat menjawab. Aku hanya mempercayainya di dalam hatiku. Dan tak pernah mau memikirkan kemungkinan itu.
“Memangnya aku ga boleh cemburu?” katanya suatu hari.
Di bawah teriknya mentari yang menyorot area taman kampus 3 tahun lalu, saat kami sedang duduk membicarakan pacarku (sekarang sudah mantan).
Waktu itu aku hanya berpikir dia bercanda, namun saat kuingat ulang… kemungkinan dulu dia serius mengatakan cemburu padaku, jantungku berdegup kencang.
Kaget akan kenyataan dan ketidakpekaanku terhadap sosok yang bernama Dirga.
Apakah selama itu dia menyukaiku? Ataukah sebelumnya dia sudah memiliki perasaan khusus padaku?
Astagaaaa bagaimana bisa aku begitu bodoh???
***
Mau aku jemput?
Notifikasi pop up menyala di handphoneku saat aku sedang mengeringkan rambut di depan meja rias kamarku.
Oh God. itu Dirga.
Dan dia menawarkan untuk menjemputku.
Dan… ini pertama kalinya aku merasa bingung. Harus bagaimana menghadapinya nanti.
Kalau kutolak, jelas sekali ini akan menjadi kekecewaan yang berat untuknya. Aku sengaja menjauh, hubungan kami menjadi awkward mungkin. Dan akan sangat sulit lagi memulai semuanya.
Kalau kuterima, aku tidak tahu harus bersikap seperti bagaimana nanti.
Ini situasi mengerikan.
Aku benar-benar benci menghadapinya.
Huft.
Aku sudah di depan.
Pop up di handphoneku menyala kembali. Oh yeah, aku lupa kalau dia tidak pernah menunggu jawaban untuk setiap tindakan yang dilakukannya.
Tunggu.
Jawabku pada akhirnya. lalu kesentuh ikon send.
Que sera sera.
***
Terakhir diubah: