Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Menggauli Istri Tua Pamanku (COPAS dari cerita lama + EDIT)

Bimabet
Menarik!!
Topiknya sih gak baru, tapi gaya penulisannya mengalir lancar. Jalinan cerita juga logis banget... Upaya Rafi ngentotin bi Linda sangat natural dengan mengekspose penolakan bi Linda. Bukan lgsg gampang ngentotin bibinya tp ada perlawanan... natural banget. Juga knp bi Linda jadi mau jg logis banget yaitu setelah dikecewakan suaminya...

Salut bro... topik sederhana tapi diolah dengan sangat baik. Feel sangat dapet...

Lanjutin dong...
 
Terakhir diubah:
Met malam suhu2 semproters, maaf agak lama eike absent hadir di forum. Maklum mayan banyak kerjaan di RL.
:ampun:
Baru sempat login lagi nih
Ini eike update lagi bagian terahir dari cerita Rafi. Moga2 pada suka yak
:fgenit:

KRIIIIIIIIING… Telepon sialan !! Kalau itu pamanku, ia benar-benar laki-laki yang menyebalkan !!! Makiku dalam hati.

( "Telepon keparat !! Suami tak tau diri !!!" )

Bi Linda menggeser pinggulnya berusaha meraih gagang telepon. Pinggulnya terus bergerak-gerak mengisyaratkanku untuk terus mengocok dan menusuk vaginanya dengan jariku.

"Haloo.. Haloo.." Bi Linda sama sekali tak berusaha menyembunyikan nafasnya yang tersengal-sengal. Gila, nekat sekali dia. "HALOO…" Ia mulai meninggikan suaranya. Setelah beberapa saat tak mendengar jawaban, bi Linda menggeletakkan begitu saja gagang telepon di atas sofa.

"Siapa itu bi ?? Mang Iyus ??"

"Tauk, ngga ada suaranya.. " Katanya seraya memeluk leherku dan mencium bibirku dengan kekangenan yang luar biasa. "Fiii.. " Desahnya manja, "Bibi mau.. , masukin penismu sekarang dong…. please…" Wah hebat. Bibiku ini sudah menggunakan terminologi Inggris ! Please, katanya.

"Sabar sebentar ya bii.." Ujarku tersenyum sambil mengeluarkan jemariku dari vaginanya. Lalu menggeser tubuh sintal bi Linda sehingga terduduk bersandar di sofa. Kakinya menggelosor ke lantai dengan sedikit mengangkang. "Bibi mau diapain Fi…?"

"Sshhhh.. nikmatin aja bi.." Aku mulai menciumi dan menyedot kedua buah dada montoknya. Lalu pelan-pelan bibirku mulai menyusuri perutnya yang semulus marmer itu ke arah selangkangan. Menyadari arah bibirku, perempuan itu mengepitkan kedua pahanya dan menahan kepalaku.

"Fi.. jangan Fi… jangan ke situ.. bibi Risih.."

"Hmm.. kenapa risih bi..? Kan kontol dan tangan saya sudah pernah masuk ke memek bibi ?"

"Dasar bandel.., bibi risih.. soalnya kalau kamu cium disitu.. kamu akan lihat semuanya.. bibi.. bibi malu.."

<< Jantung Nuke nyaris terlompat dari dadanya mendengar percakapan yang baru saja didengarnya. Ia masih memegang gagang telepon di rumahnya. Baru saja ia memberanikan diri untuk menelepon isteri tua suaminya untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Sebagai isteri muda, ia merasa tak enak menjadi penyebab pertengkaran suaminya dengan perempuan itu. Namun, entah mengapa, ketika isteri pertama suaminya itu menjawab teleponnya dengan nafas tersengal, Nuke merasa keberaniannya hilang. Ia juga merasa ada sesuatu yang luar biasa tengah terjadi pada perempuan itu. Dan Rafi, keponakan suaminya yang sedang berlibur itu, ternyata sudah pernah menyetubuhi Linda . Juga, anak muda itu pernah memasukkan jarinya ke dalam anu-nya Linda !! Oh, haruskah ia menceritakan ini pada suaminya ?? Pantaskah ia menguping perbuatan mereka ?? Pelan-pelan, Nuke kembali mendekatkan gagang telepon itu ke telinganya.

"Ngga apa-apa bi.. ngga usah malu.. memek perempuan kan sama dimana-mana ?" Terdengar suara lelaki itu berusaha menenangkan Linda . Oh, akankah keponakan suaminya itu berhasil mencium anu bibinya sendiri ? Tanpa sadar, Nuke menggigit bibir dengan perasaan tegang.

"FII !! Please.. ganti kata-kata kontol dan memek itu !! Bibi risih mendengarnya.. " Terdengar lelaki itu tertawa. "Oke.. gimana kalau penis dan vagina ? Sound better ??" Lalu terdengar suara orang berciuman. Nuke menelan ludah, dan menyilangkan kedua pahanya. Lama tak terdengar suara apa-apa. Oh, apa yang sedang mereka lakukan ? Tiba-tiba Nuke terperanjat oleh jeritan Linda .

"FIII..jangaaann.. pleaasee.. Bibi maluuu.. " Terdengar suaranya seperti orang hendak menangis. "Aaaaa Fii, jangan dipaksa dong… oh..ooohh.. ooooohhhhhh…" Lalu yang ada di telinga Nuke adalah rintihan dan erangan Linda penuh kenikmatan. Gila pemuda itu. Kelihatannya ia berhasil mencium dan menjilat anu-nya Linda . Oh, seperti apakah rasanya ?? Pasti luar biasa, karena suara perempuan itu tak melawan lagi dan cuma melolong-lolong keenakan.

"Ooohhh.. Fiii.. enak bangeeeeet…. Yah..yah..iyaaaahhh… sedot daging yang atas sayang.. yah itu..itu.. AAAAHHH.. sedot terus Fiii… sedot terruuusss…" Nuke mulai menggesek-gesekkan kedua pahanya. Ada perasaan geli dan gatal mengalir ke selangkangannya. Tiba-tiba ia terperanjat ketika mendengar suara mang Iyus tepat dibelakangnya.

"Gimana Nuk ? Sudah bicara dengan Linda ?" Nuke menutupi bulatan tempat bicara pada gagang telepon, takut suara suaminya terdengar oleh pasangan yang tengah asyik masyuk di ujung sana.

"Mmm belum, teleponnya masih bicara.." Katanya berbohong. Tampak suaminya menghela nafas. Nuke merasa kasihan melihat wajah suaminya itu. Lelaki malang, ia tak tau isteri pertamanya kini tengah asyik bergumul dengan keponakannya sendiri.

"Kalau begitu, ayo kita antar ibu ke dokter.."

"Emm, kang Iyus aja deh yang nganter.. Nuke mau coba telepon teh Linda dulu.. ngga enak rasanya.. " Suaminya hanya mengangkat bahu dan berlalu. Setelah mobil suaminya melesat keluar, Nuke buru-buru mengganti kebayanya dengan daster, tanpa beha, tanpa celana dalam. Lalu dengan segera meletakkan gagang telepon itu kembali di telinganya. >>


Bi Linda mengangkat kedua paha dan menyandarkannya di pundakku. Lidahku dengan rakus menjilat daging merah yang terletak diantara dua bibir vaginanya. Kedua bibir itu sudah terbuka lebar dikuak oleh kedua tanganku. Rasa asin dilidahku makin merangsang birahiku. Sesekali aku memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina itu dikombinasikan dengan sedotan-sedotanku pada vagina bi Linda . Perempuan itu menghentakkan pinggulnya sambil menjilati bibirnya sendiri. Tangannya menekan kepalaku dengan keras di selangkangannya.

<< Erangan dan rintihan Linda , membuat selangkangan Nuke semakin dipenuhi oleh rasa geli dan gatal. Brengsek. Kenapa aku jadi penasaran dengan permainan mereka ? Bagaimana akhirnya ? Hmm seperti apakah lelaki bernama Rafi itu ?

"Ohh Fii.. lidah kamu seperti penis.. enak banget keluar-masuk seperti itu.. bibi rasanya udah ngga tahan.. tolong masukin penis raksasamu sekarang dong Fiii.. please…" Penis raksasa ? Gila juga isteri tua suamiku itu, kata Nuke dalam hati. Kok dia ngga malu minta-minta dimasukin seperti itu ya? Sial, aku malah jadi penasaran. Seperti apa sih si Rafi itu ? Dan, mmm, sebesar apa sih penisnya ??

"Fii.. ayo dong.. bibi hampir keluar nihh.. hentikan sedotanmu sayang.. ayoo.." Huh. Nafsu perempuan itu ternyata besar juga. Pantas dia tak tahan oleh godaan keponakannya sendiri. Apalagi anu-suaminya sedang ada masalah. Oh, tak terasa sudah hampir 6 bulan saat terakhir aku merasakan sentuhan kang Iyus. Tiba-tiba perempuan itu merasa iri pada Linda . Bagaimanapun, isteri tua suaminya itu berani mengambil keputusan !! Nuke mengakui. Tiba-tiba terdengar suara gemerisik di sambungan telepon itu. "Aduh, telepon sialan, ngganggu aja !!" Terdengar makian Linda begitu jelas di telepon. Oh, rupanya perempuan itu kini terbaring dan kepalanya menindih gagang telepon yang masih tergeletak di sofa. Nuke berharap cemas semoga telepon itu tidak diputus. Lalu terdengar suara kecupan dan erangan. Oh mereka mulai lagi berciuman dengan bernafsu. Syukur mereka tetap tak peduli dengan teleponnya. Aku bisa membayangkan seorang pemuda tengah merayap di atas tubuh Linda , lalu perempuan itu membuka lebar-lebar pahanya.. lalu lelaki itu menempelkan penisnya di pintu vagina isteri tua suamiku itu.. lalu mendorong pelan-pelan pinggulnya.. " Yah Fii..yah… pelan-pelan Fii.. ouhh besarnyaaa.." Linda mulai merintih-rintih. Nuke menggesek-gesekkan pahanya. Berkali-kali ia menelan ludah. Jantungnya berdegup cepat. Oh, lelaki itu mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Linda !! Tangan isteri muda itu menyelip ke dalam selangkangannya. Ada kelembaban yang hangat terasa di sana.

"Uhhh.. Fii stop dulu sayang.. ssakiiit… hh.. hh.. hh.." Nuke sempat bergidik mendengar rintihan Linda . Seberapa besar punya-mu Rafi ? Oh, kenapa aku jadi tak sabar ingin bertemu dengan pemuda itu ? Nuke, jangan gila !! Kau kan tidak berharap pemuda itu melakukan apa yang diperbuatnya pada Linda kepadamu ? Nuke tidak tahu jawabnya. Andaikan ia tahu pun ia tak mau menjawabnya. Suara nafas Linda jelas sekali di telepon. Kentara sekali ia tengah menenangkan dirinya menahan sakit dan nikmat karena dimasuki penis keponakannya yang besar itu.

"Fi.. bibi sudah siap.. ayo.. masukkan semuanya.. yahhh..iyyaaAAAAAAHHHHH…." Oh, gila, gila.. penis besar itu pasti sudah masuk semua !!! Oh, terbayang nikmatnya. Terbayang rasa kesemutan dan pegal itu. Nuke teringat kala pertama kali suaminya merenggut keperawanannya. Ssss..ohhhh.. Isteri muda itu mulai menekan-nekan vaginanya dari luar daster. Lalu mulailah terdengar suara kecupan, suara erangan pasangan kasmaran itu yang seirama dengan bunyi sofa berderit-derit.

" Ahhh.. terus Fi.. teruuus.. lebih cepat..lebih cepaaaaat.." Jerit Linda . Dan suara derit pun terdengar lebih cepat. Oh, bisa kubayangkan pinggul lelaki itu naik-turun dengan cepat. Juga bisa kubayangkan suara vagina Linda berkecipak dihujam dengan keras oleh benda besar milik keponakan suamiku itu.

"Yahh.. sedot yang keras Fi.. sedot yang keraaas.. gigit puting bibi sayang.. gigit puting bibiiii… "

Oh, tiba-tiba Nuke mengeluh, bisakah aku seberuntung perempuan itu ? >>


Leherku terasa hampir patah dipeluk oleh bi Linda . Ia memintaku untuk menyedot buah dadanya sekuatku, menjilat putingnya secepatku, dan memompakan pinggulku sekerasnya. Tak kalah dengan tangannya, kedua kakinya merangkul erat pinggangku. Hentakan pinggulku membuat buah dada isteri pamanku itu berguncang-guncang keras. Mulutnya yang seksi terus menganga menghamburkan jeritan-jeritan birahi. Kaki indahnya yang masih mengenakan sepatu hak tinggi hitam itu, kini terangkat di udara seakan menyambut tusukan-tusukan penisku. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh membuat kulit kami terlihat mengkilat dan licin bila digesekkan satu sama lain. Otot tubuh bi Linda tiba-tiba menegang. Oh, apakah ia akan mencapai puncaknya ? Padahal aku belum apa-apa. Aku masih ingin lebih lama menikmati pergumulan ini.

<< Nafas Nuke mulai memburu. Jantungnya berpacu dengan gesekan tangan di selangkangannya. Aaaah, permainan panas Linda dengan anak muda itu benar-benar membuat vaginaku becek gila-gilaan. Beruntung rumah ini kosong, pikir perempuan berusia 30 itu seraya menyingsingkan dasternya sehingga vagina polos tak berbulu itu langsung menyentuh bantalan kursi. Sejak remaja ia telah mencukur habis bulu kemaluannya. Terasa lebih bersih, demikian alasannya. Lalu dengan cepat ditempelkannya jari tengah pada tonjolan daging di ujung atas bibir vaginanya. Kini, jantung Nuke berpacu dengan kocokan jari di klitorisnya. Ia mendesah, mendesis, seraya memegang gagang telepon itu dengan kuping dan pundaknya. Tangannya yang satu tengah membuka kancing dasternya dan menyelinap cepat mencari buah dada berukuran 36 itu. Ohh, nikmatnya sentuhan-sentuhan di buah dada, puting dan vaginaku. Pasti lebih nikmat lagi kalau tangan keponakan suamiku itu yang melakukannya. Ahhhh, ssssss, pemuda brengsek. Kenapa kau tidak menginap disini ?

"Fii.. kamu.. hhh.. udah mau keluar … hhh.. sayang..?? " Suara Linda terdengar serak dan terputus-putus. Nuke mempercepat putaran dan pelintiran di klitorisnya. Mulutnya menganga, rintihannya mulai terdengar keras. Tiba-tiba ia merasa seakan-akan vaginanya dipenuhi oleh penis keponakan suaminya itu, yang memompa dengan keras. Aaaaahh.

"Belum Fii..?? Kamu belum mau keluar ?? Ooohh bibi udah ngga tahan sayang.. bibi mau keluar.. ngga apa-apa ya bibi duluan.." Nuke mempercepat putarannya. Tangan satunya kini memilin dan menarik-narik putingnya dengan keras. Ia seakan bisa merasakan pompaan penis pemuda itu pada vagina Linda semakin cepat dan semakin cepat.. dinding vaginanya mulai berdenyut cepat, nafasnya semakin cepat.>>


Pinggulku menghentak semakin cepat dan cepat. Tubuh bi Linda terguncang kesana kemari, dan gelinjangnya tampak sudah tak karuan. Tiba-tiba pahanya menjepit keras, dan pinggulnya yang sedari tadi berputar-putar liar itu diangkat tinggi-tinggi dan..

"Ooooh… bibi keluar.. bibi keluaaaarrrr….NGGGGGGGGGGG…." Terdengar suara bi Linda merengek panjang. Tangannya menjambak rambutku dan serta mencakar pundakku. Matanya membelalak dan mulutnya meringis. Otot wajahnya tegang seperti orang yang tengah melahirkan. Ketika itu juga penisku terasa hangat disemprot oleh cairan orgasme bi Linda . Dan dinding vaginanya seperti menyempit meremas-remas penisku.

<< Aaaaaahhhh, Rafiiiii… aaaaahhhh aku.. aku juga keluaaaarrrr……. Nuke menghempaskan tubuhnya ke tembok. Gagang teleponnya terjatuh ke lantai. >>

Suara apa itu ? Seperti keluar dari gagang telepon yang tergeletak di sisi kepala bi Linda yang kini terbaring lemas, seperti orang yang kehilangan tulang-belulang. Ah, mungkin cuma imajinasiku saja. Aku menghentikan aktifitasku, dan menikmati keindahan wajah isteri pamanku yang sedang mengalami orgasmenya. Pipi ranum perempuan itu kini tampak memerah, buah dadanya mulai naik turun dengan irama teratur. Pelan-pelan wajah cantik itu membuka matanya, lalu dengan lembut ia mencium keningku dan dengan penuh kasih sayang memelukku erat.

"Terima kasih sayang, terima kasih.." Bi Linda memandangku dengan mata berbinar. "Kamu sudah menghilangkan dahaga bibi selama ini.. " "Sama-sama bi…, bibi juga merupakan perempuan diatas 40 yang tercantik dan terseksi yang pernah saya lihat. Ini kali pertama saya tidur dengan wanita seusia bibi. Dan…" Aku mencium bibirnya lembut. "…tingkah dan tubuh bibi ngga beda dengan perawan.. " Perempuan itu tergelak, lalu mencubit pinggangku. "Dasar perayu.. ayo kasih bibi satu menit untuk membersihkan diri, lalu giliran kamu bibi puaskan… " Ia mencabut penisku yang masih tegang dari vaginanya, lalu membimbingku ke kamar mandi. "Punyamu itu benar-benar mengerikan lho Fi.." Komentarnya ketika menyiramkan air dingin di tubuh kami berdua. Air dingin itu mendadak seakan memberi tenaga baru bagi kita berdua. Kesegarannya terasa mengalir dari ujung rambut hingga ujung kaki. Setelah mengeringkan tubuh, perempuan itu menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Penisku yang sempat layu, kembali menegang menempel di perut mulusnya. "Hmmmm.." Ia bergumam kagum. "Si besar-mu itu sudah siap rupanya ??" Aku mengangguk. "Kamu mau main di mana Fi ? Di kamar bibi..?" Aku menggeleng "Ngga bi.., ini kamar mang Iyus.. saya ngga mau.. bau kamar ini mengingatkan saya kalau bibi isteri paman saya.. dan itu membuat saya cemburu.." Bi Linda tersenyum bahagia mendengar kata-kataku itu, mukanya berbinar-binar persis seperti remaja yang sedang kasmaran. Ia pun mulai menggesek-gesekkan perutnya ke penisku membuat cairan bening itu keluar lagi membasahi pusar. "Kalau begitu kita main di sofa lagi ya..?" Tanpa menunggu jawaban, ia membimbingku menuju sofa. Gagang telepon itu masih tergeletak di sana. Sambil duduk, aku meraih gagang itu untuk kuletakkan kembali di tempatnya, namun bi Linda mencegah. "Jangan. Biarkan disitu. Bibi ngga mau diganggu oleh telepon dari pamanmu. Malam ini… kamulah suami bibi… dan seorang isteri yang baik akan melakukan apa saja untuk menyenangkan suaminya… ya ngga Fi..?"

<<Benar firasatku. Mereka akan memulai lagi permainan panasnya !! Tapi tak kusangka Linda sedemikian marahnya pada suamiku, ehm, suami kami. Seperti kemarahan yang terakumulasi lalu meletus dengan dahsyatnya. Oh kedengarannya mereka sudah mulai. Linda mulai mengerang dan merintih.. wah sedang diapakan dia ?? Hmh.. betapa beruntungnya kau Linda .. Semoga aku sempat mencicipi pemuda itu sebelum pulang ke Bandung !! Nuke melihat jam di dinding, sudah 45 menit sejak suaminya pergi ke dokter. Ahh, mudah-mudahan antreannya panjang. Lampu di kamar tengah itu padam. Nuke terbaring di atas kasur busa sambil menempelkan gagang telepon erat-erat di kupingnya. Tubuhnya telanjang bulat.>>

Sehabis menggosok-gosokkan jemariku di lipatan vaginanya, dengan gemas kuraih tubuh telanjang isteri pamanku itu dan kududukkan di pangkuanku dengan posisi saling berhadapan. Kakinya yang mulus itu mengangkang sehingga bagian bawah penisku menempel tepat di belahan vaginanya. Dadanya yang busung tepat berada di depan mulutku. Dengan segera kubenamkan mulutku di belahan buah dadanya. "Emmm.. " Bi Linda menggelinjang genit "Kamu suka sekali sama susu bibi ya..?" Sambil mulai menyedot putingnya aku mengangguk, Bi Linda mulai bergumam seperti orang terserang demam sambil memeluk leherku. Pantatnya digerakkannya maju mundur sehingga vaginanya menggesek-gesek batang penisku. Tak sampai 3 menit bergumul, bi Linda sudah terangsang kembali. Kasihan bibiku ini. Begitu lamanya ia menahan dahaga sehingga akibatnya, cepat sekali perempuan itu terangsang. "Ooohh Fiii.. bibi ngga tahan… " Tiba-tiba dengan cepat tangannya menangkap penisku, ia mengangkat pantatnya sedikit lalu menyelipkan kepala penisku di bibir vaginanya. Pelan-pelan, ia menurunkan pantatnya sehingga batang besar itu melesak ke dalam vaginanya yang, my god, sudah basah itu. "Aaah.. sss…aaahh.." Bi Linda mulai mendesis-desis merasakan kenikmatan di dinding vaginanya. Hmm, agak terlalu cepat prosesnya, pikirku. Lalu kuhentikan gerak pantat perempuan itu sehingga penis yang baru masuk seperempatnya itu tertahan di dalam. "Ohhh… kok ditahan Fi..?" Bi Linda bertanya dengan nada kecewa. "Ngga… saya ingin cara lain bi.. bibi ngga keberatan kan..?"

Tiba-tiba perempuan itu tersenyum malu dan melepaskan penisku dari jepitan vaginanya. Ia lalu merebahkan tubuhnya di atas tubuhku sambil memelukku mesra. "Maaf Fi, bibi lupa sama kamu. Bibi memang egois. Bibi cuma memikirkan bagaimana untuk secepatnya orgasme lagi.. Maklum, anak perawan.." Kami berdua tergelak. Bi Linda , bi Linda .. sayang kau isteri orang.

"Oke, kamu mau bibi ngapain supaya puas…"

"Coba bibi berlutut di depan saya.." Bi Linda tersenyum dan berlutut tepat di antara dua pahaku. Penisku kini tepat berada di dadanya yang montok. "Terus.. ngapain..?" Katanya polos.

"Tutup mata bibi dan buka mulut.. saya ingin mencium bibir bibi sambil berlutut.."

"Uuuhh.. macem-macem.. " Ujarnya manja, sambil menutup mata dan membuka mulutnya.

"Mulutnya kurang lebar bi.. saya ingin menjilat lidah bibi.."

<< Apa yang kau inginkan Rafi..? Jangan-jangan ia ingin agar Linda memasukkan….. >>

"MMMMM !!!! MMMMM !!!" Bi Linda menjerit-jerit kaget ketika kumasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ia terbelalak melihat batang besar itu bergerak keluar masuk rongga mulutnya. Tampak ia agak jijik dan risih sehingga beberapa kali tampak hendak meludahkan penis itu keluar. Namun, tanganku dengan kokoh menahan kepalanya untuk memaksa mencicipinya.

"Maaf bi, saya paling suka kalau penis saya dikulum. Saya takut kalau minta, bibi malah ngga mau. Nah, terpaksa saya agak maksa.. Tapi rasanya enak kan ?"

"MMMM !!!" Bi Linda menggumam keras sambil memperlihatkan ekspresi berpura-pura marah. Tapi, ia mulai menggerakkan kepalanya naik-turun tanpa paksaan. Nafasnya juga ikut memburu. Rupanya dengan mengulum penisku ia semakin terangsang birahinya..

"Yaaahh.. begitu bi.. tapi giginya jangan kena batang saya dong bi.. sakiit.. Naaahh begitu.. aouhh.. aaaaahhhh.."

<<Nuke memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut, lalu mengulumnya. Oh Rafiiii, kau benar laki-laki penuh fantasi. Benar dugaanku, kau memang menginginkan penismu dikulum dan dihisap. Oooh nasib, kenapa Linda selalu yang ditakdirkan untuk mendapat sesuatu pertama kali ? Perempuan itu kemudian meremas buah dadanya dengan keras. Telunjuknya serasa berubah menjadi penis besar milik keponakan suaminya itu, walaupun ia tak pernah melihat bentuk aslinya. Tiba-tiba ia merasa batinnya seakan mengucapkan sumpah; aku harus mendapatkan pemuda itu, apapun resikonya !!>>

"Bii.. sekarang sambil masuk keluar, lidah bibi digoyang dong.. supaya kena urat sebelah bawah yang deket kepala.. yaaahh..YAAAHHH.. GITUU.. addouww.. BII.. ENNAAAK.. aahhh.." Aku mulai menggelinjang-gelinjang. Tubuhku kini bersandar dengan santai di sofa dan hanya pinggulku yang bergoyang-goyang mengikuti irama keluar-masuk mulut isteri pamanku itu. Bi Linda memang orang yang cepat belajar. Terbukti tanpa petunjuk, ia mulai mengembangkan sendiri teknik-teknik oral sex. Seperti yang sedang ia lakukan saat ini, bi Linda tengah menyedot sambil sesekali menggigit urat sensitif di bawah kepala penisku. Lalu, ia juga mengecup dan mencubit-cubit dengan bibir batang penisku dari arah kepala sampai kedua bola di pangkalnya. Dan yang gila, ia kini bisa mengkombinasikan antara kuluman dan kocokan tangan. Penisku digenggamnya di bagian atas lalu diturunkannya ke pangkal batang. Ketika bagian kepala penisku keluar dari ujung genggamannya, mulutnya langsung menyambut untuk dikulum. Demikian seterusnya. Aku hanya bisa berkata "Biiii.. bibiiii… ennnaaakkk..aaahhh.." seraya membelai-belai punggungnya yang putih mulus itu. Kadang-kadang belaianku itu mendekati belahan pantatnya, yang sesekali kuremas gemas.

<<Hebat kau Linda , aku iri padamu. Kau bisa membuat pemuda itu mengerang keenakan dengan sedotan dan hisapanmu. Itu berarti, kau ahli memuaskan lelaki. >>

Aku mencabut penisku dari mulutnya lalu mengecup bibirnya mesra. "Terima kasih bi... bibi memang baik sekali…" "Tapi, kamu kan belum keluar Fi..?" "Hehe.. nanti juga keluar sendiri.. bi.. pinjam susunya dong.." Aku meletakkan penis besarku di belahan buah dada bibiku yang montok itu. Seakan sudah berpengalaman, perempuan itu menjepit penisku dengan buah dada kiri kanannya, lalu pelan-pelan mulai bergerak naik turun. "Oaaaaaah…oaaaaahh..biii..bibiiii jepitan susunya enak bangeeeett.. penis saya rasanya diremes-remes.. aaaaahhhh…"

<<Nuke mengangkat kedua pahanya sehingga dengkulnya nyaris menyentuh buah dadanya, lalu ia memasukkan jari tengahnya ke dalam liang vaginanya. Aaaaahhh.. aku tak tahan lagi mendengar permainan mereka.. Aku ingin cepat-cepat orgasme lagi… Dan perempuan itu mulai memutar-mutarkan jarinya di liang lembab itu. Rafi, Linda , kalian memang gila. Belum pernah aku mendengar kisah persetubuhan sepanas kalian. Apalagi yang sedang kalian lakukan sekarang. Menjepit penis dengan kedua buah dada ? Lalu, si lelaki menggerakkan penisnya maju mundur ? Ohhh benar-benar sensasional !!! Tiba-tiba didengarnya suara pemuda itu berkata, "Bii.. saya ngga tahan lagi.. bibi benar-benar merangsang birahi saya.. Coba sekarang bibi berdiri menungging. Pegang dudukan sofa ini.."

"Begini Fi..?"

"Yak... betul. Kakinya dibuka agak lebar.. yak. Fuuuhh.. Pantat bibi seksi sekaliii.. " Terdengar suara pemuda itu seperti memuja sesuatu.

"Kalau bibi goyang seperti ini, kamu suka ?? " Linda mulai menggoda dengan nada senang. Tentu saja senang. Siapa yang tak senang dipuji ?? Tanpa sadar Nuke berkata ketus dalam hati.

"Fi.. kamu mau masukin dari belakang ??"

"Yak.. ini satu lagi kesukaan saya.. bibi pernah melakukannya ?"

<<"Boro-borooo.." Nuke tersenyum masam mendengar jawaban Linda . Perempuan itu benar. Kang Iyus adalah lelaki tanpa fantasi. Baginya seks adalah suatu kewajiban. Bukan alat untuk mencapai kenikmatan. Nuke pun mulai bisa mengerti mengapa isteri tua suaminya itu nekad berselingkuh dengan keponakannya sendiri. Tiba-tiba terdengar suara Linda merintih-rintih.

"Sakit bi…?" Oh, pemuda itu mulai memasukkan penisnya dari belakang !! Ow, pasti nikmat sekali..!!>>


"Sedikit.. ssss… pelan-pelan ya sayang..?" Bi Linda mencengkeram kain dudukan sofa itu seraya menggigit bibir. Rupanya ia merasa sakit menerima peneterasi dari arah belakang untuk pertama kalinya. Baru separuh penisku memasuki vaginanya. Aku membelai pantat yang sedang menungging itu, terus ke arah punggung, lalu ke bawah menyambut buah dadanya yang bergelantungan. Kepalanya menengok ke belakang ingin melihat bagaimana penis besarku memasuki vaginanya.
:pantat:
"Coba dorong lagi Fi.. sedikit-sedikit ya..? " Aku mengangguk dan mendesakkan penisku semakin dalam. "Yaahh..iyyyaahhh.. RAFIIIIII…auh.. panjang sekali punyamu sayang…." Perempuan itu menjerit ketika seluruh penisku amblas tertanam dalam vaginanya yang becek itu. Lalu mulailah aku menikmati posisi kesukaanku itu. Kuhentakkan keras-keras pinggulku ke pantat bi Linda . Setiap hentakan menyebabkan pantatnya bergetar dan buah dadanya berayun keras. Setiap hentakan itu juga menyebabkan mulut seksi perempuan berusia 40 an itu menjerit dan meringis. Lalu kutempelkan perut dan dadaku di punggung mulusnya. Tangan kananku mulai meremas-remas kedua buah dadanya serta memilin putingnya, sedang tangan kiriku mengocok tonjolan daging di pangkal vagina yang dipenuhi oleh bulu-bulu keriting itu. "Aaahh.. aaahhh.. enak sekali 'Fii… posisi ini ennnaaakk…." Hampir 5 menit kami bergumul dalam posisi menungging. Tiba-tiba kurasakan desiran itu bergerak cepat dari ujung kepala, turun ke dada, melewati perut, dan terus ke selangkangan… Otot-ototku mulai menegang.. "Biii.. bibi…saya mau keluar biii.." "Ya sayang.. ayo sayang.. bibi juga mau keluar.. bibi juga mauuu.."

<<Ooohhhh Rafiii, aku jugaaaa… Nuke mempercepat tusukan jari tengah di vaginanya. Terdengar suara mobil suaminya memasuki halaman. Nuke tak peduli.>>

Aku mendekatkan kepalaku ke kepalanya, bi Linda menengok dan menyambut ciumanku dari belakang. Kami saling memagut sambil terus merasakan gesekan-gesekan di kelamin kami yang semakin cepat, kocokanku di klitorisnya yang semakin liar, remasanku di buah dadanya yang semakin keras, ciuman kami yang semakin buas diiringi "Mmmmmhh…mmmmhh.." yang semakin keras dan sering. Tiba-tiba otot-otot tubuh kami menegang, lalu semakin menegang, semakin menegang, lalu……

"BIBIIIIII SAYA KELUAAAAAARRR….. AAAAAAA AAAHH AAHHHH….."

"Bibi juga sayang, bibi juGAAA AAAAAAAHHH NGGGGGGGGGGGG……."

<<Tubuh Nuke meregang, lalu ia menusukkan jemarinya dalam-dalam. Dan.. aaouuuuuuhhhhh… aku orgasme.. aku orgasmeee !!!! Gila !! Untuk kedua kalinya !!! Terdengar suara pintu mobil dibuka. Nuke melompat, menutup telepon, membawa kasur busa dan menghilang ke balik kamar tidurnya.>>

Malam itu, atas permintaannya aku menyetubuhi bibiku sekali lagi di atas meja makan. Untuk membalas hutang tadi siang, begitu alasannya dengan nada gurau. Sesudah itu kamipun tidur berpelukan dengan mesra di kamarku sambil bertelanjang bulat. Sebelum tidur kami mengucapkan beberapa kata cinta dan berciuman lamaaaaaa sekali.

TAMAT EUY:fgenit:
 
Mantaaaap.hUuu....sekuel lanjutan nya dongg... trims atas Pertamax nya Ya...
 
Wah udah tamat.... padahal Nuke belum kamu cicipin Fi... ayo Rafi... sodok juga memek si Nuke... ( di cerita selanjutnya ya Fi....)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd