Lanjut:
Pak David keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk menutupi bagian bawah tubuhnya..."Kamu mau makan apa? Biar saya pesankan....jd habis mandi bisa langsung makan", kata Pak David yang melihat Linda terbaring malas diatas sofa nampak keletihan.
"Uhhhmm, saya mau nasi goreng seafood sama lemon tea aja Pak....iihh bapak kok ga pake baju?", jawab Linda dan terkejut melihat tubuh kekar Pak David yang hanya ditutupi bagian bawahnya dengan handuk, itupun batang kejantanan Pak David tampak menonjol dibalik balik handuk putih yang disediakan hotel.
"Kan kita dadakan nginepnya, saya ga bawa baju, kamu memang bawa? Mau pake apa buat tidur hayooo???...", goda Pak David sambil menatap Linda yang sedang berlalu ke kamar mandi.
"Uhhhhmmm...iyah, saya pake apa yah...ya udah saya mandi dulu aja Pak...", jawab Linda sekenanya dan segera masuk ke kamar mandi.
Selesai melakukan ritual mandi yang cukup lama karena sempat berendam di air hangat, Linda mendapati makan malam sudah tersedia dimeja, namun dia kini bingung harus mengenakan apa, terpaksa dia hanya menggunakan jubah mandi yang diikatkan seadanya untuk menutupi kemolekan tubuhnya, sedangkan Pak David sedang makan sambil menonton tv dengan lilitan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.
Linda duduk di dekat meja tempat makanan diletakkan sambil memakan makan malamnya, Pak David tampak asyik melihat tv yang kebetulan sedang memutar pertandingan sepak bola sambil menyeruput jus semangka yang konon katanya dapat meningkatkan libido. Tak seperti Frans yang kurang menyukai sepak bola, Pak David tampak antusias dan sesekali berteriak sendiri saat tim yang didukungnya nyaris mencetak gol.
"Pak, AC-nya saya kecilin ya...dingin...", kata Linda setelah menghabiskan makan malamnya, rambutnya terlihat masih sedikit basah karena habis keramas.
"Oohh..iya...kecilin aja...ehmm manis banget kamu habis mandi...", kata Pak David yang perhatiannya teralihkan ke Linda yang hanya mengenakan jubah mandi. Pak David mematikan tv dan menghampiri Linda yang sedang berdiri didepan AC memegang remote mencoba menurunkan suhunya, tangannya melingkar diperut Linda memeluknya dari belakang, sesuatu yang menonjol terasa mendesak menggesek pantat Linda yang tertutupi jubah mandi...."Buka jubahnya ya....", bisik Pak David sambil mencium tengkuk dan leher samping Linda.
Pak David membuka ikatan jubah mandi Linda, membiarkannya terbuka dan mulai meraba perut halus Linda hingga bagian kemaluannya yang biasa tercukur rapih. Penisnya yang mengacung bebas terlepas dari lilitan handuk menyelinap diantara pantat Linda, begitu hangat dan keras...."Sshhhh....manis sekali kamu sayang...", desah Pak David sambil mengusap pelan bagian atas belahan kemaluan Linda.
"Uhhhmm Pakkk...saya mau tidur pake jubah mandiiii...kok dibukaaa...", kata Linda setengah mendesah mendapatkan sentuhan rangsangan dari atasannya.
"Memang semalam kamu ga diminta tidur telanjang sama cowokmu...", kata Pak David tiba-tiba yang dengan kasar membalik tubuh Linda sambil memegang kuat kedua tangannya.
Linda terkejut dan tak menyangka Pak David akan berkata seperti itu, sebelum sempat menjawab, tubuhnya dihempaskan keatas tempat tidur dan ditindih Pak David yang seperti mencari sesuatu untuk mengikat kedua tangannya. Linda meronta dan berulangkali berkata jangan, namun tubuhnya yang mungil tidak setimpal dengan tenaga laki-laki Pak David yang lebih mendominan, kedua tangannya diangkat keatas, diikat menggunakan tali gesper Pak David dan dieratkan pada satu celah yang terdapat pada bagian depan dipan tempat tidur itu.
"Kamu ga usah meronta gini...nikmati aja...bapak akan kasih kamu sesuatu yang lebih baik dari cowokmu itu...", seringai Pak David sambil mencumbui leher Linda.
"Lepassiinn Pakkk...Linda gamau begini..", kata Linda yang tampak mulai menitikkan air mata.
Pak David sebenarnya tak tega, namun entah kenapa rasa cemburu membuatnya begitu egois ingin memiliki tubuh Linda untuk dirinya seorang..."Kamu nurut dulu yah...nanti dilepas ikatannya...buka memeknya yang lebar...", kata Pak David sambil memuntir puting susu Linda dan menatapnya dengan buas. Linda pasrah mengikuti keinginan atasannya, dia melebarkan kedua kakinya dan membuat lubang vaginanya menganga dengan kilatan cairan yang mulai membasahinya.
Linda terengah-engah saat tiba-tiba lidah Pak David menjilati klitorisnya..."Aarhhh...Pakkk", lidah atasannya itu kini mulai menyapu belahan kemaluannya sambil sesekali dia rasakan klitorisnya digigiti perlahan. Dalam posisi 'keterpaksaan' seperti itu, Linda merasakan sensasi berbeda yang ternyata membuatnya larut dalam kenikmatan.
Sapuan lidah Pak David tak berhenti membuatnya mengerang atau mendesah kenikmatan, Linda memekik pelan saat dirasakan dua jari Pak David mengoyak lubang vaginanya..."Ehmm...berapa kali kamu disetubuhi pacarmu semalem sayangg....??", tanya Pak David sambil mengoyak-ngoyak lubang vagina Linda dan sesekali menyapu klitorisnya.
"Uurrghhmm...Pakkk...Linda ga inget...ada beberapa kali semalemmm...sshhh ahhh...", Linda menjawab dengan desahan-desahan menahan nikmatnya rangsangan yang diterimanya. Saat jemarinya masih memainkan lubang vagina Linda, Pak David merayap pelan menciumi perut Linda dan berakhir di kedua bukit indah dengan puting susu yang mencuat..."Arrgghhh Pakkkkk....", Linda terpekik orgasme saat puting susunya dikulumi bersamaan dengan permainan nakal jari Pak David didalam lubang vaginanya.
"Kamu mau nurut sekarang?...", tanya Pak David pelan sambil menatap wajah manis Linda yang terkulai lemas dengan tatapan sayu yang menambah gairah. Tak ada jawaban, hanya anggukan pelan tanda setuju dari Linda.
Pak David melepaskan ikatan tali pinggangnya dipergelangan tangan Linda, ada bekas merah yang tertinggal..."Maaf yahhh...kamu nungging sayang..***ntian bapak mau setubuhi kamu...", pinta Pak David sambil mengecup bibir Linda pelan.
Agak lemas dan lunglai karena baru mendapatkan orgasmenya, Linda membalikkan tubuhnya membelakangi Pak David serta tangannya bertumpu pada kepala dipan tempat tidur...."Pelan-pelan yahhh Pak...arrggghhh", baru saja dia meminta perlakuan lebih lembut dari atasannya, tiba-tiba lubang vaginanya sudah disodoki penis besar Pak David dalam-dalam.
"Ssshhh ahhh, enaknya pacarmu ngentotin kamu semaleman...msh sempit gini memeknya...", racau Pak David sambil mencengkram pinggul Linda dan menyodoki penisnya kedalam lubang vagina Linda dengan cepat. Kepala penisnya terasa menyentuh dinding rahim Linda, dan belum lagi pijatan dinding vagina Linda membuat penisnya terasa dipijat...Pak David mengerang keenakkan sementara tangannya mencengkram apa saja dari tubuh Linda, baik pinggul, pantat, bahkan kedua payudara mungil Linda yang bergerak kesana kesini mengikuti ritme permainan.
Linda terpejam menikmati tiap sodokan yang dirasakan dalam lubang vaginanya, semalam dia memang baru merasakannya bersama Frans, namun sensasinya dengan Pak David begitu berbeda, begitu membara dan terburu nafsu. Frans biasa melakukannya perlahan, dan bahkan tak seberapa lama biasanya sudah keluar, namun Pak David seperti ingin membiarkan Linda orgasme berkali-kali baru memuntahkan cairan kenikmatannya sendiri.
"Pakkk...Linda mau keluarr lagii...arrhhh...jgn dicubit putingnyyaaa...", untuk kedua kalinya Linda orgasme, putingnya terasa perih bekas kuluman dan cubitan gemas Pak David.
Pak David mencabut penisnya yang dipenuhi cairan dari lubang vagina Linda, dia menatap pantat bulat yang tak seberapa besar namun begitu menggairahkan itu, dia memegang kedua pantat Linda bersamaan dan meremasnya serta membukanya pelan-pelan menampakkan lubang yang seharusnya tidak boleh dimasuki. Pak David begitu penasaran...."Lindaaa...kamu pernah dianal?...", kata Pak David tiba-tiba yang disambut penolakan langsung dari Linda.
"Enggakkk Pakkk...jangannn...belummm..Linda gamau, sakittt", jawab Linda spontan mencoba membalikkan badan namun ditahan Pak David yang sepertinya tak butuh persetujuan Linda lagi.
Lubang pantat Linda diolesi cairan dari dalam lubang vaginanya menggunakan kepala penis yang masih tegak perkasa, dengan bantuan sedikit jari Pak David mengolesinya perlahan sementara tangan satunya lagi mencengkram kuat bahu Linda agar tidak berbalik.
"Kamu nikmati saja pelan-pelan....jgn melawan, nanti malah sakit...", kata Pak David yang mulai mendorong kepala penisnya menerobos lubang pantat Linda yang masih perawan.
"Uurhhmmm...ahhh..sakiiittt", erang Linda saat sedikit demi sedikit kepala penis itu mulai merangsek masuk.
Pelan-pelan Pak David mendorong penisnya kedalam lubang pantat Linda, penisnya pun terasa ngilu memasuki lubang sempit yang belum pernah dimasuki penis siapapun itu, namun dia ingin menguasai Linda sepenuhnya..."Bapak doronggg Lindaaa...arrggg...sempitnya", Pak David mendorong kuat penisnya sehingga amblas tiga perempat bagian diikuti teriakan Linda yang disertai tetesan air mata, Linda kesakitan rupanya.
Penis besar itu berkedut-kedut dan diam sesaat dalam lubang pantat Linda, setelah mulai terbiasa, Pak David mengoyaknya perlahan maju mundur dengan ritme pelan agar Linda tak sampai kesakitan.
"Pakkk..sakiittt...masukin dimemek Linda aja Pakkk...", rintih Linda yang baru belajar menikmati sensasi anal yang memang belum pernah dialaminya.
Pak David biar bagaimanapun tak tega dengan Linda, dia mencabut penisnya dan kembali menyodoki lubang vagina Linda yang sudah tidak sebasah sebelumnya, sesaat dia melihat lubang pantat Linda yang kemerahan setelah dikoyak penis besarnya, dia masih ingin menganal Linda namun harus menahan diri dulu agar bawahannya itu merasa nyaman.
Tak butuh waktu lama Linda kembali orgasme dan terkulai telungkup diatas tempat tidur..."Sshhh ahhh...Linda istirahat dulu Pakkk....perihh memek sama lubang satunya...", pinta Linda memelas sambil berbaring telungkup.
Pak David membalik tubuh Linda dan menciumi wajah serta mengulum lembut bibirnya..."Sayang...Bapak belum keluar...kamu ngangkang aja....kasih memeknya buat Bapakk...", kata Pak David yang sepertinya belum rela menyelesaikan permainannya. Dia menindih tubuh Linda yang dengan terpaksa membuka lebar kedua pahanya seperti wanita yang hendak melahirkan, lubang vaginanya yang terbuka lebar kembali dimasuki perlahan penis Pak David yang herannya masih begitu perkasa. Linda terpejam sambil menggigit bibirnya sendiri saat kepala penis atasannya itu menyentuh dinding rahimnya, sementara bagian batangnya menggeseki klitorisnya.
Dalam posisi konvensional seperti itu, Pak David dengan leluasa menciumi leher Linda dan melahap kedua payudara mungil Linda yang sebenarnya masih menyisakan bekas memar dari Frans sebelumnya, Pak David tahu akan hal itu dan malah membuatnya tambah bernafsu menimbulkan bekas yang tak kalah merahnya dengan bekas dari Frans.
"Jangan digigitin kenceng-kenceng Pak...perihhhh putingnya...arrggghhh Pak Davidddd", rintih Linda sambil menjambaki rambut dan memiting tubuh bagian bawah atasannya yang sibuk melumati payudara sambil menyodoki penisnya.
Tiba-tiba tubuh Pak David menegang..."Arrgghhh Lindaaaa...", penisnya tertancap dalam-dalam menyemburkan cairan sperma yang terasa hangat dalam lubang vagina Linda.
Linda panik dan disaat yang sama kembali mendapatkan orgasmenyaa..."Aahhhh..Pakkk...kok didalemmm....sshhh..ahhh", ujar Linda pelan sambil mencengkram kuat punggung Pak David yang masiih menegang memuncratkan spermanya tak tersisa dalam lubang kemaluan Linda.
"Memang pacarmu keluar diluar semalem?...", kata Pak David yang terkulai lemas rebah diatas tubuh Linda, penisnya masih didalam lubang vagina bawahannya itu dan mulai melayu.
"Iyahhh...kalo Linda hamilll gimana Pakkk?", kata Linda polos sambil menyeka kerinat dikeningnya.
"Anggep aja anak saya sama pacarmu heheheh", goda Pak David yang disambut Linda dengan mencubit perut Pak David.
Mereka rebah ditempat tidur dalam keadaan telanjang sambil menerawang dalam kesunyian..."Pak....Pak David sering anal sama cewek lain?", tanya Linda memecah kesunyian.
"Uhhmm enggak, baru sama kamu...supaya jadi yang pertama, Bapak sayang kamu...", jawab Pak David gombal sambil mengusap pipi Linda.
Sekitar satu jam lebih mereka bermain cinta dan kelelahan, tak sadar mereka tertidur dalam ketelanjangan saling berpelukan...namun malam tetaplah malam dan terkadang jahanam, dalam keterusikan ditengah malam....sang penis perkasa kembali bangkit mencari 'rumah'nya.