Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Meraih Cinta

apakah thread ini pantas dilanjutkan?

  • ya

    Votes: 56 91,8%
  • tidak

    Votes: 5 8,2%

  • Total voters
    61

NastarPelangi

Tukang Semprot
Daftar
26 Mar 2014
Post
1.140
Like diterima
412
Bimabet

MERAIH CINTA
by nastar pelangi a.k.a apelberacun



INDEX
.......AKAN DI UPDATE.....







MERAIH CINTA I




“Aku cinta sama kamu, Ra!”

ucap suara itu. Terngiang di benakku, berkali-kali. Hampir tanpa henti.

Mengusik seluruh inderaku. Mengancam syaraf otakku. Membuatku tak bisa berpikir apa apa lagi selain memikirkan lelaki yang menyuarakan kalimat itu.

Hhh..aku hanya bisa menghela nafas, berat. Untuk mengusir segala yang menjadi bahan pikiranku. Walau aku tahu, itu tak akan berlangsung lama.

Dirga. Nama lelaki yang baru beberapa jam lalu mengatakan isi hatinya, dan juga merupakan pria yang selama ini mengisi hari hariku sebagai seorang yang tak lebih dari “teman main”. Istilah kerennya… “friend-zone”.

Pria yang selalu kupercaya, akan tetap jadi temanku selamanya. Namun hari ini, dia mengucapkan sesuatu yang tak pernah kubayangkan. Yang selalu kutampik, ketika teman-teman cewekku menakutiku tentang “bagaimana kalau dia menyukaiku”. Karena aku sangat yakin. Kalau dia tidak akan pernah menyukaiku.

Entah keyakinan darimana, aku juga tak dapat menjawab. Aku hanya mempercayainya di dalam hatiku. Dan tak pernah mau memikirkan kemungkinan itu.

“Memangnya aku ga boleh cemburu?” katanya suatu hari.

Di bawah teriknya mentari yang menyorot area taman kampus 3 tahun lalu, saat kami sedang duduk membicarakan pacarku (sekarang sudah mantan).

Waktu itu aku hanya berpikir dia bercanda, namun saat kuingat ulang… kemungkinan dulu dia serius mengatakan cemburu padaku, jantungku berdegup kencang.

Kaget akan kenyataan dan ketidakpekaanku terhadap sosok yang bernama Dirga.

Apakah selama itu dia menyukaiku? Ataukah sebelumnya dia sudah memiliki perasaan khusus padaku?

Astagaaaa bagaimana bisa aku begitu bodoh???



***



Mau aku jemput?

Notifikasi pop up menyala di handphoneku saat aku sedang mengeringkan rambut di depan meja rias kamarku.

Oh God. itu Dirga.

Dan dia menawarkan untuk menjemputku.

Dan… ini pertama kalinya aku merasa bingung. Harus bagaimana menghadapinya nanti.

Kalau kutolak, jelas sekali ini akan menjadi kekecewaan yang berat untuknya. Aku sengaja menjauh, hubungan kami menjadi awkward mungkin. Dan akan sangat sulit lagi memulai semuanya.

Kalau kuterima, aku tidak tahu harus bersikap seperti bagaimana nanti.

Ini situasi mengerikan.

Aku benar-benar benci menghadapinya.


Huft.

Aku sudah di depan.


Pop up di handphoneku menyala kembali. Oh yeah, aku lupa kalau dia tidak pernah menunggu jawaban untuk setiap tindakan yang dilakukannya.

Tunggu.

Jawabku pada akhirnya. lalu kesentuh ikon send.

Que sera sera.

***
 
Terakhir diubah:
Bilangnya masih nanti", enggak taunya uda muncul aja :tendang:

Lanjut lah Sistah, pake segala bikin polling segala :bata:

Ijin ngelapak yes :ngeteh:










:Paws:
 
MERAIH CINTA II


Aku berjalan ke luar rumah, dan menemukan sebuah Honda Jazz hitam terparkir di luar gerbang rumahku. Saat aku semakin mendekat, kaca mobil itu terbuka dan sosok di dalamnya tersenyum, membuat jantungku sedikit berdegup lebih kencang daripada biasanya.

Bayangan itu pun kembali kepada saat dia mengucapkan kalimat cinta dengan raut wajah penuh kesungguhan dan…. Haish.. harus bersikap apa aku. Bagaimana kalau nanti aku salah tingkah menghadapinya? Kenapa dia harus mengucapkan kalimat haram antar sahabat sih?

“Masuk!” perintahnya. Sambil membukakan pintu dari dalam mobil. Yeah, ini tidak seperti adegan film romansa saat pria membukakan pintu untuk wanitanya dan menutupnya kembali sampai si wanita duduk manis di dalam kendaraan si pria.

Dirga hanya mencondongkan badannya dan membukakan pintu sedikit saja, seperti kebiasaannya dari dulu.

Benar-benar tidak peka.

Bagaimana dia bersikap kepada wanita yang kemarin ditembak benar-benar bukan perwujudan lelaki terbaik yang aku bayangkan. Memangnya dia tidak punya tanggung jawab alami yang mengharuskannya bersikap lebih baik pada “aku yang katanya dia cinta” kemarin itu?

Kupasang raut wajah masam. Karena kupikir, kalimatnya kemarin hanya angin lalu saja. Sementara aku sibuk berkonflik batin semalaman sampai kantung mataku menghitam. Dia bias tersenyum dan bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apapun.

Duh, apa pria semuanya seperti itu ya??

Tapi mantanku yang lain tidak tuh!

“Kamu kenapa jadi pendiam hari ini?” Tanya dia memecahkan suasana.

Aku memasang seat bealt dan menjawab, “Aku bukan pendiam. Aku hanya tidak tahu harus bersikap seperti apa pada sahabatku yang tiba-tiba menyatakan cinta padaku kemarin, tapi sekarang seolah bersikap tidak ada apa-apa, padahal aku memikirkannya semalaman mati-matian.”

Dia membeku.

Gila. Apa yang kukatakan barusan???

Aku takjub dengan kelebihanku yang mampu mengungkapkan isi hati segamblang itu padahal aku berniat untuk bersikap malu-malu semalam.

Entah ini bakat atau cacad. Aku merasa ingin menghilang saat ini juga.

Bila disuruh memilih, aku ingin menjadi cewek yang salah tingkah dan malu-malu kucing daripada harus menjadi malu saat otak dan mulutku tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tapi rasa malu yang aku rasa ini malah lebih parah dari sekedar malu malu imut, karena aku sudah mengatakan semuanya dengan jelas dan lugas, hingga membuatnya tersenyum menyeringai hingga terasa sangat menyebalkan. Wajahku mungkin sudah semerah tomat.

“Memangnya semalam aku bilang cinta sama kamu ya?kok aku lupa?” ucapnya dengan nada jahil.

“Tentu saja!!! Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Sampai kupingku terasa panas. Kalau kemarin kamu hanya iseng dan bercanda saja sebaiknya hentikan sekarang juga. Karena aku tidak mau repot-repot menanggapi candaan basi mu itu.”

Kesal sekali. Apa maksudnya bertanya seperti itu. Apa dia pikir candaan itu masuk akal? Membuatku menyesal saja.

“Siapa bilang bercanda? Aku serius kok.” Katanya, lalu tanpa aba-aba, dia mencondongkan badannya, memegang kursi jok yang aku duduki, dan secepat kilat bibirnya menyentuh pipiku. Lembut. Dan hangat

WHATTTT!! Sejak kapan kamu jadi suka mencium orang tanpa izin??” kaget dan berteriak, karena kejadian yang tak kuprediksi kembali terjadi.

“Cuma gitu doang. Biar percaya aja kalau aku serius. Aku Cuma melakukan hal yang harusnya sejak dulu sudah kulakukan.” Katanya, bersiap untuk menjalankan mobil miliknya. “Yuk berangkat.”

“Aku turun aja!” kataku kesal.

Sejak bertemu lagi seminggu lalu. Dan berpisah 2 tahun lalu. Dirga sepertinya berubah menjadi orang yang baru. Lelaki yang berbeda. Bukan yang dulu menjadi teman dekatku. Tapi kini dia menjadi lebih seperti seorang pria pada umumnya.

“Tidak bisa. Mobilnya udah terlanjur jalan Nona.” Katanya sambil menginjak pedal gas.

Aku cemberut. Dia tertawa ringan.
 
HAIIII~ sorry for typo.
sorry karena tulisannya bernar benar mentah. sudah sangaat lama sejak nulis terakhir kali.
sorry juga karena update annya dikit dikit, mudah2an bisa update tiap hari ya :hore:
sorry juga karena ceritanya agak beda sama yang lain. engga natural, karena inia murni fiksi.
pokoknya sorry karena ketidak sempurnaan tulisan ini.
:hore:

makasih juga buat semua yang masih inget sama saya~
kirain udah pada lupa semuaaa :hehe:
 
Pertamax
:haha:

Pantes tadi nanya IP address semprot, bikin cerita baru toh


namanya udah lama ga kesini, suka lupa bang~~~ :ngeteh:

Dirga.... hayu kemerdekaan RI 17 agustus :pandaketawa:

canda pel :pandapeace:

Lanjutkan

MERDEKAAAAA!!!!!!!!!!!! :haha:

Di lanjut lagi ya hu

Bilangnya masih nanti", enggak taunya uda muncul aja :tendang:

Lanjut lah Sistah, pake segala bikin polling segala :bata:

Ijin ngelapak yes :ngeteh:










:Paws:
silakan kakak~~~ bikin polling krena ga pede aja :o
Lanjut suhu:mantap::Peace:

makasi abang~
Ada suhu yg turun gunung :D
Monggo di lanjutken threadnya suhu :Peace::semangat:

makasi suhuuu
Nampang di pejwan dulu
:beer:

silakan kakak~
suhu NP kembali turun ke bumi nih....lanjut suhu

Wah ijin numpang tidur di mari hu

iya suhu, makasih,,,
 
Terakhir diubah:
HAIIII~ sorry for typo.
sorry karena tulisannya bernar benar mentah. sudah sangaat lama sejak nulis terakhir kali.
sorry juga karena update annya dikit dikit, mudah2an bisa update tiap hari ya :hore:
sorry juga karena ceritanya agak beda sama yang lain. engga natural, karena inia murni fiksi.
pokoknya sorry karena ketidak sempurnaan tulisan ini.
:hore:

makasih juga buat semua yang masih inget sama saya~
kirain udah pada lupa semuaaa :hehe:

Coba di apdet per beberapa jam sekali, biar luwes bin enggak kaku lagi jadinya :malu:

Bukan per 24 jam sekali loh ya :hammer:

Nuhun untuk apdet nya :kopi:









:Paws:
 
Thx updatenya om
Sempat terpisah 2 tahun, siapa meninggalkan siapa nih?
Keknya bener kurang panjang updatenya karena berasa gantung :ampun:
 
MERAIH CINTA III


“Rok kamu kependekkan.” Sahut Dirga protes.

Matanya tertuju sekilas pada paha ku yang sedang duduk menopangkan kaki dari yang satu ke kaki lainnya.

“Gak lah, Cuma ketarik dikit saat duduk aja kok. Kalo berdiri kan enggak. Dan… lagian yaaa, aku ga pake rok. Ini tuh baju terusan. Bukan atasan bawahan.” Jawabku sambil membenahi posisi dudukku, dan sedikit menarik baju itu ke bawah. Namun tak berpengaruh banyak.

Saat ini aku memakai casual dress berwarna kuning pucat bermotif floral lengan panjang, ukuran dressnya sekitar 15cm di atas lutut. Lalu hotpants yang juga berwarna kuning di dalamnya. Dan tentunya tidak lebih pendek dari dress itu sndiri.

“Tapi menurut mata lelaki, itu pendek Rara.” Tekannya.

“Ya kalau lelaki lihat biarin aja. Shodaqoh!”

“Kamu ngomong gitu aku share ke sosmed dibully netijen tau rasa loh.” Ucap dia, menekankan huruf J daripada Z, mungkin biar lebih dramatis.

“Duh… dulu kamu ga suka ngatur ngatur pakaian aku deh. Lagian kan kita gak pacaran. Ga ada ceritanya kamu boleh protes soal apa yang aku pakai. ” Balasku sambil melirik tajam.

“Yaa.. sebentar lagi juga kita pacaran. Kalau aku pacaran, kamu ga boleh pakai pakaian seksi di depan orang. Cuma di depan aku bolehnya. Hmm… ga pake baju juga boleh deh.” Dirga begitu percaya diri mengucapkannya. Sementara aku hanya membuka mulut. Lagi-lagi ucapannya begitu santai, namun membuat aku heran bukan main. Dia hanya senyum senyum ga jelas karena berhasil mempermainkanku.

“PEDE AMAT KAMU. Siapa juga yang mau buka baju depan kamu.”
“Ya kalau kamu gak mau. Aku yang bukain nanti.”

Astagaa…. Percakapan macam apa ini?

Aku bahkan belum pernah membahas kehidupan seksualku di depan lelaki ini. Tetapi kenapa dia begitu berani. Lalu aku harus bagaimana sekarang?? Aku harus illfeel?

“Becanda.” Kata Dirga kemudian, “Tapi, aku serius soal aku bakal jadi pacar kamu.”

“Apaan sih Dir?” aku bingung harus bagaimana menanggapinya kalau dia mengatakan itu.

“Daripada kamu terima cinta lelaki kayak siapa tuh, yang matanya sipit itu. Dia ga cocok buat kamu.”

Ah… Alex. Baru-baru ini dia mendengar kabar kalau ada lelaki mendekatiku bernama Alex. Track recordnya soal wanita lumayan jelek menurut kabar angin. Meski secara fisik, dia patut diperhitungkan. Tapi.. kenapa dia jadi ngatur-ngatur begini sih. Dan juga…

“Kita kan… dari dulu temen Dirga..” ucapku pelan.

Aku benar-benar tidak bisa membayangkan dia jadi pacarku. Aku berpegang teguh pada prinsip bahwa lelaki dan perempuan itu bisa bersahabat.

Mereka bisa bersahabat dekat tanpa pacaran. Bahkan aku sering bilang itu ke Dirga dari dulu. Aku dengan semangat berkoar-koar pada teman-temanku bahwa pertemananku dengan Dirga itu murni. Tanpa ada perasaan antar cowok-cewek seperti yang orang lain bilang.

Lelaki itu diam. beberapa saat, lalu menghentikan mobilnya di lampu merah. Sementara aku sibuk membalas chat whatsapp yang masuk ke handphoneku.

Akhirnya mobil itu berhenti di depan sebuah café tempat tujuanku siang ini. Aku membuka seatbealt dan memegang handle pintu sebelum tangannya menahanku dan menghentikan pergerakan yang akan kubuat saat itu. Wajahnya kini tepat di depanku. Mungkin hanya berjarak 5cm saja.

“Dulu aku masih cupu. Ga berani bilang perasaanku yang sebenarnya. Kalau sekarang aku berani berjuang, memangnya aku salah?” lalu wajahnya semakin mendekat.

Aku hanya bisa menahan nafas, karena suasana aneh ini.

“Hng… iya, aku mau keluar dulu. Udah ditungguin.”

Dia menghembuskan nafas. Lalu melepaskan kurungannya di sekitar tubuhku.

“Nanti kujemput.”

“Nggak!” teriakku spontan.

“Ah.. maksudnya… nanti.. aku ada janji lain…nanti aku hubungin lagi ya…”

***
 
Coba di apdet per beberapa jam sekali, biar luwes bin enggak kaku lagi jadinya :malu:

Bukan per 24 jam sekali loh ya :hammer:

Nuhun untuk apdet nya :kopi:









:Paws:
Kalau beberapa jam sekali ga kuat updatenya... :he:

Apelberacun ama cangcutberdasi sejenis bukan? :bingung:
bukan suhu, gakenal :ngeteh: dibaca ya cerita saya hu , makasih udah berkunjung~

Thx updatenya om
Sempat terpisah 2 tahun, siapa meninggalkan siapa nih?
Keknya bener kurang panjang updatenya karena berasa gantung :ampun:
kalalu cerita bersambung nggak gantung, namanya bukan cerbung dong hehehhehe....
updatenya terlalu pendeeeeek :pandatakut: lanjutkaaan

sengaja bang biar semangat nulisnya. kalau nunggu banyak malah males update,, sekalian biar mood nulis bener-bener bangkit sepenuhnyaaaa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd