Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY Mengajari Tanggungjawab

"Enak Pak?"
"Iya Bu..."
"Kalau begitu, saya pamit dulu."
"Lho, mau ke mana?"
"Pulang, keburu Bapak bangun."

***

"Pak, ini lho, Erna katanya pingin dipijat."
"Eh, iya Nak Erna."

Kini Erna pun ikut dipijat. Awalnya hanya pijatan wajar. Kali kedua, Pak RT mulai mencoba, namun Erna tidak bereaksi. Kali ketiga, percobaan Pak RT makin berlebih. Kali ini Erna mulai memberi sinyal, walau secuil.

Hingga tiba saatnya tangan Pak RT mengurut sisi pinggang kiri yang berbatasan dengan payudara, Erna agak mengangkat bagian kirinya sehingga tangan Pak RT mulai menjamah daerah yang belum dia jamah. Jari Pak RT mulai menyentuh puting Erna. Desahan Erna membuat jari itu seperti bolak-balik menyentuh puting hingga akhirnya jempol Pak RT ikut membantu.

"Jangan pake tangan Pak!"
"Eh, iya Nak, maaf."

Erna membalikan tubuh hingga terlentang menantang.

"Pake mulut saja."

Tanpa menjawab, Pak RT lantas menyusu.

"Buka celananya Pak!"

Mendapat perintah seperti itu membuat Pak RT tak kuasa menolak. Kontolnya kini terbebas dari siksa celana dalam.

"Cepet masukin Pak!"
"Iya Nak!"

Dengan gaya biasa, Pak RT menyetubuhi Erna. Sensasi menikmati daun muda membuat Pak RT lupa diri hingga ejakulasi dini.

"Hihihi... Lain kali lagi ya Pak."
"Iya Nak."
"Sekarang, tamatin pijatnya ya. Bener – bener pegel nih."
"Eh iya."
"Pakai lagi dulu celananya."

Pak RT kini menyelesaikan pijatannya.

***

Kali pijatan kedua, Pak RT dibuat pasrah saat terlentang. Kontolnya dimainkan oleh memek Erna yang berputar liar sambil mencubit – cubit puting Pak RT.

***

Kali ke lima, di Rina dan suaminya sedang keluar.

"Jangan Pak, bosan," celoteh Erna saat Pak RT mulai menyentuhnya.
"Bosan bagaimana?"
"Bosan yang biasa."
"Terus maunya apa?"
"Kita main sandiwara yuk?"
"Sandiwara? Boleh."
"Pura – puranya, Bapak perkosa Erna!"
"Boleh."

Kini, Pak RT mencoba memperkosa Erna.

"Stop dulu Pak!"
"Kenapa?"
"Kurang liar Bapak mainnya."

Kini, Pak RT mencoba memperkosa Erna, dengan agak liar.

"Stop dulu Pak!"
"Kenapa lagi?"
"Kurang seru, Bapak ngomong kasar dong."
"Siap Nak!"

Kini, Pak RT mencoba memperkosa Erna, dengan agak liar, sambil berkata – kata kasar. Erna mencoba meronta dan meronta namun apa daya, tenaga Pak RT membuat Erna tak berdaya.

Pak RT menyetubuhi Erna sambil tangannya memegang kedua tangan Erna di atas kepala.

"Tampar pipi Erna Pak!"
"Hah, oh iya."

Pak RT menampar Erna.

"Itu sih bukan tamparan Pak"

Pak RT kembali menampar Erna.

"Kurang keras Pak!"

Pak RT menampar Erna lagi. Namun kali ini, setelah tangannya menampar kontolnya menyemburkan peju.

"Jangan dicabut dulu Pak!"
"Terus?"
"Pan ceritanya pemerkosaan. Jadi bapak ancam ini itu."
"Oh."

Pak RT lantas mengancam Erna agar tak melaporkan perkosaan ini. Jika lapor maka nyawanya akan melayang.
 
Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Rina. Biasa melihat Rina dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Rina yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster. Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Rina membacanya, berkas itu ditaruh di meja. Rina lantas ke dapur untuk membuat sirup.

Rina tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. "Silakan diminum dulu nak!" celoteh Rina lantas duduk. Rina memeriksa berkas, formalitas saja. "Bilang sama Pak RT ya, terimakasih."

"Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu."
"Iya, hati – hati ya. Terimakasih."
"Sama – sama Bu."

***

Setelah kepergiannya, Rina teringat percakapannya dengan Pak RT. Rina mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Rina masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Rina yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.

Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Rina meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Rina mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya. Apalagi saat ini sering terjadi seks bebas di kalangan remaja. Tentu akan lebih aman jika putra Pak RT menyalurkan hasrat - yang tentu saja manusiawi - kepada Rina, sehingga meminimalisir resiko.

***

Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Rina. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Rina membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Rina mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.

Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Rina lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Rina disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.

Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Rina berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Rina.

***

Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Rina sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Rina.

Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Rina tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Rina membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.

Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Rina. Sedang tangan kanan rina melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Rina lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Rina pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.

"Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?"
"Iya Bu."
"Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang."
"Iya."

***

Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Rina, namun tak menghalangi niat Rina. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.

Tidak perlu telanjang, Rina hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Rina mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Rina lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Rina lantas menggoyang pantatnya.

Goyangan Rina begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.

***

Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Rina tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.

***

Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Rina tak harus berinisiatif.

"Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga," kata Rina sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.

"Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk."
"Pura – pura bagaimana Bu?"
"Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam."
"Serius Bu?"
"Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy."
"Baiklah."
"Ayo, kamu mulai."

Adegan dimulai. Rina harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya. Setelah itu, daster Rina disingkapnya hingga Rina telentang di lantai. Dudung ngentot Rina sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Rina.

Setelah menyemprotkan peju di memek Rina, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Rina kurang menjiwai.
 
Rumah Pak RT sedang berduka. Anak dan istrinya tak menyangka Pak RT menemui ajal saat sedang bertugas. Ya, Pak RT dilaporkan meninggal saat sedang memijat tetangganya. Tidak ada yang merasa aneh, maka dari itu keluarga Pak RT dengan ikhlas merelakan kepergiannya.

***

Rina paham, setelah Pak RT menyetubuhinya bertubi – tubi, dengan dibumbui oleh obat kuat, membuat jantung Pak RT bekerja dengan ekstra. Setelah puas menikmati tubuh Rina, lantas Pak RT disuguhi video hasil editan yang menunjukan adegan pemerkosaan Erna oleh Pak RT. Namun, belum sempat Rina berkata – kata, Pak RT keburu memegang dada dan perlaya.

***

“Beli apa nih, kayaknya seneng bener.”
“Ini mah, alat pemerah susu kambing.”
“Lho, kamu mau mau ternak kambing?”
“Iya, coba mama nungging dulu, biar kita coba.”
“Nungging?”
“Iya, seriusan nih.”
“Oke deh.”

Setelah Rina siap di posisi, Erna memasah alat pemerah susu ke susu Rina, lantas menghidupkannya dengan menyambungkan saklar ke terminal listrik.

“Aw, geli – geli.”
“Iya, sabar saja. Tunggu dua puluh menitan ya.”

Setelah dua puluh menit, tentu tiada hasil yang keluar.

“Nah, tiap hari, mama perah susu mama selama enam sesi. Satu sesinya dua puluh menit.”
“Kamu tuh ada – ada saja.”
“Setelah pemerahan, pijat – pijat susu mama.”

***

Hari demi hari Rina nikmati dengan mesin pemerah. Tak terasa sudah enam minggu berlalu. Ajaib, kini sudah mulai bisa memproduksi susu, walau sedikit.
 
Hancur hati Bu RT, saat mengetahui kelakuan anaknya menjadi penyebab sakit jantung suaminya. Betapa terkejut hatinya saat melihat video adegan rudapaksa yang dilakukan oleh putra semata wayangnya terhadap tetangganya ini. Marah dan sayang bercampur, saat mendengar Rina mengucap pihak yang berwajib.



Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Rina, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Rina lantas menawarkan alternatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.



“Apa alternatifnya Bu?”

“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”

“Menggantikan bagaimana?”

“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”

“Astagfirullah, tapi...”

“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”

“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”

“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.

“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”

“Benarkah anak saya sebejat itu?”
“Ibu sudah lihat buktinya.”





***



Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.



Kini terasa sentuhan di perutnya.



***



Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Rina, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya. Bu RT paham, kepalanya digerakkan sehingga bibirnya seperti mengelus puting itu.



“Jilat Bu,” bisikan Rina terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.



“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.



***



Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.



“Mah, ngapain Mah?

“Lepasin Dudung Bu!”



Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.



“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”

“Minta apaan mah?”

“Minta ini dong.”



Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.



“Sudah Mah, hentikan.”

“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”



Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Rina, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.



Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.



“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”

“Iya Ma, Dudung mau.”

“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”

“Iya Bu Rina.”

“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”

“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”



***
 
Bimabet
Satu masalah terselesaikan, Erna merasa lega, karena sebelumnya merasa kurang fokus dengan kehadiran Pak RT sekeluarga. Renungan Erna agak sedikit terganggu.



“Eh. Terus Mah, sebentar lagi keluar...”



Duduk di sofa, dengan kaki mengangkang, Erna tentu tak bisa fokus. Jilatan dan hisapan ibunya di selangkangan membuat Erna orgasme.



Sang ayah hanya geleng – geleng kepala melihat kelakuan keluarganya...

***

Kini, setiap pagi keluarga Rina minum susu. Asi yang berhasil diperah oleh mesin pemerah cukup untuk minum susu tiap pagi. Erna minum di gelas. Rina dan suaminya minum dari mangkuk.



Erna senyum – senyum melihat ibu dan ayahnya minum seperti anjing. “Dijilat ya, jangan diseruput.” Erna lantas melepas ikat pinggangnya sendiri. Ikat pinggang tersebut Erna pecutkan ke pantat ayahnya. Ajaib, kontol ayahnya langsung tegang. “Kalau mau, kawini saja betinanya Yah.”



Tanpa pikir panjang, Rina lantas disetubuhi, tentu dengan gaya anjing, di hadapan putrinya. Mungkin karena suasana, tak butuh waktu lama bagi ayah hingga orgasme di memeknya.



Setelah itu, Rina kini sendiri, ditinggal suaminya bekerja dan putrinya sekolah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd